Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat dilihat dari
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya
neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi
terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Sebaran kematian ibu di Indonesia bervariasi
antara 130 dan 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang
intensif dan dibarengi dengan makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap
rumah sakit, kematian ibu di Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup.
Sedangkan kematian bayi sekitar 56/10.000 persalinan hidup (Manuaba, 2010).
Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil adalah anemia dalam kehamilan. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social
ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya
manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensi
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari
semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO, kejadian anemia
kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 g% sebagai dasarnya
(Manuaba, 2010).
Begitu seriusnya masalah anemia dalam kehamilan ini, karena anemia dalam kehamilan
memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam
nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus,
partus prematurus, partus lama karena inertia uteri, perdarahan postpartum karena atonia
uteri, syok, infeksi (intrapartum maupun postpartum), anemia sangat berat dengan Hb
kurang dari 4g/100 ml dapat menyebabkan dekompensasi kordis (Sarwono, 2005).
Oleh karena itu diperlukan suatu pencegahan yakni dengan memberikan makanan yang
cukup mengandung zat besi. Namun, jika anemia sudah terjadi, tubuh tidak akan mungkin
menyerap zat besi dalam jumlah besar dan dalam waktu yag relatif singkat. Oleh karena itu,
pengobatan selalu menggunakan suplementasi zat besi (Arisman, 2009).
Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah)
sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1.040
mg. dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya
hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya melalui diet.
Karena suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita yang
berstatus gizi baik (Arisman, 2009).
Berdasarkan Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2010 di 440
kota/kabupaten di 33 provinsi di Indonesia oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI mengungkapkan bahwa secara nasional prevalensi anemia di perkotaan
mencapai 14,8%. Hasil Penelitian yang dilakukan PT. Merck Tbk. di Jawa Timur tahun 2010,
yang melibatkan 5959 perserta ibu hamil menunjukkan bahwa angka kejadian anemia cukup
tinggi yaitu sebanyak 33%. Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik tahun 2011, menunjukkan
bahwa jumlah seluruh ibu hamil sebanyak 20.785 ibu hamil, dan yang mengalami anemia
yaitu dengan kadar Hb < 11 g% sebanyak 1100 ibu hamil. Di Puskesmas Sukomulyo
kecamatan Manyar Kabupaten Gresik tahun 2011, menunjukkan bahwa jumlah seluruh ibu
hamil sebanyak 87 ibu hamil, dan yang mengalami anemia yaitu dengan kadar Hb < 11 g%
sebanyak 19 ibu hamil.
Sedangkan hasil survey pendahuluan pada bulan Desember 2011 di BPS pada 10 ibu hamil
yang dilakukan pemeriksaan oleh bidan setempat didapatkan 7 ibu hamil (70%) yang
mengalami anemia dan yang tidak mengalami anemi sebanyak 3 ibu hamil (30%).
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan pada ke-10 ibu hamil tersebut menyatakan
bahwa sebanyak 40% ibu hamil mengetahui tentang anemia dan sebanyak 60% ibu hamil
tidak mengetahui tentang anemia. Ibu hamil yang mengetahui tanda-tanda terjadinya
anemia sebanyak 40% dan sebanyak 60% ibu hamil tidak mengetahui tentang anemia.
Sebanyak 30% ibu hamil mengetahui bahwa tablet zat besi dapat mencegah terjadinya
anemia dan 70% ibu hamil tidak mengetahui tablet zat besi dapat mencegah terjadinya
anemia. Sebanyak 70% ibu hamil malas minum tablet zat besi yang diberikan bidan karena
dapat menimbulkan rasa mual dan muntah dan 30% ibu hamil selalu meminum tablet zat
besi yang diberikan bidan walaupun mempunyai efek mual dan muntah.
Upaya yang dilakukan dalam mencegah anemia pada ibu hamil adalah dengan memberikan
pengetahuan kepada ibu hamil tentang anemia kehamilan melalui pemberian buku KIA pada
masing-masing ibu hamil agar dibaca pada saat ibu dirumah, dan juga dilakukannya
penyuluhan pada saat PKK atau konseling terhadap ibu hamil pada saat kunjungan ANC.
