Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ANEMIA RINGAN PADA IBU HAMIL

D
I
S
U
S
U
N

Kelompok 5 :
1. Teresia Kristin Siagian (P07524120084)
2.sefina Annisa Keliat
(P07524120091)
3. Adei Meily Situmorang ( P07524120001)
4. Adelya Zulfa (P07524120044)
5. Wilza Lolisya Sandori (P07524120085)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang
berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia
secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah
batas “normal”. Dalam praktik rutin, konsentrasi Hb < 11 g/dl pada akhir trimester pertama,
dan 10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari
penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai-nilai ini kurang lebih sama dengan nilai Hb
terendah pada ibu-ibu hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester
pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti
zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena
kekurangan zat besi (Rukiyah,2010). Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan
darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan
oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang
ditemui antara lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan
keganasan (Prawirohardjo, 2010).
Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi penting untuk
melakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan karena jika pada saat kunjungan
pertama hasil pemeriksaan tidak mengalami anemia masih mungkin terjadi anemia pada
kehamilan lanjutannya (Proverawati,2011). Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan
khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program
pencegahan anemia. ibu hamil cenderung tidak memperdulikan penting tablet Fe yang
diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena mereka menganggap tablet Fe hanya
membuat merasa mual jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya di
masyarakat. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingginya kejadian anemia pada ibu
hamil adalah umur, jarak kelahiran, paritas, pendidikan , pengetahuan dan pendapatan
keluarga (BKKBN, 2009).
Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah sebesar
41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1% ,
Amerika 24,1% dan Eropa 25,1% (WHO,2008). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. ibu
hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi
yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Prevalensi
kasus anemia pada ibu hamil di Provinsi Jawa barat pada tahun 2011 sebesar 18,64 % dan
pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 24,63%. Sementara itu prevalensi anemia
defisiensi besi pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi. Sekitar 35-75% ibu hamil
menderita anemia defisiensi besi serta semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia
kehamialan (Rukiyah,2010).Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari
kelahiran prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut (Rukiyah,2010).
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia
214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000
kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan, angka kematian ibu
(AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan
dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI
2007). Selain AKI, angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran
hidup. Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba,2010). Pemberian tablet Fe di
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan
pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu
hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi
kejadian anemia masih tinggi (Kementerian
Kesehatan RI,2013).
Salah satu peranan bidan dalam program perencanaan persalinan danpen cegahan
komplikasi (P4K) dalam masa kehamilan yaitu melakukan pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan seperti pemeriksaan Hemoglobulin pada saat kunjungan pertama ibu di tenaga
kesehatan dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Selain itu program KIA adalah Antenatal
care (ANC). Terdapat 14 T dalam pemeriksaan ANC di Puskesmas, yang salah satunya
adalah pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, yang merupakan upaya
penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia. Akan tetapi dalam kenyataannya,
tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe meminumnya secara rutin, hal ini bisa
disebabkan oleh faktor ketidaktahuan tentang pentingnya tablet Fe selama kehamilan.
(Depkes RI,2007).

B. Rumusan Masalah
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi pada saat hamil, bersalin
dan nifas. Sementara itu angka anemia pada ibu hamil di Kec Medan Johor masih tinggi.
Dampak anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran prematur sampai
kematian ibu dan bayi. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah dalam kasus ini adalah “Bagaimana penatalaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny. M dengan anemia ringan di PMB SURYANI”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan pada Ny.
M dengan anemia ringan di PMB SURYANI.
2. Tujuan Khusus
a. Ibu mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta bahaya anemia ringan.
b. Ibu mampu menjelaskan penatalaksanaan dalam anemia ringan.
c. Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan yang diberikan pada Ny.M.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Prawirohardjo
(2012),kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Proses kehamilan merupakan matarantai yang
berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsungdalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27). Dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40 minggu) (Prawirohardjo, 2012).
2. Program Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah suatu upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan
rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2012).
a. Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahnkan kesehatan fisik,mental, dan social ibu dan bayi
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkinterjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibudan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal (Prawirohardjo, 2009).

b. Menurut Prawirohardjo (2009) kunjungan antenatal sebaiknya paling sedikit 4 kali setelah
kehamilan :
1) Satu kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) Dua kali pada triwulan ketiga
c. Standar Antenatal Care
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram
selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko
kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
3) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya hipertensi (tekanan darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul
berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan
darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu- waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester
pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu
hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga
atas indikasi.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah
selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan
sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam
rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga
Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang
dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan
untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai
pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain
pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya di fasilitas rujukan.
