1. Pengertian
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
Janin
2. Tujuan
Secara khusus pengawasan antenatal care bertujuan :
Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan dan kala nifas
Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,persalinan dan kala nifas
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga
berencana
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
6. Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
Ovulasi pelepasan ovum
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot
Terjadi Nidasi ( implantasi ) pada uterus
Pembentukan plasenta
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
a. Kecemasan berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisik yang menyertai kehamilan
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan antenatal care
c. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,peningkatan tekanan abdomen
f. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perasaan takut karena kehamilan.
A. Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu
dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
1. Bagaimana kita mengawasi dan mengontrol keadaan ibu hamil dan masa konsepsi kehamilan aterm, sehingga apa
yang terjadi dapat diketahui sendiri.
2. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Agar pada saat persalinan dapat melahirkan dengan normal dan bayinya dalam keadaan sehat.
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang
rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi
dan plasenta.
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan
cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga organ
lainnya.
1. Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin
cukup bulan).
Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
Posisi :
Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut sampai hati.
Ovulasi terhenti
Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.
a. Volume darah
b. Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
d. Nadi dan TD
e. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi
aksis ke kiri
2. Sistem pernapasan
Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
3. Sistem pencernaan
Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin
5. Kulit
6. Kelenjar endokrin
7. Payudara
8. Metabolisme
E. Manifestasi Klinik
1. Tanda Presumtif
Supresi menstruasi
Sering miksi
Chadwicks ( + )
2. Tanda Mungkin
Pembesaran abdomen
Tanda hegar
Ballotemen ( + )
Braxton Hicks
Tes kehamilan
3. Tanda Pasti
Pergerakan fetal
USG – hasil
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
1. Anamnese
b. Anamnese umum :
Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan
taksiran tunggal persalinan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Teknik inspeksi
Daerah muka
Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada wajah, bagaimana
keadaan lidah dan gigi.
Leher
Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa
membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah colostrums.
Perut
Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi linea
alba, nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau jaringan parut.
Vulva
Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour albus.
b. Tekhnik palpasi
1) Leopold I
Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada
letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas
simfisis
2) Leopold II
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
3) Leopold III
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang
oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
4) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul.
- Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)
- Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul)
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah ke dalam rongga
panggul.
3. Penampilan umum
Tujuan :
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
Dilakukan pada :
Macam-macam pemeriksaan
a. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
d. Adakah oedema
e. Tekanan darah
f. Berat badan
g. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan :
b. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan yang lalu
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada primipara
a. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23 – 26 cm.
b. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran normal : 26 – 29 cm
c. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
d. Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
e. Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri,
kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.
Pertumbuhan janin
a. 0 – 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
b. 4 – 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin
bergerak (USG).
c. 8 – 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat,
bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
d. 12 – 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
e. 16 – 20 minggu
quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
f. 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah keriput.
g. 24 – 28 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
i. 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan,
telinga, rambut.
j. 38 – 40 minggu
A. Riwayat Keperawatan
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali pada tingkat pra kehamilan selama
setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan
dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester
terakhir).
2. Integritas ego
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis,
hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester
pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat relative terhadap
ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop
( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen
diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada
ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi,
kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur
dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai
disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
2. Usap vagina/rectal
3. Tes serologi
4. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
5. Titer rubella
7. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak
disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Intervensi :
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan
tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada
pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan
kebutuhan metabolic.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan
kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena
budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan,
meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Intervensi :
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas
gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat,
fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah
sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan
sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala
berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan
ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi
tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
Intervensi :
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan
status isotonic
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi
hari pada kasus edema fisiologi.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih
dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi
paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru
dengan optimal.
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
Intervensi :
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada
multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam
ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida
biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada
aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.
Intervensi :
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir
minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit
ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan
minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat
memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan
tindakan sederhana.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari,
sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.