Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan
nidasi dan implantasi, kehamilan normal berlangsung 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional, kehamilan terbagi dalam 3 trismester dimana trismester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua (minggu ke 13 hingga ke 27) dan trismester
ke tiga minggu ke 28 hingga ke 40 (Walyani, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium terletak pada tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan,
sebanyak 450 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) menjadi 102 per 100.000 kelahiran Hidup
(KH) pada tahun 2015. Penurunan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup masih
terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium Development Goals
(MDGs).

Upaya percapaian target MDGs di bidang kesehatan, yaitu penyelenggaraan upaya


kesehatan ditingkatkan intensitasnya dengan tetap memberikan perhatian khusus pada
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). KIA dilakukan selama
kehamilan diawali konsepsi hingga usia kehamilan mencapai 40 minggu. Selama proses
tersebut, ibu mengalami perubahan fisiologis, psikologis dan sosial (Rafika, 2018).

Seorang wanita yang sedang berada dalam masa kehamilan sering mengalami
banyak perubahan, baik itu perubahan secara fisik maupun perubahan secara psikologis
yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan terutama trimester III seperti dispnea, insomnia,
gingiviris dan epulsi, sering buang air kecil, tekanan dan ketidaknyamanan pada perineum,
nyeri punggung, konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki,
edema pergelangan kaki (non pitting) dan perubahan mood serta peningkatan kecemasan
(Bobak, 2005; Perry, et al., 2013 dalam (Rafika, 2018)).

Sehubungan dengan perubahan perubahan yang terjadi diatas maka rasa stress juga
sering dialami oleh ibu hamil. (Chen et al.,2017).Tujuan dari makalah ini juga yaitu untuk
memberikan Asuhan kehamilan pda trimester III, dan mengetahui perubahan, serta
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Kehamilan?
2. Apa saja perubahan fiologis dan psikologis pada kehamilan trimester III ?
3. Kebutuhan Ibu hamil trimester III ?
4. Apa saja tanda bahaya pada masa kehamilan ?
5. Apa saja ketidaknyamann pada kehmailan trimester III?
6. Bagaimana Asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa itu seksualitas kehamilan.
2. Untuk mengetahui Perubahn pada kehamilan .
3. Kebutuhan pada kehamilan
4. Untuk mengetahui tanda bahya pada kehamilan.
5. Untuk mengetahui ketidaknyamanan pada kehamilan.
6. Untuk mengetahui Asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Masa kehamilan dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari yang dimana dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifudin,2008).

2.2 Perubahan fisiologis kehamilan trimester III

Perubahan fisiologis kehamilan III, yaitu:

a) Uterus

Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri telah mencapai 3 jari
diatas umbilikus atau pada pemeriksaan Mc Donald sekitar 26 cm. Pada kehamilan 40
minggu, fundus uteri akan turun kembali dan terletak tiga jari di bawah
procesus.xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga
panggul
(Bobak,dkk,2005).

b) Payudara

Pada masa akhir kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudara. Meskipun dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone (Bobak,dkk,2005).

c) Sistem Kardiovaskular

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior
dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang, penekanan ini akan mengurangi
darah balik vena menuju jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac
output sehingga menyebabkan hipotensi (Saifuddin, 2010).

d) Sistem Pencernaan

Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus berkurang.
Usus besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior, sehingga aktivitas peristaltik
menurun yang mengakibatkan bising usus menghilang dan konstipasi umumnya akan
terjadi (Saifuddin, 2010).

e) Sistem Perkemihan

Keluhan sering kencing akan sering muncul pada akhir kehamilan, karena kepala
janin mulai turun ke Pintu Atas Panggul (PAP) mendesak kandung kemih. Desakan ini
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh (Bobak,dkk, 2005).

2.3 Perubahan Psikologi

Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada, ibu sering merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan dialami pada saat persalinan. Ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, serta takut bayi yang akan dilahirkan
tidak normal. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan
jelek, serta gangguan body image (Jannah, 2012)

2.4 Kebutuhan dasar Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III yaitu sebagai berikut.

Kebutuhan Fisologis:

a) Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan
karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim (Nugroho,dkk, 2014).

b) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu seibang. Contoh:
nasi tim dari empat sendok makan beras, ½ hati ayam, satu potong tahu, wortel parut,
bayam, satu sendok teh minyak goreng dan 400 ml air (Nugroho,dkk, 2014).

c) Vitamin (B1, B2, dan B3)

Vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisme sistem pernafasan
dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin B1 sekitar 1,2 mg per hari,
vitamin B2 1,2 mg per hari dan vitamin B3 11 mg per hari. Sumber vitamin tersebut
yaitu: keju, susu, kacang – kacangan, hati, dan telur (Nugroho,dkk, 2014).
d) Personal hygiene

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu hamil.
Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya ibu
hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali sehari (Nugroho,dkk, 2014).

e) Pakaian

Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah dikenakan dan
nyaman. Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga
seluruh payudara, tidak menggunakan sepatu tumit tinggi (Nugroho,dkk, 2014).
f) Eliminasi

Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III dengan
frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil akan sering ke kamar
mandi terutama saat malam sehingga menganggu tidur, sebaiknya intake cairan
sebelum tidur dikurangi (Nugroho,dkk, 2014).

g) Seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya sepanjang
hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan. Pilihlah posisi yang nyaman dan tidak
menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan usahakan gunakan kondom karena prostaglandin
yang terdapat pada semen dapat menyebabkan kontraksi (Nugroho,dkk, 2014).

h) Senam hamil

Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental (Nugroho,dkk, 2014).

i) Istirahat atau tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup. Kurang istirahat
atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan
tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam (Nugroho,dkk, 2014).
3) Persiapan persalinan

Hal yang harus disiapkan adalah P4K seperti penolong persalinan, tempat bersalin,
biaya persalinan, transportasi, calon donor darah, pendamping persalinan, pakaian ibu dan
bayi.

2.5 Ketidaknyamanan ibu hamil trimester III dan cara mengatasinya

Pada masa kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang membutuhkan
suatu adaptasi. Dalam proses adaptasi tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyaman
(Romauli, 2011). Ketidaknyamanan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Sering Buang Air Kecil, cara mengatasinya yaitu kurangi asupan karbohidrat murni,
makanan yang mengandung gula, kopi , teh, dan soda. (Romauli, 2011).

b) Striae gravidarum, cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan emolien topical atau
antipruritik jika ada indikasinya. (Romauli, 2011).

c) Hemoroid, cara mengatasinya yaitu makan makanan yang berserat, buah dan sayuran
serta banyak mengkonsumsi minum air putih dan sari buah. Melakukan senam hamil
untuk mengatasi hemoroid. (Romauli, 2011).

d) Keputihan, cara mengatasinya yaitu dengan mandi setiap hari, menggunakan pakaian
yang terbuat dari bahan katun, serta mengkonsumsi buah dan sayur. (Sulistyawati, 2009).
e) Keringat bertambah, cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan pakaian yang tipis,
longgar, dan tingkatkan asupan cairan dan mandi secara teratur. (Sulistyawati,
2009).

f) Napas sesak, cara mengatasinya yaitu merentangkan tangan diatas kepala serta menghirup
napas panjang dan mendorong postur tubuh yang baik. (Sulistyawati, 2009).

g) Perut kembung, cara mengatasinya yaitu hindari makanan yang mengandung gas,
mengunyah makanan secara teratur dan lakukan senam secara teratur. (Sulistyawati, 2009).

h) Pusing atau sakit kepala, cara mengatasinya yaitu bangun secara perlahan dari posisi
istirahat dan hindari berbaring dalam posisi terlentang. (Sulistyawati, 2009).
i) Sakit punggung, cara mengatasinya yaitu posisi atau sikap tubuh yang baik selama
melakukan aktivitas, hindari mengangkat barang berat, gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung. (Sulistyawati, 2009).

j) Varises, cara mengatasinya yaitu istirahat dengan menaikkan kaki setinggi 45O atau
meletakkan satu bantal dibawah kaki untuk membalikkan efek gravitasi, jaga agar kaki tidak
bersilangan dan hindari berdiri atau duduk terlalu lama. (Sulistyawati, 2009).

2.6 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 3

a) Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari SDKI (2012) penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan (28%).
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-
kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal
yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna.
Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknyanormal,
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir, biasanyadihitung sejak kehamilan 28
minggu.

b) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan


ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami
penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsia (Pusdiknakes, 2013).

c) Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang
hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat
menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama,
diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia
berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme
pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2013).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya
lebihtinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa
dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2013).

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-
tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah
dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu
sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian
kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati dkk, 2014).

g) Kejang

Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada
umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala
sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurunkemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan
gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2012).

h) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling
berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)
(Saifuddin, 2012).

i) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut
SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2012). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa
nifas (Pusdiknakes, 2013)

2.6 Asuhan Kebidanan

Menurut Kementerian Kesehatan R.I. (2013), pada standar pelayanan kebidanan ibu
hamil, dapat kita ketahui sebagai berikut.

a) Melakukan pengukuran timbang berat badan dan tinggi badan.Timbang berat badan
dilakukan setiap kunjungan antenatal, penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg
selama kehamilan atau kurang dari 1 kg tiap bulan menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan pada kontak pertama untuk
mendeteksi adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
meningkatkan resiko Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).

b) Pemeriksaan tekanan darah.


Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
adanya hipertensi dalam kehamilan (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) dan preeklamsi
(hipertensi kehamilan yang disertai protein urin).

c) Menilai status gizi dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA). Pengukuran LiLA
hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil beresiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) yaitu LILA kurang dari 23,5 cm.

d) Pemeriksaan fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
umur kehamilan.

e) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin. Menentukan presentasi janin
dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu setiap kunjungan antenatal yang bertujuan
untuk mengetahui letak janin. Penilaian detak jantung janin dilakukan untuk mendeteksi
adanya gawat janin.

f) Melakukan skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT), imunisasi TT diberikan untuk mencegah tetatus neonatorum. Pemberian imunisasi
TT disesuaikan dengan status TT ibu.

g) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Tablet besi diberikan untuk
mencegah anemia pada ibu hamil. Ibu hamil harus mendapat tablet besi minimal 90
tablet selama kehamilan.

h) Melakukan Pemeriksaan Laboratorium

(1) Pemeriksaan golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.

(2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia) atau tidak.

(3) Pemeriksaan protein dalam urine, dilakukan atas indikasi.

(4) Skrining sifilis, dilakukan rutin pada semua ibu hamil selama trimester pertama atau
awal trimester kedua.
(5) Pemeriksaan HIV dilakukan wajib dengan adanya program pencegahan penularan dari
ibu ke anak (PPIA) pada semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal

(6) Pemeriksaan Hepatitis B, ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan
dapat menular pada bayi. Bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untuk mencegah
penularan.

i) Melakukan penatalaksanaan segera terhadap kasus atau masalah yang terjadi. Berdasarkan
hasil pemeriksaan antenatal dan hasil laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani dengan standar dan kewenangan bidan.

j) Melakukan temu wicara atau konseling. Bimbingan Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) dan konseling sesuai kebutuhan ibu termasuk P4K dan kontrasepsi pascasalin.
(Kementerian Kesehatan R.I.,2013)
Referensi

Chen, P. J., Yang, L., Chou, C. C., Li, C. C., Chang, Y. C., & Liaw, J. J., 2017. Effects of
prenatal yoga on women’s stress and immune function across pregnancy: A
randomized controlled trial. Complementary Therapies in Medicine, 31, 109–
117.https://doi.org/10.1016/j.ctim.2017.03.003

Pusdiknakes, 2013. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.


Rafika. (2018). Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan, 9 (April), 86–
92.

Saifuddin, A.B., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo

Anda mungkin juga menyukai