Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MAKSOROMIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai melahirkan merupakan rantai satu kesatuan dari hasil konsepsi.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada setiap kehamilan terutama kehamilan pertama. Perlunya
pengawasan awal agar dapat secepatnya diketahui apakah ada komplikasi pada kehamilan
tersebut. Kehamilan merupakan yang besar maknanya, kehamilan memerlukan pengawasan
minimal 4 kali dalam kunjungan. (Prawiroharjo, 2002).
Gangguan dan penyulit pada kehamilan umumnya ditemukan pada kehamilan resiko tinggi.
Yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin
yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan
kehamilan persalinan dan nifas normal. Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat
bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. (R. Haryono Roeshadi,
2009).
Makrosomia adalah salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada
persalinan dan pada saat bayi lahir apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara dini dan
segera ditangani. Bayi besar (makrosomia) adalah bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih
dari 4000 gram. Padahal pada normalnya, berat bayi baru lahir adalah sekitar 2.500-4000 gram.
Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi
berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.
(www.wikimu.com).
Persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Salah satu upaya yaitu dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan
dengan berdasarkan pada konsep asuhan persalinan normal. Asuhan persalinan normal
merupakan asuhan yang bersih, aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi dan asfiksia bayi baru
lahir. (Manuaba Ida Bagus, 1998)
Persalinan dengan penyulit makrosomia umumnya faktor keturunan memegang peranan penting.
Selain itu janin besar dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, pada postmaturitas
dan pada grande multipara. Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500
gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena
kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu
atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul.
(http://www.drdidispog.com/2008
Apabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain macet janin dapat meninggal
akibat asfiksia. Pada disproporsi sefalopelvik (tidak seimbang kepala panggul) karena janin
besar, seksio sesarea perlu dipertimbangkan. (http://www.drdidispog.com/2008)

B. Tujuan
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

1. Tujuan Umum
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyulit pada persalinan sehingga dapat melakukan asuhan
kebidanan yang tepat dan dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui penyulit pada kehamilan dan persalinan dengan makrosomia
b) Untuk mengetahui penyebab makrosomia
c) Untuk mengetahui komplikasi pada kehamilan dan persalinan akibat makrosomia
d) Untuk mengetahui tanda dan gejala pada kehamilan dan persalinan dengan makrosomia.
e) Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin dengan makrosomia.

C. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi persalinan dengan makrosomia sehingga
dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat sehingga tidak membahayakan jiwa ibu dan
 janin.
2. Bagi mahasiswa
Agar dapat membantu bidan mendeteksi secara dini adanya komplikasi persalinan dengan
makrosomia sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan wewenang bidan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
1. Kehamilan dengan penyulit janin besar
Kehamilan dengan janin besar merupakan salah satu penyulit pada kehamilan yang bisa
disebabkan beberapa faktor antara lain adalah karena penyakit Diabetes Mellitus yang diderita
ibu, faktor genetik dan faktor kecukupan gizi selama hamil. Pada ibu hamil pemeriksaan
antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.
Usaha untuk pencegahan penyulit kehamilan dan persalinan tergantung pada berbagai faktor dan
tidak semata-mata tergantung dari sudut medis atau kesehatan saja. Faktor sosial ekonomi diduga
sangat berpengaruh. Karena pada umumnya seseorang dengan keadaan sosial ekonomi baik 
memiliki kemampuan untuk memenuhi gizi seimbang pada saat hamil. Hal ini juga
memungkinkan ibu kelebihan nutrisi pada saat hamil sehingga menyebabkan bayi besar. oleh
karena itu pemeriksaan antenatal yang sesuai standar dapat membantu mendeteksi penyulit pada
masa kehamilan.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

keadaan ini baru di diagnosa pada kehamilan lanjut, maka penyulit pada kehamilan dan
persalinan akan sering dijumpai.
Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam
 jumlah yang
yang cukup,
cukup, maka pertumbuhan
pertumbuhan dan
dan perkembangan
perkembangan bayi
bayi dalam kandungan
kandungan akan
akan berjalan
berjalan
baik. Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa kelainan bawaan
ataupun kelainan karena pengaruh lingkungan, maka pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan dapat mengalami gangguan. (R. Haryono Roeshadi, 2009)
2. Persalinan dengan janin besar
Persalinan dengan penyulit makrosomia adalah penyulit dalam persalinan akibat janin besar yang
merupakan kelanjutan dari penyulit kehamilan dengan janin besar. Apabila tidak ditangani secara
tepat akan berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Kehamilan Implikasi makrosomia bagi ibu
melibatkan distensi uterus, menyebabkan peregangan yang berlebihan pada serat-serat uterus.
Hal ini menyebabkan disfungsional persalinan, kemungkinan ruptur uterus, dan peningkatan
insiden perdarahan postpartum. Persalinan dapat menjadi lebih lama dan tindakan operasi pada
saat melahirkan menjadi lebih dimungkinkan. (Persis Mary, 1995)
Pada panggul normal, janin dengan berat badan 4000 - 5000 gram pada umumnya tidak 
mengalami kesulitan dalam melahirkannya. Menentukan besarnya janin secara klinis memang
sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan
persalinan pada panggul normal dan his yang kuat. Pemeriksaan yang teliti tentang adanya
disproporsi sefalopelvik dalam hal ini perlu dilakukan. Besarnya kepala dan tubuh janin dapat
diukur pula secara teliti dengan menggunakan alat ultrasonik.
Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak 
menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau
kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau
karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul. Pada disproporsi sefalopelvik (tidak 
seimbang kepala panggul) karena janin besar, seksio sesarea perlu dipertimbangkan.
(http://www.drdidispog.com/2008)
3. Bayi makrosomia
Pengertian dari makrosomia menurut pendapat para ahli sebagai berikut :
- Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000 gram.
(Keperawatan Maternitas Edisi 4. Bobak Lowdermilk, Jensen).
- Menurut Cunningham (1995 : 421) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih
tanpa memandang umur kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
Kondisi bayi dengan berat lahir makrosomia membutuhkan perawatan yang lebih/intensif dan
harus selalu dipantau untuk menghindari resiko dikemudian hari. Berat neonatus pada umumnya
kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari
4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.
(www.drdidispog.com/2008).

B. Etiologi
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar / Baby giant.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

2. Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar.


Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan Baby giant berpeluang besar melahirkan anak 
kedua dengan kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya.
3. Faktor genetik 
Obesitas dan overweight yang dialami ayah-ibu dapat menurun pada bayi.
4. Pengaruh kecukupan gizi
Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh terhadapa bobot janin. Asupan gizi
yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat diatas rata-rata. Pola makan ibu yang
tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar.
5. Bukan kehamilan pertama
Ada kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar daripada anak 
pertama. (www.wikimu.com).

C. Manifestasi Klinis
1. Pada saat kehamilan :
a) Uterus lebih besar dari biasanya atau tidak sesuai dengan usia gestasi
b) Tinggi fundus pada kehamilan aterm lebih dari 40 cm.
c) Taksiran berat badan janin (TBBJ) dari 4000 gram.
2. Pada bayi baru lahir :
a) Berat badan lebih dari 4000 gram
b) Badan montok dan kulit kemerahan
c) Organ internal membesar (hepatosplenomegali, spenomegali, kardiomegali)
d) Lemak tubuh banyak. (Markum, A.H. 1996)
C. Patofisiologis
Makrosomia ini disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada janin (akibat hiperglikemia ibu)
dan hiperinsulinisme janin yang menyebabkan :
- Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah
- Pertambahan ukuran dan berat dari hampir seluruh organ, yang memperlihatkan hipertropf dan
hyperplasia seluler
- Hematopiesis ektramedularis khususnya dari hepar yang menyebabkan pertambahan berat
badan. (Markum, A.H. 1996)

Umumnya bayi dengan makrosomia ini dilahirkan oleh ibu diabetik kelas A, B dan C. Insulin
dikatakan merupakan hormon pertumbuhan primer untuk perkembangan intra uterin. Diabetes
Maternal mengakibatkan peningkatan kadar asam-asam amino bus plasenta, pancreas janin
berespon dengan memproduksi insulin untuk disesuaikan dengan sediaan bahan baker akselerasi
sintesis protein yang diakibatkan bersama dengan penyimpanan glikogen dan lemak berlebih
bertanggung jawab terhadap terjadinya makrosomia yang khas pada kehamilan diabetik.
(Markum, A.H. 1996)
Bayi dari ibu yang menderita diabetes memperlihatkan insiden sindrom kegawatan pernafasan
yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama. Insiden yang
lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang
seksama terhadap pelvis ibu. Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan
pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan menunjukkan apakah
induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan persalinan pervaginam. (Bobak, dkk. 2005)
Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena
hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun demikian,
yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant) dengan jalan abdominal
bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil.
(Arvin Behrman Kliegmen, 1996).
Bayi besar juga kerap menjadi penyulit pada saat persalinan normal, karena dapat menyebabkan
cedera baik pada ibu maupun bayinya.
Kesulitan yang dapat terjadi adalah :
1. Kesulitan pada ibu :
a) Robekan hebat jalan lahir
b) Perdarahan
c) Terjadi peningkatan persalinan dengan sectio caesaria.
d) Ibu sering mengalami gangguan berjalan pasca melahirkan akibat peregangan maksimal
struktur tulang panggul. Keluhan keluhan tersebut bisa sembuh dengan perawatan yang baik.
2. Pada bayi :
a) Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah lahir tetapi bahu tersangkut di jalan lahir.
b) Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan untuk melahirkan bahu.
c) Brachial Palsy (kelumpuhan syaraf di leher) yang ditandai dengan adanya gangguan motorik 
pada lengan.
d) Patah tulang selangka (clavicula) yang sengaja dilakukan untuk dapat melahirkan bahu.
e) Kematian bila bayi tidak dapat dilahirkan.
Makrosomia dapat meningkatkan resiko pada bayi mengalami hipoglikemia, hipokalsemia,
hiperviskostas, dan hiperbilirubinemia.
1. Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada bayi dari ibu yang menderita penyakit DM karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga
respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka
transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinisme)
sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang
berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan
pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan
dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang
ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
hipertermi, gangguan pernapasan. (Khosim MS, dkk. 2004)
Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar rata-
rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

(dengan/tanpa gejala), atau kadar kalsium 10 n kurang dari 3 mg/dl. Kejadiannya adalah kira-kira
50% pada bayi dari ibu penderita DM. Beratnya hipokalsemia berhubungan dengan beratnya
diabetes ibu dan berkurangnya fungsi kelenar paranoid kadar kalsium terendah terjadi pada umur
24-72 jam.
3. Polestemia dan Hiperviskositas
Penyebab polestemia kurang jelas akan tetapi mungkin disebabkan oleh meningkatnya produksi
sel darah merah yang sekunder disebabkan oleh hipoksia intra uterin kronik pada ibu dengan
penyakit vaskuler dan oleh transfusi plasenta intra uterin akibat hipoksia akut pada persalinan
atau kelahiran.
Dengan adanya polisetemia akan menyebabkan hiperviskositas darah dan akan merusak sirkulasi
darah. Selain itu peningkatan sel darah yang akan dihemolisis ini meningkatkan beban hederobin
potensial heperbilirubinemia. Bayi makrosomia dapat menderita fraktur klavikula, laserasi limpa
atau hati cedera flesus brakial, palsi fasial, cedera saraf frenik atau hemoragi subdural.
Hiperviskositas mengakibatkan menurunnya aliran darah dan terjadinya hipoksia jaringan serta
manifestasi susunan saraf pusat berupa sakit kepala, dizziness, vertigo, stroke, tinitus dan
gangguan penglihatan berupa pandangan kabur, skotoma dan diplopia. (Markum, A.H. 1996).

4. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah >13 mg/dL. Bilirubin pada
neonatus meningkat akibat terjadinya pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai meningkat secara
normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu perlahan-lahan akan menurun
mendekati nilai normal dalam beberapa minggu. Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada
umumnya adalah fisiologis, kecuali:
a) Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan
b) Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL
c) Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam
d) Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL
e) Ikterus menetap pada usia >2 minggu
f) Terdapat faktor resiko
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena:
- Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih
pendek.
- Fungsi hepar yang belum sempurna

E. Mekanisme Persalinan
Pada panggul normal, janin dengan berat badan 4000 - 5000 gram pada umumnya tidak 
mengalami kesulitan dalam melahirkannya. Menentukan besarnya janin secara klinis memang
sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan
persalinan pada panggul normal dan his yang kuat. Pemeriksaan yang teliti tentang adanya
disproporsi sefalopelvik dalam hal ini perlu dilakukan. Besarnya kepala dan tubuh janin dapat
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul. Apabila kepala anak sudah lahir tetapi
kelahiran bagian-bagian lain macet karena lebarnya bahu, janin dapat meninggal akibat asfiksia.
(http://www.drdidispog.com/2008)
Pada disproporsi sefalopelvik (tidak seimbang kepala panggul) karena janin besar, seksio sesarea
perlu dipertimbangkan. Kesulitan melahirkan bahu tidak selalu dapat diduga sebelumnya.
Apabila kepala sudah lahir sedangkan bahu sulit dilahirkan, hendaknya dilakukan episiotomi
mediolateral yang cukup luas, hidung serta mulut janin dibersihkan, kemudian kepala ditarik 
curam ke bawah secara hati-hati dengan kekuatan yang terukur.
Bila tidak berhasil, tubuh janin diputar dalam rongga panggul, sehingga bahu belakang menjadi
bahu depan dan lahir di bawah simfisis. Bila dengan cara ini pun belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya ke dalam vagina dan berusaha melahirkan lengan belakang janin dengan
menggerakkan di muka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri digunakan tangan kanan
penolong, dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul guna
melahirkan lengan depan.
Pada keadaan dimana janin telah mati sebelum bahu dilahirkan, dapat dilakukan kleidotomi pada
satu atau kedua klavikula (tulang disamping leher) untuk mengurangi kemungkinan perlukaan
 jalan lahir.
lahir. (http://www.drdidisp
(http://www.drdidispog.com/2
og.com/2008)
008)

F. Pencegahan
Selama perawatan antepartal dilakukan pengkajian ukuran pelvic ibu dan ukuran janin yang
sedang berkembang. Ukuran janin ditentukan dengan palpasi panjang crown-rump janin dalam
uterus. Sonografi pelvimetri dapat memberikan informasi lebih lanjut. Bila terlihat uterus yang
sangat besar, hidramnion, atau ukuran janin yang sangat besar, atau janin lebih dari satu
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebab.

Hal hal yang dilakukan untuk mengantisipasi makrosomia :


1. Melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur sehingga kenaikan berat badan janin saat
masih dalam kandungan dapat dikontrol dengan baik.
2. Melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah.
3. Konsultasikan pola makan dan asupan gizi semasa hamil dengan dokter.
4. Sesuaikan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan antara 8-12 kg.
5. Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (ikan, susu, daging, tahu,
tempe) vitamin dan mineral (sayur dan buah buahan).
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

 jam post partum


partum dan kemudian
kemudian setiap 6  – 8
setiap 6 –  8 jam berikutnya, jika secara klinis baik dan kadar gula
darahnya normal. Mula-mula diberikan makanan oral/sonde air glukosa 5% dilanjutkan dengan
ASI. Air susu formula yang dimulai pada umur 2  – 3  – 3 jam dan diteruskan dengan interval
makanan oral. Pemberian makanan harus dihentikan dan glukosa di berikan dengan infus
intravena perifer pada kecepatan 4  – 8
 – 8 mg/kg BB/menit untuk mengatasi :
1. Hipoglikemia
Tujuan utama pengobatan hipoglikemia adalah agar kadar glukosa serum tetap normal pada
kasus hipoglikemia tanpa gejala lakukan tindakan berikut :
- Apabila kadar glukosa dengan dextrosix 25 mg/dl maka bayi diberi larutan glukosa sebanyak 6
mg/kg BB/menit dan kemudian diperiksa tiap 1 jam hingga normal dan stabil.
- Bila doxtrosix menunjukkan hasil 25  – 46
 – 46 mg/dl dan bayi tidak tampak sakit maka diberi
minum glukosa 5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil. Pada kasus hipoglikemia dengan gejala
diberikan larutan glukosa 10% sebanyak 2  – 4  – 4 ml/kg BB intra vena selama 2 – 
2  – 3
3 menit hingga
kadar glukosa stabil.
2. Hipokalsemia
Hipokalsemia dengan kejang harus diobati dengan larutan kalsium glukonat 10% sebanyak 0.2  – 
0.5 ml/kg BB intravena yang harus diperhatikan selama pemberian adalah aritmia jantung,
bradikardi dan ekstravasasi cairan dan alat infuse, kadar kalsium serum harus dipantau tiap jam.
3. Hiperbilirubinemia
Sejak bayi mulai kurang kadar bilirubin harus dipantau dengan teliti kalau perlu berikan terapi
sinar/transfusi darah.
4. Polisitemia
Polisitemia
Dicoba dengan penambahan pemberian minum sebanyak 20  – 40  – 40 ml/kg BB/ hari disamping itu
6  – 12
dipantau Hb darah tiap 6 –  12 jam tanpa gejala, bila dengan gejala seperti gangguan nafas
 jantung atau
atau kelainan
kelainan neurologik
neurologik harus dilakukan
dilakukan transfusi
transfusi parsial
parsial dengan
dengan plasma beku
beku segar.
(Bobak, dkk. 2005)

BAB III
TINJAUAN KASUS
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Makrosomia
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Gerakan janin ibu rasakan baik. Ketuban belum pecah. Haid terakhir : 28 - 6 - 2009
O : TD : 100/70 mmHg TTP : 5 - 4 - 2010
RR : 20 x/menit BB : 65 Kg
Nadi : 80 x/menit TBBJ : (40 - 11) x 155 = 4495 gram
T : 36,50C
Tidak ada luka bekas operasi pada abdomen
Kontraksi 3 x/10 menit, berlangsung selama 30 detik 
L1 : 40 cm
L2 : Punggung kiri
L3 : Kepala
L4 : Convergent
DJJ : 138 x/menit
Pemeriksaan dalam :
o Portio tebal
o Pembukaan 1 cm
o Selaput ketuban (+) utuh
o Bloody show (+)
o Molase 0, Hodge I

A : G1 P0A0 Usia kehamilan 38 - 40 minggu


Ibu dalam kala I persalinan fase laten dengan makrosomia
Ketuban utuh
k/u Ibu dan janin baik 
P : ● Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu → makrosomia → ibu sudah mengerti
• Menjelaskan tentang pengertian makrosomia. Makrosomia adalah bayi yang berat badannya
 pada saat lahir lebih dari 4.000 gram → Ibu sudah
sudah mengerti tentang pengertian makrosomia.
• Menjelaskan pada ibu tentang penyebab dari makrosomia.
- Ibu yang menderita Diabetes Mellitus (DM) sebelum dan selama kehamilan.
- Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar.
- Faktor genetik 
- Pengaruh kecukupan gizi
→ Ibu sudah mengerti tentang penyebab dari makrosomia.
• Menjelaskan pada ibu tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu apabila ibu
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

- Hiperbilirubinemia yaitu kelebihan kadar bilirubin dalam darah


→ Ibu sudah mengerti tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi dengan makrosomia.
• Menganjurkan ibu untuk melahirkan di rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap agar 
melahirkan secara operasi sesar → Ibu mengerti dan bersedia ke rumah sakit yang memiliki
ibu melahirkan
fasilitas lebih lengkap dan ibu bersedia melahirkan secara sesar.
• Membantu ibu dan keluarga memilih rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan ibu dan
ketersediaan dana → ibu Memilih Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin.
• Menjelaskan kepada kelurga untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk rujukan,
seperti :
- Transportasi
- Biaya
- Pendonor darah
- Perlengkapan ibu dan bayi
→ Keluarga sudah mengerti dan bersedia
bersedia mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk 
perujukan.
• Mendampingi ibu dan keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin → Ibu dan
keluarga bersedia didampingi ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin.

BAB IV
PENUTUP
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

terjadi.
5. Mekanisme Persalinannya adalah pada panggul normal, janin dengan berat badan 4000 - 5000
gram pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam melahirkannya. Menentukan besarnya
 janin secara
secara klinis memang
memang sulit.
sulit. Kadang-kadang
Kadang-kadang baru
baru diketahui
diketahui adanya janin besar setelah tidak 
tidak 
adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan his yang kuat. Pada panggul normal, janin
dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran
persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada
post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit
melalui rongga panggul. (Bobak, dkk. 2005)
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Agar dapat mendeteksi secara dini makrosomia pada ibu bersalin dan dapat melakukan asuhan
yang sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kapasitas bidan sehingga dapat menghindari
komplikasi yang terjadi dari makrosomia.
2. Bagi mahasiswa
Agar dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan makrosomia sesuai dengan
teori yang telah dipelajari. Serta dapat mendeteksi secara dini makrosomia sehingga dapat
mencegah komplikasi yang terjadi dari makrosomia.

DAFTAR PUSTAKA

Arvin Behrman Kliegmen.1996, Ilmu Kesehatan Anak “N elson“ edisi 15 volume I. Jakarta :
Egc.
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
http://www.drdidispog.com/2008/11/makrosomia-bayi-besar.html
http://www.google.com/Posted on Juni 17, 2009/by ayurai.
Markum, A.H. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FAkultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Tabloid Ibu Anak. “Mother And Baby” Edisi Senin, 04 Nov 2002

Anda mungkin juga menyukai