Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
A. Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Prawiroharjo, 2010).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi
dan Sunarsi, 2011).

B. Periode kehamilan
Menurut Astuti (2012), periode
kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu
:
1. Trimester I : Kehamilan < 12 minggu
2. Trimester II : Kehamilan 13 – 24 minggu
3. Trimester III : Kehamilan 25 – 40 minggu

C. Tanda-tanda Kehamilan
1. Tanda pasti Kehamilan
Menurut Vivian dkk (2011), tanda-
tanda pasti kehamilan meliputi:
a. Gerakan janin yang dapat
dilihat/dirasa/diraba, juga bagian- bagian
janin.

11
12

12
12

b. Denyut jantung janin.


i. Didengar dengan stetoskop monoral
laennec
ii. Dicatat dan di dengar dengan alat doppler
iii. Dicatat dengan feto Elektrokardiogram
iv. Dilihat pada Ultrasonografi (USG)

c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

2. Tanda-tanda tidak pasti Kehamilan


Menurut Bartini (2012), tanda-tanda tidak
pasti kehamilan meliputi :
a. Amenore
b. Mual-muntah
c. Perut membesar

3. Tanda kemungkinan hamil


Pada pemeriksaan kehamilan dapat diduga
hamil bila dijumpai pembesaran rahim dan
perut, pemeriksaan memberikan petunjuk
adanya kehamilan (terdapat kontraksi rahim
saat diraba, ada tanda hegar, chadwick,
piscaseck, ballottement, dan reaksi
pemeriksaan kehamilan positif) ( Badiyah,
2009).
4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Peningkatn konsumsi makanan hingga 300
kalori perhari, ibu harus mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi,
dan minum cukup cairan (menu seimbang)
(Bartini, 2012).
13

5. Komplikasi dan penyulit dalam


kehamilan Komplikasi dan
penyulit kehamilan sebagai
berikut :
a. Hiperemesis gravidarum
Kondisi mual muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan
umumnya menjadi buruk (Marmi, 2014).
b. Pre eklampsia dan eklampsia
Pre eklampsia adalah penyakit dengan
tanda-tanda hipertensi, dan oedema, dan
proteinuria pada kehamilan. Biasanya
timbul pada trimester III. Sedangkan
eklampsia adalah kelainan akut pada
wanita hamil, yang ditandai dengan
timbulnya kejang, dimana sebelumnya
sudah menunjukan gejala-gejala pre
eklampsia (Rukiyah, 2010).
c. Kelainan letak (letak lintang atau letak sungsang).
- Letek lintang merupakan suatu keadaan
dimana janin melintang didalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu dan
bokong pada sisi yang lain. Sedangkan
letak sungsang merupakan suatu letak
janin dalam rahim dimana kepala di atas
dan bokong atau kaki dibawah (Marmi,
2014).
d. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dimana
menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan
eritrosit dibawah nilai yang normal (astuti, 2012).
14

2. Anemia Dalam Kehamilan


A. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah
menurun ataumenurunya hemoglobin, sehingga
kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan
organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia
adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari
10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl yuni (2015).
Sedangkan Nugroho (2012), anemia pada ibu
hamil didefinisikan bila kadar Hb di bawah 11
gr/dl.
Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil
1. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil (WHO,1999)

a. Tidak anemia Hb >11 gr%


b. Anemia ringan Hb 10,0 – 10,9 gr%
c. Anemia sedang Hb 7,0 – 9,9 gr%
d. Anemia berat Hb <7,0 gr%

2. Kebutuhan Fe Selama Hamil


Menurut Manuaba (2012), kebutuhan Fe selama
hamil dapat diperhitungkan sebagai berikut:
a). Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr
b). Terdapat dalam plasenta 300 mgr
c). Untuk darah janin 100 mgr

3. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan


Menurut Yuni (2015), penyebab anemia
dalam kehamilan adalah:
a).Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
15

pertumbuhan janin
b).Kekurangan asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c). Pola makan ibu terganggu akibat mual selama
kehamilan
d). Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat
besi (Fe)
e). Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan
mestruasi.
4. Pencegahan anemia
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik
untuk mencegah terjadinya anemia jika
sedang hamil atau mencoba menjadi
hamil. Makan- makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran,
berdaun hijau, daging merah, sereal,
telur, dan kacang tanah) dapat
membantu memastikan bahwa tubuh
menjaga pasokan besi yang diperlukan
untuk berfungsi dengan baik. Pemberian
vitamin untuk memastiakan bahwa tubuh
memiliki cukup asam besi dan folat.
Pastikan tubuh mendapat setidaknya 27
mg zat besi setiap hari. Jika mengalami
anemia selama kehamilan, biasanya
dapat diobati dengan mengambil
suplemen zat besi.

Pastikan bahwa wanita hamil di cek


pada kunjungan pertama kehamilan untuk
pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).
5. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan
Untuk menghindari terjadinya anemia
16

sebaiknya ibu hamil melakukan


pemeriksaan sebelum hamil sehingga
dapat diketahui data-data dasar
kesehatan umum calon ibu tersebut.
Dalam pemeriksaan kesehatan disertai
pemeriksaan laboratorium, termasuk
pemeriksaan feses sehingga diketahui
adanya infeksi parasit (Manuaba, 2010).

b. Anemia Sedang
i. Pengertian
Anemia sedang adalah kondisi pada ibu
hamil dengan kadar hemoglobin 7-8 g%
(Manuaba, 2010).
ii. Tanda dan Gejala Anemia Sedang
Menurut Yuni (2015), tanda dan gejala pada anemia
sedang adalah:
1. Lemah, malas, sering mengantuk
2. Pusing, lelah
3. Nyeri kepala
4. Luka pada lidah
5. Kulit pucat
6. Membran mukosa pucat (misal konjungtiva)
7. Bantalan kuku pucat
8. Tidak nafsu makan, mual dan muntah.

iii. Etiologi
Tubuh mengalami perubahan yang signifikan
saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh
meningkat sekitar 20%-30% sehingga
memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan
besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin.
Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak
17

darah hingg 30% lebih banyak dari pada ketika


tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat
besi, tubuh tidak dapat membuat sel- sel darah
merah yang dibutuhkan untuk membuat darah
ekstra (Proverawati, 2011)

iv. Pengaruh anemia sedang


Menurut Manuaba (2010), anemia mempunyai pengaruh
buruk terhadap, kehamilam, persalinan, nifas dan janin

1) Bahaya Anemia Dalam Kehamilan

a) Resiko terjadi abortus

b) Persalinan prematuritas

c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam


rahim
d) Mudah terjadi infeksi

e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr


%)
f) Mola hidatidosa

g) Hiperemesis gravidarum

h) Perdarahan antepartum

i) Ketuban pecah dini (KPD)


2) Bahaya Anemia dalam Persalinan
a) Gangguan kekuatan his (kekuatan mengejan)
b) Kala pertama dapat berlangsung
lama, dan terjadi partus terlantar
c) Kala dua berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering
memerlukan Tindakan oprasi
kebidanan
d) Kala uri dapat di ikuti retensio
18

plasenta dan perdarahan post partum


karena antonia uteri
e) Kala empat dapat terjadi
perdarahan post partum
sekunder dan antonia uteri.
3) Bahaya Anemia dalam Masa Nifas
a) Terjadi sub involusi uteri yang
menimbulkan perdarahan post partum
b) Memudahkan infeksi puerperium
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak
setelah persalinan
e) Anemia kala nifas
f) Bahaya Anemia Terhadap Janin
Sekalipun tampaknya janin
mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan
anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh
sehingga mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam
rahim.

Akibat anemia dapat terjadi


gangguan dalam bentuk:
a). Abortus
b). Terjadi kematian intrauterin
c). Persalinan prematuritas tinggi
d). Berat badan lahir rendah (BBLR)
e). Kelahiran dengan anemia
e). Bayi mudah mendapat infeksi sampi kematian
perinatal
f). Inteligensia rendah, oleh karena
19

kekurangn oksigen dan nutrisi yang


menghambat pertumbuhan janin.

v. Penatalaksanaan Anemia Sedang


Menurut Yuni (2015), penatalaksanaan
anemia sedang antara lain Pengobatan dapat
dimulai dengan preparat besi per ons 600
mg/hari – 1000 mg/hari seperti sulfat ferosus
atau glukosa ferosus, Sedangkan menurut
Sulistyawati (2009) meliputi:
1. Observasi keadaan umum dengan pemeriksaan
vital sign
2. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang :
a. Status gizi ibu hamil serta
pengaruhnya terhadap bayi yang
dilahirkan.
b. Pentingnya gizi selama hamil dan menyusui.
c. Beri informasii tentang tablet Fe
d. Pemberian makan tambahan yang
mengandung zat besi seperti sayuran
hijau, misalnya bayam, sawi,
kangkung.
e. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup

f. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas berat


g. Anjurkan ibu untuk ANC teratur
20

B. Teori Manajemen Kebidanan


a. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan dengan urutan logis dan perilaku yang
diharapkan dari pemberi asuhan yang
berdasarkan ilmiah, penemuan, dan keterampilan
dalam tahapan yang logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada pasien (Yulifah
dan Surachmindari, 2013).
Manajemen kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak
yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga dan masyarakat (Estiwidani, 2008).

b. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


Proses manajemen kebidanan yaitu alur
berpikir bidan dalam menghadapi pasien yang
meliputi 7 langkah, menurut Yulifah dan
Surachmindari (2013) yaitu : pengkajian data,
menginterpretasi data, mengidentifikasi diagnosa
dan masalah potensial, menetapkan tindakan
segera, menyusun rencana asuhan, pelaksanaan
dan mengevaluasi.

Langkah I : Pengkajian
21

Pada langkah pertama ini, dilakukan


pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
pasien secara lengkap. Bidan mengumpulkan
semua informasi akurat dan lengkap dari
beberapa sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien dan dari dokumentasi tersebut bidan dapat
memperoleh data subyektif.
Data Subyektif menurut Astuti (2012) :
i. Identitas
1. Nama
Nama dikaji untuk mengetahui nama ibu
dan suami berguna untu memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab.
2. Umur
Umur dikaji guna mengetahui apakah
klien dalam kehamilan yang beresiko atau
tidak.
3. Agama
Informasi ini dapat menuntun kesuatu
diskusi tentang pentingnya agama dalam
kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jenis kelamin tenaga kesehatan,
dan pada beberapa kasus, penggunaan
produk darah.

4. Suku Bangsa
Hal ini diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka
budaya kepada pasien.
5. Pendidikan
22

Informasi ini membantu untuk memahami


pasien sebagai individu dan member
gambaran kemampuan baca tulisnya.
6. Pekerjaan
Untuk mengetahui apakah pasien berada
dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji
potensi kelahiran, premature dan pajanan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang
dapat merusak janin.
7. Alamat
Alamat perlu diketahui untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan
dan untuk mengetahui jarak rumah untuk
tempat rujukan.

ii. Keluhan Utama


Keluhan utama ditanyakan untuk
mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas kesehatan (Sulistyawati, 2009).
Pada kasus ibu hamil dengan anemia
sedang keluhan utamanya adalah cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan keluhan mual muntah lebih
hebat dari hamil muda.

iii. Riwayat Menstruasi


Data yang kita peroleh akan mempunyai
gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. Beberapa data yang harus
kita peroleh dari riwayat menstruasi antara
lain : menarche, siklus, volume, keluhan, dan
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
23

(Sulistyawati, 2009).

iv. Riwayat Kehamilan Sekarang


Dikaji untuk mengetahui keadaan
kehamilan itu saat ini terutama mengenai
keteraturan ibu dalam memeriksakan
kehamilannya, karena dari pemeriksaan
ANC yang rutin dapat diketahui keluhan-
keluhan yang dirasakan (Prawiroharjo,
2010).

v. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita saat ini
berhubungan dengan kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2. Riwayat Kesehatan Sistemik
Untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut atau kronis
yang dapat mempengaruhi kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan
keluarganya mempunyai penyakit menular
ataupun penyakit keturunan (Astuti,
2012).

vi. Riwayat Perkawinan


Data ini penting dikaji karena dari data ini kita
mendapatkan gambaran suasana rumah
tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang
24

perlu diajukan seperti berapa tahun usia ibu


ketika menikah pertama kali, status
pernikahan, lama pernikahan, menikah
berapa kali (Sulistyawati, 2009).

vii. Riwayat Keluarga Berencana


Riwayat Keluarga Berencana dikaji untuk
mengetahui metode Keluarga Berencana
yang digunakan, lama mengunakan
kontrasepsi, dan apakah ada masalah selama
memakai alat kontrasepsi tersebut
(Astuti,2012).
viii. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Dalam pengkajian ini untuk mengetahui
jumlah kehamilan pasien, jumlah anak yang
hidup, jumlah kelahiran premature, jumlah
keguguran, tindakan dalam persalinan, berat
bayi dan masalah lain (Astuti, 2012).
ix. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Menggambarkan tentang jenis makanan,
porsi, frekuensi, pantangan, alasan
pantangan (Astuti, 2012).
2. Eliminasi
Untuk mengetahui kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, warna dan
masalah, serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna, bau dan
masalah (Astuti, 2012).

3. Istirahat
Pola istirahat perlu dikaji untuk menggali
kebiasaan ibu supaya diketahui hambatan
25

yang mungkin muncul dengan


menganjurkan istirahat pada malam dan
siang hari
(Sulistyawati, 2009).
4. Aktivitas
Untuk memberikan gambaran tentang
seberapa berat aktivitas yang biasa
dilakukan pasien di rumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai
dikhawatirkan dapat menimbulkan
penyulit masa hamil, maka kita dapat
memberikan peringatan sedini mungkin
kepada pasien untuk membatasi dahulu
kegiatannya sampai pasien sehat dan
pulih kembali (Sulistyawati, 2009).
5. Seksualitas
Untuk mengetahui keluhan, frekuensi dan
kapan terakhir melakukan hubungan
seksual (Sulistyawati, 2009).
6. Personal Hygiene
Data ini perlu dikaji karena jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik
dalam perawatan kebersihan dirinya,
maka bidan harus dapat memberikan
bimbingan mengenai cara perawatan diri
seperti mandi, keramas, ganti baju dan
celana dalam, kebersihan kuku
(Sulistyawati, 2009). Psikososial Budaya
Untuk mengetahui bagaimana respon ibu
hamil terhadap kehamilannya, respon
suami terhadap kehamilannya,
dukungan keluarga lain terhadap
26

kehamilannya, dan pengambilan


keputusan (Astuti, 2012).

Data Obyektif :
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui respon pasien
terhadap lingkungan dan orang lain
(Sulistyawati, 2009). Pada ibu hamil
dengan Anemia Sedang keadaan
umumnya baik.

2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang
kesadaran pasien (Sulistyawati, 2009).
Pada ibu hamil dengan Anemia Sedang
kesadarannya composmentis.
3) Tanda-tanda vital meliputi
Untuk mengkaji tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu (Sulistyawati, 2009),
sedangkan menutut Astuti (2012) :
a) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko
hipertensi atau hipotensi dengan nilai
satuannya mmHg. Tekanan darah
normal, sistolik antara 110 sampai
140 mmHg dan diastolik antara 70
sampai 90 mmHg. Hipertensi jika
tekanan sistolik sama dengan atau
>140 mmHg dan hipotensi jika
tekanan diastolik sama dengan atau
<70 mmHg.
27

b) Nadi
Pemeriksaan nadi dilakukan dengan
meraba pulsasi pada arteri. Frekuensi
nadi normal 60-100 kali per menit,
lebih dari 100 kali per menit disebut
takikardi, jika kurang dari 60 kali per
menit disebut bradikardi.
c) Pernafasan
Pernafasan dikaji frekuensi
pernafasan normal 16-24 kali per
menit, bila pernafasan lebih dari
normal disebut takipneu, sedangkan
kurang dari normal disebut bradipneu.
Pada kasus anemia sedang RR
adalah normal.
d) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan
pasien, suhu badan normal adalah
36,5o C sampai 37,2o C. Bila suhu
tubuh lebih dari 37,2o C disebut
demam atau febris.
e) Tinggi badan
Pemeriksaan tinggi badan dilakukan
saat pertama kali ibu melakukan
pemeriksaan. Mengetahui tinggi
badan sangat penting untuk
mengetahui ukuran panggul ibu.

f) Berat badan
Kenaikan berat badan yang
mendadak dapat merupukan tanda
bahaya komplikasi kehamilan yaitu
pre eklamsia. Pada trimester pertama
28

berat badan ibu belum terlalu


mengalami kenaikan, pada trimester
terakhir kenaikan berat badan kurang
lebih 11 kg karena pertumbuhan janin
dan uri.
g) LILA
Pengukuran LILA bertujuan untuk
mendapatkan ambaran status gizi
klien. Pada ibu hamil pengukuran
LILA merupakan deteksi dini Kurang
Energi Kronis (KEK). Ambang batas
Lingkar lengan Atas (LILA) pada
wanita usia subur adalah 23,5 cm.
b. Pemeriksaan Sistemik
1) Kepala
Pemeriksaan kepala menurut Sulistyawati (2009)
meliputi:
a) Rambut
Dikaji untuk mengetahui warna
rambut klien, kebersihan rambut dan
rambut mudah rontok atau tidak.
b) Muka
Meliputi pemeriksaan oedema dan
cloasma cravidarum (Astuti, 2012).
Pada kasus anemia sedang terlihat
pucat.
29

c) Mata
Dikaji untuk mengetahui warna
konjungtiva dan sklera, kebersihan mata,
ada kelainan atau tidak dan adakah
gangguan penglihatan. Pada kasus
anemia sedang conjungtiva pucat.
d) Hidung
Dikaji untuk mengetahui kebersihan
hidung klien, ada benjolan atau tidak,
apakah klien alergi terhadap debu atau
tidak.
e) Telinga
Dikaji kebersihan dan ada tidak gangguan
pendengaran.
f) Mulut
Dikaji untuk mengetahui keadaan bibir,
lidah dan gigi klien. Mengkaji warna bibir,
integritas jaringan(lembab, kering atau
pecah-pecah), mengkaji lidah klien
tentang warna dan kebersihannya serta
gigi klien tentang kebersihan, caries atau
gangguan pada mulut (bau mulut).
2) Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada
pembesaran kelenjar limfe, pembesaran
kelenjar tyroid dan bendungan vena atau
tumor (Astuti, 2012).
30

3) Dada
Dikaji untuk menentukan mammae
membesar, terdapat tumor atau tidak,
simetris atau tidak, areola hiperpigmentasi,
putting susu menonjol atau tidak, kolostrum
sudah keluar atau belum. Pemeriksaan
retraksi pembesaran kelenjar limfe ketiak,
massa dan nyeri tekan (Astuti, 2012).
4) Ekstremitas
Dikaji ekstremitas atas dan bawah. Atas
dikaji ada atau tidak gangguan/ kelainan dan
bentuk. Bawah dikaji bentuk, oedema dan
varices (Sulistyawati, 2009).

c. Pemeriksaan Khusus Obstetri


1) Abdomen
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan abdomen
meliputi:
a) Inspeksi
Meliputi pemeriksaan luka bekas
operasi, perbesaran perut, linea
nigra/alba, strie albican/livide
b) Palpasi
Meliputi pemeriksaan kontraksi,
tinggi fundus uteri, letak, presentasi,
posisi, dan penurunan, Leopold I untuk
mengetahui tinggi fundus uteri dan
bagian yang berada di fundus, Leopold II
untuk mengetahui bagian janin yang
berada dikanan/kiri uterus ibu, Leopold III
31

utuk mengetahui presentasi/ bagian


terbawah janin yang ada disimpisis ibu,
Leopold IV untuk mengetahui seberapa
jauh masuknya bagian terendah janin ke
dalam pintu atas panggul.
c) Auskultasi
Meliputi pemeriksaan Denyut
jantung Janin (DJJ) yang terdiri dari
frekuensi, teratur/tidak, letak punctum
maksimum.

d. Pemeriksaan panggul
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan panggul meliputi:
1) Distantia spinarum
Untuk memeriksa jarak antara spina iliaka
anterior superior kanan dan kiri, ukuran
normal 23-26 cm.
2) Distantia kristarum
Untuk memeriksa jarak antara krista iliaka
terjauh kanan dan kiri, ukuran sekitar 26-29
cm.
3) Konjugata eksterna
Untuk memeriksa antara tepi atas simfisis
dan prosesus spinosus lumbal V, ukuran
normal 18-20 cm.
4) Lingkar panggul
Untuk memeriksa dari tepi atas simfisis
pubis, mengelilingi kebelakang melalui
pertengahan SIAS dan trochanter mayor
kanan, ke ruas lumbal V dan kembali ke
32

simfisis melalui pertengahan SIAS dan


trochanter mayor kiri dan berakhir di tepi
atas simfisis, ukuran normal 80-90 cm.
e. Anogenital
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan anogenetal meliputi:
1) Vulva vagina
Pemeriksaan meliputi adanya varises,
luka, kemerahan, pengeluaran pervaginam,
kelenjar bartolini (bengkak, massa).
2) Perineum
Pemeriksaan meliputi ada atau
tidaknya bekas luka pada perineum.
3) Anus
Pemeriksaan meliputi ada atau tidaknya
haemoroid pada anus.

f. Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai
pendukung diagnosa, apabila diperlukan.
Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti
pemeriksaan Hb. Dalam kasus ini pemeriksaan
penunjang dilakukan, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan Hb. Kadar Hb pada ibu yang
mengalami anemia sedang adalah 7-8 gr%
(Manuaba, 2007).

Langkah II : Interpretasi Data


a. Diagnosa Kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya
maka bidan merumuskannya dalam suatu
33

pernyataan yang mencakup kondisi , masalah,


penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut
(Estiwidani, 2008).
Ny.X GPA umur xx tahun umur kehamilan xx minggu
dengan Anemia Sedang.
Data dasar :
1) Data subjektif :
a) Ibu mengatakan umurnya.
b) Ibu mengatakan kehamilan yang keberapa.
c) Ibu mengatakan merasa cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang.
2) Data objektif :
Data Objektif meliputi dari pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi,
antara lain :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) Vital sign
(1) Tekanan darah
(2) Suhu
(3) Nadi
(4) Respirasi
d) Pemeriksaan laborat hb

3) Masalah
Masalah dalam asuhan kebidanan
digunakan istilah masalah dan diagnosis.
Kedua istilah tersebut dipakai karena
beberapa masalah tidak dapat didefinisikan
sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana
34

yang menyeluruh. Masalah sering


berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap
diagnosisnya (Sulistyawati, 2009).
permasalahan yang sering muncul pada ibu
hamil anemia sedang berupa gangguan rasa
nyaman (pusing, cepat lelah, dan badan
terasa lemas) (Manuaba, 2007).
4) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan
kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
masalahnya (Sulistyawati, 2009). kebutuhan
pada ibu hamil dengan anemia sedang,
memberikan dukungan moril pada ibu,
memberikan informasi tentang penyebab
keluhan.

Langkah III : Diagnosa Potensial


Pada langkah ini dilakukan dengan
mengidentifikasikan masalah atau diagnosis
potensial yang lain berdasarkan rangkaian masalah
yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan sambil terus
mengamati keadaan pasien (Sulistyawati, 2009).
Pada kasus ibu hamil dengan anemia sedang
diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah
anemia berat (Manuaba, 2007).

Langkah IV : Tidakan Segera


Dalam pelaksanaannya terkadang bidan
35

dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan


penanganan segera dimana bidan harys segera
melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien
(Sulistyawati, 2009). Dengan diagnosa atau masalah
potensial, maka tindakan antisipasi yang dilakukan
antara lain meliputi : Pemberian terapi sulfas
ferrosus 120 mg per oral ditambah asam folat 400
mg per oral (Manuaba, 2010), tablet Fe serta
memberikan motivasi pada ibu berupa meningkatkan
pengetahuan tentang pentingnya keluarga sadar gizi.

Langkah V : Rencana Tindakan


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya.
Semua perencanaan yang dibuat harus
berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan
berdasarkan bukti (evidence based care), serta
divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien
(Sulistyawati, 2009).\

Langkah VI : Pelaksanaan
Pada asuhan ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati,
2009). Pelaksanaan pada kasus Anemia Sedang
menurut Sulistyawati (2009) adalah :

a. Observasi keadaan umum dengan pemeriksaan vital sign


b. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang :
36

1) Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya


terhadap bayi yang dilahirkan.
2) Pentingnya gizi selama hamil dan menyusui.
3) Beri informasii tentang tablet Fe
4) Pemberian makan tambahan yang
mengandung zat besi seperti sayuran
hijau, misalnya bayam, sawi, kangkung.
5) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
6) Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas berat
7) Anjurkan ibu untuk ANC teratur
8) Pemberian terapi sulfas ferrosus 120 mg per
oral ditambah asam folat 400 mg per oral.

Langkah VII : Evaluasi


Bidan melakukan evaluasi sesuai criteria yang
telah ditetapkan didalam rencana kegiatan dengan
tujuan untuk mengetahui kemajuan dari hasil
tindakan yang dilakukan (Estiwidani, 2008).
a. Keadaan umum ibu baik
b. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil
b. Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe secara teratur
c. Ibu mengerti tentang makanan tambahan bagi ibu hamil
d. Ibu bersedia untuk istirahat cukup
e. Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas yang berat
f. Hb meningkat sampai tidak anemia lagi (11gr%)
g. Ibu bersedia untuk ANC secara teratur
h. Ibu bersedia kontrol ulang jika bila
kondisinya semakin buruk segera mungkin.
37

Data Perkembangan
Pendokumentasian data perkembangan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan menggunakan
SOAP, menurut Yulifah dkk, (2013), antara lain :
S : Subjektif

Data subjektif merupakan data yang


berhubungan/ masalah dari sudut pandang
pasien. Subjektif merupakan langkah pertama
yaitu pengkajian pada varney.

O : Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian


hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan
fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/
pemeriksaan diagnostik lain. Objektif
merupakan langkah pertama yaitu pengkajian
pada varney.

A : Assessmen

Assessment merupakan pendokumentasian


hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif. Assessment
merupakan langkah kedua yaitu pada
intrerpretai data pada varney.
38

P : Planing

Planing adalah membuat rencana asuhan saat


ini dan akan datang, untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin
atau menjaga / mempertahankan
kesejahteraannya. Planning merupakan langkah
kelima yaitu perencanaan asuhan kebidanan,
keenam yaiu pelaksanaan asuhan kebidanan,
dan ketujuh yaitu evaluasi dari perencanaan,
dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah
diberikan pada varney.

Landasan Hukum
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang
Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yang
disebutkan pada : Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk
memberikan pelayanaan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayan kesehatan reproduksi dan KB Pasal 10
1. Pelayanan kesehatan ibu dimaksud pada pasal 9
huruf a diberi pada masa prahamil, kehamilan,
persalian, dan nifas, menyusui, dan masa diantara 2
kehamilan.
2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 diantaranya menyebutkan pelayanan
masa pra kehamilan, pelayanan antenatal pada
39

kehamilan normal, pelayanan konseling pada masa


antara dua kehamilan.
3. Sebagaimana dimaksut pada ayat 2 Bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan disebutkan
berwenang dalam Fasilitas atau bimbingan khusus
seperti pemberian tablet Fe pada ibu hamil,
penyuluhan dan konseling, dan bimbingan pada
kelompok ibu hamil.
40

C. Kerangka Berfikir

Kehamilan Fisiologis

Kehamilan

Kehamilan Patologis

Data Subjektif, Anemia Data Objektif,


Anamnesa Pemeriksaan fisik
Keluhan ibu dan HB

Anemia Ringan Anemia Sedang Anemia Berat

HB = 9-10 gr% HB = 7-8 gr% HB = < 7 gr%

Asuhan yang diberikan:

1. Konseling mengenai tanda gejala dan penyebab anemia sedang


2. Konseling tentang istirahat yang cukup dan mengurangi pekerjaan sehari-
hari
3. Konseling tentang Nutrisi
4. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe
5. Optimalkan penyerapan tablet Fe dan makanan tambahan yang
mengandung zat besi
6. Memantau pola makan ibu
7. Memantau ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan memberikan Kartu
pantau peduli ibu hamil anemia
41

Evaluasi Kadar HB

Anda mungkin juga menyukai