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
11) KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga
kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya
(sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya
mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olahraga ringan.
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu
hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola
gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat
kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk
mencegah anemia pada kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya penyakit
IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi).
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan
kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari
ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negative maka diberikan
bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir
karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian
ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk
menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi
mengalami tetanus neonatorum.
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan
untuk memberikan stimulus auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)
secara bersamaan pada periode kehamilan (Depkes, 2010).
d. Asuhan kehamilan (Refocusing ANC)
Pada setiap kali kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.Table
dibawah ini merupakan garis-garis besarnya.keluarga.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


Kunjungan pertama
Tanggal : 18 Januari 2022
Jam : 10.30 WIB
Identitas Klien
Nama : Ny. M Suami : Tn. A
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : Wiraswasta
Alamat : jln. pintu air IV
No.Telp : 08888132069

Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya, tidak ada keluhan dalam
kehamilannya, pergerakan janin aktif 10 kali dalam 12 jam. tidak ada sakit kepala berlebihan,
tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak
kabur, tidak ada pengeluaran cairan (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada
perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat.
Riwayat Haid
Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 16 Juni 2021, lamanya haid 7
hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut/hari, siklus 28 hari,teratur,konsistensi cair dan
terdapat stosel. Tafsiran Persalinan 23 April 2022 Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan
pertama dan sudah berjalan 3 tahun dan sah menurut agama dan hukum.
Riwayat perkawinan
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan
yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran.
Riwayat keluarga berencana Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Riwayat penyakit yang dan sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, ginjal,
kelainan darah, TBC ataupun riwayat operasi.
Riwayat dan kebiasaan sehari-hari: makan,personal hygiene,dan eliminasi
Ibu mengatakan nafsu makan bertambah selama di awal kehamilan, sekarang nafsu
makannya sama seperti sebelum hamil makan 2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari
dengan nasi, lauk pauk seperti sayur bayam, sayur kangkung, tempe dan teri . terkadang pada
malam hari ibu makan roti. Porsi makan ibu 1 piring nasi ukuran sedang, setengah mangkuk
sayur, dan lauk pauk seadanya. Ibu mengatakan suka lupa untuk meminum obat yang telah
diberikan terutama tablet Fe, meminum tablet Fe dengan air putih di pagi hari. Tidak pernah
meminum ablet Fe dengan teh dan kopi. Terkadang meminum tablet Fe bersamaan dengan
tablet kalk. Minum air putih sebanyak ± 2 liter (8-10 gelas) per hari. Ibu mengatakan BAB 1
kali sehari. BAK > 6 kali sehari Ibu mengatakan pola istirahat teratur, tidak ada gangguan
pada saat tidur, sebanyak 2 kali sehari, tidur siang ± 1 jam/hari, tidur malam ± 6-7 jam/hari.
Ibu mandi dan gosok gigi 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari, pekerjaan sehari – hari
adalah membersihkan rumah seperti menyuci baju, menyapu, mengepel lantai, dan mencuci
piring. ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum jamu- jamuan, tidak minum alkohol,
ataupun mengkonsumsi obat-obatan kecuali yang diberikan oleh bidan dan Dokter.
Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Ibu
mengatakan tidak mempunyai kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan.
Riwayat kehamilan ini trimester I,II dan III
Ibu pertama kali memeriksa kehamilannya pada trimester I usia kehamilan 23 minggu pada
tanggal 30 November 2021. Selama kehamilan ibu telahmemeriksakan kehamilannya
sebanyak 3 kali di PMB SURYANI, yaitu 3 kali pada trimester kedua. Ibu mengatakan baru
suntik TT2 pada tanggal 04-01-22 saat usia kehamilan 28 minggu. ibu melakukan testpack
dan hasilnya positif.
Pergerakan janin dirasakan pada usia 16 minggu kira-kira bulan Oktober 2022.
Pergerakan janin dirasakan ±10 kali dalam 12 jam terakhir.
Ibu mengatakan rencana persalinan di PMB SURYANI ,bersedia ditolong oleh bidan,biaya
persalinan sudah mulai dipersiapkan, waktu tempuh ke PMB SURYANI kurang lebih 15
menit dengan menggunakan sepeda motor.
Riwayat imunisasi tetanus toxoid
Ibu mengatakan belum pernah melakukan imunisasi tetanus toxid
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional:
Stabil , Tekanan Darah : 100/60 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, RR : 20 kali/menit,
Suhu : 36,6°C, Tinggi Badan : 161 cm, Berat badan sebelum hamil : 48 kg, BB
saat ini : 56 kg, Lila : 23 cm
Pemeriksaan Fisik
Rambut Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak bercabang,warna kehitaman. Mata
tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak oedem dan sedikit pucat.Mata Simetris,
kelopak mata tidak oedem,konjungtiva sedikit pucat dan sklera tidak kuning. Hidung bersih,
tidak ada secret. Lidah tampak bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada lubang,bibir tidak
pecah-pecah, tidak sariawan, tidak ada sianosis. Telinga simetris, bersih, tidak ada
pengeluaran serumen. Leher tidak terdapat benjolan dan pembesaran kelenjar getah
bening.tidak terdapat pembengkakkan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan vena
jugularis.
Payudara simetris,puting susu menonjol,aerola bersih dan terdapat pigmentasi,tidak terdapat
benjolan dan nyeri tekan, belum ada pengeluaran colostrum. Posisi tulang belakang lordosis
fisiologis dan tidak terdapat nyeri pada punggung. Ekstremitas atas bawah tidak terdapat
oedem,tidak terdapat varises dan tidak ada sianosis, refleks patela kiri dan kanan +/+,
kekuatan sendi +/+ Pemeriksaan Obstetrik
Terdapat pembesaran yang sesuai dengan umur kehamilan,tidak ada luka bekas
operasi,terdapat linea alba dan striae nigra.TFU : 21 cm TBJ (TFU-12) x 155 = 1395.
Leopold I: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong). Leopold II:
Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung). Sebelah
kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas). Leopold III: Bagian
terendah janin teraba keras,bulat,melenting (kepala) belum masuk PAP. Leopold IV: belum
dilakukan.
Denyut jantung janin (+) frekuensi 138 x/menit,punctum maksimum terdengar
disatu tempat bawah pusat sebelah kiri.
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
Analisa:
Diagnosa Kebidanan:
Ibu : G1P0A0 Hamil 28 minggu
Janin : tunggal,hidup, presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik dan usia kehamilan. Ibu
berterimakasih atas informasi yang diberikan mengenai keadaannya.
2. Melakukan informed consent untuk menjadi pasien komprehensif. Ibu bersedia dan sudah
menandatangani lembar informed consent.
3. Melakukan pendekatan dan membina hubungan baik dengan pasien. Ibu merasa senang
dan percaya saat dilakukan pemeriksaan.
4. Melakukan imunisasi tetanus toxoid yang pertama kepada ibu. Imunisasi tetanus toxoid
sudah diberikan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat,jangan melakukan pekerjaan yang terlalu berat.
Ibu mengerti atas penjelasan yang telah diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan bergizi seimbang seperti sayur-
sayuran, hati, daging dan buah-buahan dan minum air putih yang cukup. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melaksanakannya.
7. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester II seperti sakit kepala
yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, serta gerakan janin
berkurang.ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan dapat mengulanginya kembali.
8. Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene seperti mengganti pakaian ibu saat
berkeringat atau basah,gunakan pakaian yang menyerap keringat, mandi minimal 2 kali
sehari,menjaga kebersihan pakaian dalam dengan mengganti pakaian dalam jika sudah
basah,membersihkan daerah kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir
kemudian di keringkan. Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan dan berjanji akan
melakukannya dirumah.
9. Memberikan ibu terapi tablet FeXXX tablet 1x1 sehari, kalk X tablet 1x1 sehari, Vit C X
tablet 1x1 sehari.untuk mengkonsumsi tablet Fe sebelum tidur dengan air jeruk atau air putih
pada pagi hari meminum kalk dan vit C. Ibu mengerti dan berjanji akan menghabiskan obat
yang telah diberikan.
10. Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe yaitu diminum 1 kali sehari secara teratur pada
malam hari tidak bersamaan dengan tablet kalk. Diminum menggunakan air putih atau
dengan air yang mengandung vit C seperti air jeruk agar penyerapan tablet Fe lebih cepat.
Tidak dianjurkan meminum tablet Fe dengan teh atau kopi karena dapet memperlambat
penyerapan tablet Fe dalam tubuh. Ibu mengerti cara meminum tablet Fe.
11. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang bersama suami di
PMB tanggal 28 januari 2022. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
Tanggal : 01 Februari 2022
Jam : 08.30 wib
Kunjungan kedua

Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang, ada keputihan sejak 2 minggu yang
lalu.berwarna putih, tidak berbau, sedikit gatal, mudah cepat lelah, badan lemas,pergerakan
janin yang dirasakan aktif. tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak
ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran
cairan (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada
nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan membasuh alat kemaluan dengan menggunakan air
didalam bak mandi, tidak pernah mengeringkan alat kemaluan saat sehabis BAB atau BAK.
Jarang mengganti pakaian dalam jika sudah basah atau lembab. Ibu mengatakan tablet Fe
yang diberikan masih ada 5 tablet dikarenakan ibu lupa untuk meminumnya. Ibu meminum
tablet Fe dengan air putih dan terkadang bersamaan dengan tablet kalk.
Data Objektif
Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional : Stabil TD :120/70
mmHg, N: 80x/mnt Suhu : 36,70C , RR : 19x/mnt, BB sekarang: 56 kg Lila : 24,5 cm. Muka
tidak oedem dan pucat. Kelopak mata tidak oedem, konjuntiva pucat, sclera tidak ikterik,
TFU 28 cm, TBJ (28-12) x 155 = 2480 gram, Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat
dan tidak melenting.(bokong), Leopold 2 : Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan
keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstremitas) Leopold 3: Bagian terendah janin teraba keras,bulat,melenting (kepala) belum
masuk PAP Leopold 4: Belum dilakukan. Denyut jantung janin (+) frekuensi 140
x/menit,punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah pusat sebelah kiri.Ekstremitas
atas dan bawah: oedem -/-, varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak
terdapat oedem, tidak terdapat varises, terdapat cairan bewarna putih bening, tidak kental,
tidak
berbau.
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium , Hasil : Hb : 9,4 gr/dl
Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ibu : G1P0A0 hamil 32 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup Presentasi Kepala
Diagnosa potensial : Anemia sedang
Masalah : Keputihan
Kebutuhan : Memberikan penyuluhan tentang personal hygine
Penatalaksanaan :
1. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 33 minggu keadaan
ibu dan janin saat ini baik tetapi kadar hemoglobin ibu kurang dari normal yaitu 9,4 gr/dl
sedangkan hemoglobin yang normal yaitu 11 gr/dl. Ibu merasa hawatir dengan keadaannya
dan berterimakasih atas informasi yang telah diberikan mengenai keadannya.
2. melakukan imunisasi tetanus toxoid yang kedua pada ibu. Imunisasi tetanus toxoid sudah
diberikan.
3. Memberitahu ibu pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia dalam kehamilan,
penyebab anemia, tanda dan gejala anemia, faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada
ibu hamil, macam-macam anemia, klasifikasi anemia, pengaruh anemia serta pencegahannya.
Ibu mengetahui anemia dalam kehamilan dan dapat mengulangi kembali.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami ibu masih dalam batas
normal untuk mengurangi keputihan ibu harus lebih memperhatikan personal hygine ibu
dengan cara membersihkan daerah kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air
mengalir kemudian di keringkan, mengganti pakaian dalam jika sudah terasa basah atau
lembab, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Ibu dapat
menjelaskan kembali dan berjanji akan menerapkannya.
5. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai P4K yaitu persiapan tempat
persalinan, penolong persalinan, biaya persalinan, pendamping persalinan, kendaraan dan
calon pendonor darah. Ibu ingin bersalin di puskesmas pondok gede, ditolong oleh bidan,
sudah mulai menabung untuk biaya peralinan, ibu ingin didampingi oleh suami saat
persalinan, kendaraan dengan motor, dan pendonor darah dari kaka kandung.
6. Mengingatkan ibu agar segera membuat BPJS untuk ibu dan calon bayinya. Ibu akan
segera mendaftarkan BPJS ibu dan bayinya.
7. memberitahu ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III,
seperti : perdarahan pervaginam, keluar ketuban sebelum waktunya, demam tinggi >38,0 0 C,
nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, gerakan janin tidak ada atau berkurang. Ibu dapat
menjelaskan kembali tanda bahaya pada kehamilan.
8. menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10 tablet) 1
tablet x 1 hari, Fe (15Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15 tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti
penjelasan yang diberikan dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.
9. memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi bersama suami pada
tanggal 13 februari 2022. Ibu akan melakukan kunjungan ulang kembali.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny. M pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data subjektif dan objektif.
Data subjektif didapatkan dari keluhan-keluhan ibu. Dimana pada kasus Ny.M saat
melakukan kunjungan antenatal care yang kedua ibu mengeluh mudah cepat lelah dan badan
terasa lemah. Menurut Manuaba (2010), gejala yang terjadi pada anemia akan didapatkan
keluhan seperti cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan badan terasa lemas.
Pada kasus Ny.M terdapat dua gejala anemia yang sesuai dengan teori Manuaba (2010) yaitu
mudah cepat lelah
dan badan terasa lemas.
Pada kasus ini Ny.M dilakukan pemeriksaan laboratorium pada usia kehamilan 32 minggu.
Kadar hemoglobin Ny.M yaitu 9,4 gr/dl dimana bila kita lihat dari teori Manuaba (2010),
anemia ringan adalah dimana kadar hemoglobin antara 9 - 10 gr%. Sedangkan menurut
DepKes (2009), anemia ringan yaitu dimana kadar hemoglobin antara 9 -10,9 gr%. kadar
hemoglobin Ny.M termasuk dalam anemia ringan. Oleh karena itu dapat ditegakkan diagnosa
pada Ny.M yaitu G1P0A0 hamil 32 minggu dengan anemia ringan.
Ny. M melakukan kunjungan antenatal care lebih dari 4 kali tetapi pada usia kehamilan
trimester pertama dan trimester kedua Ny. M tidak melakukan kunjungan antenatal care.
Sedangkan kunjungan antenatal care pada trimester 1 dan trimester II sangatlah penting untuk
memantau keadaan ibu dan janin serta mendeteksi dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi elama hamil seperti anemia dalam kehamilan. Hal ini tidak
sejalan dengan teori Saifuddin (2009), kunjungan antenatal care dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dua
kali pada triwulan ketiga. Tujuan dari kunjungan antenatal care yaitu memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi dimulai pada saat
kunjungan pertama yaitu pada trimester I (1-12 minggu ) yang dilakukan minimal satu kali.
Tujuan antenatal care yang selanjutnya yaitu mengenali secara dini adanya ketidaknormalan
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
Faktor keberhasilan dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.M yaitu dapat
meyakinkan ibu, membangun rasa percaya pada ibu, memberikan KIE tatalaksana dari
masalah-masalah yang biasa ditemui pada ibu dengan masalah anemia ringan, bekerjasama
dengan keluarga untuk membantu memberikan dukungan emosional terhadap kehamilan ibu
serta istirahat yang sukup untuk ibu.
Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.Mantara lain karena
kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya anemia terhadap kehamilan, kurangnya
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan protein, kurangnya keteraturan ibu dalam
mengkonsumsi tablet penambah darah, kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya
meminum tablet penambah darah, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi
tablet penambah darah dengan benar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian materi serta pembahasan kasus pada Ny.M dapat diambil kesimpulan yaitu
asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan sangatlah penting untuk ibu dalam masa
kehamilan hingga masa nifas. Terutama dalam masa kehamilan seorang bidan harus dapat
memberikan pelayanan antenatal care yang dapat mencegah adanya komplikasi obstetri dan
dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi pada ibu hamil. Selama proses pelaksanaan
asuhan kebidanan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kasus ini penulis mengambil pasien Ny.M usia 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 28
minggu. Pada usia kehamilan 32 minggu menjelaskan pengertian anemia ringan, tanda dan
gejala anemia serta bahaya anemia ringan terhadap kehamilan. Ny.M dapat menjelaskan
kembali pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Hal ini menunjukan bahwa
Ny.M sudah dapat memahami pengertian dari anemia ringan, tanda dan gejala anemia.
Namun Ny.M masih kurang paham mengenai bahaya anemia ringan terhadap kehamilan.
2. Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.M antra lain karena
kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya anemia terhadap kehamilan, kurangnya
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan protein, kurangnya keteraturan ibu dalam
mengkonsumsi tablet penambah darah, kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya
meminum tablet penambah darah, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi
tablet penambah darah dengan benar.
3. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada yaitu memberikan
tablet penambah darah, pemeriksaan laboratorium, dan konseling. Asuhan yang diberikan
kepada Ny.M masih belum maksimal karena ketidakteraturan ibu dalam mengkonsumsi
penambah
4. darah, nutrisi ibu saat hamil, dan cara meminum tablet penambah darah yang belum benar.

B. Saran
Bagi Pendidikan
a. Dapat meningkatkan kualitas dalam menambah referensi atau buku-buku tentang
kebidanan terutama tentang fisiologi dan patologinya.
b. Diharapkan institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
pengetahuan yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian.L.D dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta:Salemba Medika.
HARMATUTI. (2015). Sinopsis Rencana Proposal Tesis. Ws.Ub.Ac.Id. Retrieved
fromhttp://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/16/2015
0416021145_9123.pdf.Diakses 21 Februari 2016.
Kemenkes RI, 2014. mothers day.Pdf. Situasi Kesehatan Ibu, (angka kematian ibu),
p.8. Available at:http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/
pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf.diakses 14 Februari 2016
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid
1. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai