Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN BAYI DENGAN BBLC CB SMK SC


DI KAMAR BAYI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
Novi Nurvitasari
2020060048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram dan sesuai dengan usia kehamilan.
Hal ini ditandai dengan kematangan dari seluruh system fisiologis dan neurologisnya.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Murdiana, 2017).
Menurut Dep. Kes. RI, (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, dkk (2009) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat

B. PENYEBAB DAN FAKTOR PRESDIPOSISI


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir adalah sebagai
berikut:
1) Faktor lingkungan internal
a) Umur ibu hamil
Umur ibu berkaitan dengan berat bayi lahir seperti kehamilan dibawah umur 20
tahun merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Umur ibu yang masih muda
berkaitan erat dengan berat badan bayi lahir karena perkembangan organ-organ
reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Kehamilan pada usia lebih 35
tahun lebih juga berisiko karena mulai muncul penyakit hipertensi, tumor jinak
peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang dan
panggul. Ibu hamil dengan kelainan diatas ditakutkan akan menyebabkan kelainan
pada bayi dan akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta
sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Berat badan baru lahir cukup
dapat timbul jika ibu dalam masa kehamilan antara 20-35 tahun.
b) Jarak kehamilan/kelahiran
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) bahwa jarak kehamilan
yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena jarak kelahiran yang pendek akan
menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya
(rahim dan kesehatan ibu) setelah melahirkan sebelumnya. Komplikasi lainnya
adalah janin akan mengalami pertumbuhan yang kurang baik, persalinan lama atau
perdarahan.
c) Paritas
Paritas secara luas mencangkup gravid/ jumlah kehamilan, premature/ jumlah
kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran (jumlah anak yang dilahirkan). Paritas
dikatakan tinggi jika seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Wanita yang
sudah memiliki tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan
mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat
jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak >4 orang perlu
diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak maka
rahim ibu semakin lemah.
d) Kadar hemoglobin (Hb)
Kadar Hb pada ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan bayi yang akan
dilahirkan. Seorang ibu yang mengalami anemia pada saat masa kehamilan akan
berisiko gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas,
prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah. Ibu
yang mengalami anemia pada masa kehamilan ditandai dengan nilai Hb kurang dari
11 gr%. Kadar Hb tidak normal pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan
perkembangan otak, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan serta
bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan anak.
e) Status gizi ibu hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Gizi ibu dapat mempengaruhi berat
badan bayi lahir sehingga perlu dilakukan pemantauan gizi pada ibu hamil. Cara
untuk menentukan status gizi ibu hamil yaitu dengan memantau pertambahan berat
badan selama hamil, mengukur lingkar lengan atass (LILA) dan mengukur kadar
hemoglobin. Bayi akan normal berat badan saat lahir apabila ibu mengalami
peningkatan berat badan 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil. Pada
LILA ibu dengan status gizi baik ditandai dengan nilai lebih dari 23,4 cm.
f) Penyakit saat kehamilan Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir yaitu diabetes mellitus gestasional (DMG), cacar air, dan penyakit
infeksi TORCH.
2) Faktor ekternal/ tidak langsung)
a) Kondisi lingkungan eksternal seperti kondisi lingkungan, aspuan zat gizi ibu hamil
dan tingkat social ekonomi ibu hamil, kebersihan lingkungan serta ketingian
tempat tinggal. Semakin bersih lingkungan pada ibu hamil akan meningkatkan
daya tahan tubuhnya sehingga ibu tidak dengan mudah terserang penyakit dan
tidak mengalami penurunan Hb.
b) Faktor ekonomi, sosial dan meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan serta
pengetahuan ibu hamil. Factor ini sangat berpengaruh yang dikaitkan dengan
kualitas bahan makanan untuk meningkatkan status gizinya. Ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik terkait dengan gizi yang harus dipenuhi dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang normal (cukup).
c) Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan dengan frekuensi
pemeriksaan kehamilan / ANC Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal
dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan sehingga kesehatan
ibu hamil dapat terpelihara serta janin yang terdapat pada kandungan akan lahir
dengan berat badan yang normal.

C. MANIFESTASI KLINIK ( TANDA & GEJALA )


Ciri-ciri berat badan bayi lahir cukup adalah sebagai berikut:
1) Berat badan bayi >2500-4000 gram
2) Bayi lahir antara minggu ke 37 hingga 42
3) Panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm dan lingkar
lengan 11-12 cm
4) Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit
5) Frekuensi pernafasan 40-60 kali per menit
6) Kulit kemerahan-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk
dan dilapisi verniks kaseosa.
7) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
8) Kuku agak panjang dan lemas
9) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir dapat langsung menangis kuat
10) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut), reflek sucking (menghisap dan menelan), reflek moro (gerakan memeluk jika
dikagetkan dan reflek grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik.
11) Genetalia: pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan
pada bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
12) Eliminasi baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan
berwarna hitam kecokelatan.

D. PATOFISIOLOGI
Ibu hamil dengan usia lebih dari 20 hingga 35 tahun yang mana seluruh sistem
reproduksi sudah siap untuk melakukan pembuahan dan tempat tumbuh kembang bayi.
Ibu juga tidak mengalami penyakit penyerta sebagai akibat dari usia atau dari factor ibu
sendiri sehingga ibu tidak mengalami gangguan kesehatan dan tidak ada penurunan status
gizi sehingga bayi dalam kandungan dalam keadaan gizi yang cukup. Jarak kehamilan
dari sebelumnya juga lebih dari 2 tahun sehingga rahim siap dan kondisi ibu siap untuk
menerima bayi baru. Ibu memiliki pengetahuan yang cukup pada masa kehamilan terkait
dengan nutrisi yang dibutuhkan serta kondisi ekonomi yang baik sehingga ibu dapat
memilih makanan yang akan dapat menunjang tumbuh kembang janin di dalam
kandungan. Beberapa faktor diatas dari kondisi ibu, kesiapan rahim, kondisi keuangan,
pendidikan ibu, jarak kehamilan, dan tidak ada faktor pencetus penyakit lain
menyebabkan ibu dapat menjaga status kesehatannya yang dimana nutrisi yang
dibutuhkan ibu cukup ditandai dengan berat badan dan LILA yang cukup atau normal
untuk ibu hamil dan Hb dalam batas normal. Factor diatas dapat menunjang kebutuhan
nutrisi pada janin dalam bayi sehingga tumbuh kembang dari organ seperti otak dan
sistem yang lain dapat terbentuk dengan sempurna. Bayi tidak akan mengalami
keterlambatan tumbuh kembang sehingga bayi dapat lahir dengan berat badan yang
normal. Pada saat bayi lahir bayi akan langsung menangis dengan spontan karena sistem
pernafasan bayi yang sudah matang dan siap untuk menerima udara di sekitar bayi. Bayi
juga akan mengalami tumbuh kembang yang baik pada sistem neuromuscular ditandai
dengan bayi dapat dengan aktif mencari putting susu ibu dan bayi akan tampak lebih
berenergik tanpa harus mengalami hipoglikemia karena memiliki cadangan lemak yang
cukup. Bayi juga tidak mengalami hipoterimia karena cadangan lemak yang cukup
tersebut dapat dimetabolisme sebagai cara adaptasi tubuh dalam menjaga panas tubuh.

E. PATHWAY KEPERAWATAN

 Usia ibu saat hamil ( 20-30 )


 Jarak kehamilan ( >2 tahun )
 Nutrisi ibu ( Hb diatas 11, kenaikan BB
kehamilan bertambah 11-12,5 dan LILA : 23,4 cm
)
 Pengetahuan ibu ( baik )
 Status ekonomi ( baik )
 Tidak terkena penyakit atau terinfeksi penyakit

PROSES PERSALINAN

Kepala bayi Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan Adaptasi


melewati jalan suhu intra uterin yang stabil tali pusat psikologis ibu
lahir ( 35-37℃ )

Banyaknya cairan Suhu ruangan Adanya luka Perubahan peran


amnion dijalan terbuka
lahir

Kurang
Koordinasi reflek Penghilangan Kontaminasi
pengetahuan
menelan menghisap suhu tubuh pada luka
tentang teknik
belum sempurna ( konveksi,
menyusui
radiasi,

Ketidakefektifan Perubahan drastis Risiko Infeksi Sekresi oksitosin


bersihan jalan suhu tuuh terhambat
nafas

Pressure the
Proses adaptasi injection of breast
feeding

Risiko hipotermia
Ineffective breast
feeding
Risiko kekurangan
volume cairan
F. PENATALAKSANAAN Ketidakefektifan
1) Terapi pemberian ASI
a) Non Farmakologi
 Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan).
 Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila.
 Penimbangan BB setiap hari.
 Jadwal menyusui.
 Higiene dan perawatan tali pusat.
b) Farmakologi
 Suction dan oksigen
 Vitamin K
 Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral
atau neosporin)
 Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa
dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus
vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes diagnostik
a) Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
c) Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
d) Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari
dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e) Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001).

H. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian :
1) Keluhan Utama : Berat Badan bayi Lahir Cukup
2) Riwayat Penyakit Sekarang : Bayi lahir dengan berat badan cukup yaitu 3000 gram
(lebih 2800 gram).Panjang badan 45 cm, lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada 30 cm.
Bayi lahir spontan dan menangis. Nadi bayi 150x/menit, nafas 66x/menit dan suhu 36
derajat celcius. Usia kehamilan bayi cukup 40 minggu.
3) Riwayat Penyakit Dahulu : ibu bayi mengaku selama masa kehamilan ibu selalu
minum susu, vitamin dan makan dengan rutin. Berat badan ibu cukup selama masa
kehamilan.
4) Riwayat Penyakit keluarga : ibu selama masa kehamilan tidak mengalami diabetes
mellitus dan hipertensi.
5) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
6) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi
denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru
lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar
15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
7) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
8) Kulit Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
9) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa
kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh
dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
10) Tali Pusat Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya
11) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang
akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
12) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
13) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan
dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
14) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
15) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.
Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas tidak paten
akibat akumulasi cairan amnion. ( D.0001 )
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakefektifan refleks
menghisap bayi. ( D.0029 )
3. Risiko hipotermi berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim,
keterbatasan jumlah lemak. ( D.0140 )
4. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat), tali
pusat masih basah. (D.0142 )
5. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan cairan
akibat reflek menghisap belum sempurna. (D.0036)

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
.
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
jalan nafas berhubungan keperawatan selama 2x24jam ( I.01011 ) :
dengan jalan nafas tidak diharapkan jalan nafas membaik a. Monitor pola nafas
paten akibat akumulasi cairan dengan kriteria hasil : ( L.01001 ) ( frekuensi, kedalaman,
amnion. a. Batuk efektif meningkat ( 5 ) usaha nafas )
b. Produksi sputum menurun ( 5 ) b. Posisikan semi fowler-
c. Frekuensi nafas membaik ( % ) fowler
d. Pola nafas membaik ( 5 ) c. Ajarkan teknik batuk efektif
d. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
2. Ketidakefektifan pemberian Setelah dilakukan tindakan Edukasi Menyusui : ( I.12393 )
ASI berhubungan dengan keperawatan selama 2x24jam a. Jelaskan manfaat menyusui
kurang pengetahuan orang tua diharapkan status menyusui bagi ibu
tentang teknik menyusui. meningkat dengan kriteria hasil : b. Ajarkan posisi menyusui
( L.03029 ) dan perlekatan dengan
a. Perlekatan bayi pada payudara benar
ibu meningkat c. Gunakan standar nutrisi
b. Tetesan / pancaran ASI sesuai program diet dalam
meningkat mengevaluasi kecukupan
c. Suplai ASI adekuat asupan makanan
d. Bayi tidak rewel d. Kolaborasi pada ahli gizi,
jika perlu
3. Risiko hipotermi Setelah dilakukan tindakanManajemen Hipotermi : (I.14507
berhubungan dengan adaptasi keperawatan selama 2x24jam )
dengan lingkungan luar diharapkan termoregulasi membaik a. Monitor suhu tubuh
rahim, keterbatasan jumlah dengan kriteria hasil : (L.14135 ) b. Sediakan lingkungan yang
lemak. a. Menggigil menurun ( 5 ) hangat
b. Pucat menurun ( 5 ) c. Anjurkan makan/minum
c. Suhu tubuh membaik ( 5 ) hangat
d. Suhu kulit membaik ( 5 )
4. Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi :
dengan trauma jaringan keperawatan selama 2x24jam a. Monitor tanda dan gejala
(pemotongan tali pusat), tali diharapkan risiko infeksi menurun infeksi lokal dan sistemik
pusat masih basah. dengan kriteria hasil : b. Cuci tangan sebelum dan
a. Demam menurun ( 5 ) sesudah kontak dengan
b. Kemerahan menurun ( 5 ) pasien dan lingkungan
c. Kadar sel darah putih membaik pasien
(5) c. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
d. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
5. Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan : ( I.03098 )
cairan berhubungan dengan keperawatan selama 2x24jam a. Monitor berat badan harian
keterbatasan masukan cairan diharapkan keseimbangan cairan b. Catat intake-output dan
akibat reflek menghisap meningkat dengan kriteria hasil : hitung balance cairan 24jam
belum sempurna. ( L.03020 ) c. Berikan asupan cairan, jika
a. Asupan cairan meningkat ( 5 ) perlu
b. Haluaran urin meningkat ( 5 ) d. Kolborasi pemberian
c. Turgor kulit membaik ( 5 ) deuretik , jika perlu
d. Berat badan membaik ( 5 )
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M. Irene, et. Al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Dep. Kes. RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes RI.
Doenges, Marilyn, E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Murdiana, E. 2017. Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny ’’S’’
Dengan Hipotermia Sedang Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.
Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
M. Sholeh Kosim,dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta
TIM Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
TIM Pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
TIM Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai