Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

Oleh :
I KETUT WIRAMA
NIM. P07131220104

KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021

i
SKRIPSI

PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Gizi dan Dietetika
Program Sarjana Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Oleh :
I KETUT WIRAMA
NIM. P07131220104

KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

iii
PENELITIAN DENGAN JUDUL

PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI : Kamis

TANGGAL : 3 Juni 2021

TIM PENGUJI :

1. Pande Putu Sri Sugiani, DCN, M.Kes ( Ketua ) (………………)

2. I.A. Eka Padmiari, SKM, M.Kes ( Anggota I ) (………………)

3. Dr. Ni Nengah Ariati, SST, M.Erg ( Anggota II ) (….……………)

Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Dr. Ni Komang Wiardani, SST, M.Kes


NIP. 196703161990032002

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Ketut Wirama


NIM : P07131220104
Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar / 6 Juli 1977
Prodi : Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Jurusan : Gizi
Alamat Rumah : Br. Pamesan, Ketewel, Sukawati, Gianyar.
Nomor Telp/Hp/email : 081337224422 / ketutwirama6@gmail.com

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Penelitian saya yang berjudul Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan


Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar adalah
benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain.
2. Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa penelitian ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain maka saya sendiri bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dari ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaandari siapa pun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 25 Juni 2021


Yang membuat pernyataan

I Ketut Wirama
NIM. P07131220104

v
PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

ABSTRAK

Tingginya sisa makanan pasien rawat inap di rumah sakit menjadi masalah yang
kerap kali sulit untuk ditangani, hal ini berpotensi menambah jumlah hari rawat
inap yang dijalani pasien, kebutuhan gizi merupakan salah satu faktor yang
penting dalam proses penyembuhan pasien. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan terutama pelayanan gizi merupakan hal yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien selama dirawat. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat
inap di di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, Menghitung sisa
makanan pasien rawat inap dan Menilai kepuasan pasien terhadap kualitas produk
makanan yang meliputi rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur
makanan dan suhu makanan. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain
cross-sectional. Penelitian telah dilaksanakan di ruang rawat inap (kecuali ruang
Isolasi) Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar. Penelitian ini
dilaksanakan pada 12 Mei sampai dengan 12 Juni 2021. Populasi dalam
penelitian adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar dengan jumlah sampel adalah 54 orang. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis Uji Independent t-test.
Hasil penelitian ditemukan sebanyak 18,5% pasien tidak puas atas pelayanan gizi
di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sisa makanan pasien rawat inap diperoleh
hasil sebesar 27,3%. Tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar (P= 0,092).
Sebaiknya rumah sakit lebih meningkatkan kualitas pelayanan terutama bagian
gizi agar tercapai pelayanan prima yang maksimal serta mempertahankan tingkat
kepuasan yang sudah dirasakan pasien pada pelayanan gizi di rumah sakit.

Kata Kunci : Sisa Makanan dan Kepuasan Pasien

vi
DIFFERENCES OF FOOD WASTE ON SATISFACTION OF IN
PATIENTS IN SANJIWANI GIANYAR REGIONAL
GENERAL HOSPITAL

ABSTRACT

The high food waste of inpatients at the hospital is a problem that is often difficult
to handle, this has the potential to increase the number of days of hospitalization
that patients undergo, nutritional needs are one of the important factors in the
patient's healing process. The purpose of the study was to determine the difference
in food waste based on the satisfaction of inpatients at the Sanjiwani Regional
General Hospital, Gianyar. Counting leftover food from inpatients and assessing
patient satisfaction with the quality of food products which include food taste,
food appearance, menu variations, food texture and food temperature. This study
is an observational study with a cross-sectional design. The research has been
carried out in the inpatient room (except the Isolation room) of the Sanjiwani
Regional General Hospital, Gianyar. This research was conducted from 12 May to
12 June 2021. The population in this study were inpatients at the Sanjiwani
Regional General Hospital, Gianyar, with a total sample of 54 people. The data
used are primary and secondary data. Data analysis used Independent t-test.The
results of the study found that 18.5% of patients were dissatisfied with nutritional
services in the inpatient room of the Sanjiwani Regional General Hospital,
Gianyar. Based on the results of research on food waste of hospitalized patients,
the results were 27.3%. There was no difference in food waste based on
satisfaction of inpatients at the Sanjiwani Regional General Hospital, Gianyar (P =
0.092). Hospitals should improve the quality of services, especially the nutrition
section, in order to achieve maximum excellent service and maintain the level of
satisfaction that has been felt by patients in nutrition services in hospitals.

Keywords: Food Waste and Patient Satisfaction

vii
RINGKASAN PENELITIAN

PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR

I KETUT WIRAMA
P07131220104

Sisa makanan dan kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi di rawat inap
sangatlah penting dalam proses penyembuhan pasien, banyaknya sisa makanan
pasien rawat inap di rumah sakit menjadi masalah yang kerap kali sulit untuk
ditangani. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan terutama pelayanan gizi
merupakan hal yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sisa
makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar,
menghitung sisa makanan pasien rawat inap dan menilai kepuasan pasien
terhadap kualitas produk makanan yang meliputi rasa makanan, penampilan
makanan, variasi menu, tekstur makanan dan suhu makanan.
Sisa makanan adalah volume atau presentase makanan yang tidak bisa
dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan dan dibuang sebagai sampah dan
digunakan untuk mengukur kepuasan pasien terhadap makanan rumah sakit.
Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang
diberikan setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan
harapannya, pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai
harapan pasien.
Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan Observasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan cara pengambilan
sampel dengan total sampel yang digunakan sebanyak 54 orang dengan kreteria
Pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
gianyar, berusia > 18 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, mendapat
pelayanan gizi berupa makanan lunak ( bubur biasa tanpa diet khusus ).

viii
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar dibuktikan dengan p value >0,05 ( P=0,092). Dalam penelitian dari
100% (54 sampel) diperoleh sisa makanan ≥ 20% (banyak) sebanyak 41 sampel
(75,92%) dan < 20% (sedikit) sebanyak 13 sampel (24,08%). Kepuasan pasien
berdasarkan rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan diperoleh
hasil ≥ 80% (puas) sebanyak 44 sampel (81,48%) dan < 80%(tidak puas)
sebanyak 10 sampel (18,52%). Pasien masih banyak menyisakan makanan yang
diberikan dari rumah sakit akan tetapi dari kepuasan pasien menunjukan hasil
sebagian besar pasien merasa puas terhadap makanan yang disajikan dari aspek
rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan.
Sisa makanan pasien dikatagorikan banyak (≥20%) berdasarkan jenis
hidangan diperoleh rata-rata sisa makanan sebesar 21,12 gram (27,3%). Kepuasan
pasien terhadap makanan diperoleh hasil sacara umum puas, dengan hasil 81,48%
puas dan hanya 18,52% yang tidak puas. Tidak ada perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar. Perlunya ditingkatkan kualitas pelayanan gizi rumah sakit sehingga
diharapkan persentase sisa makanan tidak terlalu banyak atau sesuai dengan
standar rumah sakit.
Daftar Bacaan : 18 (tahun 2012 - 2020)

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

judul “ Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah

Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar. ” Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kemenkes Denpasar Program Studi Gizi

dan Dietetika.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih atas segala bimbangan dan bantuan yang telah diberikan dalam penulisan

Skripsi, kepada :

1. Ibu Dr. Ni Nengah Ariati, SST. M.Erg, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membantu dalam penyelesaian proposal Skripsi ini.
2. Ibu Ni Made Yuni Gumala, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang

telah membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

3. Ibu Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes dan Pande Putu Sri Sugiani, DCN,

M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi

kesempurnaan proposal skripsi ini.

4. Direktur Politeknik Kesehatan Denpasar, yang telah memberikan kesempatan

dan dukungan dalam pembuatan proposal.

5. Ketua Jurusan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah

memberikan dukungan dan kesempatan dalam menyusun proposal penelitian.

6. Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar, yang telah

memberikan kesempatan dan dukungan dalam pembuatan tugas akhir ini.

x
7. Kepala Instalasi Gizi RSUD Sanjiwani Gianyar yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian ini.

8. Orang tua dan keluarga, sahabat, teman-teman dan orang terdekat lainnya yang

selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat dalam pembuatan tugas

akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada pembaca.

Denpasar, Juni 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

RINGKASAN PENELITIAN ...........................................................................viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ................................................................ 3

C.Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sisa Makanan ....................................................................................... 5

B. Kepuasan Pasien.................................................................................. 11

C. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ............................................. 18

xii
BAB III. KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ................................................................................ 22

B. Variabel dan Definisi Operasional ....................................................... 23

C. Hipotesa .............................................................................................. 23

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 25

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 27

E. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................. 29

F. Kelemahan Penelitian .......................................................................... 32

G. Etika Penelitian ................................................................................... 32

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................... 34

B. Pembahasan ........................................................................................ 44

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 49

B. Saran .................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51

LAMPIRAN .................................................................................................... 53

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Defenisi Operasional Variabel ...................................................................... 23


2. Sebaran Sampel Rata-Rata Sisa Makanan Berdasarkan Jenis Hidangan ........ 39
3. Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Usia .......................... 40
4. Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Jenis Kelamin ............. 41
5. Sebaran Sampel Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Sampel .... 43

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................................... 22


2. Sebaran Sampel Berdasarkan Usia ................................................................ 36
3. Sebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................. 36
4. Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................... 37
5. Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Pasien ....................................... 40
6. Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Jenis Penyakit ............ 41
7. Distribusi Frekuensi Kepuasan Sampel ......................................................... 42

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) ..................................... 54
2. Formulir Survey Kepuasan Pasien ................................................................. 59
3. Surat Keterangan Penelitian Provinsi Bali ..................................................... 60
4. Surat Keterangan Penelitian Kabupaten Gianyar ........................................... 61

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan memenuhi kebutuhan gizi

masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan untuk peningkatan kesehatan dalam

rangka upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Penyelenggaraan makanan

sebagai salah satu pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan mulai dari perencanaan

menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka

pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) adalah pelayanan yang diberikan

rumah sakit (RS) kepada pasien yang disesuaikan dengan keadaan klinis status gizi

dan kondisi metabolisme tubuh pasien. PGRS diberikan untuk memperbaiki dan

meningkatkan gizi, makanan dan dietetic masyarakat, kelompok dan individu, yang

merupakan serangkaian kegiatan meliputi pengumpulan, pengolahan dan analisis data

serta penerapan monitoring dan evaluasi gizi pasien terhadap makanan dan dietetik

guna tercapainya status kesehatan yang optimal (Kemenkes RI, 2013).

Sisa makanan di piring (plate waste) adalah sisa makanan yang disajikan

kepada pasien, tetapi tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase

makanan yang disajikanIndikator keberhasilan pada pelaksanaan mutu pelayanan gizi

pada pasien ruang rawat inap dapat dilihat melalui perkembangan keadaan gizi pasien

dan banyaknya makanan yang tersisa. Salah satu cara untuk mengevaluasi mutu

pelayanan gizi yaitu dengan mencatat banyaknya makanan yang tersisa. Jika sisa

1
makanan masih dibiarkan, maka dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi

status gizi pasien yang menimbulkan terjadinya malnutrisi (Nafies, 2016).

Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar antara

lain kualitas pelayanan makanan,rasa makanan, penampilan makanan, cara peyajian,

jadwal makan, makanan dari luar, sikap petugas dan suasana ruang perawatan.

Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari penampilan makanan dan rasa

makanan.

Kualitas penyelenggaraan makan diorientasikan kepada kepuasan pasien

dengan memperhatikan berbagai hal antara lain penampilan makanan, cita rasa

makanan, kebutuhan alat, ketepatan waktu dalam menghidangkan makanan serta

sikap dan perilaku dari petugas dalam menghidangkan makanan yang secara

langsung ataupun tidak langsung bisa mempengaruhi selera makanan pasien

(Damayanti, 2017).

Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan sering dikaitkan dengan adanya

sisa makanan. Sisa makanan menunjukkan adanya pemberian makanan yang kurang

optimal, sehingga sisa makanan merupakan salah satu indikator yang sederhana yang

dapat digunakanuntuk mengevaluasi keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit

(Kemenkes RI, 2013).

Kepuasan merupakan salah satu aspek penilaian terhadap mutu pelayanan

kesehatan yang penting bagi masyarakat dalam menentukan prilaku berikutnya.

Meskipun penilaian ini belum sepenuhnya dapat menggambarkan bermutu atau

tidaknya suatu pelayanan kesehatan, namun mampu menunjukkan kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan.

2
Menurut Amstrong (Mandasari & Tama, 2013), kepuasan konsumen

merupakan suatu tingkat yang mana anggapan terhadap suatu produk sesuai dengan

harapan dari konsumen. Tingkat kepuasan penyajian menu makanan adalah salah satu

aspek penilaian terhadap kualitas atau mutu penyajian menu.

Di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar setelah dilakukan pengukuran Standar

Pelayanan Minimal (SPM) pada satu tahun terakhir yaitu Januari 2020 hingga

Januari 2021 diperoleh hasil rata –rata sisa makanan pasien adalah sebesar 35%

dan apabila dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengenai sisa

makanan pasien sebesar < 20 % disimpulkan bahwa dari hasil tersebut menunjukan

tingkat asupan makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani

Gianyar digolongkan belum mencapai standar yang ditetapkan.

Berdasakan uraian tersebut sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “ Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat Inap

di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimanakah Perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

3
2. Tujuan khusus

a. Menghitung sisa makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Sanjiwani Gianyar

b. Menilai kepuasan pasien terhadap kualitas produk makanan yang meliputi rasa

makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur makanan dan suhu

makanan.

c. Menganalisis perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat

inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal kepuasan khususnya kualitas poduk

dan sisa makanan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam hal kepuasan

dan sisa makanan pasien di rumah sakit .

b. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pelayanan penyelenggaraan makanan institusi, khususnya dalam mengevaluasi

kepuasan pasien terhadap makanan, serta sebagai refrensi untuk penelitian

selanjutnya, berkaitan dengan pelayanan gizi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sisa Makanan

1. Pengertian

Sisa makanan adalah volume atau presentase makanan yang tidak bisa

dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan dan dibuang sebagai sampah dan

digunakan untuk mengukur kepuasan pasien terhadap makanan rumah sakit (

PGRS, 2013 ). Sisa makanan pasien mencerminkan daya terima pasien terhadap

makanan yang dapat meningkatkan resiko malnutrisi.

2. Cara mengukur sisa makanan

Data sisa makanan dapat diperoleh dengan cara menimbang makanan

yang tidak dihabiskan, kemudian dirata-rata menurut jenis makanan. Prosentase

sisa makanan dihitung dengan cara membandingkan sisa makanan dengan standar

porsi makanan kali 100% dengan rumus:


Σ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑎 (𝑔𝑟)
×100%
Σ 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 (𝑔𝑟)

a. Penimbangan makanan (weight method / weight plate waste)

Metode penimbangan makanan adalah salah satu metode survei

konsumsi kuantitatif. Ini digunakan dengan tujuan mengetahui dengan akurat

bagaimana intake zat gizi dari seseorang. Dalam suatu tempat yang khusus, seperti

di institusi dimana seseorang tinggal bersama-sama, maka metode ini sangat

membantu menetapkan konsumsi makanan secara benar dan tepat(Supariasa,

5
2014). Hal ini disebabkan karena makanan yang mereka makan sudah tahu

jenisnya, porsinya, ukurannya, mereknya, komposisinya yang semuanya bisa di

catat dan di timbang oleh petugas. Ini adalah menunjukkan asupan yang

sebenarnya (Actual intake). Metode ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan

waktu yang banyak, peralatan khusus, kerjasama yang baik dengan responden, dan

petugas yang terlatih (Nuryati, 2014). Tujuan dari penimbangan adalah untuk

mengetahui dengan akurat bagaimana intake zat gizi dari seorang pasien dimana

petugas diharuskan untuk menimbang makanan yang dikonsumsi selama waktu

tertentu. Agar lebih efektif penimbangan dilakukan dengan cara menimbang berat

awal dan akhir dari makanan.

b. Recall

Menurut Supariasa(2014)metode recall 24 jam adalah salah satu

metode survei konsumsi yang menggali atau menanyakan apa saja yang di makan

dan di minum responden selama 24 jam yang berlalu baik yang berasal dari dalam

rumah maupun diluar rumah. Ruang lingkup dari metode recall 24 jam dapat

digunakan dalam skala nasional, rumah tangga, dan individu. Di tempat pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit, metode ini paling umum digunakan untuk

mengetahui asupan makanan/ zat gizi pasien.

c. Metode Taksiran Visual Comstock(Visual Method)

Salah satu cara yang dikembangkan untuk menilai konsumsi makanan

pasien adalah metode taksiran visual Comstock. Pada metode ini sisa makanan

diukur dengan cara menaksir secara visual banyaknya sisa makanan untuk setiap

jenis hidangan. Hasil taksiran ini bisa dinyatakan dalam gram atau dalam bentuk

6
skor bila menggunakan skala pengukuran (Nuryati, 2014). Berdasarkan Comstock

metode tafsiran visual memiliki kelebihan maupun kekurangan, kelebihannya

yaitu mudah dilakukan, memerlukan waktu yang singkat, tidak memerlukan alat

yang banyak dan rumit, menghemat biaya dan dapat mengetahui sisa makanan.

3.Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan

a. Faktor internal

Faktor Internal adalah faktor atau ciri khusus yang berasal dari dalam diri

diantaranya faktor jasmaniah dan psikologis yang biasanya berupa sikap juga sifat

yang melekat pada diri pasien, yang meliputi :

1. Umur

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG 2013),

semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat gizi semakin sedikit.

Pada usia dewasa zat gizi diperlukan untuk melakukan pekerjaan, penggantian

jaringan tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Menurut

Dewi (2015) pada usia tua atau manula kebutuhan energi dan zat-zat gizi hanya

digunakan untuk pemeliharaan. Asupan makan juga tergantung dari cita rasa yang

ditimbulkan oleh makanan yang meliputi bau, rasa dan rangsangan mulut.

Menurunnya kemampuan dalam merasakan citarasa ini akan mengganggu selera

makan sehingga dapat mempengaruhi rendahnya asupan makan seseorang dan

menimbulkan makanan yang tersisa.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Hal ini

terjadi karena ada perbedaan energi antara laki-laki dan perempuan yaitu kalori

7
basal perempuan lebih rendah sekita 5-10% dari kebutuhan kalori laki-laki.

Perbedaan ini terlihat pada susunan tubuh dan aktivitas laki-laki lebih banyak

menggunakan kerja otot daripada perempuan (Umami, 2017). Hal ini dikarenakan

AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada perempuan lebih sedikit dibandingkan

dengan laki-laki sehingga kemampuan menghabiskan makanan sedikit

dibandingkan dengan laki-laki.

3. Keadaan Fisik

Keadaan fisik adalah suatu keadaan pasien apakah pasien sadar atau

dalam keadaan lemah. Keadaan fisik pasien menentukan jenis diet apa yang akan

diberikan selama dalam masa perawatan. Keadaan fisik meliputi tekanan darah,

nadi, respirasi dan suhu tubuh pasien saat dirawat.

4. Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan menggambarkan kebiasaan makan dan perilaku yang

berhubungan dengan makanan seperti tata krama makan, frekuensi makan

seseorang, pola makan, dan kepercayaan tentang makanan (pantangan).

b. Faktor eksternal

1. Penampilan makanan

Makanan yang disajikan perlu diperhatikan penampilannya. Penampilan

makanan pasien yang menarik akan dapat mempengaruhi daya terima pasien.

Penampilan makanan dipengaruhi oleh :

a.Variasi menu makanan

Variasi menu yang dimaksudkan adalah warna makanan serta jenis bahan

makanan yang disajikan yang dapat dinikmati melalui pandangan pada saat

8
makanan dihidangkan. Komposisi warna makanan mungkin merusak dan mungkin

meningkatkan penampilan makanan tersebut, yang perlu diperhatikan adalah

penggunaan warna alamiah dan tidak berlebihan

b. Tekstur makanan

Konsistensi atau tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut

menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa dipengaruhi oleh

tekstur makanan. Tekstur makanan yang dihidangkan ada yang lunak, lembut,

basah dan ada yang garing serta renyah, tergantung dari jenis menu yang di

tampilkan. Tekstur makanan dapat mempengaruhi penampilan menu makanan

yang dihidangkan, misalnya tekstur telur yang dimasak setengah matang harus

berbeda dengan tekstur telur yang direbus sampai matang. Tekstur makanan sangat

ditentukan oleh cara masak dan lama waktu memasak.

c. Bentuk makanan

Bentuk makanan yang menarik akan memberikan daya tarik tersendiri

bagi setiap makanan yang disajikan. Bentuk-bentuk makanan yang disajikan

disesuaikann dengan keadaan pasien yang dapat dikategorikan menjadi beberapa

macam yaitu makanan biasa, makanan lunak, makanann saring dan makanan cair.

d. Penyajian makanan

Penyajian makanan memegang peranan penting dalam penampilan

makanan. Penyajian makanan yang baik akan merangsang indera, terutama indera

penglihatan yang bertalian dengan cita rasa makanan itu. Ada yang hal pokok yang

perlu diperhatikan dalam penyajian makanan, yaitu:

1. Pemilihan alat yang digunakan untuk menyajikan makanan

9
2. Cara menyusun makanan dalam tempat penyajian

3. Penghias hidangan atau garnis

e. Porsi makanan

Porsi makan yang terlalu kecil atau terlalu besar akan merugikan atau

mempengaruhi daya tarik sesorang untuk menikmati. Sebagai pedoman untuk

menetapkan porsi baku makanan Indonesia dapat digunakan angka patokan

kecukupan yang dianjurkan yang disusun oleh Departemen Kesehatan untuk

digunakan di rumah sakit atau institusi lain.

f. Rasa makan

Rasa makanan merupakan faktor yang menentukan cita rasa makanan

yang ditentukan oleh rangsangan terhadap indra penciuman dan indra pengecap.

Rasa makanan pada dasarnya adalah perasaan yang timbul setelah menelan

makanan. Rasa makanan yang disajikan sangat mempengaruhi tingkat asupan

makanan pasien.

g. Suhu makanan

Suhu makanan juga mempengaruhi sisa makanan pasien karena suhu

memegang peranan penting dalam penentuan cita rasa makanan. Suhu makanan

harus disesuaikan dengan jenis hidangan saat penyajian (Krisno, dalam Yuliwati,

2012). Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang

perlu diperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan. (Iwaningsih

dalam Yuliwati, 2012).

10
h. Kebersihan alat

Kebersihan alat makanan merupakan keadaan dari alat makan yang

terbebas dari cemaran baik debu, kotoran, kimiawi maupun mikrobiologis.

Kebersihan alat harus diperhatikan dalam penyajian makanan karena akan

mempengaruhi selera makan pasien. Kebersihan alat merupakan persyaratan

hygiene sanitasi makanan untuk mencegah bahaya yang dapat membahayakan

kesehatan. Dampak dari alat yang kurang bersih bagi orang yang sudah sakit akan

berisiko penyakitnya lebih parah (Kemenkes RI, 2013).

i. Waktu penyajian

Waktu penyajian makanan disesuaikan dengan standar operasional yang

berlaku di masing-masing rumah sakit. Waktu pembagian makanan yang tepat

serta jarak waktu makan yang sesuai berpengaruh terhadap sisa makanan.makanan

yang terlambat datang dapat menurunkan selera makan pasien. (Puspita dan

Rahayu, 2011).

B. Kepuasan Pasien

1. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepuasan adalah puas, merasa

senang, perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya).

Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan

seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan

pelayanan suatu jasa.

11
Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kekecewa seseorang

yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau

hasil) terhadap ekspansi mereka, jika kinerja gagal memenuhi ekspansi pelanggan

akan tidak puas, jika kinerja melebihi ekspansi maka pelanggan akan sangat puas /

senang (Kotler, 2011).

Secara teoritis, definisi di atas dapatlah diartikan, bahwa semakin tinggi

selisih antara kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai keinginan

pasien dengan pelayanan yang telah diterimanya, maka akan terjadi rasa ketidak

pusan pasien. Menurut Gibson, kepuasan seseorang ( pekerja, pasien atau

pelanggan ) berarti terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan yang diperoleh dari

pengalaman melakukan sesuatu, pekerjaan, atau memperoleh perlakuan tertentu

dan memperoleh sesuatu sesuai kebutuhan yang diinginkan. Istilah kepuasan

dipakai untuk menganalisis atau mengevaluasi hasil, membandingkan kebutuhan

yang diinginkan yang ditetapkan individu dengan kebutuhan yang telah

diperolehnya ( Supranto, 2011 ).

Kepuasan pasien sangat berkaitan dengan kesembuhan pasien dari sakit

atau luka. Penilaian pasien terhadap mutu atau pelayanan yang baik, merupakan

pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan itu sendiri. Informasi

yang diberikan dari penilaian pasien merupakan nilai dan harapan pasien yang

mempunyai wewenang sendiri dalam menetapkan standar mutu pelayanan yang

dikehendaki ( Hafizurrachman, 2014 ).

Menurut Kotler (2011), mendefinisikan bahwa kepuasan pasien adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia

12
rasakan dibanding dengan harapannya. Sedangkan menurut Nurachmah (2015),

kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi paska konsumsi bahwa suatu

produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Nurochmah ( 2015) kepuasan pasien adalah persepsi pasien

bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampau. Menurut Sabarguna

(2014),kepuasan pasien adalah merupakan nilai subyektif terhadap kualitas

pelayanan yang diberikan. Yang tetap ada dasar obyektifnya, artinya walaupun

penilaian itu dilandasi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu

itu dan pengaruh lingkungan waktu itu, tetapi tetap akan didasari oleh kebenaran

dan kenyataan obyektif yang ada.

Kepuasan pasien akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari

pembeli jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipersepsikan pelanggan.

Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor subyektifitas yang dapat membuat perbedaan

persepsi antarapelanggan dan pemberi jasaSelain itu kepuasan pasien dapat dinilai

dalam tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien / keluarga terdekat.

Kepuasan pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap

pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien.

Berdasarkan pada beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang

diberikan setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan

harapannya. Pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai

harapan pasien.

13
2. Indikator Kepuasan

a. Rasa masakan

Penilaian terhadap bahan makanan berbeda-beda, tergantung dari

kesenangan atau selera seseorang. Penilaian akan berbeda karena pengalaman,

misalnya rasa enak pada jenis makanan yang sama akan berbeda pada setiap

orang. Dua aspek utama dalam makanan adalah penampilan makanan sewaktu

dihidangkan dan rasa makanan pada saat dimakan.

Rasa makanan merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa

makanan setelah penampilan makanan. Komponen yang berperan dalam

penentuan rasa makanan adalah:

b. Penampilan makanan

Penyajian makanan merupakan faktor terakhir dari proses

penyelenggaraan makanan. Meskipun makanan diolah dengan cita rasa yang tinggi

tetapi dalam penyajiannya tidak dilakukan dengan baik, maka nilai makanan

tersebut tidak akan berarti, karena makanan yang ditampilkan waktu disajikan

akan merangsang indra penglihatan sehingga menimbulkan selera yang berkaitan

dengan cita rasa. Masalah penyajian makanan kepada orang sakit lebih komplek

dari pada makanan untuk orang sehat. Hal ini disebabkan oleh nafsu makan,

kondisi mental pasien yang berubah akibat penyakit yang diderita. Aktifitas fisik

yang menurun dan reaksi obat obatan disamping sebagai pasien harus menjalani

diet.

Dirumah sakit perlu adanya penyelenggaraan gizi kuliner yang

merupakan perpaduan antara ilmu dan seni, yaitu ilmu gizi, ilmu bahan makanan,

14
dan pengetahuan tentang alat-alat penyelenggaraan makanan serta seni mengolah

bahan makanan yang dimulai dari memilih bahan makanan, mempersiapkan bahan

makanan, memasak bahan makanan serta menyajikan makanan atau hidangan

sehingga menarik, menggugah selera dan lezat rasanya.

Dalam usaha untuk mendapatkan makanan citarasa makanan yang baik

dimulai sejak memilih bahan makanan yang akan digunakan dan kemudian

menyiapkan bahan makanan. Pada tahap pengolahan selanjutnya digunakan

berbagai cara memasak sehingga diperoleh citarasa yang diinginkan. Citarasa

makanan mencakup duaaspek utama yaitu penampilan makanan sewaktu

dihidangkan dan rasa makanan waktu dimakan. Kedua aspek itu sama pentingnya

untuk diperhatikan agar betul-betul dapat menghasilkan makanan yang

memuaskan yaitu, faktor yang menentukan penampilan makanan waktu disajikan:

c. Penyajian makanan

Penyajian makanan merupakan faktor penentu dalam penampilan

hidangan yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik,

seluruh upaya yang telah dilakukan guna menampilkan makanan dengan cita rasa

yang tinggi akan tidak berarti. Warna makanan memegang peran utama dalam

penampilan makanan. Karena bila warnanya tidak menarik akan mengurangi

selera orang yang memakannya. Kadang untuk mendapatkan warna yang

diinginkan digunakan zat pewarna yang berasal dari berbagai bahan alam dan

buatan. Keterampilan dalam menyajikan makanan sangat penting terhadap daya

terima atau tingkat konsumsi pasien.

15
d. Aroma makanan

Aroma yang disebabkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat

kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga membangkitkan selera.

e. Suhu Makanan

Temperatur (suhu) makanan waktu disajikan memegang peran penting

dalam penentuan cita rasa makanan. Namun makan yang terlalu panas atau terlalu

dingin akan sangat mengurangi sensivitas sarang pengecap terhadap rasa makanan.

f. Waktu makan

Manusia secara ilmiah lapar setelah 3-4 jam makan, sehingga setelah

waktu tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik dalam makanan ringan

atau berat.Jarak waktu antara makan malam dan bangun pagi sekitar 8 jam.Selama

waktu tidur metabolisme tubuh tetap berlangsung, akibatnya pada pagi hari perut

sudah kosong sehingga kebutuhan energi diambil dari cadangan lemak tubuh.

g. Porsi makanan

Potongan makanan yang terlalu kecil atau besar akan merugikan

penampilan makanan. Pentingnya porsi makanan bukan saja berkenan dengan

waktu disajikan tetapi juga berkaitan dengan perencanaan dan perhitungan

pemakaian bahan. Porsi makanan disesuaikan dengan standar porsi di Instalasi

Gizi rumah sakit yang dipakai dan disesuaikan dengan factor jenis penyakitnya.

h. Keramahtamahan pramusaji

Hasil survei menyebutkan bahwa faktor utama kepuasan pasien terletak

pada pramusaji. Dimana pramusaji diharapkan dapat berkomunikasi, baik dalam

bersikap, berekspresi wajah dan senyum akan mempengaruhi pasien untuk

16
menikmati makanan dan akhirnya dapat menimbulkan rasa puas. Sebaliknya

perhatian pramusaji dapat tidak memuaskan pasien ketika pramusaji kurang

perhatian dalam memberikan pelayanan dan kurang memperlakukan pasien

sebagaimana manusia yang selalu ingin diperhatikan dan dipenuhi kebutuhannya.

Dalam penyajian makanan perlu diperhatikan hal pokok yaitu pemilihan alat yang

tepat dan susunan makanan dalam penyajian makanan untuk menampilkan

makanan lebih menarik. Pramusaji makanan di rumah sakit harus mendapatkan

pelatihan mengenai hygiene dan sanitasi makanan.

i. Kebersihan alat makan

Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat merupakan

bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan

minuman. Alat makan yang tidak di cuci dengan bersih dapat menyebabkan

organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan

mencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya

bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan

melakukan uji dengan usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi

alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan

alat tersebut. Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjadinya

penularan penyakit.

17
C. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

1. Pengertian

Penyelenggaraan makanan sebagai salah satu pelayanan gizi rumah sakit

adalah kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang

optimal melalui pemberian diet yang tepat. Komponen penting dalam kesuksesan

penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah berorientasi pada kepuasan pasien.

Kepuasan pasien terhadap penyelenggaran makanan dapat diidentifikasi

dari persepsi pasien terhadap produk dan persepsi pasien terhadap kualitas

pelayanan. Pelayanan Makanan di Rumah Sakit dapat ditentukan dengan beberapa

indikator diantaranya variasi menu, cara penyajian, ketepatan waktu

menghidangkan makanan, keadaan tempat waktu makan, kebersihan makanan

yang dihidangkan, sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan makanan.

2. Tahapan dalam penyelenggaraan makanan

Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan menu, pemesanan, penerimaan, persiapan, pengolahan sampai

dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status

kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Penyelenggaraan

makanan rumah sakit yang diberikan terhadap pasien rawat inap merupakan salah

satu kegiatan penting di rumah sakit, termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan

evaluasi. Cakupan penyelenggaraan makanan sangat luas, tidak seperti yang

dipahami hanya sekedar merencanakan menu, mengolah, menyimpan dan

18
menyajikan bahan makanan, tetapi juga meliputi fasilitas, anggaran, ketenagaan,

peralatan, hygiene-sanitasi (Aritonang, I. 2014).

Adapun 10 rangkaian dalam penyelenggaraan makanan adalah:

a. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan

Perencanaan anggaran belanja makanan (ABM) adalah suatu kegiatan

penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan

bagi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar tersedia

taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

(macam dan jumlah) bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai

dengan standar kecukupan gizi.

a. Perencanaan Menu

Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan

diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan kebutuhan zat gizi yang

memenuhi prinsip gizi seimbang. Adapun tujuan perencanaan menu ialah agar

tersedia siklus menu sesuai dengan klarifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit

dan dilakukan evaluasi terhadap menu secara berkala setiap tiga atau enam bulan.

Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan

kebutuhan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Tujuan

kegiatan ini ialah agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan

makanan bagi pasien dalam satu tahun anggaran.

b. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

Pemesanan bahan makanan Pemesanan adalah penyusunan permintaan

(order) bahan makanan, berdasarkan manu atau pedoman menu dan rata-rata

19
jumlah konsumen atau pasien 9 yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar

tersedia daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang

diterapkan.

c. Penerimaan Bahan Makanan

Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi

pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan

kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi

yang telah ditetapkan. Tujuan penerimaan bahan makanan ialah agar tersedia

bahan makanan yang yang sesuai dengan standar rumah sakit sehingga

tersedianya kualitas makanan yang bermutu, mempunyai nilai gizi yang tinggi

guna memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi pasien rawat inap.

d. Peyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,

memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun

kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan

pelaporannya. Tujuan penyimpanan bahan makanan ialah agar tersedia bahan

makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan

perencanaan.

d. Persiapan Bahan Makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan

bahan makanan yaitu meliputi: membersihkan, memotong, mengupas, mengocok,

merendam, dan sebagainya. Tujuan persiapan bahan makanan ialah

20
mempersiapkan bahan-bahan makanan, dan bumbu-bumbu sebelum dilakukan

kegiatan pemasakan.

e. Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah

(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas,

dan aman untuk dikonsumsi.

f. Pendistribusian Makanan

Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran

makanan sesuai jumlah porsi dan jenis makanan konsumenyang dilayani

(makanan biasa dan makanan khusus). Terdapat tiga jenis sistem penyaluran

makanan, yakni :

1) Sistem yang dipusatkan atau sentralisasi, yakni dengan ketentuan makanan

pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan makanan.

2) Sistem yang tidak dipusatkan atau desentralisasi, yakni makanan pasien

dibawa dari tempat pengolahan ke dapur ruang perawatan pasien dalam jumlah

besar, selanjutnya disajikan dalam alat makan masing-masing pasien sesuai

dengan permintaan makanan.

3) Kombinasi sentralisasi dengan desentralisasi, yakni dilakukan dengan cara

sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari

tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar

yang pendistribusiannya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan.

21
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kualitas Produk
a. Rasa Makanan
b. Penampilan Makanan
c. Variasi Menu Kepuasan Sisa
d. Tekstur Makanan Pasien Makanan
e. Suhu Makanan

Kualitas Pelayanan
a. Waktu penyajian
b. Kebersihan alat makan
c. Kesesuaian Diet
d. Keramahtamahan Pramusaji
e. Pemakaian APD Variabel Diteliti

Variabel Tidak diteliti

Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian

Uraian Kerangka Konsep

Sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien dinilai dari dua indikator

yaitu kualitas produk dan kualitas pelayanan. Kualitas produk (Diteliti) meliputi

rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur makanan dan suhu

makanan, sedangkan kualitas pelayanan (Tidak Diteliti) meliputi waktu

penyajian, kebersihan alat makan, kesusuain diet, keramahtamahan pramusaji

dan pemakaian alat pelindung diri.

22
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependent (Terikat) : Sisa Makanan Pasien

2. Variabel Independent (Bebas) : Kepuasan Pasien

Tabel 1
Defenisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala

1 Sisa Makanan Persentase makanan yang tidak Metode Interval


dihabiskan oleh pasien diukur penimbangan

dengan menggunakan timbangan,


selanjutnya dinilai dengan katagori :
Sedikit (Standar RS) : < 20%
Banyak (Tidak Standar) : ≥20%
2 Kepuasan Respon evaluative, efektif dan Formulir Interval
Pasien emosional yang terkait dengan mutu Kepuasan
Pasien
pelayanan terhadap makanan yang
disajikan di rumah sakit dinilai dari
faktor Ekternal yang meliputi :
a. Rasa makanan
b. Penampilan makanan
c. Variasi menu
d. Tekstur makanan
e. Suhu makanan
Kategori : Puas : ≥ 80 %
Tidak Puas : < 80 %
C. Hipotesa

Ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah

Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Observasional dengan rancangan penelitian

yang digunakan adalah cross-sectional yaitu penelitian mengidentifikasi variabel

independen terhadap variabel dependen pada waktu bersamaan. Pengamatan

terhadap variable dependen (variabel terikat ) adalah sisa makanan dan variabel

independen ( variabel bebas ) adalah kepuasan pasien.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Umum Daerah Sanjiwani Gianyar dengan alamat Jl. Ciung wanara No. 2

Gianyar. Adapun alasan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten

Gianyar dipilih sebagai lokasi penelitian adalah:

a. Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar merupakan rumah

sakit tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan bali timur sehingga jumlah

sampel yang akan diteliti lebih banyak.

b. Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar merupakan Rumah

Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan makanan terhadap pasien rawat inap

yang dilakukan di Instalasi Gizi.

24
c. Penelitian tentang sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien yang khususnya

pasien dengan diit lunak belum pernah dilakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan ( 12 Mei sampai dengan 12 Juni

2021 )

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien rawat inap yang mendapat

bentuk makanan lunak di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

2. Sampel penelitian.

a. Kriteria inklusi sampel dalam penelitian sebagai berikut

1) Pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani

gianyar.

2) Berusia > 18 tahun

3) Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

4) Mendapat pelayanan gizi berupa makanan lunak ( bubur biasa tanpa diet

khusus ).

5) Pasien dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.

6) Bersedia sebagai sampel penelitian

25
b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

1) Dirawat diruang isolasi

2) Tidak mau mengkonsumsi makanan yang telah disajikan dari rumah sakit

3) Mengalami perubahan diet saat dilaksanakan pengambilan data ( bentuk


makanan )

4) Mengundurkan diri sebagai sampel penelitian

c. Teknik pengambilan sampel

Teknik Pengambilan Sampel dalam penelitian ini dengan cara

Purposive sampling sesuai kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Purposive

sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

d. Besar sampel

Besarnya sampel yang diperoleh merupakan jumlah pasien yang

memenuhi syarat dan diteliti dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Rumus : n = (Z1/2 α) x P (1−P)

n = 1,96 𝑥 0,5 (1−0,5)


0,01

n = 1,96 𝑥 0,25
0,01

n = 49

26
Keterangan :

n = Besar sampel

Z1/2 α = tingkat kepercayaan 95% (Z1/2 α = 1,96 )

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi

(0,5)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi 1

%(0,01)

Untuk mencegah drop out, sampel ditambahkan 10 % sehingga sampel

minimum

adalah 54 orang.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan data

1. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

a. Data Primer, meliputi :

1) Data identitas sampel

2) Data sisa makanan

3) Data kepuasan meliputi rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu,

tekstur makanan dan suhu makanan.

b. Data Sekunder, meliputi :

1) Data Jumlah Pasien rawat inap yang mendapatkan makanan lunak.

27
2) Gambaran umum penyelenggaraan makanan rumah sakit di Instalasi Gizi

RSUD Sanjiwani Gianyar.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 4 (empat )

orang enumerator yaitu mahasiswa semester II Prodi Gizi dan Dietetik Program

Sarjana Terapan Kelas Alih Jenjang Poltekkes Denpasar yang telah mendapat

penjelasan tentang prosedur penelitian.

a. Data Primer

1) Identitas sampel diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir

kuesioner identitas sampel.

2) Data sisa makanan diperoleh melalui penimbangan sisa makanan pasien yang

dilakukan dalam sehari ( makan pagi, siang dan sore ) untuk selanjutnya

dicatat dalam form sisa makanan yang kemudian dirata-ratakan dalam

sehari.

3) Data kepuasan yang meliputi rasa makanan, penampilan makanan, variasi

menu, tekstur makanan dan suhu makanan diperoleh menggunakan

kuesioner kepuasan pasien untuk selanjutnya direkap pada formulir

kepuasan pasien.

28
b. Data Sekunder

1) Data jumlah pasien rawat inap diperoleh dari masing- masing ruangan yang

akan diteliti dan data dari Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit (

SIMRS )

2) Data gambaran penyelenggaraan makanan di RSUD Sanjiwani Gianyar

diperoleh dari Instalasi Gizi yang meliputi data proses pendistribusian

makanan pasien rawat inap.

3. Instrumen pengumpulan data

Dalam penelitian ini instrument pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Formulir Identitas Sampel.

b. Form pencatatan sisa makanan.

c. Form pencatatan kepuasan makanan.

d. Kuesioner kepuasan pasien.

e. Timbangan makanan digital merk SF-400, dengan kapasitas 1000gr (1 kg)

dengan tingkat ketelitian 1gr/353oz X 0,1oz.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

a. Data Identitas sampel diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi.

29
b. Data kepuasan ( rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur

makanan dan suhu makanan ) diolah dengan memberi dengan cara sebagai

berikut :

1. Jawaban Puas (skor 2)

2. Jawaban Tidak Puas (skor 1)

Kemudian hasil skor dari setiap sampel dijumlahkan untuk selanjutnya

dibandingkan dengan nilai maksimal dikalikan 100%, dengan formula :

Jumlah nilai sampel x 100%


Jumlah nilai maksimal

Selanjutnya dikatagorikan menjadi : a. Puas, jika ≥ 80 %

b. Tidak Puas, Jika < 80 %


c. Data sisa makanan pasien

Dalam penelitian ini data sisa makanan yang diolah adalah makanan

pasien dalam satu hari saja dengan siklus menu yang sama untuk

menghomogenkan data yang akan diteliti yang meliputi katagori penimbangan

terhadap bubur, lauk hewani dan nabati, sayur dan buah serta snack. Data

tersebut diolah secara manual untuk mendapatkan persentase sisa makanan

kemudian dibandingkan dengan standar sisa makanan rumah sakit. Selanjutnya

dikatagorikan menjadi :

a. Banyak ( tidak sesuai standar ) : ≥ 20 %

b. Sedikit ( Sesuai Standar ) : < 20 %

30
2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Data Univariat meliputi data identitas sampel, data sisa makanan dan

data kepuasan sampel dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk

tabel frekuensi.

b. Analisa Bivariat

Analisa data yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan sisa

makanan berdasarkan kepuasan pasien. Sebelum menetapkan uji beda terlebih

dahulu dilakukan Uji Normalitas data dengan menggunakan Shapiro Wilk Test

pada tingkat kepercayaan 5% ( α=0,05 ). Bila data berdistribusi normal dengan

nilai P>0,05 maka dilakukan Uji beda Independent Sampel T- Test pada tingkat

kepercayaan 5% (α=0,05). Bila data berdistribusi tidak normal dengan nilai P <

0,05 yang selanjutnya dianalisis dengan Uji beda Man Whitney pada tingkat

kepercayaan 5% ( α=0,05 ).

Hipotesa penelitian dilakukan dengan Uji Statistik yaitu:

Ho : Tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien

Ha : Ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien

Dengan pengambilan keputusan :

1. Jika P >0,05 : Terima Ho tolak Ha artinya Tidak ada perbedaan sisa makanan

berdasarkan kepuasan pasien.

2. Jika P < 0,05 : Terima Ha tolak Ho artinya Ada perbedaan sisa makanan

berdasarkan kepuasan pasien.

31
F. Kelemahan Penelitian

Didalam penelitian ini tidak diinklusikan faktor umur, jenis kelamin dan

jenis penyakit mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

G. Etika Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang

berhubungan dengan etika penelitian terhadap responden yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan adalah lembaran yang berisikan permintaan

persetujuan kepada calon responden bahwa bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini dengan mencantumkan tanda tangan pada lembar persetujuan.

Sebelum itu calon responden diwajibkan membaca isi lembar persetujuan

tersebut agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan merupakan etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa

peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi terkait data yang telah dikumpulkan

dan tidak akan membocorkan data yang didapat dari responden, hanya data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

3. Tidak merugikan (Nonmaleficence)

Dalam proses penelitian ini diharapkan tidak sampai mengganggu

proses penyembuhan dan pengobatan pasien yang dilakukan selama dirawat di

ruang rawat inap rumah sakit.

32
4. Bermanfaat (Beneficience)

Dalam proses penelitian, peneliti dapat memberikan penjelasan kepada

responden mengenai manfaat penelitian sehingga dapat memberikan

informasi yang jelas terkait penelitian yang dilakukan di ruangan.

33
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum RSUD Sanjiwani Gianyar

Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar berdiri pada tahun

1955 di Jalan Ngurah Rai, tepatnya pada lokasi Kantor Bupati Kepala Daerah

Tingkat II Gianyar. Awalnya hanya sebuah Poliklinik, dengan kondisi bangunan

yang sangat sederhana, peralatan minim, dan ketenagaan jauh dari memadai.

Pada tahun 1961 pindah lokasi ke Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar, dengan

kondisi yang tidak jauh berbeda dari masa sebelumnya. Bangunan Poliklinik

sederhana 1 buah, ditambah 2 buah bangunan bangsal.

Perkembangan RSUD Sanjiwani mengalami beberapa kali perubahan

status. Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar adalah Rumah

Sakit Pemerintah Daerah dengan tipe B Pendidikan. Untuk tahun 2017 ini

memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 280 tempat tidur. Selain itu Rumah

Sakit Umum Daerah Gianyar juga sudah terakreditasi paripurna (15 kelompok

kerja) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). RSUD Sanjiwani

Kabupaten Gianyar mempunyai Motto : SMARTS (Senyum Santun, Memikat,

Aman, Responsif, Terpercaya, Sejahtera).

34
2. Gambaran Umum Instalasi Gizi

Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten

Gianyar secara struklural berada dibawah bidang penunjang non medis, yang saat

ini mempunyai 32 orang tenaga kerja yang terdiri dari 10 orang ahli gizi, 1

orangpembantu ahli gizi, 19 orang juru masak, 2 orang cleaning service.

Pembagian ruangan di instalasi gizi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar

meliputi ruang penerimaan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, ruang

penyajian dan distribusi, ruang pencucian dan penyimpanan alat, ruang ganti

untuk pegawai, ruang administrasi gizi, toilet dan tempat pembuangan sampah.

Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah

dikunyah, ditelan dan dicerna, makanan ini cukup kalori, protein dan zat-zat gizi

lainnya. Menurut keadaan penyakitnya makanan lunak dapat diberikan langsung

kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.

3. Karakteristik Sampel

Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani sebanyak 54 orang sesuai kriteria inklusi

dan ekslusi. Karakteristik responden yang diteliti dapat diuraikan berdasarkan

usia, jenis kelamin dan pendidikan disajikan dalam bentuk tabel maupun gambar

sebagai berikut :

a. Karakteristik sampel berdasarkan usia

Karakteristik sampel berdasarkan usia dijelaskan pada Gambar 2.

35
Gambar 2
Sebaran Sampel Berdasarkan Usia

Berdasarkan Gambar 2, dari 54 sampel didapatkan yaitu sebagian besar

berusia > 65 tahun (25,9%) .

b. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin diuraikan pada Gambar 3.

Gambar 3
Sebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Gambar 3 diketahui dari 54 sampel didapatkan bahwa

sebagian besar yaitu 61,1% berjenis kelamin laki-laki.

36
c. Karakteristik sampel berdasarkan pendidikan

Tingkat pendidikan sampel dalam penelitian ini bervariasi mulai dari

Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi seperti pada Gambar 4.

Gambar 4
Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Gambar 4 diketahui hasil penelitian sampel berdasarkan

tingkat pendidikan yaitu dari 54 sampel didapatkan bahwa sebagian besar

yaitu 66,7% berpendidikan terakhir SMA.

4. Hasil pengamatan terhadap obyek penelitian sesuai variabel penelitian

Hasil pengamatan terhadap pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Sanjiwani yang mendapatkan makanan dengan diet makanan lunak biasa

berdasarkan variabel penelitian yaitu sisa makanan dan kepuasan pasien

diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Sisa Makanan

1). Sisa makanan pokok

Hasil penelitian pada 54 sampel dalam menu sehari diperoleh hasil

bahwa rata-rata sisa makanan pokok ( bubur ) yang tidak habis dimakan oleh

37
sampel berdasarkan hasil penimbangan terhadap sisa makanan adalah sebesar

29,2 gram dengan presentase rata-rata 14,6 %.

2). Sisa lauk hewani

Dari penelitian pada 54 sampel dalam menu sehari diperoleh hasil bahwa

rata-rata sisa lauk hewani diperoleh sebesar 19,9 gram dengan presentase rata-

rata 39,8 %. Adapun jenis menu lauk hewani yang paling banyak tidak habis

dimakan adalah menu semur ayam.

3). Sisa lauk nabati

Penelitian yang dilakukan terhadap 54 sampel dalam menu sehari

diperoleh hasil bahwa sisa lauk nabati yang tidak habis dimakan oleh sampel

diperoleh rata – rata sebesar 17,8 gram dengan presentase rata-rata 35,6 %.

Adapun jenis menu lauk nabati yang paling banyak tidak habis dimakan oleh

pasien yaitu tahu bumbu kecap.

4). Sisa sayuran

Hasil penelitian pada 54 sampel dalam menu sehari diperoleh rata – rata

sisa sayuran 23,4 gram dengan presentase rata-rata 31,2%. Adapun jenis menu

sayuran yang paling banyak tidak habis dimakan oleh pasien yaitu tumis buncis +

wortel.

38
e. Sisa Buah

Hasil penelitian pada 54 sampel terhadap menu sehari diperoleh hasil

bahwa sisa buah diperoleh rata – rata sisa buah 15,3 gram dengan presentase

rata-rata 15,3%. Adapun jenis buah yang paling banyak tidak habis dimakan oleh

pasien yaitu pepaya.

Tabel 2
Sebaran Sampel Rata-Rata Sisa Makanan Berdasarkan Jenis Hidangan

rata-rata sisa makanan


Jenis Hidangan
Gram % Standar (<20%) Keterangan

Makanan Pokok ( Bubur) 29,2 14,6 < 20% Sedikit

Lauk Hewani 19,9 39,8 >20% Banyak

Lauk Nabati 17,8 35,6 >20% Banyak


Sayur 23,4 31,2 >20% Banyak
Buah 15,3 15,3 <20% Sedikit

21,12 27,30 >20% Banyak

Sedangkan sebaran sampel berdasarkan sisa makanan secara umum


pasien rawat inap yang mendapatkan bentuk makanan lunak ( tanpa diet khusus)
diuraikan pada Gambar 5 yaitu sebagai berikut :

39
Gambar 5

Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Pasien

Berdasarkan Gambar 5 hasil penelitian terhadap sisa makanan pasien

diperoleh hasil bahwa sebagian besar yaitu 41 sampel (75,92%) sisa makanan ≥

20%, sedangkan sisanya sebanyak 13 sampel (24,08%) diperoleh sisa makanan

<20% dari yang disajikan oleh rumah sakit.

Apabila sisa makanan dilihat dari karakteristik sampel berdasarkan umur

dan jenis kelamin dapat dijelaskan seperti Tabel 3 dan 4, sedangkan berdasarkan

jenis penyakitnya dapat diuraikan seperti Gambar 6.

Tabel 3
Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Usia

Sisa Makanan
Jumlah
Usia Sedikit Banyak
n % n % n %
18-25 tahun 0 0 3 5,6 3 5,6
26-35 tahun 2 3,7 8 14,8 10 18,5
36-45 tahun 2 3,7 6 11,1 8 14,8
46-55 tahun 2 3,7 7 12,9 9 16,7
56-65 tahun 7 12,9 3 5,6 10 18,5
> 65 tahun 0 0 14 25,9 14 25,9
Jumlah 13 24 41 76 54 100

40
Berdasarkan hasil pada Tabel 3 diketahui bahwa sampel dengan sisa

makanan banyak sebagian besar (25,9%) adalah sampel dengan kriteria usia > 65

tahun, sisa makanan sedikit paling banyak terdapat pada usia 56-65 tahun dengan

prosentase sebesar 12,9% . Sedangkan sebaran sisa makanan sampel berdasarkan

jenis kelamin dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4
Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Jenis Kelamin

Sisa Makanan
Jenis Jumlah
Kelamin Sedikit Banyak
n % n % n %
Laki-laki 10 18,5 23 42,5 33 61,1
Perempuan 3 5,6 18 33,4 21 38,9
Jumlah 13 24,1 41 15,9 54 100

Berdasarkan Tabel 4, diketahui sisa makanan banyak maupun

sedikit lebih besar pada jenis kelamin laki-laki yaitu 42,5% dibandingkan

dengan perempuan. Data sebaran sisa makanan sampel berdasarkan jenis

penyakit dapat dijelaskan pada Gambar 6.

Gambar 6

Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Jenis Penyakit

41
Berdasarkan Gambar 6 diketahui dari karakteristik jenis penyakit

sebagian besar sampel yang menyisakan banyak makanan adalah sampel Interna

sebesar 55,6% dari makanan yang disajikan oleh rumah sakit.

b. Kepuasan pasien

Sebaran Sampel Berdasarkan Kepuasan Pasien seperti pada Gambar 7

Gambar 7
Distribusi Frekuensi Kepuasan Sampel

Berdasarkan Gambar 7, dari 54 responden didapatkan bahwa sebagian

besar yaitu 81,5% mengatakan puas terhadap kualitas makanan dari aspek

rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan, sedangkan sisanya

sebanyak 18,5% menjawab tidak puas terhadap makanan yang disajikan.

c. Hasil analisis data

Sebelum melakukan analisa data dilakukan uji normalitas

menggunakan uji Shapiro-Wilk Test pada tingkat kepercayaan 5% (α=0,05),

Hasil analisis diperoleh hasil nilai p > α (0,05) maka data berdistribusi normal,

sehingga analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji parametrik yaitu

independent t-test pada tingkat kepercayaan 5% (α=0,05)

42
Analisa data dilakukan untuk menganalisis perbedaan sisa makanan

berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Sanjiwani Gianyar dengan menggunakan uji independent t-test, hasil analisis

diuraikan pada Tabel 5.

Tabel 5
Sebaran Sampel Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Sampel

Sisa Makanan Nilai


Jumlah p
No Kepuasan Pasien Sedikit Banyak Valu
( < 20% ) ( ≥20%) e
n % n % n %
Puas (≥
1 12 27,27 32 72,73 44 100
80%)
Tidak Puas ( <80% 0,092
2 1 10,00 9 90,00 10 100
)
Total 54 100
Berdasarkan Tabel 5 tentang analisis perbedaan sisa makanan

berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Sanjiwani Gianyar diperoleh hasil bahwa pasien dengan sisa makanan <20%

yang menyatakan puas sebanyak 92,30% dan sisanya 7,70% mengatakan tidak

puas. Pasien dengan sisa makanan ≥ 20% sebanyak 78,04% mengatakan puas

dan sisanya 21,96% tidak puas terhadap makanan yang disajikan dari rumah

sakit. Hasil analisis terhadap sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien

mnenunjukan pasien dengan sisa makanan < 20% dan ≥ 20% sama-sama puas

terhadap makanan yang diberikan selama dirawat di rumah sakit.

Hasil analisis bivariat menggunakan uji independent t-test dan diperoleh

nilai p = 0,092. Karena nilai p > α (0,05), maka H0 gagal ditolak. Hal ini berarti

43
bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat

inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

Berdasarkan hasil uji statistic yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

menggunakan Uji Independent t-test diperoleh bahwa Sisa makanan pasien yang

mendapatkan diet lunak secara umum tergolong banyak atau tidak sesuai dengan

standar (<20%) tetapi dari segi kepuasan pasien berdasarkan rasa, penampilan,

variasi menu , tekstur dan suhu makanan termasuk katagori puas terhadap

makanan yang disajikan (≥80%).

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sisa makanan tidak dipengaruhi

oleh kepuasan pasien tetapi disebabkan oleh factor lain seperti kondisi pasien

yaitu adanya penurunan nafsu makan akibat rasa mual dan patofisiologi penyakit

pasien.

B. Pembahasan

Berdasarkan karakteristik sampel menurut usia didapatkan bahwa rata-

rata berusia 25,9% dengan usia terbanyak yaitu lebih dari 65 tahun usia termuda

yaitu 21 tahun dan tertua yaitu 85 tahun. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi

yang dianjurkan (AKG 2013), semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi

dan zat gizi semakin sedikit, hal ini mempengaruhi tingkat asupan makanan oleh

pasien. Pada usia dewasa zat gizi diperlukan untuk melakukan pekerjaan,

penggantian jaringan tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan

sel. Usia sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang, dalam studi

epidemiologi merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak

penyakit yang ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh

44
usia (Noor, 2008). Dari penelitian ini diperoleh responden dengan katagori umur

lebih dari 60 tahun dengan kemampuan tingkat asupan dan daya terima yang

rendah.

Karakeristik sampel berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini adalah

laki-laki sebesar 61,1 % (33 sampel) dan perempuan 38,9 %.(21 sampel). Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat dan

mendapatkan diet lunak biasa adalah berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin

dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Hal ini terjadi karena ada perbedaan

energi antara laki-laki dan perempuan yaitu kalori basal perempuan lebih rendah

sekita 5-10% dari kebutuhan kalori laki-laki. AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada

perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki sehingga kemampuan

menghabiskan makanan sedikit dibandingkan dengan laki-laki.

Karakteristik sampel berdasarkan pendidikan diperoleh hasil dari 54

sampel didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 66,7% (36 sampel) mempunyai

riwayat pendidikan SMA, sebanyak 13,0% (7 sampel) berpendidikan SMP,

sebanyak 11,1% (6 sampel) berpendidikan Perguruan Tinggi dan sisanya 9,2% (5

sampel) berpendidikan SD. Pengetahuan gizi sangat berpengaruh terhadap sisa

makanan pasien. Dimana sebagian besar sampel memiliki pengetahuan dalam

kategori baik yang disebabkan karena sampel mendapatkan informasi kesehatan

tentang gizi terutama diet yang harus mereka patuhi dan jalankan serta tentang

bahan makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari selama sakit, untuk

mendukung kesembuhan. Sampel mendapatkan informasi dari berbagai sumber

45
informasi yang tersedia baik dari petugas kesehatan seperti dokter,petugas gizi dan

perawat atau melalui media seperti buku dan internet. Sumber informasi yang

diperoleh dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai

pengetahuan yang luas.

Pengetahuan yang baik dimiliki oleh sampel pada penelitian ini dapat

dipengaruhi oleh karakteristik sampel yaitu pendidikan dimana sebagian besar

keluarga tamat SMA. Pendidikan dalam jangka pendek (immediate impact), dapat

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi

kesehatan sehingga 46 lebih mudah mengembangkan diri dalam mencegah

penularan penyakit dan memperoleh perawatan medis yang kompeten (Budiman,

2013). Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyerap

informasi yang diterima.

Hasil penelitian terhadap sisa makanan pasien rawat inap yang

mendapatkan makanan lunak biasa berdasarkan jenis hidangan diperoleh hasil

rata-rata makanan pokok (bubur) sebesar 29,9 gram (14,6%), untuk Lauk hewani

sisa rata-rata sebesar 19,9 gram (39,8%), lauk nabati yaitu 17,8 gram (35,6%), sisa

sayur sebanyak 23,4 gram (31,2%) dan untuk buah sebesar 15,3 gram (15,3%).

Hal ini menunjukan bahwa hanya makanan pokok (bubur) dan buah yang sudah

memenuhi standar minimal sisa makanan, sedangkan untuk hidangan lauk

hewani, lauk nabati dan sayur masih katagori sisa makanan banyak ( tidak sesuai

standar yaitu <20%). Sisa makanan secara keseluruhan terhadap makanan pasien

46
diperoleh hasil dari 54 sampel penelitian rata-rata sisa makanan pasien adalah

21,12 gram (27,30%) dengan modusnya yaitu 15,8 gram dan mediannya

adalah 22,2 gram dengan standar deviasi yaitu3,5472. Sisa makanan sampel paling

sedikit adalah 13,7 gram dan paling banyak adalah 28,6 gram.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahara

(2019) tentang “Sisa Makanan Pasien Berdasarkan Cita Rasa, Penampilan dan

Variasi Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Manan Simatupang

Kisaran” di RSUD H.Abdul Manan Simatupang, diperoleh kesimpulan bahwa sisa

makanan yang ditemukan di rumah sakit tersebut yaitu rata rata sebanyak 30,92%

atau sebanyak 216,46 gr dan termasuk banyak karena melebihi angka yang

ditetapkan oleh PGRS yaitu 20%. Berdasarkan waktu makan pagi, siang dan

malam seluruh pasien memiliki sisa makanan banyak.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kepuasan pasien diperoleh hasil

yaitu dari keseluruhan sampel (54 responden) didapatkan bahwa sebagian besar

yaitu 81,5% (44 sampel) mengatakan puas terhadap kualitas makanan yang

disajiakn dan sisanya yaitu 18,5% (10 sampel) menyatakan tidak puas. Kepuasan

pasien terhadap kualitas makanan rumah sakit dinilai dari segi rasa, penampilan,

variasi menu, tekstur dan suhu makanan.

Analisis bivariat yang dilakukan mengenai sisa makanan terhadap

kepuasan pasien rawat inap menggunakan Shapiro Wilk Test pada tingkat

kepercayaan 5 % ( α = 0,05 ) diperoleh nilai p sisa makanan pada pasien yang

47
mengatakan puas dan tidak puas adalah 0,200. Hal ini menunjukkan nilai p > α

(0,05) maka data berdistribusi normal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfiani

(2017) tentang Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa

Makanan pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar dengan hasil sebesar

83,9% responden mengatakan bahwa penampilan makanan menarik, sementara

79,4% responden mengatakan bahwa rasa makanan cukup enak tetapi 71%

responden memiliki sisa makanan > 20% dari yang disajiakan.

Analisa data dilakukan untuk menganalisis perbedaan sisa makanan

berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani

Gianyar dengan menggunakan uji independent t-test didapatkan hasil nilai

p=0,092, hal ini berarti nilai p > α (0,05) yang artinya H0 gagal ditolak. Hal ini

berarti bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien

rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Irfiani (2017) tentang

Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa Makanan Biasa

pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar yaitu tidak ada hubungan antara

penampilan makanan dengan sisa makanan dan tidak ada hubungan antara rasa

makanan dengan sisa makanan.

48
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD


Sanjiwani Gianyar tentang sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien yang
mendapatka diet dengan bentuk makanan lunak ( tanpa diet khusus) dengan total
sampel 54 orang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sisa makanan pasien dikatagorikan banyak (≥20%) berdasarkan jenis hidangan


diperoleh rata-rata sisa makanan sebesar 21,12 gram (27,30%) dengan katagori
tidak sesuai dengan standar rumah sakit. Sisa makanan pokok dan buah
termasuk sesuai standar, dan untuk lauk hewani, lauk nabati dan sayur masih
tidak sesuai standar.

2. Kepuasan pasien terhadap makanan diperoleh hasil sacara umum puas, dengan
hasil 81,48% puas dan hanya 18,52% yang tidak puas terhadap makanan yang
disajikan dari rumah sakit dari aspek rasa, penampilan, variasi menu, tekstur
dan suhu makanan.

3. Tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

B. Saran

1. Karena sisa makanan masih dalam katagori banyak atau tidak sesuai standar
maka pada proses persiapan sampai pendistribusian makanan diharapkan lebih
ditingkatkan lagi dalam hal pengolahan dan variasi menu yang disajikan
terutama pada jenis hidangan lauk hewani, nabati dan sayur serta macam
daging dan sayuran lebih bervariasi dan cara pengolahan yang lebih
dimodifikasi sehingga warna, tekstur, dan aroma bisa menarik pasien sehingga
meminimalisir sisa makanan

49
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan sebaiknya lebih diperhatikan variabel
atau indikator yang akan diteliti untuk pengukuran sisa makanan seperti
indikator umur, jenis kelamin dan jenis penyakit.

50
DAFTAR PUSTAKA

AKG. (2013). Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin yang di
Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Lampiran Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.

Almatsier, S. (2012). Penuntun Diet (Edisi Baru ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama1.
Anggraeni, R. R. (2016). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Penyajian
dan Pelayanan Makanan yang Disajikan di Rumah Sakit Condong Catur
Yogyakarta. Skripsi, 178.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Retrieved Maret Rabu,
2021, from www.bps.go.id>2019/12/20
Esabela, I. I., Setyowati, S., & LWS, W. L. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Pada
Pelayanan Makanan Menurut Karakteristik Pasien di RSUD Hanau,
Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Penelitian.
Hartati, S. B. (2019). Penuntun Diet dan Terapi Gizi (4 ed.). Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia.
Kemenkes, R. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes,RI. (2014). Peraturan Mentri Kesehatan Rebublik Indonesia. Retrieved
Maret Rabu, 2021, from http://bprs.kemkes.go.id
Laporan Survey Kepuasan Pelayanan Gizi. Gianyar.2020 . Instalasi Gizi RSUD
Sanjiwani .
Nurqisthy, A., Andriani , M., & Muniroh, L. (2016). Hubungan Kepuasan Pelayanan
Makanan Dengan Tingkat Kecukupan Energi Dan Protein Pasien di Rumah
Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian.
Penyakit Berdasarkan Klasifikasi Umur Menurut WHO. (2020). Retrieved Maret
Rabu, 2021, from www.Sehatq.com.Risiko
Permenkes. (2020). No.3 tahun 2020 Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit.
Rachmawati, I., & Afridah, W. (2014). Mutu Pelayanan Gizi dengan Tingkat
Kepuasan Pasien. Skripsi, 9.

51
Rosma, A. (2015). Tingkat Kepuasan Pasien Kepada Pelayanan Makanan di Rumah
Sakit 'AISYIYAH PURWOREJO. Skripsi, 148.
Supariasa, I. N., (2019). Asuhan Gizi Klinik (Terbaru ed.). Jakarta: EGC.
Wahyunani , B. D., Susilo, J., & Sari, L. W. (2017). Hubungan Tingkat Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Gizi Dengan Sisa Makanan Pasien di Riang VIP
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta . Penelitian.
Irfiani (2017) . Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa
Makanan pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar.

Zahara (2019) . Sisa Makanan Pasien Berdasarkan Cita Rasa, Penampilan dan Variasi
Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Manan Simatupang
Kisaran. Jakarta

52
LAMPIRAN

53
LAMPIRAN 1

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)


SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak/ Ibu/ Saudara/Adik, kami meminta kesediaannya untuk


berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan seksama
dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Judul Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat

Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.

Peneliti Utama I Ketut Wirama

Institusi Politeknik Kesehatan Denpasar

Peneliti Lain 1. Ni Nyoman Sukarmi

2. A.A.Istri Rahayu

3. A.A.Istri Kesuma Dewi

4. I Dw.Gd.Agung Satriya Utama

Lokasi Penelitian RSUD Sanjiwani Gianyar

Sumber Pendanaan Swadana

54
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar. Jumlah sampel minimal 54 orang dengan syaratnya pasien yang menjalani
rawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar, berusia >18 tahun, mendapat pelayanan gizi
berupa makanan lunak ( tanpa berdiet khusus), pasien dalam keadaan sadar dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Peserta akan menjawab pertanyaan pada kuisioner yang
terdiri dari 5 item, yang akan dijelaskan terlebih dahulu oleh peneliti pada hari
pertama saat klien datang dan waktu yang tersita untuk melakukan pengisian
kuisinoer diperkirakan selama 10 menit.
Penelitian ini tidak ada perlakuan yang akan diberikan kepada peserta.
Dimana peserta dalam penelitian ini akan diwawancarai mengenai kepuasan pasien
terhadap pelayanan gizi di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Kerahasiaan data peserta pasien akan dijamin kerahasiaannya. Dimana
tidak menggunakan nama atau data asli pasien melainkan menggunakan kode sampel.
Kepesertaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik pada penelitian ini bersifat suka rela. Bapak/
Ibu/ Saudara/ Adik dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada
penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi.
Keputusan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik untuk berhenti sebagai peserta penelitian tidak
akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan pengobatan yang akan diberikan di
RSUD Sanjiwani Gianyar.
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik diminta untuk menandatangani formulir ’Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent) Sebagai*Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik benar-benar memahami tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik akan
diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik untuk kelanjutan
kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Bapak/
Ibu/ Saudara/ Adik.

55
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silahkan
hubungi peneliti : I Ketut Wirama dengan nomer HP. 081337224422. Tanda tangan
Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik dibawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik telah membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk
bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.

56
57
Tanda Tangan saksi diperlukan pada formulir Consent ini hanya bila

Peserta Penelitian memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, tetapi


tidak dapat membaca/ tidak dapat bicara atau buta

Wali dari peserta penelitian tidak dapat membaca/ tidak dapat bicara atau buta

Komisi Etik secara spesifik mengharuskan tanda tangan saksi pada penelitian ini

( misalnya untuk penelitian resiko tinggi dan atau prosedur penelitian invasive)

catatan:

Saksi harus merupakan keluarga peserta penelitian, tidak boleh anggota tim
penelitian.

Saksi :

Saya menyatakan bahwa informasi pada formulir penjelasan telah dijelaskan dengan
benar dan dimengerti oleh peserta penelitian atau walinya dan persetujuan untuk
menjadi peserta penelitian diberikan secara sukarela.

Nama dan Tanda Tangan Saksi Tanggal

(Jika tidak diperlukan tanda tangan saksi, bagian tanda tangan saksi ini dibiarkan
kosong)

58
59
60
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
Jalan Ngurah Rai No. 5-7 Telp (0361) 942230
Website : https://dpmptsp.gianyarkab.go.id email :
dpmptsp@gianyarkab.go.id instagram @dpmptsp_gianyar
GIANYAR

SURAT KETERANGAN PENELITIAN/REKOMENDASI


NOMOR : 070/0487/IP/DPM PTSP/2021

I. Dasar
1. Kepetusan Bupati Gianyar Nomor 608/E-13/HK/2020 Tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan dan Non Perizinan Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Gianyar.
2. Surat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, Nomor : 070/3027/IZIN-
C/DISPMPT, Tanggal 28 Mei 2021, Perihal Surat Keterangan Penelitian / Rekomendasi Penelitian,
3. Surat permohonan yang bersangkutan nomor : 0521/DPMPTSP/IP/2021 tanggal 2 Juni 2021.

II. Setelah Mempelajari dan meneliti rencana kegiatan yang diajukan, maka dipandang perlu memberikan
Rekomendasi Kepada :

Nama : I Ketut Wirama


Pekerjaan : PNS
Alamat : Banjar Pamesan, Desa Ketewel, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Provinsi Bali
Judul Penelitian : Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat Inap di
RumahSakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar
Lokasi Penelitian : RSUD SANJIWANI GIANYAR
Jumlah Peserta : 1 Orang
Lama Penelitian : 12 Mei 2021 s/d 12 Juni 2021

III. Dalam melakukan kegiatan agar yang bersangkutan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan kegiatan agar melaporkan kedatangannya kepada Camat setempat atau pejabat yang
berwenang
2. Dilarang melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan judul kegiatan. Apabila melanggar ketentuan,
maka Surat Keterangan/Rekomendasi akan dicabut dihentikan segala kegiatannya.
3. Mentaati segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta mengindahkan norma adat istiadat dan
budaya setempat.
4. Apabila masa berlaku Surat Keterangan/Rekomendasi ini telah berakhir, sedangkan pelaksanaan kegiatan
belum selesai, maka perpanjangan Surat Keterangan/Rekomendasi agar ditujukan kepada instansi pemohon.
5. Menyerahkan hasil kegiatan kepada Bupati Gianyar, melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Gianyar
6. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penerbitan Surat Keterangan/Rekomendasi ini
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Di Keluarkan di Gianyar
Pada Tanggal 2 Juni 2021
Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Gianyar

I Dewa Gede Alit Mudiarta, SE.,MM


Pembina Utama Muda
NIP. 19650810 198503 1 005

61
62
63

Anda mungkin juga menyukai