“ANTENATAL CARE”
( ANC )
Oleh:
Isabel D Nikijuluw
NIM. 1490121003
PPN XXVI
BANDUNG
2021
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
“ Antenatal Care ”
1. Pengertian
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah
(Rukiah dkk, 2013).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada
ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan
dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu
siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
careuntuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehinggaibu
dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruhterhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2012). Peran antenatal care
sendiri sangat besar karena dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit.
2. Anatomi Fisiologi
Kemenkes RI (2017) menyatakan bahwa kehamilan pada seseorang dapat
menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis dari ibu. Perlu pemantauan perubahan –
perubahan fisiologis yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga
mendeteksi dan menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.
a. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi
dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh
3
hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-
sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras
dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
2) Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
3) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah
sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada
dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai
sifat bekterisida.
4) Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
5) Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada
seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis
putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut
strie albicans.
4
6) Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi
ini akan menghilang.
7) Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah
kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting
susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan
colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh
hormonal.
8) Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada
ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
9) Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
i. Hb 10 gr%
ii. erytrosyt 3,5 juta per mm3
iii. leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula
jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah. Kegiatan paru-paru pun
bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus
mencukupi kebutuhan janin akan 02.
5
10) Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang,
yang menimbulkan obstipasi.
11) Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin. Ureter jelas melebar dalam kehamilan
teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone,
walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang
membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena
desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang
yang turun ke dalam rongga panggul.
12) Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
6
3) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam
lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan
perubahan status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang
menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan
adanya kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual,
ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan
berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran.
Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi
kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.
(Masriroh, 2013).
3. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida dan
kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopi.
7
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
8
4. PATHWAY
9
10
11
Kehamilan trimester II
Perubahan fisiologis
Sistem urinaria sistem muskuluskletal sistem respirasi perubahan janin masa abdomen
Penekanan vesika masa abdomen desakan uterus nyeri BAK beban mekanis
Urinaria ke diafragma kedepan
Peningkatan Fr BAK penekanan saraf lumbal rongga dada sempit susah tidur tulang belakang
tertarik
Gangguan eliminasi urine merangsang reseptor nyeri ventilasi gangguan pola tidur upaya ibu
Menyeimbangkan
posisi ibu
12
Kehamilan trimester III
Perubahan fisiologi
Desakan uterus ke sistem urinaria pergerakan janian berat badan ibu proteksi berlebihan
Diafragma
Ventilasi pertukaran vesika nyeri BAK aktivitas otot untuk stesor ibu
Urinaria menekan BAB
Napas pendek gangguan eliminasi ganggguan pola tidur intoleransi aktifitas ansietas
dangkal urine
pengaruh estrogen
Sembelit
Konstipasi
13
5. Tanda Dan Gejala
Menurut Nugroho dan Utama (2014) tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu :
a. Tanda Presumtif/Tanda Tidak Pasti
oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/
7) Obstipasi
8) Pigmentasi kulit
oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin
banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan kehamilan.
1) Uterus membesar
2) Tanda chadwick
3) Tanda piscaseck
4) Tanda braxton hicks
5) Goodell sign
6) Reaksi kehamilan positif
14
c. Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa
yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan, Yang termasuk
5) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran kantong
6. Penatalaksanaan
1. Trimester I
a. Pemeriksaan kehamilan
b. Diet menu seimbang
c. Pemasangan USG
d. Observasi komplikasi kehamilan
e. Mencegah terjadinya komplikasi
2. Trimester II
a. Pemeriksaan kehamilan 2 kali dalam sebulan
b. Diet menu seimbang
c. Pemasangan USG
d. Observasi komplikasi kehamilan
e. Imunisasi tetanus
3. Trimester III
a. Pemeriksaan kehamilan seminggu sekali
b. Pemeriksaan lab
c. Diet menu seimbang
d. Pemeriksaan USG
15
7. Kemungkinan Data Fokus
a. Wawancara
Identitas klien
Nama, umur, TTV, pekerjaaan, pendidikan , agama, suku, nama suami
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri, rasa sakit , atau dengan keluhan
semasa hamil
Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit atau ke dokter kandungan atau ke
puskesmas karena adanya keluhan di masa kehamilan
Riwayat kesehatan Masa lalu
Adanya riwayat penyakit yang di derita klien atau tidak
Riwayat Kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang mengalami atau mengidap penyakit keturunan
Riwayat Kehamilan
Jumlah anak, pernah abortus/ tidak
Riwayat menstruasi
HPHT, siklus menstruasi dan lamanya hari, pola haid teratur / tidak,
haid keluar sedikit/banyak.
Riwayat Kontrasepsi
Apakah pernah menggunakan alat kontrasepsi dan alat kontrasepsi apa
yang di pakai
Riwayat Pernikahan
Apakah setelah masa kehamilan klien pernah berhubungan seks
Pola aktivitas sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana nutrisi pasien dengan mengetahui
jumlah protein, kalori dan vitamin yang dikonsumsi. Ada juga pola
eliminasi bagaimana jumlah, frekuensi, konsistensi dari BAB dan
BAK. Kemudian ada pola istirahat dan tidur dari pasien
Psikologis, sosial, ekonomi, spiritual
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu
merasa takut atau cemas dengan keadaan sekarang
16
Untuk mengetahui kehamilan ini direncanakan / tidak, diterima
/ tidak, jenis kelamin yang diharapkan dan untuk
mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat
yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya
pada post partum misalnya pada kebiasaan makan dilarang
makan ikan atau yang amis-amis
17
Fundus uteri : Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm
dibawah umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase sampai keras.
Bila fundus bergeser kearah kanan midline , periksa adanya distensi
kandung kemih.
Kandung kemih
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat terisi
karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
Lochea
Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa
dengan aliran sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, dicurigai
terjadinya robekan servik.
Perineum
Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak
edema dan jahitan harus utuh.
Punggung : ada kelainan bentuk/tidak (kifosis, skoliosis, lordosis)
Ekstermitas : kebersihan, ROM, refleks babinski, edema ada/tidak
Genetalia: terdapat blood show, pada pemeriksaan VT sudah dapat
pembukaan sorulx, perinium menonjol, vulva membuka.
Anus : kebersihan, ada hemoroid/tidak
c. Pemeriksaan diagnostik
1. LABORATORIUM
Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik)
2. U S G
Jenis kelamin.
Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion.
18
8. Analisa Data
Trimester I
N Data Etiologi Masalah
o
1 DS : klien mengatakan tidak Perubahan sistem Keseimbangan
nafsu makan gastroinstestinal nutrisi kurang dari
DO : kebutuhan tubuh
- Porsi makan tidak habis Gastroinstestinal track
- Klien tampak lemas
- Klien tampak muntah Progesterone dan HCG
Mual,muntah, anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
2 DS : klien mengatakan dengan Perubahan psikologis Ansietas
kondisinya
DO: Proteksi berlebihan
- Klien tampak lemas dan
gelisah Stressor berlebihan
- Klien banyak bertanya
tentang kondisinya saat Stressor ibu
ini
Krisis situasi
Ansietas
3 DS : Perubahan sistem Perubahan pola
- Klien mengatakan reproduksi seksualitas
sedikit terganggu jika
melakukan hubungan Libido
seksual
- Klien mengatakan takut Perubahan pola seksualitas
berhubungan karena bisa
melukai janin
4 DS : klien tidak pernah periksa Krisis situasi Defisiensi
kehamilan pengetahuan
DO : Informasi inadekuat
- Klien bertanya tentang
kehamilan dan proses Defisiensi pengetahuan
persalinannya
- Klien tampak bingung
19
Trimester II
N Data Etiologi Masalah
o
1 DS : klien mengatakan nyeri Perubahan sistem Nyeri akut
perut muskuluskletal
DO:
- Klien tampak meringis Masa abdomen
- Klien tampak menahan
sakit Merangsang reseptor
- Skala nyeri sedang nyeri
sampai perut
Inplus nyeri ke otak
Nyeri dipresepsikan
Nyeri akut
2 DS : klien mengeluh sesak Perubahan sistem respirasi Ketidakefesien pola
DO : nafas
- pernapasan klien cepat Uterus menurun
- klien tampak sesak diafragma
Pengembangan paru
terbatas
Ventilasi
Napas cepat
Upaya mengembangkan
posisi tubuh
Lordosisis
Trimester III
Ibu terjaga
Susah tidur
Intoleransi aktivitas
Sembelit
Konstipasi
9. Diagnosa Keperawatan
1. Trimester I
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh b/d
perubahan sistem gastrointestinal
b. Ansietas b/d perubahan psikologis
c. Perubahan pola seksual b/d perubahan sistem reproduksi
d. Difisiensi pengetahuan b/d informasi inadekuat
2. Trimester II
a. Nyeri akut b/d perubahan sistem muskuluskletal
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d perubahan sistem respirasi
c. Gangguan eliminasi urine b/d perubahan sistem urinaria
d. Gangguan pola tidur b/d pergerakan janin meningkat, nyeri BAK
e. Gangguan citra tubuh b/d perubahan psikologis
3. Trimester III
a. Ketidakefektifan pola napas b/d penekanan uterus diafragma
b. Gangguan eliminasi urine b/d penekanan vesika urinaria
c. Gangguan pola napas b/d pergerakan janin meningkat, nyeri BAK
d. Intoleransi aktifitas b/d berat badan meningkat
22
e. Ansietas b/d perubahan psikologis
f. Konstipasi b/d penurunan mortilitas gastrointestinal
23
10. Rencana Asuhan Keperawatan
Trimester I
No Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria keperawatan Intervensi keperawatan Rasional keperawatan
1 Ketidakseimbangan Tupan : 1. Kaji status nutrisi 1. Pengkajian penting
nutrisi kurang dari 2. Anjurkan klien untuk dicukupkan untuk pemenuhan
kebutuhan tubuh b/d Setelah dilakukan tindakan meningkatkan intake Fe status nutrisi
perubahan sistem keperawatan diharapkan status 3. Kaji adanya alergi 2. Zat besi menambah stimulasi
gastroestestinal nutrisi dapat terpenuhi makanan pembentukan eritrotis
4. Berikan informasi tentang sehingga mencegah terjadinya
Tupen : kebutuhan nutrisi anemia
5. Kolaborasi dengan ahli 3. Alergi makanan dapat
Setelah dilakukan tindakan gizi menentukan jumlah menyebabkan terjadinya
keperawatan selama 3 x 24 jam kalori dan nutrisi yang aratilatek
diharpakan intake nutrisi adekuat dibutuhkan klien 4. Informasi dapat membantu
dengan kriteria hasil : dan menentukan
1) Adanya peningkatan berat 5. Membantu menentukan status
badan nutrisi dan diet yang tepat
2) Berat badan ideal sesuai bagi klien
dengan kebutuhan nutrisi
3) Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
2 Resiko jatuh b/d Tupan : 1. Megidentifikasi defisit 1. Pengkajian yang
perubahan sistem kognitif/fisik klien yang komperhensif dapat mencegah
kardiovaskuler Setelah dilakukan tindakan dapat meningkatkan terjadinya resiko jatuh
keperawatan diharapkan rsiko potensi jatuh dalam 2. Menentukan kejdian resiko
jatuh tidak terjadi lingkungan tertentu jatuh
24
2. Mengidentifikasi 3. Meningkatkan kkemandirian
Tupen : karakteristik lingkungan klien untuk menurunkkan
yang dapat meningkatkan resiko jatuh
Setelah dilakukan tindakan potensi untuk jatuh 4. Uppaya menurunkan resiko
keperawatan selama 3 x 24 jam 3. Ajarkan klien untuk jatuh
diharpakan klien mampu upaya pencegahan cedera
menunjukan kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan tim
1) Keseimbangan, kemampuan kesehatan lain
tubuh untuk mempertahankan
ekuilibirium
2) Gerakan terkoordinasi
3) Perilaku pencegahan jatuh
4) Kejadian jatuh
3 Ansietas b/d perubahan Tupan : 1. Gunakan pendekatan 1. Pendekatan yang baik akan
psikologis yang menenangkan membantu mengevaluasi
Setelah dilakukan tindakan 2. Identifikasi tingkat ansietas
keperawatan diharapkan klien kecemasan 2. Menentukan intervensi yang
tidak mengalami ansietas 3. Jelaskan semua prosedur tepat dalam mengatasi
dan apa yang dirasakan ansietas
Tupen : selama prosedur 3. Informasi tentang prosedur
4. Dorong klien untuk tindakan yang akan dilakukan
Setelah dilakukan tindakan mengungkapkan membantu menurunkan
keperawatan selama 3 x 24 jam perasaan, ketakutan ansietas klien akibat kurang
diharpakan klien dapat presepsi pengetahuan
menentukan dengan kriteria 5. Intruksikan klien untuk 4. Evaluasi tentang penyebab
hasil : menggunakan teknik kecemasan klien
1) Klien mampu relaksasi 5. Membantu dalam mengurangi
mengidentifikasi dan 6. Kolaborasi obat untuk tingkat kecemasan
mengungkapkan gejala cemas mengurangi kecemasan 6. Dilakukan jika tindakan
2) Mengidentifikasi nonfarmakologi tidaak
25
mengungkapkan dan berhasil dalam mengatasi
menunjukan teknik untuk ansietas
mengontrol cemas
3) TTV dalam batas normal
Trimester II
No Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria keperawatan Intervensi keperawatan Rasional keperawatan
1 Nyeri akut b/d perubahan Tupan : 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Pengkajian nyeri secara
sistem muskuluskletal secara konferhensip konperhensif dapat membantu
Setelah dilakukan tindakan 2. Evaluasi pengelaman dalam menentukan intervensi
keperawatan diharapkan nyeri nyeri masa lampau yang tepat
hilang 3. Lakukan teknik 2. Pengalaman nyeri membantu
Tupen : nonfarmakologi dalam memilih jenis
(distraksi, relaksasi napas intervensi
Setelah dilakukan tindakan dalam ) 3. Mengurangi/mengalihkan
keperawatan selama 3 x 24 jam 4. Kolaborasi dalam perhatian terhadap sensasi
diharpakan pasien mampu pemberian analgetik nyeri
menunjukan kriteria hasil : 4. Mengatasi terjadi nyeri
1) Mengontrol nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
3) Menggunakan manajemen
nyeri
4) Mampu mengenal nyeri
5) Menyatakan rasa aman dan
nyaman
2 Ketidakefektifan pola Tupan : 1. Monitor kecepatan, ritme, 1. Menentukan keadekuatan
27
napas b/d perubahan kedalaman klien saat pernapasan
sistem respirasi Setelah dilakukan tindakan bernapas 2. Mengetahui adanya sumbatan
keperawatan diharapkan klien 2. Auskkultasi suara nafas jalan napas
dapat menunjukan kepatenan tambahan 3. Memaksimalkan ekspansi
jalan nafas 3. Posisikan pasien semi paru
Tupen : fowler 4. Meningkatkan ventilasi dan
4. Kolaborasi dalam kebutuhan O2
Setelah dilakukan tindakan pemberian oksigen
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharpakan pasien mampu
menunjukan ketidakefektifan
pola napas dengan kriteria hasil :
1) Menunjukan jalan nafaas yang
paten
2) TTV dalam batas normal
3 Gangguan eliminasi urine Tupen: setelah dilakukan 1. lakukan penilain kemih 1. penilaian kemih secara
b/d perubahan sistem tindakan keperawatan diharapkan yang kompehensif berfokus kompehersif membantu dalam
urinaria tidak terjadi gangguan eliminasi. pada inkontinensia urin. menentukan intervensi
Tupen: setelah dilakukan 2. diberikan kompres selanjutnya.
tindakan keperawatan selama hangat 2. membantu merelaksasikan
3x24 jam diharapkan: 3. masukan kateter sesuai destrustur saat bermain
-diharapkan klien mampu kriteria intruksi. 3. memenuhi kebutuhan
hasil: 4. kolaborasi dengan dokter eliminasi
1. kandung kemih kosong secara mengenai pemberian obat. 4. membantu mengeluarkan
penuh urin.
2. tidak ada resio urine 100-
200cc
3. bebas dari ISK
4. tidak ada spasme bloder
28
5. balance urine seimbang.
4. Gangguan citra tubuh b/d Tupen: setelah melakuakn 1. kaji secara verbal dan 1. respon verbal dan non verbal
perubahan psikologis tindakan keperawatan diharapkan non verbal respon klien negative menunjukan tindakan
klien dapat memahami perubahan terhadap tubuhnya. terhadap diri
citra tubuh 2. dorong klien 2. membantu dalam
Tupen: setelah dilakukan mengungkapkan mengevaluasi perasaan klien
tindakan keperawatan 3x24 jam perasaannya dalam menentukan intervensi
diharapkan pasien mampu 3. identifikasi hal mendasar yang tepat
menunjukan kriteria hasil: dari klien sehubungan 3. perubahan citra tubuh terjadi
1. body image fositif. dengan perubahan karena secara normal karena
2. mampu mengidentifikasi hamil. perubahan bentuk tubuh. Hal
keperawatan personal ini dapat menimbulkan krisis
3. mendeskripsikan secara faktor situasi yang berdampak
perubahan fungsi tubuh negative bagi kehamilan.
4. mempertahankan interaksi
sosial.
Trimester III
No Diagnose keperawatan Tujuan & kriteria keperawatan Intervensi keperawatan Rasional
1 Ketidakefektifan pola Tupan : 1. Monitor kecepatan, ritme 1. Menentukan keadekuatan
nafas b/d penekanan Setelah dilakukan tindakan kedalaman pasien saat pernafasan
uterus diafragma keperawatan klien menunjukkan bernafas 2. Mengetahui adanya
kepatenan jalan nafas 2. Auskultasi suara nafas, sumbatan jalan nafas
Tupen : catat adanya napas 3. Memaksimalkan ventilasi
Setelah dilakukan tindakan tambahan dan kebutuhan oksigen
keperawatan selama 3x24 jam 3. Posisikan pasien
diharapkan klien menunjukan semifowler
Kriteria Hasil : 4. Kolaborasi dalam
29
- Menunjukkan jalan nafas pemberian oksigen
yang paten
- TTV dalam batas normal
2 Gangguan eliminasi urine Tupan : 1. Lakukan penilaian 1. Penilaian kemih secara
b/d penekanan vesika Setelah dilakukan tindakan komperhensif berfokus komperhensif membantu dalam
urinaria keperawatan diharapkan tidak pada inkontinensia urine menentukan intervensi
terjadi gangguan eliminasi 2. Berikan kompres hangat selanjutnya
Tupen : 3. Masukkan kateter sesuai 2. Membantu merelaksasikan
Setelah dilakukan tindakan intruksi otor otot saat berkemih
keperawatan 3x24 jam klien 4. Kolaborasi dengan 3. Membantu kebutuhan
mampu menunjukkan dokter dalam pemberian eliminasi
- Kandung kemih secara obat 4. Membantu mengeluarkan
penuh urine
- Tidak ada residu urine
kurang dari 100-200 cc
- Bebas dari ISK
- Tidak ada spasme bladder
30
- Pola tidur kualitas dalam
garis normal
4 Intoleransi aktivitas b/d Tupan : 1. Kaji tingkat aktivitas 1. Dapat menentukan dan
berat badan meningkat Setelah dilakukan tindakan klien memilih intervensi selanjutnya
keperawatan diharapkan tidak 2. Kaji tingkat kelelahan 2. Menentukan derajat
ada Batasan aktivitas 3. Rencanakan periode ketidakmampuan klien dalam
Tupen : aktivitas yang adekuat melakukan aktivitas
Setelah dilakukan tindakan 3. Mencegah kelelahan yang
keperawatan selama 3x24 jam berlebihan
diharapkan tidak ada intoleransi
aktivitas dengan kriteria hasil
- Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi,
respirasi.
- Mampu mengidentifikasi
dan melakukan aktivitas
secara mandiri
- TTV normal
5 Ansietas b/d perubahan Tupan : 1. Gunakan pendekatan 1. Pendekatan yang baik akan
psikologis Setelah dilakukan tindakan yang menenangkan membantu mengevaluasi
keperawatan diharapkan klien 2. Identifikasi tingkat ansietas
tidak mengalami ansietas kecemasan 2. Menentukan intervensi yang
Tupen : 3. Jelaskan semua tepat dalam mengatasi ansietas
Setelah dilakukan tindakan procedure dan apa yang 3. Informasi tentang procedure
keperawatan selama 3x24 jam dirasakan selama procedure tindakan yang dilakukan
diharapkan klien dapat 4. Dorong pasien untuk akanmembantu menurunkan
menunjukkan dengan kriteria mengungkapkan perasaan ansietas akibat kurang
31
hasil ketakutan persepsi pengetahuan
- Klien mampu 5. Intruksikan pasien 4. Evaluasi mengenai penyebab
mengidentifikasi dan menggunakan teknik kecemasan pasien
mengurangi gejala cemas relaksasi 5. Membantu dan mengurangi
- Mengidentifikasi dan 6. Kolaborasi obat untuk tingkat kecemasan
mengungkapkan serta mengurangi kecemasan 6. Dilakukan jika tindakan non
menunjukkan teknik farmokologi tidak berhasil
mengontrol cemas dalam mengatasi ansietas
- TTV dalam batas normal
6 Konstipasi b/d Tupan : 1. periksa tanda dan 1. agar dapat mengetahui
penurunan mortilitas Setelah dilakukan tindakan gejala konstipasi tanda dan gejala
gastrointestinal keperawatan diharapkan klien 2. ajarkan diet tinggi sehingga dapat
tidak mengalami konstipasi serat menentukan intervensi
3. jelaskan etiologi yang akan di gunakan
masalah dan 2. agar feses bisa keluar
Tupen : alasanTindakan dan tidak terjadi
Setelah dilakukan tindakan 4. anjurkan konstipasi
keperawatan selama 3x24 jam peningkatan asupan 3. agar pasien dapat
diharapkan klien dapat cairan mengetahui etiologi dan
menunjukkan dengan kriteria 5. kolaborasi masalah serta Tindakan
hasil : penggunaan obat yang dilakukan serta
1. control pengeluaran feses pencahar pasien dapat
meningkat menghidari masalah
2. mengejan saat defekasi yang dapat
menurun mengakibatkan
3. konsistensi feses konstipasi
membaik 4. peningkatan asupan
cairan dapat
mengencerkan feses
sehingga pasien dapat
32
BAB dengan baik
5. membantu pasien agar
tidak terjadi konstipasi
33
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikai Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Publishing Jogjakarta.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA.Jogjakarta:
Mediaction
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
34