Laporan
Pendahuluan
Profesi
Maternitas
Nama Mahasiswa:
APRIYANSAH
5021031009
KOREKS KOREKS
(……………………………………… (………………………..…….…………
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL
A. DEFINISI
Antenatal merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi
masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta
kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar (Kemenkes, 2018)
i. Sistem integumen
1) Perubahan hormonal yang hebat selama kehamilan seringkali menyebabkan
perubahan pada kulit ( hiperpigmentasi)
2) Perubahan warna tersebut dinamakan dengan hiperpigmentasi. Adapun
hiperpigmentasi terjadi karena meningkatnya kadar hormon Melanocyte
Stimulating Hormon (MSH). Dimana hormon ini mengakibatkan menumpuknya
pigmen melanin yang berlebih yang berakibat menimbulkan warna lain pada kulit
bunda
3) Garis kehamilan atau biasa disebut striae gravidarum merupakan salah satu efek
dari peningkatan kadar Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada kulit terutama deposit pigmen dan
hiperpigmentasi.
4) Salah satunya adalah striae gravidarum yang merupakan lesi memanjang berwarna
merah yang pigmentasinya menghilang di akhir persalinan. Terjadinya striae
gravidarum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor.
5) Peningkatan hormon dan regangan kulit karena disrupsi jaringan kolagen dan
elastin dermis saat uterus semakin membesar merupakan dua faktor yang
menyebabkan munculnya striae gravidarum.
6) Menurut penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari 90% wanita
memiliki striae gravidarum ketika masa kehamilan mereka mencapai usia 6 sampai
7 bulan.
j. Hormon endokrin
1) Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif
terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara,
pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
2) Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun
jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya : Menyebabkan penebalan dari
endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
3) Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan
otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah : Menyebabkan
penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat
berimplantasi.
2. Perubahan psikososial
Perasaan perempuan hamil dipengaruhi oleh peningkatan emotional, sosiologi dan
latar belakang budaya, penerimaan terhadap kehamilan, perencanaan tentang
kehamilan, kepedulian suami, dan dukungan lingkungan sekitarnya. Ambivalence,
introversion, acceptance, mood swings, perubahan dalam body image.
a. Trimester I
Tidak yakin ini waktu yang tepat untuk hamil, merasa tidak nyaman, tidak yakin
dengan kemampuan pasangan sebagai orangtua, tidak yakin dengan kesiapan materi,
antisipasi peran baru, cemas/takut tentang masa depan.
b. Trimester II
Penurunan ketidaknyamanan, bayi bergerak; senang, takut dan cemas menurun,
konsentrasi pada kebutuhan diri dan bayi, terpesona dengan kehamilan, mulai
menyiapkan keperluan persalinan, perlu ekstra perhatian, cinta, pengertian.
c. Trimester III
Lelah, kurang tidur, nyeri, perubahan gambaran diri, cemaskan persalinan, ingin hamil
cepat berakhir, fatigue, takut melukai janin.
C. ASUHAN KEPERAWATAN:
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Anamnesa
1) Identitas (pasien dan suami)
Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama alamat
identifikasi pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk menentukan
anjuran / pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa kehamilan
setelah mengetahui umur pasien.
2) Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan 3. Riwayat menstruasi - menarche,
teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- → menilai faal alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir.
3) Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?).
4) Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/- →
prognosa.
5) Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan +/-, siapa
yang menolong → prognosa.
6) Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? → prognosa
7) Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir.
8) Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak, hamil muda (mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan +/-), hamil tua (edema kaki / muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Persiapan
a) Cuci Tangan
b) Persiapan Alat
c) Pengosongan kandung kemih
d) Komunikasi dengan pasien
e) Atur Posisi pasien
2) Pemeriksaan
a) Pemeriksaan Umum, meliputi: Keadaan umum, kesadaran, Tanda vital
(tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), tinggi badan, berat badan
• Kepala
Inspeksi Bentuk, kesimetrisan
Palpasi Palpasi adakah benjolan, massa, nyeri
• Rambut
Inspeksi Warna rambut, distribusi, ada tidak kebotakan,
kebersihan rambut dan kulit kepala
Palpasi Lakukan penarikan rambut dengan lembut, perhatikan
adakah rambut yang turut tercabut (dapat juga
menggunakan sisir)
• Wajah/Muka
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, pucat atau tidak, cek adakah
edema, tanda memar, hiperpigmentasi (cloasma
gravidarum)
Palpasi : Lakukan palpasi adakah benjolan atau nyeri
• Mata
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan,edema, konjunctiva, sclera, reflek
pupil
Palpasi : Adakah benjolan dan rasa sakit
• Hidung
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, adakah secret, gunakan speculum
hidung untuk inspeksi bagian dalam, cek mucosa hidung
adakah kemerahan, benjolan, letak septum
Palpasi : Lakukan palpasi daerah sinus-sinus hidung (frontalis,
maksilaris, etmoidalis), cek adakah nyeri atau tidak
• Telinga
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, Lakukan pemeriksaan telinga
bagian luar lihat warna kulit, adakah serumen, lesi,
edema, dan keadaan membran telinga (kiri dan kanan)
Palpasi bagian luar telinga, adakah benjolan, palpasi
Palpasi : bagian tulang mastoid, cek adakah rasa nyeri
• Leher
Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, hiperpigmentasi
• Dada
Inspeksi : Bentuk dada, kesimetrisan pengembangan dada
Palpasi : Palpasi interkosta adakah benjolan/massa, dan rasa sakit
Perkusi :
- Jantung : Perkusi interkosta 2-5 dada kiri (dengarkan bunyi yang
dihasilkan)
- Paru-paru : Perkusi interkosta 1-12 dada kiri dan kanan
(dengarkan bunyi yan dihasilkan serta ada tidak
perubahan bunyi)gunakan metoda zig-zag
Auskultasi
- Jantung : Auskultasi mulai dari interkosta 2 kanan dan kiri,
interkosta 3, dan interkosta 5 dada kiri
- Paru-paru : Auskultasi interkosta 1-12 dada kiri dan kanan
d) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk, linea nigra, striae gravidarum, letak umbilical, adakah
pergerakan janin
Pemeriksaan khusus:
1) Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilaksanakan untuk memantau
pertumbuhan janin, memungkinkan perkiraan usia kehamilan secara kasar,
dan mengidentifikasi faktor- faktor resiko.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran tinggi fundus uteri adalah
tekhnik pengukuran yang konsisten. Posisi dapat berbagai macam antara
lain terlentang, lutut fleksi. Berbagai metoda dapat dilakukan untuk
mengukur tinggi fundus uteri
b) Pengukuran tradisional
Pengukuran dilakukan dengan melakukan palpasi letak fundus
Gambar: Leopold 1
Sumber: Ricci, S.S (2009)
Cara :
- Gunakan satu tangan
- Letakan di atas simphisis, antara ibu jari dan jari lainnya
- Coba apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan atau tidak
(masih goyang belum masuk PAP)
Gambar Leopold IV
Sumber: Ricci, S.S (2009)
Keterangan:
Posisi klien saat Leopol I-III lutut fleksi, Leopold IV lutut diluruskan
Pemeriksa di sebelah kanan
Selama pemeriksaan I-III pemeriksa menghadap wajah klien, Leopold IV
pemeriksa melihat kea rah ekstremitas
Setiap akan melakukan pemeriksaan fundus dikumpulkan ke tengah
Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
Menurut Chapman & Durham (2010) bahwa penurunan kepala pada ibu
nulipara pada masa laten 0, fase aktif -2 ke 0/+1/+2 sedangkan pada fase
transisi 0 ke +2/+3, pada ibu multipara pada masa laten -3 ke 0, pada fase
aktif +1/+2 dan pada fase transisi -1 ke +2/+3. Jika presentasi 1 cm berada
di bawah spina, maka stasiunnya adalah +1. Jika kepala janin sudah berada
di +3 cm maka sudah terjadinya crowning. Kelahiran akan segera
berlangsung jika presentasi sudah mencapai +4 dan +5 (Bobak, 2005).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gabbe, Niebyl & Simpson (2007)
bahwa ukuran janin sangat mempengaruhi proses persalinan, karena janin
dengan berat badan lebih dari 4500 gram, janin akan sulit lahir pervaginam
meskipun ukuran panggul normal. Berdasarkan penelitian Campaigne &
Conway (2007) bahwa sekitar 10% bayi dengan berukuran besar
disebabkan karena ibu mempunyai riwayat diabetes atau mengalami
diabetes gestasional.
Palpasi:
Palpasi kelembaban, dan perabaan suhu pada kulit
Capilary refill time
Pitting edema
7) Terminasi
Komunikasi dengan klien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan
Bereskan alat
Dokumentasi hasil pemeriksaan
Kontrak untuk pertemuan berikutnya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Ojektif :
Tidak mampu Peningkatan
mempertahankan aktivitas penggunaan energy
ruitn
Tampak lesu Keletihan
Kebutuhan istirahat
meningkat
Trimester III
Data Subjektif : Trimester III Ansietas
Merasa takut dengan akibat
Perubahan psikologis
dari kondisi yang dihadapi
Sulit berkonsentrasi Persiapan melahirkan
Data Objektif :
Primida kurang
Gelisah pengetahuan
Tampak tegang
Ansietas
Sulit tidur (insomnia)
Frekuensi napas dan nadi
meningkat
Tekanan darah meningkat
Muka tampak pucat
Sering berkemih
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Berdasarkan tabel di atas, maka diagnose Keperawatan yang muncul yaitu:
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Aktivitas
1. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Observasi
dihubungkan dengan keperawatan selama 3x24 jam maka Hipovolemia
Periksa tanda dan gejala hipovolemia
kekurangan intake cairan Status Cairan Membaik dengan
kriteria hasil : Monitor intake dan output cairan
Turgor kulit meningkat Terapeutik
Perasaan lemah menurun
Hitung kebutuhan cairan
Keluhan haus menurun
Frekuensi nadi meningkat Berikan posisi modified trendelenburg
Tekanna darah meningkat Berikan asupan cairan oral
Kadar Hb membaik
Edukasi
Kadar Ht membaik
Suhu tubuh membaik Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
Kolaborasi pemberian iv hipotonis
Kolaborasi pemberian cairan koloid
Kolaborasi pemberian produk darah