BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat
menggangu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh.
Anemia merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada
ibu dan bayi, termasuk resiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat
bayi lahir rendah. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I, II dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% (world health organization 2014, proverawati 2011).
Anemia pada ibu hamil didefinisikan saat kadar Hb kurang dari 11 g/dl
atau 11,5 g/dl berdasarkan trimester kehamilan. Namun, kadar Hb yang
kurang dari 10 g/dl mengindikasikan anemia di setiap trimester kehamilan
yang harus segera diatasi karena akan menimbulkan efek yang berbahaya
bagi ibu dan janin (Capra dkk, 2013). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,
dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27) dan trimester III 13 minggu (minggu
ke- 28 hingga minggu ke-40) (Waliyani, 2015).
1
karbondioksida. Haemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi.
Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihaemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn,
2009).
Pada ibu hamil dengan anemia dapat berakibat fatal dapat menyebabkan
keguguran, partus prematur, inersia uteri, partus lama, atonia uteri, dan
plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang
rendahnya asupan zat besi dalam tubuh yang disebabkan pola makan kurang
baik. Pola makan merupakan cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan
2
Djaswadi dan Imanudin (2005) menjelaskan bahwa faktor pola makan
ibu hamil sangat penting untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan
anemia gizi pada ibu hamil. Adanya ibu hamil dengan tingkat konsumsi yang
konsumsi daging yang rendah dan konsumsi buah segar yang jarang maka ibu
akan mempunyai risiko kekurangan zat besi karena penyerapan zat gizi
2005)
(2011) menunjukan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu
yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-
Anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Secara
tidak berbeda jauh dibanding tahun 2014 yang sebesar 85,1%. Provinsi
3
dengan cakupan Fe tertinggi yaitu DKI jakarta 97,12% dan Provinsi Sulawesi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
g. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pola makan?
h. Untuk mengetahui Konsumsi makanan untuk ibu hamil?
i. Untuk mengetahui pengertian anemia?
j. Untuk mengetahui Macam- macam Anemia Pada Kehamilan?
k. Untuk mengetahui Penyebab Anemia Dalam Kehamilan
l. Untuk mengetahui gejala anemia dalam kehamilan?
m. Untuk mengetahui Derajat Anemia Pada Ibu Hamil Dan Pengetahuan Kadar
Hemoglobin?
n. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan anemia dalam kehamilan?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
akan berlangsung dlam waktu 40 minggu atau 10 bulan luar atau 9 bulan
yaitu:
4) Tes laboraturium
6
1) Reaksi kehamilan positif
2) Tanda Hegar
3) Tanda Chadwick
4) Tanda Goodell’s
5) Tanda Piscaseek
3) Mengidam
5) Sering miksi
7) Konstipasi
8) Lelah
3. Dianosis Kehamilan
7
menurun hingga akhir kehamilan dan menetap setelah selesai usia
(Saifuddin, 2014).
tubuh dan dapat dilihat dengan jelas dan diukur dengan bertambahnya
selama hamil bervariasi, yaitu diantara 6-12 kg tergantung berat badan ibu
selama hamil. Pada ibu hamil yang memiliki berat badan kurang dari 40 kg
ditambahkan dengan penambahan ideal saat hamil yaitu 12-16 kg. namun
jika sebelum hamil sudah terjadi kelebihan berat badan, sebaiknya ibu
mengatur pola makan agar pertambahan berat badan selama hamil tidak
8
Kehamilan dibagi 3 trimester, yaitu trimester I (usia kehamilan1-3
bulan atau 0-12 minggu), trimester II (usia kehamilan 4-6 bulan atau 13-24
minggu), trimester III (usia kehamilan 7-9 bulan atau 25-40 minggu)
a. Trimester I
Biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual dan sering kencing
pada saat masuk dibulan kedua payudara akan bertambah besar dan
vena halus terlihat dibbawah kulit dan putting susu bertambaj besar.
apalagi jika ibu mengalami mual dan muntah serta penurunan nafsu
b. Trimester II
kehamilan. Pad saat ini, rahim dapat dengan mudah diraba dan mulai
mulai kelihatan lebih gemuk dan bentuk pinggang mulai tidak terlihat.
Pada akhir bulan keempat dan awal bulan kelima, ibu mulai merasakan
9
Peningkatan ras memiliki dan mulai dapat kembali pda minat
(Nugroho, 2011).
c. Trimester III
ZH, 2013).
Akhir bulan ketujuh atau minggu ke-28, ibu biasa merasa sehat
dan ibu mungkin merasa tidak nyaman karena beban tubuh semakin
saat duduk lama. Keluhan laiinya adalah cepat lelah, kaki seram timbul
10
metabolisme tubuh, dan asma sering dialami ibu karena perubahan
(Rukiyah, 2014):
a. Oksigen
b. Nutrisi
tambahan 100gr daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair dan
Kebutuhan makan ibu hamil sesuai dengan berat badan normal per hari.
11
triwulan kedua harus waspada (Saryono, 2010).
c. Personal Hygiene
d. Pakaian
baik untuk punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan
pada kaki.
e. Eliminasi
f. Seksual
12
yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah
Kurang istirahat/tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang
gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang
rongga dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi
tidak nyaman. Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks,
bugar dan sehat. Solusinya saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal
pinggang juga perlu diganjal bantal. Letak bantal bisa disesuaikan, jika
ingin tidur miring ke kiri, bantal diletakkan demikian rupa sehingga ibu
13
nyaman tidur dengan posisi miring ke kiri. Begitu juga bila ibu ingin
i. Imunisasi
rabies, varisela.
Vaksin yang baik untuk ibu hamil adalah vaksin mati tidak
14
B. Konsep Tentang Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
(Sulistyoningsih, 2011).
15
dari:jenis, frekuensi, dan jumlah makanan:
a. Jenis makan
hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan
b. Frekuensi makan
meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan
c. Jumlah makan
16
25 gram
&2
a. Faktor ekonomi
masyarakat.
17
b. Faktor social budaya
sendiri.
c. Agama
Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali
d. Pendidikan
e. Lingkungan
18
promosi, media elektroni, dan media cetak (Sulistyoningsih, 2011).
f. Kebiasaan makan
kebiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan
a. Umur
gizi pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan
gizi seseorang akan lebih rendah untuk tiap kilogram berat badan orang
dewasa.
b. Aktifitas
19
Aktifitas dalam angka kecukupan gizi ialah suatu kegiatan
c. Jenis kelamin
masyarakat.
Pola makan seimbang adalah suatu cara pengaturan jumlah dan jenis
gizi yang terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
tubuh dan mengandung dua zat ialah: zat pembangun dan zat pengatur.
gizi dan asupan gizi yang terdapat pada makanan pokok, lauk hewani dan
20
Jumlah daan jenis makanan sehari-hari ialah cara makan seseorang
sehari dengan makan selingan pagi dan siang. Dengan mencapai gizi tubuh
memenuhi kebuthab zat gizi dalam pedoman umum gizi seimbang (PUGs),
hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti
kecerdasan seseorang.
Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur dan buah
5. Konsumsi makanan
21
makanan stiap orang dalam hari yang dikonsumsi atau dimakan dengan
a. Kebiasaan makan
meliputi: karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah yang
yang baik karena sarapan pagi dapat menambah energy yang cukup dan
b. Makanan sehat
22
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang berbagai jenis makanan
1. Pengertian Anemia
2011).
23
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.
metabolism. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu
untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya organ dan juga untuk
memproduksi energy agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-
komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan
pprotein yang disebut heme. Heme tersusun dari satu senyawa lingkar
yang bernama porfirin yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi
2013).
24
pembawa O2 tetap normal selama kehamilan, hct biasana meningkat
segera setalah melahirkan. Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama
trimester ketiga. Penyebab paling umum adalah defesiensi zat besi dan
folat. Selain itu, jika secara signifikan terjadi anemia selama dua trimester
pertama, maka berisiko lebih besar untuk memiliki bayi lahir prematur
atau berat bayi lahir rendah. Anemia pada ibu hamil juga meningkatkan
resiko kehilangan darah selama persalinan dan membuat ibu lebih sulit
yaitu:
25
sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti
penyakit malaria.
penambahan volume plasma yang relatif lebih besar dari pada penambahan
massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah bertambah banyak
2012).
harus berkerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
26
hopervolemia tersebut, keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat.
Kerja janutng ini elbih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi
2011).
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkomsumsi zat besi.
trimester kedua penyebab paling umum yaitu defisiensi zat besi dan folat
(Proverawati, 2011).
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
makanan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran buah dan
(Kusumah, 2009).
27
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III karena
pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
kurang baik pola makan, maka akan semakin tinggi angka kejadian
anemia.
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa
diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil
2004).
resiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
28
dikomsumsi, ketepatan cara mengkomsumsi tablet Fe, frekuensi komsumsi
saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet, warna, rasa dan
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun mati. Seorang ibu yang sering melahirkan
akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. Berdasarkan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi
29
mempunyai resiko 1.454 lebih besar untuk mengalami anemia dibanding
anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masil belum pulih dan pemenuhan
ternyata tinddakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih teratur dari
pengetahuan yang baik, ibu hamil dapat mengetahui bahan pangan dan
30
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan
tekanan darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi.
Dan secara klinis dapat dilihat dari tubuh yang pucat dan tampak lemah
(Nirwana, 2012).
bentuk fertin dihati, saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup,
fertin inilah yang diambil. Daya serap zat besi dari makanan sangat
rendah, Zat besi pangan hewan lebih tinggi penyerapannya yaitu 20-30 %
sedangkan dari sumber nabati 1-6 %. Bila terjadi anemia, kerja jantung
tubuh, akibat penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah. Gejala lain
selaput lendir, kelopak mata, dan kuku pucat (Sin sin, 2008).
Hemoglobin
(WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb <11%.
31
Anemia pada ibu hamil di indonesia sangat bervariasi, yaitu: tidak anemia
dilakukan tiap trimester dan minimal dua kali hamil yaitu pada trimseter I
ialah sahli. Cara ini untuk dilapangan cukup sederhana tapi ketelitiannya
(Proverawati, 2011).
32
diperlukan alternatif yang lain utnuk mencagah anemia gizi besi, memakan
makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat,
yang diminum (oral) atau dapat secara suntikan (parenteral). Tetapi oral
adalah dengan pemberian preparat besi: fero sulfat,fero gluconat, atau Na-
adalah dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intreavena atau 2
anemia yang berat, dan kepatuhan pasien yang buruk. Pada daerah-daerah
33
diberikan sulfas ferosus atau glukonas ferosus sebanyak satu tablet sehari
kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah fe pada bayi baru lahir kira-kira 300
ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1000 mg termaksud untuk
satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada
awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
ibu 500 mgr, pembentukan plasenta 300 mgr, pertumbuhan darah janin
100 mgr.
seperti stoberi dan buah jeruk dapat membantu tubuh menyerap zat besi.
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia
34
jika sedang hamil atau mencoba menajdi hamil. Makan makanan yang
tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daaging merah,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Kadar Hb
35
abortus, cacat bawaan, berat badan lahir rendah dan kadar Hb tidak normal
pada bayi yang dilahirkan. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas
ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi dan kemungkinan
bayi lahir dengan berat badan rendah serta premature juga lebih besar.
B. Saran
sebagai berikut :
ANC secara teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin
Serta menganjurkan ibu hamil untuk minum obat secara teratur dan
kehamilannya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Amirrudin, R., Wahyyudin 2007 Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap
Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung: Jurnal Medika
Nusantara
Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC
Asyira S. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil
di wilayah kerja puskesmas Bajeng fakultas kesehatan masyarakat Depok.
Depok: (jurnal online). Diakses pada 11 February 2020.
37
Almarsier, S., 2009. Gizi seimbang pada ibu hamil. Jakarta: Universitas
Brawijaya
Fatmah, 2012. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi Dan kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Herlina, N. dan Djamilus. 2006. Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor, Bogor: Majalah pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya kesehatan
Kusumah, 2009, “Kadar Hemoglobin ibu hamil triwulan II-III dan faktor-faktor
Yang Mempegaruhinya di RSUP H Adamalik Medan”. Sumatra:
Universitas Sumatra
38
Nurul Jannah. 2012. Asuhan Kebidanan kehamilan. Yogyakarta: Andi Offset
Puskesmas Mabelopura Palu. Tahun 2019. Data tentang Jumlah Ibu hamil dan
Anemia pada ibu hamil.
Shafa, 2010, Anemia pada Ibu Hamil, Available from: Simanjuntak, S., 2004,
“Hubungan Faktor Risiko dengan kejadian Anemia”
Silalahi M. 2007. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil
Di Kabupaten Dairi Tahun 2006. Universitas Sumatra Utara
Tarwoto, Wasnidar. 2012. Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media
39
40