Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS

DENGAN AKUPRESURE UNTUK MENGATASI


SUSAH TIDUR

LAPORAN KASUS

Oleh:
Arifin Suher Suswati
NIM : 2004238

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah salah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat
mengalami perubahan hormonal yang penting. Kehamilan terjadi karena
adanya pertemuan dan persenyawaan antara sel telur dan sel mani. Kehamilan
terjadi selama 40 minggu dan selama kehamilan akan terjadi perubahan pada
ibu baik fisiologis maupun patologis (Nugroho & Utama, 2014).
Macam-macam keluhan yang dirasakan oleh wanita hamil di trimester tiga
yaitu napas terasa sesak, nyeri punggung bagian bawah, haemorrhoid,
gangguan tidur, nyeri pada area pelvis, pusing, kram perut, sering buang air
kecil dan rasa tidak nyaman akibat kontraksi yang muncul tiba-tiba. Salah satu
keluhan pada wanita hamil yang sering terjadi yaitu adanya gangguan dengan
tidurnya, walaupun kehamilannya normal (Prawirohardjo, 2010)
Beberapa faktor, seperti perubahan fisiologis, hormonal, fisik dan perilaku
umumnya dapat mempengaruhi wanita pada kehamilan trimester III yang
dapat menyebabkan munculnya beberapa keluhan pada ibu hamil. Keluhan
yang sering dirasakan pada ibu hamil trimester ketiga antara lain nyeri
punggung bawah (ini terjadi karena meningkatnya beban berat yang dibawa
dalam rahim), penurunan jumlah dan kualitas tidur (terjadi karena ibu susah
untuk tidur atau insomnia), ini dirasakan sebagai akibat dari meningkatnya
kecemasan atau kekhawatiran dan ketidaknyamanan fisik (Hawari, 2011)
Gangguan tidur lebih banyak dikeluhkan pada trimester ketiga.
Dampak kualitas tidur yang buruk bagi kesehatan adalah dapat mengakibatkan
depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas, gangguan pembelajaran
verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara, gangguan penginderaan,
kondisi emosi yang gampang meledak, stress, denyut jantung cepat
(hipertensi), dan gangguan motorik. Jika depresi, stress, hipertensi terjadi pada
wanita hamil, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janinnya.Karena bisa
mengakibatkan prematur dan BBLR pada bayi, preeklamsi pada ibu hamil
bahkan bisa mengakibatkan terjadinya abortus pada bayi (Janiwanty & Pieter,
2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka gangguan harus diatasi agar tidak
berdampak buruk bagi ibu dan bayi serta dapat meminimalkan terjadinya
komplikasi pada saat persalinan. Susah tidur dapat diatasi dengan
menggunakan terapi non farmakologi. Seiring dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, banyak dikembangkan metode non farmakologi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi susah tidur, salah satunya yaitu
teknik akupresur. Akupresur adalah salah satu metode yang populer dalam
pengobatan tradisional Cina dimana jari merangsang titik-titik akupuntur
dengan gerakan menekan dan mengusap atau menggosok (Dehghanmehr et
al., 2017). Menurut Neri et al. (2016), melakukan tindakan akupresur dapat
meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi perasaan cemas pada ibu hamil
trimester III.
Berdasarkan latar belakang di atas saya tertarik melakukan Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis pada Trimenter III dengan susah tidur.

B. Rumusan Makalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada
penulis dapat merumuskan masalah yaitu : “Bagaimana Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil Fisiologis pada ibu hamil TM III dengan susah tidur
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis pada ibu
hamil TM III dengan susah tidur menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney
2. Tujuan Khusus
Penulis diharapkan mampu:
a. Melaksanaan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
b. Menginterprestasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil trimester III.
c. Merumuskan diagnosa potensial ibu hamil trimester III.
d. Melakukan intervensi tindakan segera pada ibu hamil trimester III.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian
pada ibu hamil trimester III.
f. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan
pada ibu hamil trimester III.
g. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada
ibu hamil trimester III.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester III.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan pengelolaan kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
trimester III dengan telaah jurnal yang sesuai asuhan yang diberikan.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan pelayanan khususnya pada ibu hamil fisiologis trimester III.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikasi bagi profesi bidan dalam
asuhan pada ibu hamil fisiologis trimester III.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Kehamilan
a. Pengertian
1) Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Prawirohardjo, 2013).
2) Masa kehamilan dimana dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normalnya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) di hitung dari HPHT (Prawirohardjo, 2013).
3) Kehamilan adalah masa dimanan dimulai dari konsepsi yang
dihitung dari hari pertama haid terakhit (HPHT) sampai lahirnya
janin (Saifuddin, 2010).
4) Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010).
b. Pembagian Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (Rukiyah, dkk, 2010):
1) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0 – 12
minggu)
2) Triwulan kedua dari bulan ke empat sampai enam bulan (13 – 28
minggu)
3) Triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai Sembilan bulan (29 –
40 minggu).
c. Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan Trimester II adalah 29-40 minggu (Prawirohardjo, 2013).
d. Perubahan Pada Janin di Trimester III
Menurut Manjoer (2011), Perubahan dan perkembangan janin di
Trimester III yaitu:
1) 28 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25 cm).
2) 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak pusat
dan prosesus xipoideus (27 cm).
3) 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus
xifoideus (30 cm).
4) 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah prosesus
xifoideus (33cm).(Kusmiyati 2009)
e. Perupahan Fisiologis Trimester III
1) Perubahan uterus
Uterus akan mengalami pembesaran pada bulan-bulan pertama
kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan hormone estrogen
dan progesterone. Uterus pada wanita yang tidak hamil kira-kira
sebesar sejempol atau kurang lebih 30 gram karena peningkatan
hormone tersebut akan mengalami hipertropi dan hiperplasia
sehingga pada akhir kehamilan menjadi 1000 gram. (Manuaba,
2010)
2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
peningkatan hormone estrogen. Serviks lebih banyak mengandung
jaringan ikat dan banyak mengandung kolagen. Akibat kadar
estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta
meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks uteri menjadi
lebih lunak. (Kusmiyati, 2009)
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Batas itu
dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus, diatas
lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.
3) Vagina
Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormone
estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan (livide), tanda ini disebut juga
Chadwick. (Manuaba,2010).
4) Payudara (mamae)
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan laktasi. Dalam hal ini yang berperan hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesterone.
a) Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran
payudara,penimbunan lemak air dan garam sehingga payudara
tampak besar dan terasa sakit.
b) Progesteron mempersiapkan dan meningkatkan sel-sel asinus
pada payudara.
c) Somatomammotropin mempengaruhi sel asinus untuk
membuat kasein,laktalbumin dan laktoglobulin, penimbunan
lemak disekitar alveolus mamae, merangsang pengeluaran
kolostrum pada kehamilan.(Manuaba,2010).
5) Sirkulasi darah ibu
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh beberapa
faktor;meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan
janin.Terjadi hubungan langsung antaraarteri dan vena pada
sirkulasi retroplacenta.Pengaruh hormon estrogen dan progesteron
makin meningkat.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis
dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah akan bertambah banyak dan jumlah serum darahlebih besar
dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) kira-kira 25% sampai 30 % dengan puncak kehamilan
32 minggu.Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk
mengimbangi pertumbuhan janin tetapi tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi disertai
anemia fisiologis.laju endap dara semakin tinggi. Protein darah
dalam bentuk albumin dan gamaglobulin dapat menurun pada
trimester I,sedangkan febrinogen meningkat (Manuaba,2010).
6) Sistem respirasi (pernafasan)
Terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar
pada usia kehamilan 32 minggu, sehingga terjadi desakan rahim
kebutuhan O2 meningkat ± 20% sampai 25 % dari biasanya,
sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam (Manuaba,2010).
7) Traktus digestivus (pencernaan)
Oleh karena pengaruh hormon estrogen,pengeluaran asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan hipersalivasi,morning
sickness,muntah,daerah lambung terasa panas.Progesteron
menyebabkan gerak usus makin berkurang sehingga dapat
menyebabkan obstipasi (Manuaba,2010).
8) Traktus urinarius (perkemihan)
Karena pengaruh desakan hamil muda dan penurunan kepala pada
hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih.Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh.Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin
lancar sehingga pembentukan urine makin bertambah
(Manuaba,2010).
9) Kulit
Kulit mengalami hiperpigmentasi dan perubahan deposit pigmen.
Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan melanophore
stimuting hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjarsuprarenalis.Sehingga timbul kloasma gravidarum,striae
livide,striae alba,linea nigra,hiperpigmentasi pada areola dan papila
mamae.(Manuaba,2010).
10) Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar dimana
kebutuhan nutrisi makin meningkat untuk pertumbuhan janin dan
persiapan produksi ASI.Peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg – 15
kg. atau kenaikan berat badan tidak boleh lebihdari 0,5 kg per
minggu (Manuaba,2010).
f. Perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan (trimester III)
Trimester tiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan besarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaanya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadi persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang
dilahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatiannya khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester ini ibu memerlukan informasi dan dukungan
dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis
kelamin bayinya dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin saja
memilih sebuah nama untuk bayinya.
Kehamilan semakin membesar begitupun dengan stress. Kondisi
tersebut membuat ibu hamil bermasalah dengan psoisi tidur yang
kurang nyaman, sehingga ibu sering merasa lelah. Emosi ibu kembali
fluktuatif, ibu membayangkan risiko kehamilan dan proses kehamilan.
Rasa takut mulai muncul diakibatkan oleh ketakutan atas resiko
kondisi bayi dan keselamatan ibu hamil melewati proses persalinan
hal ini karena ibu merasa kehamilannya menjadi ancaman, kegawatan
ketakutan dan bahaya bagi dirinya (Handayani, 2011)
g. Tanda – tanda bahaya dalam kehamilan
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-
kadang, tetapi tidak selalu disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam
ini bisa berarti plasenta previa atau solutio plasenta.
2) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suhu masalah yang serius adalah
sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur dan
atau berbahaya. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari pre eklamsia.
3) Masalah penglihatan
Masalah yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur
atau berbayang.
4) Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan, serta tidak hilang setelah beristirahat dan
disertai keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda
anemia, gagal jantung dan eklamsia.`
5) Edema adalah timbunan cairan bebas secara menyeluruh.
Dikatakan piting edema jika terdapat edema pada tungkai bawah
dan dikatakan generalisata jika didapat kenaikan berat badan itu
melebihi 0,5 kg/minggu, 2 kg/bulan, atau 13 kg selama kehamilan.
6) Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang menetap dan tidak hilang setelah
istirahat.
7) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Jika bayi tidur, geraknya melemah, bayi harus segera bergerak
paling sedikit 8 kali dalam periode 3 jam. (Prawirohardjo, 2013)
2. Konsep Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan
status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang
memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih.
Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini
menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya.
Keluasan perubahan pola tidur dan istirahat yang biaa tergantung pada
status fisiologis, psikologis, dan lingkungan fisik klien. Kurang istirahat
dalam periode yang lama dapat mengganggu kesehatan. Perawat dapat
membantu klien belajar meneganai pentingnya istirahat dan cara
meningkatkan istirahat pada saat di rumah atau dalam lingkungan
pelayanan kesehatan (Perry & Potter, 2005).
a. Fisiologis Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf
pusat,saraf perifer, endokrin kardiovaskler, respirasi dan
muskuloskeletal. Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh
adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar tidur dan bangun. Retrikuar
Activating Sistem (RAS) di bagian batang otak atas mempunyai sel-sel
khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan keadaan. RAS
memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba dan
menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir).
Keadaan sadar, neuron dalam RAS ( Reticular Activating System)
akan melepaskan ketokolamin seperti norepineprin. Saat tidur
disebabkan adanya. pelepasan serotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak, yaitu Bulbar synchrinising regional (BSR).
Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls
yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi,
stimulus cahaya, dan sistem limbic seperti emosi. Sesorang yang
mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam
posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun,
pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang
teratur dan cukup, istirahat tidur dapat dicapai dengan pengaturan posisi
tidur untuk mencapai tidur yang berkualitas. Wanita hamil sangat
dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring ke kiri, terutama
dikehamilan 16 minggu, sebab janin akan mendapatkan aliran darah dan
nutrisi yang lebih maksimal. Posisi ini juga membantu ginjal membuang
sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan
di kaki, pergelangan kaki dan tangan. Supaya lebih nyaman dengan
posisi ke kiri atau ke kanan dengan cara menaruh bantal diantara lutut
dan bantal lainnya di punggung. Jadi manfaat yang diperoleh oleh
wanita hamil dengan posisi ini adalah mengurangi resiko edema, darah
rendah dan pusing.
Menghindari posisi tidur terlentang , uterus yang besar akan
menekan sistem vena yang mengembalikan darah dari badan bagian
sehingga pengisisan jantung berkurang dan curah jantung menurun.
Sekitar 10% wanita menyebabkan hipotensi arteri yang nyata sering
disebut dengan hipotensi telentang. Pada posisi telentang uterus gravid
yang besar dapat menekan vena dan aorta sehingga menurunkan tekanan
darah arteri di bagian bawah. Hal ini dapat mempengaruhi sirkulasi pada
janin (Cunningham, dkk: 2005). Posisi miring kiri dianjurkan untuk
meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasma dengan
mengurangi tekanan pada vena kava asenden (hipotensi supine) (Bobak,
2005). Ibu diajarkan cara untuk bangkit dari posisi miring kiri secara
perlahan untuk menghindari ketegangan pada punggung dan
meminimalkan hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi, yang
umum terjadi pada tahap akhir kehamilan (Bobak, 2005).
b. Tahapan Tidur
Berikut merupakan tahapan siklus tidur :
1) Tahap 1:NREM (Non Rapid Eye Movement) Meliputi tingkat paling
dangkal tidur, tahap berakhir beberapa menit, pengurangan aktivitas
fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda tanda
vital dan metabolisme,seseorang dengan mudah terbangun oleh
stimulus sensori seperti suara, ketika terbangun, seseorang merasa
seperti telah melamun (Perry & Potter, 2005).
2) Tahap 2 : NREM (Non Rapid Eye Movement) Tahap dua
merupakan proses tidur bersuara, kemajuan relaksai untuk terbangun
masih relatif mudah, tahap berakhir 10 hingga 20 menit,kelanjutan
fungsi tubuh menjadi lamban (Perry & Potter, 2005).
3) Tahap 3 NREM (Non Rapid Eye Movement) Tahap dua merupakan
proses tidur bersuara, kemajuan relaksasi, untuk terbangun masih
relatif mudah, tahap berakhir 10 hingga 20 menit, kelanjutan fungsi
tubuh menjadi lamban.idur sulit dibangunkan dan jarang bergerak,
otott-otot dalam keadaan santai penuh, tanda-tanda vital menurun
tetapi tetap teratur, tahap berakhir 15 sampai 10 menit (Perry &
Potter, 2005).
4) Tahap 4: NREM (Non Rapid Eye Movement) Tahap empat
merupakan tahap tidur terdalam, sangat sulit untuk membangunkan
orang yang tertidur, jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur
akan mengahbiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini,
tanda –tanda vital menurun secara bermakna disbanding selama jam
terjaga, tahap terakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit, tidur sambil
berjalan eneuresis dapat terjadi (Perry & Potter, 2005).
5) Tidur REM (Rapid Eye Movement) Mimpi penuh warna dan tampak
hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang dapat terjadi
pada tahap yang lain. Tahap ini biasayanya dimulai sekitar 90 menit
setelah mulai tidur. Hal ini dapat dicirikan dengan respon otonom
dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan
respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah, terjadi
penrunan tonus otot dan skeletal, peningkatan sekresi asam lambung.
Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur, durasi dari tidur
REM meningkat pada setiap siklus dan rata-rata 20 menit(Perry &
Potter, 2005)
c. Fungsi Tidur
Perry dan Potter, 2006 menyatakan bahwa fungsi tidur adalah :
1) Pemulihan fisiologis.
Sistem saraf dapat memulihkan kepekaaan normal dan
keseimbangan diantara berbagai susunan saraf (Hidayat, 2006)
Selama tidur gelombang yang rendah dan dalam (NREM tahap 4) ,
tubuh melepas hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki
dan meperbaharui sel epitel dan khususnya sel otak (Horne, 1983;
mandleson, 1987;Born,Muth,dan Fehn, 1988 dalam (Perry dan
Potter 2006). Selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60
denyut jantung 10 hingga 20 kali lebih sedikit dalam setiap menit
selama tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit setiap jam. Secara
jelas, tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi
jantung (Perry dan Potter, 2006). Sintesis protein dan pembagian sel
untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsum tulang,
mukosa lambung terjadi selama istirahat dan tidur (Horne, 1983
dalam Perry dan Potter. 2006). Tubuh menyimpan energi selama
tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif dan tidak adanya
kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler.
Penunurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan persediaan
energi tubuh (Anch dkk, 1988 dalam Perry dan Potter, 2005).
2) Pemulihan Psikologis
Digunakan untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional
(Hidayat, 2006). Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam
aliran darah serebral, peningkatan kortikal, peningkatan konsumsi
oksigen dan pelepasan epineprin, ini dapat membantu penyimpanan
memori dan menyaring informasi yang disimpan tentang aktifitas
hari tersebut (Perry dan Potter, 2006).
d. Jenis Terapi untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
1) Penatalaksanaan Farmakologi
Terapi dengan menggunakan obat dan substansi, Dari daftar obat di
DPR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan
mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia,
dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991 dalam Potter & Perry,
2005). Mengantuk dan depresi tidur menjadi efek samping medikasi
yang umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali
memberikan banyak masalah dari pada keuntungan. Orang masa muda
dan dewasa tengah dapat tergantung pada tidur untuk mengatasi
stresor gaya hidup. (Perry&Potter, 2005).
1) Penatalaksanaan Non Farmakologi
a) Berenang
Manfaat berenang bagi ibu hamil yaitu melatih paru-paru dan
jantung agar berfungsi dengan baik, menguatkan otot pinggang,
melancarkan peredaran darah. Adapun kekurangan olahraga
berenang bagi ibu hamil yaitu tidak semua ibu hamil dapat
melakukan renang, membutuhkan energi yang lebih.
b) Bersepeda
Manfaat dari bersepeda untuk ibu hamil yaitu dapat mengurangi
resiko diabetes, menguatkan otot punggung, memberikan manfaat
pada kardiovaskuler. Adapun kekurangan dari olahraga bersepeda
yaitu resiko jatuh pada ibu lebih tinggi, membutuhkan energi
yang lebih (Murkoff, 2013).
c) Yoga
Yoga dapat memberikan manfaat bagi ibu hamil karena dapat
meningkatkan konsentrasi ibu, melatih pernafasan, dan
mengurangi nyeri pada ibu hamil. Namun kekurangan yoga pada
ibu hamil yaitu tidak ada gerakan untuk melatih otot dan rangka
pada ibu hamil(Murkoff, 2013).
d) Akupresure
Akupresure dapat memberikan efek relaksasi pada ibu hamil
sehingga berhubungan dengan kualitas tidur. Penelitian Mylana
(2016) terapi akupresur pada titik efektif dalam menurunkan
insomnia pada wanita
e) Diit makanan
Makanan yang mengandung triptofan suatu protein alami yang
dapat meningkatkan kualitas tidur seperti susu, keju, daging
namun tidak semua ibu hamil menyukai makanan tersebut karena
alergi atau sebagai pantangan terhadap penyakit atau keluhan
yang sedang dialami
3. Akupresur
a. Pengertian
Akupresur berasal dari kata accos yang berarti jarum dan pressure
yang berarti menekan. Akupresur adalah salah satu pengobatan
tradisional dengan cara menekan titik-titik tertentu di permukaan kulit
dengan menggunakan jari-jari tangan atau benda tumpul, sebagai upaya
promotif, preventif, dan rehabilitatif (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Penekanan yang dilakukan adalah sebagai pengganti jarum pada tindakan
akupunktur yang bertujuan untuk melancarkan aliran energi vital (qi)
pada seluruh tubuh Akupresur yaitu melakukan pemijatan atau
penekanan pada titik-titik tertentu (acupoint) menggunakan jari secara
bertahap sehingga dapat menstimulasi tubuh untuk sembuh secara alami.
Akupresur merupakan jenis terapi pijat yang dikembangkan di
Tiongkok kuno, yang dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi
hormon endorfin dan opioid sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan
cema. Akupresur merupakan terapi pijat atau menekan titik-titik
akupunktur menggunakan jari-jari tangan dengan gerakan memutar.
Teknik ini merupakan salah satu metode pengobatan tradisional Cina
yang sering digunakan untuk mengatasi susah tidur, kecemasan dan rasa
nyeri, mengurangi ketegangan pada otot, memperlancar sirkulasi darah,
dapat mengatur metabolisme (Dehghanmehr et al., 2017).
b. Manfaat
Manfaat Akupresur Menurut Setyowati (2018), akupresur memiliki
manfaat dalam pencegahan dan penyembuhan, rehabilitasi,
meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan denyut jantung pada pasien
stroke, mengatasi mual muntah pada ibu hamil (morning sickness),
memenuhi kecukupan ASI, memperlancar proses persalinan, serta
mengatasi nyeri seperti nyeri yang bersifat umum, menurunkan low back
pain, nyeri persalinan, dismenore, dan distress menstrual.
Akupresur dapat meningkatkan sirkulasi darah, memperbaiki dan
meningkatkan fungsi kerja dari organ-organ tubuh, meningkatkan sistem
imun dan energi, mengurangi rasa sakit, memperbaiki sistem reproduksi,
serta untuk detoksifikasi dan menjaga kesehatan. Akupresur dapat
mengontrol dan mengurangi kecemasan pada pasien hemodialisa,
meningkatkan sirkulasi darah dan mengatur metabolisme, mengatasi
nyeri, dan mengurangi ketegangan pada otot (Dehghanmehr et al., 2017).
Sedangkan menurut Neri et al. (2016), melakukan tindakan akupresur
dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi perasaan cemas pada
ibu hamil trimester III. Penelitian Mylana (2016) terapi akupresur pada
efektif dalam menurunkan insomnia pada wanita.
c. Mekanisme Kerja Akupresur
Akupresur bekerja dengan menekan titik-titik saluran energi,
sehingga mempengaruhi kelenturan dari otot-otot dan terjadinya
peningkatan sirkulasi darah. Hal tersebut akan memperbaiki dan
meningkatkan fungsi kerja dari organ-organ tubuh, meningkatkan sistem
imun dan energi, mengurangi rasa sakit, memperbaiki sistem reproduksi,
serta untuk detoksifikasi dan menjaga kesehatan.
Penekanan yang dilakukan pada titik-titik akupresur tertentu dapat
mempengaruhi sel saraf pusat sehingga menghasilkan neurokimiawi
seperti hormon endorphine, serotonin, dan norepinephrine yang mampu
menurunkan kadar serum kortisol dan mengurangi rasa nyeri. Energi
akupresur pada titik akupresur akan mengalir melalui aliran meridian
menuju target organ. Rangsangan yang diberikan dari penekanan tersebut
akan memberikan efek sehingga terjadi perubahan biokimia, fisiologis,
dan persepsi/rasa. Perubahan biokimia dapat berupa peningkatan kadar
hormon endorphine, perubahan fisiologis dapat berupa aktivitas aliran
darah dan oksigen, sedangkan perubahan persepsi/rasa dapat berupa
timbulnya rasa nyaman dan tenang serta berkurangnya rasa nyeri.
Akupresur yang dilakukan akan merangsang sel saraf sensorik
yang berada di sekitar titik akupresur kemudian diteruskan ke medula
spinalis, mesensefalon dan komplek pituitari hypothalamus.
d. Titik-titik akupresure
Terdapat beberapa titik akupresur untuk susah tidur yang dapat
digunakan, antara lain:
1) Titik EX-HN 3 (Yintang) atau GV24.5
Titik EX-HN 3 (Yintang) merupakan salah satu titik istimewa yang
terletak tepat di atas hidung diantara alis mata kanan dan kiri.
2) GB 12 terletak 1-2 cun dibelakang daun telinga pada sisi kanan dan
kiri.
3) GB 20 terletak 2-3 cun dibelakang GB 12 (dibatas ujung rambut) pada
sisi kanan dan kiri
4) Laogong P8 pada ujung jari manis berada di telapak tangan, ketika
kita mengepalkan jari (yaitu, antara tulang metacarpal ke-3 dan ke-4)
pada tangan kanan dan kiri.
5) Yong Quan KI 1/KID 1 di sepertiga anterior dan dua pertiga
posterior garis dari jaringan antara jari ke-2 dan ke-3 ke belakang
tumit pada kaki kanan dan kiri.
e. Prosedur pelaksanaan akupresure
Adapun prosedur pelaksanaan melakukan akupresur antara lain:
1) Tahap Persiapan
a) Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan seperti alat bantu
pijat, handuk kecil untuk mengelap tangan, kain atau selimut
untuk menutup bagian tubuh klien, sabun antiseptik untuk
mencuci tangan, bahan pendukung berupa krim, lotion, atau
minyak urut, dan mangkuk kecil
sebagai wadah untuk bahan pendukung. Alat bantu pijat yang
digunakan adalah ibu jari.
b) Persiapan akupresuris
Akupresuris harus mencuci tangan dengan sabun sebelum
memijat dan kuku dipotong pendek.
c) Persiapan klien
Klien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan
dan diatur posisinya sesuai kebutuhan, berbaring atau duduk
dalam kondisi nyaman.
2) Melakukan Pijat Akupresur
a) Tuangkan secukupnya minyak zaitun pada jari tangan
b) Gunakan jari telunjuk satu tangan untuk memberikan tekanan
kuat pada area GV24,5 ini selama 1 menit
c) Lakukan penekanan secara sirkuler selama 20 detik pada GB 12
terletak 1-2 cun dibelakang daun telinga pada sisi kanan dan
kiri.
d) Lakukan penekanan secara sirkuler selama 20 detik pada GB 20
terletak 2-3 cun dibelakang GB 12 (dibatas ujung rambut) pada
sisi kanan dan kiri
e) Lakukan penekanan secara sirkuler selama 15-20 detik titik
Laogong P8 pada ujung jari manis berada di telapak tangan,
ketika kita mengepalkan jari (yaitu, antara tulang metacarpal ke-
3 dan ke-4) pada tangan kanan dan kiri
f) Lakukan gerakan sirkuler selama 15-20 detik pada Yong Quan
KI 1/KID 1 di sepertiga anterior dan dua pertiga posterior garis
dari jaringan antara jari ke-2 dan ke-3 ke belakang tumit pada
kaki kanan dan kiri.
g) Bersihkan area pemijatan menggunakan waslap dan air
h) Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
f. Ketentuan Pelaksanaan Akupresur
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), setiap stimulasi yang
diberikan pada titik pemijatan akan memberikan reaksi terhadap daerah
sekitar titik, daerah yang dilintasi oleh meridian titik, dan organ tubuh
yang berhubungan dengan titik tersebut. Oleh karena itu, tindakan
akupresur yang akan dilakukan harus mempertimbangkan reaksi yang
dapat ditimbulkan.
g. Lama Akupresur
Akupresur yang bertujuan untuk menguatkan (yang) dapat dilakukan
sebanyak 30 kali tekanan atau putaran, sedangkan akupresur yang
dilakukan untuk melemahkan (yin) dapat dilakukan sebanyak 40 kali
tekanan atau putaran.
h. Arah Akupresur
Akupresur yang bertujuan untuk menimbulkan reaksi menguatkan (yang)
dilakukan searah putaran jarum jam atau searah dengan jalannya
meridian, sedangkan akupresur yang bertujuan untuk menimbulkan
reaksi melemahkan (yin) dilakukan berlawanan arah jarum jam
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Langkah-
langkah dalam managemen kebidanan menggambarkan alur poal berpikir dan
bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi
masalah.
Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat,
dan logis dalam suatu metode pendokumentasian yang dapat
mengomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang di dalmnya tersirat proses
berpikir yang sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai
langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan (Hani dkk, 2014).
Standar Asuhan Kehamilan :
1. Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan.
a. Satu kali pada triwulan pertama
b. Satu kali pada triwulan kedua
c. Dua kali pada triwulan ketiga
(Saifuddin, 2009)
2. Pelayanan / Asuhan Standar Minimal “14T”
a. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III
yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai
TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90
mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
Preeklampsi.
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan
tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu
yang dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

d. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


e. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di
berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang
pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid


Selang Waktu
minimal
Imunisasi TT Lama Perlindungan
pemberian
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah 3 Tahun
TT1
TT3 6 bulan setelah 6 Tahun
TT2
TT4 12 Bulan setelah 10 Tahun
TT3
TT5 12 Bulan setelah ≥25 Tahun
TT4

f. Pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada


kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5
mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
g. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) pemeriksaan
dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali daambil spesimen
darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
h. Pemeriksaan Protein urine, dilakukan untuk mengetahui apakah pada
urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala
preeklampsi.
i. Pemeriksaan Urine Reduksi, untuk Bumil dengan riwayat DM. bila
hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk
memastikan adanya DMG.
j. Perawatan Payudara, senam payudara atau perawatan payudara untuk
Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia
kehamilan 6 Minggu.
k. Senam Hamil
l. Pemberian Obat Malaria, diberikan kepada Bumil pendatang dari
daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas
tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
m. Pemberian Kapsul Minyak Yodium, diberikan pada kasus gangguan
akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek
buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
n. Temu wicara / Konseling.
3. Manajemen Kebidanan pada Ibu Hamil dengan 7 Langkah Varney
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data wanita hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.(Hani dkk, 2014)
Langkah I : Pengkajian
a. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menetukan status sosial ekonominya yang harus
diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa atau pengobatan
apa yang akan diberikan.(Hani dkk,2014)
b. Nama
Digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan
yang lain (Marmi, 2012). Memanggil ibu sesuai dengan namanya,
menghargai dan menjaga martabatnya merupakan salah satu asuhan
sayang ibu dalam proses persalinan.
c. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau
tidak. Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin.
d. Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan
kepada ibu selama memberikan asuhan (Marmi, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
g. Suku Bangsa
Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya (Marmi, 2012)
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan tempat tinggal (Marmi, 2012).
i. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga
lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan
yang akan mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan
hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas
dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vaakum, cunam, dan
secsio sesar, dan persaalinan berlangsung lebih cepat merupakan
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan.
Data Subyektif
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (Hani dkk, 2014).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan pasien datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi
kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir
(Rukiyah, 2010).
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil
meningkatkan curah jantung wanita hingga mencapai 40
persen melebihi curah jantungnya ketika tidak hamil saat ia
berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada
awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung
selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan
meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang
mempunyai riwayat penyakit jantung (Varney dkk, 2007).
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu
mendiskusikan dengan dokternya tentang pengobatan mana
yang aman digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita
dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya mengalami
peningkatan resiko terjadinya preeklampsia selama
kehamilan (Varney dkk, 2007).
c) Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel
darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di
dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara
umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan
kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter)
untuk wanita hamil (Varney dkk, 2007)
e) Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan
resiko perdarahan pada wanita. Selama kehamilan, resiko
perdarahan pascapartum meningkat (Varney dkk, 2007).
2) Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum
hamil tebukti akan terus mengalaminya dan menjadi semakin
buruk selama masa hamil. Asma dihubungkan dengan
peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis gravidaru,
pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat
lahir rendah, dan perdarahan pervaginam (Varney dkk, 2007).
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas,
IUGR dan berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko
kematian perinatal meningkat 6 x lipat. Keadaan ini terjadi
akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC dapat
menginfeksi janin yang dapat menyebabkan tuberculosis
congenital (Prawirohardjo, 2009).
3) Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat
badan berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya
aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi pertimbangan bagi semua
bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada wanita.
Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus meningkat
pada wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan diabetes
harus dilakukan pada semua wanita hamil (Varney dkk,
2007).
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan
seksio sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi
dapat menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat badan
berlebihan), hambatan pertumbuhan janin, cacat bawaan,
hipoglikemia, hipokalsemia dan hipomagnesemia,
Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom gawa
nafas neonatal (Saifuddin, 2009).
b) Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya
disebabkan oleh penyakit Grave (struma difusa toksika).
Insidensi penyakit Grave dalam kehamilan di atas 20 minggu
adalah 2%. Penyebab teranyak lainnya adalah struma
multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan
usia di atas 40 tahun. Hipertiroid dalam kehamilan
menyebabkan resiko abortus dan janin mati dalam rahim 3
kali dari kehamilan normal (Saifuddin, 2009).
c) Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus
hepatitis, akan tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan
bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada ibu dan janin
(Prawirohardjo, 2009).
4) Sistem Urogenital
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada
wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu
kali serangan akut infeksi saluran kemih selama hidupnya.
Akibat infeksi ini dapat dapat mengakibatkan masalah pada ibu
dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia, hipertensi,
kelahiran prematur dan BBLR. (Saifuddin, 2009).
5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut
oleh karena putaran tangkai, pecah atau perdarahan (Saifuddin,
2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini.
a) Umur menarche
b) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
c) Lamanya
d) Jumlah darah yang keluar
e) Karakteristik darah (misal bergumpal)
f) Dismenorhea
(Hani dkk, 2014)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan
umur kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur
kehamilan ibu, bidan dapat memberikan konseling tentang
keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi dengan yang lebih baik.(Rukiyah, 2010)
3) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau
dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau
nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada
kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau > 4000,
masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu
membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini
(konseling khusus, test, tindak lanjut, dan rencana persalinan)
(Rukiyah, 2010).
f. Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(anak mahal) (Hani dkk, 2014).
g. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2014).
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah
memuaskan atau belum dalam memenuhi tuntutan kehamilannya.
Dengan bertanya, kita akan menemukan setiap variasi dari
kondisi idealnya dan wanita yang beresiko dapat dirujuk ke
bagian gizi/diet. (Farrer,2010)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang)
(Saifuddin, 2009).
2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga
menurunkan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi
reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga
menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon
estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang
air kecil (Rukiyah, 2010).
3) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian
sakro-iliaka, sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan
adanya keretakan, pusat graviasi berubah sehingga postur tubuh
berubah, terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosi
fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara berbaring,
duduk, berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan
injuri karena jatuh. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan
terlampau berat (Rukiyah,2010).
4) Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa
kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi
miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada
ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk
banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya
baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah,
2010).
5) Pola Seksual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus
spontan atau persalinan prematur maka sanggama tidak boleh
dilakukan selama 2-3 bulan pertama kehamilannya dan juga
dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat seperti di atas,
aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilajutkan menurut
keinginan pasangan suami-isteri tersebut (Farrer, 2010).
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar
berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual (Saifuddin,
2009).
6) Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan
merupakan persoalan penting. Infeksi kulit harus segara diobati
(Farrer, 2010)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara membersihkan
dengan air dan dikeringkan (Saifuddin, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan
menggunakan baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak
panas dan mudah menyerap keringat, bagian dada harus longgar
karena payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar
kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus
membesar (Rukiyah, 2010).
7) Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan,
alkohol adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan janinnya.
Semua benda tersebut dapat teserap dalam darah ibu kemudian
terserap dalam darah janin melalui sistem sirkulasi plasenta
selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester
I untuk menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan
yang tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan. (Rukiyah, 2010)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir
darah merah untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam
proses metabolisme, terutama saat hamil (Saifuddin, 2009).
8) Data Psikososial Dan Spiritual
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam
menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang
diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak, adakah
pantangan makan selama kehamilan, kebiasaan atau istiadat
dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui
sistem dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam
keluarga sehingga dapat membantu ibu dalam merencanakan
persalinannya yang lebih baik (Rukiyah,2010).
9) Data Pengetahuan
Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan
awal wanita hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut
mempunyai abnormalitas medis atau penyakit.
1) Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) BB Sebelum /Saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur
paling tidak setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Pada trimester pertama, biasanya belum menunjukkan
peningkatan bahkan kadang-kadang menurun, hal ini
dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah
yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa
kehamilan trimester I. Selama trimester kedua dan ketiga
pertambahan berat badan kurang lebih ½ kg perminggu.
Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester ketiga
harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi.
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang
normal sekitar 9 kg sampai dengan 13,5 kg. Berat ini
didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air
ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari
batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan
hidramnion, kehamilan ganda (Baety, 2012).
d) TB
Berkaitan dengan kmeungkinan panggul sempit, bila
tinggi kurang dari 150 cm (Manuaba, 2010).
e) LILA
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil
dapat digunakan untuk memberi gambaran tentang status gizi
ibu hamil, apakah ibu tersebut mengalami KEP atau tidak
(Baety, 2012).
f) Tanda Vital
(1) Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30
mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tekanan
darah sebelum hamil, menandakan toxemia gravidarum
(keracunan kehamilan) (Hani dkk, 2014).
(2) Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan
infeksi, syok, ansietas, atau dehidrasi
(3) Suhu/ T : Peningkatan suhu menunjukan proses
ineksi atau dehidrasi.
(4) RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat
menunjukan syok atau ansietas (Varney dkk, 2007).
2) Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi
sekaligus dengan rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut
bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata
sesudah bengkak, kemungkinan terjadi pre
eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah
stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar
tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
Reflek Patela : Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan
salah satu tanda preeklamsi berat. Klonus
biasanya terlihat menjelang eklamsia atau
pada eklamsia aktual. (Varney dkk, 2007).
3) Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi
pasien berkaitan dengan kehamilan/persalinan. Pemeriksaan
meliputi :
a) Inspeksi / Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan
pasien.Diperhatikan bagaimana sikap tubuh dan cara
berjalannya, apakah cenderung membungkuk, berjalan
pincang, atau yang lainnya.
Periksa pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola,
kolostrum
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus
sesuai usia kehamilan/tidak, striae dan linea
gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda
Chadwick
b) Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian janin yang terdapat di daerah fundus
uteri.
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin
(pada letak membujur) dan kepala janin
(pada letak melintang).
Leopold III : Untuk menyimpulkan bagian janin yang
berada di bawah rahim.
Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terdepan
janin sudah masuk pintu atas panggul
(PAP) atau belum.
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24
minggu pengukuran dilakukan dengan jari,
tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu
memakai pengukuran mac donald yaitu
dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai cm dari atas simpisis ke fundus
uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
(Rukiyah, 2010)
Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan
12 minggu Teraba di atas
-
simpisis pubis
16 minggu Di tengah antara
- simpisis pubis dan
umbilikus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilicus
22-27 minggu Usia kehamilan
dalam minggu = cm -
(±2 cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara
umbilikus dan
prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan
dalam minggu = cm -
(±2cm)
36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus
sifoideus.
(Rukiyah, 2010)
TBJ (Taksiran Berat Janin) gram
Rumus Johnson-Tausak : menentukan taksiran berat janin
adalah:
BB = (Mac Donald-12)x155
(Rukiyah,2010)
c) Auskultasi :
Periksa dengar merupakan pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menilai kesejahteraan
janin dalam kandungan dengan menggunakan stetoskop atau
bisa juga menggunakan doppler pada perut ibu. Periksa
dengar biasanya dimulai pada setiap pemeriksaan kehamilan
trimester II di mana denyut jantung janin bisa terdengar
menggunakan lennec pada usis kehamilan 20 minggu, tetapi
bila menggunakan doppler, pada usia kehamilan 12 minggu
DJJ sudah mulai dapat terdengar. Pemeriksaan DJJ harus
dilakukan 1 menit penuh, dengan nilai normal DJJ 120-160
x/menit (Baety, 2012).
d) Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium sederhana adalah suatu
pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan ibu hamil
sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu
diagnosa.
1) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urin ada 2 hal yang diperiksa yaitu
kadar protein dan gula dalam urine.
2) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil
terutama adalah pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan
dapat dilakukan di Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila
kadar Hb ibu kurang dari 10g% berarti ibu dalam keadaan
anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut kurang dari 8 g%
berarti ibu anemia bera (Baety, 2012).
Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan intepretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diintrepretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis
dan masalah yang spesifik.
a. Diagnosa kebidanan : Diagnosa kebidanan adalah diagnosis bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan (Yulifah dan Surachmindari, 2014).

Diagnosa kebidanan :
“Ny. X GxPxAx umur Y tahun kehamilan X minggu dengan
Data Dasar :
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi kejadian (Nursallam,
2009)
b) Data Objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat
diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan (Nursallam,
2009).

2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis
(Yulifah dan Surachmindari, 2014).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
terindentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data (Yulifah dan Surachmindari,
2014).
Langkah 3 : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat
menimbulkan kegawatdaruratan pada klien (Yulifah dan
Surachmindari, 2014).
Langkah 4 : Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien (Yulifah dan Surachmindari, 2014)
Langkah 5 : Rencana Tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
(Yulifah dan Surachmindari, 2014).
Langkah 6 : Pelaksanaan Rencana Asuhan (Implementasi)
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh
seperti diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman.
Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan (Yulifah dan
Surachmindari, 2014).
Langkah 7 : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan
yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali
yang belum terlaksana (Yulifah dan Surachmindari, 2014).
BAB III
ASKEB 7 LANGKAH VARNEY

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS

PADA NY. L USIA 30 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 37+5 MINGGU


DI PUSKESMAS DADAPAYAM

PENGKAJIAN
Hari/ Tanggal : Selasa, 2 Februari 2021 Jam : 08.30 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. L 1. Nama : Tn. H
2. Umur : 30 Tahun 2. Umur : 31 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa , Indonesia 6. Suku Bangsa: Jawa, Indonesia
7. Alamat : Dadapayam 8. Alamat : Dadapayam
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan merasa susah untuk tidur
Uraian Keluhan Utama
Ibu mengatakan akhir-akhir ini merasa susah untuk tidur, ibu jarang bisa
tidur di siang hari dan malam hari, bila sudah terbangun malam susah
untuk tidur lagi

RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun (seperti gula, asam
urat, jantung, penyakit kuning, dan lainnya).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang /memiliki riwayat penyakit apapun (seperti DM,
gula, asam urat, penyakit kuning, jantung, dan lainnya).
2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 7-9 hari
Warna darah : Merah agak gelap Leukhorea :-
Banyaknya : 3-4 kali gantipembalut
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G2P1A0
2) Usia kehamilan : 37+5 mg
3) HPHT : 11-5-2020
4) HPL : 18-2-2021
5) Gerak janin : Ibu mengatakan gerakan janin aktif
6) Tanda bahaya
a) TM I :Tidak Ada
b) TM II :Tidak Ada
c) TM III :Tidak Ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Mual dan Muntah
b) Trimester II : Tidak ada
c) Trimester III : Susah tidur
8) Riwayat terapi
a) Trimester I : B6, Asam folat
b) Trimester II : Fe, Kalk
c) Trimester III : Fe, kalk, Vit C

9) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
10) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan sedikit khawatir dengan kehamilannya karena ibu
susah untuk tidur
11) Imunisasi / TT :
Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT lengkap
12) ANC :
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat Masalah Tindakan/Pendkes
Ke (Jenis&Jml)
1 25-6-2020 Puskesmas B6 1x1/10 Mual,Muntah Makan sedikit tapi
AsamFolat 1x1/10 sering
2 30-7-2020 Puskesmas B6 1x1/10 Mual,Muntah Makan sedikit tapi
AsamFolat 1x1/10 sering
Istirahat cukup
Cek laborat
3 3-9-2020 Puskesmas Fe 1x1/10 Tidak Ada Perbaikan Gizi
Kalk 1x1/10 Istirahat cukup

4 4-10-2020 Puskesmas Fe 1x1/10 Tidak Ada Istirahat cukup


Kalk 1x1/10
5 6-11-2020 Puskesmas Fe 1x1/10 Tidak Ada Istirahat cukup
Kalk 1x1/10
6 5-12-2020 Puskesmas Fe 1x1/10 Tidak Ada Istirahat cukup
Kalk 1x1/10
7 3-1-2021 Puskesmas Fe 1x1/10 Tidak Ada Istirahat cukup
Kalk 1x1/10 Cek laborat

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:


Kehamilan Persalinan Nifas
Kead
Tempat ASI
Tahun Frek Keluhan JK/ anak
UK Jenis persalianan Penolong Penyulit IMD Penyulit eksklusi
ANC /Penyulit BB sekarang
f
ater Puskesmas
2016 7X Tdk ada spontan bidan P/3100 Tdk ada ya Tdk ada ya Sehat
m
Kehamilan sekarang

3. RIWAYAT KB :Ibu pernah menggunakan KB


Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
Suntik 2 th Tdk ada ingin hamil lagi
Rencana Setelah Melahirkan : Setelah melahirkan ibu belum tahu akan memakai
KB apa

4. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:


Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3x/hari 3-4x/hari
pokok
Komposisi 3x @1 piring (sedang) 4x @ 1 piring (sedang)
Nasi
Lauk 3x @ 1 potong (sedang), 4x @ 2 potong (sedang),
jenisnya tempe, jenisnya telur , tempe.
telur,tahu Tahu, ikan
Sayuran 3 x @ 1 mangkuk sayur ; 3x @ 1 mangkuk sayur ;
jenis sayuran bayam, jenis sayuran bayam,
sawi kangkung, sawi, sop
Buah 1 x sehari; jenis pisang 2x : jenis jeruk, pisang
Camilan 2 x sehari; jenis keripik 3 x sehari; jenis roti, keripik
Pantangan: Tidak ada Tidakada
Keluhan: Tidakada Mual
Perubahan selama Tidakada Tidakada
Hamil
2) Minum
Jumlah total 5-6 gelas perhari; jenis 8-9 gelas perhari; jenis air
air putih, teh putih
Susu Tidak pernah 1 gelas perhari
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Semakin banyak minum
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 5-6x 6-7x
Warna Kuning keruh Kuning keruh
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Warna Kecoklatan Agak kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidakada Tidakada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 2 x seminggu 2 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Tidak pernah memakai Tidak pernah memakai kaos
alas kaki kaos kaki, Ibu pergi kaki ,Ibu pergi selalu
selalu memakai sandal memakai sandal apabila
apabila keluar rumah keluar rumah
Keluhan Tidakada Tidakada
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 3x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidakada Tidakada
Perubahan selama Tidakada Tidakada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 6-7jam 4-5 jam
Tidur siang Tidak pernah Jarang
Keluhan/masalah Tidakpernah Ibu mengatakan susah tidur
Perubahan selama Tidakada Tidakada
hamil ini
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Ibu mengurus rumah, Ibu mengurus rumah,
(beban pekerjaan) menyapu, mencuci baju menyapu, mencuci baju
Olah raga Tidakada Jalan-jalan pagi
Frekuensi Tidakada 1-2x seminggu
Perubahan selama Ibu masih kuat Ibu mudah capek apabila
hamil ini mengerjakan pekerjaan mengerjakan pekerjaan
rumah rumah
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak ada Tidak ada
Lingkungan perokok Tidak Tidak
Minuman Tidak Tidak
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 23 th
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 7 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik.
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Kehamilan ini
diharapkan oleh suami, ibu dan keluarga
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Untuk memecahkan
masalah biasanya ibu berdiskusi dengan suaminya.
d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu tinggal bersama suami
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu: Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Ada 7
bulanan
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Puskesmas
i. Penghasilan perbulan: Rp. 2.000.000/bulan Cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 boleh menerima transfusi darah;
 boleh diperiksa daerah genitalia,
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah paham perubahan fisiologi
dalam kehamilan, ibu sudah paham manfaat tablet Fe.
l. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Ada sapi
m. Paparan dengan polutan : rumah jauh dari lingkungan industri, jalan
Raya
DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran :Composmentis
3) Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 360C
RR : 24 x/menit
4) BB Sebelum/ Sekarang: 53/64
5) TB : 162 cm
6) LILA : 26 cm
b. Status present
Kepala :tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Mata :simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda, tidak ada edema pada kelopak mata
Hidung :simetris, tidak ada polip, bersih
Mulut :gigi tidak ada caries, gusi tidak epulis, lidah bersih
Telinga :simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher :tidak ada bendungan vena, tidak ada pembengkakan
limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak :tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada :simetris, tidak ada massa, hiperpigmentasi areola,
kolostrum belum keluar
Perut :pembesaran ke atas, terdapat linea nigra, tidak terdapat
bekas operasi,tidakterdapat strie albican
Lipat paha :Tidak ada varises
Vulva :tidak ada keputihan, tidak ada luka/ kondiloma,tidak
terdapat luka bekas episiotomi
Ekstremitas :tidak edema, tidak ada varises
Refleks patella : +./+
Punggung :tidak ada luka, bersih, tidak ada kelainan tulang
Belakang
Anus :tidak ada ambeien.
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
a) Muka : terdapat kloasma gravidarum, tidak ada
naevuspigmentosus
b) Mamae : simetris, hiperpigmentasi areola, puttingmenonjol
c) Abdomen : tidak terdapat linea nigra dan striae albican
d) Vulva : tidak ada keputihan ataupun luka dan varises
2. Palpasi
a) Kontraksi : tidak ada
b) Leopold I :Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting.
c) Leoplod II :Bagian kanan teraba bagian kecil janin, bagian kiri
teraba bagian keras, memanjang seperti papan (puki).
d) Leopold III :Bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting, belum masuk pintu atas panggul (Konvergen).
3. TFU : 32 cm
4. TBJ : (32-12)x155 = 3.100 gram
5. Auskultasi : puka (+) 146 x/menit (teratur)
Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul : normal
2) Distansia Spinarum : tidak dilakukan
3) Distansia Kristarum : tidak dilakukan
4) Conjugata eksterna ( Boudeloque) : tidak dilakukan
5) Lingkar Panggul : tidak dilakukan
Anogenital
1) Vulva Vagina : Tidak dilakukan
2) Perineum : Tidak dilakukan
3) Anus : Tidak dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium: (3-1-2021)
Hb : 11,3
Protein urin : (-) Negatif
GDS : 134
Rapid tes Cov-19 : (-) Non reaktif

II. INTERPRETSI DATA


Tanggal : 2 Februari 2021 Jam : 09.10 WIB
A. Diagnosa Kebidanan: .
Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu janin tunggal, hidup, intra
uteri PUKI, letak kepala, bagian terbawah janin belum masuk PAP
hamil normal
Data dasar :
1. Data Subyektif :
Ibu mengatakan bernama Ny. L umur 30 tahun hamil kedua belum
pernah keguguguran
Ibu mengatakan Haid terakhir 11 Mei 2020
Ibu mengatakan akhir-akhir ini merasa susah untuk tidur, ibu
jarang bisa tidur di siang hari dan malam hari, bila sudah terbangun
malam susah untuk tidur lagi
2. Data Objektif :
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 360C
RR : 24 x/menit
BB Sebelum/ Sekarang: 53/64
Palpasi
a) Kontraksi : tidak ada
b) Leopold I :Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting.
c) Leoplod II :Bagian kanan teraba bagian kecil janin, bagian kiri
teraba bagian keras, memanjang seperti papan (puki).
d) Leopold III :Bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting, belum masuk pintu atas panggul (Konvergen).
TFU : 32 cm
TBJ : (32-12)x155 = 3.100 gram
Auskultasi : puki (+) 146 x/menit (teratur)
B. Masalah
Ibu susah tidur
C. Kebutuhan
1. Informasi tentang susah tidur yang dialami
2. Terapi non farmakologi untuk mengatasi susah tidur
III. DIAGNOSA POTENSIAL : -
IV. TINDAKAN SEGERA :
Lakukan terapi Non Farmakologi
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 2 Februari 2021 Jam 08.40 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Jelaskan kepada ibu bahwa susah tidur yang dialami merupakan hal
yang wajar dan memberiri dukungan moral
3. Lakukan terapi non farmakologi akupresure untuk mengatasi susah
tidur
4. Berikan Vitamin pada ibu.
5. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
6. Dokumentasikan asuhan yang diberikan.

VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal 2 Februari 2021 Jam 08.43 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi :Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk
berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
berhubungan dengan kehamilannya. Seorang tenaga kesehatan tidak
mungkinakan terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil,
karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan kehamilannya agar dapat merawat dirinya dengan
benar. (Kuswanti, 2014).
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa susah tidur merupakan salah satu
ketidaknyamanan pada trimester ketiga disebabkan oleh stress,
pergerakan janin berlebihan, posisi tidur yang tidaknyaman, sering
buang air kecil
Rasionalisasi : Ibu hamil dengan kualitas tidur yang buruk biasanya
memiliki resiko untuk operasi caesar, atau mereka mengalami
persalinan lama jika mereka memiliki riwayat melahirkan pervaginam.
Efek dari kualitas tidur yang buruk pada kesehatan neonatal terungkap
dalam skor Apgar rendah dan berat badan lahir rendah. Selain itu,
dilaporkan bahwa gangguan tidur prenatal memicu perkembangan
depresi post partum
3. Memberikan terapi non farmakologi mengatasi susah tidur yaitu
akupresure di titik GV24,5, GB 12 terletak 1-2 cun dibelakang daun
telinga pada sisi kanan dan kiri, GB 20 terletak 2-3 cun dibelakang GB
12 (dibatas ujung rambut) pada sisi kanan dan kiri, titik Laogong P8
pada ujung jari manis berada di telapak tangan, ketika kita
mengepalkan jari (yaitu, antara tulang metacarpal ke-3 dan ke-4) pada
tangan kanan dan kiri, Yong Quan KI 1/KID 1 di sepertiga anterior dan
dua pertiga posterior garis dari jaringan antara jari ke-2 dan ke-3 ke
belakang tumit pada kaki kanan dan kiri.
Rasionalisasi: Menurut Neri et al. (2016), melakukan tindakan
akupresur dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi perasaan
cemas pada ibu hamil trimester III. Penelitian Mylana (2016) terapi
akupresur efektif dalam menurunkan insomnia pada wanita
4. Memberikan vitamin pada ibu.
Besi II Sulfat (Fe) 1X1 (XX)
Kalsium Laktat (Kalk) 1X1 (X)
Asam Askorbat (Vit C) 3XI (X)
Rasionalisasi:Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia.
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum (Proverawati,
Atikah, 2009).
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu atau
jika ibu mengalami masalah pada kehamilannya.
Rasionalisasi:Kunjungan antenatal minimal 4 kali merupakan salah
satu upaya untuk menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan bayi baru lahir (Depkes,
2005)
6. Mencatat asuhan yang diberikan
Rasionalisasi :Buku KIA dan register ibu merupakan dokumentasi
tindakan dan terapi yang diberikan selama asuhan, sebagai back up
apabila dipertanyai dihadapan hukum,sebagai acuan dalam pemberian
asuhan segera.
VII. EVALUASI
Tanggal 2 Februari 2021 Jam 09.420 WIB
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu sudah mengerti dan paham tentang susah tidur yang dialami
3. Ibu telah diberikan terpi non farmaologi akupresure
4. Ibu telah mendapatkan vitamin dan bersedia meminumnya.
5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang lagi setelah 2 minggu atau
jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.
6. Hasil sudah didokumentasikan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian dengan menggumpulkan data dasar yang merupakan data awal
dari manajemen kebidanan menurut Varney, dilaksanakan dengan
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi
dokumentasi.
Pada pengkajian Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil normal
diperoleh data subjektif Ibu mengatakan Haid terakhur 11 Mei 2020, Ibu
mengatakan akhir-akhir ini merasa susah untuk tidur, ibu jarang bisa tidur di
siang hari dan malam hari, bila sudah terbangun malam susah untuk tidur
lagi. Hasil data objektif mrnunjukkan semuanya dalam atas normal.
Keluhan yang didapatkan pada NY. L adalah hal yang wajar yang
merupakan bagian dari perubahan psikologis kehamilan TM III. Menurut
Manuaba (2010) trimester tiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan besarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaanya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, sehingga membuat ibu
susah untuk tidur.
B. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa, menentukan masalah
dan kebutuhan pada ibu hamil dengan keluhan cemas. Pada kasus ini penulis
mendapatkan diagnosa kebidanan Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu
janin tunggal, hidup, intra uteri PUKI, letak kepala, bagian terbawah janin
belum masuk PAP hamil normal. Ibu mengatakan akhir-akhir ini merasa
susah untuk tidur, ibu jarang bisa tidur di siang hari dan malam hari, bila
sudah terbangun malam susah untuk tidur lagi. Hasil data objektif
mrnunjukkan semuanya dalam atas normal. Masalah yang ditemukan pada
ibu adalah susah tidur dengan kehamilannya. Kebutuhan yang diberikan
berupa penjelasan tentang susah tidur dan memberikan terapi non farmakologi
untuk mengatasi susah tidur.
Menurut Yulifah dan Surachmindari (2014), interpretasi data terdiri
dari diagnosa kebidanan data subjektif dan data objektif, masalah dan
kebutuhan. Masalah pada ibu hamil yaitu susah tidur, sedangkan kebutuhan
pada ibu hamil yaitu memberi informasi dan memberikan terapi non
farmakologi untuk mengatasi susah tidur yaitu akupresure.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kenyataan di lahan praktik.
C. Diagnosa Potensial
Pada kasus ibu hamil hamil ibu adalah tidak ada karena pada dasarnya
susah tidur yang dialami ibu adalah hal yang fisiologis terjadi pada TM III
kehamilan.
D. Antisipasi
Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil normal dengan keluhan
susah tidur dapat dilakukan tindakan terapi non farmakologi untuk mengatasi
susah tidur. Pada kasus ini terapi yang dipilih adalah akupresure..
E. Perencanaan
Pada kasus Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu, rencana tindakan yang
akan diberikan adalah : Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu. Jelaskan
kepada ibu bahwa susah tidur yang dialami merupakan hal yang wajar.
Lakukan terapi non farmakologi akupresure untuk mengatasi susah tidur.
Berikan vitamin pada ibu. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
dan dokumentasikan asuhan yang diberikan.
Perencanaan yang dibuat telah sesuai denagn teori bahwa rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut (Yulifah dan
Surachmindari, 2014).
F. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan (Yulifah
dan Surachmindari, 2014). Pada kasus ini dilakukan secara menyeluruh dari
apa yang sudah direncanakan, yang terpenting dari terapi susah tidur dengan
tindakan non farmakologi akupresure. Menurut hasil penelitian Neri et al.
(2016), melakukan tindakan akupresur dapat meningkatkan kualitas tidur dan
mengurangi perasaan cemas pada ibu hamil trimester III. Penelitian Mylana
(2016) terapi akupresur efektif dalam menurunkan insomnia pada wanita.
Akupresur adalah pemijatan dengan menggunakan jari. Akupresur
berasal dari pengobatan Cina, akupresur dilakukan dengan pemijatan pada
titik akupuntur (acupoint) (Sukanta, 2008). Teknik akupresur menunjukkan
sikap peduli terhadap klien yang dapat membuat kenyamanan dan ketenangan
(Metha, 2007). Manfaat akupresur untuk penyembuhan penyakit, rehabilitasi
(pemulihan) dimana untuk meningkatkan kondisi kesehatan setelah menderita
sakit, promotif yang dipraktekkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
walaupun sedang sakit, dan dapat mengurangi nyeri otot, memperlancar
sirkulasi darah, meningkatkan energi atau stamina tubuh dan membuat
perasaan seseorang menjadi nyaman (Rukayah, 2013). Langkah akupresure
yang dilakukan adalah:
1 Tuangkan secukupnya minyak zaitun pada jari tangan
2 Gunakan jari telunjuk satu tangan untuk memberikan tekanan kuat pada
area GV24,5 ini selama 1 menit
3 Lakukan penekanan secara sirkuler selama 20 detik pada GB 12 terletak
1-2 cun dibelakang daun telinga pada sisi kanan dan kiri.
4 Lakukan penekanan secara sirkuler selama 20 detik pada GB 20 terletak
2-3 cun dibelakang GB 12 (dibatas ujung rambut) pada sisi kanan dan kiri
5 Lakukan penekanan secara sirkuler selama 15-20 detik titik Laogong P8
pada ujung jari manis berada di telapak tangan, ketika kita mengepalkan
jari (yaitu, antara tulang metacarpal ke-3 dan ke-4) pada tangan kanan
dan kiri
6 Lakukan gerakan sirkuler selama 15-20 detik pada Yong Quan KI 1/KID
1 di sepertiga anterior dan dua pertiga posterior garis dari jaringan antara
jari ke-2 dan ke-3 ke belakang tumit pada kaki kanan dan kiri.
7 Bersihkan area pemijatan menggunakan waslap dan air
8 Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
Dengan demikian asuhan kebidanan yang telah diberikan sesuai
dengan teori yang ada, sehingga tidak terdapat kesenjangan teori dalam
pemberian terapi.
G. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan susah
tidur asuhan telah diberikan sesuai dengan perencanaan dan teori. Demikian
asuhan kebidanan yang telah diberikan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny.L 30 tahun G2P1A0
UK 37+5 minggu hamil normal mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dengan
demikian penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pengkajian pada kasus Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil
normal didapatkan keluhan utama yaitu ibu mengatakan akhir-akhir ini
merasa susah untuk tidur, ibu jarang bisa tidur di siang hari dan malam
hari, bila sudah terbangun malam susah untuk tidur lagi. Hasil data
objektif mrnunjukkan semuanya dalam atas normal
2. Interpretasi data pada kasus ini didapatkan diagnosis kebidanan Ny.L 30
tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil normal, dengan masalah ibu susah
tidur
3. Diagnosis potensial Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil normal
tidak ada
4. Tindakan segera pada kasus kasus Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5
minggu adalah memberikan terapi non farmakologi untuk mengatasi
susah tidur
5. Perencanaan Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil normal
adalah : Beritahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu. Jelaskan kepada ibu
bahwa susah tidur yang dialami merupakan hal yang wajar. Lakukan
terapi non farmakologi akupresure untuk mengatasi susah tidur. Berikan
Vitamin pada ibu. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan
dokumentasikan asuhan yang diberika.
6. Pelaksanaan pada kasus Ny.L 30 tahun G2P1A0 UK 37+5 minggu hamil
normal dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan didapatkan hasil yaitu keadaan
umum ibu baik.
B. SARAN
1. Bagi Bidan
Untuk bidan diharapkan melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan
ketidaknyamanan susah tidur agar dapat diatasi dengan baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan mengetahuii permasalahan yang tepat yaitu tentang asuhan
kebidanan dengan ketidaknyamanan susah tidur diharapkan instansi
pendidikan dapat meningkatkan dan mengikuti perkembangan sesuai
prosedur tetap dalam memberikan asuhan dan dapat dijadikan referensi
bagi instansi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.


Dehghanmehr, S., Mansouri, A., Faghihi, H., & Piri, F. (2017). The Effect of
Acupressure on the Anxiety of Patients Undergoing Hemodialysis -A
review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 9(12), 2580–
2584
Fitria, Sriati, & Hermawaty. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah
Psikososial. (A. Suslia, & S. Carolina, Eds.) Jakarta: Salemba Medika.
Hawari D. 2011. Manajemen stres, cemas, dan depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Hawari, D. (2013). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Janiwanty, B. Pieter, H.Z. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta:
ANDI.
Kaplan, HI, Saddock, BJ & Grabb, JA., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Aksara
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional
Akupresur. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. (2015b). Panduan Akupresur Mandiri Bagi Pekerja di
Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. (2015a). Buku Saku 1:
Petunjuk Praktis TOGA dan Akupresur. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Kusmiati, yuni. Dkk.2010. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).Jakarta:
Fitramaya
Manjoer,Arif dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aeusculapious
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta : EGC
Mardjan. (2016). Pengaruh Kecemasan pada Kehamilan Primipara Remaja.
Pontianak: Abrori Institute.
Mochtar, Rustam. 2017. Sinopsis Obstetri, Jilid I. Jakarta : EGC
Murkoff. 2007. Panduan kehamilan persalinan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Mylana. 2016. Efektivitas Akupresur Dan Aromaterapi Lavender Terhadap
Insomnia Pada Wanita Perimenopause Di Desa Pancuranmas Magelang
2016
Neri, I., Bruno, R., Dante, G., & Facchinetti, F. (2016). Acupressure on
SelfReported Sleep Quality During Pregnancy. JAMS Journal of
Acupuncture and Meridian Studies, 9(1), 11–15
Nugroho, T., & Utama, B. I. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayayasan Bina
Pustaka
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan I. Jakarta :Trans Info Medika
Setyowati, H. (2018). Akupresur untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil
Penelitian. Magelang: UNIMMA PRESS.
Sulistyawati. 2009. Asuahan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Sundeen & Stuart. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa.. Jakarta: EGC.
Syaifudin, Abdul Bari, dkk. 2017. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: JNPKKR – POGI
Yulifah dan Surachmindari. 2014. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
FORMAT PENILAIAN PRAKTIK

(LP DAN VIDEO)

Nama Mahasiswa : Arifin Suher Suswati


NIM : 2004238
Ruang : Puskesmas Dadapayam

TIM ASPEK YANG DINILAI BOBOT SCORE BOBOT X


1 2 3 4 SCORE
PERSIAPAN 10%
1 Menyiapkan pasien 2
Menyiapkan lingkungan aman dan
2 nyaman untuk klien 3
3 Jenis alat disesuaikan dengan kebutuhan 3
4 Modifikasi alat dan lingkungan 2
SIKAP 10%
5 Melakukan kontrak awal 2
6 Komunikatif dan dapat bekerjasama 2
7 Tanggap terhadap kebutuhan 2
8 Empati 2
9 Menjaga privasi klien 2
KOMUNIKASI 15%
10 Salam pembuka 1
11 Menjelaskan tujuan tindakan 2
12 Menjelaskan prosedur tindakan 2
13 Komunikatif selama tindakan 3
14 Membuat kontrak yang akan dating 2
15 Menggunakan bahasa yang dipahami 2
klien
16 Sikap non verbal baik 2
17 Kesesuaian waktu kontrak pada klien 1
PELAKSANAAN 35%
18 Cuci tangan 3
19 Penempatan alat tepat 2
20 Penggunaan alat sesuai fungsi dan 3
kebutuhan
21 Ketepatan prinsip steril/bersih 12
22 Sistematis dan efisien 10
23 Merapikan kembali alat-alat 2
24 Cuci tangan 3
EVALUASI 5%
26 Melakukan evaluasi 5
DOKUMENTASI 25%
Pengkajian
a. Ketepatan penggunaan alat
27 pengkajian 5
b. Validitas data
c. Kelengkapan data kajian (data
fokus)
Diagnosa
a. Ketepatan menganalisa data
28 b. Ketepatan merumuskan diagnosa 5
c. Ketepatan menyusun prioritas
masalah
Perencanaan
a. Ketepatan pembuatan tujuan
b. Ketepatan
29 pembuatan kriteria hasil 5
Relevansi intervensi
dengan diagnosa
Implementasi
a. Tindakan sesuai dengan prioritas
intervensi
b. Waktu pelaksanaan tepat
30 c. Teknik pelaksanaannya sistematis 5
d. Kerjasama/ kolaborasi
e. Memperhatikan respon klien
Evaluasi
a. Melakukan evaluasi SOAP dengan
31 benar 5
b. Validitas evaluasi
c. Penampilan klien setelah dirawat
JUMLAH

NILAI = Jumlah Score x bobot


100

Pembimbing

( ……………………..)
CHEKLIST UJI KETRAMPILAN KEBIDANAN
Tanggal :

Jam :

PEACEFUL SLEEP POINT

PENILAIAN
NO LANGKAH
Dilakukan Tidak dilakukan
A SIKAP (10%)
1 Menyambut klien dan mempersilahkan
duduk
2 Memperkenalkan diri kepada klien
3 Merespon terhadap reaksi klien
4 Percaya diri
5 Menjaga privasi klien
TOTAL SCORE : JUMLAH SCORE/5
X
10%
B CONTENT/ISI (80%)
6 Melakukan apersepsi
7 Menjelaskan maksud dan tujuan
peaceful sleep point yaitu tekhnik
pemijatan
/penekanan titik akupresur (acupoint)
yang
bertujuan untuk membantu meningkatkan
kenyamanan/kualitas tidur ibu hamil
8 Meminta persetujuan klien dan
memberikan informed consent untuk
dilakukan peaceful sleep point
9 Menyiapkan alat:
a. Baju ganti/kimono
b. Minyak zaitun
c. Waslap
d. Air
10 Cuci tangan
11 Instruksikan klien untuk berganti pakaian
(memakai kimono/baju ganti)
12 Mengatur posisi klien senyaman mungkin
untuk duduk di kursi dengan posisi kaki
tidak menggantung
13 Tanyakan kesiapan klien untuk dilakukan
akupresur
14 Tempelkan jari tangan terapis dan klien
untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan ukuran jari (cun) untuk
menentukan titik akupresur.
15 Tuangkan secukupnya minyak zaitun
pada jari tangan
16 Gunakan jari telunjuk satu tangan untuk
memberikan tekanan kuat pada area ini
selama 1 menit

17 Lakukan penekanan secara sirkuler


selama
20 detik pada GB 12 terletak 1-2 cun
dibelakang daun telinga pada sisi kanan
dan kiri.

18 Lakukan penekanan secara sirkuler


selama 20 detik pada GB 20 terletak 2-3
cun dibelakang GB 12 (dibatas ujung
rambut) pada sisi kanan dan kiri
19 Lakukan penekanan secara sirkuler
selama 15-20 detik titik Laogong P8
pada ujung jari manis berada di telapak
tangan, ketika kita mengepalkan jari
(yaitu, antara tulang metacarpal ke-3 dan
ke-4) pada tangan kanan dan kiri.

20 Lakukan gerakan sirkuler selama 15-20


detik pada Yong Quan KI 1/KID 1 di
sepertiga anterior dan dua pertiga
posterior garis dari jaringan antara jari
ke-2 dan ke-3 ke belakang tumit pada
kaki kanan dan kiri.
21 Bersihkan area pemijatan menggunakan
waslap dan air
22 Minta klien untuk berganti pakaian
23 Beritahu tindakan telah selesai
24 Bereskan alat-alat
25 Cuci tangan
28 Evaluasi
TOTAL SCORE : JUMLAH
SCORE/21X 80%
C TEKHNIK (10%)
29 Teruji sistematis
30 Komunikatif, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
31 Menggunakan media
32 Melakukan pendokumentasian dengan
benar
TOTAL SCORE : JUMLAH SCORE /
4
X 10%

NILAI AKHIR: TOTAL SCORE


(A+B+C) X 100%

Anda mungkin juga menyukai