Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri

mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dari

peristiwa kehamilan dikenal dengan istilah primigravida dan multigravida.

Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali sedangkan

multigravida adalah ibu hamil yang sebelumnya sudah pernah hamil lebih

dari satu kali. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi

fisiologi, selain perubahan tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan

dalam kehamilan seperti kelelahan, keputihan, ngidam, sering buang air

kencing dan mual muntah. Perubahan ini terjadi akibat adanya

ketidakseimbangan hormon progestrogen dan estrogen yakni hormon

kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses

kehamilan. Beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman di

antaranya adalah mual dan muntah. Bagi 50% wanita hamil, emesis

gravidarum yang dikenal dengan istilah morning sickness (rasa mual di

pagi hari) menjadi bagian yang tidak enak dalam kehamilan (Pertiwi,

2012).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester satu. Emesis

gravidarum merupakan keluhan umum yang menyertai kehamilan namun

jika mual dan muntah berkelanjutan dapat menjadi hiperemesis

gravidarum yang akan berdampak buruk pada ibu maupun janin. Emesis

1
2

Gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat

perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium

yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2007).

Emesis Gravidarum akan bertambah berat menjadi hyperemesis

gravidarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum

maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan

frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin

berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat

melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan

makanan ke jaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan

oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya (Pertiwi, 2012)

Angka kejadian mual muntah di dunia yaitu 70%-80% dari jumlah

ibu hamil (Haridawati, 2020). Menurut World Health Organization

(WHO), jumlah kejadian emesis gravidarum sedikitnya 15% dari semua

wanita hamil. Data Survey Demogradi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Angka kejadian emesis gravidarum di Indonesia selama 2018 sebanyak

1.864 (5,31%) dari 21.581 ibu hamil dan tahun 2019 mengalami

peningkatan yaitu 1.904 orang (5,42%) dari 25.234 ibu hamil yang

memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan (Depkes, 2019).

Di Jawa Timur sendiri angka kejadian emesis gravidarum sebesar

10% - 15% dari jumlah ibu hamil sebanyak 182.815 pada tahun 2016

(Depkes RI, 2017). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti pada tanggal 06 Juni 2023 di TPMB Hermin Kristi Rahayu


3

terdapat 20 orang ibu hamil dimana 17 orang (85%) ibu hamil mengalami

emesis gravidarum pada kehamilan trimester I dan 2, yang tidak

mengalami emesis gravidarum hanya 3 orang (15%).

Emesis gravidarum dapat berdampak pada beberapa tingkatan

seperti fungsi fisik (gangguan kerja, kegiatan rumah tangga), fungsi

psikologis (kecemasan, depresi), dan fungsi sosial (gangguan kegiatan

sosial). Emesis gravidarum jarang menjadi sumber kematian, tetapi

merupakan sumber morbiditas yang signifikan. Dampak dari emesis

gravidarum yaitu malnutrisi pada ibu dan janin, hingga terjadinya

komplikasi selama kehamilan. Pengalaman traumatis kehamilan

sebelumnya dengan riwayat hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan

wanita untuk mengakhiri kehamilan atau memutuskan untuk tidak

memiliki anak lagi (Puri kresna, 2021).

Faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum salah satunya

adalah paritas. Paritas merupakan banyaknya kelahiran hidup yang

dipunyai oleh seorang wanita. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara,

multipara dan grandemultipara. Mual dan muntah dapat terjadi pada 60-

80% primigravida dan 40-60% pada multigravida, satu diantara seribu

kehamilan yang belum mampu untuk beradaptasi dengan hormon estrogen

dan koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis

gravidarum. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah

mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin

karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan

(Prawirohardjo, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Vicki


4

& Herdini, 2012) terhadap 56 responden menunjukkan bahwa ada

hubungan paritas pada ibu hamil trimester satu dengan kejadian emesis

gravidarum di puskesmas teras. Hasil pengamatan pada saat penelitian di

kota Bandar lampung diketahui terjadinya emesis gravidarum pada ibu

hamil trimester satu yang tinggi dapat dipengaruhi oleh paritas (Novita &

rosadewi, 2019).

Dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan paritas ibu hamil trimester satu dengan

kejadian emesis gravidarum di TPMB Hermin Kristi Rahayu Di Desa

Ringintelu Bangorejo Banyuwangi Tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan paritas ibu hamil trimester satu dengan

kejadian emesis gravidarum di TPMB Hermin Kristi Rahayu Di Desa

Ringintelu Bangorejo Banyuwangi Tahun 2023 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan paritas ibu hamil trimester satu

dengan kejadian emesis gravidarum di TPMB Hermin Kristi

Rahayu Di Desa Ringintelu Bangorejo Banyuwangi Tahun 2023.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi proporsi paritas pada ibu hamil trimester satu

di TPMB Hermin Kristi Rahayu Di Desa Ringintelu Bangorejo

Banyuwangi Tahun 2023.


5

2. Mengidentifikasi kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil

trimester satu di TPMB Hermin Kristi Rahayu Di Desa

Ringintelu Bangorejo Banyuwangi Tahun 2023.

3. Menganalisis hubungan paritas ibu hamil trimester satu dengan

kejadian emesis gravidarum di TPMB Hermin Kristi Rahayu

Di Desa Ringintelu Bangorejo Banyuwangi Tahun 2023.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan kesehatan di masyarakat, terutama pentingnya

pemeriksaan kehamilan untuk mengatasi ketidaknyamanan dalam

kehamilan salah satunya emesis gravidarum pada ibu hamil

trimester satu.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi petugas kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas

kesehatan khususnya bidan untuk mendapatkan gambaran

paritas sebagai faktor predisposisi kejadian emesis gravidarum

pada ibu hamil trimester satu sehingga dapat meningkatkan

upaya mengatasi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester

satu.

2. Bagi peneliti

Sebagai bahan kajian pustaka dan data untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya.
6

3. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat menambah informasi bagi masyarakat tentang

paritas sebagai faktor kejadian emesis gravidarum pada ibu

hamil trimester satu sehingga dapat meningkatkan pemahaman

tentang paritas sebagai faktor predisposisi kejadian emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester satu.

4. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

lembaga pendidikan, agar dapat merencanakan kegiatan

pendidikan dalam konteks asuhan kebidanan secara

menyeluruh, khususnya bagi ibu-ibu hamil yang merasakan

ketidaknyamanan (mual muntah/emesis gravidarum) pada

trimester satu, sehingga lulusan prodi kebidanan diharapkan

mampu memberikan kontribusinya dalam pelayanan kesehatan

ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai