SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Gizi
OLEH :
NUR FATIMAH SARI
NIM. P00313020.065
RINGKASAN
Metode: Penelitian ini termasuk penelitian Quasi Eksperimen dengan desain one grup
pretest posttest dengan melihat bagaimana perbedaan modifikasi menu lauk nabati pada
makan siang terhadap daya terima pasien non diet. Penelitian dilakukan pada 3 April – 31
Mei 2021 bertempat di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dan dilakukan 2 tahap uji
kesukaan kepada panelis dan responden. Panelis dalam penelitian ini berjumlah 25 orang
dengan panelis agak terlatih dan Responden selaku sampel dalam penelitian ini berjumlah
30 pasien dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data
daya terima menggunakan metode Comstock dan Analisis daya terima menggunakan uji
Wilcoxon untuk mengetahui adatidaknya perbedaan diantara sebelum dan setelah
modifikasi menu dan uji statistic non parametric yaitu Saphiro Wilk untuk meng uji
normalitas data. Tingkat kesukaan dan nilai zat gizi dianalisis secara kuantitatif.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaan berdasarkan uji daya terima cita rasa
skor tertinggi sangat disukai yaitu setelah modifikasi resep dengan nilai rata – rata 4,25,
sedangkan skor daya terima berdasarkan sisa makanan dengan menggunakan metode
Comstock dengan kategori habis setelah modifikasi lebih tinggi dengan presentase 73,3%
dan terdapat peningkatan nilai zat gizi setelah dan sebelum modifikasi resep lauk nabati
berbahan dasar tempe. UjiWilcoxondengan p=<0,05, ada perbedaan daya terima sebelum
dan setelah dilakukan modifikasi resep lauk nabati.
Kesimpulan: Ada pengaruh modifikasi lauk nabati terhadap daya terima pasien non diet di
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
ABSTRACT
Results: The results showed that the level of preference based on the perception of the
receptivity taste test, the highest score was very liked, namely after modification of the
recipe with an average value of 4.25, while the score of receptivity leftovers using the
Comstock method with the category running out after modification was higher with a
percentage of 73.3% and there was an increase in nutritional value after and before
modification of the tempeh based vegetable side dish recipe. Wilcoxon test with
p=<0.05, there is a difference in acceptance before and after modification of vegetable
side dishes recipe.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi Penelitian ini dengan
judul “Pengaruh Modifikasi Lauk Nabati Tempe Terhadap Daya Terima Pasien Non
Diet di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan” sebagai salah satu
Dalam penyusunan Skripsi Penelitian ini berbagai kesulitan dan hambatan yang
penulis alami, oleh karena itu dalam penyusunan Skripsi Penelitian ini tentunya tidak
lepas dari bantuan moril oleh pihak lain. Olehnya itu, penulis dengan segala kerendahan
Kendari.
Kesehatan Kendari.
3. Bapak Dr. Sultan Akbar Toruntju., S.K.M, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Gizi
4. Ibu Hariani,SST, MPH sebagai Pembimbing I yang telah ikhlas berbagi ilmu guna
5. Ibu Astati, SST,M.Kes selaku Pembimbing II yang telah memberi ilmu, dukungan
moril yang sangat berarti bagi penulis serta membantu penulis dalam penyusunan
Skripsi ini.
6. Ibu Rofiqoh, SKM, M.Kes selaku penguji I, ibu Sri Yunanci V. Gobel, SST, MPH
selaku penguji II dan ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku penguji III yang telah
vi
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar prodi D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Kendari,
yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan.
8. Seluruh kawan sejawat keluarga besar Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
penelitian ini.
Gizi Angkatan 2020 yang telah membantu penulis dalam penyusunan Skripsi
Penelitian ini.
Ayahanda (Rusman) dan Ibunda (Siti Zubaidah, S.Pd), putri tercinta (Khuriyah
bantuan moril dan material selama studi hingga akhir penyusunan Skripsi
Penelitian ini dan mendidik saya dari kecil hingga menyelesaikan pendidikan.
Terima kasih juga untuk Anak Ajeng Mr.M.D terbaik number one, kakak
White House Langara tercinta (kakak IPDN tiang Listrik.ku Ms.V), anak – anak
Lambe Turah, yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan moril dan
materil serta segala pengorbanan yang tidak dapat ternilai dalam menyelesaikan
pendidikan.
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
vii
kesempurnaan penulis sangat diharapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapkan
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ................................................................................................ 1
B. RumusanMasalah........................................................................................... 4
C. TujuanPenelitian ............................................................................................ 5
D. ManfaatPenelitian .......................................................................................... 5
E. Keaslian Skripsi ............................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori/Telaah Pustaka
1. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.................................................. 10
a. Pengertian Penyelenggaraan Makanan................................................. 10
b. Tujuan................................................................................................... 11
c. Alur Penyelenggaraan Makanan........................................................... 10
d. Bentuk Penyelenggaraan Makanan ...................................................... 12
e. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan ................................................... 12
f. Bentuk Makanan Standar Rumah Sakit................................................ 14
g. Siklus Menu 10 Hari............................................................................. 17
2. Modifikasi Menu ....................................................................................... 18
a. Menyusun Menu................................................................................... 18
b. Modifikasi Menu .................................................................................. 19
3. Daya Terima.............................................................................................. 20
a. Pengertian Daya Terima Makanan ....................................................... 20
b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Daya Terima Makanan .............. 22
B. Kerangka Teori ............................................................................................ 28
C. Kerangka Konsep......................................................................................... 29
D. Hipotesis........................................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 30
B. Waktu dan TempatPenelitian......................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 31
D. Cara Pengambilan Sampel ............................................................................ 31
E. Variabel.......................................................................................................... 33
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data................................................................. 33
G. Pengolahan Data dan Analisis Data............................................................... 38
H. Definisi Operasional ...................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................................. 43
B. Pembahasan...................................................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72
B. Saran................................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Keaslian Penelitian...................................................................................................7
2. KarakteristikResponden .........................................................................................44
5. DistribusiFrekuensiDayaTerima ............................................................................49
7. AnalisisZatGiziModifikasiLaukNabati Tempe......................................................51
8. AnalisisPerbedaanDayaTerimaLaukNabti.............................................................52
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
5. Tingkat KesukaanPanelispadaModifikasiLaukNabati........................................ 45
6. Tingkat KesukaanRespondenpadaModifikasiLaukNabati.................................. 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. LembarPermohonanMenjadiSampel
2. LembarUjiCita Rasa
3. LembarComstock
4. SuratIzinPenelitiandariBalitbangProvinsi Sulawesi Tenggara
5. SuratTelahMelaksanakanPenelitiandariRumahSakitUmum Daerah
KabupatenKonaweKepulauan
6. Sertifikatpengurusanetchicalclearences
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian yang sangat vital dari sistem
pelayanan paripurna terhadap pasien di rumah sakit. Pelayanan gizi rumah sakit adalah
pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien untuk mencapai kondisi yang optimal
dalam memenuhi kebutuhan gizi orang yang sakit untuk keperluan metabolisme
rangka meningkatkan upaya penyembuhan pasien rawat inap dan rawat jalan (Depkes,
dirawat dapat memperoleh makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya dan dapat
keberhasilan penyelenggaraan makanan yaitu dengan melihat adanya daya terima yang
terdiri dari sisa makanan dan persepsi cita rasa. ( Iftitah, 2017).
makanan yang disajikan sesuai dengan kebutuhan (Kurniah, 2010). Tolak ukur
dan makanan tersebut habis termakan tanpa meninggalkan sisa makanan. Daya terima
resep dasar menjadi resep baru dengan cara menambah atau mengurangi bahan maupun
bumbu pada sebuah masakan (Deni, dkk., 2019). Cita rasa dapat meningkatkan selera
makan yang berdampak pada peningkatan makan pasien. Cita rasa makanan merupakan
salah satu indikator dalam penilaian mutu makanan. Makanan non diet menjadi tolak
ukur sisa makanan dan cita rasa karena merupakan makanan umum yang diberikan
kepada pasien tanpa diet khusus terkait dengan penyakit yang diderita. Memiliki rasa,
standar resep adalah sebesar 63,79%, berarti rata – rata sisa lauk nabati sebesar 36,21%,
sedangkan rata – rata daya terima tempe modifikasi standar resep 88% berarti rata – rata
sisa lauk nabati 11,97%. Adanya perbedaan yang signifikan antara daya terima pasien
menggunakan lauk tempe standar resep dengan lauk tempe modifikasi standar resep (p=
0,006) didukung dengan penelitian Drewnowski dan Hann dalam Dewi, dkk, 2004 yang
terima makanan.
modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap tingkat kesukaan (p=0,039) dan sisa
makanan (p=0,03). Penelitian lain yang dilakukan pada Rumah Sakit Dr. Tadjuddin
Chalid dan RSUD Kota Makassar mengenai sisa makanan didapatkan hasil bahwa sisa
makanan pasien di kedua rumah sakit tersebut termasuk tinggi (≥25%) dengan proporsi
terbesar pada makan pagi sebesar 30,9% (Masud et al., 2015). Penelitian yang dilakukan
oleh Putri 2017 dalam Royani, I. 2018, di RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara
ditemukan bahwa makanan pokok bersisa sebesar 58,1%, lauk hewani bersisa sebesar
2
67,4%, lauk nabati bersisa sebesar 69,8%, sayur bersisa sebesar 79,1%, dan buah
(PGRS) salah satu indikator mutu pelayanan gizi tidak boleh lebih dari 20% pasien yang
makanan yang disajikan dapat diterima dan makanan tersebut habis termakan tanpa
meninggalkan sisa makanan. Ada dua faktor yang mempengaruhi daya terima makanan,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (Djamaluddin et al., 2005 dalam Dita, dkk.,
2018).
Berdasarkan hasil pengamatan tahun 2019, terdapat 22,9% atau sekitar 103
orang dari 450 pasien dalam setahun menyisakan makanan ≥25% baik makanan pokok
bersisa sebesar 24%, lauk hewani bersisa 18%, sayuran bersisa sebesar 30% dan lauk
nabati bersisa sebesar 30%. Sedangkan kebanyakan pasien menyisakan makanan pada
siang dan sore hari, dimana pengolahan lauk nabati yang kurang bervariasi baik pada
menu makan siang dan sore hari sehingga lauk nabati yang bersisa pada siang hari
sekitar 32,1% dan menu sore lauk nabati yang bersisa 27%. Tolak ukur keberhasilan
penyelenggaraan makanan adalah makanan yang disajikan dapat diterima dan makanan
tersebut habis termakan tanpa meninggalkan sisa makanan. Ada dua faktor yang
mempengaruhi daya terima makanan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Standar resep untuk makanan lauk nabati tempe yang berlaku di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan dari hasil pengamatan sebelumnya masih belum dapat menjamin
baiknya daya terima pasien. Dengan adanya modifikasi yang penekanannya mengubah
rasa makanan dan penampilan makanan, tetapi tetap mempertahankan nilai gizi tempe
3
diharapkan dapat meningkatkan daya terima pasien atau semakin rendahnya presentase
sisa makanan yang disajikan. Berdasarkan alasan yang diuraikan di atas, maka peneliti
bermaksud membuat uji coba modifikasi lauk nabati tempe, untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap daya terima pasien rawat inap diketahui karena selama ini belum
pernah dilakukan penelitian di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Dewi, dkk., 2004 dimana ada perbedaan daya terima pasien dan
presepsi pasien terhadap standar resep lauk nabati tempe yang telah dilakukan
modifikasi.
“Pengaruh Modifikasi Lauk Nabati Tempe Terhadap Daya Terima Pasien Non Diet Di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang ingin di jawab dalam
Penelitian Ini adalahBagaimana pengaruh modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap
daya terima pasien non diet di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan.
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
daya terima pasien non diet di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan.
4
2. Tujuan Khusus
a. Melakukanpembuatanmodifikasilauknabatiberbahandasartempe.
e. Mengetahui daya terima lauk nabati tempe sebelum modifikasi dan setelah
modifikasi pada pasien non diet darisegiaspekcita rasa makanandi Rumah Sakit
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan informasi tentang modifikasi resep lauk nabati
tempe dapat meningkatkan daya terima dengan adanya penurunan sisa lauk nabati
2. Bagi Penulis
5
kesempatan bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
Skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya yang
makan pasien terhadap menu pada sisa makan pasien di rumah sakit.
4. Pasien
6
5. Keaslian Skripsi
7
est.
2. Anal
isis
daya
terim
a.
3. Mela
kuka
n
Obse
rvasi
daya
terim
a
men
ggun
akan
meto
de
coms
tock.
2 Reza Pengaruhmodifikasi one group Ada pengaruh modifikasilauk 1. Anal 1. Penelitian Sebelumnya
Agustina, laukhewaniterhadap pretest hewaniterhadapasupanproteindantingkat isis memodifikasi lauk hewani.
(2019) asupan protein posttest. dayaterimabalita berdasarkan daya 2. Metode penelitian yang di
sisamakanan. terim gunakan, Pra-eksperimental
dandayaterima a. dengan desain one group
balita di tpa pretest posttest.
cintakota palangka 3. Lokasi penelitian TPA
8
raya cinta Kota Palangka Raya.
3 Deni Tri Pengaruh Modifikasi Pra- Tidak ada pengaruh modifikasi resep Menggu Desain penelitian, Lokasi,
. Utami, Resep Lauk Nabati Eksperiment terhadap sisa lauk nabati tempe ( p = nakan sumber data.
Dyah Nur Tempe Terhadap al 0,893). Ada pengaruh modifikasi resep rancanga
Subandria terhadap tekstur, rasa dan bumbu lauk n one
ni, 2019 Daya Terima Pasien nabati tempe dengan nilai p group
Non Diet value(<0,05) masing-masing yaitu 0, pre test
005 ; 0,014 ; 0,008.Tidak ada pengaruh post test.
modifikasi resep terhadap besar porsi, Variabel
penyajian, aroma, kematangan, dan bebas
warna dengan nilai p value(>0,05) (Modifik
masing-masing yaitu 1,000 ; 0,157 ; asi Lauk
1,000 ; 0,317 dan 0,317. Nabati
tempe).
Variabel
terikat
(Daya
Terima).
4 Antung ModifikasiLaukHew Quasi Adaperbedaan dayaterimalauk hewani 1. Jenis 1. Penelitian Sebelumnya
. Rahmani ani dan LaukNabati Eksperimen modifikasi dan daya penel memodifikasi bahan
wati, Pada Makan Siang terimalaukhewanirumahsakitpadapasien itian makanan LaukHewani dan
2019 gastritisdan adaperbedaandaya terima yang LaukNabati.
TerhadapDayaTerim di 2. Lokasi penelitian RSUD
aPasien Gastritis lauknabatimodifikasidandayaterima
lauknabatirumahsakitpada pasien guna Kelas D Kota Palangkara
Rawat Inap Di RSU kan, Raya.
gastritis.
Kelas D Kota Quas
Palangkaraya i
9
Eksp
erim
en
deng
an
desai
n one
grou
p
prete
st
postt
est.
2. Sam
pel
yang
digu
naka
npasi
ensel
ama
masa
pera
wata
n.
5 Dita Julia, HubunganDayaTeri Cross Ada 1. Anali 1. DesainPenelitianCross
. Susi maMakananDengan Sectional Hubunganantaradayaterimamakananden sis Sectional.
Nurohmi, BiayaSisaMakanan ganbiayasisamakanan pada daya 2. Pengambilansampelpurpos
10
AyuRaha Pada pasienskizofrenia (p=0,000), dan terim ive sampling.
diyanti, PasienSkizofrenia semakintinggisisamakanan, a. 3. Analisis data
Amalia makaakansemakintinggibiayasisamakan menggunakanuji
Yuni an yang terbuang. Spearman.
Damayant 4. Lokasipenelitian RSJ Prof.
i, 2018. Dr. SoerajoMagelang
6 DewiRen PengaruhPenggunaa Eksperiment Ada perbedaandayaterimapasien dan 1. Ana 1. Jenispenelitianeksperimen,
. aningtyas, nModifikasiStandar aldenganran persepsipasienterhadaplauknabatitempe lisis desainpenelitianmenggunak
EndyPary ResepLaukNabati canganCross yang Day ancross-over.
antoPrawi -over design menggunakanstandarreseprumahsakitde aTer 2. Uji yang digunakanuji kai-
rohartono, Tempe ima. kuadrat.
TerhadapDayaTerim nganmodifikasistandarresepsecarasignif
Susetyow ikan (p=0,003). Ada 2. Pres 3. Metodepengukurandayateri
ati, 2004 a dan PersepsiPasien epsi mamenggunakantimbangan
hubunganantaradayaterimapasiendenga
Rawat Inap Pasi bahanmakanandenganketeli
npersepsipasienterhadaplauknabatitemp en. tian 10 gram.
emenggunakanstandarreseprumahsakit 3. Mod 4. Lokasipenelitian RS Dr.
dan modifikasistandarresep. ifika Sardjito.
siRe
sep.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
Citra sebuah rumah sakit di tentukan oleh berbagai faktor, salah satunya
kesehatan lainnya yang ada di rumah sakit. Pelayanan gizi dapat dijadikan
sebagai tolok ukur mutu pelayanan di rumah sakit karena makanan merupakan
kebutuhan dasar manusia dan sangat dipercaya menjadi faktor yang dapat
pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit bagi pasien rawat inap dan
berobat jalan. Fungsi dari pelayanan gizi rumah sakit yaitu dalam
(Moehyi, 1992)
10
Bentuk pelayanan gizi yang paling umum terdapat di rumah sakit adalah
hingga penyalurannya kepada pasien dengan mutu, jenis dan jumlah yang
zat gizi optimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien juga merupakan
b. Tujuan
aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang
Penerimaan&Pnyi
mpananBahan
Gambar 2.
Sumber : Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2013)
sebagai berikut :
1) Perencanaan Menu
apa saja dan berapa banyak bahan makanan itu diperlukan, bagaimna
makanan yang sesuai dalam hal jenis makanan, jumlah makanan, citarasa
12
Institusi membuat daftar bahan makanan sesuai dengan menu yang
(PGRS, 2013).
disimpan, terutama bahan makanan kering seperti beras dan gula (PGRS,
2013).
13
sangat membantu mempermudah proses pemasakan makanan (PGRS,
2013).
7) Pembagian Makanan
Institusi rumah sakit maupun institusi bukan rumah sakit, adalah makanan
yang diterima oleh konsumen dalam keadaan temperatur yang sesuai. Jadi,
makanan yang dimakan dalam keadaan hangat, seperti sop dan soto harus
waktu konsumen menerima makanan itu betul – betul dalam keadaan suhu
1) Makanan biasa
ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan
dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna. Tujuan diet makanan
14
biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan untuk mencegah dan
a) Tujuan Diet
kebutuhan.
b) Syarat Diet
keadaan istirahat.
c) Indeks Pemberian
oleh seseorang. Serta melalui oral atau mulut seperti biasa pada orang
sehat.
Bahan makanan sehari diet makanan biasa dan nilai gizi pada
15
Tabel 2. Bahan Makanan Sehari Diet Makanan Biasa
mengandung alkohol.
16
2) Makanan Lunak
memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna
Syarat – syarat diet makanan lunak adalah, energi, protein, dan zat
gizi lain cukup, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak,
3) Makanan Saring
tekstur lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan
17
memberikan makanan dalam bentuk makanan yang lebih padat. Makanan
saring sebaiknya diberikan untuk jangka waktu yang pendek, yaitu selama
1 – 3 hari saja, karena makanan ini kurang serat dan vitamin C (Almatsier,
2013).
4) Makanan Cair
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu
makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan
tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang
Gizi mengelola kegiatan gizi sesuai fungsi manajemen yang dianut dan
18
mengacu pada Pedoman Pelayanana Gizi Rumah Sakit yang berlaku dan
kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang
2013).
dengan adanya penetapan periode siklus menu, yaitu lamanya siklus menu
berlaku. Penetapan pola menu dimaksudkan agar dalam siklus menu dipastikan
2. Modifikasi Menu
a. Menyusun Menu
makan, baik makan siang maupun makan malam. Namun menu dapat juga
disusun untuk lebih dari satu kali makan. Misalnya untuk satu hari yang
terdiridari menu makan pagi, makan siang, dan makan malam, serta makanan
19
selingan jika ada. Dalam penyelenggaraan makanan institusi, menu dapat
disusun untuk jangka waktu yang cukup lama, misalkan untuk selama tujuh
atau sepuluh hari. Menu yang disusun seperti itu disebut menu induk (master
menu yang digunakan adalah siklus menu 10 hari yang berlaku selama 1 tahun
yang meliputi :
2) Menyusun pola menu dan master menu sebagai siklus menu yang
berlaku.
bentuk dan variannya kemudian lauk nabati, sayur, buah dan snack.
b. Modifikasi Menu
Modifikasi menu adalah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
rasa bosan / jenuh pasien terhadap masakan sering disajikan. Demikian pula,
20
Modifikasi menu adalah mengubah resep dasar menjadi resep baru
masakan. Penambahan ukuran atau takaran bumbu juga merupakan salah satu
1) LaukNabati
jenis olahannya. Tahu dan tempe makanan ini bisa di sajikan sebagai
ternyata, kandungan protein dari makanan yang bersumber dari kedelai ini
tak semurah harganya. Dari semua jenis kacang – kacangan, kacang kedele
Kedele basah mengandung 30,2 gr% protein dan kedele kering 34,9%.
Mempunyai NPU 72 dan PER 2,3. Olahan dari kacang kedele diantaranya
10,9 gram per 100 gramnya. Selain mudah untuk didapatkan, tempe dan
tahu juga sangat mudah untuk diolah menjadi berbagai kreasi hidangan
Berikut ini adalah nilai gizi dari olahan kacang kedele per 100 gr,
21
Tabel 4. Nilai Gizi Olahan Kacang Kedele per 100gr
nilai gizi tempe, diharapkan selain meningkatkan intake protein nabati juga
3. DayaTerima
terima makanan secara umum dapat dilihat dari jumlah makanan yang
dikonsumsi dan daya terima makanan juga dapat dinilai dari jawaban terhadap
1) UjiHedonik
Metode pengujian hedonik didasarkan atas kesukaan konsumen
22
karena didasarkan atas nama suka atau tidaknya panelis terhadap suatu
oleh seorang atau beberapa orang panelis yang mana memiliki tujuan untuk
a) Sangatsuka
b) Suka
c) Agaksuka
d) Tidaksuka
e) Sangat tidaksuka
Uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi
bisa digunakan untuk melakukan uji hedonic adalah panelis yang tidak
2) UjiOrganoleptik
indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu
3) SisaMakanan
Sisa makanan merupakan makanan yang tidak habis termakan
23
dan dibuang sebagai sampah. Sisa makanan adalah bahan makanan atau
jenishidanganyangadadialatmakananataudengancara taksiranvisual
Reza, 2019).
DayaterimapasiendapatdilihatdarijumlahmakanandariRumahSakit
a. Baik, apabilasisamakanan<25%
b. Tidakbaik, apabilasisamakanan>25%.
24
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya TerimaMakanan
yaitu :
1) Faktor Internal
a) NafsuMakan
b) KebiasaanMakan
c) RasaBosan
makanan yang disajikan. Rasa bosan juga dapat timbul bila suasana
25
lingkungan pada saat makan tidak berubah. Untuk mengurangi rasa
2) FaktorEksternal
tampilan menarik, mempunyai bau yang sedap dan mempunyai rasa yang
lezat (Winarno, 1992). Cita rasa makanan terdiri dari penampilan makanan
2002).
a) Penampilan
1. Warna
2000).
26
2. Bentuk
bentukaslinya.
menyerupaiayam.
27
Tekstur makanan mempengaruhi penampilan makanan yang
(Kurniah, 2010).
1. Porsi Makananya
makan. Porsi makanan yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat
a) RasaMakanan
suhu makanan.
1) Aroma
2) BumbuMasakan
28
khas dalam setiap pemasakan (Nida, 2011). Berbagai
3) TingkatKematangan
2002).
4) SuhuMakanan
5) Penyajianmakanan
29
makanan yaitu pemilihan alat yang digunakan, cara
(Lumbantoruan, 2012).
penyajianmakanan.
senitersendiri.
30
KERANGKA TEORI
Faktor Internal :
1. Stress karena perawatan medis
2. Kesukaan makanan
3. Tidak mampu makan sendiri
4. Nafsu makan buruk
5. Kondisi kesehatan buruk
6. Rasa bosan
A. Kerangka Konsep
Faktor Eksternal :
- Rasa
- Penampilan
- Tekstur
- Aroma
B. Hipotesis
H1 : Ada pengaruh modifikasi lauk nabati terhadap daya terima pasien non
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan pasien. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan desain one grup
pretest posttest yaitu melihat bagaimana perbedaan modifikasi menu lauk nabati pada
makan siang terhadap daya terima pasien non diet di RSUD Kab.Konawe Kepulauan.
Q1 X Q2
Keterangan :
Q1 = Sisa makanan sebelum modifikasi
Q2 = Sisa makanan setelah dimodifikasi
X = Modifikasi
Pada tahap pendahuluan yaitu uji kesukaan yang dilakukan oleh panelis
populasinya adalah staf RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Dari seluruh populasi diambil
Ruang Instalasi Gizi RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Tahap II Daya Terima Pasien non
diet di ruang rawat inap dan obgyendi RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
33
C. Populasi danSampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh pasien (total
makanan biasa (non diet) dan dirawat pada bulan 3 April – 31 Mei 2021.
- Tahap 1
terlatih. Soekarno (1990) dalam Antung (2019) panelis tidak terlatih yaitu
reaksi dari penilaian organoleptik. Jumlah panelis25 orang yang merupakan staf
- Tahap II
Panelis Uji Dayaterima yang digunakan yaitu seluruh pasien non diet
a. Kriteria inklusi
1. Berusia 20 – 30 Tahun.
34
Tahap II untuk Panelis Uji DayaTerima
rumah sakit.
b. Kriteria eksklusi
2. Variabel
tempe.
35
2. Variabel terikat ( Dependent Variable ) : Daya terima responden terhadap sisa
1. Jenis Data
a. Data Primer
1) Identitas Sampel.
4) Datahasilanalisiszatgizi
Didapatkandenganmenghitungnilaizatgizi makro
b. Data Sekunder
36
dengan wawancara dengan ahli gizi dan mencatat data yang sudah
2. Instrumen Penelitian
yang digunakan pada saat pengambilan data dan instrumen yang digunakan
pada modifikasi resep lauk nabati berbahan dasar tempe (bola – bola tempe
saus teriyaki). Peralatan bahan dan prosedur modifikasi resep lauk nabati
responden penelitian.
5. Formulir Comstock.
1. Bahan
37
1. Tempe 400-500 gr 8. Garam halus
500ml
2. Alat
Teriyaki
38
Gambar 3. Tahapan Pembuatan Modifikasi Lauk Nabati Bola – Bola Tempe Saus
Teriyaki
Tempe di Kukus
Setalah itu tempe yang telah di kukus di blender halus bersama udang kupas di
tambahkan telur ayam kemudian di campur menjadi adonan
Tepung terigu dan telur ayam sebagai baluran luar dari adonan
bola – bola tempe
Dihidangkan
39
a. Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Peneliti meminta surat izin untuk melakukan survey penelitian di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Kemudian membawa menu modifikasi lauk nabati dan diuji selama 1 bulan
pada pasien non diet peneliti mengobservasi sisa makanan pasien
menggunakan metode comstock.Dan melaksanakan uji
tingkatkesukaanmenggunakansklaliket.
40
4. PengolahanData dan Analisis Data
1. PengolahanData
a. Tingkat kesukaan
Setiap hasil dari penilaian yang dilakukan oleh panelis dan responden
2. Suka (S) =4
b. Nilai Gizi
dengan Nutrisurvey.
c. Daya Terima
(Comstock, 1981).
didapatkan hasil rata – rata sisa makanan. Data analisis untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan kualitas menu dari aspek cita rasa makanan
41
2. AnalisisData
a. AnalisisUnivariat
dan nilai pre test dan post test. Data yang di analisis kemudian disajikan ke
b. Analisis Bivariat
melihat perbedaam daya terima sebelum modifikasi lauk nabati tempe dan
setelah modifikasi lauk nabati tempe yang diberikan kepada pasien non diet
1) Jika p < 0,05 maka H0 ditolak Haditerima yang berarti ada pengaruh
2) Jika p ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak yang tidak ada pengaruh
42
5. Definisi Operasional
(2)
Skala 3:75% sisa
(3)
43
Skala 4:95% sisa
(4)
(5)
3 Analisis Jumlah zat gizi Metode Nilai zat gizi Nominal
zat gizi yang didapat comstock setelah dan sebelum
dihitung lalu dilakukan
diolah dengan modifikasi.
menggunakan
nutrisurvey untuk
mengetahuikan
dungan zat gizi
setelah modifikasi
lauk nabati
tempe.
44
BAB IV
HASILDAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. GambaranUmumLokasiPenelitian
pada Tahun Anggaran 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan terletak di ibu Kota Konawe Kepulauan tepatnya di Desa Pasir Putih,
Kecamatan Wawonii Barat yang mempunyai luas lahan : 80.000 m² dan luas
bangunan 3.511 m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak pada garis bujur
Kepulauan sendiri adalah salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) yang dimekarkan
11 Mei 2013.
Langara.
tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah Sakit Umum Daerah Konawe
Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang
daerah dan secara teknis operasional memperoleh pembinaan dari dinas kesehatan.
Instalasi Gizi adalah suatu unit kerja yang bergerak dibidang gizi rumah
sakit yang melaksanakan pengadaan makanan bagi orang sakit dan petugas asuhan
gizi rawat inap dan rawat jalan serta tempat pendidikan dan pelatihan gizi yang
Instalasi gizi dibawah seksi pelayanan dan penunjang medik. Instalasi Gizi
melaksanankan tugas melibatkan 10 orang pekerja yang terdiri dari 1 orang lulusan
makanan. Dalam sistem swakelola ini, seluruh sumber daya yang diperlukan
(tenaga, dana, metode, sarana, dan prasarana) disediakan oleh pihak rumah sakit.
46
2. Karakteristik Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien tanpa pemberian
diet khusus atau disebut pasien dengan kategori non diet pada pasien rawat inap dan
ruang rawat, pekerjaan dan pendidikan terakhir yang dapat dilihat pada tabel 5.
47
Tabel 5 Menunjukkan karakteristik sampel meliputi jenis kelamin, umur,
pekerjaan, pendidikan, dan ruang rawat inap. Pada penelitian ini jenis kelamin
Sampel dengan kategori tidak bekerja sebanyak 67% sedangkan pada tabel
dapat dilihat bahwa sampel dengan kategori tingkat pendidikan terbanyak yaitu
tingkat pendidikan menegah atau SMP sebanyak 33%. Adapun dari ruang rawat
inap sampel paling banyak yang dirawat yaitu ruangan interna laki – laki
Menu modifikasi yang dilakukan pada menu siklus menu hari ke 3 dan 10
hari pada pasien non diet di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dapat dilihat
pada tabel 6.
nabati rumah sakit dengan lauk nabati yang telah dilakukan modifikasi tidak
48
merubah bahan dasar pada menu awal yang ada di rumah sakit. Sebelum modifikasi
lauk nabati diberikan ke responden yaitu pasien, terlebih dahulu dilakukan uji
kesukaan oleh panelis yaitu staf instalasi gizi rumah sakit dilihat dari segi rasa,
Konawe Kepulauan menunjukkan bahwa sisa makanan pada menu makan siang
lauk nabati sebesar 32,1% maka perlu dilakukan modifikasi terhadap lauk nabati
BahanBumbu Dasar :
Bawangmerah 6 siung
Bawangputih 4 siung
Bawang Bombay 1 buah
Mericasecukupnya
Garam halus
Gulasecukupnya
Penyedap rasa kaldubalok
Minyakgoreng 500 ml
Penyajian Per Porsi ResepStandar/Dasar: Penyajian Per Porsi Resep
= = Standar/Modifikasi:
14 porsi = =
Jadi jumlah porsi yang dihasilkan dari 30 porsi
standar resep tempe goreng adalah 14 Jadi jumlah porsi yang dihasilkan dari
porsi. standar resep bola – bola tempesaus
teriyaki adalah 30 porsi.
49
Setelah diperolehresepmodifikasi yang sesuaidengan rasa
masakanbedasarkan Uji Cita Rasa kepadapanelis. Sehingga didapat hasil uji cita
rasa tingkat kesukaan panelis terhadap modifikasi menu pada lauk nabati tempe
10 2
1 1 0
0
Penampilan Rasa Tekstur Aroma
Uji Organoleptik
lauk nabati tempe menujukkan bahwa modifikasi lauk nabati yang disukai oleh
panelis yang berjumlah 25 orang baik dari segi aroma, tekstur, rasa, serta
penampilan. Dapat dilihat 25 panelis menyukai aroma dari menu modifikasi yang
panelis menyukai rasa dari modifikasi yang disajikan, serta keseluruhan panelis
4. Analisis Zat Gizi Resep Lauk Nabati Sebelum dan Sesudah Modifikasi
Pada penelitihan ini tahap selanjutnya yaitu menganalisis zat gizi dari menu
yang sebelum dimodifikasi dan sesudah dimodifikasi setiap menu modifikasi yang
dilakukan pada siklus menu hari ke-3 dan siklus menu hari ke-10. Pemenuhan gizi
50
pasien merupakan upaya yang kompleks selama pasien di rumah sakit. Dapat
Tabel 8. Analisis Zat Gizi Modifikasi Lauk Nabati Tempe Sebelum Dan
Setelah Modifikasi
Masakan Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Tempe goreng 91,2 6,7 5,2 5,9
Bola – bola tempe saus 153,7 8,8 5,6 18,2
teriyaki
SumberData : 2021
Berdasarkan pada tabel 8 bahwa nilai gizi pada bola – bola tempe saus
teriyaki lebih tinggi dari tempe goreng biasa. Pada protein nilai gizi bola – bola
tempe saus teriyaki 1,1gr lebih besar dari tempe goreng biasa. Hal ini dikarenakan
yaitu penamabahan tepung tapioka, tepung terigu, telur serta saus teriyaki. Dimana
bahan maknan tersebut mengandung nilai gizi tinggi. Standar porsi yang ditetapkan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Konawe Kepulauan adalah 50 gram. Berat
tempe goreng biasa dalam 1 porsi pemberian yaitu 30 – 35 gram sedangkan bola –
bola tempe saus teriyaki yaitu 35 gram perporsinya. Dalam komposisi bola – bola
tempe saus teriyaki terdapat tepung tapioka, tepung terigu, wortel serta telur yang
tempe dalam bola – bola tempe saus teriyaki adalah 35 gram agar porsi yang
5. Uji DayaTerima
51
penelitian ini melihat siklus menu makanan siang hari ke 3 dan siklus menu
harike 10 yaitu menu tempe goreng biasa dimodifikasi menjadi menu bola – bola
tempe saus teriyaki. Dilakukannya 1 menu yang berulang pada siklus menu
rasa makanan dilakukan sesuai menu yang telah ditetapkan dan pada siklus hari ke
Sakit setiap harinya tidak banyak. Jadi sampel, ditentukan sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan dan berapa yang di rawat pada saat dilakukan modifikasi itu,
karena itu jumlah sampel pada setiap menu berbeda – beda setelah itu di
makanan lauk nabati menu modifikasi siklus hari ke 3 dan ke 10 sebelum dan
penampilan dan aroma. Pada kategori cukup suka lebih dari hampir setengah
responden menyatakan cukup suka terhadap rasa dan tekstur. Kategori sangat
suka hanya 8 orang yang menyatakan sangat suka terhadap aroma dan 2 orang
menyatakan sangat suka terhadap penampilan.. Pada kategori suka lebih dari
setangah responden menyatakan suka terhadap rasa dan tekstur. Pada kategori
cukup suka 8 orang yang menyatakan cukup suka terhadap tekstur. Sedangkan
pada kategori tidak suka hanya 1 orang yang menyatakan tidak suka terhadap
b. AspekSisaMakan
Dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini daya terima pasien dilihat dari hasil
observasi menggunakan metode Comstock antara menu Rumah Sakit sebelum dan
modifikasi dilihat dari segi sisa maknan pasien yang dapat dihabiskan sebelum
dimodifikasi yaitu skor tinggi pada skala 0 dengan kategori habis sebesar 56,7%.
Sedangkan pada menu setelah dimodifikasi skor tertinggi sebesar 73,3 % pada
kategori skala 0 (habis). Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya terima modifikasi
menu dari aspek sisa makanan pasien terjadi peningkatan sebesar 16,6%.
didapatkanperbedaanbermakna.
54
7. Analisis Pengaruh Daya Terima Lauk Nabati Sebelum dan Sesudah
ModifikasidariAspekSisaMakanan
makanan yang dihidangkan, dan seberapa banyak sisa makanan yang tersisa di
Dalam penelitian ini menu lauk nabati tempe sebelum modifikasi resep adalah
tempe krispi dan tempe goreng biasa diobservasi melalui visual menggunakan
metode Comstock. Data yang didapat kemudian dikategorikan menjadi dua, yaitu
sisa sedikit (< 25%), sisa banyak (>25%). Metode Comstock dipilih karena
Comstock memiliki tujuan untuk mengetahui dengan visual sisa makanan yang
Perbedaan sisa tempe goreng dan tempe kerispi dengan modifikasi menu
menjadi bola – bola tempe saus teriyaki dapat dilihat dari table dibawah ini :
presentase sisa tempe goreng biasa dan bola – bola tempe saus teriyaki yaitu 16,7
bernilai 0,020 (>0,05) yang berarti pada penelitian ini H1 diterima atau ada
55
pengaruh modifikasi resep terhadap daya terima lauk nabati tempe. Penelitian ini
makanan pada lauk nabati tempe sebesar p value = 0,03 yang dilakukan oleh
B. PEMBAHASAN
kandungan gizi tertentu, bentuk tertentu sesuai dengan kualitas yang di harapkan.
pendukung, serta bentuk dari resep awal menu yang akan di modifikasi.
bahan pendukung serta cara pengolahannya yang terdapat pada tabel 7. Hal ini
memberikan perubahan yang nyata baik terhadap cita rasa makanan lauk nabati
yang diberikan. Modifikasi dilakukan pada dua siklus menu lauk nabati, yang
menunya telah ditentukan, penelitian dilakukan selama 60 hari dengan alasan untuk
Resep modifikasi terlebih dahulu dilakukan uji daya terima berdasarkan aspek cita
rasa makanan kepada panelis. Panelis Uji cita rasa dalam penelitian ini yaitu staff
Rumah Sakit yang terdiri dari, 4 pramusaji, 7 Nutrisionis, dan 13 perawat. Uji cita
rasa ini dilakukan oleh panelis tidak terlatih sebanyak 25 orang yang dilakukan
pada menu yang telah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali pengulangan pada
56
satu menu yang dimodifikasi.Dilakukan 2 kali pengulangan dikarenakan pada uji
coba ke-1 rasa asin yang terlalukuat pada proses pemasakan penambahan garam
yang sedikit banyak sehingga, rasa asin pada menu modifikasi terlalu dominan.
Kemudian dilakukan uji coba ke-2 dimana penggunaan garam halus lebih sedikit,
sehinga diperoleh rasa yang ummamy perpaduaan rasa asin dari saus teriyaki dan
garam.
Kesan yang pertama kali dilihat untuk menentukan suatu makanan yang
berkualitas adalah dengan melihat penampilan dan rasa makanan tersebut. Biasanya
hidangan yang disajikan dengan cara menarik sudah dapat menimbulkan nafsu
makan, walaupun rasanya belum tentu enak. Sebaliknya, hidangan yang rasanya
enak, tetapi penyajiannya kurang atau tidak menarik, nafsu makan tidak akan
timbul.
B. Nilai Gizi Resep Sebelum Dan Sesudah Modifikasi Di Rumah Sakit Umum
Analisis zat gizi pada penelitian ini menujukkan adanya peningkatan dari
berbagai zat gizi makro dalam menu lauk nabati dimana adanya peningkatan zat
gizi baik energi, protein, lemak dan karbohidrat dari sebelum dimodifikasi dan
setelah menu dimodifikasi yaitu sebesar Energi = 62,5 kkal, Protein = 2,1 gr,
Lemak = 0,4 gr, dan KH = 12,3 gr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa zat gizi
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Deni (2019),
bahwa terjadi peningkatan nilai zat gizi sebelum dan setelah dimodifikasi
sebanyak 2 kali lipat dari menu awal tempe krispi denagn gulai bakso tempe pada
57
zat gizi makro terutama protein pada pasien non diet di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diterangkan oleh Hardiansyah,
1989 dalam skripsinya bahwa daya terima terhadap suatu makanan dapat ditentukan
Penilaian organoleptik yaitu penilaian yang mengutamakan cita rasa pada makanan.
Faktor utama yang dinilai dari cita rasa diantaranya ialah rupa yang meliputi warna,
bentuk, ukuran,aroma, tekstur dan rasa. Daya terima terhadap makanan dapat
diketahui melalui uji penerimaan, salah satu uji penerimaan yang dilakukan yaitu
Menurut Moehyi (2002) bahwa makanan yang mempunyai cita rasa tinggi
makanan merupakan penentu cita rasa makanan yang meliputi warna makanan,
makan konsumen. Selera makan ini akan berpengaruh terhadap daya terima
makanan.
58
Penampilan makanan adalah faktor mutu yang sangat mempengaruhi
penampakan suatu produk pangan. Penampilan makanan yang baik ketika disajikan
warna amaknan serta besarnya porsi makanan yang dihidangkan. Kombinasi antara
warna yang menarik, serta konsistensi rasan dan tekstur yang baik dari makanan
dan besar porsi makanan yang disajikan sangat mempengaruhi selera makan pasien
dan mampu membuat pasien menikmati makanan yang telah disajikan (Agustina,
2016).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2016) dalam Lora, S. (2020) ada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan ada
hubungan yang sangat signifikan antara cita rasa dan daya terima makanan.
Sehingga hal ini menunjukkan semakin tinggi cita rasa maka semakin baik daya
terima.
D. Daya Terima Lauk Nabati Tempe Sebelum Modifikasi Dan Setelah Modifikasi
rumah sakit.
makanan yang disajikan. Hasil dari daya terima untuk mengetahui tinggi dan
rendahnya tergantung pada sisa makanan pasien itu sendiri. Adanya sisa makanan
59
disimpulkan bahwa sisa makanan merupakan salah satu indicator dari keberhasilan
Pada table 11dapat diketahui bahwa rata – rata persentase daya terima
responden terhadap menu lauk nabati sebelum dan setelah dilakukan modifikasi
dari sisa makanan menggunakan metode comstock diperoleh hasil dengan nilai daya
menghabiskan lauk nabati yang telah dimodifikasi nilai ini lebih besar dari menu
lauk nabati yang belum dimodifiaksi sebesar 56,7%. Hal ini dapat disebabkan
karena pasien kurang menyukai bentuk atau cara pengolahan menu yang kurang
hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moh.
Kepulauan dari Aspek Cita Rasa (Aroma, Tekstur, Penampilan, dan Rasa).
yang bermakna daya terima dan cita rasa makanan pasien terhadap modifikasi
menu lauk nabati tempe. Daya terima untuk modifikasi lauk nabati tempe
60
menunjukkan adanya perbedaan penerimaan atau kesukaan baik aspek rasa, tekstur,
terhadap cita rasa makanan pada aspek rasa, tekstur, penampilan, dana spek rasa
Menurut Moehyi (1996) bahwa pasien dengan masa perawatan yang lama
makanan, rasa makanan dan lain sebagainya. Jika pengolahan makanan kurang
bervariasi akan menimbulkan rasa bosan dan menjadikan nafsu makan pasien
berkurang.
Cita rasa makanan terhadap semua aspek baik dari aroma, tekstur,
penampilan dan rasa makanan baik menu sebelum modifikasi dan setelah
terhadap daya terima pasien, dengan demikian apabila daya terima pasien baik
perbedaan atau pengaruh antara persentase daya terima lauk nabati sebelum dan
sesudah modifikasi resep. Sebelum dilakukan modifiaksi resep, instalasi gizi RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki kurang varian lauk nabati tempe baik dari
61
cara pengolahan, penyajian, serta penampilan terhadap menu lauk nabati yang
kurang sesuai dan menarik. Setelah dimodifikasi bentuk, penyajian, dan cita rasa
menghabiskannya.
Menurut supariasa (2002), data terima makanan seseorang dapat dilihat dari
Muhammad Zein Painan adanya pengaruh daya terima sebelum dan setelah
modifikasi didaptkan nilai p-value<0,05 pada semua menu lauk nabati. Pada siklus
1 p-value 0,026, siklus 4 p-value 0,011, siklus 6 p-value 0,007, siklus 7 p – value
0,017, siklus 8 p-value 0,027 dan siklus 10 p-value 0,041, hal ini menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara presentase sisa sebelum dan sesudah
yang dimodifikasi sebesar p-value 0,020. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara peresentase sisa sebelum dan sisa sesudah modifikasi pada
menu lauk nabati. Sebelum dilakukan modifikasi resep makanan, memiliki cara
pengolahan, penyajian, dan cita rasa yang kurang menarik dikarenakan menu yang
62
BAB V
A. Kesimpulan
1. Modifikasi resep lauk nabati melalui 2 kali proses pembaharuan resep di mana pada
2. Nilai analisis zat gizi pada penelitian ini menujukkan adanya peningkatan dari
berbagai zat gizi makro sebelum dimodifikasi dan setelah menu dimodifikasi yaitu
sebesar Energi = 62,5 kkal, Protein = 2,1 gr, Lemak = 0,4 gr, dan KH = 12,3 gr.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa zat gizi setelah dilakukan modifiaksi lebih
3. Skor daya terima dari segi tingkat kesukaan sebelum dimodifikasi dengan nilai rata
– rata uji cita rasa adalah sebesar 3,58 dan setelah menu lauk nabati yang berbahan
4. Skor Daya terima dari segi sisa makanan menu modifikasi lauk nabati baik dari
pasien selaku responden skor tinggi pada skala 0 dengan kategori habis sebanyak
5. Adanya perbedaan daya terima dari segi aspekcita rasa makanan yang signifikan
sebelum dan setelah dilakukan modifikasi pada siklus menu hari ke 3 dan ke 10 dari
aspek rasa, tekstur, penampilan, dan aspek rasa dengan nilai p value < α dengan α =
0,05.
6. Adanya pengaruh daya terima dari segi aspek sisa makanan yang signifikan
sebelum dan setelah dilakukan modifikasi pada siklus menu hari ke 3 dan ke 10
63
B. Saran
1. Bagi peneliti berikutnya yang tertarik dengan penelitian sejenis dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi daya terima
diharapkan untuk selalu melakukan inovasi menu makanan secara bekala dengan
64
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang,Irianton.2012.PenyelenggaraanMakan.Yogyakarta:Jurusan
GiziPoltekkes
Bahri, Syaiful. 2007. Pengaruh Modifikasi Standar Resep Hidangan Lauk Hewani
Berbasis Ikan Terhadap Daya Terima Dan Sisa Makan Pasien
RawatInap.Skripsi.
Deni Tri Utami. 2019. Pengaruh Modifikasi Resep Lauk Nabati Tempe Terhadap
Daya Terima Pasien Non Diet Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang. Online di akses tgl 10 Januari 2021 http://repository.poltekkes-
smg.ac.id/?p=show_detail&id=19707.
Dita, Susi, Ayu, Amilia. 2018.Hubungan Daya Terima Makanan Dengan Biaya
Sisa Makanan Pada Pasien Skizofrenia.Journal Darusallam Nutrision.
Mei, 2(1): 19-28.
Moehyi,S.1992.PenyelenggaraanMakananInstitusidanJasaBoga.PenerbitBharata,
Jakarta.
Mukrie. 1990. ManajemenPenyelenggaraanGiziInstitusi Dasar.
DepartemenKesehatan RI. Jakarta.
Nafies, Dian. 2016.Hubungan Cita Rasa Makanan dan Konsumsi Makanan Dari
Luar Rumah Sakit Dengan Sisa Makanan Biasa pada Paisen di
Rumah Sakit Orthopedi Profesor Dr.R Soeharsono Surakarta.
NidaK.2011.Faktor-Faktor YangBerhubunganDenganSisaMakananPasien
RawatInapDiRumahSakitJiwaSambangLihum.Skripsi. Sekolah
TinggiIlmu Kesehatan HusadaBorneoBanjar Baru.
Rahmawati, Antung. 2019. Modifikasi Lauk Hewani dan Lauk Nabati Pada
Makan Siang Terhadap Daya Terima Pasien Gastritis Rawat Inap Di
RSU Kelas D Kota Palangkaraya.Skripsi. Poltekkes Kemenkes
Palangkaraya.
HARI/TANGGAL :
NO.SAMPEL :
Langara,
Responden Peneliti
( ) ( )
FORMULIR 2. Karakteristik Sampel
1. No.Sampel :
2. NamaPasien :
3. TTL :
4. JenisKelamin :
5. Pendiddikan :
6. Pekerjaan :
7. RuangRawat :
8. No.RM : :
9. DiagnosaMedis :
10. JenisDiet :
Lampiran .3
FORMULIR UJI KESUKAAN
Nama Pasien :
Berilah tanda cheklis (V) pada tabel sesuai penilaian anda terhadap menu
makanan di bawah ini :
A. Menu:
Penilaian 1 2 3 4 5
(SS) (S) (CS) (TS) (STS)
Rasa
Penampilan
Tekstur
Aroma
1. SangatSuka
2. Suka
3. CukupSuka
4. TidakSuka
5. Sangat TidakSuka
FORMULIR UJI CITA
RASA
Nama Panelis :
Berilah tanda cheklis (V) pada tabel sesuai penilaian anda terhadap menu
makanan di bawah ini :
A. Menu :
Penilaian 1 2 3 4 5
(SS) (S) (CS) (TS) (STS)
Rasa
Penampilan
Tekstur
Aroma
1. SangatSuka
2. Suka
3. CukupSuka
4. TidakSuka
5. Sangat TidakSuka
FORMULIRMETODETAKSIRANVISUAL
SKALACOMSTOCK
Nama Pasien :
Kamar :
Diet :
Tgl :
HariPengamatan :
%SisaMaka
Waktu 0 25 50nan 75 95 100
Jenismaka % % % % % %
makan nan
Siang LaukNabati
Keterangan:
Habis TidakHabis
MASTER TABEL
PENGARUH MODIFIKASI RESEP LAUK NABATI TEMPE TERHADAP DAYA TERIMA PASIEN
NON DIET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN TAHUN 2021
1 213 R.Interna 1 1 49 Vertigo TETP TDK Sekolah 4 80 3 60 4 80 4 80 5 100 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
2 456 R.Interna 2 2 26 Vertigo TETP SMA 4 80 3 60 3 60 4 80 5 100 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
3 231 R.Interna 2 2 25 Febris TETP SMA 4 80 3 60 3 60 4 80 5 100 4 80 3 60 5 100 - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
4 112 R. Interna 2 2 18 DBD + Febris TETP SMP 4 80 4 80 4 80 5 100 5 100 4 80 2 40 5 100 - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit - - 50 - - - 35 18 50 Banyak
5 453 R. Interna 2 2 27 Vertigo TETP SD 3 60 4 80 3 60 5 100 5 100 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
6 289 R. Interna 2 2 15 Febris TETP SMP 3 60 4 80 3 60 5 100 5 100 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
7 109 R. Interna 1 1 37 Obs.Vomiting TETP SMP 3 60 3 60 4 80 4 80 5 100 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
8 890 R. Interna 1 1 16 DBD + Febris TETP SMP 4 80 3 60 3 60 4 80 4 80 4 80 3 60 5 100 - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit
9 541 R. Interna 1 1 22 DBD + Febris TETP SMP 4 80 4 80 3 60 4 80 4 80 4 80 3 60 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit
10 213 R. Interna 1 1 32 Febris TETP SMP 4 80 4 80 3 60 4 80 4 80 4 80 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit
11 111 R. Interna 1 1 34 Obs.Vomiting TETP SMP 4 80 3 60 3 60 5 100 4 80 5 100 4 80 4 80 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
12 250 R. Interna 2 2 26 Thypoid TETP SMP 3 60 3 60 3 60 5 100 5 100 5 100 4 80 4 80 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
13 321 R. Obgygen 2 19 Post Partus TETP Perguruan Tinggi 3 60 3 60 3 60 4 80 5 100 5 100 4 80 4 80 - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
14 213 R. Obgygen 2 22 Post Partus TETP SD 3 60 4 80 4 80 4 80 5 100 5 100 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
15 231 R. Interna 1 1 45 Fraktur TETP TDK Sekolah 4 80 4 80 3 60 3 60 3 60 5 100 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
16 104 R. Interna 1 1 40 Fraktur TETP SMP 4 80 3 60 3 60 3 60 3 60 3 60 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
17 132 R. Interna 2 2 36 Malaria TETP SD 4 80 3 60 2 40 4 80 4 80 3 60 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
18 211 R. Interna 2 2 34 Thypoid TETP SD 3 60 3 60 2 40 4 80 4 80 4 80 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
19 213 R. Interna 1 1 42 Obs.Vomiting TETP TDK Sekolah 3 60 4 80 4 80 5 100 4 80 4 80 4 80 5 100 - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
20 234 R. Obgygen 2 29 Post Partus TETP Perguruan Tinggi 4 80 4 80 4 80 4 80 5 100 4 80 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
21 254 R. Interna 1 1 21 Thypoid TETP Perguruan Tinggi 4 80 3 60 4 80 5 100 5 100 4 80 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
22 226 R. Obgygen 2 20 Post Partus TETP SD 3 60 4 80 3 60 5 100 5 100 4 80 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
23 209 R. Obgygen 2 19 Post Partus TETP SMP 3 60 4 80 4 80 4 80 5 100 4 80 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
24 105 R. Interna 1 1 45 Fraktur TETP TDK Sekolah 4 80 3 60 3 60 3 60 4 80 5 100 4 80 5 100 - - - 75 - - 35 26 75 Banyak - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit
25 327 R. Interna 2 2 34 Thypoid TETP SD 4 80 3 60 3 60 3 60 4 80 5 100 4 80 5 100 - - - 75 - - 35 26 75 Banyak - 25 - - - - 35 9 25 Sedikit
26 257 R. Obgygen 2 26 Post Partus TETP SMA 4 80 4 80 3 60 3 60 3 60 5 100 4 80 5 100 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
27 320 R. Interna 2 2 36 Febris TETP Perguruan Tinggi 3 60 4 80 4 80 4 80 3 60 2 40 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak - - - 50 - - 35 18 50 Banyak
28 210 R. Interna 1 1 46 Obs.Vomiting TETP SMA 3 60 3 60 4 80 4 80 4 80 2 40 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak - - - 75 - - 35 26 75 Banyak
29 262 R.Interna 1 1 50 Obs.Vomiting TETP SMA 4 80 3 60 3 60 3 60 4 80 4 80 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
30 352 R. Obgygen 2 20 Post Partus TETP Perguruan Tinggi 4 80 3 60 3 60 3 60 5 100 4 80 4 80 5 100 - - 50 - - - 35 18 50 Banyak 0 - - - - - 35 0 0 Sedikit
Ket :
JK : 1. Laki - Laki
2. Perempuan
Uji Organoleptik : 1. Sangat Tidak Suka
2. Tidak suka
3. Cukup Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
Sisa Makanan : Dikatagorikan menjadi 2 : skor baik < 20%
Skala 0: 100% habis skor kurang baik >20%
Skala 1: 25 % sisa
Skala 2 : 50 % sisa
Skala 3 : 75 % sisa
Skala 4 : 95 % sisa
Skala 5: 100% sisa
DOKUMENTASI
Dokumentasi Observasi Sisa Makanan dan Daya Terima pada Responden
Dokumentasi Menu Sebelum dan Setelah Modifikasi
Menu Modifikasi
Persiapan Bahan
Statistics
Valid 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JK
Umur
Pendidikan
SebelumModifikasi
SisaSebelumModifikasi
SisaSetelahModifikasi
SisaSebelum
SisaSetelah
Ranks
Total 30
a. SisaSetelah<SisaSebelum
b. SisaSetelah>SisaSebelum
c. SisaSetelah = SisaSebelum
a
Test Statistics
SisaSetelah -
SisaSebelum
b
Z -2.333
Asymp. Sig. (2-tailed) .020
Descriptive Statistics
Penampilan Tempe
30 3.60 .498 3 4
GorengSiklus 3 n 10
Rasa Tempe Gorengsiklus 3
30 3.43 .504 3 4
n 10
Tekstur Tempe
30 3.27 .583 2 4
Gorengsiklus 3 n 10
Aroma Tempe Gorengsiklus
30 4.03 .718 3 5
3 n 10
PenampilanModifikasi Bola -
30 4.37 .718 3 5
Bola Tempe
Rasa Modifikasi Bola -Bola
30 4.07 .785 2 5
Tempe
TeksturModifikasi Bola -
30 3.67 .547 2 4
Bola Tempe
Aroma Modifikasi Bola- Bola
30 4.90 .305 4 5
Tempe
Ranks
a
Test Statistics
Cases
Penampilan Tempe
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
GorengSiklus 3 n 10
Rasa Tempe Gorengsiklus 3
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
n 10
Tekstur Tempe
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Gorengsiklus 3 n 10
Aroma Tempe Gorengsiklus
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
3 n 10
SisaSebelumModifikasi 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
SisaSebelum 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Descriptives
Median 4.00
Variance .248
Penampilan Tempe
Std. Deviation .498
GorengSiklus 3 n 10
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range 1
Median 1.00
Variance .230
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Penampilan Tempe
.389 30 .000 .624 30 .000
GorengSiklus 3 n 10
Rasa Tempe Gorengsiklus 3
.372 30 .000 .632 30 .000
n 10
Tekstur Tempe
.343 30 .000 .745 30 .000
Gorengsiklus 3 n 10
Aroma Tempe Gorengsiklus
.252 30 .000 .810 30 .000
3 n 10
SisaSebelumModifikasi .328 30 .000 .717 30 .000
SisaSebelum .423 30 .000 .597 30 .000
Cases
PenampilanModifikasi Bola -
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Bola Tempe
Rasa Modifikasi Bola -Bola
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Tempe
TeksturModifikasi Bola -
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Bola Tempe
Aroma Modifikasi Bola- Bola
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Tempe
SisaSetelahModifikasi 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
SisaSetelah 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Descriptives
Median 4.50
Variance .516
PenampilanModifikasi Bola -
Std. Deviation .718
Bola Tempe
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.692 .427
Median 1.00
Variance .093
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
PenampilanModifikasi Bola -
.311 30 .000 .760 30 .000
Bola Tempe
Rasa Modifikasi Bola -Bola
.333 30 .000 .768 30 .000
Tempe
TeksturModifikasi Bola -
.429 30 .000 .623 30 .000
Bola Tempe
Aroma Modifikasi Bola- Bola
.528 30 .000 .347 30 .000
Tempe
SisaSetelahModifikasi .438 30 .000 .589 30 .000
SisaSetelah .528 30 .000 .347 30 .000