PENDAHULUAN
penelitian diujung pandang dari 40 pasien yang dipantau selama 3,5 tahun
(Adam,2015).
Bila dirinci terdapat 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi
naik. Pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu mencapai 359 per 100.000
pada tahun 2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini
Batu Bara bayi terberat pernah dilahirkan oleh seorang ibu yang berumur
41 tahun pada tahun 2017 dengan berat mencapai 8,7 kg. Kelahiran bayi
1
2
gangguan nafas dan kadang kala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan
Semuanya ini terjadi akibat massa bayi yang besar sehingga tidak mungkin
Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram
Oleh sebab itu, diharapkan berat badan ibu selama hamil dalam batasan
normal sehingga berat badan bayi ketika lahir juga dalam kisaran normal
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2. Bagi mahasiswa
TINJAUAN TEORITIS
- Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari
Jensen).
makrosomia.
hari. Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi
5000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan
2.2 Etiologi
kehamilan.
Kadar gula darah ibu hamil penderita Diabetes Melitus tergolong tinggi.
5
6
Kondisi inilah yang memberi peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran
rata-rata. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka si calon bayi dapat
2. Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar. Ibu yang pada kehamilan
4. Pengaruh kecukupan gizi porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan
mengakibatkan bayi lahir dengan berat diatas rata-rata. Pola makan ibu
besar.
a. Uterus lebih besar dari biasanya atau tidak sesuai dengan usia
gestasi
kardiomegali)
2.3. Patofisiologis
Umumnya bayi dengan makrosomia ini dilahirkan oleh ibu diabetik kelas A,
insulin untuk disesuaikan dengan sediaan bahan baker akselerasi sintesis protein
kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur
8
kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh
antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton. (Arvin Behrman
Kliegmen, 2016)
2.4. Komplikasi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek
ibu. Yang walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering
disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai
pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis ibu.
Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan pertimbangan
yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea
yang terencana. Walaupun demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari
bayi besar (baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya
dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil. (Arvin Behrman
Kliegmen, 2015).
Bayi besar juga kerap menjadi penyulit pada saat persalinan normal, karena
b) Perdarahan
2. Pada bayi :
a) Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah lahir tetapi bahu
b) Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan untuk
melahirkan bahu.
melahirkan bahu.
1. Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada bayi dari ibu yang menderita penyakit DM
karena cadangan glukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat
lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan
hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan
sampai kematian.
selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stress yang
Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna
dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang
dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya
jam.
2. Hipokalsemia
Bayi menderita hipokalsemia bika kadar kalsium dalam serum kurang dari
Kejadiannya adalah kira-kira 50% pada bayi dari ibu penderita DM. Beratnya
kelenar paranoid kadar kalsium terendah terjadi pada umur 24-72 jam.
11
meningkatnya produksi sel darah merah yang sekunder disebabkan oleh hipoksia
intra uterin kronik pada ibu dengan penyakit vaskuler dan oleh transfusi plasenta
merusak sirkulasi darah. Selain itu peningkatan sel darah yang akan dihemolisis
makrosomia dapat menderita fraktur klavikula, laserasi limpa atau hati cedera
flesus brakial, palsi fasial, cedera saraf frenik atau hemoragi subdural.
jaringan serta manifestasi susunan saraf pusat berupa sakit kepala, dizziness,
4. Hiperbilirubinemia
Bilirubin mulai meningkat secara normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari
ke 3-5. Setelah itu perlahan-lahan akan menurun mendekati nilai normal dalam
beberapa minggu. Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah
fisiologis, kecuali:
12
b) Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
- Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan
5. Mekanisme Persalinan
Pada panggul normal, janin dengan berat badan 4000 - 5000 gram pada
janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin
besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan his yang
kuat. Pemeriksaan yang teliti tentang adanya disproporsi sefalopelvik dalam hal
ini perlu dilakukan. Besarnya kepala dan tubuh janin dapat diukur pula secara
Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada
karena kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak
dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui
rongga panggul. Apabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian
13
lain macet karena lebarnya bahu, janin dapat meninggal akibat asfiksia.
(Aninomause/2013).
selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila kepala sudah lahir sedangkan bahu sulit
serta mulut janin dibersihkan, kemudian kepala ditarik curam ke bawah secara
Bila tidak berhasil, tubuh janin diputar dalam rongga panggul, sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan dan lahir di bawah simfisis. Bila dengan cara ini
dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri digunakan tangan kanan penolong, dan
sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul guna
Pada keadaan dimana janin telah mati sebelum bahu dilahirkan, dapat
dilakukan kleidotomi pada satu atau kedua klavikula (tulang disamping leher)
6. Pencegahan
ukuran janin yang sedang berkembang. Ukuran janin ditentukan dengan palpasi
informasi lebih lanjut. Bila terlihat uterus yang sangat besar, hidramnion, atau
14
ukuran janin yang sangat besar, atau janin lebih dari satu merupakan hal yang
badan janin saat masih dalam kandungan dapat dikontrol dengan baik.
3. Konsultasikan pola makan dan asupan gizi semasa hamil dengan dokter.
susu, daging, tahu, tempe) vitamin dan mineral (sayur dan buah buahan)
nasi, gula, mie, roti/kue, dll. Melakukan USG secara rutin selama
7. Penatalaksanaan Medis
besar jika kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea
Kliegmen, 2015).
15
Tanpa memandang besarnya semua bayi dari ibu diabetes sejak semula harus
mendapat pengamatan dan perawatan yang intensif, kadar gula darah pada bayi
harus ditentukan pada 1 jam post partum dan kemudian setiap 6 – 8 jam
berikutnya, jika secara klinis baik dan kadar gula darahnya normal. Mula-mula
diberikan makanan oral/sonde air glukosa 5% dilanjutkan dengan ASI. Air susu
formula yang dimulai pada umur 2 – 3 jam dan diteruskan dengan interval
mengatasi :
1. Hipoglikemia
tetap normal pada kasus hipoglikemia tanpa gejala lakukan tindakan berikut :
- Apabila kadar glukosa dengan dextrosix 25 mg/dl maka bayi diberi larutan
sakit maka diberi minum glukosa 5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil.
glukosa stabil.
2. Hipokalsemia
10% sebanyak 0.2 – 0.5 ml/kg BB intravena yang harus diperhatikan selama
16
pemberian adalah aritmia jantung, bradikardi dan ekstravasasi cairan dan alat
3. Hiperbilirubinemia
Sejak bayi mulai kurang kadar bilirubin harus dipantau dengan teliti kalau
4. Polisitemia
hari disamping itu dipantau Hb darah tiap 6 – 12 jam tanpa gejala, bila
dengan gejala seperti gangguan nafas jantung atau kelainan neurologik harus
dilakukan transfusi parsial dengan plasma beku segar. (Bobak, dkk. 2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny “N”
DENGAN MAKROSOMIA
Pengkaji : Bidan
17
18
- GI PI A0
2. Riwayat persalinan
Tampilan 0 1 2 nilai
A Badan
Seluruh
Apperence Pucat merah,ekstremit 2
tubuh merah
as biru
A Ekstermitas Reaksi
Aktivity Tidak ada 1
sedikit refleks melawan
a. Nutrisi / Cairan
b. Eliminasi
c. Personal Hygiene
4. Mata : Simetris kiri dan kanan, pupil mata bereaksi dengan baik.
6. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tekuk telinga lunak dan mudah
kembali.
7. Mulut dan bibir : Reflex mengisap baik, keadaan bibir merah muda
- Lingkar kepala : 38 cm
- Lingkar dada : 37 cm
- Lingkar perut : 34 cm
- Lila : 18 cm
- TTV bayi :
1. S : 370c
2. P : 30 x/ menit
3. N : 140x/ menit
4. Afgar Score : 9
- PB : 52 cm
- Lk : 38 cm
- Ld : 37 cm
- Lila : 18 cm
- Afgar Score :9
Tidak ada
Tidak ada
4. Lakukan IMD.
- S : 370c
- P : 30 x/i
- N : 140 x/i
23
- Lingkar kepala : 38 cm
- Lingkar dada : 37 cm
- Lingkar perut : 34 cm
- Lila : 18 cm
- TTV bayi :
1. S : 370c
2. P : 30 x/ menit
3. N : 140x/ menit
4. Afgar Score : 9
2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara membedong bayi
3. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan menggunakan kassa yang
steril.
4. Melakukan inisiasi menyusui dini kepada bayi dengan cara meletakkan bayi di
selama 6 bulan.
24
2. Bayi sudah dibedong dengan menggunakan kain yang bersih dan hangat.
PEMBAHASAN KASUS
tersebut dilakukan impelementasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bayi
diberikan penghangatan suhu tubuh dengan cara dibedong, perawatan tali pusat,
a. Pengkajian
berarti, baik dalam pengumpulan data subjektif, dan objektif, data primer dan
1. Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
Berat badan baru lahir 3900 gram, untuk aterm 2500 gram lingkar kepala
3. Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan makrosomia merupakan pola makan
25
26
b. Interpretasi Data
- BB : 4100 gram
- PB : 52 cm
- LK : 39 cm
- LD : 37 cm
- LILA : 18 cm
- AFGAR SCORE : 9
2. Masalah
Bayi baru lahir dengan berat badan 4100 gram, berat badan lahir rendah
3. Kebutuhan
d. Pelaksanaa Tindakan
dilakukan
27
e. Evaluasi
Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan dan semua tujuan yang
direncanakan dapat dilakukan dengan baik. Bayi Ny. “Y” usia 0 hari dengan
penanganan bidan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dapat melakukan pengkajian dari bayi Ny “Y” dengan makrosomia. Dari diagnosa
tersebut dilakukan implementasi sesuai dengan rencana yang telah di buat. Bayi di
berikan penghangatan suhu tubuh dengan cara dibedong, perawatan tali pusat,
4.2 Saran
Agar dapat mendeteksi secara dini kehamilan dengan makrosomia dan dapat
melakukan asuhan yang sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kapasitas
Agar dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
28
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia.s
http://www.drdidispog.com/2013/11/makrosomia-bayi-besar.html.
29
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR NY. Y DENGAN MAKROSOMIA DI RUMAH
SAKIT PERMATA HATI KISARAN
TAHUN 2022
OLEH :
Ketua STIKes
As-Syifa Kisaran
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
kebidanan dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Penyusun menyadari bahwa laporan klinik ini masih jauh dari yang
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak yang terlibat secara langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Ibu Dr. Hj. Musadalifah Pasaribu, S.Kep, SKM. M.Kes Selaku Ketua
2. Ibu Usti Fina Hasanah Hasibuan, SST, M.Kes selaku Ketua STIKes As syifa
Kisaran
ii
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.4. Manfaat..................................................................................... 3
2.2 Etiologi...................................................................................... 4
2.4 Patofisiologis............................................................................. 6
2.5 Komplikasi................................................................................ 7
...................................................................................................
BAB V PENUTUP......................................................................................... 26
5. 1 Kesimpulan............................................................................... 26
5.2 Saran.......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29
iii