Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA

EVALUASI PENERIMAAN BAHAN BASAH DI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH KLUNGKUNG

Oleh:
I Gusti Agung Priyaniti Ananda Kresna Kepakisan
NIM. P07131220052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2023
LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA

EVALUASI PENERIMAAN BAHAN MAKANAN BASAH DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan
Jurusan Gizi Prodi Gizi dan Dietetika
Program Sarjana Terapan

Oleh:
I Gusti Agung Priyaniti Ananda Kresna Kepakisan
NIM. P07131220052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN
GIZI PRODI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA


EVALUASI PENERIMAAN BAHAN MAKANAN BASAH DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG

Oleh:
I Gusti Agung Priyaniti Ananda Kresna Kepakisan
NIM. P07131220052

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Clinical Instructur, Pembimbing Lapangan,


RSUD Kab. Klungkung

Ida Ayu Eka Padmiari I Dewa Ayu Putu Trisnayanti, S.Gz


NIP. 19840624 200902 2 011
NIP. 19840624 200902 2 011

Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Denpasar

Dr. I Putu Suiraoka, SST.M.Kes


NIP. 197301241995031001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan individu praktek kerja

lapangan ini dengan judul “Evaluasi Penerimaan Bahan Makanan Basah di Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung”.

Penulis menyadari dalam penyusunan penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan

dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. I Dewa Ayu Putu Trisnayanti, S.Gz sebagai pembimbing clinical instructur yang

telah memberikan banyak koreksi, saran, masukan dan penuntun prnulisan dalam

penelitian ini.

2. Dr. I Wayan Juni Arsana,SST.M.Fis sebagai pembimbing lapangan yang juga

memberikan banyak koreksi, saran, masukan dan penuntun penulisan dalam

penelitian ini.

3. Direktur Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan kesempatan,

dorongan dan membantu kelancaran penyelesaian penelitian ini.

4. Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan

kesempatan, doronngan dan membantu kelancaran penyelesaian penelitian ini.

5. Bapak/Ibu dosen da Tenaga Kependidikan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Denpasar yang turut memberikan arahan dan masukan yang berguna bagi penulis.
6. Pegawai dan staff instalasi gizi RSUD Kab. Klungkung serta temana-teman

magang yang telah memberikan dorongan dan dukungan dalam membantu

penyelesaian laporan ini.

Besar harapan penulis semoga penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam

penulisan laporan. Penulis sangan mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membantu untk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan laporan ini

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan terimakasih.

Penulis
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan bagian dari

kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit

untuk memenuhi asupan zat gizi pasien. Penyelenggaraan makanan rumah sakit

dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik

jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai

bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2019). Penyelenggaraan makanan rumah

sakit merupakan serangkaian mulai dari perencanaan menu, perencanaan

kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan

makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, pemasakan bahan

makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi (Kemenkes, 2013).

Penerimaan bahan makanan merupakan kelanjutan dari proses pemmbelian

bahan makanan yang akan diolah pada proses permasakan makanan, proses

penerimaan dilakukan agar mendapatkan bahan baku makanan yang berkualitas

untuk diolah. Pada proses penerimaan bahan makananan, akan dilakukan

pengecekan bahan makanan dan memastikan apakah bahan makanan yang dipesan

sesuai dengan kriteria pada saat pemesanan atau tidak (Rahmy, 2021). Pada proses

penerimaan bahan makanan di rumah sakit, terdapat kegiatan pengecekan kualitas

bahan makanan yang dilakukan oleh petugas penerimaan bahan makanan.

Pengecekan kualitas bahan makanan dilakukan dengan cara membandingkan

bahan makanan dengan spesifikasi bahan makanan seperti warna makanan, jenis

bahan makanan, bentuk bahan makanan, kualitas bahan makanan dan identitas
pabrik. Selian itu pada proses penerimaan juga dilakukan pemeriksaan kuantitas

makanan apakah sudah sesuai dengan jumlah yang di pesan (Hasanah, 2022).

Karena mutu dan keamanan makanan sangat bergantung pada keamanan bahan

baku yang digunakan, kegiatan yang berfungsi dalam mengontrol kualitas bahan

makanan adalah penerimaan bahan makanan (Yuliana, 2018)

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung merupakan salah satu

rumah sakit berakreditasi B yang memberikan pelayanan gizi yaitu salah satunya

adalah pelayanan makanan. Dalam pelayanan makanan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Klungkung ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu

perencanaan bahan makanan, pemesanan bahan makanan, pembelian bahan

makanan, penerimaan bahan makanan, pendistribusian bahan makan,

penyimpanan bahan makanan, pemasakan bahan makanan, pemorsian makanan

dan pendistribusian makanan. Terkhusus pada penerimaan bahan makanan di

Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung dilakukan setiap hari untuk penerimaan

bahan makanan basah. Setelah beberapa kali dilakukan pengamatan proses

penerimaan bahan basah di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung

masih belum sesuai dengan prosedur yang ada, karena pada saat penerimaan

bahan basah ahli gizi penerima tidak melakukan pemeriksaan pada kualitas dan

kuantitas bahan masakan basah. Tentunya hal ini akan berdampak pada pemberian

pelayanan makanan karena akan mempengaruhi mutu dan kualitas makanan yang

akan diberikan kepada pasien.

Berdasarkan data-data diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai evaluasi proses penerimaan bahan makanan basah di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Klungkung.


B. Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimanakah kesesuaian proses pelaksanaan penerimaan bahan makanan

basah di Rumah Sakit Umum Kabupaten Klungkung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan mengamati proses pelaksanaan penerimaan bahan

makanan basah di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran proses pelaksanaan penerimaan bahan makanan basah

di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung

b. Mengamati proses pelaksanaan penerimaan bahan makanan basah di Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa untuk mengembangkan

ilmu dalam proses pelaksanaan penerimaan bahan makanan basah.

2. Praktis

Sebagai evaluasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan makanan di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerimaan Bahan Makanan

1. Pengertian Penerimaan Bahan Makanan

Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi

memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang

macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi

yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya (Kemenkes, 2013).

Penerimaan bahan makanan merupakan serangkaian studi, inspeksi,

mecatat sarta melaporkan bahan yang ditentukan dalam surat kesepakatan

antara pembeli dan vendor penyedia bahan makanan. Pada suatu instansi

besar penerimaan dapat digunakan sebagai salah satu kegiatan controlling

yang dilakukan pada tahap awal (Bachyar Bakri, 2018).

2. Tujuan Penerimaan Bahan Makanan

Tujuan dari penerimaan bahan makanan adalah tersedianya bahan

makanan untuk disalurkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan , ama

untuk digunakan, bahan tahan lama dan siap dipakai sesuai dengan

permintaan (Bachyar Bakri, 2018).

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penerimaan bahan makanan

yaitu :

a. Jumlah bahan makanan yang diterima harus sesuai dengan faktur

pembelian

b. Mutu bahan makanan yang diterima harus sama dengan spesfikasi bahan

makanan
c. Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi

meriksa, menelitimecatat dan melaporkan macam,kualitas dan jumlah

bahan makanan yang sesuai dengan pesanan

d. Harga bahan makanan yang tercantum pada faktus pembelian harus sama

dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam penawaran bahan

makanan.

3. Metode penerimaan bahan makanan

Metode penerimaan bahan makanan ada 2 (dua) macam yaitu :

a. Secara buta (blind receiving)

Pada cara ini petugas penerima tidak menerima faktur pembelian

pihak penjual. Penerima hanya menerima bahan makanan dan langsung

mengecek jumlahnya dan mencatat pada buku atau formulir yang tersedia.

Dan pada metode ini penerima tidak melakukan pemeriksaan pada

spesifikasi bahan makanan.

b. Secara konvensional (conventional receiving)

Pada proses penerimaan ini petugas penerima makanan menerima faktur

pembelian dengan spesifikasinya sehingga bila jumlah dan mutu tidak

sesuai maka petugas penerima berhak untuk mengembalikan bahan

makanan.

4. Tugas pokok unit penerimaan bahan makanan

Tugas pokok unti penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut :

a. Cek bahan makanan segera setelah bahan makanan datang. Bahan

makanan segar harus didahulu dalam pengecekan penerimaan bahan


makanan. Pengecekan meliputi pemeriksaan faktur permintaan, tanggal

pengiriman, jumlah, berat, panjang, tanggal kadarluarsa, satuan ukuran.

b. Membutuhkan tanda pada bahan makanan yang sudah diperiksa dan

tanggal bahan makanan tersebut diterima sehingga memudahkan dalam

penerapan sisten FIFO (first in first out).

c. Menanda tangani faktur pembelian bahan makanan sesuai dengan jumlah

yang diterima

d. Mengisi formulir penerimaan dan membuat laporan penerimaan dan

membuat berita acara penerimaan bahan makanan tersebut.

e. Membuat laporan bahan makanan yang dikembalikan (didiskualifikasi)

karena tidak sesuai spesifikasi.

f. Mengirim bahan makanan yang diterima ke bagian penyimpanan kering

dan segar/basah untuk yang perlu disimpan dan ke bagian persiapan untuk

bahan makanan yang digunakan langsung hari itu.

5. Syarat letak ruang penerimaan bahan makanan

Syarat ruang penerimaan bahan makanan sebaiknya memenuhi unsur

berikut :

a. Dapat dicapai oleh kendaraan pengantar bahan makanan.

b. Dekat dengan ruang penyimpanan bahan makanan.

c. Ruangan cukup luas untuk memeriksa bahan maknan dan dilengkapi

dengan timbangan, alat pengangkut bahan maknan, meja kerja dan

beberapa peralatan untuk menempatkan bahan maknan yang diterima

sesuai kebutuhan.

d. Bersih dan aman dari binatang pengganggu (lalat dan serangga).


e. Permukaan lantai mudah dibersihkan

6. Prosedur penerimaan bahan makanan

Prosedur penerimaan bahan makanan :

a. Bahan maknan yang diterima berasal dari pembelian yang dilakukan oleh

bagian pembelian berdasarkan surat pemesanan . Artinya tidak ada

pembelian bahan makanan tanpa permintaan bagian yang membutuhkan

barang yang bersangkutan.

b. Permintaan bahan makanan dibuat oleh bagian pemesanan bahan makanan

atau bagian gudang. Barang yang dikirimkan rekanan harus sesuai dengan

surat pemesanan yang diterima oleh bagian pembelian bahan bahan

makanan.

c. Kegiatan yang dilakukan bagian penerimaan dalam aktifitas penerimaan

barang meliputi.

1. Pemeriksaan terhadap kecocokan data pengiriman.

2. Pemeriksaan terhadap fisik barang meliputi pemeriksaan spesifikasi

barang, perhitungan kuantitas barang, pemeriksaan kualitas barang dan

kondisi barang.

3. Membuat laporan penerimaan barang yang memuat informasi hasil

pemeriksaan yang benar-benar dilakukan.

4. Bagian penerimaan menyerahkan laporan penerimaan barang kepada

bagian pembelian sebagai informasi bahwa barang sudah diterima dan

untuk diperiksa kecocokannya dengan order pembelian.

5. Sementara tembusan laporan penerimaan barang beserta barang yang

bersangkutan diserahkan ke bagian gudang.


7. Proses penerimaan bahan makanan

Ada beberapa proses penerimaan bahan makanan yaitu :

a. Jumlah bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah bahan

makanan yang tertulis dalam faktur pembelian dan sama jumlahnya

dengan daftar permintaan institusi (Purwaningtiyas, 2013).

b. Mutu bahan makanan yang diterima harus sesuai dengan spesfifikasi

bahan makanan yang diminta pada surat kontrak perjanjian jual beli

(Purwaningtiyas, 2013).

c. Harga bahan makanan yang tercantum pada faktur pembelian harus sama

dengan harga bahan makanan yang tercantum pada penawaran bahan

makanan (Purwaningtiyas, 2013).

d. Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan,

bahan makan kering disimpang di gudang/penyimpanana kering (Dr.

Embry Netty, 2007).

e. Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan

penyimpanan di ruangan pendingin (Freezer/chiller) (Dr. Embry Netty,

2007).

Penerimaan bahan makanan sangat penting dalam pengendalian harga

pokok makanan. Fungsi ini merupakan rangkaian lanjutan setelah bahan

makanan dipesan oleh fungsi pembelian dan penerimaan.Fungsi

penerimaan harus dikendaliakan oleh manajemen agar melakukan

perannya yang sangat vital dalam pencapaian target harga pokok bahan

makanan. Tujuan pengendalian aktivitas fungsi penerimaan adalah agar

institusi penyelenggaraan makanan: Mendapatkan jumlah sesuai dengan


yang dipesan, mendapatkan harga yang sesuai dengan yang ditawarkan

dan mutu bahan makanan yang diterima sesuai dengan yang ditawarkan

8. Pengawasan penerimaan bahan makanan

Sebagai petugas receiving sekaligus petugas storekeeper harus selalu

mempunyai ketelitian dan pengawasan terhadap barang-barang. Barang-

barang yang diperiksa harus benar-benar diperiksa kecocokanya dengan

teliti sesuai dengan perincian standar pembelian yang telah ditetapkan oleh

institusi.

Pengawasan yang luas meliputi semua ciri-ciri khas kualitas harus

diadakan.Ketelitian tersebut antara lain mengecek nota pembelian,

mengecek barang baik jumlah,jenis,harga,dan kualitas dicocokan dengan

catatan dan market list dan membuka setiap barang yang terbungkus untuk

mengetahui kebenaran dari isi barang. Setelah cocok dengan barang, yang

sudah dibeli dimasukkan ke gudang untuk disimpan.Tugas receiving clerk

selain menerima barang dan meneliti barang maka juga harus mengadakan

pengawasan pada saat pemasukan barang ke gudang oleh rekanan ,ini

bertujuan untuk menghindari pencurian barang karena sebenarnya tidak

dibenarkan rekanan masuk kedalam area penyimpanan barang (Bachyar

Bakri, 2018).

9. Kelengkapan pada ruang penerimaan bahan makanan

Ruangan penerimaan dilengkapi dengan kelengkapan administrasi dan

peralatan berupa :

a. Timbangan berat bahan

b. Trolley pengangkut barang


c. Keranjang/wadah bahan makanan

d. Tempat cuci bahan makanan

B. Bahan Makanan Basah

1. Pengertian

Bahan makanan basah adalah jenis bahan makanan yang memiliki

kadar air yang tinggi dan umumnya digunakan dalam pembuatan

makanan basah seperti sup, saus, dan masakan berkuah (William, 2019).

Berikut adalah beberapa contoh bahan makanan basah beserta

sumbernya:

a. Ikan: Ikan segar merupakan salah satu bahan makanan basah yang umum

digunakan. Sumbernya bisa berasal dari perairan laut, sungai, dan danau.

Contoh ikan yang sering digunakan antara lain salmon, tuna, kakap, dan

bandeng.

b. Ayam: Daging ayam juga sering digunakan dalam makanan basah.

Sumbernya dapat berasal dari peternakan ayam atau pasar. Bagian-

bagian ayam yang sering digunakan antara lain daging dada, paha, dan

sayap

c. Sayuran: Berbagai jenis sayuran segar seperti wortel, kentang, bawang

merah, bawang putih, cabai, dan tomat sering digunakan sebagai bahan

makanan basah, Sumbernya bisa dari kebun sendiri, pasar, atau

supermarket.

d. Buah-buahan: Beberapa buah segar seperti jeruk, apel, pisang, dan tomat

juga bisa digunakan dalam makanan basah, Sumbernya dapat berasal dari

kebun, pasar, atau supermarket.


e. Rempah-rempah: Bumbu-bumbu seperti jahe, kunyit, serai, daun salam,

dan daun jeruk sering digunakan untuk memberikan aroma dan cita rasa

pada makanan basah. Sumbernya bisa dari kebun sendiri atau dapat dibeli

di pasar.

f. Daging sapi: Daging sapi segar atau olahan seperti sapi giling sering

digunakan dalam makanan basah seperti sup, rendang, atau gulai.

Sumbernya dapat berasal dari peternakan sapi atau pasar.

g. Telur: Telur ayam sering digunakan dalam makanan busah seperti mie

goreng, nasi goreng, dan sup. Sumbernya dapat berasal dari peternakan

ayam atau pasar.

2. Mutu Bahan Makanan

Mutu bahan makanan basah merujuk pada kualitas dan kebersihan

bahan-bahan yang digunakan dalam makanan basah, seperti daging.

ayam, ikan, sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan telur. Bahan-

bahan ini harus memenuhi standar keamanan pangan dan menjaga

kesegarannya selama proses pengolahan dan penyimpanan (Brown.A,

2020).
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Proses pelaksanaan
penerimaan bahan makanan
Pengecekan jumlahh
Pengecekan mutu
Pengecekan harga Mutu bahan
Pendistribusian makanan basah
Penyimpanan

Gambar 1. Kerangka Konsep


= = Variabel yang diteliti

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent variable) dari penelitian ini adalah proses

penerimaan bahan makanan

b. Variabel terikat (Dependent variabel) dari penelitian ini adalah mutu

bahan makanan basah


2. Definisi Operasional

Tabal 1. Definisi Operasional

Definisi Cara
No Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Pengukuran

1 Mutu Membandingkan Cara Dikategorikan Interval

Bahan pelaksanaan pengukuran menjadi dua

Makanan prosedur dengan cara yaitu:

Basah penerimaan bahan pengamatan 1. Sesuai

makanan basah langsung 2. Tidak

dengan standar pada saat Sesuai

proses penerimaan proses

bahan makanan penerimaan

bahan

makanan

basah

C. Hipotesis Penelitian

Terdapat ketidaksesuaian proses pelaksanaan penerimaan bahan

makanan basah dalam pengontrolan mutu bahan makanan basah di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung.


BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross

sectional.

B. Alur Penelitian

Rumusan masalah

Pengumpulan data (pengamatan


proses penerimaan bahan makanan)

Pengelolaan data

Laporan Akhir

Gambar 1. Alur Penelitian

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Klungkung pada tanggal 30 September 2023.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUD Klungkung


D. Sampel Penelitian

1. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bahan-bahan pada penerimaan yang akan

digunakan pada siklus menu 10 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Klungkung.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

a. Data primer

Data yang dikumpulkan meliputi proses penerimaan bahan makanan basah.

b. Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dafatr belanja dan

spesifikasi bahan makanan.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer didapatkan dengan cara wawancara dan pengamatan langsung.

Mengenai juga proses penerimaan bahan makanan.

b. Data Sekunder

Data daftar belanja dan spesifikasi bahan makanan basah didapatkan dari

dokumen di RSUD Kabupaten Klungkung.

3. Alat dan Instrumen Penelitian

Alat dan Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Alat

1) Alat Tulis (pulpen dan kertas)


b. Instrumen

1) Spesfisikasi bahan makanan basah

2) Daftar belanja

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data Primer

Data Primer yakni dengan membandingkan proses penerimaan bahan

makanan di bandingkan dengan standar penerimaan bahan makanan basah,

kemudian di kategorikan menjadi dua yaitu:

1. Sesuai

2. Tidak sesuai

b. Data Sekunder

1) Daftar belanja

Daftar belanja diolah dengan membandingkan kuantitas dan jenis bahan

makanan basah yang datang dengan kuantitas dan jenis bahan makanan basah di

daftar belanja,

2) Spesifikasi bahan makanan basah

Spesifikasi bahan makanan diolah dengan cara membandingkan persentase

berut bahan makanan basah yang sesuai spesfikasi dengan bahan makanan yang

tidak sesuai spesfikasi.

G. Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis univariat bertujuan untuk

mendeskripsikan setiap variabel yang akan diteliti. Yakni, pendeskripsian tersebut

dapat dilihat pada analisa pengamatan proses penerimaan bahan makanan.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada pengamatan proses pelaksanaan penerimaan bahan makanan basah

ditemukannya proses penerimaan yang tidak sesuai. Yaitu pada proses

penerimaan bahan makanan basah tidak dilakukannya pengecekan mengenai

spesfiikasi bahan makanan basah, hanya melihat kuantitas dan jenis bahan

makanan basah saja. Sehingga bahan makanan yang diterima beberapa tidak

sesuai dengan bahan makanan di RSUD Kabupaten Klungkung. Ketidaksesuaian

proses penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Standar Proses Penerimaan Bahan Makanan Basah

Standar Proses Penerimaan Bahan


No. Sesuai Tidak Sesuai
Makanan Basah

1. Pengecekan jumlah bahan makanan basah



yang datang dengan daftar belanja

2. Pengecekan spesifikasi bahan makanan √

3. Pengecekan harga bahan makanan basah



sesuai dengan nota belanja

4. Pendistribysian bahan makanan basah



yang ingin digunakan langsung

5. Penyimpanan bahan makanan basah yang



akan disimpan
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Bahan Makanan Basah Spesifikasi Dengan

Yang Tidak Sesuai Spesifikasi

Jumlah
Nama Yang
Jumlah
Bahan Jumla Tidak
No. Sesuai Persentase Persentase
Makanan h Total Sesuai
Spesifikasi
Basah Spesifikas
i
1. Kacang
5 Kg 5 Kg 100 - -
panjang

2. Kentang 3 Kg 3 Kg 100 - -

3. Wortel 5 ½ Kg 5 ½ Kg 100 - -

4. Buncis 4 ½ Kg 4 ½ Kg 100 - -

5. Limo 2 bj 2 bj 100 - -

6. Kacang
1 Kg 1 Kg 100 - -
merah

7. Sereh 5 ikat 5 ikat 100 - -

8. Telur
¼ kerat ¼ kerat 100 - -
puyuh

9. Jagung
1 Kg 1 Kg 100 - -
Muda

10. Cabe
3 Kg 2.4 Kg 80% 600 gr 20%
besar

11. Tomat 2 Kg 2 Kg 100 - -

12. Ayam 20 Kg 20 Kg 100 - -

13. Tempe 38
26 95% 2 lembar 5%
Lembar
B. Pembahasan

Berdasarkan dengan hasil pengamatan yang dilakasanakan pada proses

penerimaan bahan makanan yang ada di RSUD Kabupaten Klungkung pada

tanggal 3 September 2023 ditemukan proses penerimaan bahan makanan basah

tidak sesuai dengan standar penerimaan bahan basah di buku PGRS tahun 2013.

Dimana ditahapan pengecekan spesifikasi tidak dilaksanakan sehingga tidak

terjadinya pengontrolan mutu bahan makanan yang sesuai. Maka dengan itu

ditemukan beberapa bahan makanan yang masih tidak sesuai dengan spesifikasi

yaitu cabai merah besar yang dimana ditemukan sebanyak 20% dari jumlah total

cabai besar yang diperlukan terdapat bagian-bagian yang busuk dan tidak fresh,

kemudian yang kedua adalah bahan makanan basah tempe yang dimana

ditemukan sebanyak 5% tempe sudah tidak sesuai dengan spesifikasi yaitu adanya

jamur pada tempe.

Tahapan pengecekan spesifikasi bahan makanan berfungsi untuk

memastikan bahan makanan memiliki kualitas yang sesuai standar yang

ditetapkan dan memastikan bahan makanan tidak terkontaminasi dengan zat kimia

maupun mikroorganisme (ISO, 2019). Maka dengan itu tahapan pengecekan

spesfiikasi tidak bisa dilewati, mengenai hal itu maka perlu dilakukan evaluasi

mengenai proses penerimaan bahan makanna basah di RSUD Kabupaten

Klungkung yaitu mengenai pengawasan lebih lanjut agar seluruh tahapan proses

penerimaan bisa dilaksanakan sesuai dengan prosedur.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proses penerimaan bahan makanan basah di RSUD Kabupaten Klungkung

adalah pengecekan jumlah bahan makanan basah yang diterima, pengecekan

harga dengan nota belanja, pendistribusian bahan makanan basah yang akan

langsung digunakan dan penyimpanan bahan makanan basah.

2. Penerimaan bahan makanan basah di RSUD Kabupaten Klungkung masih

belum dilakukan melaksanakan tahapan pengecekan bahan makanan dengan

spesifikasi bahan makanan basah di RSUD Kabupaten Klungkung.

B. Saran

Berdasarkan dengan hasil diatas disarankan agar tahapan pengecekan

spesifikasi bahan makanan basah pada penerimaan bahan makanan basah dapat di

laksanakan di RSUD Kabupaten Klungkung.


TINJAUAN PUSTAKA
Bachyar Bakri, A. I. (2018). Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Dr. Embry Netty, H. B. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah

Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Hasanah, A. N. (2022). Gambaran Sistem Penerimaan Bahan Makanan di

Instalasi Gizi Rumah Sakit Mitra Husada Pringsetu Tahun 2022.

Tanjungkarang: Politeknik Tanjungkarang.

Indonesia, K. R. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

78 Tahun 2013 .

Kemenkes. (2013). Pedomanan Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Indonesia.

Kemenkes. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78

Tahun 2013.

Nurmasari Widyastuti, C. N. (2018). Manajemen Pelayanan Makanan.

Yogyakarta: K-Media.

urwaningtiyas, S. (2013). Gambaran Penyelenggaraan Makanan Di Pondok

Pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Jember.

Rahmy, H. A. (2011). Manajemen Penerimaan dan Penyimpanan Bahan

Makanan di Rumah Sakit Haji Jakarta. Jakarta: Universitas UIN Syarif.

Yuliana. (2014). Manajemen Penerimaan Bahan Makanan Di Instalasi Gizi

Rumah Sakit Umum provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 .


LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Belanja
Lampiran 2. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai