Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HACCP

PENERAPAN HACCP PADA PRODUKSI SAYUR PODOMORO

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT


( MSPM – RS ) BRSUD KAB TABANAN

PROGRAM DIV GIZI


POLTEKKES KEMENKES MATARAM

DI SUSUN OLEH

1. GITA SUMBAWA PUTRI (P07131115015)


2. LISNA WILIANTARY (P07131114011)
3. SARIANTI (P07131115038)
4. SYEIRA MOURELVI N.A (P07131115040)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

JURUSAN GIZI

2018
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HACCP

PENERAPAN HACCP PADA PRODUKSI SAYUR PODOMORO

Di BRSUD Tabanan Bali

Telah disetujui pada tanggal 31 Oktober 2018

Mengetahui
Menyetujui
Kepala Instalasi Gizi, Koordinator Litbang,

Anggoro Setiawati, SST Sagung DianJayawahyuni, SST.GZ

NIP. 19670218 198801 2 002 NIP. 197301111997032005


KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Sehingga penulis dapat


menyusun laporan penelitian terapan tentang modifikasi formula enteral dengan
penambahan labu kuning di BRSUD Tabanan Bali. Laporan studi kasus ini penulis
susun guna melengkapi tugas-tugas bagi mahasiswa program D-IV Gizi Poltekkes
Matarm tahun ajaran 2018/2019.

Dalam pengumpulan data ini penulis dibantu oleh berbagai pihak, termasuk
sesama rekan mahasiswa lainnya. Atas selesainya laporan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga


penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar
2. Kedua orang tua yang telah membantu dan memndukung dan selalu
berdoa sehingga laporan ini selesai
3. Ibu Anggoro Setiawati, SST.Gz selaku kepala instalasi gizi dan ibu Prasti
Yustisiari, S.Gz,.M.S.c selaku pembimbing I yang telah membimbing
dalam penyusunan laporan ini di BRSUD Tabanan Bali.
4. Teman-teman semua yang PKL bersama di BRSUD Tabanan Bali, yang
telah membantu dan saling mendoakan atas kelancaran pembuatan
laporan studi kasus ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan inni masih banyak


kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Akhirnya kata
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Bali, September 2018


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem


jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atatu perhatian bahwa
hazard (bahaya) akan timbul pada berbagai titik atatu tahap produksi, tetapi
pengendaliannya dapat di lakukan untuk mengontrol bahaya — bahaya
tersebut. HACCP merupakan salah satu bentuk menejemen resiko yang di
kembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan
pencegahan (preventive) yang di anggap dapat memberikan jaminan dalam
menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Kunci utama HACCP

adalah antisipasi bahaya dan indentifikasi titik pengawasan yang


mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengendalikan
kepada penguji produk akhir.

Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah


untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat di pakai sebagai
jaminan mutu guna memenuhi tuntutan konsumen. HACCP bersifat sebagai
sistem pengendalian mutu sejak bahan baku di persiapkan sampai produk
akhir di produksi masal dan di distribusikan. Oleh karna itu dengan di
terapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplen karena adanya
bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu HACCP juga dapat berfungsi
sebagai promosi perdanggan di era pasar global yang memiliki daya saing
kompetitif.

Beberapa keuntungan yang dapat di peroleh rumah sakit dengan


penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan
pada produk makanan yang di hasilkan, meningkatkan kepuasan pasien
sehingga keluhan pasien akan berkurang, memperbaiki fungsi
pengendalian, pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan
mengurangi kerusakan produk.
produk yang di hasilkan oleh BRSUD Tabanan adalah sayur
podomoro yang dimana terdiri dari bahan — bahan seperti buncis, tauge,
dan jagung manis. Untuk itu di perlukannya HCCP yang dapat di terapkan
dalam rantai produksi pangan mulai dari penerimaan bahan makanan,
pengolahan, distribusi, hingga sampai ke tangan pasien. Keberhasilan
dalam penerapan HACCP membutuhkan tanggung jawab penuh dan
keterlibatan manejemen serta tenaga kerja.

A. Rueuskj ekskfkm
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat di rumuskan
permasalahn sebagai berikut “ bagaimana penerapan HACCP pada
pembuatan produk sayur podomoro di instalasi gizi BRSUD KAB TABANAN
“.

B. Tujukj
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan HACCP pada produk
sayur podomoro di instalasi gizi BRSUD KAB TABANAN.
b. Tujuan khusus
- Mengetahui bahan makanan yang akan di gunakan dalam proses
pengolahan produk sayur podomoro.
- Mengetahui proses pengolahan pada sayur podomoro mulai dari
penerimaan bahan sampai penyajian makanan.

- Menganalisis potensi bahaya pada bahan baku dan produk


pembuatan sayur podomoro
- Menetapkan titik kendali kritis atau CCP pada produk sayur podomoro
- Menentukan batas kritis pada produk sayur podomoro.
C. Mkjakkt
a. Bagi instalasi gizi BRSUD KAB TABANAN
Memberikan informasi dan evaluasi kepada institusi gizi mengenai
penerapan HACCP pada sayur podomoro untuk meningkatkan mutu dan

pelayanan makanan bagi pasien.


b. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui penerapan HACCP pada sayur podomoro,
serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan.
c. Bagi pasien
Pasien terhidar dari kemungkinan bahaya kesehatan yang dapat di
timbulkan oleh produk makanan khususnya sayur podomoro serta
mendapat jaminan bahwa makanan yang di sajikan aman untuk di

konsumsi.
BAB II

METODE PELAKSANAAN

A. Bahan pengamatan
Pengamatan ini di lakukan di instalasi gzi BRSUD tabanan, bali .
Mulai dari proses penerimaan bahan makanan sampai dengan proses

poednogmoloarhoa.n , pemorsian dan pendistribusian, yang di amatai adalah sayur


B. Waktu pelaksanaan
Pengamatan di lakukan pada hari selasa, 9 oktober 2018.

C. Sayur podomoro
 Bahan
- Jagung muda
- Buncis
- Tauge
- Santan
- Bawang merah
- Bawang putih
- Ketumbar
- Gula dan garam

 Alat
- Wajan
- Waskom
- Pisau
- Kompo dan gas
- Talenan
- Gelas ukur
- Panci
- Sutil
 Prosedur kerja
- Cuci buncis terlebih dahulu lalu di potong.
- didihkan air, rebus buncis dan toge kurang lebih 5 menit.
- Rebus jagung hingga matang dengan suhu 98,5°c
- Tumis bumbu halus, tambahkan air, masukkan gula kurang lebih 3 —
4 sendok masak hingga mendidih.
- Garam secukupnya
- Masukkan santan, dan masukkan jagung lalu aduk hingga rata.
- Masukkan buncis dan toge yang sudah di rebus. Masak sebentar
- Sayur podomoro siap di sajikan.
BAB III
URAIAN TIM HACCP

NAMA FUNGSI DALAM JABATAN DALAM BIDANG KEAHLIAN


TIM PERUSAHAAN

GITA SUMBAWA Koordinator tim Manager Ahli gizi


PUTRI

LISNA PUTRI Anggota tim Quality assurance Ahli gizi

SARIANTI Anggota tim Quality control Ahli gizi

MOUSRYEELIRV Anggotatim Mikrobiologi control Ahli gizi


AI. N.A
BAB IV

DESKRIPSI PRODUK

A. DESKRIPSI PRODUK
Sayur podomoro sayur yang bahan dasrnya dari buncis, jagung muda dan
tauge. Bahan tambahan kainnya yaitu santan, bawang merah, bawang putih
Jenis produk : sayur podomoro
Kategori proses : Perebusan

Uraian Produk

Komposisi Jagung muda, buncis, tauge,


bawang putih, bawang merah, ketumbar, garam, gula, santa

Pengemasan primer Menggunakan piring saji

Pengemasan sekunder Kotak ( Box)

Distribusi ( cara dan kondisinya) Langsung di konsumsi oleh


konsumen atau pasien di RS

Kondisi penyimpanan Di simpan dalam waktu 7 jam dalam


suhu ruang 30°c

Cara penyiapan konsumsi Di masak terlebih dahulu dengan


cara pengolahan di rebus

Kelompok pengguna Sayur podomoro dapat di konsumsi


untuk semua pasien di BRSUD
Tabanan dari kalangan kelas baik dari pasien kelas III sampa
BAB V

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHAN

A. Identifikasi bahaya dan cara pencegahan

No Bahan Jenis Bahaya Cara Pencegahan


Buncis - Kimia : peptisida - Menerapkan spesifikasi
- Fisik : busuk, CCP pada bahan
benda asing makanan untuk
(tanah), berulat menjamin bahwa
1 (Cahyono, 2007) sayur yang di terima
dalam keadaan baik dan
berkualitas
- Pencucian bahan hingga
Tauge - Fisik : busuk bersih
- Kimia : peptisida Menerapkan spesifikasi CCP
2 pada bahan makanan untuk
menjamin bahwa sayur yang
di terima dalam keadaan baik
Jagung muda - Fisik : busuk, dan berkualitas

be n d a asing
- B io lo g i : - Penerimaan bahan
3 aspergillus Sp makanan sesuai dengan
( Guynot, dkK, spesifikasi
2003, Magan, dkk, - Bahan di cuci hingga
2004) bersih
Bawang putih Biologi:Bacillus Spesifikasi bawang putih yang
kupas aspergilus, di gunakan di instalasi gizi
perfringens BRSUD KAB TABANAN yang
Kimia:Pestisida harus di taati oleh rekanan
Fisik:Kulit bawang yaitu : bersih, sudah di cuci,
putih, tanah, kerikil sudah kering, besaran rata,
( SNI,1992 ). tidak busuk, tidak berlendir,

tiedramkasbuekrjamb uawr.
4 aBnagwamngakapnuatinh
segar yang didatangkan setiap
pagi melalui proses
penerimaan bahan makanan,
bawang putih akan memulai
proses persiapan, yaitu dicuci
dibawah air mengali, lalu di
tiriskan, untuk selanjutnya di
gunakan dalam proses
penggolahan.

Bawang merah Biologi:Bacillus Spesifikasi bawang putih yang


kupas aspergilus, di gunakan di instalasi gizi
5 perfringens BRSUD KAB TABANAN yang
Kimia:Pestisida harus di taati oleh rekanan
Fisik:Kulit bawang
merah, tanah, kerikil

( SNI,1992 ).

Kimia : pestisida
- Disimpan diwadah yang
tertutup
- Terhindar dari sinar
6
Merica Fisik : Debu matahari
Biologi:B.cereus
(Cahyadi, W. - Pemilihan bahan
makanan yang sesuai
2008) dengan
spesifikasi

Fisik:Krikil
Biologi:B.cereus - Di simpan di wadah
(Cahyadi, W. yang tertutup
7
Tumbar 2008) - Penerimaan sesuai
dengan spesifikasi

Kimia: logam berat,


bahan radioaktif
- Penjamah menggunakan
Fisik:Rambut, debu APD lengkap dan
kebersihan ruang
Biologi pengolahan harus
: terjaga.
8
Santan Saccaromyces - Mendeteksi secara
carbegencis, E.coli, terperinci apakah kelapa
Pseudomonas benar — benar bersih
cocovenenans, untuk di olah.
Salmonella
( Yesua Gifsan T,
2013)

9
Garam Biologi:Halobacterium, - Spesifikasi yang di
Bacteriorodhopsin, gunakan di instalisi gizi
Halococcus, BRSUD kabupaten
Staphylococcus tabanan merupakan
aureus refinasi yang di produksi
( Palupi, 2004). lokal di indonesia, dengan
spesifikan iyodium,
kandungan KIO3, minimal
30 ppm/100 gram, kering,
bersih, tidak bergumpal,
tidak mudah lembab,
kemasan utuh.
- Di simpan di tempat yang
kering
- Hindari dari sinar matahari

Kimia: pemutih - Melakukan pemeriksaan


bahan baku pada saat
datang dan sesuai
dengan spesifikasi yang
ada
- Menggunakan gula pasir
10 Fisik:Pasir, debu
Gula yang berkualitas baik,
Biologi:Azospirillum
putih bersih dan sedikit
sp, Staphylococcus
atau tidak mengandung
aureus (Diki N, 2014)
kontaminasi fisik

B. Identifikasi bahaya

Bahan baku Jenis bahaya Justifikasi bahaya Evaluasi bahaya


(severity bahaya )
Severity Risk Sign
Buncis - Kimia : Kontaminasi pada saat H m Sign
peptisida pemotongan sayur dan
- Fisik : busuk, pada saat
benda asing pengemasan barang
(tanah),
berulat
Kontaminasi
pemotonganpada saat
jagung H m Sign
Jagung muda -
Fisik : busuk,
benda asing
- Biologi :
aspergillus Sp
( Guynot, dkK,
2003, Magan,
dkk, 2004)
Tauge - Fisik : busuk Proses pencucian yang H m Sign
- Kimia: peptisida kurang dan kontaminasi
pada saat barang
datang dari kendaraan
seprti asap
Ketumbar Fisik:Krikil - Saat penerimaan di M l Sign
Biologi:B.cereus simpan di tempat
yang lembab
- Terkena sinar
matahari langsung
Bawang merah Biologi:Bacillus - Di sebabkan karena L l Sign
kupas aspergilus, proses pembersihan
perfringens yang kurang
Kimia:Pestisida - Saat penerimaan di
Fisik:Kulit bawang simpan di tempat
putih, tanah, kerikil yang lembab
( SNI,1992 ).

Bawang putih Biologi:Bacillus - Di sebabkan karena L l Sign


kupas aspergilus, proses pembersihan
perfringens yang kurang
Kimia:Pestisida - Saat penerimaan di
Fisik:Kulit bawang simpan di tempat
putih, tanah, kerikil yang lembab
( SNI,1992 ).
Garam Biologi:Halobacteriu Di simpan di tempat L l Sign
m, yang lembab dengan
Bacteriorodhopsin, wadah terbuka
Halococcus,
Staphylococcus
aureus
Santan Biologi : - Kontaminasi selama M h Sign
Saccaromyces pengolahan.
carbegencis, E.coli, - Kontaminasi air oleh
Pseudomonas mikroba
cocovenenans,
Salmonella
Kimia: logam berat,
bahan radioaktif
Fisik:Rambut, debu
Merica Biologi:B.cereus - Saat penerimaan di M l Sign
Kimia : pestisida simpan di tempat
Fisik : Debu yang lembab

- Tmeartkaehnarisla
Gula pasir Kimia: pemutih i nagrsung L l Sign
Fisik:Pasir, debu -
Penyimpanan di
Biologi:Azospirillum tempat yang
sp, Staphylococcus lembab dan terkena
aureus sinar matahari
langsung

C. Identifikasi bahaya pada tahap proses

Bahan baku Jenis bahaya Justifikasi bahaya Evaluasi bahaya (severity


bahaya )
SeverityRiskSign
Penerimaan Fisik : - terkontaminasi M m Sign
bahan - benda asing Plastic yang di paka
Biologi : Adanya imembungkus bahan
bakteri, kapang baku
dan khamir - kontaminasi dari
tempat pembelian
bahan makanan

Pembaohtoa Fbeisnikda: - M l Sign


ngan daesbinugdan ptemrkotnotnagmainab
sai haalant
Biologi : atau pisau dan
kapang / kamir talenan
(Diki N, 2014)
Perebusan Biologi : bakteri Penjamah tidak H m Sign
patogen kapang menggunakan sarung
kamir tangan atau alat
bantu sendok
sehingga tidak
berpotensi
kontaminasi silang
dari tangan penjamah
Penumisan Fisik : benda - Kontaminasi M I Sign
bumbu asing selama
penumisan
pada alat yang
di gunakan
untuk menumis
Pemorsian Mikroorganisme - Lingkungan M m Sign
makanan : kapang atau tempat
Fisik : benda pengolahan
asing dalam keadaan
kurang bersih
- Kebersihan
alat dan
Penyajian penjamah H m Sign
Fisik : debu - Penjamah tidak
makanan
mhaendgsgkuna
kan
( sarung tangan )
BAB VI

DIAGRAM ALIR SAYUR PODOMORO

A. DIAGRAM ALIR

Penerimaan bahan Pencucian bahan ( bahan di


Pemotongan bahan Perebusan
(sesuai dengan spesifihasi ) bagi untuh masahan pagi, siang dan sore ) Penumisan Pengolahan
mahanan bahan sayur

Pemorsian

Penerimaan bahan basah Penerimaan bahan hering


( bawang putih dan bawang ( gula dan garam ) Penyajian

Pendistribusian

Bahan sayur di cuci terlebih dahulu ( buncis, tauge, dan


jagung muda )

Rebus buncis, tauge, jagung muda dengan suhu 98,5˚c

Tumis bumbu, lalu masuhhan air, tambahanhan gula 3 —


4 sendoh, aduh hingga rata

Masuhhan santan dan jagung, aduh rata

Masuhhan buncis dan tauge yang sudah di rebus, masah


sebentar.

Sayur podomoro siap di sajihan

BAB VII

PENETAPAN CCP

Pohon keputusan untuk mengidentifikasi CCP

1. Apakah terdapat tindakan pencegahan untuk bahaya yang teridentifikasi?

TIDAK
YA Tahap modifikasi,
proses dan produk
Apakah pengendalian
pada tahap ini

diperlukan untuk keamanan pangan?


YA

TIDAK

BUKAN STOP*
Apakah tahap ini dapat menghilangkan
CCP
atau mengurangi potensi bahaya
2.
sampai pada batas yang dapat YA
diterima?

TIDAK

Apakah kontaminasi oleh bahaya yang


3. diidentifikasi dapat terjadi sampai melebihi batas
yang dikehendaki atau dapatkah terjadi peningkatan sampai melebihi batas?

Bukan CCP-
YA TIDAK STOP*

Apakah tahapan berikutnya, sebelum makanan


dikonsumsi, dapat digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan munculnya bahaya sampai d
4. anditerima?

TIDAK CCP

YA Bukan CCP-STOP*

A. Penentuan CCP

No Proses P1 P2 P3 P4 CCP/tidak

1 Penerimaan Ya Tidak Tidak - Tidak CCP


bahan

2 Pemotongan Ya Tidak Tidak - Tidak CCP


bahan

3 Perebusan Ya Tidak Tidak - Tidak CCP


4 Penumisan Ya Tidak Tidak - Tidak CCP

5 Pemorsian Tidak Tidak - - Tidak CCP

6 Penyajian Ya Tidak Ya Ya Tidak CCP

B. Kelompok bahaya

Bahan Kelompok bahaya


Kategori
Produk :
Podomoro
A B C D E F

Bahan mentah :

Buncis - + - + + + IV

Jagung manis - + - + + + IV

Tauge - + - + + + IV

Bawang putih - + - + + + IV

Bawang merah - + - + + + IV

Daun salam - + - + + + IV

- + - + + + IV
Santan - + - + + + IV

Merica - + - + + + IV

Garam - + - + + + IV

Keterangan :

A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gool. Resti)

B = Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya

biologis/kimia/fisik C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan

bahaya

D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah

pengolahan E = Kemungkinan penanganan yang salah 7selama

distribusi/konsumsi F = Tidak ad acara mencegah/menghilangkan

bahaya oleh konsumen


BAB VIII

MATRIK PENERAPAN HACCP


GEL0MP0GBAHAYA SIGNIFIGANSIBAHAYA PENENTUAN CCP
JUSTIFIGASI ALASAN BATAS LIMIT
PR0SESJENISBAHAYA BAHAYA Œാ−
T OT
¹ CAA t
¹−−¹ O
Sig1
TINDAGANPENCEGAHAN
P1PłP)P4P5CCP
A B C D E F Severity Risk GEPUTUSAN (Critical Limit) APA
pfili sipi f
pfiilsiip 3
penerimAAn- - - Mm TlDAK
- + - + + + lV M m(signifikAn) - YATlDAK TlDAK- - - -
bAhAn sAyurAn- - - CCP
Mm (signifikAn) TlDAK CCP
PemOtOngAn--
bAhAn sAyurAn
- - + - + + + lV M I - YA TlDAK TlDAK - - - -
- -
Hm' - -TlDAK
PerebusAn- - - - + - + + + lV H m(SignifikAn) -
YATlDAK TlDAK-
CCP - -

PenumisAn- - - I (signifik
MI An) YAT lDAK T lDAK TlDAK
- + - + + + lV M CCP -
Mm
- - - - TlDAK
pemOrsiAn
- - - - + - + + + lV M m (signifikAn) - TlDAK TlDAK -
CCP - -

-
Hm TlDAK
PenyAjiAn- - - - + - + + + lV H m(signifikAn) YATlDAKYAYA- - -
- CCP

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan HACCP yang di lakukan pada produk
makanan terutama pada sayur podomoro di Instalasi Gizi BRSUD Tabanan
Bali terdapat banyak kemungkinan yang terjadi pada tahap produksinya.
Berdasarkan hasil analisa pada tahapan — tahapan proses yaitu
penerimaan, pemotongan, perebusan, penumisan, pemorsian dan penyajian
termasuk tidak CCP karena sudah sesuai dengan prosedur dan dalam
pembuatan sayur podomoro adalah penerimaan bahan makanan sudah
sesuai dengan spesifikasi, pemotongan bahan makanan dengan penjamah
menggunakan APD lengkap dan selalu mencuci tangan dengan sabun,
perebusan dan penumisan menggunakan suhu dan waktu yang tepat,
pemorsian selalu tepat dan selalu di sajikan di meja penyajian dengan
wadah tertutup, dan sistem penyajian makanan kepada pasien dengan
menggunakan penutup cling warp dengan tujuan mencegah masuknya debu
ke dalam malanan. Pencucian peralatan makanan pasien dan peralatan RT
sudah melakukan perosedur pencucian yang sesuia yaitu dengan
melakukan disinfekta terhadap peralatan tersebut, dengan pecucian trolly
makanan dilakukan setiap 2 hari sekali sedangkan pembersihannya
dilakukan setiap hari, dengan hygiene dan sanitasi pada petugas penjamah
makanan yaitu dengan 3 bulan sekali di lakukan retal swaip dengan hasil
negatif dan pemeriksaan ruangan tempat pengolahan, setiap bulan
dilakukan pemeriksaan makanan dan air,
sedangkan setiap tahun dilakukan pemeriksaan kesehatan pada penjamah
makanan
B. Saran
Meningkatkan hygiene dan sanitasi pada petugas penjamah
makanan , menjaga lingkungan tempat pengolahan agar selalu dalam

keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W. 2008. Analisis dan aspek kesehatan bahaya tambahan pangan. Jakarta
: Bumi Aksara .

Depkes. 2005. Pedoman pelayanan gizi Rumah sakit. Direkorat Gizi Masyarakat

Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Mayes, T. 1994. HACCP training. J. Food control vol. 5 No.3, PP : 190 -195

Moehyi, sjahmien. 1992. Penyelenggaraan makanan institusi dan jasa boga. Jakarta
: Penerbit Bhratara.

Moehyi, S. 1999. Pengaruh Makanan dan Diet Untuk Penyembuhan Penyakit.


Gramedia. Jakarta

Reni, Seri muliati. 2012 gambaran potensi penerapan HACCP di unit gizi RSU

BUNDA MARGONDA tahun 2011. Depok : Fakultas kesehatan Mayarakat


Universitas Indonesia ( Skripsi ).

Rauf, Rausdin. 2013 sanitasi pangan dan HACCP. Yogyakarta : Graha Ilmu

Syah, Et al. 2005 manfaat dan bahaya tambahan pangan. Himpunan alumni
fakultas pertanian IPB bogor

Winarno, FG. 1993. Pangan gizi teknologi dan konsumen. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama

Winarno, FG dan Sunarno. 2004. HACCP dan penerapannya dalam industri pangan.
Bogor : M-BRIO PRESS. Cetakan 2.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai