Oleh:
1. NILA ROSYDIANA SYAMTA 1913411002
2. SRI NIDHA WATY 1913411076
POLTEKKES TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII GIZI
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Atas Nama:
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengawasan mutu
makanan dengan sistema HACCP pada menu Tempe bumbu
kecap yang diolah di Instansi Gizi RSUD Zainal Abidin
Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui analisis bahaya, identifikasi dan cara pencegahan
bahaya menu Tempe bumbu Kecap di Instansi Gizi RSUD
Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
b. Diketahui pengendalian HACCP pada menu Tempe bumbu
Kecap di Instansi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam
Kabupaten Way Kanan.
c. Diketahui Batas-batas kritis pada menu Tempe bumbu Kecap
di Instansi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten
Way Kanan.
d. Diketahui prosedur pemantauan pada menu Tempe bumbu
Kecap di Instansi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam
Kabupaten Way Kanan.
e. Diketahui Tindakan koreksi pada menu Tempe bumbu Kecap
di Instansi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten
Way Kanan.
D. Manfaat Pengamatan
1. Manfaat bagi Peneliti
Melakukan pengawasan terhadap kualitas keamanan
makanan untuk mencegah terjadinya penyakit keracunan yang dapat
ditimbulkan melalui konstaminasi perantara produk tempe bumbu
kecap.
A. Sejarah HACCP
C. Tujuan HACCP
Tujuan dan sasaran HACCP adalah memperkecil
kemungkinan adanya kontaminasi mikroba pathogen dan
memperkecil potensi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Oleh
karena itu, secara individu setiap produk dan sistem pengolahannya
dalam industri pangan harus mempertimbangkan rencana
pengembangan HACCP.
D. Manfaat HACCP
Secara khusus HACCP bermanfaat dalam mengevaluasi cara
memproduksi bahan pangan untuk mengetahui bahaya yang
mungkin terjadi, memperbaiki cara memproduksi bahan pangan
dengan memberikan perhatian khusus terhadap tahap-tahap proses
atau mata rantai produksi yang dianggap kritis, memantau dan
mengevaluasi cara menangani dan mengolah bahan pangan serta
menerapkan sanitasi dalam memproduksi bahan pangan, dan
meningkatkan pemeriksaan secara mandiri terhadap industri pangan
oleh operator dan karyawan (Pudjirahaju, 2017).
Menurut Pudjirahaju (2018) ada beberapa manfaat HACCP
dalam Industri pangan, yaitu:
E. Prinsip HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem
jaminan mutu keamanan pangan/produk yang mendasarkan pada
kesadaran bahwa bahaya dapat timbul pada setiap titik atau tahap
produksi. Namun bahaya-bahaya tersebut dapat dicegah melalui
pengendalian titik-titik kritis. HACCP dianggap sebagai salah satu
konsep dan strategi untuk menjamin keamanan dan mutu pangan yang
dianggap lebih efektif dan aman serta telah diakui keandalannya secara
internasional. Filosofi sistem HACCP ini adalah pembinaan dan
pengawasan mutu dan keamanan pangan berdasarkan pencegahan
preventif (preventive measure) yang dipercayai lebih unggul dibanding
dengan cara-cara tradisional (conventional) yang terlalu menekankan
pada sampling dan pengujian produk akhir di laboratorium. Sistem
HACCP lebih menekankan pada upaya pencegahan preventif untuk
memberi jaminan keamanan produk pangan. Sistem HACCP dapat
dikatakan pula sebagai alat pengukur atau pengendali yang
memfokuskan perhatiannya pada jaminan keamanan pangan, terutama
sekali untuk mengeliminasi adanya bahaya (hazard) yang berasal dari
bahaya mikrobiologi (biologi), kimia dan fisika dengan cara mencegah
dan mengantisipasi terlebih dahulu daripada memeriksa/menginspeksi
saja. Tujuh prinsip HACCP:
1. Analisa Bahaya
METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode observasi. Metode
observasi dilakukan secara langsung yaitu pada proses penerimaan,
persiapaan, pengolahan, dan penyajian tempe bumbu kecap.
C. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian HACCP ini meliputi
data primer dan sekunder.
1. Data primer:
a. Data mengenai bahan makanan dan peralatan yang digunakan.
b. Data tentang cara pembuatan tempe bumbu kecap.
2. Data sekunder:
a. Data standar resep Tempe bumbu kecap di Instalansi Gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
b. Data spesifikasi bahan makanan yang berlaku di Instalansi Gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
A. Hasil Pengamatan
Penerimaan bahan
Persiapan bahan
Bawang
Bawang putih :
Tempe : merah : Di kupas,
dipotong Di kupas, dicuci, Kemiri+ Lada Garam Kecap Minyak
sesuai di cuci, dan
porsi dan di haluskan
haluskan
Pengolahan
Pemorsian
Pendistribusian
Penyajian
FORM 5. DIAGRAM ALIR YANG SUDAH DIVERIFIKASI
Penyiapan
Persiapan
Pengolahan
Penyajian
FORM 6. PRINSIP ANALISIS BAHAYA
Lokasi : Instalasi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan
Produk : Tempe bumbu Kecap
PERSIAPAN BAHAN
Fisik Debu Kontaminasi saat Dicuci dengan L H NS
penyimpaan alat sabun dan air
mengalir
PENGOLAHAN
Penumisan Fisik Benda asing Pekerja atau pengolah Pekerja M H S
bumbu dan (rambut) menggunakan APD
tempe
PENDISTRIBUSIAN
Pedistribusian Fisik Debu, benda asing Kebersihan alat dan Menjaga hiegiene M H S
(rambut) penjamah sanitasi peralatan,
tempat, dan
penjamah makanan
Alat (panci, Biologi Jamur Menggunakan alat yang Alat dicuci dan L H S
pisau, talenan, kotor atau tidak dicuci dibersihkan
blender setelah digunakan untuk sebelum
bumbu,spatula) bahan lain digunakan,
menggunakan
sabun dan air
FORM 7. PENENTUAN TKK/CCP
Lokasi : Instalasi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan
Produk : Tempe bumbu Kecap
PERSIAPAN BAHAN
PENGOLAHAN
Penumisan Fisik Benda asing (rambut) M H Pekerja menggunakan APD Y Y - - TKK
bumbu dan
tempe
PENDISTRIBUSIAN
Pedistribusian Fisik Debu dan benda asing M H Menjaga higiene sanitasi Y Y - - TKK
peralatan, tempat, dan
penjamah makanan
FORM 8. RENCANA HACCP
Lokasi : Instalasi Gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan
Produk : Tempe bumbu Kecap
Biologi Mencuci
tangan
dengan sabun
dan air
mengalir
serta
menggunakan
air bersih saat
pengolahan
Alat (panci, Biologi Alat dicuci TKK Alat dalam Pemilihan Penyimpanan Saat bahan Sebelum dan Ahli gizi dan Ahli gizi dan Pemeriksaan
pisau, talenan, dan kondisi alat alat Di tempat disimpan, sesudah tenaga gizi tenaga gizi alat
blender bumbu, dibersihkan bersih, dan stainless yang kering hatus dicuci pengolahan yang yang pengolahan
spatula) sebelum tidak yang tidak agar tidak sebelum dan memantau membeli alat oleh ahli gizi
digunakan, berkarat mudah mudah sesudah tempat pengolahan atau tenaga
menggunakan serta masih berkarat berkarat dipakai penyimpanan harus gizi dapat
sabun dan air layak alat memastikan menjamin
mengalir digunakan alat yang mutu
disimpan
sesuai
prosedur
Fisik Alat pengolahan dengan pangan yang
direndam spesifikasi akan diolah
dengan air
hangat/di
cuci
menggun
akan
sabun dan
air
mengalir
Penggorengan Fisik Pekerja TKK Tidak ada Kebersihan dan Di tempat Memastikan Saat Tenaga Tenaga pemasak Pemeriksaan
tempe menggunakan benda asing perlengkapan pengolahan penjamah pengolah pemasak harus mencuci tenaga pemasak
APD seperti rambut APD bahan menggunakan anbahan tangan dan harus
yang tenaga makanan APD makanan menggunakan menggunakan
terkontami nasi pemasak lengkap serta APD lengkap APD dan
ke bahan agar tidak menjaga sampai proses meningkat kan
makanan terjadi kebersihan diri pengolahan pengetahuan
kontaminasi dan tempat selesai tenaga
silang dari pengolahan pemasakakan
penjamah pentingnya
penggunaan
APD
Penumisan Fisik Pekerja TKK Tidak ada Kebersih an Di tempat Memastikan Saat Tenaga Tenaga Pemeriksaan
