Oleh :
I KETUT WIRAMA
NIM. P07131220104
KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021
i
SKRIPSI
Oleh :
I KETUT WIRAMA
NIM. P07131220104
KEMENTERIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
PENELITIAN DENGAN JUDUL
TIM PENGUJI :
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaandari siapa pun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
I Ketut Wirama
NIM. P07131220104
v
PERBEDAAN SISA MAKANAN BERDASARKAN
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SANJIWANI
GIANYAR
ABSTRAK
Tingginya sisa makanan pasien rawat inap di rumah sakit menjadi masalah yang
kerap kali sulit untuk ditangani, hal ini berpotensi menambah jumlah hari rawat
inap yang dijalani pasien, kebutuhan gizi merupakan salah satu faktor yang
penting dalam proses penyembuhan pasien. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan terutama pelayanan gizi merupakan hal yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien selama dirawat. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat
inap di di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, Menghitung sisa
makanan pasien rawat inap dan Menilai kepuasan pasien terhadap kualitas produk
makanan yang meliputi rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur
makanan dan suhu makanan. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain
cross-sectional. Penelitian telah dilaksanakan di ruang rawat inap (kecuali ruang
Isolasi) Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar. Penelitian ini
dilaksanakan pada 12 Mei sampai dengan 12 Juni 2021. Populasi dalam
penelitian adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar dengan jumlah sampel adalah 54 orang. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis Uji Independent t-test.
Hasil penelitian ditemukan sebanyak 18,5% pasien tidak puas atas pelayanan gizi
di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sisa makanan pasien rawat inap diperoleh
hasil sebesar 27,3%. Tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar (P= 0,092).
Sebaiknya rumah sakit lebih meningkatkan kualitas pelayanan terutama bagian
gizi agar tercapai pelayanan prima yang maksimal serta mempertahankan tingkat
kepuasan yang sudah dirasakan pasien pada pelayanan gizi di rumah sakit.
vi
DIFFERENCES OF FOOD WASTE ON SATISFACTION OF IN
PATIENTS IN SANJIWANI GIANYAR REGIONAL
GENERAL HOSPITAL
ABSTRACT
The high food waste of inpatients at the hospital is a problem that is often difficult
to handle, this has the potential to increase the number of days of hospitalization
that patients undergo, nutritional needs are one of the important factors in the
patient's healing process. The purpose of the study was to determine the difference
in food waste based on the satisfaction of inpatients at the Sanjiwani Regional
General Hospital, Gianyar. Counting leftover food from inpatients and assessing
patient satisfaction with the quality of food products which include food taste,
food appearance, menu variations, food texture and food temperature. This study
is an observational study with a cross-sectional design. The research has been
carried out in the inpatient room (except the Isolation room) of the Sanjiwani
Regional General Hospital, Gianyar. This research was conducted from 12 May to
12 June 2021. The population in this study were inpatients at the Sanjiwani
Regional General Hospital, Gianyar, with a total sample of 54 people. The data
used are primary and secondary data. Data analysis used Independent t-test.The
results of the study found that 18.5% of patients were dissatisfied with nutritional
services in the inpatient room of the Sanjiwani Regional General Hospital,
Gianyar. Based on the results of research on food waste of hospitalized patients,
the results were 27.3%. There was no difference in food waste based on
satisfaction of inpatients at the Sanjiwani Regional General Hospital, Gianyar (P =
0.092). Hospitals should improve the quality of services, especially the nutrition
section, in order to achieve maximum excellent service and maintain the level of
satisfaction that has been felt by patients in nutrition services in hospitals.
vii
RINGKASAN PENELITIAN
I KETUT WIRAMA
P07131220104
Sisa makanan dan kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi di rawat inap
sangatlah penting dalam proses penyembuhan pasien, banyaknya sisa makanan
pasien rawat inap di rumah sakit menjadi masalah yang kerap kali sulit untuk
ditangani. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan terutama pelayanan gizi
merupakan hal yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sisa
makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar,
menghitung sisa makanan pasien rawat inap dan menilai kepuasan pasien
terhadap kualitas produk makanan yang meliputi rasa makanan, penampilan
makanan, variasi menu, tekstur makanan dan suhu makanan.
Sisa makanan adalah volume atau presentase makanan yang tidak bisa
dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan dan dibuang sebagai sampah dan
digunakan untuk mengukur kepuasan pasien terhadap makanan rumah sakit.
Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang
diberikan setelah membandingkan dari hasil pelayanan yang diberikan dengan
harapannya, pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai
harapan pasien.
Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan Observasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan cara pengambilan
sampel dengan total sampel yang digunakan sebanyak 54 orang dengan kreteria
Pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
gianyar, berusia > 18 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, mendapat
pelayanan gizi berupa makanan lunak ( bubur biasa tanpa diet khusus ).
viii
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar dibuktikan dengan p value >0,05 ( P=0,092). Dalam penelitian dari
100% (54 sampel) diperoleh sisa makanan ≥ 20% (banyak) sebanyak 41 sampel
(75,92%) dan < 20% (sedikit) sebanyak 13 sampel (24,08%). Kepuasan pasien
berdasarkan rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan diperoleh
hasil ≥ 80% (puas) sebanyak 44 sampel (81,48%) dan < 80%(tidak puas)
sebanyak 10 sampel (18,52%). Pasien masih banyak menyisakan makanan yang
diberikan dari rumah sakit akan tetapi dari kepuasan pasien menunjukan hasil
sebagian besar pasien merasa puas terhadap makanan yang disajikan dari aspek
rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan.
Sisa makanan pasien dikatagorikan banyak (≥20%) berdasarkan jenis
hidangan diperoleh rata-rata sisa makanan sebesar 21,12 gram (27,3%). Kepuasan
pasien terhadap makanan diperoleh hasil sacara umum puas, dengan hasil 81,48%
puas dan hanya 18,52% yang tidak puas. Tidak ada perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar. Perlunya ditingkatkan kualitas pelayanan gizi rumah sakit sehingga
diharapkan persentase sisa makanan tidak terlalu banyak atau sesuai dengan
standar rumah sakit.
Daftar Bacaan : 18 (tahun 2012 - 2020)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “ Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar. ” Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
dan Dietetika.
kasih atas segala bimbangan dan bantuan yang telah diberikan dalam penulisan
Skripsi, kepada :
1. Ibu Dr. Ni Nengah Ariati, SST. M.Erg, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membantu dalam penyelesaian proposal Skripsi ini.
2. Ibu Ni Made Yuni Gumala, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang
3. Ibu Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes dan Pande Putu Sri Sugiani, DCN,
M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi
5. Ketua Jurusan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah
6. Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar, yang telah
x
7. Kepala Instalasi Gizi RSUD Sanjiwani Gianyar yang telah memberikan ijin
8. Orang tua dan keluarga, sahabat, teman-teman dan orang terdekat lainnya yang
selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat dalam pembuatan tugas
akhir ini.
oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Kepuasan Pasien.................................................................................. 11
xii
BAB III. KERANGKA KONSEP
C. Hipotesa .............................................................................................. 23
A. Hasil ................................................................................................... 34
B. Pembahasan ........................................................................................ 44
A. Simpulan ............................................................................................. 49
B. Saran .................................................................................................. 49
LAMPIRAN .................................................................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) ..................................... 54
2. Formulir Survey Kepuasan Pasien ................................................................. 59
3. Surat Keterangan Penelitian Provinsi Bali ..................................................... 60
4. Surat Keterangan Penelitian Kabupaten Gianyar ........................................... 61
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan untuk peningkatan kesehatan dalam
sebagai salah satu pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan mulai dari perencanaan
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat
rumah sakit (RS) kepada pasien yang disesuaikan dengan keadaan klinis status gizi
dan kondisi metabolisme tubuh pasien. PGRS diberikan untuk memperbaiki dan
meningkatkan gizi, makanan dan dietetic masyarakat, kelompok dan individu, yang
serta penerapan monitoring dan evaluasi gizi pasien terhadap makanan dan dietetik
Sisa makanan di piring (plate waste) adalah sisa makanan yang disajikan
kepada pasien, tetapi tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase
pada pasien ruang rawat inap dapat dilihat melalui perkembangan keadaan gizi pasien
dan banyaknya makanan yang tersisa. Salah satu cara untuk mengevaluasi mutu
pelayanan gizi yaitu dengan mencatat banyaknya makanan yang tersisa. Jika sisa
1
makanan masih dibiarkan, maka dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi
Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar antara
jadwal makan, makanan dari luar, sikap petugas dan suasana ruang perawatan.
Kualitas pelayanan makanan dapat dilihat dari penampilan makanan dan rasa
makanan.
dengan memperhatikan berbagai hal antara lain penampilan makanan, cita rasa
sikap dan perilaku dari petugas dalam menghidangkan makanan yang secara
(Damayanti, 2017).
sisa makanan. Sisa makanan menunjukkan adanya pemberian makanan yang kurang
optimal, sehingga sisa makanan merupakan salah satu indikator yang sederhana yang
2
Menurut Amstrong (Mandasari & Tama, 2013), kepuasan konsumen
merupakan suatu tingkat yang mana anggapan terhadap suatu produk sesuai dengan
harapan dari konsumen. Tingkat kepuasan penyajian menu makanan adalah salah satu
Pelayanan Minimal (SPM) pada satu tahun terakhir yaitu Januari 2020 hingga
Januari 2021 diperoleh hasil rata –rata sisa makanan pasien adalah sebesar 35%
dan apabila dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengenai sisa
makanan pasien sebesar < 20 % disimpulkan bahwa dari hasil tersebut menunjukan
tingkat asupan makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
dengan judul “ Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Rawat Inap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
3
2. Tujuan khusus
a. Menghitung sisa makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Gianyar
b. Menilai kepuasan pasien terhadap kualitas produk makanan yang meliputi rasa
makanan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
dan sisa makanan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sisa Makanan
1. Pengertian
Sisa makanan adalah volume atau presentase makanan yang tidak bisa
dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan dan dibuang sebagai sampah dan
PGRS, 2013 ). Sisa makanan pasien mencerminkan daya terima pasien terhadap
sisa makanan dihitung dengan cara membandingkan sisa makanan dengan standar
bagaimana intake zat gizi dari seseorang. Dalam suatu tempat yang khusus, seperti
5
2014). Hal ini disebabkan karena makanan yang mereka makan sudah tahu
catat dan di timbang oleh petugas. Ini adalah menunjukkan asupan yang
waktu yang banyak, peralatan khusus, kerjasama yang baik dengan responden, dan
petugas yang terlatih (Nuryati, 2014). Tujuan dari penimbangan adalah untuk
mengetahui dengan akurat bagaimana intake zat gizi dari seorang pasien dimana
tertentu. Agar lebih efektif penimbangan dilakukan dengan cara menimbang berat
b. Recall
metode survei konsumsi yang menggali atau menanyakan apa saja yang di makan
dan di minum responden selama 24 jam yang berlalu baik yang berasal dari dalam
rumah maupun diluar rumah. Ruang lingkup dari metode recall 24 jam dapat
digunakan dalam skala nasional, rumah tangga, dan individu. Di tempat pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, metode ini paling umum digunakan untuk
pasien adalah metode taksiran visual Comstock. Pada metode ini sisa makanan
diukur dengan cara menaksir secara visual banyaknya sisa makanan untuk setiap
jenis hidangan. Hasil taksiran ini bisa dinyatakan dalam gram atau dalam bentuk
6
skor bila menggunakan skala pengukuran (Nuryati, 2014). Berdasarkan Comstock
yaitu mudah dilakukan, memerlukan waktu yang singkat, tidak memerlukan alat
yang banyak dan rumit, menghemat biaya dan dapat mengetahui sisa makanan.
a. Faktor internal
Faktor Internal adalah faktor atau ciri khusus yang berasal dari dalam diri
diantaranya faktor jasmaniah dan psikologis yang biasanya berupa sikap juga sifat
1. Umur
semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi dan zat gizi semakin sedikit.
Pada usia dewasa zat gizi diperlukan untuk melakukan pekerjaan, penggantian
jaringan tubuh yang rusak, meliputi perombakan dan pembentukan sel. Menurut
Dewi (2015) pada usia tua atau manula kebutuhan energi dan zat-zat gizi hanya
digunakan untuk pemeliharaan. Asupan makan juga tergantung dari cita rasa yang
ditimbulkan oleh makanan yang meliputi bau, rasa dan rangsangan mulut.
2. Jenis kelamin
terjadi karena ada perbedaan energi antara laki-laki dan perempuan yaitu kalori
7
basal perempuan lebih rendah sekita 5-10% dari kebutuhan kalori laki-laki.
Perbedaan ini terlihat pada susunan tubuh dan aktivitas laki-laki lebih banyak
menggunakan kerja otot daripada perempuan (Umami, 2017). Hal ini dikarenakan
3. Keadaan Fisik
Keadaan fisik adalah suatu keadaan pasien apakah pasien sadar atau
dalam keadaan lemah. Keadaan fisik pasien menentukan jenis diet apa yang akan
diberikan selama dalam masa perawatan. Keadaan fisik meliputi tekanan darah,
4. Kebiasaan Makan
b. Faktor eksternal
1. Penampilan makanan
makanan pasien yang menarik akan dapat mempengaruhi daya terima pasien.
Variasi menu yang dimaksudkan adalah warna makanan serta jenis bahan
makanan yang disajikan yang dapat dinikmati melalui pandangan pada saat
8
makanan dihidangkan. Komposisi warna makanan mungkin merusak dan mungkin
b. Tekstur makanan
menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa dipengaruhi oleh
tekstur makanan. Tekstur makanan yang dihidangkan ada yang lunak, lembut,
basah dan ada yang garing serta renyah, tergantung dari jenis menu yang di
yang dihidangkan, misalnya tekstur telur yang dimasak setengah matang harus
berbeda dengan tekstur telur yang direbus sampai matang. Tekstur makanan sangat
c. Bentuk makanan
macam yaitu makanan biasa, makanan lunak, makanann saring dan makanan cair.
d. Penyajian makanan
makanan. Penyajian makanan yang baik akan merangsang indera, terutama indera
penglihatan yang bertalian dengan cita rasa makanan itu. Ada yang hal pokok yang
9
2. Cara menyusun makanan dalam tempat penyajian
e. Porsi makanan
Porsi makan yang terlalu kecil atau terlalu besar akan merugikan atau
f. Rasa makan
yang ditentukan oleh rangsangan terhadap indra penciuman dan indra pengecap.
Rasa makanan pada dasarnya adalah perasaan yang timbul setelah menelan
makanan pasien.
g. Suhu makanan
memegang peranan penting dalam penentuan cita rasa makanan. Suhu makanan
harus disesuaikan dengan jenis hidangan saat penyajian (Krisno, dalam Yuliwati,
2012). Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang
10
h. Kebersihan alat
kesehatan. Dampak dari alat yang kurang bersih bagi orang yang sudah sakit akan
i. Waktu penyajian
serta jarak waktu makan yang sesuai berpengaruh terhadap sisa makanan.makanan
yang terlambat datang dapat menurunkan selera makan pasien. (Puspita dan
Rahayu, 2011).
B. Kepuasan Pasien
1. Pengertian
senang, perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya).
Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan
11
Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kekecewa seseorang
hasil) terhadap ekspansi mereka, jika kinerja gagal memenuhi ekspansi pelanggan
akan tidak puas, jika kinerja melebihi ekspansi maka pelanggan akan sangat puas /
pasien dengan pelayanan yang telah diterimanya, maka akan terjadi rasa ketidak
atau luka. Penilaian pasien terhadap mutu atau pelayanan yang baik, merupakan
pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan itu sendiri. Informasi
yang diberikan dari penilaian pasien merupakan nilai dan harapan pasien yang
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia
12
rasakan dibanding dengan harapannya. Sedangkan menurut Nurachmah (2015),
pelayanan yang diberikan. Yang tetap ada dasar obyektifnya, artinya walaupun
penilaian itu dilandasi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu
itu dan pengaruh lingkungan waktu itu, tetapi tetap akan didasari oleh kebenaran
pembeli jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang dipersepsikan pelanggan.
Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor subyektifitas yang dapat membuat perbedaan
persepsi antarapelanggan dan pemberi jasaSelain itu kepuasan pasien dapat dinilai
dalam tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien / keluarga terdekat.
Kepuasan pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap
harapannya. Pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai
harapan pasien.
13
2. Indikator Kepuasan
a. Rasa masakan
misalnya rasa enak pada jenis makanan yang sama akan berbeda pada setiap
orang. Dua aspek utama dalam makanan adalah penampilan makanan sewaktu
b. Penampilan makanan
penyelenggaraan makanan. Meskipun makanan diolah dengan cita rasa yang tinggi
tetapi dalam penyajiannya tidak dilakukan dengan baik, maka nilai makanan
tersebut tidak akan berarti, karena makanan yang ditampilkan waktu disajikan
dengan cita rasa. Masalah penyajian makanan kepada orang sakit lebih komplek
dari pada makanan untuk orang sehat. Hal ini disebabkan oleh nafsu makan,
kondisi mental pasien yang berubah akibat penyakit yang diderita. Aktifitas fisik
yang menurun dan reaksi obat obatan disamping sebagai pasien harus menjalani
diet.
merupakan perpaduan antara ilmu dan seni, yaitu ilmu gizi, ilmu bahan makanan,
14
dan pengetahuan tentang alat-alat penyelenggaraan makanan serta seni mengolah
bahan makanan yang dimulai dari memilih bahan makanan, mempersiapkan bahan
dimulai sejak memilih bahan makanan yang akan digunakan dan kemudian
dihidangkan dan rasa makanan waktu dimakan. Kedua aspek itu sama pentingnya
c. Penyajian makanan
hidangan yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik,
seluruh upaya yang telah dilakukan guna menampilkan makanan dengan cita rasa
yang tinggi akan tidak berarti. Warna makanan memegang peran utama dalam
diinginkan digunakan zat pewarna yang berasal dari berbagai bahan alam dan
15
d. Aroma makanan
Aroma yang disebabkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat
e. Suhu Makanan
dalam penentuan cita rasa makanan. Namun makan yang terlalu panas atau terlalu
dingin akan sangat mengurangi sensivitas sarang pengecap terhadap rasa makanan.
f. Waktu makan
Manusia secara ilmiah lapar setelah 3-4 jam makan, sehingga setelah
waktu tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik dalam makanan ringan
atau berat.Jarak waktu antara makan malam dan bangun pagi sekitar 8 jam.Selama
waktu tidur metabolisme tubuh tetap berlangsung, akibatnya pada pagi hari perut
sudah kosong sehingga kebutuhan energi diambil dari cadangan lemak tubuh.
g. Porsi makanan
Gizi rumah sakit yang dipakai dan disesuaikan dengan factor jenis penyakitnya.
h. Keramahtamahan pramusaji
16
menikmati makanan dan akhirnya dapat menimbulkan rasa puas. Sebaliknya
Dalam penyajian makanan perlu diperhatikan hal pokok yaitu pemilihan alat yang
bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan
minuman. Alat makan yang tidak di cuci dengan bersih dapat menyebabkan
organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan
mencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya
bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan
melakukan uji dengan usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi
alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan
alat tersebut. Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjadinya
penularan penyakit.
17
C. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
1. Pengertian
optimal melalui pemberian diet yang tepat. Komponen penting dalam kesuksesan
dari persepsi pasien terhadap produk dan persepsi pasien terhadap kualitas
makanan rumah sakit yang diberikan terhadap pasien rawat inap merupakan salah
satu kegiatan penting di rumah sakit, termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan
18
menyajikan bahan makanan, tetapi juga meliputi fasilitas, anggaran, ketenagaan,
bagi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar tersedia
(macam dan jumlah) bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai
a. Perencanaan Menu
diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan kebutuhan zat gizi yang
memenuhi prinsip gizi seimbang. Adapun tujuan perencanaan menu ialah agar
tersedia siklus menu sesuai dengan klarifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit
dan dilakukan evaluasi terhadap menu secara berkala setiap tiga atau enam bulan.
kegiatan ini ialah agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan
(order) bahan makanan, berdasarkan manu atau pedoman menu dan rata-rata
19
jumlah konsumen atau pasien 9 yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar
tersedia daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang
diterapkan.
kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang telah ditetapkan. Tujuan penerimaan bahan makanan ialah agar tersedia
bahan makanan yang yang sesuai dengan standar rumah sakit sehingga
tersedianya kualitas makanan yang bermutu, mempunyai nilai gizi yang tinggi
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun
kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan.
20
mempersiapkan bahan-bahan makanan, dan bumbu-bumbu sebelum dilakukan
kegiatan pemasakan.
f. Pendistribusian Makanan
(makanan biasa dan makanan khusus). Terdapat tiga jenis sistem penyaluran
makanan, yakni :
pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan makanan.
dibawa dari tempat pengolahan ke dapur ruang perawatan pasien dalam jumlah
sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari
tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar
21
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kualitas Produk
a. Rasa Makanan
b. Penampilan Makanan
c. Variasi Menu Kepuasan Sisa
d. Tekstur Makanan Pasien Makanan
e. Suhu Makanan
Kualitas Pelayanan
a. Waktu penyajian
b. Kebersihan alat makan
c. Kesesuaian Diet
d. Keramahtamahan Pramusaji
e. Pemakaian APD Variabel Diteliti
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
yaitu kualitas produk dan kualitas pelayanan. Kualitas produk (Diteliti) meliputi
rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur makanan dan suhu
22
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Tabel 1
Defenisi Operasional Variabel
Ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
terhadap variable dependen (variabel terikat ) adalah sisa makanan dan variabel
1. Tempat penelitian
Umum Daerah Sanjiwani Gianyar dengan alamat Jl. Ciung wanara No. 2
sakit tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan bali timur sehingga jumlah
24
c. Penelitian tentang sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien yang khususnya
pasien dengan diit lunak belum pernah dilakukan di Rumah Sakit Umum
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan ( 12 Mei sampai dengan 12 Juni
2021 )
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien rawat inap yang mendapat
2. Sampel penelitian.
1) Pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
gianyar.
4) Mendapat pelayanan gizi berupa makanan lunak ( bubur biasa tanpa diet
khusus ).
25
b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
2) Tidak mau mengkonsumsi makanan yang telah disajikan dari rumah sakit
d. Besar sampel
memenuhi syarat dan diteliti dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
n = 1,96 𝑥 0,25
0,01
n = 49
26
Keterangan :
n = Besar sampel
(0,5)
%(0,01)
minimum
adalah 54 orang.
1. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.
27
2) Gambaran umum penyelenggaraan makanan rumah sakit di Instalasi Gizi
orang enumerator yaitu mahasiswa semester II Prodi Gizi dan Dietetik Program
Sarjana Terapan Kelas Alih Jenjang Poltekkes Denpasar yang telah mendapat
a. Data Primer
2) Data sisa makanan diperoleh melalui penimbangan sisa makanan pasien yang
dilakukan dalam sehari ( makan pagi, siang dan sore ) untuk selanjutnya
sehari.
kepuasan pasien.
28
b. Data Sekunder
1) Data jumlah pasien rawat inap diperoleh dari masing- masing ruangan yang
akan diteliti dan data dari Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit (
SIMRS )
1. Pengolahan data
a. Data Identitas sampel diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi.
29
b. Data kepuasan ( rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, tekstur
makanan dan suhu makanan ) diolah dengan memberi dengan cara sebagai
berikut :
Dalam penelitian ini data sisa makanan yang diolah adalah makanan
pasien dalam satu hari saja dengan siklus menu yang sama untuk
terhadap bubur, lauk hewani dan nabati, sayur dan buah serta snack. Data
dikatagorikan menjadi :
30
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Data Univariat meliputi data identitas sampel, data sisa makanan dan
data kepuasan sampel dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel frekuensi.
b. Analisa Bivariat
dahulu dilakukan Uji Normalitas data dengan menggunakan Shapiro Wilk Test
nilai P>0,05 maka dilakukan Uji beda Independent Sampel T- Test pada tingkat
kepercayaan 5% (α=0,05). Bila data berdistribusi tidak normal dengan nilai P <
0,05 yang selanjutnya dianalisis dengan Uji beda Man Whitney pada tingkat
kepercayaan 5% ( α=0,05 ).
1. Jika P >0,05 : Terima Ho tolak Ha artinya Tidak ada perbedaan sisa makanan
2. Jika P < 0,05 : Terima Ha tolak Ho artinya Ada perbedaan sisa makanan
31
F. Kelemahan Penelitian
Didalam penelitian ini tidak diinklusikan faktor umur, jenis kelamin dan
G. Etika Penelitian
tersebut agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi terkait data yang telah dikumpulkan
dan tidak akan membocorkan data yang didapat dari responden, hanya data
32
4. Bermanfaat (Beneficience)
33
BAB V
A. Hasil Penelitian
1955 di Jalan Ngurah Rai, tepatnya pada lokasi Kantor Bupati Kepala Daerah
yang sangat sederhana, peralatan minim, dan ketenagaan jauh dari memadai.
Pada tahun 1961 pindah lokasi ke Jalan Ciung Wanara Nomor 2 Gianyar, dengan
kondisi yang tidak jauh berbeda dari masa sebelumnya. Bangunan Poliklinik
status. Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar adalah Rumah
Sakit Pemerintah Daerah dengan tipe B Pendidikan. Untuk tahun 2017 ini
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 280 tempat tidur. Selain itu Rumah
Sakit Umum Daerah Gianyar juga sudah terakreditasi paripurna (15 kelompok
34
2. Gambaran Umum Instalasi Gizi
Gianyar secara struklural berada dibawah bidang penunjang non medis, yang saat
ini mempunyai 32 orang tenaga kerja yang terdiri dari 10 orang ahli gizi, 1
penyajian dan distribusi, ruang pencucian dan penyimpanan alat, ruang ganti
untuk pegawai, ruang administrasi gizi, toilet dan tempat pembuangan sampah.
dikunyah, ditelan dan dicerna, makanan ini cukup kalori, protein dan zat-zat gizi
kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
3. Karakteristik Sampel
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani sebanyak 54 orang sesuai kriteria inklusi
usia, jenis kelamin dan pendidikan disajikan dalam bentuk tabel maupun gambar
sebagai berikut :
35
Gambar 2
Sebaran Sampel Berdasarkan Usia
Gambar 3
Sebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
36
c. Karakteristik sampel berdasarkan pendidikan
Gambar 4
Sebaran Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Daerah Sanjiwani yang mendapatkan makanan dengan diet makanan lunak biasa
a. Sisa Makanan
bahwa rata-rata sisa makanan pokok ( bubur ) yang tidak habis dimakan oleh
37
sampel berdasarkan hasil penimbangan terhadap sisa makanan adalah sebesar
Dari penelitian pada 54 sampel dalam menu sehari diperoleh hasil bahwa
rata-rata sisa lauk hewani diperoleh sebesar 19,9 gram dengan presentase rata-
rata 39,8 %. Adapun jenis menu lauk hewani yang paling banyak tidak habis
diperoleh hasil bahwa sisa lauk nabati yang tidak habis dimakan oleh sampel
diperoleh rata – rata sebesar 17,8 gram dengan presentase rata-rata 35,6 %.
Adapun jenis menu lauk nabati yang paling banyak tidak habis dimakan oleh
Hasil penelitian pada 54 sampel dalam menu sehari diperoleh rata – rata
sisa sayuran 23,4 gram dengan presentase rata-rata 31,2%. Adapun jenis menu
sayuran yang paling banyak tidak habis dimakan oleh pasien yaitu tumis buncis +
wortel.
38
e. Sisa Buah
bahwa sisa buah diperoleh rata – rata sisa buah 15,3 gram dengan presentase
rata-rata 15,3%. Adapun jenis buah yang paling banyak tidak habis dimakan oleh
Tabel 2
Sebaran Sampel Rata-Rata Sisa Makanan Berdasarkan Jenis Hidangan
39
Gambar 5
diperoleh hasil bahwa sebagian besar yaitu 41 sampel (75,92%) sisa makanan ≥
dan jenis kelamin dapat dijelaskan seperti Tabel 3 dan 4, sedangkan berdasarkan
Tabel 3
Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Usia
Sisa Makanan
Jumlah
Usia Sedikit Banyak
n % n % n %
18-25 tahun 0 0 3 5,6 3 5,6
26-35 tahun 2 3,7 8 14,8 10 18,5
36-45 tahun 2 3,7 6 11,1 8 14,8
46-55 tahun 2 3,7 7 12,9 9 16,7
56-65 tahun 7 12,9 3 5,6 10 18,5
> 65 tahun 0 0 14 25,9 14 25,9
Jumlah 13 24 41 76 54 100
40
Berdasarkan hasil pada Tabel 3 diketahui bahwa sampel dengan sisa
makanan banyak sebagian besar (25,9%) adalah sampel dengan kriteria usia > 65
tahun, sisa makanan sedikit paling banyak terdapat pada usia 56-65 tahun dengan
Tabel 4
Sebaran Sampel Berdasarkan Sisa Makanan Menurut Jenis Kelamin
Sisa Makanan
Jenis Jumlah
Kelamin Sedikit Banyak
n % n % n %
Laki-laki 10 18,5 23 42,5 33 61,1
Perempuan 3 5,6 18 33,4 21 38,9
Jumlah 13 24,1 41 15,9 54 100
sedikit lebih besar pada jenis kelamin laki-laki yaitu 42,5% dibandingkan
Gambar 6
41
Berdasarkan Gambar 6 diketahui dari karakteristik jenis penyakit
sebagian besar sampel yang menyisakan banyak makanan adalah sampel Interna
b. Kepuasan pasien
Gambar 7
Distribusi Frekuensi Kepuasan Sampel
besar yaitu 81,5% mengatakan puas terhadap kualitas makanan dari aspek
rasa, penampilan, variasi menu, tekstur dan suhu makanan, sedangkan sisanya
Hasil analisis diperoleh hasil nilai p > α (0,05) maka data berdistribusi normal,
42
Analisa data dilakukan untuk menganalisis perbedaan sisa makanan
Tabel 5
Sebaran Sampel Perbedaan Sisa Makanan Berdasarkan Kepuasan Sampel
Sanjiwani Gianyar diperoleh hasil bahwa pasien dengan sisa makanan <20%
yang menyatakan puas sebanyak 92,30% dan sisanya 7,70% mengatakan tidak
puas. Pasien dengan sisa makanan ≥ 20% sebanyak 78,04% mengatakan puas
dan sisanya 21,96% tidak puas terhadap makanan yang disajikan dari rumah
mnenunjukan pasien dengan sisa makanan < 20% dan ≥ 20% sama-sama puas
nilai p = 0,092. Karena nilai p > α (0,05), maka H0 gagal ditolak. Hal ini berarti
43
bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat
Berdasarkan hasil uji statistic yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan Uji Independent t-test diperoleh bahwa Sisa makanan pasien yang
mendapatkan diet lunak secara umum tergolong banyak atau tidak sesuai dengan
standar (<20%) tetapi dari segi kepuasan pasien berdasarkan rasa, penampilan,
variasi menu , tekstur dan suhu makanan termasuk katagori puas terhadap
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sisa makanan tidak dipengaruhi
oleh kepuasan pasien tetapi disebabkan oleh factor lain seperti kondisi pasien
yaitu adanya penurunan nafsu makan akibat rasa mual dan patofisiologi penyakit
pasien.
B. Pembahasan
rata berusia 25,9% dengan usia terbanyak yaitu lebih dari 65 tahun usia termuda
yaitu 21 tahun dan tertua yaitu 85 tahun. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan (AKG 2013), semakin tua umur manusia maka kebutuhan energi
dan zat gizi semakin sedikit, hal ini mempengaruhi tingkat asupan makanan oleh
pasien. Pada usia dewasa zat gizi diperlukan untuk melakukan pekerjaan,
sel. Usia sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang, dalam studi
penyakit yang ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh
44
usia (Noor, 2008). Dari penelitian ini diperoleh responden dengan katagori umur
lebih dari 60 tahun dengan kemampuan tingkat asupan dan daya terima yang
rendah.
laki-laki sebesar 61,1 % (33 sampel) dan perempuan 38,9 %.(21 sampel). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat dan
mendapatkan diet lunak biasa adalah berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin
dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Hal ini terjadi karena ada perbedaan
energi antara laki-laki dan perempuan yaitu kalori basal perempuan lebih rendah
sekita 5-10% dari kebutuhan kalori laki-laki. AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada
sampel didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 66,7% (36 sampel) mempunyai
tentang gizi terutama diet yang harus mereka patuhi dan jalankan serta tentang
bahan makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari selama sakit, untuk
45
informasi yang tersedia baik dari petugas kesehatan seperti dokter,petugas gizi dan
perawat atau melalui media seperti buku dan internet. Sumber informasi yang
Pengetahuan yang baik dimiliki oleh sampel pada penelitian ini dapat
keluarga tamat SMA. Pendidikan dalam jangka pendek (immediate impact), dapat
rata-rata makanan pokok (bubur) sebesar 29,9 gram (14,6%), untuk Lauk hewani
sisa rata-rata sebesar 19,9 gram (39,8%), lauk nabati yaitu 17,8 gram (35,6%), sisa
sayur sebanyak 23,4 gram (31,2%) dan untuk buah sebesar 15,3 gram (15,3%).
Hal ini menunjukan bahwa hanya makanan pokok (bubur) dan buah yang sudah
hewani, lauk nabati dan sayur masih katagori sisa makanan banyak ( tidak sesuai
standar yaitu <20%). Sisa makanan secara keseluruhan terhadap makanan pasien
46
diperoleh hasil dari 54 sampel penelitian rata-rata sisa makanan pasien adalah
21,12 gram (27,30%) dengan modusnya yaitu 15,8 gram dan mediannya
adalah 22,2 gram dengan standar deviasi yaitu3,5472. Sisa makanan sampel paling
sedikit adalah 13,7 gram dan paling banyak adalah 28,6 gram.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahara
(2019) tentang “Sisa Makanan Pasien Berdasarkan Cita Rasa, Penampilan dan
makanan yang ditemukan di rumah sakit tersebut yaitu rata rata sebanyak 30,92%
atau sebanyak 216,46 gr dan termasuk banyak karena melebihi angka yang
ditetapkan oleh PGRS yaitu 20%. Berdasarkan waktu makan pagi, siang dan
yaitu dari keseluruhan sampel (54 responden) didapatkan bahwa sebagian besar
yaitu 81,5% (44 sampel) mengatakan puas terhadap kualitas makanan yang
disajiakn dan sisanya yaitu 18,5% (10 sampel) menyatakan tidak puas. Kepuasan
pasien terhadap kualitas makanan rumah sakit dinilai dari segi rasa, penampilan,
kepuasan pasien rawat inap menggunakan Shapiro Wilk Test pada tingkat
47
mengatakan puas dan tidak puas adalah 0,200. Hal ini menunjukkan nilai p > α
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfiani
(2017) tentang Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa
Makanan pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar dengan hasil sebesar
79,4% responden mengatakan bahwa rasa makanan cukup enak tetapi 71%
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
p=0,092, hal ini berarti nilai p > α (0,05) yang artinya H0 gagal ditolak. Hal ini
berarti bahwa tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Irfiani (2017) tentang
Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa Makanan Biasa
pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar yaitu tidak ada hubungan antara
penampilan makanan dengan sisa makanan dan tidak ada hubungan antara rasa
48
BAB VI
A. Simpulan
2. Kepuasan pasien terhadap makanan diperoleh hasil sacara umum puas, dengan
hasil 81,48% puas dan hanya 18,52% yang tidak puas terhadap makanan yang
disajikan dari rumah sakit dari aspek rasa, penampilan, variasi menu, tekstur
dan suhu makanan.
3. Tidak ada perbedaan sisa makanan berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
B. Saran
1. Karena sisa makanan masih dalam katagori banyak atau tidak sesuai standar
maka pada proses persiapan sampai pendistribusian makanan diharapkan lebih
ditingkatkan lagi dalam hal pengolahan dan variasi menu yang disajikan
terutama pada jenis hidangan lauk hewani, nabati dan sayur serta macam
daging dan sayuran lebih bervariasi dan cara pengolahan yang lebih
dimodifikasi sehingga warna, tekstur, dan aroma bisa menarik pasien sehingga
meminimalisir sisa makanan
49
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan sebaiknya lebih diperhatikan variabel
atau indikator yang akan diteliti untuk pengukuran sisa makanan seperti
indikator umur, jenis kelamin dan jenis penyakit.
50
DAFTAR PUSTAKA
AKG. (2013). Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin yang di
Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Lampiran Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.
Almatsier, S. (2012). Penuntun Diet (Edisi Baru ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama1.
Anggraeni, R. R. (2016). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Penyajian
dan Pelayanan Makanan yang Disajikan di Rumah Sakit Condong Catur
Yogyakarta. Skripsi, 178.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Retrieved Maret Rabu,
2021, from www.bps.go.id>2019/12/20
Esabela, I. I., Setyowati, S., & LWS, W. L. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Pada
Pelayanan Makanan Menurut Karakteristik Pasien di RSUD Hanau,
Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Penelitian.
Hartati, S. B. (2019). Penuntun Diet dan Terapi Gizi (4 ed.). Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia.
Kemenkes, R. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes,RI. (2014). Peraturan Mentri Kesehatan Rebublik Indonesia. Retrieved
Maret Rabu, 2021, from http://bprs.kemkes.go.id
Laporan Survey Kepuasan Pelayanan Gizi. Gianyar.2020 . Instalasi Gizi RSUD
Sanjiwani .
Nurqisthy, A., Andriani , M., & Muniroh, L. (2016). Hubungan Kepuasan Pelayanan
Makanan Dengan Tingkat Kecukupan Energi Dan Protein Pasien di Rumah
Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian.
Penyakit Berdasarkan Klasifikasi Umur Menurut WHO. (2020). Retrieved Maret
Rabu, 2021, from www.Sehatq.com.Risiko
Permenkes. (2020). No.3 tahun 2020 Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit.
Rachmawati, I., & Afridah, W. (2014). Mutu Pelayanan Gizi dengan Tingkat
Kepuasan Pasien. Skripsi, 9.
51
Rosma, A. (2015). Tingkat Kepuasan Pasien Kepada Pelayanan Makanan di Rumah
Sakit 'AISYIYAH PURWOREJO. Skripsi, 148.
Supariasa, I. N., (2019). Asuhan Gizi Klinik (Terbaru ed.). Jakarta: EGC.
Wahyunani , B. D., Susilo, J., & Sari, L. W. (2017). Hubungan Tingkat Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Gizi Dengan Sisa Makanan Pasien di Riang VIP
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta . Penelitian.
Irfiani (2017) . Hubungan antara Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa
Makanan pada Pasien Rawat Inap di RSU Aminah Blitar.
Zahara (2019) . Sisa Makanan Pasien Berdasarkan Cita Rasa, Penampilan dan Variasi
Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Manan Simatupang
Kisaran. Jakarta
52
LAMPIRAN
53
LAMPIRAN 1
2. A.A.Istri Rahayu
54
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sisa makanan
berdasarkan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar. Jumlah sampel minimal 54 orang dengan syaratnya pasien yang menjalani
rawat inap di RSUD Sanjiwani Gianyar, berusia >18 tahun, mendapat pelayanan gizi
berupa makanan lunak ( tanpa berdiet khusus), pasien dalam keadaan sadar dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Peserta akan menjawab pertanyaan pada kuisioner yang
terdiri dari 5 item, yang akan dijelaskan terlebih dahulu oleh peneliti pada hari
pertama saat klien datang dan waktu yang tersita untuk melakukan pengisian
kuisinoer diperkirakan selama 10 menit.
Penelitian ini tidak ada perlakuan yang akan diberikan kepada peserta.
Dimana peserta dalam penelitian ini akan diwawancarai mengenai kepuasan pasien
terhadap pelayanan gizi di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Kerahasiaan data peserta pasien akan dijamin kerahasiaannya. Dimana
tidak menggunakan nama atau data asli pasien melainkan menggunakan kode sampel.
Kepesertaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik pada penelitian ini bersifat suka rela. Bapak/
Ibu/ Saudara/ Adik dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada
penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi.
Keputusan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik untuk berhenti sebagai peserta penelitian tidak
akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan pengobatan yang akan diberikan di
RSUD Sanjiwani Gianyar.
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik diminta untuk menandatangani formulir ’Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent) Sebagai*Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik benar-benar memahami tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik akan
diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik untuk kelanjutan
kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Bapak/
Ibu/ Saudara/ Adik.
55
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silahkan
hubungi peneliti : I Ketut Wirama dengan nomer HP. 081337224422. Tanda tangan
Bapak/ Ibu/ Saudara/ Adik dibawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu/ Saudara/
Adik telah membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk
bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.
56
57
Tanda Tangan saksi diperlukan pada formulir Consent ini hanya bila
Wali dari peserta penelitian tidak dapat membaca/ tidak dapat bicara atau buta
Komisi Etik secara spesifik mengharuskan tanda tangan saksi pada penelitian ini
( misalnya untuk penelitian resiko tinggi dan atau prosedur penelitian invasive)
catatan:
Saksi harus merupakan keluarga peserta penelitian, tidak boleh anggota tim
penelitian.
Saksi :
Saya menyatakan bahwa informasi pada formulir penjelasan telah dijelaskan dengan
benar dan dimengerti oleh peserta penelitian atau walinya dan persetujuan untuk
menjadi peserta penelitian diberikan secara sukarela.
(Jika tidak diperlukan tanda tangan saksi, bagian tanda tangan saksi ini dibiarkan
kosong)
58
59
60
PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
Jalan Ngurah Rai No. 5-7 Telp (0361) 942230
Website : https://dpmptsp.gianyarkab.go.id email :
dpmptsp@gianyarkab.go.id instagram @dpmptsp_gianyar
GIANYAR
I. Dasar
1. Kepetusan Bupati Gianyar Nomor 608/E-13/HK/2020 Tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan dan Non Perizinan Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Gianyar.
2. Surat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, Nomor : 070/3027/IZIN-
C/DISPMPT, Tanggal 28 Mei 2021, Perihal Surat Keterangan Penelitian / Rekomendasi Penelitian,
3. Surat permohonan yang bersangkutan nomor : 0521/DPMPTSP/IP/2021 tanggal 2 Juni 2021.
II. Setelah Mempelajari dan meneliti rencana kegiatan yang diajukan, maka dipandang perlu memberikan
Rekomendasi Kepada :
III. Dalam melakukan kegiatan agar yang bersangkutan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan kegiatan agar melaporkan kedatangannya kepada Camat setempat atau pejabat yang
berwenang
2. Dilarang melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan judul kegiatan. Apabila melanggar ketentuan,
maka Surat Keterangan/Rekomendasi akan dicabut dihentikan segala kegiatannya.
3. Mentaati segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta mengindahkan norma adat istiadat dan
budaya setempat.
4. Apabila masa berlaku Surat Keterangan/Rekomendasi ini telah berakhir, sedangkan pelaksanaan kegiatan
belum selesai, maka perpanjangan Surat Keterangan/Rekomendasi agar ditujukan kepada instansi pemohon.
5. Menyerahkan hasil kegiatan kepada Bupati Gianyar, melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Gianyar
6. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penerbitan Surat Keterangan/Rekomendasi ini
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Di Keluarkan di Gianyar
Pada Tanggal 2 Juni 2021
Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Gianyar
61
62
63