Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH TENTANG ANEMIA PADA KEHAMILAN PADA

Ny A. DI KAMPUNG KASUI LAMA


KECAMATAN KASUI

Di Susun Oleh :
HENI JAYANTI, A.Md.Keb

UPT PUSKESMAS KASUI


KECAMATAN KASUI WAY KANAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,


Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran
hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima
Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal
karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang.
Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi
SDKI 2012 mencapai 160.681 anak (Depkes, 2014). Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia tidak dapat mencapai target MDG’s 2015 yaitu sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup untuk AKI dan sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup untuk AKB.
Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang seperti
Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi
abortus. Penyebab kematian langsung tersebut merupakan 35 penyebab
kematian ibu terbanyak, penyakit kematian ibu tidak langsung adalah anemia
(Depkes RI dan FKM UI 2005).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia
pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
(Manuaba, 2007).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut,
bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan
merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan

1
2

tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang disebabkan
karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6%. Tingginya prevalensinya
anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah
Indonesia (Adawiyani, 2013 dalam Razfi, 2014).
Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10
wanita hamil menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu
hamil 40%. Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009
adalah 9,39%. Tercatat bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil
yang mengalami anemia kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010 dalam Razfi,
2014).
Mengingat dampak anemia terhadap angka kematian ibu, maka
Kementrian Kesehatan sejak tahun 1975 telah melakukan upaya
penanggulangan dengan pemberian tablet besi yang dapat dilakukan melalui
pelayanan antenatal di sarana kesehatan seperti Puskesmas, dengan rincian 30
tablet pada trimester kedua dan 60 tablet pada trimester ketiga. Menurut
Depkes RI tahun 2008, cakupan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet dari
tahun 2003-2008 mengalami penurunan dari 66% menjadi 48%. Selanjutnya
hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan konsumsi 90 tablet
Fe pada ibu hamil trimester ketiga hanya sebesar 18%. (Putri, 2012).
Di kampung kasui lama Puskesmas Kasui masih banyak ibu hamil
yang mengalami anemia karena dari 6 orang ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin pada tanggal 02 Februari 2021, 4 ibu hamil
mengalami anemia. Di mana, 2 ibu mengalami anemia ringan, 1 ibu hamil
anemia sedang, dan 1 ibu hamil lagi mengalami anemia berat.

B. Rumusan Masalah

Asuhan Kebidanan pada Ny. A dengan Anemia dalam Kehamilan di


Kampung Sinar Gading Puskesmas Kasui?”.
3

C. Tujuan

Diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam


melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan anemia dalam
kehamilan di kampung kasui lama Puskesmas Kasui.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan


sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dengan anemia.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga kesehatan


khususnya bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil
dengan anemia zat besi.

b. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan meningkatkan kemampuan dalam


melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya ibu hamil
dengan anemia.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Defenisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional hamil


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2009)
Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana
trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke 28 hingga 40) (Saifuddin, 2009).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008).

2. Perubahan Pada Kehamilan

a. Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat


dilihat dan perubahan yang tidak dapat dilihat (Saminem, 2009).
Perubahan yang dapat dilihat meliputi:
1) perubahan pada kulit;
2) perubahan kelenjar;
3) perubahan payudara;
4) perubahan perut;
5) perubahan alat kelamin luar;
6) perubahan pada tungkai; dan
7) perubahan pada sikap tubuh.

4
5

Sedangkan untuk perubahan yang tidak dapat dilihat adalah


sebagai berikut.
1) Perubahan pada alat pencernaan
2) Perubahan pada peredaran dan pembuluh darah
a) Perubahan pada darah
b) Perubahan pada jantung
c) Perubahan tekanan darah
3) Perubahan pada paru
4) Perubahan pada kehamilan
a) Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dua
orang, yaitu ibu dan janin.
b) Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga
panggul. Ureter juga semakin berkelok-kelok dan kendur
sehingga menyebabkan perjalanan urin ke kandung kemih
melambat. Kuman dapat berkembang di kelokan itu dan
menimbulkan penyakit.
c) Pada bulan ke dua kehamilan, ibu berkemih karena ureter lebih
antefleksi dan membesar.
5) Perubahan pada tulang
6) Perubahan pada jaringan pembentuk organ
7) Perubahan pada alat kelamin dalam

b. Perubahan Psikologis

Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi pada


trimester I meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. Pada
trimester II, perubahan meliputi perasaan lebih nyaman serta
kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin
meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
Pada trimester III, perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan
aneh, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.
(Saminem, 2009).
6

B. Anemia Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi


kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11
gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada
trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil
anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo,
2010 dalam Astarina, 2014).
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia
umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal
dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah
satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi
kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu
turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana, 2010).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan
murah (Manuaba, 2010). .
Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat
disebabkan oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi
perdarahan menahun akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba,
2007).

2. Patofisiologi Anemia

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah


karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta.
Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester kedua
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkat
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti
7

laktogen plasenta yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.


Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel merah ini dapat disebabkan
oleh hubungan antara hormon maternal dan peningkatan eritropoitin
selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).
Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia
kehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan
hematokrit (20-30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah
secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit
mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah
pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram,
sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10-
30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam hati, empedu,
dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar
800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat
besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190
mg hilang selama melahirkan.
(Ibrahim dan Proverawati dalam Dhamayani, 2014).
Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama
hamil dapat diperhitungkan sebagai berikut.
1) Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr
2) Pembentukan plasenta 300 mgr
3) Pertumbuhan darah janin 100 mgr
Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr.
saat persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya
plasenta, ibu akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus
mendapatkan kompensasi dari makanan untuk kelangsungan laktasi..
8

3. Etiologi Anemia

Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga


terjadi pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena
pertambahan sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
darah. Berikut adalah perbandingannya.
1) Plasma darah bertambah 30%.
2) Sel-sel darah bertambah 18%.
3) Hemoglobin bertambah 19%.
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013).
Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat
menstruasi, atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta
schistosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah
(Hb). Infeksi akut dan kronis, termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV
juga dapat menurunkan konsentrasi Hb. Kekurangan mikronutrien lain,
termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga juga dapat
meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008).

4. Tanda Dan Gejala Anemia

Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala:


a. letih, sering mengantuk, malaise;
b. pusing, lemah;
c. nyeri kepala;
d. luka pada lidah;
e. kulit pucat;
f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);
g. bantalan kuku pucat;
h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah.
(Rukiyah, 2010).
9

5. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan


dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda. (Manuaba, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakanalat pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat
digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 2010).
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9 – 10 g% anemia ringan
Hb 7 – 8 g% anemia sedang
Hb <7 g% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,
yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian
preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.
(Manuaba, 2010).

6. Macam-Macam Anemia

Menurut Prawirohardjo (2010), macam-macam anemia adalah


sebagai berikut (Astarina, 2014).

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh


kurangnya mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau
terlampau banyaknya keluar dari badan, misalnya pada perdarahan
(Prawirohardjo, 2010).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :
1) penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi
nutrisi dan gangguan pencernaan, seperti diare atau hiperemesis;
10

2) peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering, banyak atau


kembar;
3) infeksi kronis, terutama pada saluran kemih;
4) perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid
berdarah, atau hemoragi antepartum atau postpartum.
(Fraser, 2009).

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran


sel lebih besar dari sel darah merah normal. Anemia ini biasanya
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan pada wanita yang
jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein
tinggi (Proverawati, 2011).

c. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena


sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang
baru (Prawirohardjo, 2010). Pada sepertiga kasus anemia dipisu oleh
obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
imunologis (Fraser, 2009).

7. Dampak Anemia

Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian
ini harus selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil,
berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun
pengaruh anemia terhdap kehamilan, persalinan dan nifas daoat
mengakibatkan sebagai berikut (Astarina, 2014).
11

a. Dampak Anemia Terhadap Ibu

1) Bahaya Selama Kehamilan

Berikut adalah bahaya anemia selama kehamilan.


1) Abortus.
2) Persalinan prematur.
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim.
4) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
5) Perdarahan antepartum.
6) Ketuban pecah dini (KPD).

2) Bahaya saat Persalinan

Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut.


1) Gangguan his.
2) Kala I memanjang.
3) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat
lelah.
4) Retensio plasenta.
5) Atonia uteri.

3) Pada Masa Nifas

Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.


1) Subinvolusi.
2) Perlukaan sukar sembuh.
3) Infeksi puerperium.
4) Pengeluaran ASI berkurang.
5) Anemia masa nifas.
6) Infeksi mamae.

b. Dampak Anemia Terhadap Janin

Berikut adalah dampak anemia terhdap janin


1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.
2) IUFD.
12

3) BBLR.
4) Kelahiran dengan anemia.
5) Cacat bawaan.
6) Mudah terkena infeksi.
7) IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan
kematian. (Manuaba, 2010).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

1. Faktor Dasar

a. Sosial ekonomi

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
(Sulistyawati, 2009 dalam Nurhidayati, 2013).

b. Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi


pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk
mencegah terjadinya anemia.

c. Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi


pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu
hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga.

2. Faktor Tidak Langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada


partumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia
13

defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi


parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani
pengawasan antenatal.

b. Umur Ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda (<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk
umur yang tua di atas 30 tahun perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010
dalam Nurhidayati, 2013).

3. Faktor Langsung

a. Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia


gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil.

b. Jarak kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2


tahun.

c. Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa


memperhatikan apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan
frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan
aborsi.
14

d. Status gizi
Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat
yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan
terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan (Nurhidayati, 2013).

e. Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu


umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan
terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan
terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian
secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup
penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat
mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat
menyebabkan anemia.

D. Pencegahan Anemia

1. Pemberian Fe

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan


suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan
60 mg besi selama 6 bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama
kehamilan. Di wilayah-eilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi,
dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum
(Prawirohaedjo dalam Astarina, 2014).
Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia.
Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai
target. Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1
tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif
dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2014).
15

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak


1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Susiloningtyas,
2012).
Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui
makanan juga merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi
makan yang cukup mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari
beras mengandung 6 mg Fe. Meningkatkan makanan yang dapat memacu
penyerapan zat besi dan mengurangi makanan yang dapat menghambat
penyerapan zat besi (Arisman, 2007). Selain itu, juga dengan memberikan
penyuluahn tentang tanda dan gejala anemia serta yang ditimbulkan oleh
anemia. (Astarina, 2014).
Pemberian Fe selama kehamilan dan setelah kelahiran dapat
mencegah anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe juga perlu diikuti
dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat
mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe yang
benar yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam
Astarina, 2014).
Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan mebentuk sel darah
merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis (Manuaba, 2010 dalam Astarina, 2014).
Tabel 2.1 Kebutuhan Zat Besi pada Setiap Kehamilan

Meningkatkan sel darah merah ibu 500 mg Fe


Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe
16

2. Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan dan


janinnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi menurut
Arisman (2004) dalam Yanti (2010) adalah sebagai berikut.
a. Keadaan sosial ekonomi keluarga ibu hamil
Untuk memenuhi kebutuhan gizi diperlukan sumber keuangan yang
memadai. Daya beli keluarga yang rendah dalam emmenuhi kebutuhan
gizi sudah barang tentu asupan nutrisi juga berkurang.
b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu
Ibu dalam keadaan sakit kemampuan mengkonsumsi zat gizi berkurang
ditambah lagi pada keadaan sakit terjadi peningkatan metabolisme
tubuh sehingga diperlukan asupan yang lebih banyak.
c. Jarak kehamilan jika yang dikandung bukan anak pertama
Jarak kelahiran yang pendek mengakibatkan fungsi alat reproduksi
masih belum optimal.
d. Usia kehamilan pertama
Usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan dan mula
terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi.
e. Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, perokok,
pengguna kopi.
Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat dipantau melalui
keadaan kesehatannya dan berat badan janin saat lahir. Adanya
penambahan berat badan yang sesuai standar ibu hamil merupakan salah
satu indicator kecukupan gizi. Pada trimester pertma sebaiknya kenaikan
berat badan 1-2 kg, trimester ke dua dank e tiga sekitar 0,34-0,50 kg tiap
minggu (Tarwoto, 2007).
Total berat kumulatif pada wanita hamil dengan tinggi 150 cm
sekitar 8,8 kg – 13,6 kg dan hamil kembar 15,4 kg – 20,4 kg (Arisman,
2004).
Selama hamil, kebutuhan gizi meningkat dibandingkan dengan
kebutuhan sebelum hamil misalnya kebutuhan protein meningkat 68%,
asam folat 100%, kalsium 50% dan besi 200-300 % (Tarwoto, 2007).
17

Tabel 2.2 Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil (Prasetyono, 2009 dalam
Yanti, 2010)
Kebutuhan
Sumber
Zat Gizi Tdk Kegunaan
Hamil Makanan
Hamil
Protein 40 g 60 g - Pertumbuhan Susu, keju,
- Cairan amnion telur, daging,
- Pertumbuhan dan biji-bijian,
perkembangan kacang-
plasenta kacangan,
- Meningkatkan air serealia
susu dan jaringan
payudara, sirkulasi
Hb, dan protein
plasma
Kalori 2.250 2.550 - Meningkatkan Karbohidrat,
g G metabolisme lemak, protein,
- Menambah energi umbi-umbian
(tenaga)
- Menghemat
protein

Kalsium 500 g 900 g - Pembentukan Susu, keju, biji


rangka dan tulang utuh, sayuran
gigi janin hijau
- Melindungi dari
penyakit
- Meningkatkan
metabolisme
kalsium ibu
Fosfor 450 g 650 g - Pembentukan Susu, daging,
rangka dan tulang keju
18

Kebutuhan
Sumber
Zat Gizi Tdk Kegunaan
Hamil Makanan
Hamil
gigi janin
- Mrlindungi dari
penyakit
- Meningkatkan
metabolisme
kalsium ibu
Zat besi 26 g 56 g Kenaikan sirkulasi Hati, daging,
darah dan Hb telur, beras,
sayuran hijau
(bayam,
kangkung,
daun papaya,
dan daun
singkong)
Magnesium 250 g 280 g - Metabolisme Kacang, tahu,
energy dan kakao, hasil
protein laut, beras
- Activator enzim
- Pertumbuhan
jaringan
- Metabolisme sel
dan penguat otot
Yodium 150 ug 175 ug Kenaikan metabolisme Garam
Vitamin A 500 700 - Pertumbuhan sel Mentega, krim,
RE RE dan jaringan sayuran, buah-
- Pertumbuhan gigi buahan
dan tulang
Vitamin D 200 IU 400 IU - Mineralisasi tulang Minyak hati,
dan gigi ikan, kuning
- Pertumbuhan dan telur, susu
19

Kebutuhan
Sumber
Zat Gizi Tdk Kegunaan
Hamil Makanan
Hamil
pembentukan
tulang bayi
Vitamin E 12 IU 14 IU - Pembentukan sel Biji-bijian
darah merah yang terutama
sehat gandum, telur,
- Antioksidan kacang-
penguat daya tahan kacangan,
tubuh minyak sayur,
sayuran hijau,
dan susu
Vitamin C 60 g 70 g - Pembentukan Sayuran,
jaringan brokoli, buah-
- Pengikat dengan buahan (jeruk,
pembuluh darah tomat, papaya)
- Antioksidan
penguat daya tahan
tubuh
Asam folat 160 ug 310 ug - Perkembangan Sayuran
saraf dan sel berwarna hijau
darah gelap seperti
- Kebutuhan asam bayam,
folat selama hamil kembang kol,
adalah 800 mcg/ dan brokoli
hari terutama pada Pada buah-
12 minggu buahan asam
pertamakehamilan. folat banyak
Kekurangan asam terdapat pada
folat dapat jeruk, pisang,
mengganggu wortel, dan
pembentukan otak
20

Kebutuhan
Sumber
Zat Gizi Tdk Kegunaan
Hamil Makanan
Hamil
sampai cacat tomat
bawaan pada
susunan saraf pusat
maupun otak janin
Vitamin B6 2,0 mg 2,5 mg - Memperlancar Gandum,
metabolisme jantung, hati,
protein daging, telur,
- Merangsang susu, keju, ikan
partumbuhan janin (chod, sarden),
- Mempercepat serealia dan
pembentukan sel susu kedelai
darah merah yang telah
B12 1,0 ug 1,3 ug Menjaga sistem saraf, difortifikasi
otot dan jantung agar
berfungsi secara
normal
Riboplavin 1,0 mg 1,7 mg Memperlancar Daging, hati,
metabolisme energi beras, dan
dan protein kacang-
kacangan
Niasin 10 mg 11 mg Memperlancar Daging, hati,
metabolisme energi beras, dan
dan protein kacang-
kacangan
21

E. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia

Dalam penerapan praktis pelayanan antenatal menurut Badan Litbang


Depkes RI, standar minimal palayanan antenatal adalah “14 T” yaitu
1) Timbang berat badan (T1). Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali
kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per
minggu mulai trimester kedua.
Penimbangan berat badan sangat penting dalam pengawasan ibu hamil.
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu hamil dari sebelum
hamil, terhitung mulai trimester I sampai trimester III yang berkisar
diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi
terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir (Wiknjosastro, 2005).
2) Ukur tekanan darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90
mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklampsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3).
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4).
5) Pemberian imunisasi TT (T5).
Menurut Saifuddin (2006), imunisasi TT diberikan pada trimester I atau
trimester II dan TT yang kedua diberikan dengan jarak 4 minggu setelah
TT yang pertama.
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Menurut pendapat Manuaba (2007) pemeriksaan darah di lakukan minimal
dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia.
Kriteria anemia menurut WHO untuk wanita hamil memiliki hemoglobin
<11 g/dl. Sedangkan, derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin
menurut WHO yaitu ringan : Hb 8 g/dl-9.9 g/dl, sedang : Hb 6 g/dl-7.9
g/dl, berat : Hb <6 g/dl.
7) Pemeriksaan VDRL (T7).
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8).
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9).
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10).
22

11) Pemeriksaan protein urin atas indikasi (T11).


12) Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi (T12).
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13).
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan
dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T. Pelayanan/asuhan
antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan
tidak diberikan oleh dukun bayi (Prawirohardjo, 2008).
Dari standar minimal pelayanan antenatal yaitu 14 T di atas, terlihat
bahwa untuk pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4 yaitu
pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6 yaitu
pemeriksaan Hb. T6 tersebut merupakan program pemerintah untuk mencegah
terjadinya anemia pada ibu hamil sedangkan untuk T6 berfungsi untuk
mengetahui kadar Hb dalam darah seorang ibu hamil sehingga dapat diketahui
tingkat anemia yang dialami oleh seorang ibu hamil.
23

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kunjungan ANC I

Tanggal 02 Februari 2021 Pukul 10.30 WIB

Identitas Klien Suami


Nama : Ny. A Tn. E
Umur : 29 Tahun 34 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 D3
Pekerjaan : Karyawati Karyawan
Alamat : Kampung kasui lama RT 01/02

Data Subjektif

Alasan Datang:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan


tidak ada keluhan.

Riwayat Haid:

HPHT tanggal 23 Juli 2020 lamanya 7 hari, banyaknya 2-4 kali ganti
pembalut/ hari, siklus haid 28 hari. Haid sebelumnya tanggal 20 Juni 2021,
lamanya 5 hari. Tapsiran persalinan tanggal 30 Maret 2021.

Riwayat dan kebiasaan sehari-hari

Makan 3x/ hari dengan lauk ikan, tahu, tempe, dan sayuran. Mandi 2 kali
/hari, BAB 1 kali /hari, BAK 5-8 kali /hari.

Riwayat kehamilan ini, persalinan, dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ke tiga dan tidak pernah


keguguran
24

Anak I
Lahir tahun 2011, lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan, tidak
ada penyulit, jenis kelamin laki-laki, BB 2700 gram, PB 50 cm, keadaan
sehat, nifas baik.
Anak II
Lahir tahun 2016, lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan, tidak
ada penyulit, jenis kelamin laki-laki, BB 3100 gram, PB 48 cm, keadaan
sehat, nifas baik.

Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan tidak menggunakan KB, ibu mengatakan menggunakan


KB alamiah dengan metode kalender.

Riwayat penyakit yang dan sedang diderita

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun dan tidak ada
riwayat penyakit keturunan (hipertensi, diabetes, asma, dan TBC).

Riwayat dan kebiasaan sehari-hari: makan, personal hygiene, dan eliminasi

Ibu makan 3x sehari dengan selingan cemilan. Ibu mandi 2 x/hari, sikat
gigi, mengganti pakaian minimal 2 x/hari, BAB 1 /hari, BAK 5-8 x/hari.

Kondisi psikososial (keluarga inti, perkawinan, kehamilan)

Ibu mengatakan tinggal di sebuah kosan dengan suaminya, hubungan


dengan suaminya cukup baik, ibu dan suami sangat senang dengan
kehamilan ini.

Data Objektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional


stabil, TB 150 cm, LILA 25 cm, BB 59 Kg, TD 120 /80 mmHg, N 83 x/m,
RR 21 x/m, S: 36,50C, konjungtiva sedikit pucat.
25

Pemeriksaan Obstetrik

TFU 31 cm, di fundus teraba bokong, di sebelah kanan perut ibu teraba
ekstremitas dan sebelah kiri teraba punggung, bagian terendah teraba
kepala dan belum masuk PAP, TBJ = (31-13) 155 = 2790 gram.
DJJ 142 x/m, teratur, punctum maksimum satu tempat di sebelah kiri
bawah pusat.

Pemeriksaan Penunjang

- Darah: HB 10,2 gram/dl ( 05 Maret 2021)


- Urine: reduksi (-), protein (-) ( 05 Maret 2021)
- Golongan Darah: O

Analisa

Diagnosa kebidanan
Ibu: G3P2A0 hamil 32 minggu dengan anemia ringan
Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala
Diagnose potensial: anemia sedang

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, ibu


mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu bahaya anemia pada kehamilan, ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
dengan minum air putih lebih banyak, mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang, makan secara teratur, mengonsumsi makanan tambahan
seperti biskuit di antara jam makan pokok, mengonsumsi buah dan
sayuran, ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi
untuk meningkatkan kadar Hb, ibu bersedia
5. Memberitahu ibu untuk mengatur pola istirahat, tidur pada malam hari
7-8 jam dan tidur siang minimal 1 jam serta mengurangi aktivitas yang
berat, ibu mengerti.
26

6. Memberitahu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit


kepala yang hebat, penglohatan kabur, bengkak pada wajah kaki dan
tangan, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang, keluar cairan
pervaginam (darah atau air ketuban), ibu mengetahui tanda-tanda
bahaya kehamilan.
7. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygine seperti mandi 2
x/hari, mengganti pakaian minimal 2x/ hari dan mengganti pakaian
dalam apabila basah, serta cebok dengan cara yang benar yaitu
membersihkan dari depan ke belakang, ibu mengerti.
8. Memberi ibu terapi tablet Fe dengan dosis 2x1 tablet per hari pada pagi
dan malam hari sebanyak 30 tablet, dan Vitamin C dengan dosis 2
x/hari serta diminum dengan air putih, ibu berjanji akan meminumnya
secara teratur.
9. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 22 Maret 2021, ibu
mengatakan tidak bias kunjungan ulang pada tanggal tersebut.
10. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan rumah tanggal 12
Maret 2021, ibu bersedia

B. Kunjungan ANC II (Kunjungan Rumah)

Tanggal 12 Maret 2021 Pukul 10.30 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional


stabil, BB 59 Kg, TD 110 /80 mmHg, N 82 x/m, RR 21 x/m, S: 36,00C.

Pemeriksaan Obstetrik

TFU 31 cm, di fundus teraba bokong, di sebelah kanan perut ibu teraba
ekstremitas dan sebelah kiri teraba punggung, bagian terendah teraba
kepala dan belum masuk PAP, TBJ = (31-13) 155 = 2790 gram.
27

DJJ 140 x/m, teratur, punctum maksimum satu tempat di sebelah kiri
bawah pusat.

Pemeriksaan Penunjang

- Darah: HB 10,2 gram/dl (05 Maret 2021)


- Urine: reduksi (-), protein (-) (05 Maret 2021)
- Golongan Darah: O

Analisa

Diagnosa kebidanan
Ibu: G3P2A0 hamil 33 minggu dengan anemia ringan
Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala
Diagnosa pontensial: anemia sedang

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, ibu


mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu bahaya anemia pada kehamilan, ibu mengerti
3. Mengingatkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
dengan minum air putih lebih banyak, mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang, makan secara teratur, mengonsumsi makanan tambahan
seperti biskuit di antara jam makan pokok, mengonsumsi buah dan
sayuran, ibu mengerti.
4. Mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi
untuk meningkatkan kadar Hb, ibu bersedia
5. Mengingatkan ibu untuk mengatur pola istirahat, tidur pada malam hari
7-8 jam dan tidur siang minimal 1 jam serta mengurangi aktivitas yang
berat, ibu mengerti.
6. Mengingatkan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit
kepala yang hebat, penglohatan kabur, bengkak pada wajah kaki dan
tangan, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang, keluar cairan
28

pervaginam (darah atau air ketuban), ibu dapat mengulang kemabali


penjelasan yang telah diberikan..
7. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene seperti mandi 2
x/hari, mengganti pakaian minimal 2x/ hari dan mengganti pakaian
dalam apabila basah, serta cebok dengan cara yang benar yaitu
membersihkan dari depan ke belakang, ibu bersedia.
8. Mengingatkan ibu untuk meminum tablet Fe dan Vitamin C secara
teratur, ibu berjanji akan meminumnya secara teratur.
9. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang ke Puskesmas tanggal 22
Maret 2021, ibu mengatakan tidak bisa datang dan ibu akan kunjungan
ulang tanggal 23 Maret 2021

C. Kunjungan ANC III

Tanggal 23 Maret 2021 Pukul 11.30 WIB

Data Subjektif

Ibu mengeluh pusing, cepat lelah dan kurang istirahat, ibu mengatakan
tidak meminum vitaminnya secara teratur. Ibu mengatakan bahwa ibu
tidak suka memakan sayuran dan kurang minum air putih.

Data Objektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional


stabil, BB 59 Kg, TD 110 /70 mmHg, N 80 x/m, RR 21 x/m, S: 36,7 0C,
konjungtiva sedikit pucat.

Pemeriksaan Obstetrik

TFU 34 cm, di fundus teraba bokong, di sebelah kanan perut ibu teraba
ekstremitas dan sebelah kiri teraba punggung, bagian terendah teraba
kepala dan belum masuk PAP, TBJ = (34-13) 155 = 3255 gram.
DJJ 146 x/m, teratur, punctum maksimum satu tempat di sebelah kiri
bawah pusat.
29

Pemeriksaan Penunjang
- Darah: HB 10,6 gr/dl
- Urin: reduksi (-), protein (-)

Analisa

Diagnosa kebidanan
Ibu: G3P2A0 hamil 34 minggu dengan anemia ringan
Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala
Diagnosa potensial: anemia sedang

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, ibu


mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu bahaya anemia pada kehamilan, ibu mengerti
3. Mengingatkan ibu untuk mengatur pola makan, memakan banyak
sayuran dan buah-buahan, mengurangi makanan yang manis dan
mengurangi konsumsi karbohidrat seperti nasi, ibu bersedia.
4. Mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi
untuk meningkat kadar Hb (ibu bersedia).
5. Mengingatkan ibu untuk mengatur pola istirahat, istirahat secara
teratur, ibu mengerti.
6. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu adanya mulas yang
teratur, keluar lendir darah dan keluar air-air, ibu mengerti dan dapat
mengulangi penjelasan yang telah diberikan.
7. Mengingatkan ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu
sakit kepala yang hebat, penglohatan kabur, bengkak pada wajah kaki
dan tangan, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang, keluar
cairan pervaginam (darah atau air ketuban), ibu mengetahui tanda-
tanda bahaya kehamilan.
8. Mengingatkan ibu untuk menjaga personal hygiene seperti mandi 2
x/hari, mengganti pakaian minimal 2x/ hari dan mengganti pakaian
dalam apabila basah, serta cebok dengan cara yang benar yaitu
membersihkan dari depan ke belakang, ibu mengerti.
30

9. Memberi ibu tablet Fe dengan dosis 2x1 tablet per hari dan Vitamin C
dan meminumnya secara teratur, ibu mengatakan tidak suka meminum
tablet Fe.
10. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang ke Puskesmas tanggal 05
April 2021.
31

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A, G3P2A0, dengan


anemia ringan di Kampung Kasui lama Puskesmas kasui pada Maret 2021,
kelompok akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya
tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis
juga membandingkan teori-teori yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah
diberikan kepada Ny. A G3P2A0 dengan anemia ringan.
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan
sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester
I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi
yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014). Ini
sesuai dengan kasus yang didapatkan oleh penulis di mana kadar Hb Ny. A
G3P2A0 pada trimester III hanya 10,2 gram/ dl, kurang dari 11 gram/ dl
(pemeriksaan tanggal 05 Maret 2021). Sedangkan pada pemeriksaan ke dua yang
dilakukan tanggal 23 Maret 2021, kehamilan trimester III, kadar hemoglobin
dalam darah Ny. A 10,6 gram/ dl. Hal ini menunjukkan bahwa Ny. A G3P2A0
mengalami anemia.
Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala letih, sering mengantuk,
malaise, pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat, membran
mukosa pucat (misal, konjungtiva), bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan,
mual, dan muntah (Rukiyah, 2010).
Pada kunjungan ANC pertama pada tanggal 05 Maret 2021, penulis tidak
menemukan tanda dan gejala anemia dari data subjektif di mana ibu mengatakan
tidak ada keluhan seperti yang telah disebutkan di atas. Namun, pada pemeriksaan
objektif ditemukan tanda-tanda anemia pada Ny. A, di mana konjungtiva ibu
sedikit pucat dan pada pemeriksaan penunjang (pemeriksaan kadar Hb) yang
dilakukan didapatkan hasil kadar hemoglobin ibu 10,2 gr/dl.
32

Berdasarkan kadar Hb ibu yaitu 10,2 gram/dl, penulis mengkategorikan


anemia yang dialami ibu adalah anemia ringan. Penggolongan ini sesuai dengan
tinjauan teori yang menyatakan bahwa Hb 11 gr% untuk yang tidak anemia, Hb 9
– 10 g% anemia ringan, Hb 7 – 8 g% anemia sedang, dan Hb <7 g% anemia berat.
Hal ini menunjukkan bahwa Ny. A mengalami anemia ringan (Manuaba, 2010).
Selanjutnya, pada kunjungan ANC ke tiga pada tanggal 23 Maret 2021
ditemukan keluhan bahwa ibu pusing dan lelah. Selain itu, ibu juga mengatakan
bahwa ia tidak meminum vitamin (tablet Fe) yang telah diberikan secara teratur.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan ulang laboratorium dan didapatkan kadar HB
ibu 10,6 gr/dl. Kadar HB ibu mengalami peningkatan dari pemeriksaan
sebelumnya, namun masih dikategorikan ke dalam kadar HB yang rendah.
Peningkatan yang cukup rendah ini, menurut penulis disebabkan karena
ibu yang tidak mematuhi anjuran petugas kesehatan untuk meminum tablet Fe
secara teratur. Selain itu, juga didukung oleh konsumsi makanan sehari-hari ibu
yang tidak sesuai dengan kebutuhannya selama hamil. Ibu mengatakan bahwa ia
tidak suka mengonsumsi sayuran dan hanya memakannya dalam jumlah yang
sedikit.
Berdasarkan pengakuan Ny. A ini, penulis mengkategorikan anemia yang
dialaminya sebagai anemia defisiensi besi. Pengkategorian ini penulis dapatkan
berdasarkan tinjauan teori yang menyatakan bahwa anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe (Prawirohardjo, 2010).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh penurunan asupan
atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi nutrisi dan gangguan pencernaan,
seperti diare atau hiperemesis (Frase, 2009). Pemenuhan kebutuhan zat besi dapat
diperoleh dari konsumsi makanan seperti hati, daging, telur, beras, sayuran hijau
(bayam, kangkung, daun papaya, dan daun singkong) (Yanti, 2010).
Pada kasus Ny. A G3P2A0 dengan anemia ringan bila tidak segera
ditangani akan terjadi anemia sedang tetapi dalam kasus ini tidak ditemukan
terjadinya diagnosa potensial. Pada tinjauan kasus menunjukkan bahwa kadar Hb
ibu mengalami peningkatan di mana pada pemeriksaan laboratoriun yang pertama
tanggal 05 Maret 2021, kadar Hb ibu 10,2 gr/dl dan mengalami peningkatan pada
23 Maret 2021 menjadi 10,6 gr/dl.
33

Antisipasi yang telah dilakukan pada Ny. A G3P2A0 dengan anemia


ringan adalah pemeberian terapi yaitu tablet Fe dengan dosis 2 x 1 tablet per hari
dan vitamin C dengan dosis 2 x 1 dalam sehari. Selain itu, ibu juga diberikan
konseling untuk mengonsumsi makanan yang bergizi serta dapat meningkatkan
kadar Hb ibu.
Dalam tinjauan teori dijelaskan bahwa pemberian Fe selama kehamilan
dan setelah kelahiran dapat mencegah anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe
juga perlu diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan
sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe yang benar
yaitu dengan air putih atau air jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam Astarina, 2014).
Pada kasus ini sudah sesuai dengan tinjauan teori di mana, seorang ibu
hamil diberikan tablet Fe untuk mencegah dan mengatasi anemia yang dialami
oleh ibu serta pemenuhan nutrisi selama kehamilan. Selain tablet Fe, di
Puskesmas Kecamatan Senen, Ny. A yang mengalami anemia ringan juga
diberikan vitamin C. Vitamin C diberikan kepada Ny. A bertujuan untuk
mempercepat penyerapan zat besi dalam tubuh ibu sehingga diharapkan kadar Hb
ibu dapat meningkat. Selain itu, ibu juga disarankan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang terutama
makanan yang mengandung tinggi zat besi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A G3P2A0 dengan


anemia ringan, penulis menyimpulkan sebagai berikut.
1) Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan
sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada
trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, kelompok
menyimpulkan bahwa Ny. A mengalami anemia di mana kadar
hemoglobinnya 10,2 gram/ dl pada tanggal 5 maret, dan 10,6 gram/ dl
pada tanggal 23 maret 2021. Berdasarkan kadar Hb tersebut, Ny. A
mengalami anemia ringan.
2) Anemia dalam kehamilan pada Ny. A terjadi karena ketidak teraturan
dalam mengonsumsi tablet Fe dan kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi seperti sayuran hijau. Ini penulis dapatkan
berdasarkan pengakuan dari Ny. A tersebut.
3) Tanda dan gejala anemia yang terjadi pada Ny. A adalah keluhan ibu yang
mengatakan bahwa ia cepat lelah dan pusing. Selain itu, ditemukan bahwa
konjungtiva ibu sedikit pucat. Semua tanda dan gejala tersebut merupakan
tanda dan gejala dari anemia.
4) Bahaya yang mungkin akan terjadi pada ibu hamil dengan anemia tidak
ditemui pada Ny. A selama kehamilannya. Ibu tidak mengalami abortus,
tidak pernah perdarahan, tidak KPD, dan pertumbuhan janinnya sesuai
dengan bertambahnya usia kehamilan.
5) Pencegahan dan penanganan anemia dilakukan dengan pemberian tablet
Fe selama kehamilan dan pemenuhan nutrisi ibu hamil terutama yang
mengandung tinggi zat besi.
6) Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia tidak berbeda dengan
ibu hamil yang tidak mengalami anemia yaitu sesuai dengan standar
pelayanan 14 T. Pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4

34
35

yaitu pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6


yaitu pemeriksaan Hb. T6 tersebut merupakan program pemerintah untuk
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil sedangkan untuk T6 berfungsi
untuk mengetahui kadar Hb dalam darah seorang ibu hamil sehingga dapat
diketahui tingkat anemia yang dialami oleh seorang ibu hamil.

B. Saran

Pada akhir pembuatan Laporan Tugas ini, Keompok mengharapkan


semua tenaga kesehatan terutama bidan dapat terus meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan mengenai anemia dalam kehamilan sehingga dapat
memberiksan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Selain itu,
kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh seorang bidan harus dapat terus
ditingkatkan agar dapat memberikan dukungan kepada setiap ibu hamil untuk
terhindar dari anemia.
DAFTAR PUSTAKA

Astarina, Dita. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara Tahun 2014. Jakarta:
Poltekkes Jakarta III.

Benoist, B.D., McLean, E., Egli, I., and Cogswell, M., 2008. Worldwide
Prevalence of Anaemia 1993–2005 : WHO global database on anaemia.
Switzerland: WHO Press, World Health Organization. Tersedia :
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf.
Diakses pada Maret 2016

Dhamayani, Sri. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Trimester III
yang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong Persalinan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2013. Tersedia :
http://repository.usu.ac.id/. Diakses pada Februari 2016.

Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta : EGC.

Gibney, Michael J., dkk. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Ibrahim dan Proverawati. 2011. Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Kemenkes RI. Jadilah Kartini Indonesia yang Tidak Mati Muda (Pencanangan
Kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014). Tersedia :
http://www.depkes.go.id/. Diakses pada Juni 2016.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Jakarta


: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka


Cipta.

Nurhidayati, Rohmah Dyah. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia


Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo. Tersedia : http://eprints.ums.ac.id/. Diakses pada Mei 2016.

Pranoto, Ibnu, dkk. 2013. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.


Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Proverawati, Atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Putri, Dinnya Darosha. 2012. pola makan dan konsumsi tablet besi pada ibu hamil
trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Sikaping, Kabupaten
Pasaman tahun 2012. Tersedia : http://repository.usu.ac.id/. Diaskes pada
Juni 2016.

Razfi, Fitrina M. 2014. Gambaran Pola Kebiasaan Cara Minum Tablet Fe pada
Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/31229/2/BAB_I.pdf. Diakses pada Februari 2016.

Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2010. Asuhan kebidanan IV (potologi kebidanan ).


Jakarta : Trans Info Media

Saifuddin, AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: EGC.

Saminem, Hajjah. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC.

Setyoresmi, Luruh, dkk. 2012. Hubungan Tingkat Konsumsi dan Kepatuhan


Minum Tablet Fe Terhadap Kadar Hb Ibu Hamil trimester II di Wilayah
Kerja Puskesmas Pandanwangi. Jurnal Gizi Program Studi Ilmu Gizi
Kesehatan FKUB.

Susiloningtyas. 2012. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Tersedia :


http://jurnal.unissula.ac.id/. Diakses pada Juni 2016.

Susenas, BPS Provinsi DKI Jakarta. 2012. Tersedia :


http://www.depkes.go.id/PROFIL_KES_PROVINSI_2012. Diakses pada
Februari 2016.

Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana.

Wisnu. 2013. Hasil Riskesdes 2013 Tunjukkan Akses Masyarakat Terhadap


Program Pelayanan Kesehatan Ibu Meningkat. Tersedia :
http://www.litbang.depkes.go.id. Diakses pada Februari 2016.

Yanti, Supri Indah. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Gedung Negara Kecamatan Hulu
Sungkai Kabupaten Lampung. Jakarta : Poltekkes Jakarta

Anda mungkin juga menyukai