Anda di halaman 1dari 23

Laporan Pendahuluan Profesi 2021/2022

Laporan
Pendahuluan
Profesi
Maternitas

Nama Mahasiswa:
APRIYANSAH
5021031009

ANTE NATAL CARE

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKS KOREKS

(……………………………………… (………………………..…….…………
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL

A. DEFINISI
Antenatal merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi
masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta
kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar (Kemenkes, 2018)

B. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN


1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Tumbuh membesar pada bulan pertama dipengaruhi oleh hormon estrogen
(hiperplasia jaringan) dan progesteron (eleastisitas uterus) sehingga dapat mengikuti
pertumbuhan janin. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus
pada kehamilan. Tidak hamil/normal – sebesar telur ayam (30 gr). Perubahan ukuran
uterus dapat mendorong usus ke bagian sisi abdomen, kemudian menggangkat bagian
diafragma dan hati (Pilatteri, 2010).
b. Cervix
Cervix mulai melunak pada kehamilan minggu ke–8 hal ini dikarenakan terjadinya
peningkatan vaskularisasi, edema, dan hiperplasia kelenjar serviks. Servik mengalami
peningkatan vaskularisasi dan melunak (soft) hal ini disebut dengan goodell’s sign.
Kelanjar mukosa serviks akan berpoliferasi dan banyak mengeluarkan cairan mukus,
kondisi ini membentuk sumbatan untuk menutupi uterus sehingga mencegah
kontaminasi dari bakteri vagina dan melindungi infeksi pada janin dan membrans. Di
akhir kehamilan plak mukosa ini dilepas, disertai dengan keluarnya sedikit darah,
yang dikenal dengan bloody show. Peristiwa ini sering kali mendahului proses
persalinan, tetapi tidak memprediksi akan datangnya kelahiran.
a. Vagina
Peningkatan kadar hormon estrogen mempertebal mukosa vagina, dan meningkatkan
vaskularisasinya, terutama di daerah serviks sehingga membuat jaringan berubah
warna dari warna pink menjadi warna ungu–kebiruan, istilah ini dinamakan dengan
tanda Chadwiks yang paling jelas terlihat pada primigravida, dan tanda ini merupakan
suatu tanda perkiraan kehamilan.
b. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
c. Sistem sirkulasi
1) Darah
Kehamilan akan menyebabkan sumsum tulang belakang meningkatkan prosuksi sel
darah merah, namun komponen plasma darah meningkat lebih cepat dibandingkan
massa sel darah merah (anemia relatif (psudoanemia)), normalnya 10 gr%.
2) Jantung
Perubahan hemodinamik; volume (1500ml/ 40-50%),dan curah jantung meningkat,
tahanan perifer vaskuler menurun, tekanan darah arteri menurun. Curah jantung
bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I dan bertahan sampai akhir kehamilan.
3) Tekanan darah
Tekanan darah arteri wanita hamil menurun selama trimester 2 dan awal trimester 3.
Sistolik sedikit menurun selama kehamilan, sementara diastolik menurun secara
bermakna. Hal ini tjd akibat peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan
perifer. Mendekatai akhir kehamilan tonus vasokonstriktor mengalami peningkatan
sehingga menghasilkan TD normal.
d. Sistem respiratorik
Kebutuhan oksigen meningkat, 20 %, ekspansi dada meningkat (diagfragma bergeser
4 cm), ventilasi meningkat, keluhan sesak muncul, nafas pendek pada 32mg, karena
diagfragma tidak leluasa bergerak oleh adanya usus tertekan oleh uterus yang
membesar ke arah diagfragma.
e. Sistem gastrointestinal
1) Estrogen dan HCG meningkat– efek samping mual dan muntah2, peristaltik
menurun (kembung, konstipasi, asam lambung meningkat). Patologis jika muntah
10x/hari.
2) Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus
3) Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan waktu
pengosongan lambung menjadi lebih lama
4) Penyerapan makanan meningkat
5) Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid
6) Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis
(nyeri ulu hati)
7) Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi)
8) Fungsi kandung empedu dipengaruhi oleh penurunan tonus dan distensi,
meyebabkan tidak sempurnanya waktu evakuasi hasil metabolisme, hal ini dapat
meningkatkan terjadinya batu empedu selama kehamilan
f. Sistem urinalisasi
1) BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu,
pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul
akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya.
2) Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk
menampung banyaknya urin
3) Ukuran ginjal sedikit bertambah besar, vaskularisasi meningkat karena pengaruh
progesteron
4) Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan
dan menurun pada akhir kehamilan
5) Glukosaria (kadar glukosa dalam urin) meningkat pada kehamilan
g. Sistem muskuloskeletal
1) Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem
muskuloskeletal. Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan
perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah
satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal.
2) Kemiringan batang tubuh kebelakang menyebabkan rasa sakit dan nyeri
h. Sistem imunitas
1) Selama kehamilan, sistem imun wanita tetap utuh dan meningkat selama kehamilan
karena adanya peningkatan resiko infeksi
2) Imunitas seluler dimediasi oleh sel T dan sel B
3) Tempat imunitas pertahanan imonologi maternal yang diatur untuk merespon janin
adalah uterus, limfatik regional dan permukaan plasenta

i. Sistem integumen
1) Perubahan hormonal yang hebat selama kehamilan seringkali menyebabkan
perubahan pada kulit ( hiperpigmentasi)
2) Perubahan warna tersebut dinamakan dengan hiperpigmentasi. Adapun
hiperpigmentasi terjadi karena meningkatnya kadar hormon Melanocyte
Stimulating Hormon (MSH). Dimana hormon ini mengakibatkan menumpuknya
pigmen melanin yang berlebih yang berakibat menimbulkan warna lain pada kulit
bunda
3) Garis kehamilan atau biasa disebut striae gravidarum merupakan salah satu efek
dari peningkatan kadar Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada kulit terutama deposit pigmen dan
hiperpigmentasi.
4) Salah satunya adalah striae gravidarum yang merupakan lesi memanjang berwarna
merah yang pigmentasinya menghilang di akhir persalinan. Terjadinya striae
gravidarum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor.
5) Peningkatan hormon dan regangan kulit karena disrupsi jaringan kolagen dan
elastin dermis saat uterus semakin membesar merupakan dua faktor yang
menyebabkan munculnya striae gravidarum.
6) Menurut penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari 90% wanita
memiliki striae gravidarum ketika masa kehamilan mereka mencapai usia 6 sampai
7 bulan.
j. Hormon endokrin
1) Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif
terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara,
pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
2) Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun
jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya : Menyebabkan penebalan dari
endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
3) Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan
otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah : Menyebabkan
penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat
berimplantasi.
2. Perubahan psikososial
Perasaan perempuan hamil dipengaruhi oleh peningkatan emotional, sosiologi dan
latar belakang budaya, penerimaan terhadap kehamilan, perencanaan tentang
kehamilan, kepedulian suami, dan dukungan lingkungan sekitarnya. Ambivalence,
introversion, acceptance, mood swings, perubahan dalam body image.
a. Trimester I
Tidak yakin ini waktu yang tepat untuk hamil, merasa tidak nyaman, tidak yakin
dengan kemampuan pasangan sebagai orangtua, tidak yakin dengan kesiapan materi,
antisipasi peran baru, cemas/takut tentang masa depan.
b. Trimester II
Penurunan ketidaknyamanan, bayi bergerak; senang, takut dan cemas menurun,
konsentrasi pada kebutuhan diri dan bayi, terpesona dengan kehamilan, mulai
menyiapkan keperluan persalinan, perlu ekstra perhatian, cinta, pengertian.
c. Trimester III
Lelah, kurang tidur, nyeri, perubahan gambaran diri, cemaskan persalinan, ingin hamil
cepat berakhir, fatigue, takut melukai janin.

C. ASUHAN KEPERAWATAN:

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Anamnesa
1) Identitas (pasien dan suami)
Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama alamat
identifikasi pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk menentukan
anjuran / pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa kehamilan
setelah mengetahui umur pasien.
2) Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan 3. Riwayat menstruasi - menarche,
teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- → menilai faal alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir.
3) Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?).
4) Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/- →
prognosa.
5) Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan +/-, siapa
yang menolong → prognosa.
6) Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? → prognosa
7) Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir.
8) Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak, hamil muda (mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki / muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang)

b. Pemeriksaan Fisik
1) Persiapan
a) Cuci Tangan
b) Persiapan Alat
c) Pengosongan kandung kemih
d) Komunikasi dengan pasien
e) Atur Posisi pasien
2) Pemeriksaan
a) Pemeriksaan Umum, meliputi: Keadaan umum, kesadaran, Tanda vital
(tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), tinggi badan, berat badan

b) Pemeriksaan daerah kepala, Muka

• Kepala
Inspeksi Bentuk, kesimetrisan
Palpasi Palpasi adakah benjolan, massa, nyeri

• Rambut
Inspeksi Warna rambut, distribusi, ada tidak kebotakan,
kebersihan rambut dan kulit kepala
Palpasi Lakukan penarikan rambut dengan lembut, perhatikan
adakah rambut yang turut tercabut (dapat juga
menggunakan sisir)

• Wajah/Muka
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, pucat atau tidak, cek adakah
edema, tanda memar, hiperpigmentasi (cloasma
gravidarum)
Palpasi : Lakukan palpasi adakah benjolan atau nyeri

• Mata
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan,edema, konjunctiva, sclera, reflek
pupil
Palpasi : Adakah benjolan dan rasa sakit

• Hidung
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, adakah secret, gunakan speculum
hidung untuk inspeksi bagian dalam, cek mucosa hidung
adakah kemerahan, benjolan, letak septum
Palpasi : Lakukan palpasi daerah sinus-sinus hidung (frontalis,
maksilaris, etmoidalis), cek adakah nyeri atau tidak

• Telinga
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, Lakukan pemeriksaan telinga
bagian luar lihat warna kulit, adakah serumen, lesi,
edema, dan keadaan membran telinga (kiri dan kanan)
Palpasi bagian luar telinga, adakah benjolan, palpasi
Palpasi : bagian tulang mastoid, cek adakah rasa nyeri

• Mulut dan gigi


Inspeksi : Mucosa bibir, kebersihan, caries, gusi hiperemi, adakah
gusi berdarah

• Leher
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, hiperpigmentasi

Palpasi : Palpasi leher, rasakan adakah pembesaran kelenjar


limfe, kelenjar tiroid

c) Pemeriksaan daerah dada, jantung, paru, payudara

• Dada
Inspeksi : Bentuk dada, kesimetrisan pengembangan dada
Palpasi : Palpasi interkosta adakah benjolan/massa, dan rasa sakit
Perkusi :
- Jantung : Perkusi interkosta 2-5 dada kiri (dengarkan bunyi yang
dihasilkan)
- Paru-paru : Perkusi interkosta 1-12 dada kiri dan kanan
(dengarkan bunyi yan dihasilkan serta ada tidak
perubahan bunyi)gunakan metoda zig-zag
Auskultasi
- Jantung : Auskultasi mulai dari interkosta 2 kanan dan kiri,
interkosta 3, dan interkosta 5 dada kiri
- Paru-paru : Auskultasi interkosta 1-12 dada kiri dan kanan

• Pemeriksaan khusus Payudara


Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, kebersihan, hiperpigmentasi areola,
bentuk putting
Palpasi : Palpasi seluruh area payudara, rasakan adakah benjolan/masa,
adakah nyeri

d) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk, linea nigra, striae gravidarum, letak umbilical, adakah
pergerakan janin

Gambar Linea Nigra


Sumber: Ricci, S.S (2009)

Pemeriksaan khusus:
1) Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilaksanakan untuk memantau
pertumbuhan janin, memungkinkan perkiraan usia kehamilan secara kasar,
dan mengidentifikasi faktor- faktor resiko.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran tinggi fundus uteri adalah
tekhnik pengukuran yang konsisten. Posisi dapat berbagai macam antara
lain terlentang, lutut fleksi. Berbagai metoda dapat dilakukan untuk
mengukur tinggi fundus uteri

a) Pengukuran menggunakan alat


Cara:
- Atur posisi
- Tentukan letak fundus uteri dan simpisis pubis
- Lakukan pengukuran dapat dimulai dari simpisis pubis ke fundus
uteri atau sebaliknya (meteran menyentuh kulit) atau dapat juga
meteran diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah
- Untuk meminimalisir subyektifitas, posisi meteran dibalik

Gambar Pengukuran tinggi Fundus Uteri


Sumber: Ricci, S.S (2009)

Aturan Mc. Donald dapat digunakan oleh beberapa pemeriksa untuk


menguatkan ketepatan pengukuran tinggi fundus selama trimester
kedua dan ketiga.

Durasi kehamilan dalam bulan :


Tingi fundus (cm) x (2/7) atau TFU/3,5

Durasi kehamilan dalan minggu :


Tinggi fundus (cm) x 8/7

b) Pengukuran tradisional
Pengukuran dilakukan dengan melakukan palpasi letak fundus

Pengukuran TFU secara tradisional


2) Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I : Bagian janin yang berada di fundus
Hasil : Kepala jika bulat, melenting, keras, dan mudah digerakkan
Bokong jika bulat tidak melenting, lunak
Cara :
- Klien berbaring
- Lutut di tekuk
- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan melihat kearah muka penderita
- Rahim di bawa ke tengah
- fundus dipalpasi
- Tentukan bagian apa yang berada di fundus

Gambar: Leopold 1
Sumber: Ricci, S.S (2009)

2) Leopold II : Dimana letak punggung janin dan letak bagian-bagian


kecil janin
Hasil : Pungung, jika teraba memanjang,/ tahanan besar
Ekstremitas jika teraba tidak ada tahanan, teraba banyak
ruang kosong
Cara :
- Palpasi bagian kanan dan kiri perut ibu secara bergantian
- Rasakan hasil perabaan
Gambar: Leopold II
Sumber: Ricci, S.S (2009)

3) Leopold III : Bagian apa yang terdapat di bawah/presentasi, apakah


sudah masuk atau belum bagian terbawah ke pintu atas panggul.

Hasil : Jika teraba bagian terbawah/presentasi keras, bulat dan


melenting artinya adalah kepala, coba digoyangkan
bagian terbawah tersebut jika masih dapat digerakkan
bagian terbawah belum masuk ke pintu atas panggul

Cara :
- Gunakan satu tangan
- Letakan di atas simphisis, antara ibu jari dan jari lainnya
- Coba apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan atau tidak
(masih goyang belum masuk PAP)

Gambar Leopold III


Sumber: Ricci, S.S (2009)

4) Leopold IV : Memastikan kembali Leopold III dan mengetahui sejauh


bagian bawah masuk ke dalam pintu atas panggul/PAP
Hasil : Konvergen jika sebagian kecil sudah masuk PAP
Divergen jika sebagian besar sudah masuk PAP
Cara :

- Pemeriksa menghdap ke kaki klien


- Letakan kedua tangan diatas symphisis
- Menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP dan berapa
bagian masuknya

Gambar Leopold IV
Sumber: Ricci, S.S (2009)

Keterangan:
Posisi klien saat Leopol I-III lutut fleksi, Leopold IV lutut diluruskan
Pemeriksa di sebelah kanan
Selama pemeriksaan I-III pemeriksa menghadap wajah klien, Leopold IV
pemeriksa melihat kea rah ekstremitas
Setiap akan melakukan pemeriksaan fundus dikumpulkan ke tengah
Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong

3) Pemeriksaan penurunan kepala janin

Pemeriksaan penurunan kepala janin bisa dilakukan melalui pemeriksaan


dalam atau pemeriksaan luar. Pemeriksaan dalam untuk menentukan
station dan palpasi abdomen untuk menentukan sejauh mana kepala
masuk ke pintu atas panggul dengan menggunakan lima jari (WHO, 2008).
Station merupakan hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis
imajiner (bayangan) yang ditarik dari spina iskiadika ibu. Station
dinyatakan dalam sentimeter, yakni dibawah spina (+1,+2,+3,+4,+5) atau
diatas spina (-1,-2,-3,-4,-5).

Menurut Chapman & Durham (2010) bahwa penurunan kepala pada ibu
nulipara pada masa laten 0, fase aktif -2 ke 0/+1/+2 sedangkan pada fase
transisi 0 ke +2/+3, pada ibu multipara pada masa laten -3 ke 0, pada fase
aktif +1/+2 dan pada fase transisi -1 ke +2/+3. Jika presentasi 1 cm berada
di bawah spina, maka stasiunnya adalah +1. Jika kepala janin sudah berada
di +3 cm maka sudah terjadinya crowning. Kelahiran akan segera
berlangsung jika presentasi sudah mencapai +4 dan +5 (Bobak, 2005).

Pemeriksaan ini dapat dimasukan kedalam lembar observasi kemajuan


persalinan yaitu patograf. Penulisan hasil station dalam patograf bisa
dilihat di tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tabel penulisan hasil stasion di patograf


Station of fetal head Corresponding mark on
the patograph
-4 or -3 5
-2 or -1 4
0 3
+1 2
+2 1
+3 0
Sumber: WHO, 2008

Adapun proses penurunan kepala bisa dilakukan dengan palpasi abdomen


memakai lima jari tangan, hal ini dilakukan untuk menentukan sejauh
mana presentasi janin masuk kedalam pintu atas panggul (Reeder, Martin,
Koniak-Grifin, 2011). Untuk pengukuran bagian diatas simfisis adalah
proporsi yang belum masuk pintu atas panggul dan sisanya (tidak teraba)
menunjukkan sejauh mana bagian terbawah janin telah masuk ke dalam
rongga panggul.
Menentukan Penurunan janin
Sumber: Beck, et al (1998)

Pencatatan penurunan bagian terbawah atau presentasi janin di dalam


patograf, setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau
lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya kepala"
dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera disisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks. Berikan tanda "--" pada garis waktu yang sesuai.
Hubungkan tanda " " dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
(WHO, 2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gabbe, Niebyl & Simpson (2007)
bahwa ukuran janin sangat mempengaruhi proses persalinan, karena janin
dengan berat badan lebih dari 4500 gram, janin akan sulit lahir pervaginam
meskipun ukuran panggul normal. Berdasarkan penelitian Campaigne &
Conway (2007) bahwa sekitar 10% bayi dengan berukuran besar
disebabkan karena ibu mempunyai riwayat diabetes atau mengalami
diabetes gestasional.

4) Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) dengan laenec


 Menentukan punctum maksimum
 Menilai frekuensi, kekuatan, dan keteraturan dalam 1 menit

5) Pemeriksaan genitalia dan perineum


Inspeksi: Lihat kondisi genitalia eksternal, dan perineum, cek ada tidak
perdarahan pervagina, edema, varises vulva, keputihan, dan hemoroid
6) Pemeriksaan ekstremitas bawah
Inspeksi:
 Memeriksa varises
 Memeriksa reflek patella

Palpasi:
 Palpasi kelembaban, dan perabaan suhu pada kulit
 Capilary refill time
 Pitting edema

7) Terminasi
 Komunikasi dengan klien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan
 Bereskan alat
 Dokumentasi hasil pemeriksaan
 Kontrak untuk pertemuan berikutnya.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Data Etiologi Masalah


Trimester I
1. Faktor Resiko : Trimester I Risiko Hipovolemia
 Kehilangan cairan aktif
Progesteron dan HCG
 Kegagalan mekanisme meningkat
regulasi
Asam lambung
 Evaporasi
meningkat
 Kegagalan mekanisme
regulasi Mual muntah
 Kekurangan intake cairan
Risiko Hipovolemia
2. Data Subjektif : Perubahan pada ibu Gangguan Rasa Nyaman
 Sulit tidur hamil

 Tidak mampu rileks Perubaha-perubahan


 Mengeluh fisiologis
kedinginan/kepanasan
 Merasa gatal adaptasi proses
kehamilan
 Iritabilitas
 Mengeluh mual Gangguan Rasa
 Kelelahan Nyaman
Data Objektif :
 Menunjukkan gejala distress
 Tampak meringis/menangis
 Perubahan pola eliminasi
 Perubahan postur tubuh
Trimester II
3. Data Subjektif : Trimester II Keletihan
 Merasa energi tidak pulih
Peningkatan BB
walaupun telah tidur
 Merasa kurang tenaga Aktivitas otot
meningkat untuk
 Mengeluh lelah
menopang BB

Data Ojektif :
 Tidak mampu Peningkatan
mempertahankan aktivitas penggunaan energy
ruitn
 Tampak lesu Keletihan
 Kebutuhan istirahat
meningkat
Trimester III
Data Subjektif : Trimester III Ansietas
 Merasa takut dengan akibat
Perubahan psikologis
dari kondisi yang dihadapi
 Sulit berkonsentrasi Persiapan melahirkan
Data Objektif :
Primida kurang
 Gelisah pengetahuan
 Tampak tegang
Ansietas
 Sulit tidur (insomnia)
 Frekuensi napas dan nadi
meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Muka tampak pucat
 Sering berkemih

DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan tabel di atas, maka diagnose Keperawatan yang muncul yaitu:

1. Risiko hipovolemia dihubungkan dengan kekurangan intake cairan


2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
3. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Aktivitas
1. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Observasi
dihubungkan dengan keperawatan selama 3x24 jam maka Hipovolemia
 Periksa tanda dan gejala hipovolemia
kekurangan intake cairan Status Cairan Membaik dengan
kriteria hasil :  Monitor intake dan output cairan
 Turgor kulit meningkat Terapeutik
 Perasaan lemah menurun
 Hitung kebutuhan cairan
 Keluhan haus menurun
 Frekuensi nadi meningkat  Berikan posisi modified trendelenburg
 Tekanna darah meningkat  Berikan asupan cairan oral
 Kadar Hb membaik
Edukasi
 Kadar Ht membaik
 Suhu tubuh membaik  Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
 Kolaborasi pemberian iv hipotonis
 Kolaborasi pemberian cairan koloid
 Kolaborasi pemberian produk darah

2. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan intervensi Perawatan Observasi


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam maka Kehamilan  Identifikasi faktor risiko kehamilan (mis, persalinan
gangguan adaptasi Status Kenyamanan Meningkat Trimester premature, preeklamsia, DM)
kehamilan dengan kriteria hasil : Pertama  Identifikasi riwayat merokok, imunisasi masa kehamilan,
 Keluhan tidak nyaman menurun penggunaan kontrasepsi
 Gelisah menurun  Identifikasi riwayat keluarga terhadap kelain\nan
 Keluhan sulit tidur menurun kongenital
 Mual menurun  Monitor TTV
 Lelah menurun  Timbang berat badan
 Merintih menurun  Ukur tinggi fundus
 Menangis menurun  Periksa gerak janin
 Pola eliminasi membaik  Periksa denyut jantung janin
 Pola tidur membaik Teraupetik
 Motivasi makan porsi kecil tetapi sering
 Atur waktu istirahat diantara waktu aktivitas
Edukasi
 Anjurkan tidak membiarkan perut kosong atau terlalu
penuh
 Anjurkan mengkonsumsi karbohidrat kering dengan
minuman hangat saat bangun tidur
 Anjurkan menghindari makanan yang banyak
mengandung lemak, gas, bumbu yang merangsang mual
 Anjurkan menghindari aktivitas berlebihan
 Anjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur
 Anjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium
Kolaborasi
 Kolaborasi pemeriksaan USG untuk menentukan usia
kehamilan
3. Keletihan berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Observasi
dengan kondisi fisiologis keperawatan selama 3x24 jam maka Energy
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
(kehamilan) Tingkat Keletihan Menurun dengan
kelelahan
kriteria hasil :
 Kemampuan melakukan aktivitas  Monitor kelelahan fisik dan emosional
rutin meningkat  Monitor pola dan jam tidur
 Tenaga meningkat
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
 Verbalisasi lelah menurun
aktivitas
 Lesu menurun
 Selera makan membaik Teraupetik
 Pola napas membaik  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
 Pola istirahat membaik
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi Terapi relaksasi Observasi
dengan ancaman terhadap keperawatan selama 3x24 jam maka  Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
kematian Tingkat Ansietas Menurun” dengan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu
kriteria hasil : kemampuan kognitif
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi  Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah,
yang dihadapi menurun dan suu sebelum dan sesudah latihan
 Perilaku gelisah menurun  Monitor respons terhadap terapi relaksasi
 Perilaku tegang menurun Teraupetik
 Frekuensi napas menuurn  Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
 Frekuensi nadi menurun pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
 Tekanan darah menurun memungkinkan
 Pucat menurun  Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
 Konsentrasi membaik analgetik atatu tindakan medis lain, jika sesuai
 Pola tidur membaik Edukasi
 Pola berkemih membaik  Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Music, meditasi, napas dalam, relaksasi
otot progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
 Demonstrasi dan latih teknik relaksasi (mis. nafas dalam,
pergenagan, atau imajinasi terbimbing)
DAFTAR REFERENSI

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.


Daftar Tilik (2020). Tentang Fokus Pemeriksaan fisik Pada Antenatal Cara. Psik
Universitas Faletehan: Serang.
Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:
Jakarta.
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta :
Ar-ruzz Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Cetakan1. Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan 2. Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan 1. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai