Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anemia Dalam Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan normal akan

berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT), kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester

II berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester

III berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Elisabeth

Siwi W, 2015).

2. Tanda- tanda Kehamilan

a. Amenorea (berhenti menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga tidak terjadi.

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari.

c. Ngidam (menginginkan makan tertentu)

Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

akan menghilang dengan tuanya kehamilan.


d. Syncope (pingsan)

Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala yang menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan. Hal ini

sering terjadi jika berada di tempat keramaian, biasanya akan

hilang stelah kehamilan 16 minggu.

e. Tidak tahan bau-bauan

f. Tidak ada serela makan

Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu makan

timbul kembali.

g. Kelelahan

Sering terjadi pada trimester I, diakibatkan dari penurunan

kecepatan basal metabolisme pada kehamilan yang akan

mengingkat seiring pertamabahan usia kehamilan akibat aktivitas

metabolisme hasil konsepsi.

h. Payudara tegang

Estrogen mengingkat perkembangan sistem duktus pada payudara,

progestron menstimulasi perkembangan sistem alvoeoral payudara.

Dan somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulakan

pembesaran payudara, tegang, dan nyeri selama dua bulan pertama

kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran kolostrum.

i. Sering miski

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan sering miski.


j. Kontipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus

otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

k. Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Diakibatkan pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

meransang melanofor dan kulit.

l. Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan terjadi pelebaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai indikasi.

Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksternal, kaki, betis, dan

payudara akan hilang setelah persalinan.

m. Tanda pasti untuk memastikan sesorang hamil diketahui adanya

kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) didalam urin. Selain

itu, juga bisa dengan dilakukan pemeriksaan dengan mendengar

suara detak jantung calon bayi dan melihat bayi dengan

pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan meraba bentuk janin

(Elisabeth, 2015).

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa

muncul saat kehamilan akan menganggu pemenuhan kebutuhan


oksigen pada ibu dan berpengaruh pada bayi. Untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan :

1) Latihan nafas dalam melalui senam hamil

2) Tidur dengan bantal yang lebih tingi

3) Makan tidak terlalu banyak

4) Konsul ke dokter bila ada kelaianan atau gangguan pernapasan.

b. Nutrisi

Wanita hamil harus mempersiapkan diri dengan baik untuk

menyambut kelahiran bayi yang sehat, salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil ialah nutrisi. Pada masa

kehamilan ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga

300 kalori per hari, ibu hamil harus mengkonsumsi menu

seimbang. Kebutuhan nutrisi ibu hamil antara lain: makanan

berkalori tinggi, kalsium, asam folat, protein, mineral, yodium,

magnesium, natrium, asam folat, kolin, DHA, vitamin (vitamin A,

C, D, E, B12, B2, B3, B6, ), konsumsi zat besi, karena volume

darah akan mengikat 50%. Peningkatan kebutuhan nutrisi

bertujuan supaya ibu hamil tidak mengalami kekurangan nutrisi

selama kehamilan, yang mempunyai resiko kurang baik bagi

perkembangan janin.
Tabel 1
Tambahan Kecukupan Gizi Untuk Ibu Hamil
Zat besi Usia kehamilan

Trimester I Trimester II Trimester III


Energi (kkal) 180 300 300
Protein (g) 20 20 20
Vitamin A (RE) 300 300 350
Vitamin C (mg) 10 10 10
Kalsium (mg) 200 200 200
Besi (mg) 0 9 13
Iodium (µg) 70 70 70
Asam folat (µg) 200 200 200
Vitamin B12 (µg) 0,2 0,2 0,2
Sumber: Kementrian Kesehatan RI (2013) dalam Fathonah, (2016).

c. Personal Hyigene

Personal hyigene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

Kehamilan banyak perubahan-perubahan yang terjadi meliputi

perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Ibu hamil ydan bayi

yang sehat dimulai dari kesehatn ibunya sendiri. Hal yang dapat

dilakukan seperti memperhatikan kebersihan diri, sehingga dapat

mengurangi hal-hal yang dapat memberikan dampak negatif pada

ibu hamil. Bisa dengan membersikan putting susu (breast care)

dan perawatan gigi.

d. Pakaian

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, hendanya baju

yang longgar dan mudah dipakai serta menyerap keringat. Sepatu

harus terasa pas, enak dan aman.


e. Eliminasi

Sering buang air besar merupakan keluhan yang umum

dirasakan oleh ibu hamil, hal tersebut terjadi karena kondisi

fisiologis terjadi pada awal kehamilan, sedangkan pada trimestre

III terjadi pembesaran janin menyebabkan desakan pada kantung

kemih. Untuk mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum

cukup dan menjaga kebrsihan sekitar kewanitaan, membersikan

dengan gerakan dari depan ke belakang setiap selesai BAK atau

BAB. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan

usus besar sehingga ibu hamil sering mengalami obstipasi

dianjurkan untuk meningkatkan aktifitas jasmani dan makan

berserat. Supaya buang air besar lancar ibu hamil harus minum

banyak air, gerakan yang cukup serta makan makanan yang

berserat (Elisabeth Siwsi, 2015).

f. Pergerakan dan gerakan badan

Bergerak selain menyehatkan badan juga secara tidak langsung

meminimalkan rasa malas pada ibu hamil untuk melakukan

aktivitas yang tidak terlalu berat bagi ibu selama hamil, bergerak

mendukung sistem kerja tubuh sehingga ibu memiliki nafsu makan

yang tinggi dan berat badat lebig bisa terkontrol selama kehamilan.

Pergerakan badan ibu merupakan olahraga kecil yang bermanfaat

untuk melatih otot-otot dalam menjadi fleksibel memudahkan jalan

lahir calon bayi saat proses persalinan.


g. Istirahat cukup

Istirahat dan waktu tidur yang teratur dapat mengingkatkan

kesehatan jasmani, rohani untuk menjaga kesehatan ibu dan

pertumbuhan, perkembangan janin di dalam kandungan, kebutuhan

tidur yang efektif selama 8 jam/hari.

B. Anemia Pada Kehamilan

1. Definisi anemia pada kehamilan

Anemia kehamilan merupakan peningkatan kadar cairan plasma

selama kehamilan mengencerkan darah (hemodilusi) yang dapat

tercermin sebagai anemia (Putri & Evi, 2020).

Anemia dalam kehamilan adalah jika kadar hemoglobin < 11gr/dL

pada trimester I dan III, atau jika kadar hemoglobin <10,5 gr/dL pada

trimester II (Setiyanigrum, 2017).

Anemia kehamilan sering disebut “potentional danger to mother

and child” yaitu berpotensi membahayakan ibu dan anak, karena itulah

anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait

dalam pelayanan kesehatan (Astutik & Dwi, 2018).

2. Etiologi

Anemia merupakan suatu kumpulan gelaja yang disebabkan oleh

bermacam-macam penyebab seperti defisiensi besi, hal ini penting

dilakukan pemeriksaan anemia pada kunjungan pertama kehamilan dan

ada kemungkinan mengakami anemia pada kehamilan selanjutnya.


Kemungkinan dasar penyebab anemia diantaranya yaitu penghancuran

sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya

(hemolisis), kehilangan darah atau perdarahan kronik, produksi sel

darah merah yang tidak maksimal, gizi yang buruk seperti gangguan

pada penyerapan protein dan zat besi oleh usus, dan gangguan

pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang (Astutik & Dwi,

2018).

3. Patofisiologi

Anemia pada kehamilan disebabkan karena kebutuhan zat besi

selama kehamilan cenderung mengalami peningkatan. Kebutuhan zat

besi selama kehamilan sebanyak 900 mg, diantaranya 500 mg

dibutuhkan karena peningkatan jumlah darah atau eritrosit ibu, 300 mg

untuk pembekuan plasenta dan 100 mg untuk pertumbuhan darah

janin. karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga

memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma

bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Pengingkatan

volume plasma darah dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Apabila asupan zat

besi kurang tercukupi atau kekurangan mencapai 95%, maka akan

menguras cadangan zat besi di dalam tubuh dan akhirnya

mengakibatkan timbulnya anemia pada kehamilan (Yelmi Reni Putri &

Evi Hastina, 2020).


4. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anemia secara umum

a. Tanda-tanda

1) Pucat

2) Takikardia

3) Tekanan nadi melebar dengan pilsasikapiler

4) Murhoemik, tanda-tanda jantung kongesif

5) Pendarahan

6) Penonjolan retina

7) Demam ringan

8) Gangguan fungsi ginjal ringan

b. Gejala

1) Mudah lelah, dispenea

2) Palpitasi, angina

3) Sakit kepala, vertigo, kepala mterasa ringan

4) Gangguan penglihatan

5) Perasaan mengantuk

6) Anoreksia nausea, gangguan pencernaan

7) Hilangnya lipidos

c. Gejala umum anemia

Rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinitus),

mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas, serta

kongjungtiva anemis (Putri & Evi, 2020).


5. Derajat Anemia

Menentukan anemia atau tidaknya seorang ibu hamil dapat

ditentukan menggunakan dasar kadar Hb dalam darah. Penentuan

derajat anemia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(Depkes RI) sebagai berikut:

Tabel 2
Kategori Anemia Pada Ibu Hamil
NO Kategori Konsentrasi Hb
1. Ringgan sekali 11 g/dL – Batas normal
2. Ringan 8 g/dL - < 11 g/dl
3. Sedang 5 g/dL - < 8 g/dl
4. Berat < 5 g/dl
Sumber: Depkes RI (Astuti & Dwi, 2018).

Anemia pada ibu hamil dikategorikan anemia ringan dan anemia

berat. Dapat disimpulkan bahwa indikasi terjadi anemia pada selama

kehamilan jika konsentrasi Hb <10,5-11 g/dl (Reni Yuli Astuti & Dwi

Ertiana, 2018).

6. Kategori Anemia Pada Ibu Hamil

a. Anemia kekurangan asam folat

Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Terutama untuk

menjaga kesehatan tubuh dan mengoptimalkan perkembangan

janin di dalam kandungan. Asam folat adalah kelompok vitamin B,

yang berfungsi untuk membentuk sel darah merah yang sehat.

Anemia pada ibu hamil karena kekurangan asam folat

mengakibatkan cacat lahir yang terjadi pada tulang belakang, dan


otak. Pada ibu bisa berisiko mengalami penurunan berat badan

secara dratis saat bayi lahir.

b. Anemia kekurangan zat besi

Tubuh yang kekurangan zat besi akan mengalami penurunan

jumlah hemoglobin (Hb). Jika hemoglobin di dalam tubuh kurang,

maka akan berdampak pada sel darah merah, yang dimana

hemoglobin adalah salah satu protein yang bertugas membahwa

oksigen ke seluruh tubuh dan paru-paru. Jika ibu hamil kekurangan

zat besi, maka berisiko melahirkan bayi prematur, pendarahan,

hingga menyebabkan depresi pada ibu hamil.

c. Anemia kekurangan vitamin B12

Vitamin B12 sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk

sel darah merah, maka dari itu ibu hamil harus memenuhi asupan

vitamin B12 dari berbagai sumber makanan. Dampak buruk dari

anemia karena kekurangan vitamin B12 pada ibu hamil bayi lahir

cacat tabung saraf ketika lahir (Novi Agrina, 2020).

7. Dampak Anemia Dalam Kehamilan

Dampak yang akan ditimbulakan jika ibu hamil mengalami anemia

diantaranya abortus, bayi lahir dengan prematur, gangguan

pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi lahir

dengan anemia. Sedangkan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya

persalinan lama sehingga memerlukan tindakan operatif, serta

pendarahan postpartum sampai pada kematian (Miarti, 2020).


8. Pencegahan Anemia Kehamilan

Menurut Dewi (2015), pencegahan anemia sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dengan asupan zat

besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

b. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging,

sayuran hijau (bayam, daun singkong, kangkung, kacang-

kacangan).

c. Penuhi nutrisi folat, zat besi, dan vitamin B12 dengan cara

mengonsumsi daging merah, hati ayam, sayuran hijau dan buah-

buhan).

d. Mengatur jarak kehamilan

e. Mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan.

9. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil

a. Umur

Umur ibu hamil yang < 20 tahun dan > 35 tahun sangat berisiko

mengalami anemia dalam kehamilan di bandingkan dengan ibu

hamil yang berumur 23-25 tahun. Karena umur wanita yang < 20

tahun pada usia ini belum siap untuk hamil, baik secara fisik

maupun pisikologis mental yang belum matang sehingga

mempengaruhi asupan gizi dan alat reproduksi secara umum. Dan

pada umur ibu > 35 tahun pada usia ini fungsi organ reproduksi

sudah mengalami penurunan sehingga tidak bisa bekerja secara


optimal, oleh karena itu rentan untuk mengalami komplikas-

komlpikasi salah satunya anemia dalam kehamilan (Purwandari

dkk, 2016).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh

seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu

yang sering melahirkan mempunyai resiko mengalami anemia

pada kehamilan apabila tidak memperhatiakn kebutuhan

nutrisi. Karena selama kehamilan zat-zat gizi akan terbagi

untuk ibu dan janin. Paritas ibu hamil yang mempunyai anak >

3 mempunyai resiko terjadi anemia dalam kehamilan

dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak ≤ 3. Karena

pada kehamilan berulang dapat menyebabkan kerusakan pada

pembuluh darah dan dinding uterus yang dapat mempengaruhi

sirkulasi nutrisis ke janin, sehingga semakin tinggi paritas ibu

semakin tinggi resiko terkena anemia (Purwandari, ddk 2016).

c. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dapat menanamkan kebiasaan

dalam memenuhi kebutuhan makanan sumber zat besi yang

penting bagi kesehatan ibu hamil. Ibu yang berpengetahuan

yang baik tentang anemia pada ibu hamil, maka akan

mengurangi resiko mengalami anemia karena memiliki

pemahaman luas tentang anemia dan hal-hal yang perlu


dilakukan supaya tidak mengalami anemia. Sedangkan ibu

hamil yang pengetahuan kurang maka akan lebih berisiko

megalami anemia, karena terbatas penegtahuan serta

kemampuan ibu untuk mencari informasi yang berkaitan

dengan hal-hal yang perlu diperhatikan supaya tidak

mengalami anemia (Suwardi, 2021).

d. Jarak kehamilan

Jarak antara persalianan terakhir dengan kehamilan

berikutnya, sebaiknya jarak kehamilan antara 2 tahun sampai 5

tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 2 tahun

bisa menyebabkan beresikonya kejadian keguguran, bayi

dengan berat badan lahir rendah ( kurang dari 2.500 gram),

kematian janin dan kematian bayi. Jarak kehamilan terlalu

dekat dapat meningkatkan terjadinya anemia karena status gizi

ibu yang belum pulih ( Yuliska & Vera, 2020).

e. Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Konsumsi tablet zat besi yang cukup maka ibu tidak akan

menderita anemia karena simpanan darah dalam tubuh

bertambah untuk proses menambah jumlah hemoglobin dalam

darah. Jumlah tablet besi yang dianjurkan untuk ibu hamil

adalah 18 mg perhari. Konsumsi tablet besi yang dianjurkan

untuk ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan. Waktu

yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah pada siang hari,
karena untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah

meminumnya. Tablet zat besi sebaiknya diminum dengan air

jeruk atau air putih, karena membantu proses penyerapan zat

besi. Dan hindari konsumsi tablet zat besi menggunakan air teh,

susu, dan kopi, karena bisa menghambat proses penyerapan

absorpsi zat besi (Suwardi & Harahap, 2021).

f. Status gizi

Ukuran LILA menggambarkan status gizi ibu hamil dan

mengetahui resiko kurang energi kronik atau kurang gizi.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

dikarenakan kebutuhan energi dan gizi meningkatkan selama

kehamilan terutama peningkatan kebutuhan zat besi. Volume

dalam darah dalam tubuh meningkat 35% dengan 450 mg zat

besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Jika kebutuhan

zat gizi tidak terpenuhi secara optimal maka akan

menyebabkan anemia pada kehamilan ( Suwandi & Harahap,

2021).

g. Kunjungan ANC

Kunjungan ANC untuk menghasilkan kehamilan yang sehat

melalui pemeriksaan fisik, pemberian suplemen serta

penyuluhan kesehatan ibu hamil. Kunjungan ANC yang teratur

mengakibatkan segera terindeteksi berbagai faktor resiko

kehamilan, diantaranya anemia. Ibu hamil yang memeriksakan


kehamilan > 4 kali di kategorikan baik, sedangkan < 3 kali

dikategorikan cukup (Purwandari dkk, 2016).

h. Pendidikan

Pedidikan adalah suatu proses belajar yang dimana di

dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan

atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

siap pada diri individu, kelompok masyarakat. Tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang, oleh karena kemampuan seseorang dalam menerima

dan memahami sesuatu ditentukan oleh pendidikan yang

dimilikinya. Penerimaan dan pemahaman informasi yang

diterima sesorang berpendidikan tinggi lebuh baik

dibandingkan dengan seseorang berpendidikan rendah

(Erwanti, 2019).

i. Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi mempengaruhi terhadap kondisi

kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil yang

tingkat sosial ekonomi baik akan mendapatkan kesejahteran

fisik dan pisikologis yang baik. Status gizi akan terpenuhi,

selain itu tidak terbebani secara psikologis mengenai biaya

persalilan dan kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil dengan kondisi

ekonomi tinggi maka kebutuahn gizi yang dibutuhkan

tercukupi serta adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin


terpantau dan memungkinkan rendahannya kejadian anemia

selama kehamilan (Ana Mariza, 2015).

j. Dukungan suami

Peran penting suami memberiakan dukungan informasi dan

emosional. Dukungan informasi yang dimana dapat membantu

individu menentukan alternative dalam menghadapi masalah,

seperti menghadapi permasalahan ketika istri menemukan

kesulitan selama kehamilan, maka suami dapat memberikan

saran, petunjuk, memberikan nasehat. Selai itu suami juga

dapat mencari informasi yang ada dimedia sosial, dan juga

pada tenaga kesehatan. Dukungan emosional merupakan suatu

kepedulian dan rasa empati yang diberikan oleh keluarga atau

suami sehingga bisa meyakinkan ibu hamil bahwa dia

diperdulikan dan diperhatikan (Rahma, Nurul, & Eka, 2020).

k. Budaya

Pantang makanan adalah yang dimana bahan makanan atau

masakan tertentu tidak boleh dimakan oleh para individu dalam

masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Dari

wawancara dengan ibu hamil, mereka mengatakan bahwa

pantang makan ikan diusia kehamilan kurang dari 7 bulan

dikawatirkan pada saat bersalin atau nifas nanti darah yang

keluar akan berbau amis, sementara dalam terori bahwa bau


amis yang timbul pada masa nifas diakibatkan perubahan di

rahim (Suhartatik, Fatmawati, Jamila, 2018).

10. Teori Keperawatan

Parah ahli telah mengembangkan berbagai teori dan konsep dalam

memberikan asuhan keperawatan, salah satunya Dorothea Orem tahun

1971 mengembangkan definisi keperawatan yang menenkankan pada

kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Pendekatan konsep

keperawatan adalah self care yaitu segala aktivitas atau kemampuan

individu untuk memenuhi, mempertahankan kehidupan, kesehatan dan

kesejahteraan dalam melakukan perawatan diri sendiri. Perawatan diri

sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seseorang

perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan

keberadaanya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan.

Teori self care merupakan upaya tuntutan pelayanan diri yang The

nepeutic sesuai dengan kebutuhan, karena pada dasarnya diyakini

bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care

dan mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali

tidak mampu. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktik

dari seseorang dalam memilihara kesehatan serta mempertahan

kehidupannya. Terjadi hubungan antara pembeli self care dan

penerima self care dalam hubungan terapi. Ada tiga kategori

pesyaratan self care yaitu : persyaratan universal, pengembangan dan


kesehatan. Penekanan self care secara umum : pemeliharaan intake

udara, pemeliharaan intake air, pemeliharan intake makanan,

mempertahankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi,

pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat,

pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial,

pencegahan resiko- resiko hidup, fungsi usia, dan kesehatan manusia,

peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok

sosial sesuai dengan potensinya, dan self care deficit. Teori self care

deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan melebihi

kemampuan perawat, kemampuan sebanding dengan kebutuhan terapi

diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi

penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan, dan nursing

system ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan self care

dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas self care dengan

sistem metode bantuan perawat membantu klien dengan menggunakan

acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien,

mengarahkan klien, mensupport klien, dan menyediakan lingkungan

untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang (Aini, 2018).


11. Kerangka Teori

Penyebab :
Faktor predisposisi:
1. Kekurangan zat besi
1. pendidikan
2. Peningkatan volime
2. Sosial ekonomi
3. Budaya plasma
3. Eritrosit meningkat
4. Penurunan konsentrasi
Hb

Faktor pemungkin:
1. Dukungan suami

Anemia pada ibu hamil


Faktor penguat :
1. Umur
2. Paritas
3. Pengetahuan
4. Jarak kehamilan 1. Abortus
5. Kepatuhan konsumsi 2. BBLR
tablet Fe 3. Bayi prematur
6. Status gizi 4. Pendarahan
7. Kunjungan ANC postpartum
5. kematian

Sumbe:Putri 2020, Miarti 2020 dan Astuti & Ertiana, 2018.

Gambar 1
Kerangka Teori Faktor-Faktor Yang BerhubunganDengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model pendahuluan dari sebuah masalah

penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan antara variabel-variabel

yang diteliti (Swarjana, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Umur

2. Paritas

3. Pengetahuan

4. Jarak kehamilan

5. Kepatuhan konsumsi Anemia pada ibu hamil

tablet Fe

6. Status gizi

7. Kunjungan ANC

Gambar 2
Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang Tahun 2021
B. Definisi Operasional
Definisi operasiol adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3
Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasional Ukur
Dependen Suatu Keadaan 1.Anemia, jika
1 Anemia dimana kadar Hb<11g/dl
pada ibu hemoglobin Wawancara Kuesioner Nominal
hamil (Hb) dalam 2.Tidak
darah kurang anemia, jika
dari 11 g/dl. Hb≥11g/dl
2 Independen 1.Beresiko,
Umur Lama waktu Jika
hidup sejak di umur<20
lahirkan sampai >35tahun
dengan Wawancara Kuesioner Nominal
dilakukan 2.Tidak
penelitian. Beresiko,jika
umur 20-35
tahun
3 Paritas Jumlah anak 1.Primigravida
yang dilahirkan
atau jumlah
kelahiran yang Wawancara Kuesioner 2.Multigravida Nominal
pernah dialami
sebelum
kehamilan yang
dialami
sekarang ini.

4 Pengetahuan Tingkat 1. Kurang, jika


pemahaman skor yang
responden dicapai <5
dalam Wawancara Kuesioner Nominal
menangkap 2. Baik, jika
sesuatu skor yang
persoalan atau dicapai 6-10
pembicaraan.

5 Jarak Jarak kehamilan 1.Dekat , jika


kehamilan sekarang dengan ≤ 2 tahun
kehamilan
sebelumnya Wawancara Kuesioner Nominal
dalam hitungan
tahun. 2.Tidak dekat
jika>2tahun
6 Kepatuhan Jumlah tablet Wawancara Koesioner 1.Patuh jika, Nominal
konsumsi tambah darah konsumsi 1
tablet Fe yang tablet/hari
dikonsumsi ibu
1 tablet/hari 2.Tidak patuh
secara rutin jika, tidak
sampai 90 tablet Dikonsumsi
selama 1 tablet/hari
kehamilan.

7 Status gizi Keadaan 1.kurang, jika


keseimbangan LILA
dalam tubuh <23,5 cm
yang Observasi Pengukura Nominal
dipengaruhi n LILA 2. Baik, jika
oleh konsumsi LILA
pangan >23,5 cm
beberapa waktu
sebelumnya.

8 Kunjungan Kontak ibu 1.Tidak sesuai


ANC hamil dengan standar, jika
tenaga tidak
kesehatan untuk memeriksa
memeriksakan kehamilan
kehamilan, setiap
Wawancara Koesioner Nominal
minimal 1 kali trimester
trimester 1, 1
kali trimester 2, 2.Sesuai
dan 2 kali Standar,jika
trimester 3. Memeriksa
Kehamilan
Setiap
trimester

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan

gugatan, atau detail sementara, yang sebenarnya akan di buktikan dalam

penelitian ini (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut :
1. Ada hubungan bermakna antara umur dengan anemia pada ibu hamil

di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

2. Ada hubungan bermakna antara paritas dengan anemia pada ibu hamil

di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

3. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan anemia pada ibu

hamil di puskesmas Gerunnggan kota Pangkalpinang tahun 2021.

4. Ada hubungan bermakna antara jarak kehamilan dengan anemia pada

ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

5. Ada hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan

anemia pada ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang

tahun 2021.

6. Ada hubungan bermakna antara status gizi dengan anemia pada ibu

hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.

7. Ada hubungan bermakna antara kunjungan ANC dengan anemia pada

ibu hamil di puskesmas Gerunggang kota Pangkalpinang tahun 2021.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan

pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan

pengukuran data secara observasi atau pemgumpulan data sekaligus pada

suatu saat (poin time approach) atau pengukuran subjek penelitian diamati

pada waktu yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen (Umur, paritas, pengetahuan, jarak kehamilan,

kepatuhan konsumsi tablet Fe, status gizi dan kunjungan ANC) dan

variabel dependen (Anemia pada ibu hamil) (Sandu & Ali, 2015).

B. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari

subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sandu & Ali, 2015). Dalam penelitian ini populasi

adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC atau

kunjungan kehamilan ke wilayah kerja Puskesmas Gerunggang Kota

Pangkalpinang.
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang

memiliki sifat yang sama dengan populasi (Sandu & Ali, 2015).

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan

kunjungan ANC atau kunjungan kehamilan di Puskesmas Gerunggang

Kota Pangkalpinang tahun 2021. Penentuan besar sampel dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin :

N
n= 2
1+ N (d)

keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi
2
d = Tingkat Kepercayaan (0,1)

Jadi, perhitungan untuk besar sampel adalah sebagai berikut :

391
n= 2
1+391(0,1)

391
n=
1+391(0,01)

391
n=
4,91

n = 79 dibulatkan menjadi 80

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel yang

akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 orang.

Untuk kriteria dari sampel penelitian ini ada 2 bagian yaitu :

a. Kriteria inklusi, meliputi :


1) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.

2) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah

kerja Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang tahun 2021.

3) Ibu hamil yang mempunyai buku KIA.

b. Kriteria eksklusi, meliputi :

1) Ibu hamil dengan riwayat anemia sebelum kehamilan.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu thenik pengambilan sampel

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang

dikelompokan menjadi 2 macam yaitu metode acak (probability

sampling) dan metode tak acak (non probability sampling).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

probability sampling dengan menggunakan metode simpel random

sampling suatu teknik pengambilan data dilakukan secara acak, tanpa

memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut

(Sugiyono, 2018).

C. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Gerunggang Kota Pangkalpinang.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mei 2021 sampai Juli 2021.
D. Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya

dan masih memerlukan adanya suatu pengelolahan. Data bisa berupa suatu

keadaan, gambar, angka, suara, ataupun simbol-simbol lainya yang bisa

digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian

ataupun suatu konsep dan pengumpulan data suatu proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Sandu & Ali,

2015). Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.

1. Sumber Data

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan cara memberikan

pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang diisi langsung oleh

responden.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Gerunggang yang didapat dari

buku KIA dan rekam medik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

kuesioner dan observasi buku rekam medik atau buku KIA. Kuesioner

yang digunakan adalah kuesioner campuran yaitu perpaduan antara

bentuk kuesioner terbuka dan tertutup. Teknik yang digunakan untuk

mengetahui topik yang mendalam juga untuk mendapatkan

serangkaian data-data berupa angka.


3. Cara pengumpulam data

a. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat

permohonan izin pengambilan data kepada institusi kampus

STIKes Citra Delima Bangka Belitung.

b. Setelah disetujui, peneliti mengajukan permohonan izin kepada

ketua Puskesmas Gerunggang dan pihak lain yang terkait.

c. Pengumpulan data anemia pada ibu hamil dengan melihat laporan

tahunan yang dilakukan di ruangan gizi.

d. Setelah mendapatkan izin penelitian dari bagian diklat Puskesmas

Gerunggang, selanjutnya mengidentifikasi calon responden dengan

melihat data ibu hamil dan disesuaikan dengan kriteria.

e. Responden yang sesuai diambil sebagai sampel penelitian.

f. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memperkenalkan diri

kepada responden dan menjelaskan maksud serta tujuan serta

selama kegiatan selalu menerapkan protokol kesehatan.

g. Peneliti memberikan surat peryataan bersedia untuk menjadi

responden penelitian (Informed consent) kepada responden.

h. Menjelaskan dan mendampingi dalam pengisian kuesioner.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner berupa lembar cheklist dan pilihan ganda, 10 pertanyaan

untuk variabel pengetahuan, 1 pertanyaan untuk variabel kepatuhan

konsumsi tablet Fe, dan 2 pertanyaan untuk variabel kunjungan ANC.


E. Teknik pengelolahan data

Tahapan pengelolahan data menurut Kurniawan & Agustini, (2021)

sebagai berikut :

1. Penyuntingan (editing data)

Kegaiatan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan

responden dan memastikan data sudah terisi semua.

2. Pengodean (coding data)

Kegiatan memberikan simbol atau tanda berupa angka terhadap

jawaban responden penelitian.

3. Tabulasi (tabulating)

Kegiatan menyusun dan juga menghitung data dari hasil pengkodean

yang kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel.

4. Entry Data

Kegiatan merekap data kemudian dipindahkan atau dimasukan ke

laptop untuk proses dengan program statistik SPSS.

5. Cleaning Data

Pengecekan kembali data yang sudah dimasukan dan memastikan data

sudah siap untuk dilakukan analisa.

F. Analisa Data

Analisa data disesuaikan dengan tujuan dan skala data dari variabel

yang akan diuji dan dilakukan dengan cara bertahap yaitu analisa univariat

dan brivariat dengan menggunakan program SPSS. Adapun teknik yang

digunakan :
1. Analisa Univarat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi dari variabel independen( umur, paritas, pengetahuan, jarak

kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status gizi, dan kunjungan

ANC) dan variabel dependen (anemia pada ibu hamil) untuk

menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca seperti

disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi interpretasinya.

2. Analisa Brivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut

dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan tabel silang

(crosstabs). Uji yang dugunakan adalah Uji Chi Square karena data

yang akan diuji adalah data kategori untuk membahas kemaknaan

hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan derajat

kepercayaan 95% (a=0,05). Kesimpulan uji statistik adalah jika p ≤

0,05 bearti ada hubungan bermakna antara variabel independen dan

variabel dependen, dan jika p ≥ 0,05 bearti tidak ada hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen.

Rumus yang digunakan :

X 2 =∑ ¿ ¿ ¿

Keterangan :

E = Frekuensi yang diharapkan


0 = Frekuensi yang diharapkan (expected)

X = Statistik uji Chi Square

⅀ = Penjumlahan

Apabila uji Chi Square yang digunakan mempunyai sel yang nilai

harapan (E) < 1 dan nilai harapan (E) < 5 nilai selnya lebih besar dari

20% maka uji Chi Square tidak dapat dilakukan sebagai alternatifnya

digunalan Uji Fisher Exact.

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya perizinan dari pihak

institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan kepada institusi

tempat penelitian dalam hal ini pihak puskesmas Gerunggang kota

Pangkalpinang. Setelah mendapatkan pesetujuan, barulah dilakukan

penelitian dengan menekan masalah etik penelitian. Masalah etik

penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting karena

mengingat keperawatan berkaitan langsung dengan manusia, maka dari itu

dari segi etik penelitian harus memperhatikan dengan baik. Upaya peneliti

dalam menjaga etik penelitian menurut Setiana & Nuraeni, (2018)

meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang

memenuhi kriteria insklusi serta kemudian akan dijelaskan kepada

responden supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika


responden bersedia diteliti, responden harus menandatangani surat

persetujuan, jika responden menolak untuk menjadi responden maka

peneliti tidak akan memaksa dan harus menghormati hak-hak

responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga identitas responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden hanya inisialnya saja, yang akan

dimasukan ke dalam rekap data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti, data yang

tersimpan didalam komputer tidak semua orang lain bisa melihat untuk

menjaga kerahasiannya komputer dijaga dengan menggunakan

password.

4. Manfaat (Beneficience)

Penelitian ini harus memberikan keuntungan bagi responden

dengan cara memperhatikan hak responden untuk bebas dari kerugian

dan ketidaknyamanan, memperhatikan hak responden untuk

mendapatkan perlindungan, serta menghargai martabat manusia dan

eksploitasi dengan memberikan informasi kepada responden bahwa ini

hanya dipergunakan untuk penelitian ilmu keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai