Anda di halaman 1dari 122

TESIS

PENGARUH KONSUMSI KERIPIK SINGKONG EBI TERHADAP KADAR

GLUKOSA DAN KUALITAS TIDUR IBU HAMIL DI PUSKESMAS

TOMPOBULU KABUPATEN MAROS

TENRI ABENG

0053 1009 2018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan berkahnya yang tak tertingga

sehingga peneliti dalam rentang waktu yang telah ditetapkan dapat

menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan judul Keripik Singkong Ebi

Terhadapo Kadar Glukosa Dan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Di Puskesmas

Tompobulu Kabupaten Maros sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan program studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas

Muslim Indonesia. Teriring salam dan shalawat semoga tercurahkan kepada

teladan dan junjungan kita Rasulullah Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah mengikuti

jalan dakwahnya hingga akhir zaman.

Selama penelitian ini banyak kendala dan kesulitan yang peneliti temui

namun berkat petunjuk, arahan, bantuan moril dan materi serta kerjasama

yang baik dari berbagai pihak, maka kendala dan kesulitan tersebut dapat

teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan segala rasa

hormat dan cinta perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih,

terkhusus kepada kedua orang tua peneliti ayahanda tercinta (Alm) H. Muh.

Basri dan ibunda tercinta (Almh) Hj. Maemunah yang telah mencurahkan
cinta,kasih sayang, dan do’anya semasa hidup, walaupun tidak pernah

mendampingi wisuda yang kesekian kalinya, namun keinginan untuk masa

depan saya sangatlah besar, serta saudara yang selalu memberikan kasih

sayang, do’a yang tiada putus-putusnya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan kuliah. Semoga Allah SWT membalasnya dengan yang lebih

baik. Aamiin Allahuma Aamiin.

Pada kesempatan ini izin peneliti dengan segala rasa hormat

mengucapkan terima kasih dan penghargaan tak terhingga kepada :

1. H. Mokhtar Noerjaya, SE.,M.Si selaku Ketua Yayasan Wakaf Universitas

Muslim Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., MSi selaku Rektor Universitas Muslim

Indonesia.

3. Prof. Dr. Baharuddin Semmaila selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Muslim Indonesia.

4. Dr. H. Reza Aril Ahri, SKM., M.Kes selaku Ketua program Studi Magister

Pasca Sarjana Universitas Muslin Indonesia.

5. Dr. Hj. Andi Nurlinda, SKM., M.Kes., M.Kes sebagai Pembimbing I yang

telah banyak memberikan bimbingan, kritik, saran, waktu, dan motivasi

kepada peneliti dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

6. Dr. Sudirman, S.Pd., M.Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, kritik, saran, waktu, dan motivasi kepada peneliti

dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini.


7. Dr.Yusriani, SKM., M.Kes sebagai Penguji I yang telah meluangkan

waktunya dan telah banyak memberikan masukkan dan arahan dalam

menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

8. Dr. Fatma Afrianty Gobel, SKM., M.Epid sebagai penguji II yang telah

meluangkan waktunya dan telah banyak memberikan masukkan dan

arahan dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

9. Dr. Arman, SKM., M.Kes sebagai penguji III yang telah meluangkan

waktunya dan telah banyak memberikan masukkan dan arahan dalam

menyusun dan menyelesaikan tesis ini.

10. Para Dosen prodi kesmas,kebidanan,keperawatan FKM UMI,atas

bantuan moril dan materil dalam penyelesaiian studi s2 ini, saya

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

11. Pihak Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros yang telah memberikan

izin melakukan penelitian dan bersedia menjadi informan dalam penelitian

ini.

12. Para guru besar dan dosen yang telah memberikan kontribusi ilmiah

kepada peneliti, yang menjadi dasar dan mewarnai penulisan tesis ini.

13. Para pimpinan dan staf Program Pasca Sarjana Universitas Muslim

Indonesia Makassar yang telah banyak memberikan berbagai kemudahan

kepada peneliti dalam mengikuti seluruh rangkaian studi.

14. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister

Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia dan semua pihak


lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak

berpartisipasi dan memberikan bantuan selama menyusun dan

menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun. Dan

semoga tesis ini bisa bermanfaat serta menambah wawasan ilmu

pengetahuan bagi pembacanya.

Makassar, Agustus 2020

Peneliti
ABSTRAK

TENRI ABENG, NIM. 0053.10.09.2018, “Pengaruh Konsumsi Keripik


Singkong Ebi Terhadap Kadar Glukosa Dan Kualitas Tidur Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros Tahun 2020”+VI
Bab + VII Tabel + 20 Lampiran dibimbing oleh Andi Nurlinda dan
Sudirman + 121 halaman.

Salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu hamil adalah


adanya masalah kesehatan seperti Diabetes Melitus Gestasional (DMG).
Diabetes Melitus Gestasional adalah suatu gangguan toleransi glukosa
yang terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan sedang
berlangsung. Keadaan ini biasa terjadi pada saat 24 minggu usia
kehamilan dan sebagian kadar glukosa darah penderita akan kembali
normal setelah melahirkan. Zat gizi yang mempengaruhi kualitas tidur
berupa asupan yang tidak adekuat. Tujuan penelitian untuk mengetahui
Pengaruh konsumsi Keripik Singkong Ebi Terhadap Kadar Glukosa dan
Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
semu( Experiment) dengan rancangan Randomized Control Trial Pretest-
posttest with control group. Randomisasi dilakukan pada penelitian ini
yang bertujuan untuk mengalokasikan subjek ke dalam kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol, sehingga membuat kedua kelompok
tersebut sebanding. Jumlah responden 20 orang dimana dibagi antara
responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi.penentuan sampel
dilakukan berdasarkan pertimbangan jarak, sampel yang kediamannya
dekat dengan alamat peneliti dijadikan intervensi dengan kendaraan yang
memadai dan jauh kediamannya dari peneliti dimasukkan sebagai
kelompok kontrol.
Pemberian keripik singkong ebi berpengaruh menurunkan kadar
glukosa pada ibu hamil dan untuk pemberian keripik singkong ebi
berpengaruh terhadap kualitas tidur pada ibu hamil di Puskesmas
Tompobulu. Keripik singkong ebi diberikan 25 gr/hari selama 30 hari
menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan kualitas tidur .Saran
penelitian ini Kepada ibu hamil bahwa agar ibu hamil mengkonsumsi
keripik singkong untuk memperbaiki kadar glukosa darah dan kualitas
tidur, diharapkan lebih memperhatikan makanan yang bergizi seimbang
dan yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.

Kata Kunci : Keripik Singkong Ebi, Kadar Glukosa, Kualitas Tidur

i
ABSTRACT

TENRI ABENG, NIM. 0053.10.09.2018, "The Effect of Ebi Cassava


Chips Consumption on Glucose Levels and Sleep Quality in Pregnant
Women at Tompobulu Community Health Center, Maros Regency in
2020" + VI Chapter + VII Table + 20 Attachments supervised by Andi
Nurlinda and Sudirman + 121 pages.

One of the risk factors for the death of pregnant women is the existence
of health problems such as gestational diabetes mellitus (DMG).
Gestational Diabetes Mellitus is a disorder of glucose tolerance that
occurs or is known for the first time during pregnancy. This situation
usually occurs at 24 weeks of gestation and some of the patient's blood
glucose levels will return to normal after delivery. Nutrients that affect
sleep quality are inadequate intake. The research objective was to
determine the effect of cassava chips consumption on glucose levels and
sleep quality in pregnant women.

This study used a quasi-experimental method (Experiment) with a


pretest-posttest randomized control trial design with control group.
Randomization was carried out in this study which aimed to allocate
subjects into the treatment group and the control group, thus making the
two groups comparable. The number of respondents was 20 people,
which were divided between the control group and the intervention group
respondents. The sample was determined based on distance
considerations, the sample whose residence was close to the researcher's
address was used as an intervention with adequate vehicles and far from
where the researcher lived was included as the control group.

Giving ebi cassava chips has an effect on reducing glucose levels


in pregnant women and giving ebi cassava chips has an effect on the
quality of sleep in pregnant women at Tompobulu Public Health Center.
Ebi cassava chips are given 25 g / day for 30 days to reduce blood
glucose levels and improve sleep quality. Suggestion of this research to
pregnant women is that pregnant women consume cassava chips to
improve blood glucose levels and sleep quality, and hopefully pay more
attention to nutritionally balanced food. and according to the needs of
pregnant women.

Keywords: Ebi Cassava Chips, Glucose Levels, Sleep Quality

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

ABSTRAK........................................................................................................iv

DAFTAR ISI....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................6

C. Tujuan Penelitian...............................................................................6

D. Manfaat Penelitian............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................9

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan....................................................9

B. Tinjauan Umum tentang Kadar Glukosa Darah Pada IbuHamil.....19

C. TinjauanUmumTentang KualitasTidur IbuHamil.............................28

D. Tinjauan UmumTentangKeripik Singkong Ebi................................33

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL........................................................41

A. Kerangka Teori...............................................................................41

B. Kerangka Konsep...........................................................................42

C. Defenisi Konseptual.......................................................................43

D. Hipotesis Penelitian.........................................................................44

BAB IV METODE PENELITIAN...............................................................45

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian....................................................45

B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian.........................................46


C. Populasi Dan Sampel.....................................................................46

D. Teknik PengambilanSampel...........................................................46

E. Jenis Dan Sumber Data..................................................................47

F. Instrumen Penelitian.......................................................................48

G. Tekhnik Pengumpulan Data...........................................................48

H. Pengolahan Data............................................................................48

I. Analisis Data...................................................................................49

J. Prosedur Penelitian........................................................................51

K. Alur Penelitian.................................................................................56

BAB.V. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................58

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................58

B. Hasil Penelitian..........................................................................59

C. Pembahasan.............................................................................72

BAB.VI. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................87

A. Kesimpulan................................................................................87

B. Saran.........................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................89

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data World Health Organitation (WHO) tahun 2017 Angka

Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Association of Southeast Asia

Nations (ASEAN) masih sangat tinggi dengan data yang diperoleh

yakni negara Laos menduduki peringkat pertama dengan angka

kematian ibu berjumlah 350 jumlah kematian, Indonesia peringkat

kedua dengan 305 jumlah kematian, Filiphina kurang dari 250

jumlah kematian, Myanmar dan Cambodia kurang dari 200

jumxxxlah kematian, Vietnam kurang dari 100 jumlah kematian, dan

Malaysia kurang dari 50 jumlah kematian.

Data Kesehatan Indonesia tahun 2017 Angka Kematian Ibu

(AKI) masih sangat tinggi yaitu 305 per 1000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu bermula dari rendahnya pendidikan tentang

seks, perencanaan kehamilan yang kurang matang, jarak

kehamilan terlalu dekat, terlalu muda dan terlalu tua, pendarahan

post partum, penyakit infeksius, partus lama, aborsi, dan ada

penyakit lain menyertai.

Data Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018

jumlah kematian ibu tertinggi pada usia 20 sampai 34 tahun dengan

total 102 kejadian, diikuti jumlah kematian ibu dengan usia > 35

tahun sebanyak 41 kejadian dan usia < 20 tahun dengan jumlah

1
kematian ibu sebanyak 6 kejadian. Penyebab tingginya

angka kematian ibu di provinsi Sulawesi Selatan diantaranya akibat

komplikasi perdarahan, hipertensi kehamilan, kadar glukosa tinggi,

gangguan system vascular, gangguan metabolic dan lain lain.

Berdasarkan data awal yang diperoleh di Puskesmas

Tompobulu tahun 2018 bahwa terdapat jumlah ibu hamil yaitu

sebanyak 153 orang. Dari data di Puskesmas Tompobulu

didapatkan bahwa salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh

ibu hamil adalah peningkatan glukosa darah yang berpotensi

menyebabkan Diabetes Melitus Gestasional (DMG) dan kualitas

tidur yang kurang baik.

Salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu hamil adalah

adanya masalah kesehatan seperti Diabetes Melitus Gestasional

(DMG). Diabetes Melitus Gestasional adalah suatu gangguan

toleransi glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat

kehamilan sedang berlangsung. Keadaan ini biasa terjadi pada

saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian kadar glukosa darah

penderita akan kembali normal setelah melahirkan. Namun, pada

hampir setengah angka kejadiannya, diabetes akan muncul

kembali. Kadar glukosa yang tinggi saat kehamilan dapat

menyebabkan abortus dan partus prematorus, preklampsia,

hidramnion, kelainan letak janin dan insufiensi plasenta. (Dewi,

2018)
Adapun masalah lain yang terjadi pada ibu hamil salah

satunya yaitu adanya gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur

pada ibu hamil sering dirasakan saat kehamilan trimester II dan III,

hal tersebut terjadi karena perubahan adaptasi fisiologis dan

psikologis, perubahan fisiologis yang dialami ibu hamil, dikarenakan

bertambahnya usia kehamilan seperti pembesaran perut,

perubahan anatomis dan perubahan hormonal. Selain itu ibu hamil

juga suka mengalami nyeri punggung, susah bernafas, tidur,

kurang nyenyak, sering kencing, kontraksi perut, pergelangan kaki

membengkak, kram pada kaki. Pertumbuhan janin yang sudah

sedemikian membesar dapat menekan kandung kemih ibu,

akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu

sering ingin buang air kecil, hal ini dapat menganggu istirahat ibu

termasuk waktu tidurnya. Ibu hamil yang mengalami gangguan pola

tidur dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti badan lemas dan

daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.

Hutchison, et al. 2012 dalam (Nila Marwiyah, 2018).

Perubahan psikologis yang dialami ibu hamil lebih

disebabkan karena kondisi cemas yang berlebihan, khawatir dan

takut tanpa sebab, hingga akhirnya berujung pada kondisi depresi

sehingga kualitas tidur pun terganggu. Kondisi stres inilah yang

mengakibatkan otot tubuh menegang, terutama otot-otot yang

berada di jalan lahir akan menjadi kaku dan keras sehingga


mengganggu proses pembukaan jalan lahir. Selain itu ibu hamil

yang mengalami gangguan tidur akan menjadi lebih lamban

menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi (Mirghaforvand,

et al, 2017 dalam (Ratih, 2018)

Upaya yang dapat di lakukan untuk mengatasi masalah-

masalah pada ibu hamil seperti masalah Diabetes Melitus

Gestasional dan gangguan kualitas tidur adalah salah satunya

dengan pemenuhan asupan gizi. Asupan gizi ibu hamil sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kadar Glukosa. Asupan gizi

dengan kandungan yang di butuhkan untuk menurunkan kadar

glukosa darah adalah Vit C dan Magnesium sementara yang di

butuhkan untuk memperbaiki kualitas tidur seperti kalsium dan

magnesium. Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan kadar

gula darah penderita diabetes tipe 2, hal ini karena vitamin C dapat

meningkatkan sensitivitas insulin dan dapat menurunkan kadar

glukosa darah. Vitamin C mengurangi toksisitas glukosa dan

berkontribusi dalam pencegahan penurunan massa sel beta dan

peningkatan jumlah insulin. (Riya Purwaningtyastuti, 2017)

Sementara magnesium akan mempermudah glukosa masuk

ke dalam sel dan juga merupakan kofaktor dari berbagai enzim

untuk oksidasi glukosa. Penelitian yang dilakukan pada hewan

coba tikus menunjukkan diet rendah magnesium mengarah pada


gangguan sekresi insulin sedangkan suplementasi magnesium

menurunkan kejadian Diabetes Melitus (Anggun Faradhita, 2014)

Adapun zat-zat gizi yang berperan penting terhadap kualitas

tidur

karena efek pada sistem neurobiologik, seperti kalsium dan

magnesium. Zat-zat gizi tersebut dapat memberikan efek promotif

pada tidur sedangkan asupan yang tidak adekuat dapat

menyebabkan gangguan tidur (Rampengan, 2017)

Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian di atas maka

pemenuhan asupan gizi dengan kandungan vitamin c, magnesium

dan kalsium di butuhkan ibu hamil untuk mengatasi masalah

diabetes melitus gestasional (DMG) dan Gangguan kualitas tidur.

Salah satu olahan makanan yang mengandung tiga unsur asupan

gizi di atas adalah Keripik singkong ebi dengan bahan dasar dari

singkong yang mempunyai zat gizi Hasil analisis kandungan gizi

pada (Adira dan Bogor) terlihat hasil Pada singkong memiliki

kandungan gizi tertinggi yakni pada kadar air (66,20%), protein

(2,45%) dan kadar serat (0,73%). Sedangkan pada varietas bogor

memilki kandungan tertinggi pada kadar lemak (1,00%), kadar abu

(0,69%) dan kadar karbohidrat (46,87%). Olahan dari kripik

singkong yang dibalut dengan biji labu, daun singkong dan ebi ini

bisa dijadikan sebagai cemilan bagi ibu hamil. Hal ini disebabkan

karena pada masa ibu hamil, akan membutuhan asupan gizi pada
kehamilanya. Dan mengoptimalkan Kadar glukosa dan kualitas

tidur.

Maka Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Asupan Gizi

Pada Kripik Singkong Ebi, Dengan Kadar Glukosa Dan Kualitas

Tidur Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Tompobulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh konsumsi Kripik

Singkong Ebi Terhadap Kadar Glukosa dan Kualitas Tidur Pada

Ibu Hamil” ?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan / diperoleh dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis perbedaan pengaruh konsumsi keripik

Singkong Ebi dan keripik singkong Terhadap Kadar Glukosa

dan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis perbedaan pengaruh konsumsi keripik

singkong Ebi dan keripik singkong terhadap kadar glukosa

pada ibu hamil


2. Untuk menganalisis pola konsumsi lauk pauk, sayuran dan

buah buahan ibu hamil

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan sebagai sarana untuk melatih diri

melakukan penelitian, serta menerapkan ilmu - ilmu yang telah

diperoleh tentang asupan gizi pada ibu hamil Kadar Glukosa

Tinggi.

2. Manfaat praktis

Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

instansi kesehatan dalam memberikan program peningkatan

kesehatan pada ibu hamil yang mengalami kadar glukosa untuk

memenuhi kebutuhan asupan gizi.

3. Penelitian Ilmiah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

ilmiah terhadap perkembangan program dan penelitian yang

berhubungan dengan asupan gizi pada ibu hamil kadar glukosa

tinggi dan mampu memberikan masukan bagi instansi terkait

dalam dunia kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TInjauan umum tentang Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan didefinisikan berbeda oleh beberapa ahli, namun

pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Kehamilan adalah

keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah

terjadi penyentuhan sel telur dan sel spermatozoa (Dorland,

2012).

Wikjosastro & Prawirohardjo (2014) kehamilan adalah suatu

proses antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi

konsepsisampai lahirnya janin. Lama fase kehamilan normal

adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid

terakhir (HPHT) (Wiknjosastro & Prawirohardjo, 2014). Menurut

Manuaba (2012) kehamilan adalah rantai yang

berkesinambungan antara ovulasi, migrasi sprematozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)

pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm (Manuaba,2012).

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok wanita usia subur

(WUS) berusia 19- kesuburan pada kelompok WUS adalah usia

20-29 tahun dengan presentase kesempatan hamil 95% dan

akan turunmenjadi 90% saat memasuki usia 30 tahun.


Kesempatan hamil akan berkurang menjadi 40% saat

memasuki usia 40 tahun dan akan terus berkurang menjadi

10% dengan penambahan usia tiap tahunnya (Mubarak,2012).

2. Perubahan Fisiologi Kardiovaskular dan Metabolik

Pada masa kehamilan ditemukan perubahan hampir pada

semua sistem sistem organ maternal. Perubahan tersebut

diawali dengan sekresi hormon dari korpus luteum dan

plasenta. Efek mekanis dari perbesaran uterus dan kompresi

struktur sekitar uterus memegang peranan penting ketika

memasuki trimester II dan III. Perubahan tersebut meliputi

perubahan fungsi hematologi, kardiovaskular, ventilasi,

metabolik dan gastrointestinal (Prawirohardjo & Wiknjosastro,

2016).

a. Perubahan metabolik

Peningkatan sekresi berbagai hormon kehamilan

seperti hormon tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks

dapat meningkatkan laju metabolisme basal sekitar 15 %

ketika mendekati masa akhir kehamilan. Terminasi dari

peningkatan laju metabo 1lisme basal ini menyebabkan

wanita hamil sering mengalami sensasi panas

berlebihan. Selain itu, adanya beban tambahan

menyebabkan pengeluaran energi untuk aktivitas otot

lebih besar dari keadaan normal. Tubuh mengalami


perubahan metabolisme mendasar sehingga terjadi

peningkatan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan janin

dan persiapan pemberian air susu ibu (ASI) (Guyton,

2014).

b. Sistem Karediovaskular

Perubahan hemodinamik berupa peningkatan volume

darah terjadi sebesar 30-50% pada trimester pertama,

mencapai puncak pada usia kehamilan 32-34 minggu

kemudian menetap sampai aterm. Akibat peningkatan

volume darah, cardiac output akan meningkat serta

jantung dan pembuluh darah akan mengalami sedikit

dilatasi akibat pengaruh dari hormon progesteron.

Hormon progesteron akan merelaksasi otot-otot polos

dan mendilatasi dinding pembuluh darah. Seorang wanita

hamil cenderung mengalami supinasio hypotension

apabila berbaring terlentang akibat penekanan vena kava

inferior tertekan oleh uterus (Prawirohardjo &

Wiknjosastro 2016).

Penekanan uterus terhadap vena pelvic

menyebabkan perubahan lokal tungkai bawah dengan

manifestasi klinis berupa varises dan edema. Hal ini

diakibatkan absorbs cairan eskstraseluler, peningkatan

venous return, peningkatan output ginjal meningkat yang


selanjutnya menyebabkan nocturnal diuresis. Penekanan

uterus terhadap vena juga meningkat sehingga aliran

balik jantung turun dan terjadi penurunan cardiac output.

Keadaan ini terjadi akibat aktivitas sering berdiri namun

cenderung reversibel saat malam hari akibat perubahan

posisi tubuh berbaring (Prawiroharrdjo & Wikjosastro,

2016)

3. Gebutuhan gizi ibu hamil

Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Diet yang sehat adalah diet yang memenuhi

angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan. Kecukupan zat

gizi diperoleh dari konsumsi zat-zat gizi esensial untuk

memenuhi kebutuhan semua orang (Supariasa, 2012).

pencapaian tingkat konsumsi gizi (TKG) untuk individu adalah

sebagai berikut (Supariasa,2012):

Tingkat komsumsi gizi = asupan gizi

AKG individu X 100 %

Klafikasi tingkat komsumsi dibagi berdasarkan cut of poits

masing-masing sebagai berikut Wid Klasifikasi tingkat konsumsi

dibagi berdasarkan cut of points masing- masing sebagai

berikut (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004):

Kurang : < 80%AKG


Baik :80 -110% AKG

Lebih :110%AKG

Angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil berbeda dengan

kecukupan gizi wanita yang tidak hamil karena diperlukan

penambahan zat gizi untuk pertumbuhan dan pada table berikut

Tabel.21

a. Energi

Ibu hamil membutuhkan tambahan kalori sekitar 300 kkal

sehingga asupan makanan menjadi 2.800-3.000 kkal per hari.

Menurut angka kecukupan gizi tahun 2004, penambahan

kebutuhan energi per hari ibu hamil dibedakan berdasarkan

trimester kehamilan yang berlangsung. PadatrimesterI,tambahan


asupan kalori adalah 180kkal sedangkan pada trimester II dan III

masing - masing 300 kkal. Total kalori yang dibutuhkan adalah

sekitar 80.000 kkal dengan 36.000 kkal untuk pembakaran dan

44.000 kkal sisanya untuk pembuatan jaringan baru. (Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi,2004).

Penambahan berat badan ibu hamil pada trimester II dan III

untuk berat badan normal adalah 0,4kg/minggu, berat badan

overweight atau gemuk 0,3 kg/minggu dan penambahan 0,5

kg/minggu untuk ibu hamil dengan underweight atau

kurus(Barasi, 2007). Adapun kategori status gizi berdasarkan

indeks massa tubuh (IMT) sebagaiberikut:

TABEL 2.2.

STATUS GIZI BERDASARKAN IMT

Nilai Status gizi Kesimpulan

<17,0 Kurang gizi Sangat kurus

17,0 – 18,5 Kurang . Kurus

18,5 – 25,0 Baik Normal

25,0-27,0 Lebih Gemuk

>27,0 Lebih Sangat gemuk

b. Protein

Komsumsi protein ibu hamil meningkat dibandingkan


sebelum hamil Berdasarkan AKG (2004), tambahan protein

yang diperlukan selama kehamilan adalah 17 gram perhari

dengan pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari

protein nabati. Porsi konsumsi makanan seperti ikan, telur,

daging dan susu perlu lebih banyak dikonsumsi dbandingkan

tahu, tempe dan kacang. Hal ini disebabkan struktur protein

hewani mengandung asam amino yang lebih kompleks dan

lebih mudah dicerna tubuh (Widya Karya Nasional Pangan dan

Gizi, 2004). Merupakan zat gizi untuk pertumbuhan.

Penambahan protein selam kehamilan tergantung kecepattan

pertumbuhan janinnya. Penabahan protein selama kehamilan

tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Kebutuhan

proteinpada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram

tiap harinya, sedangkang pada trimester III sekitar 10 gram tiap

harinya. Kebutuhan protein yang termasuk ke dalam protein

hewani yaitu seperti yang termasuk ke dalam protein hewani

yaitu seperti daging tak berlemak, ikan, telur, dan susu.

Sementra itu, untuk sumber nabati yaitu tahu, tempe, dan

kacang-kacangan. (konsep gizi seimbang bagi ibu hamil )

c. Lemak

Dibutuhkan untuk berkembangan dan pertumbuhan janin

selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak

merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan


plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu

sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada

kehamilan trimister III. Lemak banyak terdapat dalam minyak

goreng dan margarin, juga dapat ditemukan pada bahan

makanan hewani atau nabati.

d. Karbohidrat

Merupakan sumber utama untuk tambahan kalori

yang dibutuhkan selama kehamilan untuk pertumbuhan

dan berkembangan janin. Jenis karbihidrat yang

dianjurkan adalah karbohidrat kompleks, seperti roti,

serealia, nasi, dan pasta. Karbohidrat kompleks

mengandung vitamin dan mineral, serta mampu

meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya

kontisipasi.

e. Vitamin

Vitamin A dibutuhkan untuk mempertahankan sel-sel

yang melapisi paru-paru janin agar tetap terlindungi dari

polutan selama di dalam rahim. Komsumsi vitamin A yang

berlebihan dapat menimbulkan cacat bawaan, sehingga

jumlah konsumsi vitamin A yang dianjurkan adalah 700-1000

mcg. Vitamin B12 bersama asam folat (vitamin B9) berperan

dalam pertumbuhan, sintesis DNA sel dan fungsi sel dalam

sumsum tulang, sistem persarafan serta saluran cerna.


Kebutuhan vitamin B12 yang dianjurkan adalah 3gram

perhari yang dapat di peroleh dari unggas, hati, telur,

kerang,ikan, daging, susu dan keju. Vitamin D di butuhkan

untuk pertumbuhan tulang, gigi, dan perkembangan jantung,

otot serta saraf janin. Kekurangan vitamin D pada ibu hamil

mengakibatkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu

dan janin. Gangguan dapat berupa hipokalsemi,

osteomalasia pada ibu dan tetani pada bayi baru lahir.

Sumber vitamin D terutama terdapat pada sinar matahari.

Tubuh akan mengubah kolesterol kulit menjadi calcitrol

(vitamin D3) yang kemudian disalurkan ke hepar dan renal

untuk menghasilkan vitamin D ketika terpapar sinar matahari

(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

f. AsamFolat

Kebutuhan asam folat selama hamil meningkat dua

kalilipat .Asamfolat berperan dalam pematangan sel darah

merah, perkembangan sel-sel muda, sintesis sel DNA dan

metabolisme energi. Beberapa studi menyebutkan

kekurangan asam folat disebutkan ada kaitannya dengan

kelahiran bayi berat bayi lahir rendah (BBLR). Pertambahan

kebutuhan asam folat bagi ibu hamil adalah 400-800 mcg

per hari dan tidak disarankan lebih dari 1000mcg

(WidyaKaryaNasionalPangandanGizi, 2004).
Asam folat Merupakan vitamin B yang memengang

peranan penting dalam perkembangan embrion. Asam folat

juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat

pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat

dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia cacat

bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah asam folat

sekitar 600-800

folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-

kacangan, dan roti gandum.

g. Zatbesi

Kebutuhan zat besi pada perempuan hamil

ditingkatkan menjadi 200 - 300% yaitu sekitar 800 mg

dengan 300 mg untuk perkembangan janin dan 500 mg

untuk ibu. Ibu hamil trimester II dan III dianjurkan untuk

menelan 30-60 mg tablet besi tiap hari selama 3 bulan yang

dimulai dari minggu ke-12 kehamilan (Widya Karya Nasional

Pangan dan Gizi, 2004).

h. Yodium

Yodium dapat diperoleh dari air minum, garam,

sumber bahan makanan laut, plum kering, telur dan susu.

Kekurangan yodium bisa mengakibatkan hipotiroid pada

janin yang dapat berkembang menjadi kretinisme dan

bayi lahir mati. Asupan yodium yang dianjurkan adalah


200 g per hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi,

2004).

B. Tinjauan Umum tentang Kadar Glukosa Darah Pada Ibu Hamil

1. Definisi

Glukosa adalah hasil akhir dari proses metabolisme karbohidrat

yang digunakan sebagai sumber energi utama pada organisme hidup

dan dikendalikan oleh insulin (Dorland, 2011). Salah satu jenis

karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber energi utama

dalam tubuh adalah karbohidrat jenis monosakarida yaitu glukosa

(Murray, 2009).Glukosa berperan sebagai energi utama yang banyak

digunakan di dalam sel tubuh terutama di otot dan jaringan (Tandra,

2008)

2. Metabolisme Kadar Glukosa

Karbohidrat merupakan salah satu biomolekul yang berperan

sebagai energi utama. Karbohidrat diserap dari saluran pencernaan

dalam bentuk monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa, fruktosa,

dan galaktosa. Kemudian senyawa - senyawa tersebut sebagian akan

langsung digunakan oleh sel sebagai sumber energi, mengalami

perubahan menjadi asam piruvat melalui proses glikolisis yang

berlangsung di sitosol. Proses ini merupakan proses katabolisme

universal, artinya proses ini tidak hanya berlangsung di dalam tubuh

manusia saja, tetapi juga dapat berlangsung pada hewan, tumbuhan,

dan juga semua mikroorganisme. Pada proses glikolisis, satu molekul


karbohidrat akan dipecah menjadi dua molekul asam piruvat yang

setara dengan energi 8 ATP dalam suasana aerob. Dan jika

berlangsung dalam suasana anaerob, asam piruvat akan diubah

menjadi asam laktat dan energi yang diperoleh menjadi hanya sekitar

2 ATP per molekul glukosa (sinaga,2012)

3. Glukosa Darah

Glukosa darah adalah konsentrasi gula didalam darah atau serum.

Konsentrasi glukosa darah normal seseorang yang tidak makan dalam

waktu 3 atau 4 jam adalah sekitar 90 mg/dl. Namun, pada keadaan

setelah makan pun apabila seseorang tersebut normal, kadar glukosa

darah tidak akan melebihi nilai 140 mg/dl kecuali orang tersebut

menderita Diabetes Mellitus. Glukosa yang dialirkan ke seluruh tubuh

merupakan bentuk sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh.

Dan kadar glukosa didalam tubuh sebagian besar dipengaruhi oleh

hormon insulin dan glukagon (Dawn b.Marks, Phd, dkk, 2000).

Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang

normal sangat sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar

glukosa darah hanyaakan berada diantara rentan 80 dan 90 mg/dl

darah yang diukur pada waktu sebelum makan pagi. Namun,

konsentrasi ini akan meningkat menjadi 120-140 mg/dl selama jam

pertama atau lebih setelah makan, namun terdapat satu sistem yang

dapat mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat

mengambalikan ke keadaan normal, biasanya terjadi pada waktu 2 jam


setelah absorbsi karbohidrat yang terakhir. Kadar glukosa darah pada

waktu kelaparan, adanya fungsi gluko neogenesis dari hati

menyediakan kadar glukosa yang dibutuhkan untuk dapat menjaga

ketetapan kadar glukosa darah sewaktu puasa(Dawn b. Marks, Phd,

dkk, 2005)

4. Macam–macam Pemeriksaan Gula Darah

Menurut Depkes (2008)ada macam –macam pemeriksaan gula

darah, yaitu :

a. Gula darah sewaktu suatu pemeriksaan gula darah yang dilakukan

setiap waktu tanpa tidak harus memperhatikan makanan terakhir

yang dimakan.

b. Gula darah puasa dan 2 jam setelah makanSuatu pemeriksaan

gula darah yang dilakukan pasien sesudah berpuasa selama 8 –10

jam, sedangkan pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan

yaitu pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung sesudah pasien

menyelesaikan makan.

5. Pemeriksaan penyaring

Pemeriksaan penyaring menurut Kesehatan (2014) sebagai berikut

:Pemeriksaan penyaring yang ditujukan pada seorang yang memiliki

risiko DM namun belum menunjukkan adanya gejala DM. Pemeriksaan

penyaring sendiri bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM,

TGT (toleransi glukosa terganggu) ataupun GDPT (glukosa darah

puasa terganggu), sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat.


Pasien dengan TGT dan GDPT juga sebagai intoleransi glukosa, yaitu

tahapan sementara menuju DM. Kedua kondisi tersebut merupakan

faktor risiko untuk terjadinya DM danpenyakit kardiovaskular di

kemudian hari. Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok

yang mempunyai salah satu faktor risiko DM.

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan cara melalui

pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah

puasa. Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan hasil yang positif,

maka perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma

puasa atau dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.

Nilai Normal Kadar Gula DarahNilai untuk kadar gula darah dalam

darah bisa dihitung dengan beberapa cara dan kriteria yang berbeda.

Berikut ini tabel untuk penggolongan kadar glukosa dalam darah

sebagai patokan penyaring (lihat tabel 2.3).

Tabel 2.3

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring


dan diagnosa DM (mg/dl)

Bukan Belum DM

DM pasti DM

kadar glukosa Plasma vena <100 100 -199 ≥200

darah sewaktu Plasma <90 90 – 199 ≥200

(mg/dl) kapiler

kadar darah Glukosa


(mg/dl) puasa <100 ≥126

Plasmavena <90 100 – 125 ≥100

Plasma 90 – 99

Kapiler

Sumber : (Kementrian Kesehatan 2014)

Sedangkan menurut Rudi (2013)hasil pemeriksaan kadar gula darah

dikatakan normal bila :

a. Gula darah sewaktu: < 110 mg/dL

b. Gula darah puasa: 70 –110 mg/dL

c. Waktu tidur:110 –150 mg/dL

d. 1 jam setelah makan :< 160 mg/dL

e. 2 jam setelah makan :< 140 mg/dL

f. Pada wanita hamil :<140 mg/dL

6. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Berikut ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar gula

darah, yaitu :

a. Aktifitas fisik

Aktifitas fisik yang kurang juga bisa menyebabkan

peningkatan kadar glukosa darah. Aktifitas fisik yaitu suatu gerakan

yang dihasilkan dari kontraksi otot rangka yang memerlukan energi

melebihi pengeluaran energi selama istirahat. Selama melakukan

latihan otot menjadi lebih aktif dimana akan terjadi peningkatan


permiabilitas membran dan adanya peningkatan aliran darah

akibatnya membran kapiler lebih banyak yangterbuka dan lebih

banyak reseptor insulin yang aktif terjadi pergeseran penggunaan

energi oleh otot yang berasal dari sumber asam lemak ke

penggunaan glukosa dan glikogen otot.

b. Diet

Kadar glukosa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

usia, penyakit lain, makanan, latihan fisik, obat hipoglikemia oral,

insulin, emosi dan stres. Makanan atau diet adalah faktor utama

yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah

terutama setelah makan (Holt 2010).

c. Penggunaan obat

Kadar glukosa darah juga dipengaruhi oleh penggunaan

obat hipoglikemia oral maupun dengan insulin. Mekanisme kerja

obat untuk menurunkan kadar glukosa darah antara lain dengan

merangsang kelenjar pankreas untuk meningkatkan produksi

insulin, menurunkan produksi glukosa dalam hepar, dan

menghambat pencernaan karbohidrat sehingga dapat mengurangi

absorpsi glukosa dan merangsang reseptor.

d. Stres

Stres juga meningkatkan kandungan glukosa darah karena

stres menstimulus organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin,

epinefrin mempunyai efek yang sangat kuat dalam menyebabkan


timbulnya proses glikoneogenesis di dalam hati sehingga akan

melepaskan sejumlah besar glukosa ke dalam darah hanya

beberapa menit(Hall 2007).Hal ini dapat menyebabkan peningkatan

kadar glukosa darah pada saat mengalami stres atau tegang.

Penyakit ini hanya bisa dikendalikan saja tanpa bisa diobati dan

komplikasi yangdapat ditimbulkan juga sangat besar seperti

penyakit jantung, stroke disfungsi ereksi, gagal ginjal dan

kerusakan sistem saraf (Dhania 2009).

7. Cara Mengukur Kadar Gula Darah Menurut Rudi (2013)ada

beberapa cara yang bisa dilakukan baik secara pribadi atau tes

klinik antara lain :

a. Tes Darah

Bisa dilakukan di laboratorium, yang diperiksa adalah darah

saat puasa dan setelah makan. Sebelum melakukan pemeriksaan,

harus berpuasa dahulu selama 12 jam. Kadar gula darah yang

normal selama berpuasa antara 70 –110 mg/dL.Kemudian,

pengambilan darah akan dilakukan kembali 2 jam setelah makan,

bila hasilnya > 140 mg/ dL berarti menderita kencing manis atau

diabetes melitus.

b. Tes Urine

Tes ini juga dilakukan di laboratorium atau klinik yang

diperiksa air kencing atau urine yang dilihat seperti kadar albumin,
gula dan mikroalbuminurea untuk mengetahui apakah seorang

menderita penyakit diabetes atau tidak.

c. Glukometer

Tes ini dapat dilakukan dilaboratorium yang diperiksa bisa

gula darah sewaktu, gula darah puasa (puasa terlebih dahulu

minimal selama 8 jam sebelum diperiksa) ataupun gula darah 2 jam

setelah makan. Kadar gula darah sewaktu normalnya adalah < 110

mg / dL, gula darah puasa normalnya adalah antara 70 –110 mg /

dL dan gula darah saat 2 jam setelah makan normalnya < 140 mg /

dL. Tes ini juga bisa dilakukan sendiri di rumah jika mempunyai

alatnya (Nesco Check). Caranya antara lain dengan menusukkan

jarum pada jari untuk mengambil sampel darah, kemudian sampel

darah dimasukkan ke dalam celah yang tersedia pada mesin

glukometer. Hasilnya tidak terlalu akurat, tetapi bisa digunakan

untuk memantau gula bagi penderita agar apabila ada indikasi gula

darah tinggi dapat segera melakukan pengecekan di laboratorium

dan menghubungi dokter. Alat glukometer (lihat gambar 2.2) terkini

sudah dirancang begitu mudah digunakan dan tidak menimbulkan

rasa sakit pada saat mengambil sampel darah.

8. Hormon Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah Meningkat

Glukagon dan epinefrin merupakan hormon yang berperan

meningkatkan kadar glukosa darah, menghambat glikolisis, dan

merangsang gluko neogenesis di hati dengan meningkatkan


konsentrasi cAMP. Hal ini akan mengaktifkan protein kinase

tergantung piruvat kinase. Keduanya juga mempengaruhi konsentrasi

fruktosa 2,6-bisfosfat sehingga mempengaruhi glikolisis dan glukoneo

genesis. Kelenjar hipofisis anterior menyekresi hormon-hormon yang

cenderung meningkatkan kadar glukosa darah sehingga melawan

kerja insulin ,hormon-hormon ini ialah hormone pertumbuhan. Sekresi

hormone pertumbuhan dirangsang oleh hipoglikemia, dan hormone ini

menurunkan penyerapan glukosa di jaringan otot.

Gluko kortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga

disintesis di jaringan adiposatan padiregulasi. Hormon ini bekerja

dengan meningkatkan gluko neogenesis melalui peningkatan kata

bolismeasam amino di hati akibat induksi pada amino transferase

(danenzim lain, misalnya triptofandi oksigenase) sertaenzim-enzim

kunci pada gluko neogenesis. Hal ini menjelaskan mengapare sistensi

insulin sering dijumpai pada obesitas.

9. Pengaruh Kehamilan Terhadap Gula Darah

Pada masa kehamilan kebutuhan insulin meningkat hingga

mencapai tiga kali dari keadaa normal. Hal ini disebut sebagai tekanan

diabetogenik dalam kehamilan. Pada keadaan ini akan menjadi

masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin

hingga terjadi hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia/diabetes

mellitus gestasiaonal (diabetes yang hanya terjadi ketika sedang

hamil). Diabetes tipe ini disebabkan karena insulin tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena hormon kehamilan

dapat menghalangi insulin untuk menjalani fungsinya, akibatnya level

gula darah/glukosa dalam tubuh menjadi meningkat. Diabetes mellitus

gestasional merupakan diabetes yang hanya ditemukan pada saat

seseorang sedang hamil yang dapat mengakibatkan makrosomia (bayi

lahir dengan berat badan lebih dari normal). Pada wanita hamil,

khususnya pada usia kandungan di atas 6 bulan, tingkat glukosa

dalam darah akan meningkat melebihi batas normal, hal ini disebkan

karena pada masa kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin

dan adanya gangguan hormon kehamilan yang menyebabkan insulin

tidak mampu menjalankan fungsinya akibatnaya kadar glukosa dalam

tubuh menjadi tinggi (Arrizqiyani, 2018).

C. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Tidur Ibu Hamil

1. Definisi

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah istirahat dan tidur.

Istirahat dan tidur diperlukan agar otak dan tubuh dapat memperbaiki

dirinya sendiri, sehingga bila seseorang kurang tidur akan segera

tampak berbagai kelainan fisik maupun mental. Pada saat tidur kerja

tubuh melambat, sehingga membuat sel-sel penyembuh untuk

memperbaiki sel-sel yang rusak (Prasadja,2009). Kebutuhan tidur tiap

individu berbeda-beda termasuk ketika hamil (Asmadi, 2008).

Tidur adalah keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan

tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan


masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang

berbeda (Lilis, Taylor &Lemone, 2001).Sehinggatanpatidur yang

cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat

keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun

Potter & Perry, 2003). Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang

untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap

tidur REM dan NREM yang pantas (Kozier, et al, 2004).Kurang tidur

yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis.

Dari segifisik, kurang tidur akan menyebabkan muka pucat, mata

sembab, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga

mudah terserang penyakit. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur

akan menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga

penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan, dan

sulit berkonsentrasi (Endang, 2007).

Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita

hamil adalah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahan

fisik yang terjadi seperti rasa mual dan muntah dipagi hari,

meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran uterus, nyeri

punggung dan pergerakanjanin. Sedangkan perubahan emosi meliputi

kecemasan, rasa takut dan depresi (Rafknowledge, 2004).Rasa tidak

nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan

menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil (Bobak, 2005).


Semakin besar umur kehamilan, ibu hamil akan mengalami

gangguan tidur (Prasadja, 2009). Ibu hamil yang mengalami gangguan

tidur umumnya terjadi karena adanya perubahan dalam kehamilan

sehingga menimbulkan ketidak nyamanan fisik. Ibu yang menderita

penyakit dapat pula mengalami gangguan tidur. Ibu hamil yang

memiliki kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan beberapa

komplikasi dalam kehamilan, seperti pada penelitian yang dilakukan

oleh Okun (2011), yang menyatakan bahwa gangguan tidur yang

terjadi pada ibu hamil dapat memperburuk respon sinflamasi tubuh dan

menyebabkan kelebihan produk sisitokin. Sitokin adalah molekul yang

berhubungan dengan sel-sel kekebalan.

2. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil

Sharma dan Franco (2004), mengatakan bahwa 97% wanita hamil

pada trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang

sering dialami oleh ibu hamil adalah penurunan durasi tidur.

Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat kondisi ibu

hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa

pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini dapat

membuat beban kehamilan menjadi semakin berat (Bambang BR,

2004). Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang

berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan

menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi

stresyang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.


Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang

dilahirkan memiliki sedikit waktu tiduryang dalam (Field dkk., 2007).

Gangguan tidur pada kehamilan meliuptiGangguan fisik :

a. Nyeri punggung

Hormon relaksin dan progesteron bekerja pada kartilago dan

jaringan ikat pada sendi, tetapi hormon tersebut dapat

menimbulkan ketidak nyamanan (nyeri) pada ibu hamil, terutama

pada akhir kehamilan saat kadar hormon tersebut meningkat hal ini

menyebabkan perubahan gaya berjalan sehingga dapat

mempengaruhi keseimbangan. Relaksasi sendi sakroiliaka dan

perubahan postur dapat menyebabkan sakit punggung karena otot

abdomen menjadi semakin teregang (Kamariyah dkk, 2016).

Kehamilan juga menyebabkan stres kalsium yang nyata pada

rangka, kadar hormon kalsitonin meningkat jauh lebih tinggi

khususnya pada trimester III (Weiss dkk, 1998:Whitehead dkk.,

1981 dalam Cunningham.[et.al],2005).Postur tubuh wanita secara

bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam

abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini,

bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang lebih melengkung, sendi

tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri

punggung pada beberapa wanita hamil (Pantiawati, Ika.,

Saryono,2010)
b. Dyspnea kehamilan

Pembesaran uterus meningkatkan tekanan diafragma dan

menurunkan kapasitas residu fungsional. Progesteron bekerja

pada pusat pernapasan untuk meningkatkan ambang oksigen.

Peningkatan volume tidal membuat PCO2turun, yang

menyebabkan dispnea dianatara 60-70% wanita hamil (Sinclair,

Constantence, 2009).

c. Edema ekstremitas bawah

Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia

kehamilan karena aliran balik vena terganggu akibat berat uterus

yang membesar (Sinclair,Constantence, 2009).

d. Keletihan

Pada wanita hamil basal metabolisme rate (BMR) meninggi.

BMR meningkat hingga 15-20 % yang umumnya terjadi pada

triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh

terutama dari pembekaran hidratarang, khususnya sesudah

kehamilan 20 minggu ke atas.

e. Kram kaki

Kram kaki disebabkan oleh rendahnya kalsium dalam tubuh

atau tidak pernah melakukan aktivitas seperti olahraga. Tekanan

uterus dapat mempengaruhi sirkulasi arteri pada ke ekstremitas

bawah dan dapat memebri tekanan pada saraf yang berjalan

melewati foramen obturator (Sinclair,Constantence, 2009).


f. Nokturia

Nokturia atau berkemih pada malam hari dapat mengganggu

tidur dan siklus tidur (Potter&Perry, 2005) Nokturia pada kehamilan

terjadi karena wanita berada dalam posisi rekumben dan kekuatan

yang lebih menekan vena kava inferior, yang menambah aliran

darah ke ginjal dan meningkatkan kecepatan filtrasi glomerulus

(Sinclair,Constantence, 2009).

D. Tinjauan umum Kripik Singkong Ebi

1. Pengertian kripik singkong Ebi

Keripik merupakan makanan ringan atau camilan berupa

irisan tipis yang sangat populer di kalangan masyarakat karena

sifatnya yang renyah, gurih, tidak terlalu mengenyangkan dan

tersedia dalam aneka rasa seperti asin, pedas dan manis.

Keripik sangat praktis karena kering, sehingga lebih awet dan

mudah disajikan kapan pun (Sriyono, 2012).

Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong

jenis makanan craker yaitu makanan yang bersifat kering dan

renyah dan kandungan lemaknya tinggi. Renyah adalah keras

mudah patah. Sifat renyah pada craker ini akan hilang jika

produk menyerap air. Olahan keripik merupakan salah satu

produk pangan yang banyak digemari oleh semua kalangan

(Lestari, 2015).
Tekstur atau kerenyahan keripik merupakan unsur utama

penilaian konsumen. Keripik yang baik jika digigit akan renyah,

tidak keras, tidak lembek dan tidak mudah hancur. Selain itu

unsur penampilan warna makanan juga menjadi parameter

kualitas penilaian oleh konsumen. Sistem pengukuran yang

akurat dan rinci merupakan cara dalam meningkatkan kontrol

kualitas. Keripik yang baik yaitu rasa gurih, aroma harum,

tekstur kering dan tidak tengik, warna menarik dan bentuk tipis,

bulat dan utuh dalam arti tidak pecah (Putri, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas keripik menurut

Marinih (2005), adalah:

1. Bahan dasar yang digunakan kualitasnya harus betul-

betul baik sehingga keripik yang dihasilkan akan baik

pula.

2. Bahan pembantu, berupa minyak goreng dalam

pembuatan minyak goreng keripik harus baik, warnanya

cerah dan tidak tengik. Fungsi dari minyak goreng

tersebut sebagai media untuk menggoreng yang sangat

berpengaruh pada keripik yang dihasilkan.

3. Pengaruh suhu penggorengan, berpengaruh terhadap

hasil keripik. Pengaruh suhu dilakukan dengan mengatur

besar kecilnya api kompor, jika minyak terlalu panas

keripik akan cepat gosong.


2. Ketersedian bahan baku kripik singkong ebi

a. Singkong

Singkong sudah lama dikenal dan ditanam oleh penduduk di

dunia. Hasil penelusuran parapakar botani dan pertanian

menunjukkan bahwa tanaman singkong berasal dari

kawasan Amerika yang memiliki iklim tropis. Tanaman

singkong masuk ke wilayah Indonesia kurang lebih pada

abad ke-18. Tepatnya pada tahun 1852, didatangkan plasma

nutfah singkong dari Suriname untuk dikoleksikan di Kebun

Raya Bogor. Di Indonesia, singkong merupakan produksi

hasil pertanian pangan ke dua terbesar setelah padi,

sehingga singkong mempunyai potensi sebagai bahan baku

yang penting bagi berbagai produk pangan dan industri

(Septiriyani, 2017).

Singkong banyak digunakan pada berbagai macam

pangan, mulai dari keripik, kudapan, sayuran hingga tape.

Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung

tapioka yang dapat digunakan untuk mengganti tepung

gandum. Adapun unsur gizi yang terdapat dalam tiap 100 g

singkong segar menurut Direktorat Gizi, Depkes RI, 1981

dapat dilihat pada tabel dibawah:


Tabel 2.4 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 g

Singkong
Banyaknya dalam... (per 100 g)
No Unsur Gizi
Singkong Putih Singkong Kuning

1 Kalori (kal) 146,00 157,00

2 Protein (g) 1,20 0,80

3 Lemak (g) 0,30 0,30

4 Karbohindrat (g) 34,70 37,90

5 Kalsium (mg) 33,00 33,00

6 Fosfor (mg) 40,00 40,00

7 Zat Besi (mg) 0,70 0,70

8 Vitamin A (SI) 0 385,00

9 Vitamin B (mg) 0,06 0,06

10 Vitamin C (mg) 30,00 30,00

11 Air (g) 62,50 60,00

Sumber : Septiriyani, 2017

b. Daun singkong

Daun singkong (Manihot utilissima) adalah tumbuhan

yang mudah dijumpai di areal perkebunan atau tak jarang di

halaman belakang rumah, hal ini karena singkong gampang

tumbuh, sehingga produksi jadi melimpah dan apalagi daun

yang lebih tua. Hanya saja pada kejadian sehari-hari daun

singkong alami relatif tidak bigitu disukai o, untuk itu agar


daun singkong dapat dimakan dan dimanfaatkan secara

optimal oleh , maka diperlukan percobaan pengujian

berbagai perlakuan pemberian pakan daun singkong diolah

dengan cara daun singkong direbus, direndam dan

difermentasi sebagai bahan tambahan.

Daun singkong (Manihot utilissima) memungkinkan

untuk di jadikan bahan tambahan makanan. Menurut

Suhenda dan Hidayat (1992) pemberian pakan dengan

kandungan protein 20%, 25%, 30% dan 35% dengan kadar

lemak 6% ternyata hasil pertumbuhan dan kelulusan hidup

terbaik pada kandungan protein 25% dan 30%. Nilai gizi ini

bisa dipenuhi dari makanan daun singkong. Kandungan

protein daun singkong berkisar 25 – 28 %, lemak 7 – 13

%; serat kasar 12 – 17 %; kalsium 1,3 – 1,4 %; fosfor 0,3 %;

lysin 2 %; methionin 0,4 %; dan threonin 3 % (Sukarman,

2012).

c. Serbuk Daun Singkong

Daun singkong ,mengandung vlavonoid ,alkaloid,

tanin, antrakuinon, saponin,gula pereduksi, dan antrosianida

, tetapi tidak mengandung glikosida jantung. Daun singkong

mengandung rutin sebesar 0,7%(b/b) daum yang muda

0,35%(b/b) pada daun yang tua dan 0,16(b/b) pada daun

kuning (Bharuddin, 2009). ditimbang secara seksama


sebanyak 1,0g dan dimasukkan ke dalam botol timbang

dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada

suhu 105 derajat selama 30 menit dan telah diatur. Sebelum

ditimbang, ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan

bantuan pengaduk karena berupa ekstrak kental. Kemudian

ekstrak tadi dimasukkan ke dalam ruang pengering dengan

botol timbang dalam keadaan terbuka dan pengeringan

dilakukan pada suhu 105 derajat hingga bobot tetap.

Sebelum setiap pengeringan botol dalam keadaan tertutup

dibiarkan mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar

(Anonim, 2000) Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

d. Ebi

Udang merupakan salah satu bahan pangan dengan

kandungan protein yang tinggi yang sangat bermanfaat bagi

kesehatan terutama bagi pertumbuhan anak. Kandungan

vitamin baik jenis vitamin larut air dan vitamin larut lemak

juga sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik untuk

dikonsumsi. Udang juga mengandung berbagai mineral yang

penting bagi tubuh. Udang segar memiliki kelemahan antara

lain adalah masa simpan yang relatif singkat, harga yang

mahal serta berat dapat dimakan yang sedikit yaitu sebesar

68%. Oleh sebab itu, udang kering (ebi) merupakan salah

satu alternatif bahan pangan yang dapat digunakan untuk


menggantikan udang segar karena udang kering (ebi)

memiliki berat dapat dimakan yang cukup besar yaitu

sebesar 90%. Selain itu, kandungan protein udang kering

(ebi) juga tinggi yaitu sebesar 62 g/100 g bahan (Rahayu

dkk, 2018).

Ebi merupakan hasil olahan dari udang segar yang

diolah menjadi udang kering dan biasanya dapat diolah lebih

lanjut menjadi bumbu masak. Penggunaan ebi pada

berbagai menu masakan adalah untuk memperoleh aroma

udang dan sebagai penyedap rasa masakan (Rahayu dkk,

2018).

Tabel 2.5 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 g Ebi

No Unsur Gizi Banyaknya dalam... (per 100 g)

1 Kalori (kal) 299

2 Protein (g) 59,4

3 Lemak (g) 3,6

4 Kalsium (mg) 2,306

5 Fosfor (g) 625

6
Sumber: Zat Besi
Anwar, (mg)
2018 21,4

e. Biji Labu

Di Indonesia, labu terutama labu kuning banyak

dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam hidangan


seperti kolak, sup, cake hingga kue-kue basah lainnya.

Bijinya juga banyak dimanfaatkan sebagai camilan atau

makanan ringan (Alamendah, 2010).

Biji Cucurbita moschata mengandung beberapa zat, di

antaranya sejenis asam amino seperti m-karbok

sifenilalanina, pirazoalanina, asam amino butirat,

etilasparagina, dan sitrulina serta sejumlah asam amino lain

yang diperlukan kelenjar prostat seperti seminal alanina,

glisina, dan asam glutamat. Biji ini juga mengandung unsur

mineral Zn (seng) dan Mg (Magnesium) yang sangat penting

bagi kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat

(Anonimus, 2011). Didalam 100 g biji Cucurbita moschata

mengandung mineral Zn sebesar 6,5 mg (Widowati et al.,

2008). Kandungan lain pada 100 g biji labu kuning adalah

kalori 515,00 kal, protein 30,60 g, lemak 42,10 g, karbohidrat

13,80 g, gula 5,30 g, kalsium 54,00 mg, pospor 312,00 mg,

besi 6,20 mg, air 5,90 g (Perdanianti dan Arum, 2006).


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Teori

Kehamilan Trismester II & III

Kebutuhan Nutrisi

Terpenuhi Tidak Terpenuhi


Usia Ibu Hamil
um (mg), Fosfor (mg), Zat Besi (mg), Vitamin A (SI), Vitamin B (mg), Vitamin C (mg), Air (g), Magnesium (mg) Kadar Glukosa
Ibu Hamil Normal Pengetahuan tentang Gizi
Aktivitas
Status Kesehatan
Kualitas Tidur
Kadar Glukosa Ketersediaan Vit C &
Magnesium

Kualitas Tidur Ketersediaan Kalsium


dan Magnesium

Sumber : Wardani (2018)

Pada kerangka teori ini berguna sebagai landasan peneliti,gambaran

mengenai responden kehamilan trimester II dan III dengan kebutuhan

nutrisi, pada pemberian keripik singkong ebi, yang terdapat isi kandungan

Kalori (kal), Protein (g), Lemak (g), Karbohindrat (g), Kalsium (mg), Fosfor

(mg), Zat Besi (mg), Vitamin A (SI), Vitamin B (mg), Vitamin C (mg), Air
(g), Magnesium (mg), setelah terpenuhi ibu hamil normal dengan kadar

glukosa dan kualitas tidur,kemudian yang tidak terpenuhi ketersediaan

vit.c dan magnesium dan ketersediaan kalsium dan magnesium akan

berpengaruh dengan karakteristik pada responden.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian disusun sebagai kerangka kerja

dalam melakukan penelitian. .Kerangka konsep ini terdiri dari

variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable). Berdasarkan uraian diatas, maka variabel

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Dependent Variabel Independent

Kadar Glukosa

Keripik Singkong Ebi

Kualitas Tidur
Ket :

: Variabel bebas (independent variable)

: Variabel terikat (dependent variable)

: Hubungan yang di teliti


C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kadar Glukosa

Definisi operasional : Kadar Glukosa darah sepanjang hari

bervariasi dimana akan meningkat

setelah makan dan kembali normal

dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa

biasanya 120-140 mg/dl, pada 2 jam

setelah makan atau minum cairan yang

mengandung gulapun maupun

karbohidrat lainnya (Price, 2005).

Krteria objektif :

Normal : Jika kadar glukosa 80-140 mg/dL setelah

mengkomsumsi kripik singkong ebi.

Tidak Normal : Jika kadar >140 mg/dl setelah mengkomsumsi

kripik singkong ebi.

2. Kualitas tidur

Definisi operasional: Kualitas tidur adalah skor yang di peroleh

dari responden yang telah menjawab

pertanyaan pada Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI) yang terdiri 7

komponen penilaian yakni kualitas tidur

subyektif, latensi tidur, durasi tidur, lama


tidur efektif di ranjang, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur, dan gangguan

konsentrasi di waktusiang.

Kriteria objektif :

Baik : jika responden tidur 7-8 jam setelah mengkomsumsi

kripik singkong ebi.

Cukup : Jika reponden tidur < 7 jam setelah mengkonsumsi

kripik singkong ebi.

3. Konsumsi keripik singkong ebi

Kripik singkong ebi dengan makanan ngemil untuk ibu hamil

dengan empat bahan dasar singkong, daun singkong, biji labu

daun dan ebi. Dengan pemberian 25 gram dalam sehari dengan

selingan snack pagi atau sore hari.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada pengaruh konsumsi keripik singkong ebi terhadap

kadar glukosa pada ibu hamil

b. Tidak ada pengaruh konsumsi keripik singkong ebi terhadap

kualitas tidur pada ibu hamil

2. Hipotesis alternatif (Ha)

a. Ada pengaruh konsumsi keripik singkong ebi terhadap kadar

glukosa pada ibu hamil


b. Ada pengaruh konsumsi keripik singkong ebi terhadap

kualitas tidur pada ibu hamil


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan RancanganPenelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu

(Experiment) dengan rancangan Randomized Control Trial Pretest-

posttest with control group. Randomisasi dilakukan pada penelitian

ini yang bertujuan untuk mengalokasikan subjek ke dalam

kelompok perlakuan dan kelompok control, sehingga membuat

kedua kelompok tersebut sebanding.

Tabel 4.1

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Group Pretest Independent Variabel Post

test

Intervensi O1 X O2

Kontrol O1 O2

Keterangan : X = Eksperimen (konsumsi Keripik singkong ebi)

O1 = Nilai Pre-Tes kadar glukosa dan kualitas tidur

(sebelum di intervensi)

O2 = Nilai Post-Tes (kadar glukosa dan kualitas tidur

sesudah di intervensi).
B. LokasiPenelitian Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tompobulu,

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, yaitu bulan Juni – Juli

tahun 2020.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil

Puskesmas Tompobulu, Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Maros yang berjumlah 153 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berjumlah

20 ibu, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 10 eksperimen dan 10

kontrol. Alasan pengambilan sampel menurut Rescoe dalam

buku Researc Methode For Usinnes dalam (Sugiono,2008)

menambahkan saran-saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian yaitu, untuk penelitian eksperimen yang sederhana,

yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing 10 sampai

dengan 20.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Purpossive, dimana pengambilan anggota sampel

dengan pertimbangan tertentu dan status sampelnya kelompok.


Adapun kriteria insklusi dalam pengambilan sampel adalah

sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu:

a. Bersedia menjadi responden

b. Ibuhamil trimester II dan III

c. Ibu hamil yang mengalami kadar glukosa tinggi

d. Ibuhamil yang mengalami gangguan kualitas tidur

e. Ibu hamil pada kelompok intervensi diberi keripik singkong

ebi

f. Ibu hamil pada kelompok kontrol diberi keripik singkong

biasa

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dari sampelpenelitianyaitu:

a. Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

b. Sedang sakit pada saat pengambilan data.

c. Tidak dapat di jumpai saat pengecekan kadar glukosa dan

menilai kualitas tidur.

d. Ibu hamil pada kelompok intervensi , tidak teratur

mengkonsumsi keripik singkong ebi

e. Ibu hamil pada kelompok kontrol tidak mengkonsumsi

keripik singkong ebi


E. Jenis Dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diambil oleh peneliti secara langsung dari sumbernya

yang diperoleh melalui wawancara.

2. Data Sekunder

Data yang diambil oleh peneliti melalui rekam medic responden,

arsip puskesmas.

F. Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi untuk data awal ibu hamil di wilayah kerja

puskesmas

2. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian setelah

mendapat penjelasan

3. Alat pengukur glukosa

4. Lembar observasi penilaian kualitas tidur

5. Keripik singkong ebi untuk kelompok eksperimen

6. Keripik singkong biasa untuk kelompok kontrol

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi langsung di lokasi penelitian saat pengukuran kadar

glukosa

2. Pemberian kuesioner untuk menilai kualitas tidur


H. Pengolahan Data

Dilakukan melalui program SPSS. Tahapan pengolahan data

dalam penelitian ini adalah :

1. Penyuntingan data (editing)

Data yang dapat diperiksa kelengkapannya dan melihat

konsistensi jawaban masing-masing pertanyaan dan

pernyataan dari kuesioner penelitian.

2. Pengkodean variable (coding)

Apabila data telah terkumpul dan dilakukan pengeditan

kemudian dilakukan pengkodean data berdasarkan buku kode

yang telah di susun sebelumnya dan telah dipindahkan ke

format aplikasi program SPSS.

3. Tabulasi (Tabulating)

Untuk memudahkan pengolahan data maka dibuatkan tabel

untuk menganalisis data tersebut menurut sifat-sifat yang

dimiliki. Tabel dapat berupa tabel sederhana atau tabel silang.

4. Entry Data

Data selanjutnya di input kedalam lembar kerja SPSS untuk

masing-masing variable. Urutan input data dan berdasarkan

nomor responden dalam kuesioner.

5. Cleaning data

Cleaning dilakukan pada semua lembar kerja untuk

membersihkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses


input data. Proses ini dilakukan melalui analisis frekuensi pada

semua variable. Data missing dibersihkan dengan menginput

data yang benar.

I. Analisis data

1. Analisis Univariat

Menggunakan teknik analisis univariat dan bivariat. Analisis

univariat dilakukan pada setiap variable yang diteliti. Analisis ini

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap-tiap variable

yang disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisis bivariat

Dilakukan untuk menganalisis variable - variable independen

yang diduga mempunyai hubungan dengan variable dependen.

Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen (Kadar Glukosa dan Kualitas tidur) dan

variabel independen (Pemberian Keripik Singkong Ebi). Analisis

data dilakukan dengan menggunakan computer program

SPSS.

Analisis data dilakukan terhadap tiap-tiap variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunnakan uji

statistik yang digunakan adalah uji dua sampel yang saling

berhubungan (Uji T.Test). Apabila signifikan > 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya pemberian keripik singkong ebi

tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa dan kualitas tidur ibu


hamil. Sedangkan jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya pemberian keripik singkong ebi berpengaruh

pada kadar glukosa dan kualitas tidur ibu hamil.

J. Prosedur Penelitian

1. Langkah Pertama

1) Menentukan jenis penelitian

Penelitian ini disebut dengan penelitian payung yang

berdasarkan judul besarnya adalah pengembangan kripik

singkong ebi yang dapat menetralkan asupan gizi pada

penderita kadar glukosa dan kualitas tidur. Dimana dalam

penelitian ini menghasilkan satu bahan tambahan buat ibu

hamil dengan kandungan gizi yang telah di uji di

laboratorium kesehatan yang akan dijadikan sebagai bahan

intervensi.

2) Menetapkan sampel dan mengambil data awal

Mengurus persuratan izin pengambilan data awal untuk

dipuskesmas.

3) Menguji kandungan gizi

4) Menganalisis kandungan nilai gizi kripik singkong di

laboratorium kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan.

5) Bahan dasar yang digunakan

1. Singkong
2. Daun singkong

3. Biji labu kuning

4. Ebi

5. Minyak goreng

Alat yang digunakan :

1. Oven listrik

2. Blender

3. Grinder/mesin penghalus

4. Ayakan 60 dan 80 mesh

5. Pisau

6. Baskom

7. Plastic meteran untuk mencetak kerupuk

8. Saringan minyak

9. Wajan

10. Alat pemarut/ rasper

11. Sutil/ sendok wajan

Cara membuat keripik singkong ebi

1. Cara membuat tepung daun singkong :

Daun singkong dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang melekat pada daun

singkong kemudian ditiriskan selama 10 menit dan

dikeringkan kedalam oven pada suhu 45ºC selama ± 2

jam. (Mandriali, 2016).Daun singkong kering dihaluskan


denga nmenggunakan ayakan 80 mesh kemudian

menghasilkan tepung daun singkong.(Mandriali, 2016).

2. Cara membuat Tepung Biji labu Kuning

Proses pengolahan biji labu di panaskan dengan

oven pada suhu 50 ○ selama Biji labu kuning tanpa kulit

dihaluskan menggunakan blender sampai halus.

3. Cara pengolahan Ebi :

Udang basah (ebi) dibersihkan dengan air

mengalir lalu ditiriskan, kemudian di oven dengan suhu

50 DC selama 20 menit hingga kering lalu diblender

sampai halus.(Rahayudkk, 2018).

4. Cara mengolah singkong :

Pencucian, perendaman dan pengupasan serta

pengukusan selama  20 menit. Setelah masak di tumbuk

sampai menjadi adonan.

5. Uji Organoleptik

a) Aroma dari makanan yang berada di mulut ditangkap

oleh indra penciuman melalui saluran yang

menghubungkan antara mulut dan hidung. Makanan

yang dibawa kemulut dirasakan oleh indra perasa

dan bau yang kemudian dilanjutkan, diterima dan

diartikan oleh otak.


b) Rasa adalah sesuatu yang diterima oleh lidah. Rasa

dipengaruhi oleh beberapa komponenya itu senyawa

kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan

komponen rasa yang lain. Kenaikan temperature

akan menaikkan rangsangan pada rasa manis tetapi

akan menurunkan rangsangan pada rasa asin dan

pahit. Berdasarkan uji organ oleptic pada aspek rasa,

paneliti menyatakan bahwa rasanya sangat gurih dan

semua menyatakan enak.

c) Warna merupakan salah satu parameter selain cita

rasa, tekstur dan nilai nutrisi yang menentukan

persepsi konsumen terhadap suatu bahan pangan.

Preferensi konsumen sering kali ditentukan

berdasarkan penampakan luar suatu produk pangan.

Warna pangan yang cerah memberikan daya tarik

yang lebih terhadap konsumen.

d) Tekstur

Pengamatan tekstur pada kripik singkong sangat

penting dilakukan. Hal ini disebabkan karena tekstur

merupakan salah satu hal yang membedakan kripik

singkong ebi dengan yang lainnya. Tekstur kripik

sangat berpengaruh terhadap produk akhir yang

dihasilkan dan menentukan tingkat kesukaan orang


yang diteliti / kelompok intervensi terhadap produk.

Semua panelis menyatakan tekstur keripik cukup

kriuk dan renyah.

2. Langkah Ke Dua

1) Persiapan

a. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi instansi

terkait dengan penelitian.

b. Observasi wilayah

c. Pertemuan dengan kepala puskesmas menentukan lokasi

pengambilan sampel dan sampel penelitian.

d. Pertemuan dengan kepala puskesmas menjelaskan

prosedur kerja serta hak yang akan diterima.

e. Mempersiapkan instrument penelitian, kuesioner dan alat

ukur Kadar Glukosa Darah (merk Nesco)

2) Pelaksanaan Penelitian

a. Pada kelompok intervensi diberikan keripik singkong ebi

pada ibu hamil trimester trimester 2 dan 3

b. Pada kelompok Kontrol diberikan keripik singkong biasa

c. Diberikan sebanyak Sebanyak 25gr perhari selama 30

hari (1 bulan),

d. Kontrol konsumsi keripik singkong ebi peneliti melakukan

kunjungan rumah pada kelompok intervensi tiap minggu


untuk mengetahui respon keluarga subyek terhadap

keripik singkong

e. Kontrol konsumsi keripik singkong biasa peneliti

melakukan kunjungan rumah pada tiap minggu.

K. Alur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap Pretest

a. Penelitian ini diawali denga nmengambil secara langsung ibu

hamil yang termasuk

b. karakteristik tertentu.

c. Mengukur kadar glukosa dan kualitas tidur secara langsung

semua ibu hamil baik yang control maupun intervensi

sebelum di berikan keripik singkong ebi.

2. Tahap Intervensi terbagi menjadi 2 kelompok:

a. Kelompok eksperimen

1) Pemberian keripik ebi pada ibu hamil kelompok

eksperimen selama 1 bulan.

2) Diberikan setiap hari sebelum sarapan, dilakukan oleh ibu

hamil selama 30 hari

3) Memeriksa kadar glukosa dan menilai kualitas tidur setiap

10 hari sebanyak 3 kali selama 1 bulan.


b. Kelompok kontrol

1) Pemberian Keripik Singkong

2) Mengukur kadar glukosa awal penelitian dan 1 bulan

kemudian.

3) Menilai kualitas tidur awal penelitian dan 1 bulan

kemudian.

c. Tahap Post Test

1) Mengukur kadar glukosa dan menilai kualitas tidur pada

ibu hamil kelompok kontrol dan eksperimen.

2) Menentukan kategori sampel pada kelompok kontrol dan

eksperimen.

3) Menganalisa nilai kadar glukosa dan menilai kualitas tidur

ibu hamil dengan membandingkan sebelum dan sesudah

penelitian.

Kerangka Alur Penelitian

Ibu Hamil Kelompok Ibu Hamil Kelompok


Eksperimen Kontrol

Keripik Singkong Ebi Keripik Singkong Biasa

Kadar Glukosa Kualitas tidur


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat

terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait

dalam konotasi dipengaruhi dan dapat juga mempengaruhi aspek

demografi/kependudukan.Keadaan dan pertumbuhan ekonomi

masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan

perkembangan lingkungan fisik maupun biologik. Salah satu kebutuhan

dalam pelaksanaaan pembangunan dan usaha mencapai tujuan

pembangunan kesehatan adalah informasi yang valid dan akurat.Oleh

karena itu pengembangan sistem informasi, khususnya di bidang

kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan

mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan

upaya-upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Peneliti memilih wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas

Tompobulu yang terletak di Kabupaten Maros. Puskesmas Tompobulu

mempunyai visi dan misi dalam kesehatan masyarakat yaitu visi

pukesmas yang mempunyai gambaran masyarakat masa depan yang

ingin di capai melalui pembangunan kesehatan dengan pendudukan hidup

dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemanpuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata dan memiliki derajat kesehatan yang baik. Demi terwujudnya visi
misi diperlukan komitmen bersama sebagai janji pelayanan yang diperkuat

dengan penanda tanganan oleh masyarakat puskesmas tompobulu.

Batas wilayah puskesmas Tompobulu di sebelah utara berbatasan

dengan Kec Cenrana ,sebelah timur berbatasan lansung dengan

kepubaten Gowa, di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gowa

dan di sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan tanrilili. Luas wilayah

Kecamatan Tompobulu seluruhnya adalah 28.765 km2 dan secara

administrasi pemerintahan terdiri atas delapan desa dan 34 dusun.

B. Hasil Penelitian

Pada penelitian terdapat 20 responden yang dipilih dengan

menggunakan teknik Random Sampling di Puskesmas Tompobulu.

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian eksperimen atau

True Eksperimen. Adapun hasil penelitian dan pengolahan data dengan

analisis univariart dan bivariat disajikan sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat

distribusi frekuensi variabel yang diteliti yaitu dalam penelitian ini dengan

menganalisa variabel independen (pemberian keripik singkong ebi) pada

ibu hamil dan variabel dependen (kadar glukosa dan kualitas tidur)

sehingga dapat diketahui distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

tabel.

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Umur Ibu
Hamil Pada Kelompok Intervensi Dan Kontrol Di Wilayah
Pusekesmas Tompobulu Kabupaten Maros
Umur Intervensi Kontrol
(tahun) n % n %
≤ 20 tahun 0 0 1 10,0
21-30 tahun 4 40,0 3 30,0
31-40 tahun 5 50,0 6 60,0
41-50 tahun 1 10,0 0 0
Total 10 100,0 10 100,0
Sumber : Data Primer, 2020

Hasil analisis dari tabel 5.1 berdasarkan umur responden tertinggi

pada kelompok intervensi yaitu ibu yang berumur antara usia 31-

40( tahun) sebanyak 50% dan terendah yaitu ibu yang berumur 41-50

(tahun) sebanyak 10,0% sedangkan kelompok control umur responden

tertinggi pada ibu yang berumur antara 31-40 (tahun) sebanyak 60,0%

dan terendah yaitu ibu yang berumur antara ≤ 20 tahun sebanyak 10,0 %.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Ibu


Hamil Kelompok Intervensi Dan Kontrol Di Wilayah Puskesmas
Tompobulu Kabupaten Maros
Pendidikan Intervensi Kontrol

N % N %

SD 4 40,0 0 0

SMP 5 50,0 2 20,0

SMA 0 0 5 50,0

Diploma 3 1 10,0 3 30,0

Total 10 100,0 10 100,0

Sumber : Data Primer, 2020


Hasil analisis yang didapat dari tabel 2 berdasarkan pendidikan

responden tertinggi pada kelompok intervensi yaitu pada tingkat

SMPsebanyak 50,0% dan terendah berada pada tingkat diploma dan

strata sebanyak 10,0%. Sedangkan pada kelompok control pendidikan

responden yang tertinggi berada pada tingkat SMA sebanyak 50,0% dan

terendah berada pada tingkat SMP sebanyak 20,0%.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pekrjaan Ibu Hamil


Pada Kelompok Intervensi Dan Kontrol Di Wilayah
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros
Pekerjaan Intervensi Kontrol

n % n %

Tidak bekerja 9 90,0 6 60,0

Honor 1 10,0 3 30,0

PNS 0 0 1 10,0

Total 10 100,0 10 100,0

Sumber : Data Primer, 2020

Hasil analisis yang didapat dari tabel 5.3 berdasarkan pekerjaan

responden tertinggi pada kelompok intervensi yaitu berada pada status

pekerjaan IRT sebanyak 90,0 % dan terendah beradapa pada status

honor, 10,0 %.sedangkan pada kelompok control pekerjaan tertinggi pada

pada status pekerjaan IRT 60,0% dan terendah pada status PNS 10,0%.
Tabel 5.4

Distribusi Paritas Ibu Hamil Pada Kelompok Intervensi Dan Kontrol Di


Wilayah Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros.
Paritas Intervensi Kontrol

n % n %

Anak 1-2 7 70,0 6 60,0

Anak 3-4 2 20,0 2 20,0

Anak 5-6 1 10,0 2 20,0

Total 10 100,0 10 100,0

Sumber : Data Primer, 2020

Hasil penelitian yang di dapat pada tabel 5.4 berdasarkan

kelompok intervensi dengan jumlah paritas 1-2 sebanyak 70,0% dan

terendah pada paritas 5-6 sebanyak 10,0%, sedangkan pada kelompok

kontrol pada paritas tertinggi paritas 1-2 sebanyak 60,0% dan terendah

pada paritas 3-4 dan 5-6 sebanyak 20,0%.

Tabel.5.5

Distribusi ibu hamil Berdasarkan Kebiasaan makanan Lauk Pauk


di Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros 2020

Kebiasaan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Konsumsi Lauk
n % n %
Pauk
Ya 1 10 1 10
Kadang 3 30 2 20
Jarang 6 60 6 60
Tidak Pernah 0 00 1 10
Total 10 100 10 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa kebiasaan ibu

hamil mengkonsumsi lauk pauk pada kelompok intervensi pada


kategori jarang terdapat 60%, dan yang terendah kategori tidak

pernah terdpat 0%, sedangkan pada kelompok kontrol

kebiasaan ibu hamil mengkosumsi lauk pauk dengan kategori

jarang terdapat 60%,dan pada kategori tidak pernah terdapat

10%.

Tabel. 5.6

Distribusi ibu hamil Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Sayur


di Tompobulu Kabupaten Maros 2020

Kebiasaan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Konsumsi Sayur n % N %
Ya 3 30 4 40
Kadang 1 10 4 40
Jarang 5 50 0 00
Tidak Pernah 1 10 2 20
Total 10 100 10 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa kebiasaan

konsumsi sayur tertinggi pada kelompok intervensi yaitu jarang 5

(50%), dan pada kelompok kontrol yaitu Ya dan kadang-kadang

4 (40%), sedangkan kebiasaan konsumsi sayur terendah pada

kelompok intervensi yaitu kadang dan tidak pernah 1 (10%) dan

pada kelompok kontrol yaitu jarang sebesar 0 (00.0%).

Tabel.5.7

Distribusi ibu hamil Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Buah


di Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros 2020
Kebiasaan Kelompok Kelompok
Konsumsi Buah Intervensi Kontrol
n % n %
Ya 1 10 1 10
Kadang 4 40 5 50
Jarang 4 40 3 30
Tidak Pernah 1 10 1 10
Total 10 100 10 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa kebiasaan konsumsi

buah tertinggi pada kelompok intervensi yaitu kadang-kadang dan jarang

4 (40%) dan pada kelompok kontrol yaitu kadang sebanyak 5 orang

(50%), sedangkan kebiasaan konsumsi buah terendah pada kelompok

intervensi yaitu ya dan tidak pernah 1 (10%) dan pada kelompok kontrol

yaitu Ya dan tidak pernah 1 (10%)

Tabel.5.8

Distribusi Sampel Kadar Glukosa Di Puskesmas Tompobulu


Kabupaten Maros Menurut Kelompok Intervensi Dan Kontrol
Pre-Test Dan Post-Test
GDS INTERVENSI KONTROL

Normal % Tidak % Normal % Tidak %

Normal Normal

Pre-Test 2 20% 8 80% 2 80% 8 80%

Post- 6 60% 4 40% 2 80% 8 80%

Test

Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.8, menunjukkan bahwa

variabel normal dan tidak normal pada kelompok intervensi sebelum

diberikan berlakuan dan setelah diberikan berlakuan memiliki jumlah yang

pre-testnormal sebanyak 80%,dan tidak normal sebanyak 20%, dan post-


tes normal sebanyak 60%, tidak normal sebanyak 40%, sedangkan

kelompok kontrol sebelum diberlakuan dan setelah diberikan berlakuan

memiliki jumlah yang pre-test normal sebanyak 20%,dan tidak normal

sebanyak 80%, dan post-test normal sebanyak 20% dan tidak normal

sebanyak 80%.

Tabel. 5.9
Distribusi Kualitas Tidur Ibu Hamil Di Puskesmas Tompobulu
Kabupaten Maros Menurut Kelompok Intervensi Dan Kontrol Pre-
Test dan Post-Test
Kualitas INTERVENSI KONTROL
Tidur Baik % Kurang % Baik % Kurang %
Pre-Test 3 30% 7 70% 2 80% 6 80%
Post- 8 80% 2 20% 2 80% 6 80%
Test
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.9, menunjukkan bahwa

kualitas tidur baik dan kualitas tidur kurang pada kelompok intervensi

sebelum diberikan berlakuan dan setelah diberikan berlakuan memiliki

jumlah yang pre-test kualitas tidur baik sebanyak 3 orang (30%),dan

kurang sebanyak 7 orang (70%), dan post-tes kualitas tidur baik sebanyak

8 orang (80%), sebanyak 2 orang (20%) yang mengalami kualitas tidur

kurang, sedangkan kelompok kontrol sebelum diberikan dan setelah

diberikan berlakuan memiliki jumlah yang pre-test kualitas tidurbaik

sebanyak 2 orang (20%),dan kualitas tidur kurang sebanyak 8 orang

(80%), dan post-test normal sebanyak 2 orang (20%) dan kualitas tidur

sebanyak 8 orang (80%).


Tabel.5.12
Statistik Deskriptif kadar glukosa darah dan kualitas tidur ibu hamil
pada kelompok eksperimen dan kontrol
Kelompok Sampel n Min Max Mean Std
Deviatio
n
Eks GDS sebelum 10 1 2 1.20 422
perimen GDS sesudah 10 1 2 1.60 516
KT.sebelum 10 1 2 1.30 483
KT.sesudah 10 1 2 1.80 422
Kontrol GDS sebelum 10 1 2 1.20 422
GDS sesudah 10 1 2 1.20 422
KT.sebelum 10 1 2 1.40 516
KT.sesudah 10 2 2 1.40 516
Sumber : Data primer,2020
Berdasarkan tabel 5.12 Menunjukkan bahwa kadar glukosa

terendah sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen

diperoleh sebesar 1 dan tertinggi sebesar 2 dengan rata-rata 1.20 dan

setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan kadar glukosa terendah

sebesar 1 dan tertinggi 2 dengan rata-rata 1.60 sedangkan pada variabel

kualitas tidur pada kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan

diperoleh kualitas tidur terendah 1 dan tertinggi 2 dengan rata-rata 1.30

dan setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan yaitu kualitas tidur

terendah 1 dan tertinggi 2, dengan rata-rata 1.80.

Hasil uji normalitas kelompok sampel kontrol, pada kadar glukosa

diperoleh sebesar 1 dan tertinggi sebesar 2 dengan rata-rata 1.20 dan

setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan kadar glukosa terendah

sebesar 1 dan tertinggi 2 dengan rata-rata 1.20 sedangkan pada variabel

kualitas tidur pada kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan

diperoleh kualitas tidur terendah 1 dan tertinggi 2 dengan rata-rata 1.40


dan setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan yaitu kualitas tidur

terendah 1 dan tertinggi 2, dengan rata-rata 1.40.

semua lebih besar dari 0,015 maka data yang digunakan pada

penelitian ini dapat dilakukan terdistribusi normal sehingga syarat uji

parametic terpenuhi.pada kelompok kontrol tidak dapat dilakukan uji

statistic karena antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan tidak

ada perbedaan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat

apakah ada pengaruh variabel yang diteliti yaitu dalam penelitian ini

dengan menganalisa variabel independen (pemberian keripik singkong

ebi) pada ibu hamil dan variabel dependen (kadar glukosa dan kualitas

tidur) sehingga dapat diketahui dari setiap tabel.

Tabel 5.13
Hasil Uji Perbandingan kelompok intervensi dan kontrol pada kadar
glukosa dan kualitas tidur

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95%
Mean Error Confidence
Sig. (2- Differe Differe Interval of the
F Sig. T df tailed) n ce n ce Difference
Lower Upper
SKOR_PRET Equal 15,646 ,001 - 18 ,177 -11,500 8,193 -28,713 5,713
EST_GLUKO variances 1,40
SA assumed 4
Equal - 10,0 ,190 -11,500 8,193 -29,737 6,737
variances not 1,40 73
assumed 4
SKOR_POST Equal 13,369 ,002 - 18 ,265 -9,000 7,825 -25,440 7,440
EST_GLUKO variances 1,15
SA assumed 0
Equal - 10,8 ,275 -9,000 7,825 -26,246 8,246
variances not 1,15 80
assumed 0
PRETEST_K Equal ,724 ,406 ,572 18 ,000 ,200 ,350 -,534 ,934
UALITAS_TID variances
UR assumed
Equal ,572 17,7 ,574 ,200 ,350 -,535 ,935
variances not 88
assumed
POSTEST_K Equal ,375 ,548 - 18 ,000 -,100 ,233 -,590 ,390
UALITAS_TID variances ,429
UR assumed
Equal - 17,9 ,673 -,100 ,233 -,590 ,390
variances not ,429 93
assumed

Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.13 analisis perbandingan kadar glukosa antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa nilai

signifikansi 2 arah (2-tailed) pretest 0,177 > 0,015 (p > 0,015) dan nilai

signifikan 2 arah (2 tailed) posttest 0,265 < 0,015 (p < 0,000) sehingga

dapat dikatakan bahwa variabel kadar glukosa berpengaruh. Sedangkan

Pada perbandingan kualitas tidur antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol menunjukkan bahwa nilai signifikansi 2 arah (2-tailed)

pretest 0,00 > 0,015 (p > 0,015) dan nilai signifikan 2 arah (2 tailed)

posttest 0,00 < 0,015 (p < 0,000) sehingga dapat dikatakan tidak

berpengaruh. Maka di dapatkan hipotesis penelitian H0. Di Tolak, dan Ha

diterima, yang berarti ada pengaruh konsumsi keripik singkong ebi

terhadap Kadar Glukosa dan kualitas tidur pada ibu hamil.

B. Pembahasan

Awal mula sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan

persuratan dari pihak kampus ( Pascasarjana Universitas Muslim


Indonesia). Permohonan izin penelitian yang ditunjukkan ke Bupati Maros

kemudian ke Dinas Kesehatan Maros, setelah mendapatkan izin.

Dilanjutkan ke KESBANKPOL (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik), yang

ditujukan ke Puskesmas Tompobulu Kabupaten Maros.

Penelitian yang dilakasanankan sesuai langkah penelitian dimulai

dari pengamatan, pengumpulan data, pengolahan data analisis data dan

interpensi data. Penelitian ini dilaksanakan di dua wilayah kerja

puskesmas Tombobulu di kabupaten Maros. Dengan jumlah 20

responden.10 responden dengan intervensi 10 responden control.Tanggal

03 Juni 2020, peneliti melakukan penelitian awal, dan peneliti menuju

lokasi sesuai protokol yang diberikan pemerintah selama pandemik

corona (Covid19),dengan kelengkapan masker, handscoon dan jaga

jarak terhadap warga.

Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Keripik

singkong ebi diberikan setiap hari 25 gram perbungkus, pada kelompok

intervensi diberikan keripik singkong ebi dengan 1 bungkus 25gr setiap

harinya,dengan pengukuran chek kadar glukosa (Nasco Check)

pengukuran dalam setiap 10 hari sebanyak 3 kali pengukuran selama 30

hari. peneliti mengunjungi responden setiap hari dimulai jam 08.00 atau

20 menit sebelum ibu sarapan pagi, dan sebagai cemilan, disaksikan

langsung oleh peneliti hingga masuk ke tenggorokan dan tertelan, kecuali

sabtu dan minggu ada beberapa tidak ada dirumah, karena banyak

responden yang bepergian kerumah saudara dan suatu pekerjaan maka


hari jumat peneliti memberikan kepercayaan memberikan 2 bungkus atau

50gram keripik singkong ebi untuk hari sabtu dan minggu.

Setiap rumah rata-rata sekitar 20 menit hingga 30 ,menit. Kesulitan

ketika responden masih tidur atau berada di kebun dan sawah.

Pengukuran post test tanggal 30 juni 2020, banyak respon positif yang di

dapatkan , responden warga, pemerintah setempat dan pihak puskesmas

, berekhir penelitian pada tanggal 03 juli 2020 peneliti pamitan kepada

semua pihak yang terkait.

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalh ibu hamil yang

memasuki usia kandungan trimester II dan II, Berdasarkan hasil penelitian

pada ibu hamil anemia di puskesmas Tompobulu, mengenai karakteristik

responden secara umum dari 20 ibu hamil, dimana ada kelompok

eksperimen 10 sampel terdapat 5 orang (50 %)berumur 31-40 tahun dan

pada kelompok kontrol terdapat 6 orang (60 %)berumur 31-40 tahun. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa umur ibu dominan pada umur 31-40

tahun.

Hasil penelitian ini di dapatkan karakteristik ibu hamil berdasarkan

pendidikan ibu menunjukkan bahwa pendidikan terakhir ibu pada

kelompok intervensi terbanyak SMP dan SD yaitu 9 orang (90%) pada

kelompok kontrol terbanyak Diploma 3 dan SMA 8 orang (80%). Dari

pendataan ibu hamil terdapat karakteristik penggambaran dari ibu hamil

yang meliputi ciri demografi meliputi umur, jenis kehamilan, struktur sosial

meliputi (Notoatmodjo.S, 2003,)pendidikan, paritas, manfaat dari


pelayanan kesehatan.Karakter ibu hamil berdasarkan jumlah paritas

menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok intervensi ibu hamil

terbanyak pada paritas ke 2 terdapat 5 orang (50%) dan pada kelompok

kontrol terdapat paritas 1 dan 2 sebanyak 3 orang (30%). Elisabeth B

Hurrock (2004), mengungkapkan bahwa berkembangnya pengetahuan

dan keterampilan seseorang berjalan dengan umur pendidikan. Semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja (Notoatmodjo.S, 2003 ). Hasil analisis

uji statistic didapat p volue=0,015, sehingga dapat di simpulkan ada

hubungan yang signifikan paritas dengan kejadian kadar glukosa tinggi.

Kelompok paritas 2 mempunyai proporsi penderita glukosa tertinggi

(80%).

Karakteristik ibu hamil berdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan

bahwa pekerjaan ibu dari kelompok eksperimen dan kontrol dominan Ibu

tidak bekerja (IRT). Pekerjaan ibu pada kelompok intervensi sebanyak 9

orang (90%) seedangkan kelompok kontrol sebanyak 6 orang (60%).

Kebutuhan ibu hamil sangat mempengruhi kehamilannya. Jika seorang

ibu berada dalam keluarga yang berkecukupan maka ia akan dapat

memenuhi semua kebutuhannya selama hamil terutama dalam

mengkonsumsi makanan maupun minuman, jika sebaliknya ia akan

mengutamakan kebutuhan keluarga terlebih dahulu dan tidak memikirkan

kalau kebutuhan makanan tubuhnya belum tercukupi.


Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu

yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijakan. Sehingga pendidikan dan

pengetahuan saling berkaitan. Wanita yang berpendidikan akan membuat

keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya

serta kesehatan dirinya sendiri (Meliono, 2007).

1. Efek Pemberian Pengaruh Konsumsi Keripik Singkong Ebi Terhadap

Kadar Glukosa dan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Di Puskesmas

Tompobulu

Pada Penelitian ini dari 20 sampel dibagi 2 kelompok yaitu 10

sampel eksperimen itu diberikan keripik singkong ebi sedangkan

kelompok kontrol diberi keripik singkong biasa.Berdasarkan hasil pre test

yang di dapatkan dari 10 kelompok eksperimen terdapat 2 ibu hamil yang

memiliki kadar glukosa tinggi (20%). Pada saat post test semua ibu hamil

kadar glukosanya menurun. Berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai

p=0,000 karena nilai p<ᵅ( 0,015 ) yang artinya ada perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan arah

normal. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian keripik singkong ebi

berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah pada ibu hamil di

puskesmas tompobulu. Ada 10 orang dari kelompok kontrol terdapat 2

orang yeng memiliki kadar glukosa yang tinggi (20%) dan 8 orang (80%)

kadar glukosa normal dan hasil post testnya tidak ada peningkatan dari

seluruh sampel (100%). Berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai


p=0,000 karena nilai p<ᵅ( 0,015 ) maka dapat dikatakan bahwa pada

kelompok kontrol ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah.

Penyebab kadar glukosa darah pada kisaran normal yaitu pola

konsumsi jangka panjang pada penganut vegetarian biasanya tinggi serat

dan rendah energi. Penelitian ini memperlihatkan ada kecenderungan

pengaruh konsumsi diet vegetarian yang berlangsung lama. Hal ini terlihat

dari lama responden menjadi vegetarian, yang sebagian besar lebih dari

enam tahun. Diet vegetarian disinyalir dapat mempertahankan kadar

glukosa darah dalam batas normal dan menurunkan beberapa komponen

sindrom metabolik. Pola makan vegetarian yang banyak mengonsumsi

sumber zat bioaktif seperti isoflavon yang terdapat pada kacang-kacangan

dan biji- bijian serta tinggi serat dapat menghambat Reactive Oxygen

Species (ROS). Kadar ROS yang tinggi berpotensi mengganggu kerja

insulin dalam pengeluaran glukosa hepatik, menurunkan pengambilan

glukosa di otot skeleton, glikolisis, sintesis glikogen, serta sekresi insulin

dari sel pancreas (Siahaan G, 2015).

Manusia memiliki sistem pengaturan kadar glukosa darah yang

melibatkan hati, jaringan- jaringan ekstrahepatika dan hormon-hormon.

Saat konsentrasi glukosa darah meningkat, hormon insulin akan disekresi

untuk mengurangi konsentrasi glukosa darah ke kadar normal. Saat

konsentrasi glukosa darah menurun, glukagon akan disekresi sehingga

kadar glukosa darah meningkat menjadi kadar normal. Manusia memiliki

sistem pengaturan kadar glukosa darah yang melibatkan hati, jaringan-


jaringan ekstrahepatika dan hormon-hormon. Saat konsentrasi glukosa

darah meningkat, hormon insulin akan disekresi untuk mengurangi

konsentrasi glukosa darah ke kadar normal. Saat konsentrasi glukosa

darah menurun, glukagon akan disekresi sehingga kadar glukosa darah

meningkat menjadi kadar normal. (Wedanthi I G A, 2017).

Kebutuhan tidur pada malam hari bukan saja menjauhkan manusia

dari lingkungan yang berbahaya, tetapi juga memenuhi kebutuhan

manusia untuk istirahat dan menyimpan energi. Tidur merupakan fungsi

biologis pembawaan lahir, sebagaimana terbukti dari telah di dalam

laboratorium. Sekali pun sebuah ruangan diterangi terus-menerus tanpa

diketahui apakah siang dan malam, manusia akan tetap membutuhkan

tidur dalam siklus waktu 24 jam. Seiring dengan bertambahnya usia,

kebutuhan tidur seseorang relatif semakin menurun. Tidur yang ideal

adalah tidur dengan kuantitas dan kualitas yang baik yang akan

menimbulkan efek segar saat terjaga di pagi hari dengan durasi tidur

sesuai kebutuhan sesuai jenjang usia.

Karbohidrat yamng merupakan sumber energi utama sehingga

disebut sebagai zat tenaga dalam hal ini tingginya kadar glukosa darah

dipengaruhi oelh tingginya asupan energi dari makanan. Protein adalah

senyawa kimia yang mengandung asam amino, yang berfungsi sebagai

zat pembangun, tetapi bisa juga sebagai sumber energi setelah

karbohidrat terpakai, yang terakhir lemak, yang merupakan sumber energi

padat, dua kali lipat dari karbohidrat karena konsumsi karbohidrat akan
disimpan di jaringan lemak (adiposa) hal ini berdampak pada peningkatan

lemak tubuh sehingga menyebabkan terjadinya resistensi insulin

menimbnulkan DM (Wirawanni,2014). Hal ini dapat di simpulkan bahwa

mengkomsumsi kripik singkong ebi membantu memeprtahankan dan

menjaga keseimbagan pompa kalium- natrium yang berpengaruh

terhadap kadar glukosa dan kualitas tidur. Beberapa hasil kajian yang

didapat bahwa pasien kadar glukosa tinggi yang diberikan asupan kalium

dan natrium dapat menurunkan kadar glukosa darah (Lovastatin 2006).

Singkong mempunyai potensi sebagai bahan baku yang penting

bagi berbagai produk pangan dan industri. Singkong banyak digunakan

pada berbagai macam pangan, mulai dari keripik, kudapan, sayuran

hingga tape. Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung

tapioka yang dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum

(Septiriyani, 2017).Daun singkong (Manihot utilissima) adalah tumbuhan

yang mudah dijumpai di areal perkebunan atau tak jarang di halaman

belakang rumah, hal ini karena singkong gampang tumbuh, sehingga

produksi jadi melimpah dan apalagi daun yang lebih tua. Hanya saja pada

kejadian sehari-hari daun singkong alami relatif tidak bigitu disukai o,

untuk itu agar daun singkong dapat dimakan dan dimanfaatkan secara

optimal oleh , maka diperlukan percobaan pengujian berbagai perlakuan

pemberian pakan daun singkong diolah dengan cara daun singkong

direbus, direndam dan difermentasi sebagai bahan tambahan.


Menurut Suhenda dan Hidayat (1992) pemberian pakan dengan

kandungan protein 20%, 25%, 30% dan 35% dengan kadar lemak 6%

ternyata hasil pertumbuhan dan kelulusan hidup terbaik pada kandungan

protein 25% dan 30%. Nilai gizi ini bisa dipenuhi dari makanan daun

singkong. Kandungan protein daun singkong berkisar 25 – 28 %, lemak

7 – 13 %; serat kasar 12 – 17 %; kalsium 1,3 – 1,4 %; fosfor 0,3 %;

lysin 2 %; methionin 0,4 %; dan threonin 3 % (Sukarman, 2012).

Serbuk Daun singkong ,mengandung vlavonoid ,alkaloid, tanin,

antrakuinon, saponin,gula pereduksi, dan antrosianida , tetapi tidak

mengandung glikosida jantung. Daun singkong mengandung rutin

sebesar 0,7%(b/b) daum yang muda 0,35%(b/b) pada daun yang tua

dan 0,16(b/b) pada daun kuning (Bharuddin, 2009). ditimbang secara

seksama sebanyak 1,0g dan dimasukkan ke dalam botol timbang

dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105

derajat selama 30 menit dan telah diatur. Sebelum ditimbang, ekstrak

diratakan dalam botol timbang dengan bantuan pengaduk karena berupa

ekstrak kental. Kemudian ekstrak tadi dimasukkan ke dalam ruang

pengering dengan botol timbang dalam keadaan terbuka dan

pengeringan dilakukan pada suhu 105 derajat hingga bobot tetap.

Sebelum setiap pengeringan botol dalam keadaan tertutup dibiarkan

mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar (Anonim, 2000)Replikasi

dilakukan sebanyak 3 kali.


Udang ebi merupakan salah satu bahan pangan dengan

kandungan protein yang tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan

terutama bagi pertumbuhan anak. Kandungan vitamin baik jenis vitamin

larut air dan vitamin larut lemak juga sangat tinggi pada udang sehingga

sangat baik untuk dikonsumsi. Udang juga mengandung berbagai mineral

yang penting bagi tubuh. Udang segar memiliki kelemahan antara lain

adalah masa simpan yang relatif singkat, harga yang mahal serta berat

dapat dimakan yang sedikit yaitu sebesar 68%. Oleh sebab itu, udang

kering (ebi) merupakan salah satu alternatif bahan pangan yang dapat

digunakan untuk menggantikan udang segar karena udang kering (ebi)

memiliki berat dapat dimakan yang cukup besar yaitu sebesar 90%. Selain

itu, kandungan protein udang kering (ebi) juga tinggi yaitu sebesar 62

g/100 g bahan (Rahayu dkk, 2018).

Biji labu (Cucurbita moschata) mengandung beberapa zat, di

antaranya sejenis asam amino seperti m-karboksifenilalanina,

pirazoalanina, asam amino butirat, etilasparagina, dan sitrulina serta

sejumlah asam amino lain yang diperlukan kelenjar prostat seperti seminal

alanina, glisina, dan asam glutamat. Biji ini juga mengandung unsur

mineral Zn (seng) dan Mg (Magnesium) yang sangat penting bagi

kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat (Anonimus,

2011b). Didalam 100 g biji Cucurbita moschata mengandung mineral Zn

sebesar 6,5 mg (Widowati et al., 2008). Kandungan lain pada 100 g biji

labu kuning adalah kalori 515,00 kal, protein 30,60 g, lemak 42,10 g,
karbohidrat 13,80 g, gula 5,30 g, kalsium 54,00 mg, pospor 312,00 mg,

besi 6,20 mg, air 5,90 g (Perdanianti dan Arum, 2006).

Pada kelompok intervensi diperoleh nilai p = 0.015 untuk variabel

kadar glukosa pada ibu hamil dan kualitas tidur nilai = 0.015 maka dapat

dikatakan bahwa ada yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol kadar

glukosa pada ibu hamil diperoleh nilai p=1,000 dan kelompok kontrol

kualitas tidur diperoleh nilai = 0,081. Maka di dapatkan hipotesis penelitian

H0. Di Tolak, dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh konsumsi

keripik singkong ebi terhadap Kadar Glukosa dan kualitas tidur pada ibu

hamil di Puskesmas Tompobulu Maros.

Hiperglikemia pada ibu hamil disebabkan berbagai faktor, antara

lain aktivitas fisik yang kurang. Aktivitas fisik dapat memengaruhi kadar

glukosa darah. Selama aktivitas fisik, glukosa sebagai sumber energi

diperoleh melalui katabolisme lemak dan glikogen dari otot dan hati.

Secara sederhana, proses ini menyediakan tempat untuk menyimpan

kelebihan glukosa pada keadaan absorpsif sehingga membantu menjaga

keseimbangan kadarglukosa darah. Selian itu, proses lipolisis yang terjadi

mengakibatkan berkurangnya simpanan lemak di dalam tubuh yang

membantu mencegah resistensi insulin. Aktivitas fisik juga membantu

menjaga kadar glukosa darah dengan mempengaruhi ambilan glukosa

oleh otot. (Erlina, 2003)


Keripik merupakan makanan ringan atau camilan berupa irisan tipis

yang sangat populer di kalangan masyarakat karena sifatnya yang renyah,

gurih, tidak terlalu mengenyangkan dan tersedia dalam aneka rasa seperti

asin, pedas dan manis. Keripik sangat praktis karena kering, sehingga

lebih awet dan mudah disajikan kapan pun (Sriyono, 2012).

Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis

makanan craker yaitu makanan yang bersifat kering dan renyah dan

kandungan lemaknya tinggi. Renyah adalah keras mudah patah. Sifat

renyah pada craker ini akan hilang jika produk menyerap air. Olahan

keripik merupakan salah satu produk pangan yang banyak digemari oleh

semua kalangan (Lestari, 2015).

Tekstur atau kerenyahan keripik merupakan unsur utama penilaian

konsumen. Keripik yang baik jika digigit akan renyah, tidak keras, tidak

lembek dan tidak mudah hancur. Selain itu unsur penampilan warna

makanan juga menjadi parameter kualitas penilaian oleh konsumen.

Sistem pengukuran yang akurat dan rinci merupakan cara dalam

meningkatkan kontrol kualitas. Keripik yang baik yaitu rasa gurih, aroma

harum, tekstur kering dan tidak tengik, warna menarik dan bentuk tipis,

bulat dan utuh dalam arti tidak pecah (Putri, 2012).

Karbohidrat merupakan salah satu biomolekul yang berperan

sebagai energi utama. Karbohidrat diserap dari saluran pencernaan

dalam bentuk monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa, fruktosa,

dan galaktosa. Kemudian senyawa - senyawa tersebut sebagian akan


langsung digunakan oleh sel sebagai sumber energi, mengalami

perubahan menjadi asam piruvat melalui proses glikolisis yang

berlangsung di sitosol. Proses ini merupakan proses katabolisme

universal, artinya proses ini tidak hanya berlangsung di dalam tubuh

manusia saja, tetapi juga dapat berlangsung pada hewan, tumbuhan,

dan juga semua mikroorganisme. Pada proses glikolisis, satu molekul

karbohidrat akan dipecah menjadi dua molekul asam piruvat yang

setara dengan energi 8 ATP dalam suasana aerob. Dan jika

berlangsung dalam suasana anaerob, asam piruvat akan diubah

menjadi asam laktat dan energi yang diperoleh menjadi hanya sekitar

2 ATP per molekul glukosa (sinaga,2012)

Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang

normal sangat sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar

glukosa darah hanyaakan berada diantara rentan 80 dan 90 mg/dl

darah yang diukur pada waktu sebelum makan pagi. Namun,

konsentrasi ini akan meningkat menjadi 120-140 mg/dl selama jam

pertama atau lebih setelah makan, namun terdapat satu sistem yang

dapat mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat

mengambalikan ke keadaan normal, biasanya terjadi pada waktu 2 jam

setelah absorbsi karbohidrat yang terakhir. Kadar glukosa darah pada

waktu kelaparan, adanya fungsi gluko neogenesis dari hati

menyediakan kadar glukosa yang dibutuhkan untuk dapat menjaga


ketetapan kadar glukosa darah sewaktu puasa(Dawn b. Marks, Phd,

dkk, 2005).

Ibu hamil yang mengalami gangguan tidur umumnya terjadi karena

adanya perubahan dalam kehamilan sehingga menimbulkan ketidak

nyamanan fisik. Ibu yang menderita penyakit dapat pula mengalami

gangguan tidur. Ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang buruk dapat

mengakibatkan beberapa komplikasi dalam kehamilan.

Tidur adalah keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan

tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan

masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang

berbeda (Lilis, Taylor &Lemone, 2001).Sehinggatanpatidur yang

cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat

keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat menurun

Potter & Perry, 2003). (Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang

untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap

tidur REM dan NREM yang pantas (Kozier, et al, 2004).Kurang tidur

yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis.

Dari segifisik, kurang tidur akan menyebabkan muka pucat, mata

sembab, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga

mudah terserang penyakit. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur

akan menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga

penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan, dan

sulit berkonsentrasi (Endang, 2007).


Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi lauk pauk pada kelompok

intervensi pada kategori jarang terdapat 60%, dan yang terendah

kategori tidak pernah terdpat 0%, sedangkan pada kelompok kontrol

kebiasaan ibu hamil mengkosumsi lauk pauk dengan kategori jarang

terdapat 60%,dan pada kategori tidak pernah terdapat 10%.

Kebiasaan konsumsi sayur tertinggi pada kelompok intervensi yaitu

jarang 5 (50%), dan pada kelompok kontrol yaitu Ya dan kadang-kadang

4 (40%), sedangkan kebiasaan konsumsi sayur terendah pada kelompok

intervensi yaitu kadang dan tidak pernah 1 (10%) dan pada kelompok

kontrol yaitu jarang sebesar 0 (00.0%). Sedangkan, kebiasaan konsumsi

buah tertinggi pada kelompok intervensi yaitu kadang-kadang dan jarang

4 (40%) dan pada kelompok kontrol yaitu kadang sebanyak 5 orang

(50%), sedangkan kebiasaan konsumsi buah terendah pada kelompok

intervensi yaitu ya dan tidak pernah 1 (10%) dan pada kelompok kontrol

yaitu Ya dan tidak pernah 1 (10%)

2. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa

keterbatasan :

a. Ibu hamil yang menjadi sampel penelitian yang kurang kooperatif,

karena beberapa sampel mempunyai tingkat pendidikan rendah, dan

akses jalan yang tidak memadai dan memberikan pemahaman akan

pentiungnya wawancara dan hasil yang akan dicapai oleh peneliti.


b. Ada sebagian ibu hamil yang takut akan kedatangan peneliti karena

berfikir di periksa karena keadaan pandemi corona (covid19) dan

medan jalan yang sulit beserta jaringan yang kurang bagus.

c. Meskipun sudah melakukan intervensi terhadap sampel akan tetapi

kami sulit mengontrol perkembangan ibu hamil, sebelum melakukan

post test dalam waktu satu atau dua minggu saja akibat kesibukan

setiap sampel (ibu hamil).


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada variabel kadar glukosa ada pengaruh pada kelompok

eksperimen , berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p= 0,000

karena nilai p < ᵅ (0,015) yang artinya ada perbedaan yang

signifikan antara kelompok kontrol dengan arah positif.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian keripik singkong

ebi berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa pada ibu

hamil di puskesmas tompobulu

2. Pada variabel kualitas tidur , ada pengaruh dengan berdasarkan

uji statistik di peroleh p= 0,000 karena nilai p < ᵅ ( 0,015 ) yang

artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan arah positif. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pemberian keripik singkong ebi pada ibu

hamil di puskesmas tompobulu

B. Saran

Lewat hasil penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa

saran :

1. Kepada instansi terkait perlu melaksanakan programpemberian

keripik singkong ebi untuk mengatasi dan memperbaiki masalah

kadar glukosa pada ibu hamil dan lebih meningkatkan program

preventif
2. Kepada ibu hamil diharapkan lebih memperhatikan makanan

yang bergizi seimbang dan yang sesuai dengan kebutuhan ibu

hamil

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilaksanakana dengan

variabel yang berbeda dengan waktu yang lebih lama agar

terlihat jelas penurunan kadar glukosa dan kua7litas ibu hamil

pada ibu hamil


DAFTAR PUSTAKA
Achadi L.Endang.(2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Departemen
Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia. Edisi I,Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.Hal 94.
Anggun Faradhita,Dian Hnadayani,dan Inggita Kusumastuty,Hubungan
Asupan.
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Alamendah, (2010), Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa Barat,
/http://alamendah.org/2010/06/14/pohon-gandaria-flora-identitas-
provinsijawa-barat /.
Bambang Riyanto. 2004. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta : BPFC. Edisi ke 4.
Bank. Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha kecil pengolahan ebi
kering.
Baharuddin. (2009). Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Bobak, I,M., Lowdermilk, D,L.,Jensen, M,D. (2004). Buku ajar
keperawatan maternitas. Edisi keempat. Jakarta: EGC
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). 2017.Direktorat Gizi
Departemen Kesehatan RI.
Dewi.(2018),karakteristik ibu hamil dengan hiperglikemia.(
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia)
Dhania. 2009. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus
Terhadap Kontrol Diri Pada Pasien Rawat Jalan Penderita
Diabetes Mellitus. Diakses : 12 Mei 2013
http://one.indoskripsi.com /node
/960
Dorland N.Kamus Suku Kedokteran Dorland.Edisi ke 28.Mahode
AA,editor.Jakarta :EGC;2011.Hal 457-507
Endang. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia. Edisi I, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hal 94.
Field, T.G., and RE Taylor. 2007, Beef Production Management and
Decisions.(online).available at http://www.agriculture.utk.edu/
ansci/course/Shricks/pdf_420 diakses 27 Juli 2016
Guyton.A.C.Hall.J.E.2014.Buku AjAR Fisiologi Kedokteran.Edisi
12.Jakarta : GGC.10-22.
Haris, P.2004. Diabetes Management in General Practice. Daiabetes
Australia Publication (tenth edition). 14
Holt (2010).ABC Of Diabetes Sixth Edition UK: Wiley-Blackwell Halaman
1-5.34-37,dan 64-66
Hurlock,Elizabeth(2011) PsikologiPerkembangan :Suatu Pendekatan
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Imamah.(2017),karakteristik ibu hamil dengan hiperglikemia.(
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia)
Kamariyah, dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa & Praktisi
Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan. (2017 ) Angka Kematian ibu dan Anak (online),
(https:www.kemenkes.go.id./detailpost/kemenkes.tahun).
Komalasari. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada ibu hamil trimester iii di puskesmas jatinangor kabupaten
sumedang.
Kosanto (2016). Analisis faktor yang berhubungan dengan kadar gula
darah sewaktu pada ibu hamil di kota Manado.
(mailto:pebriantoanugrah@gmail.com)
Kozier,B.et.al.2004.Funda Mental Of Nursing: Concepts,Process
an Pratice.(7th ed).New Jersey : Prantice-
hall.inc
Made.(2016) gambaran kadar glukosa darah sewaktu 6)
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta :
EGC.
Marks Dawn B,Allan D and Collen M.Smith.2000.Biokimia Kedokteran
Dasar Sebuah Pendekatan Klinis,EGC.Jakarta
Matrika (2017) . Gambaran Kondisi Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus di
RSD dr. Soebandi Jember Tahun 2013-2017 (Description of
Pregnant Women Condition with Diabetes Mellitus in RSD dr.
Soebandi Jember on 2013-2017).( meggeriadyahm@gmail.com)
Meriyam.(2017) hubungan gangguan kenyamanan fisik dan penyakit
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester iii.
(meriyamulfa70.@gmailcom)
Meliono.I. 2007. Pengetahuan In:MPKT Modul I. Jakarta :FEUI.
Mihardja, L. (2009). Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula
Darah pada Penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan Indonesia.
Majalah Kedokteran Indonesia. 59(9):418-24 24
Nila Marwiyah. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada ibu hamil trimester iii di puskesmas jatinangor kabupaten
sumedang.
Notoadmodjo,S.2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta
: PT.Asdimahastya.
Pantiawati. 2010. Bayi dengan BBLR.Yogyakarta : Nuha Medika
Phalifiana.(2018). Hubungan ketidaknyamanan dalam kehamilan dengan
kualitas tidur ibu hamil trimester iii di klinik pratama asih waluyo jati.
(dheska87@gmail.com)
Prasadja, A. 2009. Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar.
Jakarta : Penerbit Hikmah
Prawihardjo,Sarwomno,2016.Ilmu Kebidanan.Edisi,4 cetakan 5. Jakarta :
PT.Bina Pustaka,Sarwono Prawihardjo.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,
dkk. Jakarta : EGC.2005
Rahayu.(2016).Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran
Bayi Makrosomia (anitarahayu999@yahoo.com)

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta:


Elex Media KomputindoRatih,Nur Hidayah. Efektifitas Loving
Massage In Pregnancy (2018)
Rampengan,Inrike Y.S.Simarmata Max F.J Mantik Novi H.Hubungan
Status Gizi dan Gangguan Tidur (2017).
Riya Purwaningtyastuti, Esti Nurwanti, Nurul Huda. Asupan Vitamin C
Berhubungan Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat
Jalan DM tipe2,(2017)
Rumayer, inriani marlin maraike.(2012).Formulasi Dan Uji Krim Ubi
Singkong(manihot Esculenta) terhadap luka bakar pada kelinci
(Orictolangus Cuniculus).[skripsi]. Manado: Universitas Sam
Ratulangi
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD. Bandung
: ALFABETA
Supariasa. 2012.Pendidikan dan Konsultasi Gizi.Jakarta : EGC
Syarifansyah (2018). Hubungan kualitas tidur degan tekanan darah pada
ibu hamil trimester iii di puskesmas dinoyo malang
(Syarifansyah96@gmail.com)
Sinaga dan L. Suyati. 2014. Studi Pendahuluan Pemanfaatan Whey Tahu
sebagai Substrat dan Efek Luas Permukaan Elektroda dalam
Sistem Mircobial Fuel Cell. Jurnal Sains dan Matematika 22 (2): 30-
35.
Sinclair. Constance.2009.Buku Saku Kebidanan.Jakarta : EGC
Tandra H. Life Healthy with Diabetes Mengapa dan Bagaimana.
Yogyakarta: CV Andi Offset; 2013.
Taylor, C , Lilis, C, Lemone P.2008. Fundamental Of Nursing. The Art and
science of nursing care, Lippiccont. Willam & Wilkins.
Wardani.(2018). Tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
primigravida trimester iii . (hartantiwardani@gmai.com.
Widyakarya.(2004).Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 Bagi Orang
Indonesia
LAMPIRAN

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH

1. Kesiapan pasien (sampel)

Pasien dipuasakan pada jam 20.00wita , hingga pengambilan

sampel pagi jam. 08.00 wita.

2. Alat dan bahan

a. Lancet
b. Alat glukosameter (Nesco Check)

c. Sampel whole blood (darah kapiler)

d. Jarum

e. Strip

f. Kapas alkohol

g. Handschoen

h. Wadah limbah infeksius

3. Prosedur kerja

- Alat glukosameter disiapkan

- Jarum dimasukkan dalam lancet dan dipilih nomor pada

lancet sesuai ketebalan kulit pasien

- Chip khusus untuk pemeriksaan glukosa dimasukkan pada alat

glukosameter pada tempatnya (sesuai alat glukosameter)

- Strip dimasukkan pada tempatnya (sesuai alat glukosameter)

- Jari kedua/ketiga/keempat pasien dibersihkan dengan

menggunakan kapas alkohol lalu dibiarkan mengering

- Darah kapiler diambil dengan menggunakan lancet yang

ditusuk pada jari kedua/ketiga/keempat pasien

- Sampel darah kapiler dimasukkan ke dalam strip dengan

cara ditempelkan pada bagian khusus pada strip yang

meyreap darah

- Hasil pemgukuran kadar glukosa akan ditampilkan pada layar

- Strip dicabut dari alat Glukosa meter


- Jarum dibuang dari lancet .

- Membuang sampah medis

PROSES PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG EBI

A. Alat :

12. Oven listrik

13. Grinder/mesin penghalus

14. Ayakan

15. Pisau

16. Panci
17. Baskom

18. Rooling pin atau botol kaca

19. Plastic meteran untuk mencetak kerupuk

20. Saringan minyak

21. Wajan

22. Sutil/ sendokwajan

23. Plastik Kemasan

24. Gas elpiji

B. Bahan :

6. Singkong

7. Daun singkong

8. Biji labu kuning

9. Ebi

10. Minyak Goreng

C. Cara membuat :

6. Cara membuat tepung daun singkong :

Daun singkong dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang melekat pada daun

singkong kemudian ditiriskan selama 10 menit dan

dikeringkan kedalam oven pada suhu 45ºC selama ± 2

jam. (Mandriali, 2016).Daun singkong kering dihaluskan


dengan menggunakan ayakan 80 mesh kemudian

menghasilkan tepung daun singkong.(Mandriali, 2016).

7. Cara membuat Tepung Biji labu Kuning

Proses pengolahan biji labu di panaskan dengan

oven pada suhu 50 ○c, setelah Biji labu kuning

menering,kupas dan haluskan dengan blender.

8. Cara pengolahan Ebi :

Udang basah (ebi) dibersihkan dengan air

mengalir lalu ditiriskan, kemudian di oven dengan suhu

50 DC selama 20 menit hingga kering lalu diblender

sampai halus dan disaring ambil yang sangat halus.

(Rahayudkk, 2018).

9. Cara mengolah singkong :

Pencucian, perendaman dan pengupasan serta

pengukusan selama  20 menit. Setelah masak di tumbuk

sampai menjadi adonan.

10. Setelah singkong menjadi adonan, timbang adonan ubi

sebanyak 500gram, campurkan ebi yang telah dihaluskan

10gram, biji labu halus 20gram,dan tepung daun singkong

500gram

11. Aduk rata hingga adonan menyatu dan tidak melengket,jika

adonan masih melengket, tambahkan sedikit demi sedikit

tepung daun singkong


12. Jika adonan sudah bagus/baik dan tidak melengket, pipihkan

adonan lalu ratakan dengan menggunakan plastik dan

ratakan dengan menggunakan botol kaca atau rooling pin

(roll adonan kue), dengan cara perlahan lahan hingga

adonan menipis,

13. Setelah adonan menipis , jemur di ruangan dengan suhu 50

- 60◦C selama 4-6 jam.

14. Setelah adonan mengering, lepaskan dari plastik lalu gunting

segi empat atau sesuai selera,

15. Panaskan minyak dan goreng keripik dengan api kecil,

sesekali diaduk hingga garing, lalu tiriskan

16. Diamkan di wadah tissu dapur atau kertas putih agar minyak

meresap, dan siap untuk di sajikan.

PROSES PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG BIASA

A. Alat :

25. Oven listrik

26. Grinder/mesin penghalus

27. Ayakan
28. Pisau

29. Panci

30. Baskom

31. Rooling pin atau botol kaca

32. Plastic meteran untuk mencetak kerupuk

33. Saringan minyak

34. Wajan

35. Sutil/ sendokwajan

36. Plastik Kemasan

37. Gas elpiji

B. Bahan :

11. Singkong

12. Daun singkong

13. Minyak Goreng

C. Cara membuat :

Cara membuat tepung daun singkong :

Daun singkong dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang melekat pada daun

singkong kemudian ditiriskan selama 10 menit dan


dikeringkan kedalam oven pada suhu 45ºC selama ± 2

jam. (Mandriali, 2016).Daun singkong kering dihaluskan

dengan menggunakan ayakan 80 mesh kemudian

menghasilkan tepung daun singkong.(Mandriali, 2016).

D. Cara mengolah singkong :

Pencucian, perendaman dan pengupasan serta

pengukusan selama  20 menit. Setelah masak di tumbuk

sampai menjadi adonan.

E. Setelah singkong menjadi adonan, timbang adonan ubi sebanyak

500gram, campurkan ebi yang telah dihaluskan 10gram, biji labu

halus 20gram,dan tepung daun singkong 500gram

F. Aduk rata hingga adonan menyatu dan tidak melengket,jika adonan

masih melengket, tambahkan sedikit demi sedikit tepung daun

singkong

G. Jika adonan sudah bagus/baik dan tidak melengket, pipihkan

adonan lalu ratakan dengan menggunakan plastik dan ratakan

dengan menggunakan botol kaca atau rooling pin (roll adonan kue),

dengan cara perlahan lahan hingga adonan menipis,

H. Setelah adonan menipis , jemur di ruangan dengan suhu 50 - 60◦C

selama 4-6 jam.

I. Setelah adonan mengering, lepaskan dari plastik lalu gunting segi

empat atau sesuai selera,


J. Panaskan minyak dan goreng keripik dengan api kecil, sesekali

diaduk hingga garing, lalu tiriskan

K. Diamkan di wadah tissu dapur atau kertas putih agar minyak

meresap, dan siap untuk di sajikan.

KUISIONER (DAFTAR PERTANYAAN)

KADAR GLUKOSA DARAH PADA IBU HAMIL

I. Identifikasi Responden

Responden ke :

II. Karakteristik Responden


1. Umur :

2. Pendidikan :

3. Pekerjaan :

4. Paritas :

5. Olahraga

Sering

Tidak Pernah

6. Konsumsi Makanan Berlebihan yang tinggi

karbohidrat seperti makan nasi lebih dari 3x sehari,

snack (kue basah/kue kering), teh manis, dll

Sering

Jarang

Tidak Pernah

7. Riwayat DM Keluarga

Ada Tidak Ada


KUISIONER KUALITAS TIDUR (KKT)

PADA IBU HAMIL

Petunjuk : Ibu akan ditanyakan informasi tentang kualitas tidur yang

menggambarkan kondisi dan kualitas tidur Ibu yang sebenarnya.

1. Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan untuk dapat tertidur

tadi malam?

 1. > 60 Menit

 2. 31-60 Menit

 3. 15-30 Menit

 4. << 15 Menit

2. Berapa Lama (Dalam Jam) Ibu tidur tadi malam ?

 1. < 5 Jam

 2. 5-6 Jam

 3. > 6-7 Jam

 4. > 7 Jam

3. Berapa kali Ibu terbangun pada Malam Hari ?

 1. 5 Kali

 2. 3-4 Kali

 3. 1-2 Kali

 4. Tidak ada

4. Bagaimana perasaan Ibu saat bangun pagi ini ?


 1. Sangat Menganntuk

 2. Mengantuk

 3. Sedikit Mengantuk

 4. Merasa segagr dan tidak mengantuk

5. Apakah Ibu dapat tidur dengan nyenyak tadi malam ?

 1. Sangat tidak nyenyak sekali

 2. Tidur tetapi sering terbangun

 3. Tidur tetapi tidak cukup nyenyak

 4. Merasa segar dan tidak mengantuk

6. Apakah ibu merasa puas dengan tidur yang dialami tadi malam ?

 1. Tidak merasa puas

 2. Sedikit puas

 3. Lumayan puas

 4. Sangat merasa puas

7. Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan untuk tidur siang kemarin ?

 1. Tidak ada

 2. Kurang dari 1 Jam

 3. 1-2 Jam

 4. 2 Jam Lebih

8. Bagaimana Ibu menilai kualitas tidurnya secara Umum ?

 1. Baik

 2. Buruk
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(Informed Consent)

Yang BertandaTangan Di BawahIni :

Nama (Inisial) :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan

penjelasan peneliti dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti

serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka dengan ini saya

secara suka rela bersedia menjadi partisipan/responden dalam penelitian

ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

Maros, Juni 2020

Yang

Menyataka
LAMPIRAN

Bahan Keripik Singkong Ebi


Bahan Yang Sudah Di Haluskan

Adonan yang sudah mengering Keripik dalam

Kemasan
Hasil Uji Lab
LAMPIRAN

Pre-Test

Post-Test
LAMPIRAN

Pre - Test

Post - Test

Anda mungkin juga menyukai