PENDAHULUAN
dan 2003 dari 33 menjadi 29 aborsi per 1.000 wanita berusia 15 – 44 tahun. Di
Asia Timur, tingkat aborsi diperkirakan pada tahun 2003 adalah 28 per 1.000
wanita usia subur. Di Selatan Asia Tengah, tingkat aborsinya adalah 27 per
1.000 wanita usia subur. Asia Tenggara merupakan daerah dengan tingkat
aborsi tertinggi pada tahun 2003 yaitu 39 per 1.000 wanita usia subur. Tingkat
aborsi paling rendah di Asia Barat yaitu 24 per 1.000 wanita usia subur. 1
defenisi WHO, abortus adalah hilangnya janin atau embrio dengan berat
kurang dari 500 gram setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan.Semakin
muda kehamilan maka semakin mungkin terjadi abortus. Sekitar 75% angka
60% terjadi sebelum 12 minggu.2 Angka kejadian abortus yang pasti sukar
ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila
telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai
gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah
sakit.3
1
inkomplete diperkirakan terjadi pada 10-15% kehamilan.4 Studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo pada
57,4% .5
misalnya faktor paritas dan usia ibu.6Paritas adalah kelahiran bayi yang
mampu bertahan hidup. Paritas dicapai pada usia kehamilan 20 minggu atau
paritas dan semakin bertambahnya usia ibu. Usia kehamilan saat terjadinya
RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2006 menyatakan bahwa ibu hamil yang
paritasnya >3 mempunyai resiko abortus 5,534 kali lebih besar dibanding ibu
hamil yang paritasnya <3 kali, dan terdapat hubungan bermakna paritas
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui serta
2
1.2 rumusan masalah
adalah apakah terdapat hubungan paritas, frekuensi koitus, dan pekerjaan ibu
Makassar?
3
1.4 manfaat penelitian
penelitian ini.
3. Bagi Peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dicapai pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram.7
menjadi :
a. Nullipara
b. Primipara
c. Multipara
d. Grandemultipara
5
2.1.3 pengaruh paritas terhadap kehamilan
a. Abortus
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
graviditas.10
b. Partus premature
c. Perdarahan postpartum
6
dengan asuhan obstetrik yang lebih baik, sedangkan resiko pada
direncanakan.14
Abortus adalah fetus dengan berat kurang dari 500 gram atau umur
kehamilan kurang dari 20 minggu pada saat keluar dari uterus , yang
setelah itu angka ini cepat menurun. Risiko abortus spontan meningkat
seiring dengan paritas dan usia ibu. Frekuensi abortus yang secara
dari 20 tahun menjadi 26 persen pada mereka yang usianya lebih dari
40 tahun .13
60%).20
7
c. Lingkungan endometrium kurang sempurna sehingga suplai zat
makanan terganggu.20
a. Usia ibu
8
untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih
hamil dengan usia <20 tahun dan >35 tahun mempunyai resiko
abortus 3,808 kali lebih besar dibanding ibu hamil dengan usia 20-
abortus.17
b. Paritas ibu
9
ketiga dan seterusnya. Demikian juga dengan paritas 0 dan lebih
lebih besar dibanding ibu hamil yang paritasnya <3 kali, dan
c. Usia kehamilan
terjadinya abortus.31
e. Pekerjaan
Pada saat ibu bekerja dia akan mengalami stress yang berlebihan
10
pada pembuluh darah yang berakibat kurangnya aliran darah ke
dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin erat
11
kalau terjadi abortus.Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan
ovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed aborted). Pada
janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
a. Abortus imminens
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dan dapat pula disertai
b. Abortus insipiens
komplit.19
c. Abortus inkompletus
12
Abortus Inkompletus adalah perdarahan kehamilan muda dimana
kanalis servikalis.19
d. Abortus kompletus
e. Missed abortion
g. Abortus habitualis
13
a. Perdarahan bisa sedikit atau banyak.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
liang vagina.
lunak.22
14
c. Pemeriksaan penunjang
mungkin.
2.3.1 definisi
15
2.4 Tinjauan umum tentang pekerjaan
2.4.1 definisi
2.4.2 klasifikasi
a. Pekerjaan ringan.
1) Menulis, mengetik
2) Menjahit, merajut
4) Kerja kantor
5) Kerja laboratorium
6) Menyapu lantai
b. Pekerjaan sedang.
1) Bertani, berkebun
5) Menarik/mendayung becak
7) Kerja-kerja lain
c. Pekerjaan berat.
16
1) Kerja buruh kasar
2) Pandai besi
4) Kuli bangunan.29
17
2.5 kerangka berfikir
Perdarahan
dalam
desidua
Perubahan
nekrotik pada
implantasi, Hasil konsepsi
Kontraksi
infiltrasi dan sel- terlepas seluruh
uterus Abortus
sel radang akut atau sebagian
Keterangan :
Variabel yang tidak diteliti
Variabel independent
Variabel dependent
18
2.5.2 kerangka konsep
Paritas
Frekuensi
koitus
Abortus
Pekerjaan
Usia ibu
Variabel perancuh
Variabel dependent
19
2.6 hipotesis
yang dirumuskan.
1. H0 : tidak ada hubungan antara paritas, frekuensi koitus, dan pekerjaan ibu
Makassar.
2. H1: ada hubungan antara paritas, frekuensi koitus, dan pekerjaan ibu
Makassar.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
sectional.
1. Metode analitik
2. Case control
April 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dirawat di
Desember 2017.
21
3.4. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini merupakan ibu hamil yang mengalami abortus
31 Desember 2017.
Ket:
n = jumlah subjek
Alpha (α) = kesalahan tipe satu ditetapkan 5%, hipotesis satu arah
22
Beta (β) = kesalahan tipe dua ditetapkan 10%
ditetapkan 0,5
2
(1,64 + 1,28)
n= +3
1 + 0,5
0,5ln
1 – 0,5
n = 31,3 ≈ 32
1. Variabel Independent
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Paritas, frekuensi koitus, dan
pekerjaan.
2. Variabel Dependent
23
3.7 Definisi Operasional
bayi 2. Primipara
yangmampubertahanhi 3. Multipara
dicapaipada usia
kehamilan20 minggu
gram.7
2. Abortus 1. Perdarahan sedikit Nominal
AbortusInkompletusad
atau banyak.
inkompletus
alahperdarahankehamil 2. Rasa mulas
24
5. Perdarahan tidak akan
berhenti sebelum sisa
janin dapat
dikeluarkan dapat
menyebabkan syok.
3 Pekerjaan Adalah kebutuhan yang 1. Pekerjaan ringan. Nominal
menunjang
kehidupannya dan
kehidupan keluarga.30
4 Frekuensi koitus Kekerapan 1. Terimester pertama 2 Kategorik
3. Trimester ketiga 1
kali perminggu.26
a. Bahan
Rekam Medik ibu hamil dengan abortus inkompletus yang dirawat inap
Desember 2017.
b. Alat
25
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer sebagai
penelitian.
c. Jenis Data
d. Cara Kerja
eksklusi. Dari catatan rekam medis akan dilihat kriteria objektif masing-
masing variabel sebagai data sampel. Setelah itu data akan dianalisis dan
Penelitian ini telah mendapat izin dari Direktur RSUD Sitti Khadijah
eksklusi.
c. Analisis Data
26
Setelah memperoleh data yang diiginkan, selanjutnya data dianalisis,
Kesimpulan
27
menggunakan program komputer SPSS for Windows v.23.00.Uji statistik
3.11Etika Penelitian
c. Peneliti menulis semua hasil penggalian dan pengkajian data secara jujur,
aslinya.
BAB IV
28
4.1 Gambaran Umum
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang
Sulawesi Selatan.
Didirikan pada tanggal 18 November 1962 dengan status Balai Kesehatan Ibu
dan Anak (BKIA) dan pada tanggal 26 Mei 1976 berubah status menjadi
Rumah Bersalin (RB) kemudian pada tanggal 17 Mei 1994 menjadi Rumah
statusnya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dengan izin sementara
2/V/2002 dan telah mendapatkan izin tetap dari Direktur Jenderal Pelayanan
29
c. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta tempat
meningkatkan peransertanya.
umumnya.
Rumah sakit ibu dan anak sitti khadijah 1 muhammadiyah cabang Makassar
lil alamin.
2) Poliklinik Anak
3) Poliklinik Umum
4) Poliklinik Fisioterapi
30
c. Instalasi Rawat Inap
1) Kamar Bersalin
2) Kamar Bayi
3) Kamar Nifas
4) Kamar Perawatan
1) Kamar Operasi
2) Kamar Pemulihan
a. Instalasi Laboratorium
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Gizi
e. Unit Radiologi
31
BAB V
Tabel 5.1
Distribusi Abortus Inkompletus Pada Ibu Hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Cabang Makassar Tahun 2017
n %
1. Ya 32 50
2. Tidak 32 50
Total 64 100
Sumber : Analisis SPSS 23 tanggal 12 Maret 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa wanita hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
32
2. Distribusi paritas pada ibu hamil
Untuk mengetahui distribusi paritas pada ibu hamil di RSIA Sitti Khadijah
di bawah ini.
Tabel 5.2
Distribusi Paritas Pada Ibu Hamil di RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah
Cabang Makassar Tahun 2017
No. Paritas Jumlah
n %
Total 64 100
Sumber : Analisis SPSS 23 tanggal 12 Maret 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa wanita hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
Untuk mengetahui distribusi frekuensi koitus pada ibu hamil di RSIA Sitti
33
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Koitus Pada Ibu Hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Cabang Makassar Tahun 2017
No. Frekuensi koitus Jumlah
n %
Total 64 100
Sumber : Analisis SPSS 23 tanggal 12 Maret 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa wanita hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
sebanyak 16 orang (25%), dan wanita hamil dengan frekuensi koitus >2
orang (10,9%).
Tabel 5.4
Distribusi Pekerjaan Pada Ibu Hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Cabang Makassar Tahun 2017
No. Pekerjaan Jumlah
34
n %
1. Ringan 49 76,6
2. Sedang 15 23,4
Total 64 100
Sumber : Analisis SPSS 23 tanggal 12 Maret 2018
Dari tabel diatas terlihat bahwa wanita hamil di RSIA Sitti Khadijah 1
terikat digunakan analisis bivariat dengan uji statistik Spearman, dapat dilihat
1. Paritas
Tabel 5.5
35
Dari tabel di atas telihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di RSIA Sitti
memiliki paritas <3 kali adalah 59 orang (92,2%), dimana yang tidak
hamil yang memiliki paritas >3 kalisebanyak 5 orang (7,8%), dimana yang
sama dengan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan
2. Frekuensi koitus
Tabel 5.6
36
Dari tabel di atas telihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di RSIA Sitti
Sedangkan ibu hamil yang melakukan aktifitas seksual <2 kali ditrimester 1
sama dengan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi koitus dengan
3. Pekerjaan
Tabel 5.7
37
1. Ringan 29 45,3 20 31,3 49 76,6
2. Sedang 3 4,7 12 18,8 15 23,4 0,007
Total 32 50 32 50 64 100
Sumber : Analisis SPSS 23 tanggal 12 Maret 2018
Dari tabel di atas telihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di RSIA Sitti
sama dengan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian
abortus inkomplet.
5.2 pembahasan
abortus inkomplet.
38
Pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan
terdapat ibu hamil yang berada pada paritas berisiko tetapi ada yang
mengalami abortus inkomplet dan ada juga ibu hamil yang tidak
sama dengan ibu hamil yang mengalami abortus inkomplet. Hal ini
pekerjaan dimana ibu yang melakukan aktifitas seksual saat hamil bisa
39
seterusnya.Demikian juga dengan paritas 0 dan lebih dari 4 merupakan
resiko abortus 5,534 kali lebih besar dibanding ibu hamil yang
kejadian abortus.17
abortus inkomplet.
40
<0,05 yang menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima atau sama dengan
inkomplet.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa, pada saat ibu
bekerja dia akan mengalami stress yang berlebihan dan itu bisa
ibu yang bekerja lebih banyak mengalami abortus, sebaliknya ibu yang
mengalami abortus.33
kondisi ini dapat memicu angka kejadian abortus pada ibu hamil yang
41
bekerja pada bidang pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau fisik
yang stabil.33
42
BAB VI
6.1 kesimpulan
paritas, frekuensi koitus, dan pekerjaan ibu hamil terhadap kejadian abortus
1. Pada penelitian ini dari 3 variabel yang diteliti terdapat 2 variabel yang
hamil.
faktor lain seperti pada variable lainnya yang diteliti yaitufrekuensi koitus
dan pekerjaan dimana ibu yang melakukan aktifitas seksual saat hamil bisa
43
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil dengan
6.2 saran
1. Bagi calon ibu hamil untuk lebih menjaga gaya hidup seperti pekerjaan
dan aktivitas seksual saat kehamilan untuk menghindari resiko yang akan
diminimalkan.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Makassar, Puskesmas dan Bidan desa serta
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Astari, Resha, 2015, Hubungan Usia Ibu dan Paritas Ibu Dengan Kejadian
2. Benson, R.C & Pernoll, M.L. 2009. Obstetri & Ginekologi (Benson and
Sarwono Prawirohardjo
Kutoarjo.
Cipta
Sarwono Prawirohardjo.
7. Varney H. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Hal : 369.
45
11. Beck S, Wojdyla D, Say L, Betran AP, Merialdi M, Requejo JH, et al.
Organ. 88(1):31–8.
12. Shaikh K, Premji SS, Rose MS, Kazi A, Khowaja S, Tough S. 2011. The
13. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
14. Wiknjosastro H. 2013. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Yayasan Bina
16. Manuaba. 1998. Gawat Darurat Obstetri Dan Obstetri Ginekologi. Jakarta:
EGC.
46
20. Sastrawinata., Martaadisoebrata., & Wirakusumah. (2005). Obstetri
21. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri/ Obstetri Fisiologi dan Patologi . Edisi
Surakarta: FKUNS.
Surakarta: FK UNS
47
29. Santoso, G.,2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,
32. Septiani, Ajeng & Zulmi. 2013. Hubungan Umur, Paritas, dan Pekerjaan
Rangkasbitung.
33. Fajria.Lili. 2013. Analisis Faktor Resiko Kejadian Abortus di RSUP Dr.
48