Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Pencapaian Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners STIK Immanuel Bandung

Oleh:
Yunita Marcelina Selanno
NIM. 1490120102
PPN XXVI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM

A. Pendahuluan
Menurut Toy, et al dan Garna, dkk, Otitis media akut merupakan
peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Keadaan seperti ini mengakibatkan nyeri
telinga dan juga mengakibatkan membram timpani menjadi merah, opak,
kaku, dan benjol. Prevalensi terjadinya otitis media di seluruh dunia untuk usia
10 tahun sekitar 62 % sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83 %. Di
Amerika Serikat, diperkirakan 75 % anak mengalami minimal 1 episode otitis
media sebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya 3
kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25 % anak mengalami minimal 1
episode sebelum usia 10 tahun. Di negara tersebut otitis media paling sering
terjadi pada usia 3-6 tahun.

B. Pengertian
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan tumor ovarium
yang dijumpai yang paling sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista
lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin
dalam Rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul[ CITATION Ami151 \l 1033 ]

C. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Menurut Hamylton (2015). Organ reproduksi wanita diklasifikasikan menjadi
eksternal dan Internal.
1) Organ Genetalia Eksterna
Organ reproduksi eksterna atau pudenda, yang sering disebut sebagai vulva
mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang dimulai dari mons

1
pubis, labia mayora dan labia minora, klitoris, himen, vestibulum, meatus uretra
dan berbagai kelenjar serta pembuluh darah.
Organ eksterna wanita (Hamylton, 2015)
a) Mons Pubis Mons pubis atau monsveneris adalah bagian yang menonjol
berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis pubis. Setelah
pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang membentuk
pola distribusi tertentu yaitu pada wanita berbentuk segitiga. Mons
veneris berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b) Labia Mayora Labia mayora berupa dua buah lipatan bulatan jaringan
lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah yang 11 ditutupi kulit dan
belakang banyak mengandung pleksus vena.Panjang labia mayora 7 – 8
cm dan agak meruncing pada ujung bawah.Secara embriologis, labia
mayora homolog dengan skrotum pada pria.Labia mayora berfungsi
sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang vagina
sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal.
c) Labia Minora Labia minora atau nimfe adalah lipatan jaringan tipis dan
bila terbuka terihat lembab dan kemerahan, menyerupai selaput
mukosa.Pada labia minora banyak terdapat pembuluh darah, otot polos
dan ujung saraf.
d) Klitoris Klitoris merupakan organ erektil yang homolog dengan penis dan
terletak dekat ujung superior vulva.Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm,
bahkan dalam keadaan ereksi sekalipun (Verkauf dkk.1992) dan posisinya
sangat terlipat karena tarikan labia minorae.
e) Vestibulum Vestibulum adalah daerah berbentuk buah almond yang
dibatasi labia minora sebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai
fouschettx, berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang yaitu orificium uretra 12 eksternum, introitus vagina,
ductus glandula Bartholini kanan dan kiri dan duktus skene kanan dan
kiri, antara fouschettx dan liang vagina disebut fosa navikularis.
f) Ostium Uretra Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah
vestibulum,1 sampai 1,5 cm di bawah arkus pubis dan dekat bagian atas

2
liang vagina. Meatus uretra terletak di dua pertiga bagian bawah uretra
terletak tepat di atas dinding anterior vagina.
g) Ostium vagina dan Himen Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada
gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen,
utuh tanpa robekan. Himen atau selaput dara adalah lapisan tipis yang
menutupi sebagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat keluar. Lubang himen biasanya
berbentuk bulan sabit atau sirkular, namun kadang kala berupa banyak
lubang kecil (kribiformis), bercelah (septata) atau berumbai tidak
beraturan (fimbriata). Bentuk serta konsistensi himen sangat bervariasi
terutama terdiri atas jaringan ikat elastin dan kolagen. Himen
imperforata, suatu lesi yang jarang, yang 13 merupakan keadaan ketika
liang vagina tertutup sama sekali dan mengakibatkan retensi cairan
menstruasi.
h) Vagina Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi
membran dari jenis epitelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh
darah dan serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum sampai uterus
adalah 7,5 cm. Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina
dan uterus.Pada puncak vagina menonjol leher rahim yang disebut
porsio.Bentuk vagina sebelah dalam berlipat – lipat disebut rugae.Vagina
mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai saluran luar dari uterus yang
dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi, sebagai organ kopulasi wanita
dan sebagai jalan lahir.
i) Perineum Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum
kurang lebih 4 cm. Jaringan utama yang menopang perineum adalah
diafragma pelvis dan urogenital.

2) Organ Genetalia Interna Organ genetalia interna adalah suatu alat


reproduksi yang berada di dalam tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan
pembedahan.Organ genetalia interna terdiri dari uterus, serviks uteri,
korpus uteri, ovarium.
a) Uterus

3
Uterus atau rahim merupakan organ muskular yang sebagian tertutup
oleh peritoneum atau serosa.Rongga uterus dilapisi
endomentrium.Uterus wanita yang tidak hamil terletak padarongga
panggul antara kandung 15 kemih di anterior dan rektum di
posterior.Bentuk uterus menyerupai buah pir, uterus terapung di dalam
pelvis dengan jaringan dan ligamentum. Panjang uterus kurang lebih 7,5
cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram.
Fungsi uterus adalah untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan. Uterus terdiri dari:
(1) Fundus uteri
Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba fallopi berinserasi
ke uterus.Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana fundus uteri
berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan
perabaan fundus uteri.
(2) Korpus uteri
Korpus uteri merupakan bagian uterus yang terbesar pada
kehamilan.Dinding korpus uteri terdiri lapisan serosa, muskular dan
mukosa.Rongga yang terdapat dalam korpus uteri disebut kavum uteri
atau rongga rahim.Korpus uteri berfungsi sebagai tempat janin
berkembang.
(3) Serviks uteri
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang terletak di
bawah ismus.Serviks 16 terutama terdiri dari atas jaringan kolagen,
ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah, namun masih memiliki
serabut otot polos. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan sekret yang
kental dan lengket dari kanalis servikalis.
Jika saluran kelenjar serviks tersumbat dapat berbentuk kista, retensi
berdiameter beberapa milimeter yang disebut sebagai folikel nabothian
Secara histologik uterus terdiri dari :
(1) Miometrium (lapisan otot polos)

4
Tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada
waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan
sampai keukuran normal sebelumnya.
(2) Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah)
Endometrium merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti
penting dalam siklus haid. Pada masa kehamilan endometrium akan
menebal, pembuluh darah akan bertambah banyak, hal ini diperlukan
untuk memberikan makan pada janin.
(3) Lapisan serosa (peritoneum viseral)
17 Lapisan serosa terdiri dari ligamentum yang menguatkan uterus, yaitu:
(a) Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra, mencegah supaya uterus
tidak turun.
(b) Ligamentum sakrouterium sinistra dan dekstra, menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak.
(c) Ligamentum rotondum sinistra dan dekstra, menahan uterus agar
dalam keadaan antefleksi.
(d) Ligamentum infundibulo pelvikum, ligamen yang menahan tuba
falopii.

b) Ovarium
Ovarium atau indung telur merupakan organ yang berbentuk buah
almond. Ukuran ovarium cukup bervariasi, selama masa reproduksi
panjang ovarium 2,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm dan tebal
0,6 sampai 1,5 cm. Berat dari ovarium adalah 5 sampai 6 gram, ovarium
terletak di bagian atas rongga panggul dan bersandar pada lekukan
dangkal dinding lateral pelvis diantara pembuluh darah iliaka eksterna
dan interna yang divergen. Ovarium melekat pada ligamentum latum
melalui mesovarium.Ligamentum utero-ovarika memanjang dari bagian
lateral dan posterior uterus, tepat di bawah insersi tuba, ke uterus 18
atau kutub bawah ovarium.Ovarium ditutupi oleh peritoneum dan terdiri
dari otot serta jaringan ikat yang merupakan sambungan dari
uterus.Ligamentum infundibulopelvikum atau ligamentum

5
suspensoriumovarii memanjang dari bagian atas kutub tuba ke dinding
pelvis yang dilewati pembuluh ovarika dan saraf. Ovarium terdiri dari dua
bagian, korteks dan medulla.Korteks, atau lapisan luar, dalam lapisan ini
terdapat ovum dan folikel de Graaf.Korteks ovarium berbentuk
kumparan yang diantaranya tersebarfolikel primodial dan folikel de Graaf
dalam berbagai tahap perkembangan.Bagian paling terluar dari korteks,
yang kusam dan keputih-putihan, dikenal sebagai tunika albugenia, pada
permukaannya terdapat epitel kuboid yaitu epitel germinal
Waldeyer.Medulla, atau bagian tengah dari ovarium, terdiri dari jaringan
ikat longgar yang merupakan kelanjutan dari mesovarium.Terdapat
sejumlah besar arteri dan vena dalam medulla dan sejumlah kecil serat
otot polos yang berkesinambungan dengan yang berasal dari ligamentum
suspensorium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon yaitu hormon seks steroid (estrogen, progesteron,
dan androgen) yang 19 dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan
dan fungsi wanita normal.Hormon estrogen bertanggung jawab atas
pertumbuhan pola rambut aksila serta pubik dan berperan dalam
mempertahankan kalsium dalam tulang.Progesteron dipengaruhi oleh
estrogen sehingga dapat menimbulkan retensi cairan dalam jaringan,
juga dapat menyebabkan penumpukkan lemak.
c) Tuba fallopii
Tuba fallopii atau saluran ovum yang memiliki panjang yang bervariasi
dari 8 sampai 14 cm dengan diameter 3 sampai 8 mm, bagian terlebar
dari ampula antara 5 sampai 8 mm dan ditutupi oleh peritoneum dan
lumennya dilapisi oleh membran mukosa. Saluran ovum berjalan dari
lateral kiri dan kanan. Tuba fallopii berfungsi untuk menghantarkan ovum
dari ovarium ke uterus dan untuk perjalanan ovum yang telah dibuahi.
Tuba fallopii terdiri dari:
(1) Parst.
Interstisiallis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
(2) Parst.

6
Ismika atau ismus merupakan bagian dari medial yang sempit
seluruhnya. (3) Parst.
Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tempat konsepsi agak
lebar.
d) Infindibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai umbai yang disebut fimbria yang berfungsi untuk
menangkap telur dan menyalurkan telur kembali ke tuba.
D. Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium
ovarium. Dan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidakseimbangan hormone esterogen dan
progrestrone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam korteks
b. Kista fungsional
- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang
menjadi rupture atau folikel yang tidak matang
direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi.
Banyak terjadi pada Wanita yang menarche kurang dari 12
tahun
- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
progesterone setelah ovulasi.
- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar
HCG terdapat pada mola hidatidosa
- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar
LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2) Kista neoplasma

7
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum
yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam
kista
b. Kistadenoma ovarii musinosum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu terutama
yang pertumbuhannya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain.
c. Kistodenoma ovarii serosum : berasal dari epitel permukaan
ovarium
d. Kista endrometreid : belum diketahui penyebab dan tidak ada
hubungannya dengan endometroid
e. Kista dermoid : Tumor berasal dari sel telur melalui proses
patogenesis.
E. Manisfestasi Klinis
Kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa ada
gejala. Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukan adanya gejala
sampai periode waktu tertentu. Hal ini disebabkan perjalan penyakit ini
berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnose sering ditemukan pada saat
pasien dalam keadaan stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh
adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada
perut dan timbul benjol pada perut.

F. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu harmon tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna
di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

8
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan
adanya kanker/kista
2) Ultrasound/ scan CT : membantu mengidentifikasi ukuran/lokasi massa
3) Laparoskopi
4) Hitung darah lengkap

9
5) Foto rontgen

H. Penatalaksanaan
1) Observasi
Kebanyakan kista ovrium terbentuk normal yang disebut kista
fungsional dimana setiap ovulasi, telur dilepaskan keluar ovarium dan
terbentuklah kantung sisa tempat telur. Kista ini normalnya akan
mengkerut sendiri biasanya setelah 1-3 bulan. Oleh sebab itu, dokter
menganjurkan agar kembali berkonsultasi setelah 3 bulan untuk
meyakinkan apakah kistanya sudah betul-betul menyusut (Yatim,
2005).
2) Pemberian hormone
Pengobatan gejala hormone androgen yang tinggi, dengan pemberian
obat pil KB (gabungan esterogen-progesteron) boleh ditambahkan obat
anti androgen progesterone cyproteronasetat (Yatim, 2005).
3) Terapi bedah atau operasi
Cara ini perlu mempertimbangkan umur penderita, gejala, dan ukuran
besar kista. Pada kista fungsional dan perempuan yang bersangkutan
masih menstruasi, biasanya tidak dilakukan pengobatan dengan
operasi. Tetapi bila hasil pada sonogram, gambaran kista bukan kista
fungsional dan kista berukuran besar, biasanya dokter menganjurkan
untuk mengangkat kista dengan operasi. Begitu pula bila perempuan
sudah menopause dan dokter menemukan adanya kista, sering kali
dokter yang bersangkutan mengangkat kista tersebut dengan jalan
operasi meskipun kejadian kanker ovarium jarang ditemukan. Akan
tetapi, apabila si permpuan berusia 50-70 tahun, maka resiko tinggi
terjadi kanker (Yatim, 2005).

I. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian

10
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status Kesehatan pasien
(Setiadi, 2012)
1) Biodata
 Identitas Klien : Nama, TTL, Jenis Kelamin, Agama, Suku bangsa,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal
Pengkajian, Diagnosa Medis.
 Identitas Penanggung Jawab : Nama, Hubungan dengan klien,
Alamat
2) Riwayat Kesehatan Klien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat penyakit masa lalu
 Riwayat penyakit keluarga
 Genogram
3) Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Pola makan dan minum
 Pola eliminasi
 Pola istirahat
 Personal Hygiene
 Pola aktivitas
 Kebiasaan lain
4) Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tingkat kesadaran, Tanda-tanda vital
 Data Fisik : Head to toe atau Persistem dengan cara inspeksi,
palpasi,auskultasi dan perkusi
 Head to toe ( Kepala dan rambut, mata, hidung,telinga, mulut, leher,
dada dan punggung, paru-paru, jantung, abdomen, genitalia, anus,
kulit)

11
 Persistem ( Sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem
persarafan, sistem perkemihan dan eliminasi, sistem pencernaan dan
eliminasi, sistem integument,
5) Data Psiko - Sosial – Spiritual
 Data Psikologis : Pengaruh penyakit terhadap persepsi, persepsi klien
terhadap penyakit, harapan klien terhadap pelayanan keperawatan
 Data sosial : Hubungan klien, Peran dan Fungsi klien
 Data Spiritual
6) Data Penunjang
7) Terapi

b) Analisa Data
Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk
mendapatkan masalah keperawatan. Setelah melakukan pengkajian,
selanjutnya data yang di dapatkan dianalisa untuk menentukan diagnosa
keperawatan dari kista ovarium.
c) Diagnosa Keperawatan
Merupakan suatu pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah aktual, atau risiko dalam mengidentifikasi dan menentukan
intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya,
(Tarwoto dan Wartonah, 2015). Diagnosa yang muncul yaitu :
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologi
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

d) Perencanaan & Intervensi Keperawatan

12
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1. Defisit nutrisi berhubungan TUPEN


Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi status - Untuk mengetahui status nutrisi terkini
dengan ketidakmampuan
keperawatan 1x24 jam nutrisi klien
mencerna makanan diharapkan
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi - Identifikasi alergi dan - Agar mengetahui jenis makanan yang tidak
intoleransi makanan boleh dikonsumsi
TUPAN
Setelah dilakukan tindakan - Monitor berat badan - Untuk mengetahui berat badan terkini
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan dengan
kriteria hasil : - Berikan makanan
- Agar kandungan kalori dan protein
tinggi kalori dan
tinggi protein terpenuhi
 Adanya peningkatan
BB sesuai dengan
tujuan
 BB ideal sesuai dengan - Penatalaksanaan - Untuk mengurangi mual
TB pemberian medikasi
 Mampu sebelum makan
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda-tanda

17
malnutrisi
 Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
 Tidak terjadi penurunan
BB yang berarti

2. Ansietas berhubungan dengan TUPEN


Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi saat - Untuk mengetahui apa yang menjadi
krisis situasional
keperawatan 1x24 jam tingkat ansietas
diharapkan ansietas teratasi berubah

TUPAN - Monitor tanda-tanda - Agar mengetahui tanda-tanda ansietas


Setelah dilakukan tindakan ansietas yang terjadi
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan dengan
kriteria hasil : - Agar pasien merasa nyaman dan
- Ciptakan suasana kepercayaan terbina
 Verbalisasi teraupetik untuk
kebingungan menurun menumbuhkan
 Verbalisasi khawatir kepercayaan
akibat kondisi yang
- Latih Teknik - Agar pasien meras tenang dan nyaman
dihadapi menurun relaksasi
 Perilaku gelisah
menurun

18
 Perilaku tegang
menurun

3. Nyeri akut berhubungan dengan TUPEN NIC :


Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi lokasi, - Agar mengetahui skala nyeri yang dirasakan
agen pencedera biologis
keperawatan selama 1 x 24 karakteristik, durasi, klien
jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
berkurang intensitas nyeri

TUPAN - Identifikasi respons - Agar mengetahui apa saja reaksi nonverbal


Setelah dilakukan tindakan nyeri non verbal klien terkait ketidaknyamanan yang
keperawatan selama 3 x 24 dirasakan
jam diharapkan dengan
Kriteria Hasil :
 Klien sudah tidak - Monitor TTV - Agar mengetahui kondisi terkini klien
meringis kesakitan
 Skala nyeri menjadi 2 - Agar kondisi klien tetap baik dengan
- Fasilitasi istirahat dan
 TTV klien dalam istirahat yang cukup
tidur
batas normal yaitu :
TD : 120/80 mmHg
N : 60-100x/menit
RR : 18-24x/menit - Ajarkan Teknik non
 Klien merasa nyaman farmakologis untuk
- Agar mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
mengurangi rasa
nyeri (Teknik klien juga meningkatkan relaksasi dan
relaksasi napas kemampuan koping klien
dalam)

19
- Penatalaksanaan
dalam pemberian - Agar menghilangkan nyeri
analgetik inject
keterolac

4. Defisit pengetahuan TUPEN


Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi kesiapan - Kesiapan dan kemampuan yang baik
berhubungan dengan kurang
keperawatan selama 1 x 24 dan kemampuan berpengaruh untuk informasi yang
terpapar informasi jam diharapkan defisit menerima informasi
diberikan
pengetahuan teratasi

TUPAN - Sediakan materi dan - Agar mudah dalam memahami materi


Setelah dilakukan tindakan media Pendidikan yang diberikan
keperawatan selama 3 x 24 kesehatan
jam diharapkan dengan
Kriteria Hasil : - Agar ada timbal balik
 Perilaku sesuai dengan - Berikan kesempatan
pengetahuan meningkat untuk bertanya
- Ajarkan perilaku - Agar pola hidup pasien lebih sehat dan
 Persepsi yang keliru
hidup bersih dan teratur
terhadap masalah
sehat
menurun

20
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikai Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Publishing Jogjakarta.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA.Jogjakarta: Mediaction
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

22

Anda mungkin juga menyukai