Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh

sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk

mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim selama

proses kehamilan yang berlangsung (Hutahaean, 2013). Bersamaan dengan

bertambahnya usia kehamilan ibu, keluhan yang dikarenakan oleh

perubahan anatomis, pembesaran perut dan perubahan hormon yang akan

mengakibatkan munculnya keluhan-keluhan pada wanita hamil, salah

satunya adalah sering kencing. (Utami, 2015). Keluhan tersebut jika tidak

mendapat penanganan yang tepat akan mengakibatkan infeksi saluran

kencing. Infeksi Saluran Kemih telah diketahui berhubungan dengan

kesudahan kehamilan yang buruk, seperti persalinan preterm, pertumbuhan

janin terhambat, bahkan janin lahir mati (stillbirth) (Manuaba, 2010).

Berdasarkan data World Bank angka kematian bayi di dunia pada

tahun 2019 mencapai angka 28,2 per 1000 kelahiran hidup (The World

Bank, 2020). Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan

pada tahun 2011-2012 wanita hamil mengalami sering kencing sebesar 20-

25% (Hasan, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh bagian obstetrik

dan ginekologi FKUI-RSCM pada tahun 2012 ditemukan keluhan nokturia

1
2

pada wanita hamil sebanyak 20%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gusrianty (2015) menyatakan jumlah keluhan sering kencing pada ibu hamil

yang tidak bisa menahan BAK yaitu sebesar 37,9%. Sedangkan yang terjadi

pada umur kehamilan 28-40 minggu yaitu 17,5%.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

menunjukkan AKN sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup dan AKB sebesar

24 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018

angka kematian bayi (AKB) mencapai 24,00/1.000 KH. Di provinsi Jawa

Timur pada tahun 2016 AKB sebesar 23,6/1.000 KH. Pada tahun 2017 AKB

menurun sebesar 23,1/1.000 KH (Profil Dinkes Jatim, 2017). Pada tahun

2018 AKB di Provinsi Jawa Timur sebesar 13,4% per 1.000 angka kelahiran

hidup.

Kecamatan Rejoso termasuk kecamatan dengan jumlah ibu hamil

tinggi, bila dilihat dari cakupan K4 sebanyak 758 ibu hamil, dan 87,5%nya

(663 ibu hamil) telah menerima pelayanan. Jumlah ini masih berada

dibawah Kabupaten Nganjuk, dimana jumlah ibu hamilnya mencapai 1.042

ibu hamil pada tahun 2020 (Dinkes Kabupaten Nganjuk, 2020). Berdasarkan

hasil studi pendahuluan pada 10 orang pasien ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas Rejoso Kabupaten Nganjuk, didapatkan 4

orang diantaranya mengeluh sering kencing (40%). Sedangkan dari 10

orang pasien ibu hamil di Puskesmas Nganjuk, hanya didapatkan 2 orang

saja yang mengeluh sering kencing (20%).


3

Perubahan hormon pada saat kehamilan membuat tubuh ibu hamil

lebih banyak menghasilkan darah. Hal ini membuat ginjal akan lebih banyak

menyaring darah dan meningkatkan produksi urine. Bertambahnya jumlah

urine ini membuat kandung kemih menjadi lebih cepat penuh dan

merangsang ibu hamil untuk sering buang air kecil. Selain itu, seiring

bertumbuhnya janin dan bertambahnya usia kandungan, akan memberi

tekanan pada kandung kemih sehingga membuat ibu hamil merasa sering

ingin buang air kecil (Jannah, 2013).

Pengaruh hormon progesteron dan obstruksi oleh uterus menyebabkan

dilatasi sistem pelviokalises dan ureter, serta peningkatan refluks

vesikoureter. Tekanan oleh kepala janin juga menghambat drainase darah

dan limfe dari dasar vesika, sehingga daerah tersebut mengalami edema dan

rentan terhadap trauma (Cunningham, 2010).

Terkadang sering kencing ini di anggap biasa saja oleh perempuan-

perempuan hamil dan tidak memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan.

Meski sering kencing pada saat hamil adalah kondisi yang umum terjadi,

ibu hamil harus tetap waspada. Dalam beberapa kasus sering kencing bisa

menjadi gejala diabetes atau infeksi saluran kencing. Diabetes gestasional

yang akan menyebabkan ibu rentan melahirkan bayi dengan berat diatas

rata-rata atau bayi lahir prematur dan juga ibu dapat mengalami

preeklamsia. Penyakit infeksi saluran kemih dapat berdampak serius pada

kehamilan dan janin yaitu bayi lahir premature dan Ketuban Pecah Dini

(KPD) (Khumaira, M. 2012).


4

Untuk dapat melewati kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

sampai ber KB secara normal dan tanpa masalah maka hal tersebut perlu

penanganan oleh petugas kesehatan yaitu dengan memantau kesehatan ibu

yang berkesinambungan dan berkualitas, melakukan pemeriksaan kehamilan

secara teratur ke pelayanan kesehatan, mengikuti program-program

kesehatan untuk ibu hamil yang telah diadakan oleh fasilitas kesehatan

(Kemenkes, 2015).

Dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil bidan harus

memberikan pelayanan secara komprehensif dan berkesinambungan. Salah

satu upaya dari Pemerintah yaitu adanya program ANC terpadu, Cakupan

ANC dipantau melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4

dan pelayanan ANC sesuai standar paling sedikit empat kali (K4),

Pemeriksaan ANC Terpadu ini meliputi 14 komponen yang lebih dikenal

dengan istilah 14 T. Selain itu ibu hamil juga dianjurkan untuk mengikuti

kelas ibu hamil, asuhan yang dapat diberikan misalnya cara untuk mengatasi

sering kencing dan bengkak pada ekstremitas bawah. Selain itu pendidikan

kesehatan yang dapat diberikan contohnya adalah pendidikan kesehatan

tentang tanda–tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan, tanda-tanda

persalinan, perawatan bayi sehari–hari, konseling dan lain sebagainya

(Hidayat, Sujiyatini, 2012).

Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga melakukan program Gerakan

Pendampingan Ibu Beresiko Tinggi (Gerdaristi) yang memperdayakan

masyarakat khususnya keluarga ibu hamil yang beresiko tinggi dengan


5

didampingi oleh kader yang telah dipilih dan telah diberikan pelatihan,

program ini memiliki tujuan sama dengan kementerian kesehatan yaitu

menekan angka kematian ibu dan bayi.

1.2 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

sehingga kandung kencing akan tertekan, selain itu juga terjadi hemodilusi

menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut,

pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat

pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di

sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu

menampung urine dalam volume yang besar dan jaga mmperlambat laju

aliran urine. (Pantikawati, I. & Saryono, 2017)

1.3 Batasan Masalah

1.3.1 Ibu hamil trimester III dengan keluhan sering kencing

1.4 Rumusan Masalah

Bagaimanakah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

keluhan sering kencing di Puskesmas Rejoso?

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

keluhan sering kencing di Puskesmas Rejoso dengan pendekatan

manajemen asuhan kebidanan kehamilan menurut Hellen Varney.


6

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian ibu hamil Ny G di Puskesmas

Rejoso dengan keluhan sering kencing

b. Melaksanakan interprestasi data, diagnosa dan masalah pada

ibu hamil Ny G di Puskesmas Rejoso dengan keluhan sering

kencing untuk menentukan diagnose masalah.

c. Merumuskan diagnose potensial dan masalah potensial pada

ibu hamil Ny G di Puskesmas Rejoso dengan keluhan sering

kencing

d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil

Ny G di Puskesmas Rejoso dengan keluhan sering kencing

e. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny G di

Puskesmas Rejoso dengan keluhan sering kencing

f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny

G di Puskesmas Rejoso dengan keluhan sering kencing

g. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan

pada ibu hamil Ny G di Puskesmas Rejoso dengan keluhan

sering kencing

1.6 Manfaat Penulisan Studi Kasus

1.6.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat dijadikan dasar informasi dan pengetahuan untuk

mengembangkan ilmu kebidanan berdasarkan manajemen asuhan

kebidanan menurut Hellen Varney.


7

1.6.2 Manfaat bagi lahan praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidan

dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya

konseling tentang kehamilan dengan keluhan sering kencing.

1.6.3 Bagi Institusi

Diharapkan Asuhan kebidanan kehamilan dengan keluhan sering

kencing dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi belajar terhadap

materi yang telah diberikan dan dapat dijadikan sebagai bahan

pustaka bagi mahasiswi kebidanan.

1.6.4 Bagi Penulis

Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan kehamilan dengan

keluhan sering kencing.

1.6.5 Bagi pasien

Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang keluhan

sering kencing selama kehamilan, sehingga kehamilan berjalan

dengan nyaman.

1.7 Metode dan teknik pengumpulan data

1.7.1 Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari dan memperoleh data ilmiah dari berbagai

sumber berupa buku, tulisan ilmiah, internet, bahan kuliah, dan lain-

lain yang berhubungan dengan kehamilan dengan keluhan sering

kencing.
8

1.7.2 Studi Kasus

Penulis melaksanakan penelitian dengan proses pendekatan

menggunakan manajemen asuhan kebidanan Hellen Varnay dengan 7

langkah meliputi:

a. Pengkajian (pengumpulan data dasar)

b. Interprestasi data

c. Mengidentifikasi diagnosa/ Diagnosa potensial

d. Tindakan segera

e. Perencanaan/ Intervensi

f. Pelaksanaan

g. Evaluasi

1.8 Tempat dan waktu

1.8.1 Penelitian dilaksanakan di tanggal 8 Juni 2022 Di Puskesmas Rejoso,

Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk

1.9 Sistematika penulisan Proposal KTI

Penulis membagi penulisan ini dalam 5 bab, yang terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Latar belakang, identifikasi faktor penyebab masalah, batasan masalah,

tujuan, manfaat, metode teknik pengumpulan data, tempat dan waktu,

sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN TEORI

Teori tentang kehamilan yang meliputi definisi, tanda kehamilan,

Perubahan fisiologi dan psikologis kehamilan, kebutuhan dasar ibu


9

hamil trimester III. Teori konsep dasar sering kencing pada kehamilan,

penyebab, dampak, penatalaksanaan. Teori ANC, Tahapan Dalam

Manajemen Kebidanan, tujuh langkah varney meliputi: pengkajian,

Interprestasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai