TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Kehamilan
a. Definisi kehamilans
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kelahiran normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
b) Serviks uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari
9
10
berulang.
c) Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis
mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati.
Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini
d) Ovarium
Pada trimester ke III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah
a) Sistem Payudara
semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan
b) Sistem Endokrin
fosfat, hormon pada tiroid, vitamin D dan kalsium. Adanya gangguan pada
salah satu faktor itu akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya.
11
Konsentrasi plasma hormon pada tiroid akan menurun pada trimester pertama
dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi penting dari hormon
paratiroid ini adalah untuk memasuk janin dengan kalsium yang adekuat.
Selain itu , juga diketahui mempunyai peran dalam produksi peptida pada
c) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdelatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan.
dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urin.
d) Sistem Pencernaan
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus
yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
e) Sistem muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara
bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
f) Sistem Kardiovaskuler
5.000-12.000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas
yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat.
Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama
trimester ke-3 , terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara
g) Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha
perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna perak berkilau yang
digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut
linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan
leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada
areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
(Romauli,2011).
13
h) Sistem Metabolisme
growth factors, dsb). Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan
Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
14
j) Sistem Pernapasan
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
1) Perdarahan pervaginam
3) Penglihatan kabur
e. ANC
1) Definisi ANC
ibu hamil diberikan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Proses ini
dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia
(KemenkesRI,2016).
2) Tujuan ANC
bidan :
b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang di kandung
ibu
(Prawihardjo,2014)
a) Anamnesis
(1) Anamnesis identitas istri dan suami : nama, umur, agama,pekerjaan, alamat,
dan sebagainya.
(b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir ( HT ). Bila hari pertama haid
rumus
(c) Naegele : hari + 7, bulan – 3( jika bulan ke 4 sampai 12) bulan + 9 ( jika bulan
ke 1 sampai 3 ), tahun +1
(d) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik atau mola
a) Inspeksi
(1) Muka
adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah
(2) Leher
(3) Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu, keadaan
(4) Perut
alba, nampakkah gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah strie gravidarum
(5) Vulva
b) Palpasi
Selain dari pada itu selalu juga harus di raba apakah ada tumor-tumor rahim
Leopold I :
dalam fundus
Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan lain di atas simfisi.
Leopold II :
Leopold III :
(b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau sudah goyang
tengah perut.
Leopold IV :
(b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
c) Auskultasi
Digunakan stetoskop untuk mendengar denyut jantung janin. Yang dapat kita
dengarkan adalah :
(2) Dihitung 3 x 5 detik secara berurutan : dapat diketahui teratur tidaknya DJJ.
(Manuaba, 2010)
a) T1 : Tentukan BB & PB
e) T5 : Tentukan DJJ
f) T6 : Tetanus Toxoid
6) Sakit Pinggang
a) Penyebabnya :
(3) Perubahan titik berat tubuh yang tepatnya agak ke belakang (Romauli, 2011)7)
7) Anemi
trimester 2.
8) Sering Kencing
Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas
ini. Untuk itu kerjasama dan komonikasi yang baik selama ANC
22
2. Persalinan
a. Definisi persalinan
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 2010).
1) Pada Kala I berlangsung 12 jam dan terdiri dari dua fase yaitu fase laten
berlangsung 8 jam dan fase aktif berlangsung 6 jam. Pembukaan servik untuk
multigravida
3) Kala III plasenta lahir setelah bayi dilahirkan tidak lebih 30 menit.
4) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum,
(Oxorn, 2010).
23
subjektif yang dirasakan oleh ibu ketika janin mulai menempati segmen bawah
rahim
b) Engagement terjadi 2-3 minggu sebelum kehamilan cukup bulan pada gravida.
b. Jenis-Jenis Persalinan
b) Persalinan spontan
c) Persalinan buatan
d) Persalinan anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
a) Abortus
24
b) Partus immatur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20-28 minggu atau berat
badan janin antara 500 gram dan kurang dari 1000 gram
c) Partus prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28-36 minggu atau berat
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37-42 minggu atau berat
2) Keregangan otot-otot
Otot rahim akan meregang dengan majunya kehamilan, oleh karena isinya
persalinan
menimbulkan his
4) Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suparenal pada janin memegang peranan dalam proses
persalinan, oleh karena itu pada anencepalus kehamilan lebih lama dari
biasanya
5) Teori prostaglandin
2014).
a) Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala memasuki pintu atas
c) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek
d) Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila
26
terjadi sebelum adanya tanda persalinan disebut ketuban pecah dini (KPD)
darah/blood show)
2) Tanda-tanda inpartu
a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan
(Nurasiah,dkk, 2014).
1) Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan
tersebut meliputi :
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
(a) His pendahuluan : his tidak adekuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
(c) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(d) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(e) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
(2) Hal-hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan observasi
(a) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya permenit dalam 10
menit.
(c) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam detik,
misalnya 50 detik.
(d) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya, his datang tiap
b) Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau dipecahkan serta
intra abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan
(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air besar (BAB)
(3) Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang mengakibatkan ibu
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan
(a) Os ischium
isciadika minor
(b) Os pubis
Bagian yang ini menjadi satu dengan bagian yang sama pada os pubis sisi
iv. Ramus superior bertemu dengan corpus os pubis pada tuberculum pubicum
(c) Os sacrum
sacroiliaka
(d) Os illium
iii. Sacral kedua, dari luar tampak sebagai lekuk pada kulit
iv. Crista illiaka yang memanjang dari spina illiaka anterior superior ke spina
(2) Os cossygis : pelvis mayor di sebelah atas pelvis minor, superior dari linea
(c) Dari atas ke bawah pada cocygeus melekat otot m. coccygeus, m. levator ani
(c) Os ischium dan sebagian corpus ossis illium terdapat di sebelah lateral
c) Bidang panggul
Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang melintang terhadap panggul
pada tempat yang berbeda. Bidang ini digunakan untuk menjelaskan poses
persalinan
i. Diameter PAP :
sympisis pubis 11 cm
cm
cm
cm
Batasnya adalah :
Jarak terbesar tepi lateral kanan kiri bidang tersebut 12,5 cm. Bidang
terkecil dari kavum pelvis. Ruang paling sempit paling sering terjadi
sacrospinosum, os sacrum
d) Diameter penting
(1) Diameter antero posterior (tepi bawah sympisis pubis kehubungan antara
(b) Terbentang dari apek arcus subpubicus, melalui spina ischiadika kesacrum
iv. Os sacrum
Dua buah segitiga yang mempunyai basis bersama dan merupakan bagian
c) Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia kehamilan 16-20
minggu
35
passanger adalah :
(1) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian jalan lahir,
seperti:
jalan lahir
iii. Dua bagian oval tersebut tegak lurus satu sama lain
4) Psychologic
5) Penolong
f. Mekanisme persalinan
tepat antara bagian kepala terhadap berbagai segmen panggul, agar proses
1) Penurunan
berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu janin melalui jalan
baik, penurunan yang di sebabkan oleh tekanan kontraksi uterus kebawah, dan
pada kala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit oleh gaya
berat.
2) Fleksi
Efek dari fleksi adalah untuk merubh diameter terendah dari occipitofrontalis
(11,0 cm) menjadi suboccipito bregmatica (9,5 cm) yang lebih kecil dan bulat.
Umumnya putaran paksi dalam terjadi sempurna ketika kepala mencapai dasar
panggul atau segera sesudahnya, putar paksi dalam yang awal sering terjadi
pada multipara dan pada pasien-pasien dengan kontraksi uterus yang efisien.
4) Ekstensi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul maka bahu memasuki panggul.
Oleh karena panggul tetap berada pada diameter obliqua seadngkan kepala
berputar ke depan, maka leher ikut berputar. Begitu kepala dilahirkan dan
38
bebas dari panggul maka leher berputar kembali dan kepala mengadakan
restitusi kemabali 45o (OA menjadi LOA) sehingga hubungannya dengan bahu
dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang
Dengan begini maka diameter memanjang bahu dapat sesuai dengan diameter
memanjang PBP. Kepala yang yang telah berputar kemabali 45o untuk
untuk mempertahankannya.
6) Ekspulsi
Kontraksi uterus dan hejan perut oleh ibu mendorong janin kebawah, bahu
depan. Bahu depan lahir dibawah sympisis pubis dan mejadi titik putar,
kemudian bahu depan belakang lahir melalui perinium dengan gerakan flexi
lateral. Setelah bahu dilahirkan maka bagian tubuh janin lainnya lahir dengan
hejan perut ibu tanpa mekanisme yang khusus dan tanpa kesulitan.
(Oxorn,2010).
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir
Untuk resusitasi BBL tempat resusitasi datar rata, cukup keras, Bersih, kering,
dan lampu 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, 3 handuk/kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, tabung atau balon dan sungkup
(6) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
(7) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
(8) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air
DTT
b. Buang kapas atau Kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
dalam larutan klorin 0,5%) langkah 9, pakai sarung tangan DTT/Steril untuk
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
dilepaskan
(13) Periksa denyut janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk
BIMBINGAN MENERAN
(11) Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
Ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
b. Jelaskan pada semua anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
(12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
(13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (kecuali
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan
lengkap dan dipimpin meneran ≥120 menit (2 jam) pada primigravida atau ≥
(14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
(15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
(16) Letakkan kain bersihyang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
(17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
(19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal ini terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat Bagian atas kepala
bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat klem tali pusat didua tempat dan potong
(21) Setelah kepala lahir, tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
LAHIRNYA BAHU
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala
kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala danbahu.
sebelah atas
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut kelangkah resusitasi pada bayi
baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntut belajar resusitasi bayi asfiksia)
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnnya
dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
(27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
(29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
(30) Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah
yang lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
(32) Letakkan bayi tengkurap didada ibu utuk kontak kulit ibu. Luruskan bahu
45
bayi sehingga bayi menempel didada dan perut ibu, usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan insiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
(33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
(34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu. ditepi atas simfisis, untuk
(35) Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kranial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
stelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
a. Jika uterus tidak segera kontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga
MENGELUARKAN PLASENTA
46
(36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal maka lanjutkan
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara
kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke
b. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
4. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit Setelah bayi lahir atau bila terjadi
(37) Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
(38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase uterus,
47
letakkan telapak tangan dan fundus dan lakukan masase dengan gerakan
keras)
uteri)
MENILAI PERDARAHAN
(39) Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perenium.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan derajat 2 agar tidak
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
(41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
EVALUASI
(43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kealam larutan
48
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT
kontraksi
(45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
(47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40
60x/menit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
kerumah sakit
b. Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS rujukan
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit
(48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaring menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan
air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
(49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
(50) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
49
(53) Celupkan sarung tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
(54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
intramuskuler di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi
B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
(58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
(59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
DOKUMENTASI
50
(APN, 2017).
1) Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma.
Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomi, robekan
perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perineum totalis (sfingter ani
terputus), robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah sekitar
klitoris dan uretra dan bahkan yang terberat rupture uteri. Perdarahan yang
terjadi saat kontraksi uterus baik, biasanya karena ada laserasi ataupun sisa
2) Robekan jalan lahir adalah trauma yang diakibatkan oleh kelahiran bayi yang
3) Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi
rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari laserasi
jalan lahir.
1) Faktor maternal
a) Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab paling
sering).
berlebihan
f) Arcus pubis dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga
g) Perluasan episiotomi
2) Faktor janin
c) Kelahiran bokong
e) Distosia bahu
trauma forceps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawihardjo,
2014).
Tanda atau gejala robekan vagina, perineum atau serviks antara lain, terjadi
1) Laserasi derajat I :
a) Perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior dan kulit perineum
(Maryunani, 2014).
(Nugroho, 2012).
2) Laserasi derajat II :
b) Laserasi derajat kedua merupakan luka robekan yang lebih dalam. Luka ini
terutama mengenai garis tengah dan melebar sampai corpus perineum (Oxorn,
2010).
c) Adanya perlukaan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan
a) Perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
4) Laserasi derajat IV :
a) Perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum dan otot sfingter ani dan dinding depan rectum (Maryunani, 2014).
perdarahan
c) Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang
d) Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal dari operator
e) Khusus pada rupture perineum komplit (hingga anus dan sebagian rectum)
dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rectum,
sebagai berikut :
(1) Setelah prosedur aseptik-antiaseptik, pasang busi pada rectum hingga ujung
robekan
(2) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul submukosa,
jepit kedua sfingter ani dengan klem dan jahit dengan benang no.2/0.
(3) Lanjutkan penjahitan kelapisan otot perineum dan submukosa dengan benang
54
yang sama (atau kromik 2/0) secara jelujur o mukosa vagina dan kulit
Terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka tampak kotor atau
2) Robekan serviks
a) Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena serviks yang terjulur
akan mengalami robekan pada posisi spina isciadika tertekan oleh kepala bayi
b) Bila kontraksi uterus baik plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan
banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan dari portio
c) Jepitkan klem ovarium pada kedua sisi portio yang robek sehingga perdarahan
dapat segera dihentikan. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan
lain, lakukan penjahitan. Jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian ke
d) Setelah tindakan, periksa tanda vital pasien, kontraksi uterus, TFU, dan
f) Bila terdapat defisit cairan, lakukan restorasi dan bila kadar Hb kurang dari
b) Jika terjadi laserasi derajat I atau II lakukan penjahitan dengan anastesi local,
(1) Pasang infus dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 atau 18) dengan
(2) Segera rujuk ibu ke fasilitas dengan kemampuan gawat darurat obstetrik
3. Nifas
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari.
1) Purperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
2) Puerperium intermedial
3) Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
2016 :
5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan
Tujuan : Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan
(1) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
(3) Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir.
(5) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu
Tujuan:
penyulit.
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
Tujuan :
58
ada bau.
(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi meliputi:
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.
Tujuan :
(1) Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau bayinya alami.
a) Uterus
Involusi uterus yaitu proses kembalinya uterus kedalam sebelum hamil baik
dalam bentuk maupun posisi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
59
otot atrofi.
(2) Autolysis
otot uterus. Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan
progesteron
ke uterus.
b) Endometrium
desidua, dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai rata sehingga tidak ada
c) Serviks
Segera setelah berhentinya kala IV, serviks menjadi sangat lembek, kebdor,
dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama dibagian
tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan
diri retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar
akan memebentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat 4 minggu post
partum.
d) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama
masa nifas.
Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel
persalinan. Inilah lochea yang akan keluar selama dua sampai tiga hari
postpartum.
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah,
Warnanya kekuningan atau kecoklatan yang terdiri atas lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit, keluar sebelum dari 14 hari.
Dimulai dari hari 14 kemudian makin lama makin sedikit yang berwarna putih,
Terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanah yang berbau busuk.
(6) Lochiotosis
a) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali.
b) Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dan cunam,
terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding
Robekan perinium umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada
biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar dari pada sirkum ferensia sub oksipito bregmatika. (Sumiaty, 2014)
62
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya
disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungnya dengan jahitan
pada perinium jamgan sampai lepas dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang
air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga
terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras dapat diberikan obat laksan per
oral atau per rectal. Bila masih juga belum berhasil, dilakukanlah klykma
Setelah proses persalinan belangsung, biasanya ibu akan sulit buang air kecil
spasme sfingter dan edema kandung kemih sesudah bagian ini mengalami
kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama proses
persalinan berlangsung. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36
jam post partum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
a) Suhu badan
Dalam 1 hari(24 jam) post partum, suhu badan akan baik sedikit (37,5o-38oC)
Apabila keadaan normal suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya, pada hari
63
menjadi bengkak dan merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun,
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80x permenit. Denyut nadi
setelah melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang
melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya
kemungkinan infeksi.
c) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada saat post partum dapat menandakan terjadinya pre eklampsia post partum.
d) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila
suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah
Aliran ini terjadi pada 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini,
64
trauma masa persalinan. Pada persalian, vagina kehilangan darah sekitar 200-
lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar hmt (haematokrit).
Umumnya, ini terjadi pada 3-5 hari post partum (Saleha, 2009).
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak
lebih dari 380C berturut–turut selama dua hari, kemungkinan terjadai infeksi.
diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri disebut “nyeri ikutan” (after pain)
lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta disebut lokhea.
1) Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan.
2) Puerperium intermediate
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih
65
enam minggu.
3) Puerperium remote
Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
g. Proses laktasi
hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat di bedakan menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut:
peningkatan yang jelas dari duktus yang baru, percabangan- percabangan dan
lobus, yang dipengaruhi oleh hormon- hormon plasenta dan korpus luteum.
tiroid, hormon para toroid, dan hormon pertumbuhan. Pada trimester pertama
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut koostrum. Pada
Pada ibu menyusui mempunya dua reflek yang masing- masing berperan
a) Reflek Prolaktin
dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadanya memang tinggi. Setelah
bayi yang merangsang puting susu dan kadang payudara yang akan
memacu sekresi prolaktin. Faktor- faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang sel- sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofisis posterior
hormon ini di angkat menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada
uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan
memeras air susu yang telah di produksi keluar dari alveolidan masuk ke
bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah sebagai berikut:
67
h. Mekanisme menyusui
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut
ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi
dalam mulut.
Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut deengan bantuan lidah ditarik
lebih jauh dan rahang menekan kalang payudara di belakang puting susu yang
pada saat itu sudah terletak pada langit- langit keras. Tekanan bibir dan
gerakan rahang yang terjadi secara berirama membuat gusi akan menjepit
kalang payudara dan sinus laktiferus sehingga air susu akan mengalir ke puting
susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-
langit yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang di
lakukan oleh bayi tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.
68
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan di susul dengan gerakan hisap
yang di timbulakan dengan otot- otot pipi sehingga pengeluaran air susu akan
Keadaan akan berbeda bila bayi di beri susu botol dimana rahang mempunyai
peranan sedikit saat menelan dot botol. Dengan adanya gaya berat yang di
sebabkan oleh posisi botol yang di pegang ke arah bawah, keadaan ini akan
membantu aliran susu sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk
2) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau
busuk
3) Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau pungggung, serta
ulu hati
9) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsanm merasa sangat letih atau nafas
69
terengah-engah
11) Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air
kecil
12) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-sendiri
(Nugroho, 2014)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir melalui persalinan normal
(spontan) dengan APGAR Score 7-10, berat badan lahir antara 2500-4000
gram, Dari kehamilan 37-42 minggu dan tanpa cacat bawaan / kongenital
(Muslihatun, 2010).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
b. Karakteristik Fisik
11) Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
memeluk.
12) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda di atas telapak
15) Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
Pencengah infeksi
b) Pastikan semua peralatan termasuk klem, gunting, benang tali pusat di DTT
steril. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang bersih dan baru.
Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih satu bayi.
2010).
Segera dilakukan penilaian awal pada BBL secara cepat dan tepat (0-30 detik).
Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosa dan tentukan rencana untuk
asuhan atau perawatan BBL. Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir
NO Penilaian 0 1 2
(frekuensi denyut
jantung)
3 G Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, batuk,
rangsangan)
fleksi
bernafas) teratur
(Wahyuni, 2013).
Catatan:
d. Penanganan BBL
3) Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam.
4) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusui.
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit
antibiotika tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1
jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika
Semua bayi baru lahir harus di berikan vitamin K1 injeksi 1mg intramuskuler
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat di alami oleh sebagian
BBL.
7) Pemberian imunisasi
diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam.
Selanjutnya hepatits B, dan DPT diberika pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4
73
bulan. Dianjurkan BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam
(pada saat bayi pulang dari klinik) atau pada usia 1 bulan (KN). Selanjutnya
imunisasi berikutnya.
Tanda- tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah yaitu bayi tidak mau
menyusu, kejang, lemah, sesak nafas, merintih, pusar kemerahan, demam atau
tubuh terasa dingin kurang dari 36,50C, mata bernanah banyak, kulit terlihat
5. Keluarga Berencana
a. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengatur jumlah anak dan jarak
a. Alat KB IUD
Keuntungan
b. Kerugian
c. Alat Kb IMPLAN
Keuntungan
Kerugian
1) Nyeri kepala
3) Timbulnya jerawat
Keuntungan
Kerugian
Keuntungan
1) Efektifitas tinggi.
2) Segera efektif.
7) Tanpa biaya.
Kerugian
f. KB KONDOM
Keuntungan
hubungan seks
Kerugian
sentuhan langsung
tidak benar
menggunakan KB
bokong).
c. Cara kerja
1) Mencegah ovulasi
sperma.
g. Anemi
trimester 2.
masalah yang ditemukan oleh perawatdan bidan pada awal tahun 1970an.
manajemen ini bukan hanya terderi dari pemikiran dan tindakan saja,
bidan akan menemukan diagnosis atau masalah potensial ini. Kadangkala bidan
merujuk klien.
Proses, manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, dan
situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah bisa diuraikan lagi menjadi
80
langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan pengmpulkan semua data yang
a. Riwayat kesehatan
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari segala yang
berhubungan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang
keadan tertentu, bisa terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah
kelima dan keenam (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena
manajemen dari langkah keempat untuk mendapatkan data dasar awal yang
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar
Kata masalah dan diagnosis digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
normal, partus normal, syok, denyut jantung (DJJ) tidak normal, abortus,
uteri, inversio uteri, bayi besar, mekonium, kehamilan ganda, partus macet,
kebutuhan pecah dini, partus primaturus, prolapses tali pusat, partus fase laten
lama, partus kala II lama, retensiao plasenta, sisa plaseta, ruptur letak lintang,
dan lain-lain.
resusitasi.
penanganan segera
Badan mengidentifikasi atas perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
ia berada dalam waktu persalinan. Data baru mungkin saja dikumpulkan dan
bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia
bahu). Dari data yang dikumpulkan akan menunjukkan satu situasi yang
atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang terkait dengan sosial
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap
perempuan hamil sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua
aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan secara efektif karena merupakan
84
bagian dari pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa
yang akan atau tidak akan dilakukan klien. Rasional berarti tidak berdasarkan
asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang benar
dan memadai, atau berdasarkan data dasar yang lengkap dan bisa dianggap
valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang sudah
Asuhan.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dan efektif
berkesinambungan, perlu diulang kembali dari awal, setiap asuhan yang tidak
berlangsung di dalam situasi dan dua langkah tang terakhir tergantung pada
jklien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi
a. SOAP
rekam medis klien sebagai catatan kemajuan SOAP merupakan catatan yang
anteartum, soerang bidan dalam menuliskan catatan SOAP untuk setiap kali
dari satu catatan untuk satu klien dalam satu hari. Seorang bidan juga harus
akan mendapatkan lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan terjadi
secara ilmiah.
O (Objektif) yaitu apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu
melakukan pemeriksaan
subjektif/objektif tersebut
pengevaluasian tersebut.
S ( Data Subjektif )
87
Menurut Helen Varney langkah pertama adalah pengkajian data, terutama data
dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun. Pada pasien yang bisu, dibagian
dada dibelakang huruf S diberi tanda huruf O atau X. Tanda ini akan
O ( Objektif )
menurut Helen Varney pertama pengkajian data, teruatama data yang diperoleh
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif. Data ini
memberikan buktif gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
A (Assessment)
bisa mengalami perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data
88
subjektif muapun objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
perubahan pada pasien dapat terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan
kebidanan, menutut Helen Varney adalah langkah kedua, ketiga dan keempat,
P (Planning)
Planning / perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
asuhan harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas
pasien dalam mencapai kemajuan dan sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga
kesehatan lain, antara lain dokter. Meskipun secara istilah, P adalah planning/
rencana yang di susun, sesuai dengan keadaan dan harus disetujui oleh paisen,
ini. Bila kondisi pasien berubah , analisi juga berubah, maka rencana asuhan
yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas
asuhan pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis nilai yang telah dicapai