Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kehamilan merupakan terjadinya proses pertemuan antara sperma dan ovum
secara alami yang menghasilkan sel tunggal (zigot) (Janiwarti & Pieter, 2013; Taufan,
2014). Selama kehamilan seorang wanita hamil akan mengalami perubahan fisiologis.
Rasa mual, muntah, meriang dan lemas akan dirasakan pada wanita yang hamil muda.
Akan tetapi pada kehamilan trimester ketiga terjadinya pembesaran perut, perubahan
anatomis dan perubahan hormonal hal tersebut menimbulkan berbagai keluhan pada
wanita hamil (Venkata & Venkateshiah, 2009).
Macam-macam keluhan yang dirasakan oleh wanita hamil di trimester tiga yaitu
napas terasa sesak, nyeri punggung bagian bawah, haemorrhoid, gangguan tidur, nyeri
pada area pelvis, pusing, kram perut, sering buang air kecil dan rasa tidak nyaman akibat
kontraksi yang muncul tiba-tiba. Salah satu keluhan pada wanita hamil yang sering
terjadi yaitu adanya gangguan dengan tidurnya, walaupun kehamilannya normal (Pieter
& Lubis, 2010; Prawirohardjo, 2010; Santiago, Nolledo, & Kinzier, 2001). Salah satu
kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil, yaitu perubahan fisik
maupun psikologis karena adanya pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan
janin.Perubahan fisik yang terjadi pada wanita hamil selama kehamilan diantaranya
berupa mulai membesarnya payudara, perut dan juga panggul, berat badan bertambah,
kaki dan tangan membesar, terlihat lemah dan tubuh tampak lesu (Pieter & Lubis, 2010;
Rafknowledge, 2004; Susanti, 2008).
Selain terjadi perubahan fisik, wanita hamil juga mengalami perubahan emosi
diantaranya seperti perasaan takut, sedih dan senang meskipun hanya dalam beberapa
menit, cenderung sensitif, mudah cemburu, minta perhatian lebih, perasaan ambivalen
dan insomnia (Pieter & Lubis, 2010). Pada trimester tiga, perubahan fisik yang
meningkat seperti kondisi perut yang semakin besar mengakibatkan wanita hamil susah
bergerak, cepat lelah dan cemas sehingga menyebabkan suasana emosi susah untuk diatur
dan menjadi lebih sensitif (Urva & Wasisto, 2012). Membesarnya uterus memengaruhi
jumlah kebutuhan waktu dari tidur, hal ini di karenakan wanita hamil tidak bisa
mendapatkan posisi yang menurutnya nyaman. Dan penyebab lain terjadinya insomnia
pada wanita hamil yaitu karena adanya perubahan psikis akibat perubahan hormone yang
dialaminya (Tiran, 2007 dalam Wita, 2011).
Manusia selama hidup memanfaatkan sepertiga waktu dalam sehari untuk tidur.
Menurut Sharma dan Franco (2004) menjelaskan wanita hamil 97% mendapatkan
masalah gangguan pada trimester tiga. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan
National Sleep Foundation menyatakan bahwa sebanyak 97.3% pada trimester ketiga
wanita hamil setiap malam selalu terbangun 3-11 kali. Gangguan tidur pada wanita hamil
akan menimbulkan depresi dan stress yang akan berdampak langsung pada janin yang
dikandung. Stress ringan akan menyebabkan peningkatan denyut jantung pada janin.
Sedangkan stress yang berat dan lama membuat janin menjadi hiperaktif (Field, Diego,
Reif, Figueiredo, Schan, & Khun, 2006). Menurut Bambang (2006) kualitas tidur yang
menurun pada wanita hamil bisa menyebabkan menurunnya konsentrasi dan kesehatan
fisik, mudah lelah, malas bekerja, badan pegalpegal, dan sensitif marah. Sehingga
menyebabkan beban pada kehamilan menjadi semakin bertambah.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan
kehamilan pada trimester III dengan sulit tidur menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif kehamilan pada trimester III
dengan sulit tidur
2) Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan diagnosa dan
masalah aktual pada ibu trimester III dengan sulit tidur
3) Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil trimester III
dengan sulit tidur
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada ibu hamil trimester
III dengan sulit tidur
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil trimester III
dengan sulit tidur
6) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan sulit
tidur
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada ibu hamil trimester III
dengan sulit tidur
8) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu hamil
trimester III dengan sulit tidur
9) Menganalisis asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil trimester III dengan sulit
tidur yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa
embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur
perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat persetubuhan,
berjuta-juta cairan sel mani laki-laki masuk ke Rahim. Dengan kompetesi yang sangat
ketat, salah satu sperma tersebut akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan
sel telur tersebut. Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi dan konsepsi.
2. Perubahan fisik kehamilan
Hamil merupakan suatu tahap dalam kehidupan seorang wanita. Kehamilan akan
membuat tubuh wanita berubah. Perubahan tubuh yang terjadi selama hamil
sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi yang dilakukan tubuh untuk
menghadapi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan pada waktu hamil, melahirkan
dan menyusui. Bertambahnya berat badan dan membesarnya Rahim menyebabkan
perubahan postur tubuh, yang biasanya tampak jelas pada usia kehamilan mamasuki
trimester dan II dan semakin jelas pada trimester III. Hampir seluruh tubuh wanita
hamil mengalami perubahan, terutama pada pada system reproduksi, selain itu organ
lainnya juga mengalami perubahan, kebanyakan perubahan ini kembali normal setelah
persalinan dan perubahan ini dapat mengganggu pola istrahat tidur.
3. Keluhan ibu hamil pda trimester III
Masalah yang sering dialami ibu hamil pada trimester III menurut Ajeng, N
(2012) sebagai berikut:

a. Sakit punggung
Perut yang mulai semakin membesar karena pertumbuhan janin dalam rahim
bisa membuat postur tubuh calon ibu berubah. Dan hormon relaxin atau hormon
kehamilan akan membuat tulang panggul sedikit merenggang, hal ini terjadi untuk
mengantisipasi kelahiran dan membuka jalan lahir nantinya. Namun hal ini bisa
saja memberikan efek negatif pada bagian tubuh yang lain terutama bagian
punggung. Selain itu beban tubuh di bagian depan yang bertambah juga membuat
punggung harus menjadi tumpuan berat yang memperparah kondisi sakit tersebut.
b. Sesak napas
Dalam trimester ketiga ini janin di dalam rahim akan tumbuh dengan pesat,
setiap bagian dari organnya akan tumbuh dan matang agar ketika tiba waktunya
untuk lahir maka bayi akan siap dilahirkan. Dan karena perkembangannya ini,
satu keluhan yang mungkin akan sering dirasakan ialah mudah sesak napas. Hal
ini terjadi karena janin yang tumbuh akan menyita seluruh ruang di perut sang ibu
dan hal ini akan memnuat ibu akan merasa mudah sesak napas
c. Sembelit atau masalah pencernaan
Hal yang sering dirasakan oleh ibu hamil di akhir trimester yang sering kali
mengganggu ialah sembelit atau susah buang air besar. Hal ini terjadi lagi-lagi
karena perubahan hormon di dalam tubuh, yang berpengaruh pada fungsi usus
yang menjadi lebih lambat saat mencerna makanan. Hal ini bisa diatasi dengan
perbanyak minum air putih dan juga mengkonsumsi makanan yang kaya akan
serat dan juga vitamin. Akan cuma suplemen vitamin saja tetapi juga sayur-
sayuran organik yang sehat bagi tubuh. Dan jika masih terasa sulit buang air
besar, juga bisa menggunakan obat pencahar yang khusus untuk ibu hamil yang
bisa didapat di apotek sesuai dengan resep dokter.
d. Sering buang air kecil
Saat trimester terakhir kehamilan, biasanya janin akan mulai bergerak turun
ke arah panggul untuk mencari jalan lahir. Dan karenanya mungkin akan
membuat ibu hamil menjadi lebih sering buang air kecil.
e. Edema atau kaki bengkak
Edema atau bengkak pada kaki selama kehamilan bisa saja menjadi tanda
serius yang harus diwaspadai. Karena hal ini terjadi disebabkan oleh retensi cairan
di bagian bawah tubuh yang terjadi karena ibu hamil terlalu banyak beraktifitas.
Meskipun bengkak atau edema bisa saja mereda, namun pada sebagian orang hal
ini tidak bisa begitu saja hilang dengan sendirinya.
f. Gangguan tidur
Karena pengaruh hormon yang naik turun dan kekhawatiran berlebihan akan
proses kelahiran biasanya ibu hamil menjadi sulit tidur atau insomnia. Keadaan ini
tentu kurang baik untuk kesehatan ibu dan juga janin yang dalam tahap
pematangan organ tubuhnya. Sulit tidur juga membuat emosi ibu hamil meningkat
dan signifikan dan mudah marah sehingga hal ini kurang baik bagi janin dalam
kandungannya
g. Tekanan darah tinggi
Hal yang juga sering dikeluhkan saat usia kehamilan memasuki trimester
ketiga ialah tekanan darah tinggi. Kondisi ini umum terjadi pada semua ibu hamil
karena lagi-lagi pengaruh hormon kehamilan. Namun kondisi hipertensi atau
tekanan darah tinggi ini patut diwaspadai jika tekanan darah ibu hamil lebih dari
140/90 mmHg. Karena bisa menyebabkan kondisi preeklampsia atau keracunan
kehamilan yang sangat berbahaya bagi ibu bahkan janin

h. Mudah lelah
Kondisi perut yang mulai membesar di akhir trimester ketiga tentu
memberikan beban yang cukup berat pada tubuh. Sehingga ibu hamil akan mudah
sekali lelah. Usahakan untuk selalu beristirahat dengan cukup setiap kali ada
waktu. Dan hindari untuk memakai sepatu berhak tinggi, selain berbahaya ibu
hamil tentu akan sangat mudah lelah
i. Sakit pinggang
Beban berat disebabkan janin yang tumbuh dalam rahim juga dapat
menimbulkan rasa sakit di pinggang. Keluhan ini akan semakin meningkat
seiring usia kehamilan dan biasanya akan menghilang setelah melahirkan. Untuk
mengatasinya banyak-banyak olahraga dengan mengikuti kelas senam
kehamilan misalnya. Di dalamnya setiap ibu hamil akan diajari untuk melakukan
gerakan yang bisa mengurangi rasa sakit tersebut. Atau pun bisa meminta
pasangan untuk memberikan pijatan lembut agar nyerinya berkurang.
B. Gangguan Tidur Ibu Hamil
Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon melainkan
perubahan fisik, bobot itu bertambah mengakibatkan punggung terasa pegal, posisi tidur
yang salah, dan juga gangguan psikis seperti kecemasan.
1. Kualitas Tidur pada Kehamilan
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun. Kepuasan tidur pada masa
kehamilan berkurang khususnya pada trimester ketiga, hal ini diakibatkan kondisi
fisik ibu hamil yang menyebabkan sulitnya mendapatkan tidur yang dalam.
Ketidakpuasan tidur disebabkan tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal
dalam tidur (Musbikin, 2005; dikutip Siallagan, 2015).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada ibu hamil, di antaranya
ialah keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit untuk menentukan posisi
tidur yang nyaman, gerakan janin, tertekannya kandung kemih akibatnya sering
berkemih sehingga wanita hamil sering terjaga di malam hari , serta kekhawatiran
calon ibu untuk tidur dalam posisi tertentu karena takut janin di dalam kandungannya
menjadi tidak nyaman.
Semakin tua usia kehamilan, seorang perempuan lebih cepat terasa letih. Pada
kondisi seperti ini, perempuan hamil dianjurkan untuk beristirahat secukupnya dan
menghindari aktivitas yang berat. Berbaringlah pada posisi kaki lebih tinggi.

2. Kebutuhan tidur pada ibu hamil


Dalam Bobak (2004) dalam juga menjelaskan bahwa kebutuhan tidur pada ibu
hamil dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidur siang
Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tidur siang
dilakukan kurang lebih selama 2 jam dan dilakukan lebih sering dari pada
sebelum hamil. Tidur siang dilakukan untuk mengistirahatkan tubuh dan fisik
serta pikiran ibu hamil. Tidur siang dilakukan setelah jam makan siang tetapi
tidak langsung tidur agar ibu hamil tidak merasa mual
b. Tidur malam
Ibu hamil hendaknya lebih banyak tidur pada malam hari selama kurang
lebih selama 8 jam. Ibu hamil sebaiknya tidur lebih awal dan jangan tidur
terlalu malam karena berdampak negatif bagi kesehatan ibu dan janin.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil
Sharma dan Franco (2004), mengatakan bahwa 97% wanita hamil pada
trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami
oleh ibu hamil adalah penurunan durasi tidur. Penurunan durasi tidur pada ibu
hamil dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah
lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini
dapat membuat beban kehamilan menjadi semakin berat (Bambang BR, 2004).
Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang
dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut
jantung, tetapi stresyang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.
Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan
memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field dkk., 2007). Gangguan tidur pada
kehamilan meliputi:
a. Gangguan Fisik
1) Nyeri Punggung
Hormon relaksin dan progesteron bekerja pada kartilago dan
jaringan ikat pada sendi, tetapi hormon tersebut dapat menimbulkan
ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu hamil, terutama pada akhir kehamilan
saat kadar hormon tersebut meningkat hal ini menyebabkan perubahan
gaya berjalan sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan. Relaksasi
sendi sakroiliaka dan perubahan postur dapat menyebabkan sakit
punggung karena otot abdomen menjadi semakin teregang (Kamariyah
dkk, 2016). Kehamilan juga menyebabkan stres kalsium yang nyata pada
rangka, kadar hormon kalsitonin meningkat jauh lebih tinggi khususnya
pada trimester III (Weiss dkk, 1998:Whitehead dkk., 1981 dalam
Cunningham.[et.al],2005). Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk
mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang
dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita hamil (Pantiawati,
Ika., Saryono, 2010).
2) Dispnea Kehamilan
Pembesaran uterus meningkatkan tekanan diafragma dan
menurunkan kapasitas residu fungsional. Progesteron bekerja pada pusat
pernapasan untuk meningkatkan ambang oksigen. Peningkatan volume
tidal membuat PCO2 turun, yang menyebabkan dispnea dianatara 60-70%
wanita hamil(Sinclair,Constantence, 2009).
3) Edema Ektremitas Bawah
Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia kehamilan karena
aliran balik vena terganggu akibat berat uterus yang
membesar(Sinclair,Constantence, 2009).
4) Keletihan
Pada wanita hamil basal metabolisme rate (BMR) meninggi. BMR
meningkat hingga 15-20 % yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir.
Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembekaran
hidratarang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas
5) Kram Kaki
Kram kaki disebabkan oleh rendahnya kalsium dalam tubuh atau tidak
pernah melakukan aktivitas seperti olahraga. Tekanan uterus dapat
mempengaruhi sirkulasi arteri pada ke ekstremitas bawah dan dapat
memebri tekanan pada saraf yang berjalan melewati foramen obturator
(Sinclair,Constantence, 2009)
6) Nokturia
Nokturia atau berkemih pada malam hari dapat mengganggu tidur dan
siklus tidur (Potter&Perry, 2005) Nokturia pada kehamilan terjadi karena
wanita berada dalam posisi rekumben dan kekuatan yang lebih menekan
vena kava inferior, yang menambah aliran darah ke ginjal dan
meningkatkan kecepatan filtrasi glomerulus (Sinclair,Constantence, 2009).
b. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat sesorang tidur berpengaruh penting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah
esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur
mempengaruhi kualitas tidur. Suara juga mempengaruhi tidur . Tingkat suara
yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur
(Webster & Thompson,1986 dalam Perry & Potter, 2005). Tingkat cahaya
dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Karena dengan adanya cahaya
dapat mempengaruhi hormon melatonin yang berpengaruh terhadap kualitas
tidur. Selain itu suhu ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin seringakali
menyebabkan klien gelisah sehingga mempengaruhi kualitas tidur (Perry
&Potter, 2005)
c. Posisi tidur
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang teratur
dan cukup, istirahat tidur dapat dicapai dengan pengaturan posisi tidur untuk
mencapai tidur yang berkualitas. Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur
dengan posisi miring ke kiri, terutama dikehamilan 16 minggu, sebab janin
akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal. Posisi ini juga
membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga
mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan tangan. Supaya
lebih nyaman dengan posisi ke kiri atau ke kanan dengan cara menaruh bantal
diantara lutut dan bantal lainnya di punggung. Jadi manfaat yang diperoleh
oleh wanita hamil dengan posisi ini adalah mengurangi resiko edema, darah
rendah dan pusing (Dewi, 2008).
Menghindari posisi tidur terlentang , uterus yang besar akan menekan
sistem vena yang mengembalikan darah dari badan bagian sehingga pengisisan
jantung berkurang dan curah jantung menurun. Sekitar 10% wanita
menyebabkan hipotensi arteri yang nyata sering disebut dengan hipotensi
telentang. Pada posisi telentang uterus gravid yang besar dapat menekan vena
dan aorta sehingga menurunkan tekanan darah arteri di bagian bawah. Hal ini
dapat mempengaruhi sirkulasi pada janin (Cunningham, dkk: 2005). Posisi
miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasma dengan mengurangi tekanan pada vena kava asenden (hipotensi
supine) (Bobak, 2005).
Ibu diajarkan cara untuk bangkit dari posisi miring kiri secara perlahan
untuk menghindari ketegangan pada punggung dan meminimalkan hipotensi
yang disebabkan oleh perubahan posisi, yang umum terjadi pada tahap akhir
kehamilan (Bobak, 2005)
4. Penanganan untuk meningkatkan kualitas tidur
a. Berenang
Manfaat berenang bagi ibu hamil yaitu melatih paru-paru dan jantung agar
berfungsi dengan baik, menguatkan otot pinggang, melancarkan peredaran
darah. Adapun kekurangan olahraga berenang bagi ibu hamil yaitu tidak semua
ibu hamil dapat melakukan renang, membutuhkan energi yang lebi (Murkoff,
2013)
b. Bersepeda
Manfaat dari bersepeda untuk ibu hamil yaitu dapat mengurangi resiko
diabetes, menguatkan otot punggung, memberikan manfaat pada
kardiovaskuler. Adapun kekurangan dari olahraga bersepeda yaitu resiko jatuh
pada ibu lebih tinggi, membutuhkan energi yang lebih (Murkoff, 2013).
c. Yoga
Yoga dapat memberikan manfaat bagi ibu hamil karena dapat meningkatkan
konsentrasi ibu, melatih pernafasan, dan mengurangi nyeri pada ibu hamil.
Namun kekurangan yoga pada ibu hamil yaitu tidak ada gerakan untuk melatih
otot dan rangka pada ibu hamil(Murkoff, 2013).
d. Senam hamil
Senam hamil dapat memberikan efek relaksasi pada ibu hamil sekaligus dapat
melatih otot yang dapat digunakan untuk mempersiapkan kelahiran
e. Diit makanan
Makanan yang mengandung triptofan suatu protein alami yang dapat
meningkatkan kualitas tidur seperti susu, keju, daging namun tidak semua ibu
hamil menyukai makanan tersebut karena alergi atau sebagai pantangan
terhadap penyakit atau keluhan yang sedang dialami
Gangguan tidur yang dialami oleh wanita hamil biasanya terdiri dari satu atau lebih
masalah seperti insomnia, sering terbangun di malam hari, tidak bisa memulai tidur dimalam hari
dan merasakan kantuk di siang hari. Sekitar dua dari tiga wanita hamil mengeluhkan pola tidur
yang berubah atau tidak normal selama kehamilannya. Gangguan tidur yang terjadi selama
kehamilan biasanya dimulai dari trimester pertama dan akan meningkat disetiap trimester
(Shariat, et al, 2017). Gangguan tidur yang dialami oleh wanita hamil dapat menyebabkan
mengantuk disiang hari, penurunan interaksi social, masalah pekerjaan dan penurunan interaksi
social dengan lingkungan. Gangguan tidur yang di alami oleh wanita hamil juga meingkatkan
resiko kelahiran premature dan berat badan lahir rendah. Gangguan tidur juga dapat
meningkatkan resiko mengalami komplikasi semasa kelahiran seperti persalinan lama, seksio
sesaria dan meningkatkan kejadian wanita mengalami postpartum blues setelah melahirkan
(Zahra & Saraylu, 2013).

C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Sulit Tidur


I. Pengkajian
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien dan Suami
a. Nama :
b. Umur : Organ reproduksi ibu hamil yang berumur
dibawah usia 20 tahun belum matang tidak siap
menerima kehamilan sehingga berdampak buruk
terhadap ibu hamil sendiri maupun janin yang
dikandung serta ibu yang berusia lebih dari 35
tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyulit
kehamilan (Astria, 2009 dalam Wardani,
Agustina, & Damayanti, 2018).
c. Agama :
d. Pendidika :
Semakin tinggi tingkat pendidikan, kedewasaan
n seseorang akan semakin matang, mudah untuk
memahami dan menerima suatu informasi positif.
Ibu hamil dengan pendidikan tinggi cenderung
lebih memperhatikan kesehatan dirinya. Tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi tindakan
seseorang, bagaimana seseorang mencari solusi
masalah dalam hidupnya (Anggraini, 2013 dalam
Wardani, Agustina, & Damayanti, 2018).

: Ibu hamil yang bekerja dapat berinteraksi dengan


e. Pekerjaan masyarakat sehingga dapat menambah
pengetahuan, Ibu hamil yang bekerja menunjukan
adanya interaksi ibu hamil dengan orang lain,
sehingga ibu yang memiliki pekerjaan akan
menerima informasi yang lebih cepat dan
pengetahuan yang lebih tinggi daripada ibu yang
tidak memiliki pekerjaan (Said, 2015 dalam
Wardani, Agustina, & Damayanti, 2018).

:
f. Alamat
Identitas Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding.
Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis
ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan (Depkes RI, 2008).

2. Alasan datang/Keluhan Utama


a. Alasangan datang : Ingin periksa hamil
b. Keluhan utama : Sulit tidur dimalam hari

3. Riwayat Kesehatan Klien


Wanita saat hamil muda yang sebelumnya mempunyai riwayat penyakit
maag, sangat berisiko kambuh, apalagi apalagi saat mengidam. Saat mengidam,
terkadang ibu hamil muda tidak berselera makan, mual dan muntah akibat
pengaruh hormone chorionic gonadotropin. Karena perut sering dalam keadaan
kosong, maka sakit tidak bisa dihindari. Begitupun sebaliknya, penyakit maag
yang diderita sebelumnya bisa memperburuk masa mengidam wanita hamil, yaitu
mual muntah berlebihan hiperemesis gravidarum (Syamsuddin, Lestari, &
Fachlevy, 2018)(Syamsuddin et al., 2018).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

