DI SUSUN OLEH
JURUSAN GIZI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN HACCP
Mengetahui
Menyetujui
Kepala Instalasi Gizi, Koordinator Litbang,
Dalam pengumpulan data ini penulis dibantu oleh berbagai pihak, termasuk
sesama rekan mahasiswa lainnya. Atas selesainya laporan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rueuskj ekskfkm
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat di rumuskan
permasalahn sebagai berikut “ bagaimana penerapan HACCP pada
pembuatan produk sayur podomoro di instalasi gizi BRSUD KAB TABANAN
“.
B. Tujukj
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan HACCP pada produk
sayur podomoro di instalasi gizi BRSUD KAB TABANAN.
b. Tujuan khusus
- Mengetahui bahan makanan yang akan di gunakan dalam proses
pengolahan produk sayur podomoro.
- Mengetahui proses pengolahan pada sayur podomoro mulai dari
penerimaan bahan sampai penyajian makanan.
konsumsi.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Bahan pengamatan
Pengamatan ini di lakukan di instalasi gzi BRSUD tabanan, bali .
Mulai dari proses penerimaan bahan makanan sampai dengan proses
C. Sayur podomoro
Bahan
- Jagung muda
- Buncis
- Tauge
- Santan
- Bawang merah
- Bawang putih
- Ketumbar
- Gula dan garam
Alat
- Wajan
- Waskom
- Pisau
- Kompo dan gas
- Talenan
- Gelas ukur
- Panci
- Sutil
Prosedur kerja
- Cuci buncis terlebih dahulu lalu di potong.
- didihkan air, rebus buncis dan toge kurang lebih 5 menit.
- Rebus jagung hingga matang dengan suhu 98,5°c
- Tumis bumbu halus, tambahkan air, masukkan gula kurang lebih 3 —
4 sendok masak hingga mendidih.
- Garam secukupnya
- Masukkan santan, dan masukkan jagung lalu aduk hingga rata.
- Masukkan buncis dan toge yang sudah di rebus. Masak sebentar
- Sayur podomoro siap di sajikan.
BAB III
URAIAN TIM HACCP
DESKRIPSI PRODUK
A. DESKRIPSI PRODUK
Sayur podomoro sayur yang bahan dasrnya dari buncis, jagung muda dan
tauge. Bahan tambahan kainnya yaitu santan, bawang merah, bawang putih
Jenis produk : sayur podomoro
Kategori proses : Perebusan
Uraian Produk
be n d a asing
- B io lo g i : - Penerimaan bahan
3 aspergillus Sp makanan sesuai dengan
( Guynot, dkK, spesifikasi
2003, Magan, dkk, - Bahan di cuci hingga
2004) bersih
Bawang putih Biologi:Bacillus Spesifikasi bawang putih yang
kupas aspergilus, di gunakan di instalasi gizi
perfringens BRSUD KAB TABANAN yang
Kimia:Pestisida harus di taati oleh rekanan
Fisik:Kulit bawang yaitu : bersih, sudah di cuci,
putih, tanah, kerikil sudah kering, besaran rata,
( SNI,1992 ). tidak busuk, tidak berlendir,
tiedramkasbuekrjamb uawr.
4 aBnagwamngakapnuatinh
segar yang didatangkan setiap
pagi melalui proses
penerimaan bahan makanan,
bawang putih akan memulai
proses persiapan, yaitu dicuci
dibawah air mengali, lalu di
tiriskan, untuk selanjutnya di
gunakan dalam proses
penggolahan.
( SNI,1992 ).
Kimia : pestisida
- Disimpan diwadah yang
tertutup
- Terhindar dari sinar
6
Merica Fisik : Debu matahari
Biologi:B.cereus
(Cahyadi, W. - Pemilihan bahan
makanan yang sesuai
2008) dengan
spesifikasi
Fisik:Krikil
Biologi:B.cereus - Di simpan di wadah
(Cahyadi, W. yang tertutup
7
Tumbar 2008) - Penerimaan sesuai
dengan spesifikasi
9
Garam Biologi:Halobacterium, - Spesifikasi yang di
Bacteriorodhopsin, gunakan di instalisi gizi
Halococcus, BRSUD kabupaten
Staphylococcus tabanan merupakan
aureus refinasi yang di produksi
( Palupi, 2004). lokal di indonesia, dengan
spesifikan iyodium,
kandungan KIO3, minimal
30 ppm/100 gram, kering,
bersih, tidak bergumpal,
tidak mudah lembab,
kemasan utuh.
- Di simpan di tempat yang
kering
- Hindari dari sinar matahari
B. Identifikasi bahaya
- Tmeartkaehnarisla
Gula pasir Kimia: pemutih i nagrsung L l Sign
Fisik:Pasir, debu -
Penyimpanan di
Biologi:Azospirillum tempat yang
sp, Staphylococcus lembab dan terkena
aureus sinar matahari
langsung
A. DIAGRAM ALIR
Pemorsian
Pendistribusian
BAB VII
PENETAPAN CCP
TIDAK
YA Tahap modifikasi,
proses dan produk
Apakah pengendalian
pada tahap ini
TIDAK
BUKAN STOP*
Apakah tahap ini dapat menghilangkan
CCP
atau mengurangi potensi bahaya
2.
sampai pada batas yang dapat YA
diterima?
TIDAK
Bukan CCP-
YA TIDAK STOP*
TIDAK CCP
YA Bukan CCP-STOP*
A. Penentuan CCP
No Proses P1 P2 P3 P4 CCP/tidak
B. Kelompok bahaya
Bahan mentah :
Buncis - + - + + + IV
Jagung manis - + - + + + IV
Tauge - + - + + + IV
Bawang putih - + - + + + IV
Bawang merah - + - + + + IV
Daun salam - + - + + + IV
- + - + + + IV
Santan - + - + + + IV
Merica - + - + + + IV
Garam - + - + + + IV
Keterangan :
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gool. Resti)
bahaya
PenumisAn- - - I (signifik
MI An) YAT lDAK T lDAK TlDAK
- + - + + + lV M CCP -
Mm
- - - - TlDAK
pemOrsiAn
- - - - + - + + + lV M m (signifikAn) - TlDAK TlDAK -
CCP - -
-
Hm TlDAK
PenyAjiAn- - - - + - + + + lV H m(signifikAn) YATlDAKYAYA- - -
- CCP
BAB IX
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan HACCP yang di lakukan pada produk
makanan terutama pada sayur podomoro di Instalasi Gizi BRSUD Tabanan
Bali terdapat banyak kemungkinan yang terjadi pada tahap produksinya.
Berdasarkan hasil analisa pada tahapan — tahapan proses yaitu
penerimaan, pemotongan, perebusan, penumisan, pemorsian dan penyajian
termasuk tidak CCP karena sudah sesuai dengan prosedur dan dalam
pembuatan sayur podomoro adalah penerimaan bahan makanan sudah
sesuai dengan spesifikasi, pemotongan bahan makanan dengan penjamah
menggunakan APD lengkap dan selalu mencuci tangan dengan sabun,
perebusan dan penumisan menggunakan suhu dan waktu yang tepat,
pemorsian selalu tepat dan selalu di sajikan di meja penyajian dengan
wadah tertutup, dan sistem penyajian makanan kepada pasien dengan
menggunakan penutup cling warp dengan tujuan mencegah masuknya debu
ke dalam malanan. Pencucian peralatan makanan pasien dan peralatan RT
sudah melakukan perosedur pencucian yang sesuia yaitu dengan
melakukan disinfekta terhadap peralatan tersebut, dengan pecucian trolly
makanan dilakukan setiap 2 hari sekali sedangkan pembersihannya
dilakukan setiap hari, dengan hygiene dan sanitasi pada petugas penjamah
makanan yaitu dengan 3 bulan sekali di lakukan retal swaip dengan hasil
negatif dan pemeriksaan ruangan tempat pengolahan, setiap bulan
dilakukan pemeriksaan makanan dan air,
sedangkan setiap tahun dilakukan pemeriksaan kesehatan pada penjamah
makanan
B. Saran
Meningkatkan hygiene dan sanitasi pada petugas penjamah
makanan , menjaga lingkungan tempat pengolahan agar selalu dalam
keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W. 2008. Analisis dan aspek kesehatan bahaya tambahan pangan. Jakarta
: Bumi Aksara .
Depkes. 2005. Pedoman pelayanan gizi Rumah sakit. Direkorat Gizi Masyarakat
Mayes, T. 1994. HACCP training. J. Food control vol. 5 No.3, PP : 190 -195
Moehyi, sjahmien. 1992. Penyelenggaraan makanan institusi dan jasa boga. Jakarta
: Penerbit Bhratara.
Reni, Seri muliati. 2012 gambaran potensi penerapan HACCP di unit gizi RSU
Rauf, Rausdin. 2013 sanitasi pangan dan HACCP. Yogyakarta : Graha Ilmu
Syah, Et al. 2005 manfaat dan bahaya tambahan pangan. Himpunan alumni
fakultas pertanian IPB bogor
Winarno, FG dan Sunarno. 2004. HACCP dan penerapannya dalam industri pangan.
Bogor : M-BRIO PRESS. Cetakan 2.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI