Oleh :
KADEK DWI ANGGARINI
P07120015026
Oleh:
KADEK DWI ANGGARINI
P07120015026
i
ii
iii
iv
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS
DALAM PEMENUHAN GANGGUAN NYERI AKUT DI WILAYAH
KERJA UPT KESMAS SUKAWATI I GIANYAR
ABSTRAK
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut
dan kronik. Karakteristik pada gastritis meliputi nafsu makan berkurang, rasa
penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan mual. Tujuan penelitian
karya tulis ilmiah ini untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien
gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut. Metode yang digunakan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus
pada dua pasien gastritis dengan gangguan nyeri epigastrium. Menurut hasil yang
didapatkan pada pengkajian pasien 1 dan pasien 2 mengatakan nyeri ulu hati,
tampak meringis bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu
makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis, diagnosa yang muncul pada pasien 1
dan pasien 2 yaitu nyeri akut dan defisit pengetahuan, intervensi keperawatan
pasien 1 dan 2 sesuai NIC manajemen nyeri, implementasi yang dilakukan yaitu
pengkajian nyeri, mengurangi faktor stress, membantu dukungan keluarga,
edukasi pencegahan nyeri, dan terapi antasida doen, evaluasi pasien 1 mengalami
penurunan nyeri dari 5 menjadi 2 dan pasien 2 menurun dari 6 menjadi 2, kedua
pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. Saran yang diharapkan keluarga
dan kedua pasien saling memperhatikan kesehatan dan melakukan pola hidup
sehat.
v
DESCRIPTION OF NURSING INSTITUTIONS IN GASTRITIS PATIENTS
IN MEETING OF ACUTE PAIN DISEASES IN REGION
WORK UPT KESMAS SUKAWATI I GIANYAR
ABSTRACT
vi
RINGKASAN PENELITIAN
vii
diobservasi yaitu karakteristik nyeri pasien, mengonsumsi obat sesuai anjuran
puskesmas, dan mengikuti saran dari petugas kesehatan. Implementasi diberikan
sesuai dengan perencanaan tindakan. Hanya pada kunjungan ketiga tidak
diberikan informasi mengenai nyeri, hal ini dikarenakan pasien mengatakan sudah
paham mengenai nyeri. Evaluasi pada Ny WR skala nyeri pada awal yaitu 5
menjadi skala 2, dan Ny KE awal skala nyeri 6 menjadi 2. Kedua pasien
mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, tidak tampak gelisah, tidak tampa
meringis.
Dengan adanya studi kasus ini disarankan UPT Kesmas Sukawati I untuk
meningkatkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di lingkungan kerja
mengenai penyakit tidak menular termasuk gastritis. Kedua keluarga pasien
diharapkan saling memperhatikan kesehatan anggota keluarga serta memberikan
motivasi untuk selalu melakukan pola hidup sehat. Peneliti menyadari dalam
penyusunan karya tulis ini memiliki banyak kekurangan sehingga sangat
diharapkan apabila pembaca ingin menyempurnakan karya tulis ini.
viii
KATA PENGANTAR
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan
UPT Kesmas Sukawati I GianyarTahun 2018” tepat waktu dan sesuai dengan
harapan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Keperawatan.
peneliti sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.
3. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III yang
ix
4. Bapak I Ketut Gama, SKM.,M.Kes, selaku pembimbing utama yang telah
7. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................iv
ABSTRAK ……………………………………..………….……….……………. v
RINGKASAN …………………………………………….……………………. vii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI …………………………………………….……………………… xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………..……………… xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6
xi
1. Pengertian Nyeri Akut.................................................................................8
8. Penilaian Nyeri...........................................................................................17
1. Pengkajian...........................................................................................................21
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................................24
3. Intervensi Keperawatan..............................................................................24
5. Implementasi Keperawatan........................................................................31
6. Evaluasi Keperawatan................................................................................31
1. Pohon Masalah...........................................................................................33
2. Alur Penelitian...........................................................................................34
xii
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................39
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gaya hidup manusia. Disamping itu peningkatan usia harapan hidup sejalan
satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin,
2011).
Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan bagi
makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi lambung bagi
tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan dan bekerja sebagai
dicampurkan dengan asam lambung dan dengan cara ini disiapkan untuk dicerna
dapat bersifat akut dan kronik (Price & Wilson, 2006). Gastritis akut adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian
akan memproteksi dirinya dengan lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan
menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau
& Sari, 2011). Penyebab Gastritis tidak jelas. Reaksi imonologik dengan
terbentuknya antibodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik. Faktor
(obat anti inflamasi non steroid) secara kronik diduga berperan sebagai penyebab.
Tanda dan gejala dari gastritis adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa asam di
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada penderita
gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang
sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut.Nyeri di bagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis
berlangsung lebih dari 3 bulan.(Mubarak et al., 2015) .Nyeri pada gastritis timbul
seperti prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut berperan dalam
persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China
31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis
2
prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Data Gastritis di
yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
menyusahkan kita (Gustin, 2011). Menurut data penderita gastritis di daerah UPT
Gastritis dengan jumlah 312 penderita pada tahun 2016, jumlah laki – laki
sebanyak 162 penderita dan perempuan sebanyak 168 penderita. Jumlah ini
meningkat ke tahun 2017 dengan total dari bulan Januari – September sebanyak
415 penderita, laki – laki sebanyak 199 penderita dan perempuan sebanyak 216
hati. Data penderita Gastritis di dapatkan 100% mengeluh nyeri ulu hati pada
penelitian yang dilakukan oleh Alini (2015) yang dilaksanakan di Desa Sibiruang
pada tanggal 09 juni 2015–16 juni 2015. Dari 55 responden didapatkan data
bahwa yang mengalami nyeri ringan sebanyak 26,93%, nyeri sedang 57,69%, dan
sebanyak 33,33% pada pasien yang dirawat di ruang penyakit dalam RSD HM
Selama kadar asam lambung dalam tubuh sesuai kadar normal tidak akan
menyebabkan suatu gangguan atau penyakit, tetapi jika kadar asam lambung
dalam tubuh berlebih maka akan berdampak pada keadaan fisik pasien seperti
3
perilaku pasien akan fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri, gelisah,
pengaruh pada aktivitas sehari –hari yang kurang mampu dalam aktivitas rutin
nyeri dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu secara farmakologis dan non
tertentu tanpa menggunakan obat (Potter & Perry, 2009). Dalam penilitian terapi
dalam RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai
Mei 2011 didapatkan data dari 10 kasus gastritis yang mengalami keluhan nyeri
akut sebanyak 100% dan setelah di berikan terapi farmakologi sebanyak 90%
keluhan nyeri akut menghilag, dan 10% keluhan nyeri akut berkurang. Dan lama
30% kurang dari seminggu, 40% mengalami perbaikan selama satu minggu, dan
Tidak Menular (PTM) dimana salah satunya mencakup penyakit gastritis yang
terjadi akibat berbagai factor resiko seperti merokok, diet tidak sehat, kurang
4
Posbindu PTM, sedangkan pengobatan dan rehabititasi di fasilitas pelayanan
surveilans faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). Surveilans faktor risiko
guna menghasilkan data dan informasi yang valid sebagai bahan perencanaan,
mengalami Gastritis dengan waktu yang lama bahkan menahun. Dan dari 6
responden tersebut mengatakan 100% mengeluh nyeri ulu hati yang akut dengan
B. Rumusan Masalah
Gianyar?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT
2. Tujuan Khusus
pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT
Gianyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja
2. Manfaat Praktis
meningkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam
Gianyar.
b. Bagi Peneliti
gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar. Selain
itu penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu cara peneliti dalam
c. Bagi masyarakat
penelitian pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu
asuhan keperawatan pada seorang pasien di rumah sakit(Perry & Potter, 2009).
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera
akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang
dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang
jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al., 2015).
keperawatan pada pasien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk memulai
mendiskusikan tentang tipe-tipe nyeri, antara lain melihat nyeri dari segi durasi
nyeri, tingkat keparahan dan intensitas, model transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif
a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,
sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.
Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika
terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti
pada kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam
9
yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus,
limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan
digunting atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa
sakit kalau mengalami inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri
viseral umumnya terasa tumpul, lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa
mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit.
Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah,
proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
diaphoresis.
Nyeri ulu hati bukanlah merupakan suatu diagnosis medis, tapi merupakan
10
gejala dari suatu penyakit. Nyeri ulu hati dapat terjadi akibat adanya peradangan
pada mukosa lambung.Keluhan nyeri ulu hati adalah keluhan fisik subjektif
abdomen tengah atas. Nyeri pada daerah epigastrium adalah nyeri yang
berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang
whisky, vodka dan gin. Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
c. Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H. Pylori, namun
11
Secondary syphilis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh infeksivirus seperti
dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting alkali
produksi limfosit dari kelenjar timus dan kelenjar limfe. Penurunan produksi
et al., 2010).
(
nociception) (Perry & Potter, 2009). Mekanisme Nyeri Akut melalui proses
12
nosisepsis adalah sebagai berikut :
a. Transduksi adalah proses di mana suatu stimulus kuat dubah menjadi aktivitas
listrik yang biasa disebut potensial aksi. Dalam hal nyeri akut yang disebabkan
potensial aksi (impuls listrik). Perubahan zat-zat kimia menjadi impuls listrik
b. Konduksi adalah proses perambatan dan amplifikasi dari potensial aksi atau
impuls listrik tersebut dari nosiseptor sampai pada kornu posterior medula
c. Modulasi adalah proses inhibisi terhadap impuls listrik yang masuk ke dalam
kornu posterior, yang terjadi secara spontan yang kekuatanya berbeda- beda
neuron kedua terjadi dikornu posterior medula spinalis, dari mana ia naik
sistem limbik.
e. Persepsi adalah proses yang sangat kompleks yang sampai saat ini belum
diketahui secara jelas. Namun, yang dapat disimpulkan di sini bahwa persepsi
13
sensoris di korteks somatosensoris dengan aktivitas emosional dari sistim
a. Tahap perkembangan
akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak – anak
dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri
untuk mereka. Di sisi lain, prevalensi nyeri ada individu lansia lebih tinggi karena
penyakit akut atau kronis dan degenerative yang diderita. Walaupun ambang batas
nyeri tidak berubah karena penuaan, efek analgesik yang diberikan menurun
b. Jenis kelamin
menganggap bahwa seorang anak laki – laki harus berani dan tidak boleh
menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
Namun, secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
14
berespon terhadap nyeri (Mubarak et al., 2015).
c. Keletihan
koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita
penyakit dalam jangka waktu lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur,
maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri seringkali lebih
diabandingkan pada akhir hari yang melelahkan (Perry & Potter, 2009).
dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang
nyeri yang lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari
e. Gaya koping
nyeri..Seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus internal merasa bahwa diri
15
seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus eksternal lebih merasa bahwa
bertanggung jawab terhadap nyeri yang dirasakanya. Oleh karena itu, koping
f. Makna nyeri
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara
kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan. Derajat dan kualitas
nyeri yang dipersepsikan pasien berhubungan dengan makna nyeri (Perry &
Potter, 2009).
g. Ansietas
nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang
menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering
kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian (Perry & Potter, 2009).
yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup.
16
hal ini dapat memngaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga
terjadilah persepsi nyeri.Latar belakang etnik dan budaya merupakan factor yang
memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Sebagai contoh, individu
sedangkan indiviidu dari budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan
mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain (Mubarak et al., 2015)
Nyeri merupakan salah satu khas tanda dan gejala dari gastritis.Respon
fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keadaan dan sifat nyeri serta
ancaman yang potensial terhadap kesejahteraan pasien. Saat awitan nyeri akut,
denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi nafas akan mengalami peningkatan.
Selain itu pasien yang mengalami nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan
tubuh yang khas dan berespon secara vocal serta mengalami kerusakan dalam
dan hanya fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri yang akan menurunkan
rentang perhatian. Serta pasien akan kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas
serta dapat mengganggu aktivitas social dan hubungan social (Perry & Potter,
2009)
8. Penilaian Nyeri
nyeri yang efektif.Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk
17
menilai derajat nyeri.Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien
al., 2015):
yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala pendeskripsian verbal /Verbal
Descriptor Scale (VDS) merupakan garis yang terdiri tiga sampai lima kata
Pendeskripsian ini mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”,
dan pasien diminta untuk menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak
18
nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
(anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling
akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat berat.Setelah itu, pasien
untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan pada geriatri dengan gangguan
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
a. Antasida Doen
19
Idikasi : mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan
seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh
pada lambung.
Efek samping : sembelit, diare, mual, muntah, dan gejala – gejala tersebut akan
b. Ranitidine
20
Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak
c. Omeprazole
d. Lanzoprazol
usus.
Kontra indikasi: -
21
B. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut
1. Pengkajian
adalah proses pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara
pasien (Kozier et al., 2010). Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya
yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing – masing individu, maka
perawat perlu mengkaji semua faktor yang memengaruhi nyeri seperti faktor
terdiri atas dua komponen utama, yakni riwayat nyeri untuk mendapatkan data
dari pasien dan observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis
Data perawatan yang dikaji dan mesti didapatkan pada pasien mencakup
a. Alasan masuk rumah sakit (MRS) : keluhan utama pasien saat MRS dan saat
menurut Suratun & Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu
makan berkurang, rasa penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati),
22
dan mual.
yaitu factor yang memngaruhi gawat atau ringannya nyeri; quality, kualitas
dari nyeri seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat; region yaitu daerah
perjalaran nyeri; severity adalah keparahan atau intensitas nyeri; dan time
adalah lama atau waktu serangan atau frekuensi nyeri) (Mubarak et al., 2015).
b. Riwayat nyeri
tersebut dengan kata – kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu
perawat memahami makna nyeri bagi pasien dan bagaimana koping terhadap
gambar tubuh. Pasien bias menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Ini
sangat bermanfaat, terutama untuk pasien yang memiliki lebih dari satu
2) Intensitas nyeri. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah
dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang
paling sering digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0” menandakan
23
tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang
berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologic nyeri serta pilihan tindakan
4) Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval
nyeri. Oleh karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa
lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang , dankapan nyeri terakhir kali
nyeri. Sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri.
Selain itu, faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau panas )
serta stressor fisik dan emosional juga dapat memicu munculnya nyeri
makanan kesukaan.
kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah sulit tidur dan kelemahan
24
8) Pola Kognitif menjelaskan pengkajian Penyuluhan dan pembelajaran sudah
10) Respons afektif. Respons afektif pasien terhadap nyeri bervariasi, bergantung
pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, serta banyak
2. Diagnosa Keperawatan
2010)
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim Pokja (2016) pada pasien
muncul, yaitu :
1. Defisit nutrisi
3. Nyeri akut
4. Defisit pengetahuan
25
3. Intervensi Keperawatan
gastritis, meliputi :
Tabel 1
1 2 3 4
26
penurunan berat dan vitamin C
badan yang berarti 4. Berikan substansi gula
5. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
6. Berikan makanan yang
4
1 2
terpilih
7. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
8. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
9. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian
27
Kriteria hasil : akurat
2. Monitor status hidrasi
1. Tidak ada tanda –
(kelembapan membrane
tanda dehidrasi
mukosa, nadi adekuat,
2. Elastisitas turgor
tekanan darah
kulit baik,
ortostatik), jika
membrane mukosa
diperlukan
lembab, tidak ada
3. Monitor vital sign
rasa haus yang
4. Monitor masukan
berlebihan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
5. Monitor status nutrisi
6. Dorong masukan oral
7. Dorong keluarga untuk
bantu pasien makan
8. Tawarkan
1 2 3 4
28
2. Melaporkan bahwa 3. Gunakan teknik
nyeri berkurang komunikasi terapeutik
dengan untuk mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri
manajemen nyeri pasien.
3. Mampu mengenali 4. Kaji pengetahuan dan
nyeri (skala, kepercayaan pasien
intensitas, frekuensi mengenai nyeri.
dan tanda nyeri) 5. Pertimbangkan
4. Menyatakan rasa pengaruh budaya
nyaman setelah terhadap respon nyeri.
nyeri berkurang 6. Kaji bersama pasien
mengenai factor – factor
yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri.
7. Evaluasi bersama
pasien dan tim
4
29
1 2
Manajemen Obat
30
protokol.
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang
sesuai.
3. Monitor efek samping
obat.
4
1 2 3
31
pasien mengenai obat –
obatan.
6. Pantau kepatuhan
mengenai regimen obat.
7. Ajarkan pasien dan/atau
keluarga mengenai
metode pemberian obat
yang sesuai.
8. Ajarkan pasien dan/atau
anggota keluarga
mengenai tindakan dan
efek samping yang
diharapkan dari obat.
2
1
32
melaksanakan dengan cara yang tepat
prosedur yang 3) Gambarkan tanda dan
dijelaskan secara gejala yang biasa
benar muncul pada penyakit,
4) Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan 4) Gambarkan proses
kembali apa yang penyakit, dengan cara
dijelaskan perawat , yang tepat
tim kesehatan 5) Identifikasi
lainnya. kemungkinan
penyebab, dengan cara
yang tepat
6) Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7) Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan dating dan
atau proses
pengontrolan penyakit
5) Implementasi Keperawatan
33
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan atau
al., 2010).
6) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam
konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika pasien
al., 2010). Evaluasi nyeri merupakan salah satu dari berbagai tanggung jawab
melakukan observasi dengan penuh perhatian dan mengetahui respon apa yang
akan diantisipasi berdasarkan jenis terapi nyeri, waktu pemberian terapi, sifat
fisiologis setiap cedera atau penyakit dan respon pasien terdahulu (Perry & Potter,
2009).
34
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Pohon Masalah
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,
2013).
dalam, penggunaan oains yang terus menerus, mengonsumsi alkohol, serta stress
prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang
reseptor nyeri dan akan timbul sensasi nyeri pada bagian epigastrium atau ulu
yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarak et al., 2015). Apabila nyeri pada pasien
gastritis tidak ditangani maka akan berdampak pada tekanan darah, denyut
pemikiran dari penelitian ini dalam bentuk pohon masalah sebagai berikut.
OAINS H. Pylori Alkohol Stres
Menurunkan barrier
lambung terhadap
asam lambung
Inflamasi
Nyeri epigastrium
Nyeri Akut
36
2. Alur Penelitian
Proses Keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu tahap pertama pengkajian
untuk menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan
spiritual pasien (Kozier et al., 2010). Tahap kedua diagnosa keperawatan adalah
perencanaan (Kozier et al., 2010). Dan tahap kelima evaluasi adalah aktivitas
Evaluasi
37
Gambar 5 Alur Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis
dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut
B. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
kesimpulannya (Sugiyono, 2014) .Dalam penelitian ini akan diteliti satu variabel
2. Definisi operasional
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur dan mempermudah dalam
persepsi maka perlu disusun definisi operasional yang merupakan penjelasan dari
Tabel 2
1 2 3 4 5
38
1 Pemenuhan Dalam memenuhi Lembar Nominal
Gangguan gangguan nyeri akut Observasi
1. Ya (sesuai
Nyeri Akut pada pasien gastritis
dengan
Pada Pasien dilakukan upaya untuk
anturan)
Gastritis mengurangi nyeri akut
dengan memberikan 2. Tidak (tidak
health education, sesuai dengan
penanganan aturan)
farmakologi, serta
mengukur karakteristik
nyeri.
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada
(2013) penelitian studi kasus merupakan penelitian dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini
dapat berarti satu orang , kelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Unit
yang menjadi masalah tersebut secara mendalamdianalisa baik dari segi yang
kejadian yang berhubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi dari kasus
terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu , meskipun yang diteliti dalam
kasus teresbut hanya berebntuk unit tunggal , namun dianalisa secara mendalam.
dengan mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi. Penelitian
ini menggunakan rancangan studi kasus yaitu gambaran asuhan keperawatan pada
Gianyar dilakukan pada tanggal 20-22 Mei 2018 dan 26-28 Mei 2018.
Penelitian pada studi kasus mengenal populasi dan sampel, namun lebih
mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek
studi kasus sejumlah 2 pasien yang diamati secara mendalam. Peneliti dalam hal
ini akan membahas masalah-masalah yang muncul pada 2 orang pasien dalam
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gastritis. Kien yang dijadikan
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
pendarahan)
38
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah dijadikan acuan
studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pemberian asuhan
yang digunakan dalam studi kasus diuraikan pada bagian ini yang terdiri dari
jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa
yang dipergunakan, pekerjaan dan alamat. Metode pengumpulan dalam karya tulis
kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang dilakukan untuk memperoleh
data subyektif tentang masalah keperawatan yang dihadapi pasien. Pada penelitian
pertanyaan dapat dijawab secara bebas sesuai dengan keluhan pasein (Gulo,
2002).
perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang kesehatan dan
39
lainnya seperi sentuhan, pendengaran dan penciuman. Dalam penelitian ini,
dengan cara masuk kedalam kehidupan partisipan atau subjek penelitian kemudian
mengamati apa yang dilakukan oleh subjek untuk mengidentifikasi suatu variable.
(Gulo, 2002).
Metode Dokumentasi yaitu suatu catatan asli yang dapat dijadikan bukti
hokum, jika suatu saat ditemukan suatu masalah yang berhubungan dengan
a. tahap persiapan.
data.
secara kolektif.
Provinsi Bali.
40
7) Membawa tembusan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Gianyar.
11) Mahasiswa mencari kasus melalui buku register di UPT Kesmas Sukawati I
b. Tahap pelaksanaan
persetujuan dan jika pasien tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan
c. Tahap akhir
41
1) Mahasiswa memeriksa kesenjangan yang muncul dilapangan selama
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis data kualitatif. Metode ini merupakan proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan
1. Reduksi data yaitu memilih dan memusatkan perhatian peneliti dalam hal ini
karakteristik nyeri ulu hati, serta jalannya terapi farmakologis sebagai bentuk
asuhan keperawatan untuk mengatasi nyeri akut yang diperoleh pasien dari
tim medis.
2. Penyajian data yaitu menguraikan seluruh data yang dikaji oleh peneliti
jalannya asuhan keperawatan yang diperoleh pasien terkait dengan nyeri ulu
42
3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan dilakukan setelah data direduksi dan
diperoleh pasien untuk mengatasi keluhan nyeri ulu hati akibat gastritis di
kasus, yang terdiri dari informed consent, anonymity, confidentially dan etical
clearance.
subyek mengerti dengan maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampak
hak responden.
2. Anonymity
data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Peneliti hanya menulis kode pada
43
3. Confidentiality
kerahasiaannya oleh peneliti , hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
44
BAB V
kegiatan berdasarkan fakta dalam mengolah dan menganalisa obyek atau topik
Pada penelitian studi kasus ini menetapkan dua pasien untuk menjadi
pertama dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 20-22 April 2018. Penelitian
pada pasien kedua dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 26-28 April 2018,
Tabel 3
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan
Nyeri Akut di Wilayah Kerja UPT. Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Hasil
Ny WR Ny KE
Teori
1 2 3
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
1) Nyeri epigastrium Terdapat nyeri Terdapat nyeri
epigastrium epigastrium
2) Kembung Terdapat kembung Terdapat rasa penuh di
1 2 3
perut / kembung
3) Mual / muntah Ditemukan rasa mual Ditemukan rasa mual
4) Nafsu makan Ditemukan nafsu Ditemukan nafsu
menurun makan menurun makan menurun
b. Data Fisiologis
Psikologis-
Perilaku-
Relasional-
Lingkungan
1) Kebutuhan rasa Pasien mengatakan Pasien mengatakan
nyaman (nyeri). karakteristik nyeri karakteristik nyeri
a) Karakteristik yang dialami: yang dialami:
nyeri dengan
pendekatan
PQRST
Provokatif/Paliatif, Ditemukan faktor Ditemukan faktor
yaitu faktor stress dan pola makan stress dan pola makan
OAINS, alkohol, tidak teratur akibat tidak teratur akibat
infeksi virus, kambuhnya gejala kambuhnya gejala
infeksi bakteri, gastritis gastritis
infeksi jamur,
makanan dan ‘
minuman bersifat
iritan, pola makan
tidak teratur, stress.
quality, kualitas Ditemukan rasa perih Ditemukan rasa perih
dari nyeri seperti
rasa terbakar/perih
1 2 3
region yaitu Terdapat nyeri Terdapat nyeri
daerah yang epigastrium epigastrium
46
dirasakan nyeri
muncul seperti
epigastrum atau
ulu hati
severity adalah Ditemukan nyeri Ditemukan nyeri
intensitas nyeri sedang dengan skala sedang dengan skala
0: tidak nyeri nyeri 5 nyeri 6
1-3: nyeri ringan
4-6: nyeri sedang
7-9: nyeri berat
terkontrol
10: nyeri berat
tidak terkontrol
time adalah lama T: nyeri yang T: nyeri yang
atau waktu dirasakan hilang dirasakan hilang
frekuensi nyeri timbul tapi sering. timbul tapi sering.
2
Ditemukan gelisah
1 Ditemukan sulit tidur 3
Gelisah Terdapat nafsu makan Ditemukan gelisah
47
Sulit tidur berubah
Nafsu makan
Tidak ditemukan Ditemukan sulit tidur
berubah
proses berfikir Terdapat nafsu makan
terganggu berubah
Proses berfikir
terganggu
Tidak ditemukan Tidak ditemukan
berfokus pada diri proses berfikir
sendiri terganggu
Berfokus pada
diri sediri Terdapat diaphoresis
Tidak ditemukan
berfokus pada diri
sendiri
Diaphoresis
Terdapat diaphoresis
2) Pola metabolik-
nutrisi Ditemukan mual
a) mual / muntah Ditemukan mual Ditemukan makan
b) makan tidak Ditemukan makan tidak teratur
teratur tidak teratur Ditemukan nafsu
makan berkurang
c) nafsu makan Ditemukan nafsu
berkurang makan berkurang
3) Pola
aktivitas/istirahat
a) kelemahan / Ditemukan lemah Ditemukan lemah
kelelahan
b) sulit tidur
Ditemukan sulit tidur Ditemukan sulit tidur
1
2 3
4) Integritas ego
a) faktor stress Terdapat faktor stres Terdapat faktor stress
5) Penyuluhan dan
pembelajaran
a) Kurang Ditemukan kurang Ditemukan kurang
48
mengetahui paham tentang mengetahui penyakit
tentang penyakitnya yang dialami
penyakit atau
kondisi
kesehatannya
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang
kemungkinan muncul, yaitu :
1) Defisit nutrisi
2) Kekurangan volume Tidak ditemukan Tidak ditemukan
cairan Tidak ditemukan Tidak ditemukan
3) Nyeri akut
4) Defisit pengetahuan Ada Ada
Ada Ada
3. Intervensi
keperawatan
a. Nyeri akut Nyeri akut Nyeri akut
Tujuan (NOC) dan kriteria Tujuan (NOC) dan Tujuan (NOC) dan
hasil : kriteria hasil : kriteria hasil :
Pain control Pain control Pain control
Kriteria hasil : Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol 1) Mampu mengontrol 1) Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab nyeri (tahu penyebab nyeri (tahu penyebab
1 2 3
nyeri) nyeri) nyeri)
2) Melaporkan bahwa 2) Melaporkan bahwa 2) Melaporkan bahwa
nyeri berkurang nyeri berkurang nyeri berkurang
dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan
manajemen nyeri manajemen nyeri manajemen nyeri
3) Mampu mengenali 3) Mampu mengenali 3) Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, nyeri (skala, intensitas, nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda frekuensi dan tanda frekuensi dan tanda
nyeri) nyeri) nyeri)
49
4) Menyatakan rasa 4) Menyatakan rasa 4) Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri nyaman setelah nyeri nyaman setelah nyeri
berkurang berkurang berkurang
Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan
(NIC) : (NIC) : (NIC) :
Pain management Pain management Pain management
1) Lakukan 1) Lakukan pengkajian 1) Lakukan pengkajian
pengkajian nyeri nyeri komprehensif nyeri komprehensif
komprehensif yang yang meliputi lokasi, yang meliputi lokasi,
meliputi lokasi, karakteristik, karakteristik,
karakteristik, onset/durasi, onset/durasi, frekuensi,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas atau
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi.
beratnya nyeri dan faktor presipitasi.
faktor presipitasi. 2) Kurangi bersama
2) Kurangi bersama 2) Kurangi bersama pasien mengenai
pasien mengenai factor pasien mengenai factor–factor
– factor presipitasi factor – factor presipitasi nyeri.
nyeri. presipitasi nyeri. 3) Bantu pasien dan
3) Bantu pasien dan 3) Bantu pasien dan 3
1 2 keluarga untuk
keluarga untuk keluarga untuk mencari ;dan
mencari dan mencari dan menemukan
menemukan menemukan dukungan.
dukungan. dukungan. 4) Berikan informasi
4) Berikan informasi 4) Berikan informasi mengenai nyeri,
mengenai nyeri, mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
seperti penyebab seperti penyebab berapa lama nyeri akan
nyeri, berapa lama nyeri, berapa lama dirasakan.
nyeri akan dirasakan. nyeri akan dirasakan. 5) Pilih dan lakukan
5) Pilih dan lakukan 5) Pilih dan lakukan penanganan nyeri
50
penanganan nyeri penanganan nyeri (farmakologi , non
(farmakologi , non (farmakologi , non farmakologi dan
farmakologi dan farmakologi dan iterpersonal)
interpersonal) nterpersonal)
b. Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan
Tujuan NOC : Tujuan NOC : Tujuan NOC :
Knowledge : disese Knowledge : disease Knowledge : disease
process process process
Kriteria hasil : Kriteria hasil : Kriteria hasil
1) Pasien dan keluarga 1) Pasien dan 1) Pasien dan
menyatakan keluarga menyatakan keluarga menyatakan
pemahaman tentang pemahaman tentang pemahaman tentang
penyakit, kondisi, penyakit, kondisi, penyakit, kondisi,
prognosis dan program prognosis dan program prognosis dan program
pengobatan pengobatan pengobatan
2) Pasien dan keluarga 2) Pasien dan 2) Pasien dan
mampu melaksanakan keluarga mampu keluarga mampu
prosedur yang melaksanakan prosedur melaksanakan prosedur
dijelaskan secara benar yang dijelaskan secara yang dijelaskan secara
benar benar
1 2 3
3) Pasien dan keluarga 3) Pasien dan 3) Pasien dan
mampu menjelaskan keluarga mampu keluarga mampu
kembali apa yang menjelaskan kembali menjelaskan kembali
dijelaskan perawat , apa yang dijelaskan apa yang dijelaskan
tim kesehatan lainnya. perawat , tim kesehatan perawat , tim kesehatan
lainnya. lainnya.
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
(NIC) : (NIC) : (NIC) :
1) Gambarkan tanda dan 1) Gambarkan tanda dan 1) Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa gejala yang biasa gejala yang biasa
muncul pada penyakit, muncul pada muncul pada
dengan cara yang tepat penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara
51
yang tepat yang tepat
2) Gambarkan proses 2) Gambarkan proses 2) Gambarkan proses
penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara
yang tepat yang tepat yang tepat
3) Identifikasi 3) Identifikasi 3) Identifikasi
kemungkinan kemungkinan kemungkinan
penyebab, dengan cara penyebab, dengan penyebab, dengan
yang tepat cara yang tepat cara yang tepat
4) Diskusikan perubahan 4) Diskusikan 4) Diskusikan
gaya hidup yang perubahan gaya perubahan gaya hidup
mungkin diperlukan hidup yang mungkin yang mungkin
untuk mencegah diperlukan untuk diperlukan untuk
komplikasi di masa mencegah mencegah komplikasi
yang akan datang dan komplikasi di masa di masa yang akan
atau proses yang akan datang dan datang dan atau
pengontrolan atau proses proses pengontrolan
penyakit pengontrolan penyakit
penyakit
1 2 3
4) Implementasi
keperawatan
Kunjungan pertama 20 April 2018 / 11.00 26 April 2018 / 12.10 wita
1. Melakukan pengkajian wita
Melakukan pengkajian nyeri
nyeri komprehensif
Melakukan komprehensif
yang meliputi lokasi,
pengkajian nyeri
karakteristik,
komprehensif
onset/durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan
12.25 wita
faktor presipitasi.
11.20 wita Melakukan mengurangi
Melakukan engan pasien mengenai
2. Mengurangi bersama
52
pasien mengenai factor mengurangi dengan faktor
– factor presipitasi pasien mengenai
nyeri. faktor
12.35 wita
11.35 wita Melakukan mencari
3. Membantu pasien dan Melakukan mencari dukungan untuk pasien dan
keluarga untuk dukungan untuk keluarga
mencari dan pasien dan keluarga
menemukan
12.40 wita
dukungan.
11.40 wita
Memberikan informasi
4. Memberikan informasi
Memberikan
mengenai nyeri,
informasi
seperti penyebab
nyeri, berapa lama 3
2
nyeri akan dirasakan.
11.45 wita
12.45 wita
Memberikan terapi
1 Memberikan terapi
farmakologi
5. Memilih dan lakukan
Antasida doen 400 farmakologi
penanganan nyeri Antasida doen 400 mg
mg
(farmakologi , non
farmakologi dan
21 April 2018/ 10.05
interpersonal) 27 April 2018/ 10.05 wita
wita
Melakukan Melakukan pengkajian nyeri
Kunjungan kedua
pengkajian nyeri komprehensif
1. Melakukan pengkajian
komprehensif
nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristik,
10.20 wita
onset/durasi, 10.20 wita
Melakukan
frekuensi, kualitas,
pengkajian mengenai Melakukan pengkajian
intensitas atau mengenai faktor
faktor
beratnya nyeri dan
53
factor
54
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan 15.44 wita
factor 15.44 wita
2
2. Mengkaji serta Tidak melakukan 3
mengurangi bersama membantu pasien dan Tidak melakukan membantu
pasien mengenai factor keluarga mencari pasien dan keluarga mencari
– factor yang dapat dukungan dukungan
menurunkan atau
memperberat nyeri.
15.52 wita
15.52 wita
Tidak memberikan Tidak memberikan informasi
3. Membantu pasien dan
informasi
keluarga untuk
1
mencari dan
16.00 wita 16.00 wita
menemukan
Memberikan terapi Memberikan terapi
dukungan.
farmakologi antasida farmakologi antasida doen
doen 450 mg 450 mg
4. Memberikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan.
55
5.Evaluasi keperawatan Minggu, 22 April 2018 / Sabtu, 28 April 2018 /
S: 16.00 wita 16.00 wita
- Mampu mengontrol S: S:
nyeri (tahu penyebab - pasien mengatakan - Pasien mengatakan
nyeri) nyeri yang sudah nyeri yang
- Melaporkan bahwa berkurang, nyeri diarasakan sudah
nyeri berkurang dirasakan di daerah berkurang, nyeri
dengan menggunakan perut kiri dengan skala dirasakan di daerah
manajemen nyeri nyeri 2 dari 0-10 skala perut kiri dan
- Mampu mengenali nyeri, nyeri yang menjalar ke ulu hati,
nyeri (skala, intensitas, dirasakan hilang dengan skala nyeri 2
1 timbul dari 0-10 skala nyeri,
frekuensi dan tanda 2 3
nyeri) - Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
- Menyatakan rasa sudah mengerti hilang timbul.
nyaman setelah nyeri mengenai penyebab - Pasien mengatakan
berkurang nyeri yaitu karena sudah mengerti
O: stress dan kurang mengenai penyebab
- Tidak tampak mengatur jadwal nyeri yaitu stress dan
meringis makan serta akan jadwal makan serta
- Tidak bersikap mengurangi stress dan akan mengurangi
protektif mengatur jadwal stress dan mengatur
- Tidak tampak gelisah, makan. jadwal makan.
menarik diri dan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
berfokus pada diri rasa nyeri yang rasa nyeri yang
sendiri. dirasakan sudah dirasakan sudah
A: masalah keperawatan berkurang walaupun berkurang walaupun
P: rencana selanjutnya pasien sedang berjalan- pasien sedang
jalan berjallan-jalan
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
penanganan nyeri penanganan nyeri
farmakologi farmakologi
56
menurunkan rasa nyeri menurunkan rasa
yang dirasakan jika nyeri yang dirasakan
pasien rutin jika pasien rutin
mengonsumsi obat. mengonsumsi obat.
- Pasien dan keluarga - Pasien dan keluarga
mengatakan akan mengatakan akan
mencoba untuk makan mencoba untuk
1 bersama, dan makan bersama, dan
membawa bekal membawa bekal
apabila ada anggota apabila ada anggota
keluarga yang akan keluarga yang akan
bekerja maupun yang bekerja maupun yang
2 3
menghabiskan waktu menghabiskan waktu
lebih banyak diluar lebih banyak diluar
agar waktu makan agar waktu makan
tidak terlewatkan. tidak terlewatkan.
O: pasien tampak tidak O: pasien tampak tidak
menahan nyeri , tampak menahan nyeri, tampak
tidak meringis, tampak tidak meringis, tampak
tidak berfokus pada diri tdak berfokus pada diri
sendiri dan kooperatif. sendiri, tampak tidak
bersikap protekstif dan
kooperatif.
A: masalah nyeri akut A: masalah nyeri akut
teratasi teratasi
P: pertahankan kondisi P: pertahankan kondisi
B. Pembahasan
penelitian, menganalisa berbagai teori dan hasil penelitian lain untuk menjelaskan
57
interpretasi hasil penelitian (Dharma, 2011). Peneliti mengalami kesulitan dalam
kesibukan responden dalam bekerja. Pengumpulan data pada kasus ini meliputi
1. Pengkajian Keperawatan
pengkajian data fokus sesuai teori yang ada. Pengkajian riwayat kesehatan antara
teori tanda gejala gastritis dengan data pada Ny WR maupun Ny KE sudah sesuai.
Menurut Suratun & Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu
makan berkurang, rasa penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan
dan tidak nyaman, nafsu makan berkurang, serta merasa mual. Dan Ny KE
mengatakan merasa nyeri pada perut bagian kiri dan menjalar ke ulu hati, merasa
perut lebih membesar dari biasanya dan tidak nyaman, mual, dan nafsu makan
menurun.
persepsi nyeri. Nyeri akan diartikan muncul pada daerah epigastrium. Selain itu,
impuls aferen yang berasal dari lambung akan dihantarkan ke pusat muntah.
58
Apabila terjadi reflek muntah di pusat muntah, maka akan dihantarkan melalui
beberapa aktivitas saraf kranialis ke nervus vagus yang terletak di wajah dan
Gejala yang akan terjadi sebelum muntah adalah mual (Corwin, 2009).
Peningkatan jumlah asam lambung yang berlebih akan menimbulkan rasa penuh
atau kembung (rasa tidak nyaman) di perut sehingga menyebabkan selera atau
nafsu makan menurun (Sudoyo et al., 2010). Sesuai dengan penilitian yang
dilakukan oleh Wardaniati & Dahlan (2016) di SMF penyakit dalam RSUD
Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai Mei 2011
beberapa keluhan klinis seperti nyeri epigastrium sebanyak 100%, mual sebanyak
80%, perut terasa kembung sebanyak 30%, dan nafsu makan menurun sebanyak
40%. Maka data pengkajian riwayat kesehatan tanda gejala gastritis kedua pasien
faktor yang kemungkinan menimbulkan nyeri pada gastritis. Pada data lapangan
kambuh karena adanya faktor stress dan pola makan yang tidak teratur. Pasien
yang disebabkan oleh efek hormon norepinephrine dan pengaruh sistem saraf
simpatis yang diproduksi pada saat stress. Norepinephrine dan sistem saraf
59
simpatis yang diproduksi menyebabkan kapiler-kapiler di dinding lambung
(Sudoyo et al., 2010). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniyawan
& Kosasih (2014) pada bulan Mei 2014 dengan lokasi penelitian di UPTD
pola makan pasien yang tidak teratur. Menurut Sudoyo et al. (2010) pola makan
yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila asam lambung
pada dinding lambung, sehingga timbul rasa nyeri pada epigastrium. Gesekan
akan lebih parah apabila lambung dalam keadaan kosong akibat makan yang tidak
teratur. Pasien mengatakan kurang dapat menjaga pola makan karena kesibukan
pasien di rumah dan di tempat kerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sulastri, Siregar, & Siagian (2012) di wilayah kerja puskesmas Kampar Kiri
Hulu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke
Puskesmas Kampar Kiri Hulu pada kurun waktu tertentu yaitu pada bulan
Desember 2011 -Januari 2012 yang berjumlah 53 orang. Hasil penelitian didapat
hasil bahwa jadwal makan untuk penderita gastritis dikategorikan untuk jadwal
makan teratur dengan pola makan teratur 3x sehari dengan selingan diantara
makan pagi dan siang sedangkan untuk jadwal makan tidak teratur adalah jadwal
makan yang tidak sesuai dengan jadwal. Frekuensi responden dengan waktu
60
makan tidak teratut di dapatkan data 71,7% mengalami keluhan gastritis
muncul/kambuh.
sudah sesuai dengan teori yang mengatakan kualitas dari nyeri terasa perih. Nyeri
seperti perih pada daerah epigastrium merupakan respon subjektif yang dirasakan
oleh pasien gastritis. Saat terjadi peningkatan asam lambung hingga menimbulkan
peradangan dinding lambung maka nyeri akan muncul. Persepsi nyeri setiap orang
berbeda (Mubarak et al., 2015). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hamid et al., (2013) di Apotek “X” Surabaya pada bulan Oktober 2013 yang
pada epigastrium. Menurut Sudoyo et al. (2010) keluhan nyeri ulu hati merupakan
keluhan fisik subjektif yang dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium. nyeri
epigastrium atau nyeri ulu hati dapat terjadi akibat dari peradangan mukosa
lambung pada pasien gastritis. Maka keluhan nyeri epigastrium pada Ny WR dan
numeric rating scale yang menggunakan angka 0-10. Penilaian nyeri merupakan
elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri yang efektif.Skala penilaian
nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. Nyeri
dikategorikan menjadi lima tingkat nyeri yaitu tidak nyeri dengan skala nyeri 0,
61
nyeri ringan dengan skala 1-3, nyeri sedang dengan skala 4-6, nyeri berat
terkontrol dengan skala 7-9 dan nyeri berat tidak terkontrol skala 10 (Mubarak et
al., 2015). Pada data di lapangan, Ny WR mengalami nyeri sedang dengan skala
nyeri 5 dan Ny KE mengalami nyeri sedang dengan skala 6. Maka data pada Ny
April 2017. Hasil dari penelitian didapatkan data bahwa pada penderita gastritis
dengan nyeri epigastrium yang mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6
sebanyak 60%.
Pengkajian T (time) merupakan lama atau waktu frekuensi nyeri. Data dari
mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dan sering. Hal ini dipengaruhi
oleh persepsi nyeri yaitu nyeri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang,
juga untuk orang yang sama di saat yang berbeda, makna nyeri juga dipengaruhi
oleh latar belakang sosial budaya dan lingkungan serta pengalaman nyeri masa
Pada pengkajian tanda gejala nyeri kedua pasien tidak ditemukannya keluhan
mengalami proses berfikir terganggu dan berfokus pada diri sendiri. Ini
sedang, menurut teori Mubarak et al. (2015) nyeri sedang memiliki karakteristik
secara objektif yaitu tampak dapat mendeskripsikan tentang nyeri yang dirasakan,
serta dapat mengikuti perintah dengan baik. Sesuai dengan penelitian yang
62
Banjarmasin pada bulan april 2017 didapatkan data dari 15 responden nyeri pada
tampak dapat mendeskripsikan nyeri, dan masih dapat mengikuti perintah dengan
baik.
makan tidak teratur, dan nafsu makan berubah. Menurut Sudoyo et al., (2010)
seperti mual, serta nafsu makan berubah/menurun. Makan/pola makan yang tidak
gesekan pada lambung. Apabila lambung dalam keadaan kosong maka akan
al. (2010) jam tidur pada pasien gastritis akan terganggu dan cenderung sulit tidur
karena pasien akan menahan rasa sakit pada epigastrium. Pasien akan cepat
merasa lelah karena tidak memiliki kualitas istirahat yang cukup. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wulansari & Apriyani (2016) di ruang penyakit
dalam RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung pada bulan juni-juli 2015. Data
gangguan pola tidur sebanyak 53,333% dan yang mengalami kelemahan sebanyak
33,33%. Maka keluhan sulit tidur dan lemah dari kedua pasien sudah sesuai
dengan teori.
63
Pengkajian integritas ego sudah sesuai antara teori dengan data dilapangan
kambuhnya gejala gastritis. Sesuai dengan teori menurut (Warianto , 2012) Stres
pada saat keadaan emosi, ketegangan pikiran dan tidak teraturnya jam makan.
Sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Kurniyawan, C. B., & Kosasih, M.
stress.
kurang mencari informasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zuliandana & Fatmawati, (2016) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada 22-30
Mei 2015 yang mengatakan dari 20 responden pasien gastritis didapatkan data
2. Diagnosa Keperawatan
64
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim Pokja (2016) pada pasien
muncul, yaitu : defisit nutrisi, kekurangan volume cairan, nyeri akut, dan defisit
pengetahuan.
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Tanda gejala
mayor dan minor pada defisit nutrisi yaitu : mayor (berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal) ; minor (cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri
abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah,
otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun,
actual yaitu tanda gejala mayor ditemukan sekitar 80%-100%, dan tanda gejala
minor tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan
dan gejala dapat ditemukan dan divalidasi pada pasien. Sehingga diagnosa
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
65
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Keluhan pada Ny WR
dan Ny KE ditemukan pada gejala tanda mayor dan gejala tanda minor pada nyeri
akut. Data Ny WR mengatakan saat ini lebih dominan pada nyeri ulu hati, tampak
meringis bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu makan
menurun, sulit tidur dan diaphoresis. Ny KE mengatakan merasa nyeri ulu hati,
tampak meringis bila bagian peurt kiri di tekan, bersikap menghindari nyeri,
gelisah, nafsu makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis. Menurut Muttaqin &
Sari, (2011) keluhan nyeri dari pasien sering menjadi keluhan utama dari pasien
kepiler, kekurangan intake cairan dan evaporasi. Gejala dan tanda pada
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
meningkat) dan gejala tanda minor (merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena
volume cairan tidak dapat ditemukan data gejala tanda mayor dan gejala tanda
minor pada Ny WR dan Ny KE. Menurut Tim Pokja (2016) penegakan diagnosa
66
dapat ditemukannya gejala tanda mayor maupun minor pada data pasien.
kedua pasien.
memiliki kesamaan dengan data kedua pasien yaitu : kurang terpapar informasi,
3. Intervensi Keperawatan
keperawatan yang diberikan pada diagnosa keperawatan nyeri akut dengan tujuan
(NOC) dan kriteria hasil pada diagnosa keperawatan nyeri akut : Pain control
67
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), dan menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Dan intervensi keperawatan (NIC) pada
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. Sudah sesuai dengan
nyeri epigastrium apabila kedua pasien mengalami stress atau banyak pikiran
karena tuntutan pekerjaan serta kurang dapat mengatur pola makan karena
yang dilakukan oleh Gustin, (2011) di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi
dari bulan Januari-Juli 2011 yang mengatakan bahwa tingkat stress seseorang
Dan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, Supono, & Hidayah, (2015) di
Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang pada tanggal 13- 18 Mei 2013 yang
mengatakan bahwa pola makan merupakan salah satu faktor yang dapat
mencari dan menemukan dukungan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siska Dwi Handayani, Cecep Eli Kokasih, (2012) di daerah cakupan puskesmas
68
Jatinagor yang mengatakan bahwa adanya pengaruh dukungan keluarga dalam
lama nyeri akan dirasakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono
& Meilani, (2016) di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri pada bulan Mei 2014
antasida doen 400 mg 10 butir tablet dengan aturan minum 3x1 hari. Menurut
dengan kelebihan asam lambung, yang salah satunya adalah nyeri epigastrium.
swamedikasi Apotek “X” Surabaya pada bulan Oktober 2013 yang mengatakan
bahwa obat antasida doen tablet diindikasikan untuk mengatasi gastritis karena
knowledge : disease process dengan kriteria hasil yang meliputi :pasien dan
dijelaskan secara benar, dan pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
(NIC) meliputi :gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat, gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat,
69
identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat, dan diskusikan
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tamsuri & Setiawan, (2014) di Pondok Pesantren
gastritis.
4. Implementasi Keperawatan
gastritis.
pertama pada tanggal 20 april 2018 pada jam 11.00 wita dilakukan pengkajian
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi, sedangkan pada Ny
KE dilakukan kunjungan pertama pada tanggal 26 april 2018 jam 12.10 wita
70
dilakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
Pada jam 11.35 wita Ny WR membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan, dan Ny KE jam 12.35 bantu pasien dan keluarga untuk
informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan
pada Ny WR jam 11.45 wita melakukan pemilihan dan lakukan penanganan nyeri
Dan pada kunjungan kedua, kedua pasien dilakukan setiap tindakan pada
jam yang sama hanya berbeda tanggal. Ny WR dilakukan tanggal 21 april 2018
dan Ny KE dilakukan tanggal 27 april 2018. Jam 10.05 wita dilakukan pengkajian
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor presipitasi. Jam 10.20 wita
71
Jam 10.32 wita dilakukan , membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan. Jam
10.54 wita dilakukan memilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non
keperawatan pada jam yang sama. Jam 15.25 wita dilakukan pengkajian nyeri
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. Jam 15.33 wita mengurangi
bersama pasien mengenai factor – factor presipitasi nyeri. Jam 15.44 wita
dukungan. Jam 15.52 wita tidak memberikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan. Hal ini dikarenakan kedua
Zuliandana & Fatmawati, (2016) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada 22-30
Mei 2015 dengan 20 responden yang mengatakan bahwa dari 45,5% dengan
5. Evaluasi Keperawatan
72
Evaluasi pada kedua pasien menggunakan pendekatan SOAP (Subjektive,
Objektive, Assessment, Planning) dengan menilai dari tujuan (NOC) yaitu pain
control yang memiliki kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), dan
2018 yaitu 5 menjadi skala 2 dari 0-10 skala nyeri, sedangkan Ny KE mengatakan
skala nyeri 2 mengalami penurunana yang awal skala nyeri 6 dari 0-10 skala
nyeri. Kedua pasien mengatakan bahwa rasa nyeri sudah berkurang karena
keluarga, mengurangi stress atau banyak pikiran, serta rutin mengonsumsi obat
penelitian yang dilakukan oleh Wardaniati & Dahlan, (2016) di SMF penyakit
dalam RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai
Mei 2011 yang mengatakan bahwa dari 5 responden gastritis yang melakukan
Dan kedua pasien mengatakan merasa nyaman dari pada sebelumnya saat masih
merasakan keluhan gastritis. Kedua pasien tampak tidak menahan nyeri , tampak
tidak meringis, tampak tidak berfokus pada diri sendiri dan kooperatif. Sudah
gangguan nyeri akut pada pasien gastritis. Masalah keperawatan nyeri akut pada
73
kedua pasien teratasi, dan perencanaan selanjutnya yaitu tetap mempertahankan
C. Keterbatasan
kegiatan pasien.
74
BAB VI
A. Simpulan
bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu makan menurun,
sulit tidur dan diaphoresis. Ny KE mengatakan merasa nyeri ke ulu hati, tampak
meringis bila bagian perut kiri di tekan, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu
tanda gejala yaitu nyeri akut berhubungan dengan inflamasi, dan defisit
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi, kurangi bersama
pasien mengenai factor–factor presipitasi nyeri, bantu pasien dan keluarga untuk
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan pilih dan lakukan
sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun. Hanya pada kunjungan ketiga
penurunana yang awal skala nyeri 6 menjadi 2. Kedua pasien mengatakan bahwa
rasa nyeri sudah berkurang tidak tampak gelisah, dan tidak tampak meringis.
B. Saran
1. Kepada puskesmas
Dengan adanya studi kasus ini yang dilakukan di Wilayah Kerja UPT
termasuk gastritis.
3. Kepada pembaca
76
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PP & PL. (2015). Petunjuk teknis surveilans penyakit tidak menular.
Hamid, R., Hamid, R., A, G. N. V, Wijaya, I. N., Yuda, A., Farmasi, J., & Vol, K.
(2013). SECARA SWAMEDIKASI ( STUDI PADA PASIEN APOTEK “ X
” SURABAYA ), 1(2), 49–52.
Hernita, N., Nurhanifah, D., & Rahmawati. (2017). Pengaruh Tirah Baring
Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium pada Klien Gatsritis di Pelayanan
Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin, 1–10.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (7th ed.). Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
76
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Price, & Wilson. (2006). patofisiologi : konsep klinis proses - proses penyakit (6th
ed.). jakarta: EGC.
Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (Edisi 2).
Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiadi, S. (Eds.).
(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed.). jakarta: Internal
Publishing.
Sulastri, Siregar, M. A., & Siagian, A. (2012). Gambaran Pola Makan Penderita
Gatsritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kiri Hulu, 2012, 1–9.
77
Suryono, & Meilani, R. D. (2016). J urnal AKP, 7(2), 36–41.
Wahyu, D., Supono, & Hidayah, N. (2015). Pola Makan Sehari-hari Penderita
Gastritis. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), 1(77), 17–24.
World Health Organization. (2014). World Health statistics 2014. World Health
Organization. https://doi.org/978 92 4 156458 8
78
Lampiran 1
81
Lampiran 2
REALISASI ANGGARAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DALAM
PEMENUHAN GANGGUAN NYERI AKUT
DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS
SUKAWATI I GIANYAR
82
83
84
Lampiran 3
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN
Peneliti
Kadek Dwi Anggarini
Utama
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Peneliti Lain -
Lokasi
UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Penelitian
Sumber
Swadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
pendanaan
dengan syaratnya yaitu pasien gastritis dengan umur yang sama, pasien gastritis
85
dengan jenis kelamin yang sama, pasien gastritis bersedia menjadi respondenyaitu
keperawatannya.
sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan
tangani ini.
Bapak/Ibu/Saudara/Adik
86
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
87
(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN
Peneliti
Kadek Dwi Anggarini
Utama
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Peneliti Lain -
Lokasi
UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Penelitian
Sumber
Swadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
pendanaan
dengan syaratnya yaitu pasien gastritis dengan umur yang sama, pasien gastritis
dengan jenis kelamin yang sama, pasien gastritis bersedia menjadi respondenyaitu
88
dalam waktu 3 hari, baik dalam perawatan dan pemberian asuhan
keperawatannya.
sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan
tangani ini.
Bapak/Ibu/Saudara/Adik
89
90
91
Lampiran 6
Lembar Observasi
Nama Responden : Ny WR
92
Lembar Observasi
Nama Responden : Ny KE
93
k
1 Pasien mengeluh nyeri V V V
94
95
Lampiran 7
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. WR
Umur : 22 tahun
Agama : Hindu
Pekerjaan : Swasta
Gianyar
Nama : Tn. W
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Swasta
96
c. Status kesehatan
a) Keluhan utama
di daerah ke ulu hati, dengan skala nyeri 7 dari 0-10 skala nyeri, nyeri
kerja jam 22.00 wita, sudah merasa enek dan mual. Keesokan pagi
pasien masih merasa nyeri di ulu hati. Nyeri akan semakin bertambah
e) Pernah dirawat
pasien mengalami pusing, batuk dan pilek, pasien hanya minum air
f) Riwayat alergi
obat-obatan.
97
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, alkohol,
Gastritis
Pasien mengatakan jika pasien mengalami pusing, batuk dan pilek pasien
hanya minum air hangat dan istirahat saja. Jika pasien mengalami nyeri saat
maag pasien hanya memaksa untuk tetap makan seperti biasa, namun jika
nyeri yang dirasakan sudah tidak bisa di tahan, maka pasien akan di antar
mengalami nyeri apabila pasien mengalami stress berlebih dan telat makan.
2) Pola metabolik-nutrisi
dan sedikit-sedikit karena pasien akan merasa semakin nyeri saat pasien
98
makan sesuatu. Pasien hanya dapat memakan makanan lunak seperti
bubur.
3) Pola eliminasi
a) BAB
Pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari, setiap pagi dengan
b) BAK
Pasien mengatakan 4-5 kali sehari dengan jumlah urin ±750 ml sehari,
a) Aktivitas
b) Olahraga
99
Pasien mengatakan akan sulit tidur nyenyak karena menahan rasa nyeri
pada epigastrium, pasien kemarin malam tidur sekitar jam 23.30 wita dan
Pasien mengatakan selama sakit merasa kurang nyaman akibat rasa nyeri
yang dirasakan. Pasien mengatakan rasa sakit muncul akibat pasien kurang
apabila tidak mendapat jalan keluar dalam pemecahan masalah pasien akan
saat stress rasa nyeri pada maag lebih sering kambuh. Pasien mengatakan
100
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan persembahyangan ke pura hanya
memperhatikan kesehatan.
f. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum:
b) GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
2) Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 98X/menit
S : 37oC
RR : 20X/menit
3) Keadaan fisik:
Inspeksi
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, kulit kepala kurang bersih.
Palpasi
Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesarana kelenjar
b) Abdomen:
Inspeksi
Bentuk simetris
Auskultasi
101
Perkusi
Palpasi
hati/lever.
c) Genetalia :
Inspeksi
Tidak terkaji
Palpasi
Tidak terkaji
d) Integument :
Inspeksi
Palpasi
e) Ekstremitas :
Inspeksi
Atas
Pergerakan normal, tidak adafraktur tidak ada edema dan tidak ada lesi
Bawah
Pergerakan normal, tidak ada fraktur, tidak ada edema dan tidak ada lesi.
Palpasi
Atas
102
Tidak ada nyeri tekan, dan edema.
Bawah
Kekuatan otot
555 555
555 555
103
B. Diagnosis Keperawatan
1. Analisa data
Vital sign :
TD : 100/60 mmHg
S : 37oC
RR : 20X/menit
Nyeri akut
2. Diagnosis keperawatan
104
No Tgl/ jam Diagnosis keperawatan Tgl teratasi Ttd
ditemukan
1 20 April 2018/ Nyeri akut b.d inflamasi 22 April
C. Perencanaan keperawatan
X
Jumat / 1 Pain control Pain management
tekhnik presipitasi.
105
nonfarmakologi 2. Kurangi bersama pasien
berkurang
D. Implementasi Keperawatan
106
April komprehensif yang meliputi mengatakan nyeri
2018 / lokasi, karakteristik, yang diarasakan
11.00 onset/durasi, frekuensi, seperti perih, nyeri
wita kualitas, intensitas atau dirasakan di daerah
beratnya nyeri dan faktor hulu hati,, dengan
presipitasi. skala nyeri 5 dari 0-10
skala nyeri, nyeri yang
dirasakan hilang
timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
menahan nyeri, pasien
1 tampak meringis,
pasien tampak gelisah,
11.20
Mengurangi bersama pasien
wita
mengenai factor – factor
presipitasi nyeri. DS: pasien mengatakan
akan mencoba
mengurangi stress
1 DO: Pasien tampak
mengerti dan akan
11.35
mengikuti yang
wita
Membantu pasien dan keluarga disarankan
untuk mencari dan menemukan
dukungan. DS: keluarga
mengatakan akan lebih
memperhatikan anggita
1 keluarga agar tidak
mengalami
kekambuhan kembali
11.40
DO: keluarga tampak
wita
Memberikan informasi mengerti dan akan
mengenai nyeri, seperti melakukan yang
107
penyebab nyeri, berapa lama disarankan
1 nyeri akan dirasakan.
DS: pasien mengatakan
11.45 sudah sedikit mengerti
wita mengenai nyeri yang
dialami.
Memilih dan lakukan DO: pasien tampak
penanganan nyeri bertanya mengenai
(farmakologi , non penyebab nyeri
farmakologi dan interpersonal)
1 DS: pasien mengatakan
21 hanya minum obat
April yang diberikan
2018/ puskesmas seperti
10.05 kekambuhan
wita Melakukan pengkajian nyeri sebelumnya.
komprehensif yang meliputi DO: pasien mendapat
lokasi, karakteristik, obat antasida doen 400
onset/durasi, frekuensi, mg dengan aturan
kualitas, intensitas atau minum 3x1 hari
beratnya nyeri dan faktor
1 presipitasi. DS: pasien
mengatakan nyeri
yang diarasakan
seperti perih, nyeri
10.20 dirasakan di daerah
wita hulu hati,, dengan
skala nyeri 3 dari 0-10
skala nyeri, nyeri yang
Mengurangi bersama pasien dirasakan hilang
mengenai factor – factor timbul tapi sering.
presipitasi nyeri. DO: pasien tampak
108
1 sedikit menahan nyeri,
pasien tidak tampak
meringis,
109
DS: pasien mengatakan
22 mengerti mengenai
April nyeri yang dialami.
2018/ DO: pasien tampak
15.25 sudah dapat mengulang
wita apa yang diberikan
110
dukungan. DO: pasien tidak
tampak menahan nyeri,
16.00 pasien tidak tampak
wita meringis, pasien tidak
tampak gelisah,
111
puskesmas, nyeri sudah
berkurang, serta akan
teratur minum obat
sampai nyeri yang
dirasakan menghilang.
DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/tgl/ No Evaluasi tt
jam DX
Minggu, 1 S:
22 April
2018 / - pasien mengatakan nyeri yang sudah berkurang,
16.00 wita
nyeri dirasakan di daerah ulu hati dengan skala
hilang timbul
penyebab nyeri.
112
ada anggota keluarga yang akan bekerja maupun
P: pertahankan kondisi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. KE
Umur : 22 tahun
Agama : Hindu
Pekerjaan : Swasta
Gianyar
113
Nama : Tn. K
Pekerjaan :Swasta
c. Status kesehatan
a) Keluhan utama
di daerah ulu hati, dengan skala nyeri 6 dari 0-10 skala nyeri, nyeri
Pasien mengatakan merasa nyeri dari tadi pagi, pasien jarang sarapan
pikiran, pasien bekerja malam berangkat kerja dari jam 18.00 wita
kemudian pulang kerja jam 23.00 wita, dan jarang makan malam,
mengatakan nyeri yang dirasakan tidak hilang sampai jam 10.00 wita,
114
Pasien mengatakan tidak melakukan upaya untuk menghilangkan
nyeri.
e) Pernah dirawat
air.
f) Riwayat alergi
obat-obatan.
keluarga di rumahnya.
Gastritis
115
e. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosial-kultural)
Pasien mengatakan jika pasien mengalami batuk dan pilek pasien hanya
memperbanak minum air. Jika pasien mengalami nyeri saat maag pasien
sendirinya, namun jika nyeri yang dirasakan sudah tidak bisa di tahan,
2) Pola metabolik-nutrisi
Pasien mengatakan sejak kemarin, pasien hanya makan 2 kali sehari. Pasien
3) Pola eliminasi
a) BAB
Pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari, setiap pagi dengan
b) BAK
Pasien mengatakan 4-5 kali sehari dengan jumlah urin ±800 ml sehari,
a) Aktivitas
116
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri; 1: alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang lain dan
b) Olahraga
Pasien mengatakan akan sulit tidur nyenyak karena menahan rasa nyeri
pada epigastrium. Pasien mengatakan sejak kemarin pasien tidak tidur siang
karena mengurus suatu hal, dan malamnya pasien tidur ±4 jam dari jam
Pasien mengatakan selama sakit merasa kurang nyaman akibat rasa nyeri
yang dirasakan. Pasien mengatakan rasa sakit muncul akibat pasien kurang
117
10) Pola koping-toleransi stress
sendiri apabila sudah tidak ada jalan keluar pasien dibantu keluarga, pasien
mengatakan rasa nyeri di ulu hati akan sering muncul apabila pasien sering
penelitian.
f. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum:
b) GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
2) Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 97X/menit
S : 37,2oC
RR : 19X/menit
3) Keadaan fisik:
Inspeksi
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, kulit kepala kurang bersih.
Palpasi
118
Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesarana kelenjar
b) Abdomen:
Inspeksi
Bentuk simetris
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
hati/lever.
c) Genetalia :
Inspeksi
Tidak terkaji
Palpasi
Tidak terkaji
d) Integument :
Inspeksi
Palpasi
e) Ekstremitas :
Inspeksi
119
Atas
Pergerakan normal, tidak adafraktur tidak ada edema dan tidak ada lesi
Bawah
Pergerakan normal, tidak ada fraktur, tidak ada edema dan tidak ada lesi.
Palpasi
Atas
Bawah
Kekuatan otot
555 555
555 555
120
B. Diagnosis Keperawatan
1. Analisa data
121
DS: Pasien mengatakan nyeri Stress Nyeri akut
gelisah,. Inflamasi
Vital sign :
TD : 110/70 mmHg
S : 37,2oC
RR : 19X/menit
Nyeri akut
2. Diagnosis keperawatan
ditemukan
122
1 26 April 2018/ Nyeri akut b.d inflamasi 28 April
tapi sering.
C. Perencanaan keperawatan
123
Jumat / 1 Pain control Pain management
dirasakan.
124
12.10 lokasi, karakteristik, yang diarasakan
wita onset/durasi, frekuensi, seperti perih, nyeri
kualitas, intensitas atau dirasakan di daerah
beratnya nyeri dan faktor ulu hati, dengan skala
presipitasi. nyeri 6 dari 0-10 skala
nyeri, nyeri yang
dirasakan hilang
timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
menahan nyeri, pasien
1 tampak meringis,
pasien tampak gelisah,
12.25
Mengurangi bersama pasien
wita
mengenai faktor – faktor
presipitasi nyeri. DS: pasien mengatakan
akan mencoba
mengurangi stress
1 DO: Pasien tampak
mengerti dan akan
12.35
mengikuti yang
wita
Membantu pasien dan keluarga disarankan
untuk mencari dan menemukan
dukungan. DS: keluarga
mengatakan akan lebih
memperhatikan anggita
1 keluarga agar tidak
mengalami
12.40
kekambuhan kembali
wita
DO: keluarga tampak
Memberikan informasi mengerti dan akan
mengenai nyeri, seperti melakukan yang
penyebab nyeri, berapa lama disarankan
125
1 nyeri akan dirasakan.
12.45 DS: pasien mengatakan
wita sudah sedikit mengerti
mengenai nyeri yang
dialami.
Memilih dan lakukan DO: pasien tampak
penanganan nyeri bertanya mengenai
(farmakologi , non tanda gejala nyeri
1 farmakologi dan interpersonal)
27 DS: pasien mengatakan
April hanya minum obat
2018/ yang diberikan
10.05 puskesmas seperti
wita kekambuhan
Melakukan pengkajian nyeri sebelumnya.
komprehensif yang meliputi DO: pasien mendapat
lokasi, karakteristik, obat antasida doen 400
onset/durasi, frekuensi, mg dengan aturan
kualitas, intensitas atau minum 3x1 hari
1 beratnya nyeri dan faktor
presipitasi. DS: pasien
10.20 mengatakan nyeri
wita yang diarasakan
seperti perih, nyeri
dirasakan di daerah
ulu hati, dengan skala
nyeri 4 dari 0-10 skala
Mengurangi bersama pasien nyeri, nyeri yang
mengenai factor – factor dirasakan hilang
1 presipitasi nyeri. timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
sedikit menahan nyeri,
126
10.32 pasien tidak tampak
wita meringis,
DS: keluarga
mengatakan akan
10.54 Memberikan informasi mencoba melakukan
wita mengenai nyeri, seperti makan bersama dengan
penyebab nyeri, berapa lama anggota keluarga,
nyeri akan dirasakan. saling mengingatka
anggota keluarga agar
tidak ada yang
terlambat makan
1 Memilih dan lakukan DO: keluarga tampak
penanganan nyeri mengerti dan akan
(farmakologi , non melakukan yang
farmakologi dan interpersonal) disarankan
22
April DS: pasien mengatakan
2018/ mengerti mengenai
127
15.25 nyeri yang dialami.
wita DO: pasien tampak
sudah dapat mengulang
apa yang diberikan
128
meringis, pasien tidak
tampak gelisah,
129
teratur minum obat
sampai nyeri yang
dirasakan menghilang.
DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/tgl/ No Evaluasi tt
jam DX
Sabtu, 28 1 S:
April 2018
/ 16.00 - Pasien mengatakan nyeri yang diarasakan sudah
wita
berkurang, nyeri dirasakan di daerah ulu hati,
penyebab nyeri.
berjallan-jalan
130
untuk makan bersama, dan membawa bekal
P: pertahankan kondisi
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141