5. Riwayat Obstetri dan Ginekologi


a. Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini (Hani et al, 2014):
1) HPHT/TP
2) Usia Kehamilan
3) Umur menarche
4) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
5) Lamanya
6) Jumlah darah yang keluar
7) Karakteristik darah (misal bergumpal)
8) Dismenorhea
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm,
persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan
dengan tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada
kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan
pada kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau > 4000, masalah-
masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu membantu dalam
mengelola asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus, test, tindak lanjut, dan
rencana persalinan) (Rukiyah, 2009).
1. Riwayat Perkawinan
a. Nikah atau tidak
b. Berapa kali menikah
c. Berapa lama menikah

2. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2014).

6. Pola Fungsional Kesehatan


a. Nutrisi Ibu hamil yang sering mengkonsumsi kopi bisa
menyebabkan kualitas tidur yang buruk.
b. Eliminasi Salah satu factor yang mempengaruhi kualitas
tidur pada ibu hamil adalah seringnya buang air
kecil pada ibu hamil, termasuk ibu hamil di TM
III (Ardilah et al, 2019)
Penekanan kandung kemih karena pengaruh
Hormon estrogen dan progesteron sehingga
menyebabkan sering buang air kecil (Rukiyah,
2009).
c. Aktivitas Kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil
bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari ibu,
karena dengan kualitas tidur yang kurang baik ibu
akan lebih merasakan kelelahan (Widjayanti,
2019).
Ibu hamil Trimester III biasanya sering
mengeluh mudah lelah karena terjadinya
perubahan fisik pada ibu hamil.
d. Personal Perlu dikaji karena kebersihan umum
hygiene perorangan merupakan persoalan penting. Infeksi
kulit harus segara diobati (Farrer, 2001)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia)
dengan cara membersihkan dengan air dan
dikeringkan (Saifuddin, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan
kehamilan menggunakan baju biasa yang longgar,
pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah
menyerap keringat, bagian dada harus longgar
karena payudara akan membesar, bagian pinggang
harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk
menyesuaikan perut yang terus membesar
(Rukiyah, 2009).
e. Istirahat Ibu primigravida biasanya mengalami gangguan
tidur.Ibu umumnya mudah terbangun apabila mual
dirasakan secara berlebihan. Waktu istirahat yang
kurang akan mengakibatkan ketidaknyamanan
pada ibu primigravida.
f. Seksualitas Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat
abortus spontan atau persalinan prematur maka
sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan
pertama kehamilannya dan juga dalam bulan
terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat seperti di
atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk
dilajutkan menurut keinginan pasangan suami-
isteri tersebut (Farrer, 2010).
Gaya gravitasi uterus (yang hamil)
menyebabkan agar berhati-hati dalam melakukan
hubungan seksual (Saifuddin, 2009).
g. Pola Untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki
kebiasaan kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, dan
merokok. 

7. Riwayat Psikososiokulturalspiritural.
Beban psikologik partisipan pada penelitian ini disebabkan karena trauma
pada kehamilan sebelumnya, kekhawatiran tidak mampu merawat anak karena
jarak kehamilan terlalu dekat, karena masih jadi satu dengan mertua ataupun
kekhawatiran akan pekerjaan. Selain itu faktor kelelahan karena merawat anak
yang masih usia 6 bulan juga menyebabkan stres bagi partisipan. Kecemasan yang
dirasakan oleh ibu tersebut bisa mempengarui kualitas tidur pada ibu hamil
tersebut (Ardilah et al, 2019).
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan
seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang
keyakinan dan norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait dengan
pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk memastikan
pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai keyakinan
terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan (Kennedy, 2009).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem dukungan
terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu
ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik (Rukiyah,2009).

Anda mungkin juga menyukai