bumbu dan menggunakan benda dan pengolahan penjamah pengolah pemasak pemasak tenaga
tempe APD asing perlengk bahan menggunakan an bahan harus pemasak harus
seperti apan APD makanan APD makanan mencuci menggunakan
rambut tenaga lengkap serta tangan dan APD dan
yang pemasak menjaga menggunakan meningkat kan
terkontami agar tidak kebersihan APD lengkap pengetahuan
nasi ke terjadi diri dan sampai tenaga
bahan kontamin asi tempat proses pemasakan
makanan silang dari pengolahan pengolahan pentingnya
penjamah selesai pengunaan
APD
Pendistribusian Fisik Menjaga TKK Plato yang Penggunaan Di tempat Memastikan Sesudah Bagian Penjamah harus Pemeriksaan
higiene sanitasi digunakan perlengk penyajian alat yang pemasakan penjamah memperhatikan peralatan
peralatan, dalam kedaan apan alat digunakan penggunaan untuk
tempat, dan yang bersih, penyajian dalam perlengkapan penyajian
penjamah tidak berkarat serta keadaan dan penyajian
makanan dan tidak kebersihan bersih dan makanan dalam
berair peralatan kering keadaan bersih
dan kering
B. Pembahasan
1. Fungsi Pengawasan Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan gizi dirumah
Sakit, ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keamanan pelayanan
gizi. Fungsi dari kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu dalam
pelayanan gizi dirumah sakit adalah mengawasi setiap tahapan proses,
menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan serta menghasilkan
pelayanan yang bermutu.
1. Persiapan Alat
Persiapan alat di RSUD Zainal Abidin Pagaralam bertujuan
untuk mempermudah pada saat proses pengolahan.
3. Cara persiapan
Bahan-bahan disiapkan untuk mempermudah proses
pengolahan, sebelum digunakan bahan dibersihkan dan dicuci
terlebih dahulu untuk menjamin mutu pangan yang diolah.
8. Cara penyajian
Tempe disajikan pada plato menu pasien sebagai lauk
nabati pada siklus menu keenam.
A. Kesimpulan
1) Dari kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu dalam pelayanan
gizi dirumah sakit cara pencegahan bahaya menu Tempe bumbu
kecap Pemilihan Tempe sesuai dengan spesifikasi, lalu lalu
disimpan dalam wadah kedap udara.
3) Batas kritis pada menu Tempe bumbu kecap adalah tempe sesuai
dengan spesifikasi, lalu disimpan dalam wadah kedap udara
Sedangkan batas kritis Tempe berwarna putih bersih, tekstur tidak
mudah hancur dan aroma jamur tidak menyengat. pada pemakaian
alat, alat harus dalam kondisi bersih, dan tidak berkarat serta masih
layak digunakan. Pada pengolahan penumisan Tempe bumbu kecap
tidak ada benda asing seperti rambut yang terkontaminasi ke bahan
makanan dan pada saat pendistribusian, Plato yang digunakan
dalam kedaan yang bersih, tidak berkarat dan tidak berair.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pihak Instalasi Gizi di RSUD
Zainal Abidin Pagaralam dengan adanya penelitian ini adalah:
1) Dalam rangka mencapai penerapan sistem HACCP secara maksimal,
perlu komitmen tinggi dari manajemen yang tepat untuk
melaksanakan HACCP ini secara berkesinambungan dan
menyeluruh.
2) Mengadakan evaluasi tentang hygiene sanitasi kepada tenaga
penjamah.
3) Sebaiknya pengawasan hygiene sanitasi terhadap tenaga pengolah
dan peralatan lebih ditingkatkan terutama dalam penggunaan APD
selama proses kinerja berlangsung sehingga makanan yang diolah
dan diberikan kepada konsumen selalu dalam keadaan yang
berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://environment- indonesia.com/tujuh-prinsip-haccp/
diakses pada 8 Januari 2022
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama