POST PARTUM SC
Oleh:
Isabel D Nikijuluw
NIM. 1490121003
PPN XXVI
BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA POST PARTUM SC (SECTIO CAESAREA)
1. Pengertian
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau Sectio Caesarea
adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar R,
2002: 117).
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan
janin dari dalam rahim (Carpenito L. J, 2001).
a. Sectio primer (efektif) yaitu sectio dari semula telah direncanakan karena tidak
diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya panggul sempit conjugata vera (CV
kurang 8 cm).
b. Sectio sekunder, dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa
(partus percobaan) dan bila tidak ada kemajuan atau partus percobaan gagal,
baru dilakukan sectio.
c. Sectio caesarea ulang (repeat caesarean section) ibu pada kehamilan yang lalu
mengalami sectio caesarea (previos caesarean secton) dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan sectio caesarea ulang.
d. Sectio caesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy) adalah suatu
operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan sectio caesarea, langsung
dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi.
e. Operasi Porro (Porro operation) adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin
dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan
histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.
2. Anatomi Fisiologis
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat
1. Stuktur eksterna
a. Vulva
Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.
b. Mons pubis
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di
atas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons
c. Labia mayora
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina.
Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia
bawahnya.
Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada
permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap
daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan semakin
menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora licin, tebal,
dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri,
dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas,
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara
medial labia minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang
labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik.
erotiknya.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat
di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan
lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans
seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah
klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena
dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu,
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah
h. Perineum
2. Struktur interna
a. Ovarium
tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
selama masa usia subur ovarium juga merupakan tempat utama produksi
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong
di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis
Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang
c. Uterus
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus
yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus
yang merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus,
dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga
lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan
membuat lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3) Peritonium perietalis
serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat dilakukan tanpa perlu
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan
vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam.
Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang
b. Indikasi janin:
1) Letak lintang.
2) Letak bokong.
3) Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
4) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain
tidak berhasil.
4. Patofisiologi
Sectio Caesaria
Post Op SC
Insisi jaringan
Gangguan
Pola Tidur
c. Pemeriksaan diagnostik
USG
Aminograpi/Fotografi
Fetoskopi
8. Analisa Data
Nyeri akut
DO :
- Pasien terlihat lemas Kontraksi uterus mningkat
- Adanya Perdarahan
Perdarahan meningkat
DO :
- Tidak ada ASI yang keluar Ketidakefektifan menyusui
- Payudara Bengkak
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul:
a. Nyeri Akut b.d Agen pencendera fisik
b. Resiko Infeksi b.d Prosedur invasif
c. Resiko Syok Hipovolemik b.d Perdarahan
d. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Limgkungan
e. Menyusui Tidak Efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI
10. Rencana Asuhan Keperawatan
No Dx kep Tujuan Intervensi Rasional