Dimana bidan tersebut memberikan konseling tentang anemia dan pemberian suplementasi
tablet zat besi pada ibu hamil.
Apabila ibu hamil tidak tahu secara terus menerus tentang anemia, maka dampak yang akan
terjadi pada ibu hamil adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, ketuban pecah
dini (KPD). Dampak yang terjadi pada ibu saat bersalin adalah gangguan His (kekuatan
mengejan). Dampak pada ibu nifas adalah dapat menimbulkan perdarahan postpartum,
pengeluaran ASI berkurang. Sedangkan dampak pada janin adalah kematian intrauterine,
berat badan lahir rendah, juga dapat terjadi cacat bawahan.
Dengan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dan penanganan anemia di BPS .
Sehingga dapat dicegah timbulnya anemia dalam kehamilan yang mengarah pada
perdarahan pasca persalinan sampai terjadi kematian, sehingga ibu hamil menyadari akan
pentingnya tablet zat besi dan mengubah cara pandang mereka dan termotivasi untuk patuh
meminum tablet zat besi khususnya pada kehamilan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dalam Kehamilan Dan
Penanganan Anemia di BPS ?”
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny.“K”
Dengan Anemia Ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada
tanggal 16 dan 30juli 2012 dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny”K” gestasi 28 minggu
dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16 dan 30 juli 2012.
b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan
anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16 dan 30 juli 2012.
c. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan
anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16 dan 30 juli 2012.
d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny”K” gestasi
28minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16 dan
30 juli2012.
e. Dapat menetapkan rencana di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tindakan asuhan kebidanan
pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan anemia ringan tanggal 16 dan 30 juli 2012.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.“K”
gestasi 28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16
dan 30juli 2012.
g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“K” gestasi
28minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 16 dan
30 juli2012.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada
Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar
tanggal 16 dan 30 juli 2012.
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan
yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan
potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan anemia serta mendokumentasikan.
Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian menggunakan teknik:
a. Anamnese/wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien
tersebut.
b. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien dengan cara
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium), serta
pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian.
c. Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual
Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual meliputi status emosional,
respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga,
petugas kesehatan dan lingkungannya, keadaan ekonomi dan hubungan klien dengan
Tuhan.
3. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari
catatan dokter/bidan maupun dari hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
lainnya yang berkaitan dengan anemia ringan.
4. Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter yang menangani
langsung klien tersebut dan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya tulis ini terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Pembahasan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang didapatkan
sesuai dengan proses manajemen kebidanan.
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Saifuddin A.B, 2007, hal. 89).
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm,
sekitar 280 hari (Manuaba I.B.G, 2009, hal.125).
2. Diagnosis Kehamilan
Tanda pasti kehamilan (tanda positif) menurut Mansjoer A, 2008, hal.254 yaitu:
a. Pada palpasi dirasakan bagian-bagian janin.
b. Dapat dirasakan gerak janin dan ballotemen.
c. Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin.
d. Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.
e. Pada pemeriksaan sinar rontgen tampak kerangka janin.
3. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan (Manuaba I.B.G, 2009, hal.106-
110)
a. Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi
seberat 1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim
mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur
kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh plasenta.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan laktasi.
Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan
somatomammotropin. Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem saluran payudara.
Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus. Sedangkan
somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum.
e. Sirkulasi darah
Volume darah semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremia. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Tetapi pertambahan sel
darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
yang disertai anemia fisiologis.
Jumlah leukosit meingkat sampai 10.000 per ml, dan produksi trombositpun
meningkat pula.
f. Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2 disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan
rasa sesak.
g. Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga
menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.
Hormon progesteron menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
h. Sistem perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila
kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating
Hormone(MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum,
areola mammae linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum).
1. Pengertian Anemia
a. Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna
merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin
(http:www//sinarharapan.co.id, diakses 14 juni 2012).
b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr
/100 ml (Curtis G.B, 2008, hal.322)
b. Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.
c. Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru.
d. Anemia Hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia
hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa
kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.
Klasifikasi anemia :
1) Menurut Depkes
a) Normal > 10,5 gr%.
b) Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c) Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d) Anemia Berat < 7,5 gr%.
2) Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2006, hal.30 yang dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
1. Hb 11 gr% tidak anemia.
2. Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
3. Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
4. Hb < 7 gr% anemia berat.
3. Patofisiologi Anemia
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-
zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah
dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang
dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi).
Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang
harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan
cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah
rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua,
pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya
dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro H, 2002, hal.448).
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas,
pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-
kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada
konjungtiva (http://www.sinarharapan.com, diakses 14 juni 2012).
a. Anamnese
Pada anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda (Manuaba
I.B.G, 2009, hal.30).
b. Pemeriksaan Fisik
Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat
pada membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah pada
pembuluh darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan (Saifuddin A.B, 2007,
hal.282).
c. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua
kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga (Manuaba
I.B.G,2009, hal.30).
2) Pendidikan.
Ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya
yang mungkin terjadi akibat anemia. Dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.
3) Modifikasi makanan
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan yaitu dengan pemastian
konsumsi makanan yang mengandung kalori dan meningkatkan ketersediaan hayati zat
besi yang dimakan, yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu
dan menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
4) Pengawasan penyakit infeksi
Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat
melalui pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan.
5) Fortifikasi makanan
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan diproses secara terpusat
merupakan inti penanganan anemia. Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah
tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung dan
produk susu.
b. Penanganan Anemia
1) Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 250 g asam folat peroral sekali
sehari. Hemoglobin dapat dinaikkan sebanyak 1 gr /dl sehari mulai dari hari kelima
dan seterusnya (Arisman, 2010, hal.150-151).
2) Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 g asam folat
peroral sekali sehari. (Arisman, 2010, 150).
3) Anemia Berat
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 yang dikutip dari “The
Management of Nutrition in Major Emergencie’s” (Manajemen Ilmu Gizi Dalam
Keadaan Darurat) penanganan anemia berat dilakukan dengan pemberian preparat
besi 600 mg dan 400 g asam folat peroral sekali sehari selama 3 bulan.
a. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga
didapatkan ibu dan janin yang sehat (Mochtar R, 2006, hal. 47)
a. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan
yaitu :
1) Satu kali pada triwulan pertama.
2) Satu kali pada triwulan kedua.
3) Dua kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10 T”.
1) Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan.
2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi ( Ukur lingkar lengan atas / Lila ).
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
6) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.
7) Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Tes Laboratorium ( rutin dan khusus ).
9) Tata Laksanana Kasus.
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional
dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
b. Kebijakan Teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen
sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi
baik dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien,
keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan
klien tentang masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik
Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan
fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya
dikelompokkan dalam :
1) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, riwayat
persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar
belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan psikososial.
2) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan
fisik obstetri.
3) Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada
klien jika tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui
pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila
tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga
mengancam kehidupan klien.
angkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan
klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai
kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan
tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain. Bila klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.
1. Data Subyektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup
nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-
keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya.
2. Data Obyektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium
dan diagnostik.
3. Assesment/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang
mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan
diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi
ancaman keselamatan pasien/klien.
4. Planning/perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.
Tabel 1 : Jenis Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Lima Langkah
Tujuh Langkah dari Soap/Note/ Progres
Kompetens Inti Bidan
Helen Varney Note
Indonesia/APD
26. Hidramnion
Hidramnion atau poli hidramnion adalah sutu kondisi dimana terdapat keadaan
dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal.
27. Presentasi Muka
28. Persalinan Semu
29. Kematian Janin
30. Hemorargik Antepartum
31. Hemorargik postpartum
32. Gagal Jantung
33. Inertia Uteri
34. Infeksi Luka
35. Infertio uteri
36. Bayi Besar
37. Malaria Berat dengan komplikasi
38. Malaria Ringan dengan Komplikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Metritis
42. Migrain
43. Kehamilan Mola
44. Kehamilan Ganda
45. Partus macet
46. Posisi Occiput Posterior
47. Posisi Occiput Melintang
48. Kista Ovarium
49. Abses pelviks
50. Periotonitis
51. Placenta Previa
52. Pneumonia
53. Pre-Ekplamsia Ringan/Berat
Pre eklampsia berat adalahsuatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
54. Hipertensi karena kehamilan
55. Ketuban Pecah Dini
56. Partus Prematurus
57. Prolapsus Tali pusat
58. Partus Fase Laten Lama
59. Partus Kala II Lama
60. Sisa placenta
61. Retensio Plasenta
62. Ruptura Uteri
63. Bekas Luka Uteri
64. Presentase Bahu
65. Distosia Bahu
66. Robekan Serviks dan Vagina
67. Tetanus
68. Letak Lintang
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY”K”
DENGAN ANEMIA RINGAN DI RSKDIA
SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 16 JULI 2012
A. Identitas Ibu/Suami
1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan diabetes melitus.
2. Tidak pernah menderita penyakit kelamin.
3. Tidak ada riwayat penyakit kulit dan alergi.
4. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol.
5. Tidak pernah di operasi dan tranfusi darah.
D. Riwayat Reproduksi
1. Menarche umur 18 tahun.
2. Siklus haid 28-30 hari.
3. Lamanya haid 5 hari.
4. Ada rasa nyeri waktu haid.
E. Riwayat Psikososial
1. Ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kehamilannya
2. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada ibu.
3. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
F. Riwayat Ekonomi
atan di tanggung oleh suami.
G. Riwayat Spiritual
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Frekuensi makan : 3 x sehari, porsi makan dihabiskan.
2) Kebutuhan minum : 7-8 gelas sehari.
3) Pola makan : 1 nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah dan susu untuk ibu hamil.
b. Kebutuhan Eliminasi
1) BAK
Frekuensi 6-7 x sehari, warna kuning muda, bau khas.
2) BAB
Frekuensi 1 x sehari, warna kuning muda, konsistensi lembek.
c. Personal Hygiene
1) Mandi 2 x sehari, keramas 2-3 x seminggu.
2) Menyikat gigi 3 x sehari setiap selesai makan
I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran Composmentis
3. Tinggi badan : 155 cm
4. BB sebelum hamil : 47 kg
5. BB sekarang : 53 kg
6. Lila : 24 cm
7. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,5 oC
d. Pernapasan : 20 x/menit
8. Kepala
a. Kulit kepala bersih
b. Rambut tidak mudah rontok
c. Tidak ada massa.
9. Wajah
a. Ekspresi wajah tenang
b. Tidak ada oedema, tidak pucat
10. Mata
Konjungtiva pucat, sclera putih.
11. Mulut/gigi
a. Gigi tampak bersih
b. Tidak ada caries
c. Tidak ada pembengkakan gusi.
12. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, limfe dan vena jugularis.
13. Payudara
a. Simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk
b. Tidak ada massa dan nyeri tekan payudara
c. Belum ada kolostrum saat putting dipencet.
14. Abdomen
a. Tidak ada luka bekas operasi
b. Tonus otot perut tampak tegang
c. Tampak linea dan striae livide
d. Palpasi menurut Leopold:
Leopold I : TFU 30 cm, teraba bokong pada fundus
Leopold II : Situs memanjang dan punggung kiri
Leopold III : presentasi Kepala
Leopold IV : BAP
Lingkar perut : 80 cm
- Reduksi (-)
GIV PIII A0, gestasi 28 minggu, punggung kiri, presentase kepala, convergen, intra uteri,
tunggal, hidup, keadaan janin baik, ibu dengan anemia ringan.
1. GIV PIII A0
a. Data Subjektif
Kehamilan Keempat dan tidak pernah keguguran.
b. Data Objektif
1) Tampak striae livide.
2) Dinding perut masih tegang.
c. Analisis dan Interpretasi Data
Pada primigravida tampak striae livide, hal ini terjadi karena pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit.
Otot perut masih tegang karena belum pernah ada peregangan sebelumnya (Mochtar
R, 2006, hal.36).
2. Gestasi 28 Minggu
Data Subjektif
1) HPHT tanggal 1 Januari 2012.
2) Umur kehamilan 7 bulan.
b. Data Objektif
1) TFU 30 cm, teraba bokong difundus.
2) TP tanggal 8 Oktober 2012.
c. Analisis dan Interpretasi Data :
1) Membesarnya uterus disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
menyebabkan hipertropi, hyperplasia sel uterus dan hipervaskularisasi pembuluh darah
(Wiknjosastro H, 2002, hal.89).
2) Menurut rumus Neagle dari HPHT tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 8
Oktober 2012, masa gestasi adalah 40 minggu (Mochtar R, 2006, hal.48).
3. Punggung Kiri
a. Data Subjektif
Pergerakan janin dirasakan terutama pada bagian kanan perut Ibu.
b. Data Objektif
Palpasi Leopold II teraba punggung kiri.
c. Analisis dan Interpretasi Data
Palpasi Leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan
letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dan
kepala. Pada palpasi teraba tahanan keras lebar seperti papan pada sisi kiri perut ibu
dan pada sisi kanan teraba bagian-bagian kecil yang menunjukkan bahwa punggung kiri
(Wiknjosastro H, 2002, hal.156).
4. Presentasi Kepala
a. Data Subjektif : -
b. Data Objektif :
Palpasi Leopold III teraba kepala pada bagian terendah.
c. Analisis dan Interpretasi Data
Palpasi Leopold III dapat menentukan bagian terendah janin. Pada palpasi teraba
bagian keras, bulat dan melenting menandakan kepala dan palpasi Leopold IV dapat
menentukan bagian terendah apakah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul. Dan
saat palpasi kedua tangan pemeriksa masih bertemu menandakan kepala masih
convergen. (Mansjoer A, dkk,2008, hal.256).
5. Convergen
1) Data Subjektif : -
2) Data Objektif
Leopold IV kepala masih bisa digerakkan dan kedua tangan masih bisa bertemu
(Convergen).
6. Intra Uterin
a. Data Subjektif
1) Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan tidak ada nyeri perut.
b. Data Objektif
Pada saat dilakukan palpasi ibu tidak merasa nyeri
TFU 30 cm
c. Analisis dan Interpretasi Data
Salah satu tanda kehamilan intra uterin adalah terasa gerakan janin dalam rahim,
tidak terasa nyeri saat palpasi dan perkembangan rahim sesuai dengan tuanya
kehamilan (Wiknjosastro H, 2002, hal.89).
7. Tunggal
a. Data Subjektif
Ibu merasakan janinnya bergerak kuat pada perut sebelah kanan.
b. Data Objektif
Djj terdengar lebih jelas pada perut sebelah kiri kuadran bawah dengan frekuensi 132
x /menit.
8. Hidup
a. Data Subjektif
Ibu merasakan janinnya bergerak kuat.
b. Data Objektif
Djj terdengar kuat dan teratur di sebelah kiri dengan frekuensi 132 x /menit.
c. Analisis dan Interpretasi
2) Adanya gerakan janin dan Djj merupakan tanda bahwa janin hidup. Gerakan janin pada
primigravida dapat dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu sedangkan pada
multigravida umur kehamilan 16 minggu. Djj dapat didengar dengan leanec pada umur
kehamilan 18 sampai 20 minggu. (Wiknjosastro, 2002, hal. 129).
3) Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara
120-160 x /menit (Manuaba I.B.G, 2009, hal.136).
a. Data Subjektif
Ibu merasakan pergerakan janin kuat.
b. Data Objektif
1) Djj 132 x /menit jelas dan teratur.
2) TBJ 2.400 gram.
c. Analisis dan Interpretasi Data
Janin bergerak kuat, bunyi jantung teratur dan TBJ diatas 500 gram menandakan janin
dalam keadaan baik. (Wiknjosastro H, 2002, hal. 154).
a. Data Subjektif
Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri dan mudah lelah setelah
beraktifitas.
b. Data Objektif
Konjungtiva agak pucat dan kadar Hb 9,8gr%.
c. Analisis dan Interpretasi
1) Dalam kehamilan kebutuhan meningkat sementara viskositas darah menurun sehingga
kerja jantung meningkat yang menyebabkan sel darah merah dalam perifer berkurang
sehingga nampak pucat pada konjungtiva. (Wiknjosastro H, 2002, hal. 448).
2) Volume plasma dan sel darah merah mulai meningkat pada umur kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 dan 36 minggu dengan peningkatan
volume plasma rata-rata 30-40%, tetapi penambahan volume jauh lebih besar dari
peningkaan sel darah merah sehingga terjadi hemodilusi serta konsentrasi hemoglobin
dalam darah lebih rendah sehingga ibu menunjukkan tanda-tanda anemia
(Wiknjosastro H, 2002, hal.448).
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapy:Biosanbe 1x1 kapsul sehari selama
10 hari,vit C 2X1 kapsul sehari selama 10 hari
4. Mendiskusikan tentang kesiapan ibu dan keluarga jika timbul komplikasi mengenai
kendaraan yang mengantar jika dibutuhkan siapa yang bersedia menjadi donor dan
persediaan biaya.
5. Penatalaksanaan pemberian obat-obatan.
a. Pemberian obat biosanbe : 1 x 1 kapsul sehari selama 10 hari.
b. Pemberian obat vitamin C : 2 x 1 kapsul sehari selama 10 hari.
6. Menganjurkan ibu periksa kembali tanggal 30 juli 2012.
A. Identitas ibu/suami
B. Subjektif
a. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Suhu badan : 36,90C
Pernapasan : 20 x /menit
b. Keadaan emosi stabil dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Berat badan 53 kg (sebelum hamil 47 kg).
d. Lila 24 cm
3. Tidak ada oedema pada wajah.
5. Tampak striae gravidarum dan linea nigra, otot perut tampak tegang.
D. Assesment
GIV PIII A0, gestasi 28 minggu, punggung kiri, presentase kepala, convergen, intra uterin,
tunggal, hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu anemia ringan, potensial terjadi
anemia sedang.
E. Planning
e. Gangguan penglihatan.
f. Demam.
h. Nyeri abdomen.
i. Kejang.
Ibu sudah mengerti dan bersedia menghubungi bidan jika mengalami salah satu tanda
bahaya kehamilan
4. Mendiskusikan tentang kesiapan ibu dan keluarganya jika timbul komplikasi, mengenai
kendaraan yang mengantar jika dibutuhkan, siapa yang bersedia menjadi donor dan
persediaan biaya dan ibu sudah mengerti.
Menganjurkan ibu datang kembali tanggal 30 juli 2012 untuk kontrol TTV, TFU, Djj,
dan ibu bersedia datang kontrol sesuai jadwal yang ditentukan.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”K”
DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI RSKDIA
SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 30 JULI 2012
s ibu/suami
f:
1. BB 54 kg.
2. Keadaan umum baik, emosi stabil, dapat berkomunikasi dengan baik.
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Denyut nadi : 82 x /menit
c. Suhu Badan : 36,5 0C
d. Pernapasan : 20 x /menit
4. Konjungtiva merah mudah, sclera tidak ikterus.
5. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
6. Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai.
7. Palpasi abdomen :
Leopold I : TFU 32 cm
Leopold II : Punggung kiri.
Lepold III : Presentase kepala
Leopold IV : Convergen.
Auskultasi Djj : 130 x /menit kuat dan teratur.
8. Tanggal 30 Juli 2012 : Hb 11,2 gr%.
ent :
GIV PIII A0, gestasi 30 minggu , punggung kiri, presentase kepala, convergen, intra uteri,
tunggal, hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu baik.
g
Tanggal 30 juli 2012 Jam 09.30 Wita
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan normal dan ibu dalam
keadaan baik.
3. Mengingatkan tentang tanda bahaya dalam kehamilan dan ibu segera ke bidan atau
dokter jika mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan dan ibu sudah
mengerti.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara
konsep teori dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”K” gestasi
28 minggu dengan anemia ringan diRSKDIA Siti Fatimah Makassar pada tanggal 16 dan
30 juli 2012.
Untuk memudahkan dalam menguraikan kesenjangan antara teori dan studi
kasus, maka penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang
terdiri dari 7 langkah.
Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi
identitas klien, data biologis, data psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual. Informasi
yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan
wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari
pemeriksaan fisik. Data lainnya diperoleh dari petugas kesehatan yang menangani
klien. Dalam mengumpulkan informasi ini penulis tidak mendapatkan hambatan yang
berarti karena sikap serta respon klien dan keluarga cukup terbuka.
Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa tanda dan gejala anemia meliputi
lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, pandangan berkunang-kunang terutama
bila mau berdiri dan konjungtiva tampak pucat.
Pada kasus Ny.”K” data yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan
gejala yang terdapat pada tinjauan pustaka yaitu cepat lelah, pusing, konjungtiva
pucat serta ditunjang oleh pemeriksaan darah Hb klien 9,8 gr%.Sehingga dapat di
simpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian adalah tidak ditemukan adanya
kesenjangan / perbedaan antara masalah potensial yang terdapat pada landasan teori
dengan masalah potensial yang ditemukan pada kasus. Adapun masalah potensial
terjadi anemia sedang karena mengingat proses hemodilusi puncaknya pada usia
kehamilan 32-36 minggu.
Pengaruh anemia pada kehamilan yaitu: abortus, partus premature, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, BBLR, kematian janin dalam rahim dan dapat
menyebabkan anemia yang lebih berat lagi, oleh karena itu pada kasus ibu hamil
dengan anemia perlu penanganan yang adekuat sehingga tidak menimbulkan dampak
terhadap gangguan tumbuh kembang, kelahiran, BBLR, dll. Dengan penanganan
maksimal anemia dapat dicegah sehingga tidak mengarah ke masalah potensial.
PENUTUP
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek
melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”K” gestasi
28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar. Adapun kesimpulan
dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
2. Dari data Subyektif dan obyektif yang didapatkan pada Ny.”K”, maka ditegakkan
diagnosa/masalah aktual dan potensial ; GIV,PIII, A0, kehamilan 28 minggu, situs
memanjang, punggung kiri, presentase kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup,
keadaan janin dan ibu baik.
3. Penyebab utama anemia adalah kurang memadainya asupan makanan sumber Fe.
Dimana didapatkan data pada Ny.”K” kurangnya pemahaman tentang makanan
yang mengandung zat besi dan kurang mengkonsumsi tablet Fe, disebabkan karena
ibu jarang memeriksakan kehamilannya.
4. Setelah dilakukan intervensi maka evaluasi akhir Hb meningkat menjadi 11,2 gr%.
5. Rencana asuhan di buat berdasarkan dengan diagnosa yang telah ditegakkan
dan pelaksanaanya mengacu pada rencana asuhan pada Ny.”K”.
B. Saran
Curtis G.B, 2008, ”Tanya Jawab Seputar Kehamilan”, Penerbit Buku Arcan, Jakarta.
Hamilton P.M, 2006, ”Dasar-Dasar Keperawatan Marternitas”, Ed.6, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta.
Johson R, and Taylor W, 2011, ”Buku Ajar Praktik Kebidanan”, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Manuaba I.B.G, 2009, ”Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan”, EGC, Jakarta.
Mansjoer A, dkk, 2008, ”Kapita Selekta Kedokteran”, Penerbit Media Aesculapius, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
Millis A, 2005, ”Tujuh dari Sepuluh Wanita Hamil Terkena Anemia” (online),
(http://www.balita-anda.indoglobal.com, diakses 20 juni 2012).
Saifuddin A.B, 2007, ”Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”, Yayasan
Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Simatupang E.J, 2012, ”Penerapan Unsur-Unsur Manajemen”, Penerbit Buku Awan Indah,
Jakarta.
Varney, Helen, 2010, ”Varney’s Midwifery Text Book, Third Editing Jones and Barket”.
Varney Kriebs Gegor, 2011, ”Buku Saku Kebidanan”, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro H, 2002, ”Ilmu Kebidanan”, Ed.III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.