KELOMPOK 3
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II PERENCANAAN ANALISIS HACCP....................................................................5
A. Deskripsi Produk.............................................................................................................5
B. Identifikasi Penggunaan Produk.....................................................................................5
C. Penyusunan Bagan Alir Proses.......................................................................................6
E. Analisa Bahaya................................................................................................................8
F. Penetapan Critical Control Point...................................................................................21
G. Penetapan Critical Limit...............................................................................................26
H. Prosedur Pemantauan CCP...........................................................................................28
I. Penetapan Tindakan Koreksi.........................................................................................29
J. Verifikasi Program Haccp Terhadap CCP....................................................................30
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................31
A. Kesimpulan...................................................................................................................31
B. Saran..............................................................................................................................31
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gizi RSI SULTAN AGUNG Semarang merupakan salah satu
penunjang yang menyelenggarakan makan bagi pasien rawat inap. Penyelenggaraan
makanan di rumah sakit dituntut untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik
dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan
makanan perlu diperhatikan penampilan, rasa, tekstur, aroma dan sanitasi dari
makanan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya pengawasan
mutu makanan yang dengan menerapkan system Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP). Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi berbagai bahaya yang
berhubungan dengan proses pembuatan, pengolahan, atau penyimpanan makanan,
menilai risiko-risiko yang terkait dan menentukan kegiatan dimana prosedur
pengendalian akan berdaya guna. Sehingga pengendalian lebih diarahkan pada
kegiatan tertentu yang untuk menjaga keamanan makanan.
HACCP adalah suatu system mengidentifikasi bahaya spesifik yang mungkin
timbul, dan cara pencegahannya untuk mengendalikan bahaya tersebut pada suatu
produk. Tujuan HACCP adalah untuk menjamin produk makanan aman untuk
dikonsumsi (Aritonang,2012)
Menu lauk nabati biasa untuk pasien yang dihidangkan oleh Instalasi Gizi RSI
Sultan Agung Semarang salah satunya adalah Tahu Gongso. Pada menu ini
diperlukan Tindakan HACCP untuk mengurangi bahaya biologis, fisik dan kimia
pada bahan baku. Bahaya timbul bila bahan baku tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan di instalasi, ada kontaminasi dengan bahan makanan yang lain dan
kebersihan alat pada waktu digunakan. Oleh karena itu menetapkan HACCP peneliti
mencoba melakukan pengamatan mutu keamanan pangan pada Tahu Gongso di RSI
Sultan Agung Semarang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan HACCP pada menu Tahu Gongso ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui penerapan HACCP pada menu Tahu Gongso di Instalasi Gizi RSI
Sultan Agung Semarang
3
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi bahaya pada produk Tahu Gongso
2. Mengidentifikasi penetapan CCP pada produk Tahu Gongso
3. Mengidentifikasi penetapan batas kritis (Critical Limit) pada produk Tahu
Gongso
4. Mengidentifikasi penetapan prosedur pemantauan atau monitoring pada
produk Tahu Gongso
5. Mengidentifikasi penetapan tindakan koreksi pada produk Tahu Gongso
6. Mengidentifikasi penetapan verifikasi pada produk Tahu Gongso
7. Mengidentifikasi penetapan dokumentasi produk Tahu Gongso
D. Manfaat
a. Bagi Penelitian
Sebagai bahan evaluasi terhadap hasil olahan yang disajikan dan mengatasi
atau mengurangi penyimpangan-penyimpangan kualitas dan keamanan makanan
yang ada dapat mengetahui titik kritis pada proses pengolahan Tahu Gongso agar
dapat dikendalikan sampai batas aman untuk dikonsumsi.
c. Bagi Konsumen/Pasien
Sebagai jaminan mutu keamanan pangan dari produk Tahu Gongso
4
BAB II
5
C. Penyusunan Bagan Alir Proses
Tahu Air
Daun bawang
Kecap manis
Penyimpanan
Persiapan Bawang merah &
bawang putih
Pengolahan BMS
Gula
Pemorsian Garam
Keterangan :
6
D. Verifikasi Bagan Alir Proses
Tahu Air
Daun bawang
Kecap manis
Penyimpanan
Persiapan Bawang merah &
bawang putih
Pengolahan BMS
Garam
Pemorsian
Suhu : 68,7℃
Distribusi
Suhu : 83,2 ℃
= Bahan baku yang mungkin tercemar
7
E. Analisa Bahaya
Bahaya dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu bahaya biologis (bakteri, fungi,
virus, parasit, protozoa, cacing dan ganggang) yang dapat di pengaruhi oleh faktor intrinsik
seperti pH, kadar air/aktivitas air (aw), nutrient, senyawa antimikroba, struktur biologi, dll.
Kedua adalah faktor ekstristik, seperti suhu, kelembapan, gas (karbon dioksida, ozon, sulfur
dioksida), dan lain-lain. Bahaya kimia (deterjen, residu pestisida, alergen, logam beracun,
nitrit, nitrat, senyawa N-nitriso, PCBs, migrasi bahan pengemas, residu antibiotika dan
hormone, aditif kimia, filotoksi-sianida, estrogen, zootoksin), dan yang terakhir adalah
bahaya fisik (serangga, beling, batu, ranting, daun, perhiasan).
Untuk pencantuman didalam daftar, bahaya harus bersifat jelas sehingga untuk
menghilangkan atau menguranginya sampai pada tingkat yang dapat diterima adalah penting
dalam produksi pangan yang aman. Selama analisa bahaya terhadap rangkaian operasi
didalam rancangan penerapan sistem HACCP, perhatian harus diberikan kepada pengaruh
bahan baku, bahan tambahan, pedoman pengolahan pangan, peranan proses dalam pabrik
untuk mengendalikan bahaya, kemungkinan penggunaan dari produk akhir, risiko pada
masyarakat konsumen dan bukti wabah dalam kaitannya dengan keamanan pangan.
1. Low risk, yaitu dapat terjadi kurang dari 3 kali dalam kurun waktu setahun
2. Medium risk, yaitu jika bahaya dapat terjadi 3-5 kali dalam kurun waktu
setahun
3. High risk, yaitu jika bahaya dapat terjadi lebih dari 5 kali dalam kurun waktu
setahun atau kemungkinan terjadinya setiap bulan.
8
Tabel Kategori Tingkat Resiko Bahaya
III Produk-produk dengan nilai pH 4,6 atau lebih yang disterilisasi dalam
wadah yang ditutu secara hermetic
9
2. Medium severity, yaitu jika bahaya mengakibatkan gangguan kesehatan yang
cukup berat sehingga membutuhkan penanganan khusus (rawat inap) di rumah
sakit
3. High severity, yaitu jika bahya mengancam jiwa manusia atau mengakibatkan
kematian setelah mengkonsumsi produk
10
Penerapan program kelayakan dasar di perusahaan/unit pengolahan sering mengalami
kendala – kendala teknis, sehingga melahirkan berbagai peyimpanan, baik terhadap operasi
sanitasi, keamanan pangan, keutuhan dan keterpaduan ekonomi, maupun peyimpanan lainya.
11
3. Bawang B Aspergilus niger, Penyimpanan bahan harus
putih Clostridium sesuai dengan standar SOP dan
perfringens, kapang harus memperhatikan suhu
dan khamir penyimpanan bahan.
12
penyimpanan dalam suhu
ruangan 24,3 C dan dalam
O
wadah tertutup.
Keterangan :
B : bahaya biologi
13
F : bahaya fisik
K : bahaya kimia
14
F Debu Pintu penerimaan bahan
makanan selalu dalam
keadaan tertutup sebelum
dan sesudah proses
penerimaan serta tempat
penerimaan harus dalam
keadaan bersih
15
serangga
Personal hygiene
pramusaji
Keterangan :
B : bahaya biologi
F : bahaya fisik
K : bahan kimia
16
Tabel Analisa Signifikasi bahaya
17
khamir
18
kotoran lingkungan (Rendah)
sekitar
19
sekitar
20
F. Penetapan Critical Control Point
Critical Control Point (CCP) merupakan suatu titik yang harus dikendalikan, dicegah
dan dihilangkan potenisu bahayanya karena dapat mengakibatkan risiko bahaya sehingga
tidak dapat diterima oleh keamanan pangan. CCP ditentukan bedasarkan bahaya yang
teridentifikasi dan kecenderungan munculnya bahaya, tahapan produk tersebut
terkontaminasi dan tujuan produk digunakan (Sastri, 2019).
21
Tabel Penetapan CCP Pada Bahan Mentah Tahu Gongso
No. Bahan makanan dan Proses Pengolahan P1 P2 Keputusan
22
2. Penetapan CCP Pada Formulasi/komposisi Tahu Gongso
Untuk
FORMULASI/KOMPOSISI
Tidak Ada -
23
3. Penetapan CCP Pada Proses Pembuatan Tahu Gongso
24
Tabel Penetapan CCP Pada Proses Pembuatan Tahu Gongso
Proses P1 P2 P3 Kesimpulan
25
G. Penetapan Critical Limit
Tabel Penetapan Critical Limit
26
atau wadah
makanan
dalam
kondisi
bersih serta
tertutup
27
H. Prosedur Pemantauan CCP
1. Bahan baku
No Tahapan Pemantauan
proses
Apa Bagaimana Frekuensi Siapa Dimana
- - - - - -
2. Tahapan proses
No Tahapan Pemantauan
proses
Apa Bagaimana Frekuensi Siapa Dimana
28
n dan dipakai dan penyajian
penggun penggunaan
aan APD dengan
APD benar
dengan
benar
29
J. Verifikasi Program Haccp Terhadap CCP
NO Kegiatan Penyimpangan Tindakan koreksi
30
BAB III
B. Saran
Petugas penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam
Sularan Agung Semarang diharapakan selalu mempertahankan dan meningkatkan
kinerja agar makanan yang diolah dan diberikan kepada konsumen selalu dalam
keadaan yang baik. Dan seluruh tenaga penyelenggaraan makanan selalu
melaksanakan lima moment cuci tangan dan memakai kelengkapan APD selama
proses kinerja berlangsung.
31
DAFTAR PUSTAKA
32