Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

MARASMUS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Pencapaian Stase Keperawatan Medikal Bedah Program

Profesi Ners STIK Immanuel Bandung

Oleh:

Yunita Marcelina Selanno

NIM. 1490120102

PPN XXVI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
MARASMUS

1. Pendahuluan
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,

mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.

Metabolisme merupakan semua proses bio kimia pada sel tubuh. Proses metabolisme

berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah nutrisi erat

kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor

mempengaruhinya. Terhadap perkembangan anak, dampak jangka pendek gizi buruk

terhadap perkembangan anak.Diantaranya menjadikan anak apatis, gangguan bicara

dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah

penurunan skor intelligence quotient (IQ), penurunan perkembangan kognitif,

penurunan integritas sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan

rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang gizi

berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya

manusia dan produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan

baik, pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus

bangsa.[ CITATION Ben16 \l 1033 ]

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan

asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel-

variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala,

lingkar lengan dan panjang tungkai.

Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita

disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang

bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. Menurut Depkes RI
gizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan

indeks berat badan menurut tinggi badan (BB,TB) <-3 standar deviasi WHO-NCHS

dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus

kwashiorkor. Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak

sangat kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orangtua dan kulit keriput

2. Pengertian

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.

Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa

sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus.[ CITATION Ami151 \l

1033 ]

Marasmus adalah kekurangan kalori dalam diit yang berlangsung lama yang

akan menimbulkan gejala undernutrition yaitu pertumbuhan kurang atau terhenti,

anak masih menangis walaupun telah mendapat minum/susu, sering bangun waktu

malam,konstipasi/diare, jaringan bawah kulit menghilang, kulit keriput, lemak pipi

menghilang sehingga seperti wajah orangtua.


3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi

Gambar 1. Sistem Pencernaan Tubuh Manusia

Sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna
untuk dijadikan energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada
dasarnya system pencernaan makanan yang terbentang dari mulut atau oris sampai ke anus
dalam manusia diebagi menjadi 3 bagian :

 Proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai ke lambung.

 Proses penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam usus

 Proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus


Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, saluran pernapasan
harus memiliki persediaan air, elektrolit, dan makanan yang terus menerus, untuk ini
dibutuhkan :

1) Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan

2) Sekresi getah pencernaan

3) Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit

4) Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang akan
diabsorpsi

5) Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon

Susunan saluran pencernaan terdiri dari oris(mulut); faring (tekak);


esofagus(kerongkong); ventrikulus(lambung); intesnium minor(usus halus); intesnium
mayor(usus besar); rektum; dan anus (dubur)

Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan
makanan untuk diserap oleh tubuh melalui proses mengunyah, menelan, dan
menyerap zat cair yang terdapat mulai dar mulut sampai ke anus. Fungsi utama sistem
pencernaan adalah menyediakan zat nutrien yang sudah dicerna secara
berkesinambungan, untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-
unsur (air,elektrolit,dan zat gizi)

a) Mulut

Merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang meluas dari
bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dengan faring,
terdiri dari;

 Vestibulum oris : Bagian di anatar bibir dan pipi diluar, gusi dan gigi
bagian dalam, bagian atas dan bawah vestibulum dibatasi oleh lipatan
membran mukosa bibir, pipi dan gusi.

 Kavitas oris propia : Bagian diantara arkus alveolaris, gusi dan gigi.

b) Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkong
panjangnya kira-kira 12 cm. Faring melanjutkan diri ke esofagus untuk
pencernaan makanan. Faring terdiri atas 3 bagian :

 Nasofaring

 Orofaring

 Laringofaring

Mekanisme faring melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan


pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik, mendorong
makanan masuk ke dalam esofagus dan tidak membahayakan pernapasan.
Dalam hal ini terjadi penyilangan antara jalan makanan dengan jalan
pernapasan. Jalan makanan masuk ke belakang dan jalan pernapasan masuk ke
depan melewati epiglotis lateral melalui filiformis masuk ke esofagus.

c) Esofagus

Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Panjangnya kira-kira


25 cm. Pada peralihan dari esofagus ke lambung terdapat sfingter kardiak yang
dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esofagus. Sfingter ini terbuka secara refleks
pada akhir peristiwa menelan. Sedangkan pada bagaian bawah 2,5 cm cm
diatas berbatasab dengan lambung terdapat otot sirkuler esofagus yang
berfungsi sebagai sfingter esofagus. Secara otomatis sfingter esofagus
menutup apabila gelombang peristaltik menelan berjalan menuruni esofagus.
Fungsi utama sfingter esofagus bawah mencegah isi lambung naik lagi ke
esofagus.

d) Lambung

Merupakan sebuah kantong muskuler yang letaknya antara esofagus dan usu
halus, sebelah kiri abdomen, di bawah diafragma bagian depan pankreas dan
limpa. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena danya
gerakan peristaltik terutama di daerah epigaster. Fungsi lambung yaitu :

 Fungsi penampung makanan yang masuk melalui esofagus,


menghancurkan makanan dan menghaluskan makanan dengan gerakan
peristaltik lambung dan getah lambung.
 Fungsi bakterisid: oleh asam lambung

 Membantu proses pembentukan eritrosit: lambung menghasilkan zat


faktor intrinsik bersama dengan faktor ekstrinsik dari makanan,
membentuk zat yang disebut anti-anemik yang berguna untuk
pertukaran eritrosit yang disimpan ddalam hati.

e) Usus Halus

Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada


pilorus dan berakhir pada sekum. Panjangnya kira-kira 6 meter, merupakan
saluran pencernaan dan absorpsi pencernaan. Usus halus terdiri dari bagian-
bagian berikut ini :

 Duodenum : bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada


lengkungan ini terdapat pankreas. Bagian kanan dari duodenum
terdapat bagian tempat bermuaranya saluran empedu dan saluran
pankreas yang dinamakan papila vateri. Dinding duodenum
mempunyainlapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar
Brunner yang memproduksi getah bening.

 Jejenum : panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri


atas dari intestinum minor dengan perantaraan lipatanperitonium,
berbentuk kipas.

 Ileum : ujung batas antara jejunum dsn ileum tidak jelas, panjangnya
kira-kira 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang terletak sebelah
kanan bawah berhubungan dengan sekum.

Fungsi usus halus yaitu :

 Menyekresi cairan usus

 Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus kholedukus dan


duktus pankreatikus

 Mencerna makanan

 Mengabsorpsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam


amino, karbohidrat dalam bentuk monoksida.
 Menggerakan kandungan usus

f) Usus Besar

Merupakan saluran pencernaan berupa usu berpenampang luas atau


berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5
cm. Bagian dari usus besar yaitu :

 Sekum : kantong lebar terletak pada fosa iliak dekstra. Ilium


memasuki fossa iliaka sisi kira ostium iliosekalis. Bentuknya seperti
cacing disebut umbai cacing yang panjangnya kira-kira 6 cm.

 Kolon asendens : memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai


ke sebelah kanan abdomen, panjangnya 13 cm, terletak di bawah
abdomen sebelah kanan di bawah hati, membelok ke kiri.

 Kolon transversum : panjangnya kira-kira 38 cm, membujur dari kolon


asendens sampai ke kolon desendens. Berada di bawah abdomen
sebelah kanan tempat belokan yang disebut fleksura lienalis

 Kolon desendens : panjangnya lebuh kurang 25 cm, terletak di bawah


abdomen bagian kiri dari atas ke bawah, ddari depan fleksura lienalis
sampai di depan ilium kiri.

 Kolon sigmoid : lanjutan dari kolon desemdens, panjangnya 40cm.


Terletak mirinf dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf s.

Fungsi usus besar yaitu :

 Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa massa membentuk


massa yang lembek yang disebut feses.

 Menyimpan bahan feses.

 Tempat tinggal bakteri koli

g) Rektun dan Anus

Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan


intestinum mayor dengan anus sepanjang 12cm, dimulai dari pertengahan
sakrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis,
di depan os sakrum dan os koksigis. Rektum terdiri dari dua bagian :

 Rektum Propia

 Pars analis rekti

Defekasi adalah hasil refleks apabila bahan feses masuk ke dalam


rektum. Dinding rektum akan meregang menimbulkan impuls aferens
yang disalurkan melalui pleksus mesenterikus dan menimbulkan
gelombang peristaltik pada kolon desendens. Kolon sigmoid
mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltik sampai
di anus, sfingter ani internus dihambat dan sfingter ani ektermus
melemas sehingga terjadi defekasi.

b. Fisiologi
Fungsi pencernaan menurut Syaifuddin, 2011:223 adalah:
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat
yang sudah dicerna), air dan garam berasal dari zat makanan untuk
didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan
sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk
melaksanakan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam
saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan
air, elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:
Pergerakkan makanan melalui saluran pencernaan. Sekresi getah pencernaan.
Absorbsi hasil pencernaan, air dan elektrolit. Sirkulasi darah melalui organ
gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorbsi. Pengaturan semua fungsi
oleh sistem saraf dan hormon.

4. Etiologi

Menurut Behrman etiologi marasmus antara lain :

1) Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan

dalam susunan makanan.


2) Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada

hubungan orangtua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan

metabolism atau malformasi bawaan.

3) Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan

terjadinya malnutrisi.

4) Disebabkan oleh pengaruh negative faktor-faktor sosio ekonomi dan

budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya,

keseimbangan nitrogen yang negative dapat pula disebabkan oleh diare

kronik malabsorpsi protein, hilangnya protein air kemih, infeksi

menahun, luka bakar dan penyakit hati.

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik.

Terdapat sekitar 95% kasus. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi

seperti genetik, lingkungan hiperaktivitas saraf simpatis system renin. Ada

juga beberapa faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas,

alkohol, merokok, serta polisitemia.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

Terdapat sekitar 5% kasus. Yang menjadi penyebabnya yaitu seperti

penggunaan esterogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan.

Ada juga hipertensi pada usia lanjut yaitu :

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/

atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160

mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.


Yang menjadi penyebab hipertensi pada usia lanjut adalah terjadinya beberapa

perubahan pada :

 Elastisitas dinding aorta menurun

 Katub jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung yang memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah

 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

5. Patofisiologi

Asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh,

mengakibatkan kekurangan asam amino esensial yang diperlukan dalam

pertumbuhan dan perbaikan sel. Apabila kebutuhan zat gizi akan protein

tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan makanan yang ada,

dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan

lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Jika kondisi ini terjadi

dalam waktu lama, cadangan itu akan habis dan akan menyebabkan kelainan

pada jaringan, dan proses selanjutnya dalam tubuh akan menunjukkan

manifestasi Kurang Energi Protein (KEP) berat yang biasa disebut

kwashiorkor (kekurangan protein) ataupun marasmus (kekurangan energi).


PATHWAY

Malabsorbsi,infeksi Kegagalan melakukan


anoreksia sintesa kalori dan protein

Reaksi infeksi

Intake kurang dari Sosial ekonomi rendah, kurang


kebutuhan asupan makanan bergizi
Keadaan umum lemah

Daya tahan tubuh menurun Defisiensi pengetahuan


Defisiensi kalori dan
protein

Hilangnya lemak dibantalan Asam amino esensial menurun


Fungsi saluran cerna
kulit
terganggu dan produksi albumin menurun

Turgor kulit menurun Ggn periltastik &


dan keriput penyerapan usus Atropi otot

Kerusakan Integritas Periltastik meningkat,air &


kulit garam terbawa ke usus Keterlambatan
pertumbuhan &
perkembangan

Anoreksia ,diare

Gambar 2. Bagan terjadinya kekurangan Cairan elektrolit


energi protein (KEP). (Sumber: A. Aziz terbuang

Alimul Hidayat, 2006. Pengantar Ilmu


Keperawatan Anak, EGC. Jakarta)
Ketidak seimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

6. Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan fisik
 Mengukur TB dan BB

 Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi

dengan TB (dalam meter)

7. Penalatalaksanaan

Penatalaksanaan marasmus mengikuti 10 langkah utama penatalaksanaan gizi

buruk yaitu sebagai berikut :

 Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia

 Pengobatan dan pencegahan hipotermia

 Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan

 Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit

 Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi

 Pemberian makanan, balita KEP berat

 Lakukan penaggulangan kekurangan zat gizi mikro

 Berikan stimulasi dan dukungan emosional

 Persiapan untuk tindak lanjut di rumah

8. Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan prose

yang sisitematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status Kesehatan pasien (Setiadi, 2012)

1) Biodata
 Identitas Klien : Nama, TTL, Jenis Kelamin, Agama, Suku bangsa,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal
Pengkajian, Diagnosa Medis.
 Identitas Penanggung Jawab : Nama, Hubungan dengan klien,
Alamat
2) Riwayat Kesehatan Klien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat penyakit masa lalu
 Riwayat penyakit keluarga
 Genogram
3) Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Pola makan dan minum
 Pola eliminasi
 Pola istirahat
 Personal Hygiene
 Pola aktivitas
 Kebiasaan lain
4) Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tingkat kesadaran, Tanda-tanda vital
 Data Fisik : Head to toe atau Persistem dengan cara inspeksi,
palpasi,auskultasi dan perkusi
 Head to toe ( Kepala dan rambut, mata, hidung,telinga, mulut,
leher, dada dan punggung, paru-paru, jantung, abdomen, genitalia,
anus, kulit)
 Persistem ( Sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem
persarafan, sistem perkemihan dan eliminasi, sistem pencernaan
dan eliminasi, sistem integument,
5) Data Psiko - Sosial – Spiritual
 Data Psikologis : Pengaruh penyakit terhadap persepsi, persepsi
klien terhadap penyakit, harapan klien terhadap pelayanan
keperawatan
 Data sosial : Hubungan klien, Peran dan Fungsi klien
 Data Spiritual
6) Data Penunjang
7) Terapi

b) Analisa Data

Analisa data berupa semua hasil pengkajian yang abnormal, untuk

mendapatkan masalah keperawatan. Setelah melakukan pengkajian,

selanjutnya data yang di dapatkan dianalisa untuk menentukan diagnosa

keperawatan dari marasmus.

c) Diagnosa Keperawatan

Merupakan suatu pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau

masalah aktual, atau risiko dalam mengidentifikasi dan menentukan intervensi

keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah

kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya,(Tarwoto dan Wartonah,

2015). Diagnosa yang muncul yaitu :

 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake yang kurang
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
nutrisi
 Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
 Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
malnutrisi
 Defiensi pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
d) Perencanaan Intervensi Keperawatan

Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018), rencana keperawatan merupakan

segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada

pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan


dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga dan komunitas. Berikut

adalah intervensi untuk pasien dengan hipertermia berdasarkan Standar Luaran

Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia,(SIKI) (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

Rencana Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakseimbangan NOC: NIC :


 Nutritional Status - Identifikasi status - Untuk
nutrisi kurang dari
 Nutritional Status : nutrisi mengetahui
kebutuhan tubuh food and fluid status nutrisi
 Intake terkini klien
berhubungan
 Nutritional status : - Agar mengetahui
dengan intake yang nutrient intake - Identifikasi alergi jenis makanan
 Weight control dan intoleransi yang tidak boleh
kurang
makanan dikonsumsi
Kriteria hasil :
 Adanya peningkatan - Agar kandungan
BB sesuai dengan - Berikan makanan kalori dan protein
tujuan tinggi kalori dan terpenuhi
 BB ideal sesuai tinggi protein
dengan TB - Agar semua
 Mampu kandungan yang
mengidentifikasi - Kolaborasi dengan diperlukan tubuh
kebutuhan nutrisi ahli gizi untuk terpenuhi
 Tidak ada tanda- menentukan
tanda malnutrisi jumlah kalori dan
 Menunjukan jenis nutrient yang
peningkatan fungsi dibutuhkan jika
pengecapan dari perlu
menelan
 Tidak terjadi
penurunan BB yang
berarti
2. Kerusakan NOC: NIC :
 Tissue Integrity : - Jaga kebersihan - Agar kulit tetap
integritas kulit
Skin and mucous kulit agar tetap bersih dan
berhubungan  Membranes bersih dan kering integritasnya baik
 Hemodyalis akses
dengan perubahan
- Agar mengetahui
status nutrisi Kriteria hasil : - Monitor status status nutrisi
 Integritas kulit yang nutrisi klien terkini klien
baik bisa
dipertahankan
(sensasi, elastisitas,
temperature, hidrasi,
pigmentasi)
 Tidak ada luka/lesi
pada kulit
 Perfusi jaringan baik
 Menunjukan
pemahaman dalam
proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
 Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan alami

Anda mungkin juga menyukai