Anda di halaman 1dari 162

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


GASTRITIS DALAM PEMENUHAN GANGGUAN
NYERI AKUT DI WILAYAH KERJA UPT
KESMAS SUKAWATI I GIANYAR

Oleh :
KADEK DWI ANGGARINI
P07120015026

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2018
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


GASTRITIS DALAM PEMENUHAN GANGGUAN
NYERI AKUT DI WILAYAH KERJA UPT
KESMAS SUKAWATI I GIANYAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Denpasar
Jurusan Keperawatan
Program Reguler

Oleh:
KADEK DWI ANGGARINI
P07120015026

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2018

i
ii
iii
iv
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS
DALAM PEMENUHAN GANGGUAN NYERI AKUT DI WILAYAH
KERJA UPT KESMAS SUKAWATI I GIANYAR

ABSTRAK

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut
dan kronik. Karakteristik pada gastritis meliputi nafsu makan berkurang, rasa
penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan mual. Tujuan penelitian
karya tulis ilmiah ini untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien
gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut. Metode yang digunakan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus
pada dua pasien gastritis dengan gangguan nyeri epigastrium. Menurut hasil yang
didapatkan pada pengkajian pasien 1 dan pasien 2 mengatakan nyeri ulu hati,
tampak meringis bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu
makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis, diagnosa yang muncul pada pasien 1
dan pasien 2 yaitu nyeri akut dan defisit pengetahuan, intervensi keperawatan
pasien 1 dan 2 sesuai NIC manajemen nyeri, implementasi yang dilakukan yaitu
pengkajian nyeri, mengurangi faktor stress, membantu dukungan keluarga,
edukasi pencegahan nyeri, dan terapi antasida doen, evaluasi pasien 1 mengalami
penurunan nyeri dari 5 menjadi 2 dan pasien 2 menurun dari 6 menjadi 2, kedua
pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang. Saran yang diharapkan keluarga
dan kedua pasien saling memperhatikan kesehatan dan melakukan pola hidup
sehat.

Kata kunci : Gastritis, Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut, Asuhan Keperawatan

v
DESCRIPTION OF NURSING INSTITUTIONS IN GASTRITIS PATIENTS
IN MEETING OF ACUTE PAIN DISEASES IN REGION
WORK UPT KESMAS SUKAWATI I GIANYAR

ABSTRACT

Gastritis is a gastric mucosal inflammation that can be acute and chronic.


Characteristics of gastritis include reduced appetite, full abdominal taste,
epigastric pain, and nausea. The purpose of this paper is to describe nursing care
in gastritis patients in acute pain disorder. The method used in the preparation of
this scientific paper is descriptive with a case study approach on two gastritis
patients with epigastric pain disorders. According to the results obtained on the
assessment of patient 1 and patient 2 said heartburn, seemed to wince when
moved position, avoiding pain, anxiety, decreased appetite, difficulty sleeping and
diaphoresis, diagnoses that appear in patients 1 and patient 2 that is acute pain
and knowledge deficit, patient nursing interventions 1 and 2 according to NIC
pain management, implementation of pain assessment, reducing stress factor,
support family support, pain prevention education and doen antacid therapy,
patient evaluation 1 decreased pain from 5 to 2 and patient 2 decreased from 6 to
2, both patients said the pain was reduced. The expected advice with family
patients will always maintaining health and doing healthy lifestyle.

Keywords: Gastritis, Fulfillment of Acute Pain, Nursing Care

vi
RINGKASAN PENELITIAN

Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam


Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut di Wilayah
Kerja UPT Kesmas Sukawati I Gianyar

Oleh : Kadek Dwi Anggarini (P07120015026)

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang


dapat bersifat akut dan kronik. Penyebab Gastritis meliputi : stress, alkohol, pola
makan tidak teratur, serta OAINS (obat anti inflamasi non steroid). Tanda dan
gejala dari gastritis adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa asam di mulut, dan
anoreksia (Rahayuningsih, 2010). Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda
gejala yang khas pada penderita gastritis. Data penelitian penderita Gastritis di
dapatkan 55 responden sebanyak 100% mengeluh nyeri ulu hati yang dilakukan
oleh Alini (2015) di Desa Sibiruang tanggal 09 juni 2015–16 juni 2015. Dampak
nyeri ulu hati tidak ditangani yaitu : denyut jantung, tekanan darah, frekuensi
nafas meningkat, berfokus pada diri sendiri, gelisah, imobilisasi, menghindari
percakapan atau kontak sosial, serta aktivitas sehari –hari terganggu (Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pasien
gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah kerja UPT Kesmas
Sukawati I Gianyar. Jenis penelitian ini adalah deskripkif dengan desain studi
kasus. Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi (WOD). Subyek penelitian ini adalah dua pasien gastritis yang
mengalami nyeri akut dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian Ny WR dan Ny KE mengatakan saat ini lebih dominan
pada nyeri ulu hati, tampak meringis bila pindah posisi, bersikap menghindari
nyeri, gelisah, nafsu makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis. Diagnosa yang
ditemukan pada kedua pasien yaitu nyeri akut dan defisit pengetahuan. Rencana
tindakan nyeri akut didasarkan pada Nursing Interventions Classification (NIC)
antara lain : lakukan pengkajian nyeri komprehensif; kurangi bersama pasien
faktor presipitasi nyeri; bantu pasien dan keluarga menemukan dukungan; berikan
informasi mengenai nyeri; dan lakukan penanganan nyeri. Intervensi yang

vii
diobservasi yaitu karakteristik nyeri pasien, mengonsumsi obat sesuai anjuran
puskesmas, dan mengikuti saran dari petugas kesehatan. Implementasi diberikan
sesuai dengan perencanaan tindakan. Hanya pada kunjungan ketiga tidak
diberikan informasi mengenai nyeri, hal ini dikarenakan pasien mengatakan sudah
paham mengenai nyeri. Evaluasi pada Ny WR skala nyeri pada awal yaitu 5
menjadi skala 2, dan Ny KE awal skala nyeri 6 menjadi 2. Kedua pasien
mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, tidak tampak gelisah, tidak tampa
meringis.
Dengan adanya studi kasus ini disarankan UPT Kesmas Sukawati I untuk
meningkatkan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di lingkungan kerja
mengenai penyakit tidak menular termasuk gastritis. Kedua keluarga pasien
diharapkan saling memperhatikan kesehatan anggota keluarga serta memberikan
motivasi untuk selalu melakukan pola hidup sehat. Peneliti menyadari dalam
penyusunan karya tulis ini memiliki banyak kekurangan sehingga sangat
diharapkan apabila pembaca ingin menyempurnakan karya tulis ini.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Gastritis dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja

UPT Kesmas Sukawati I GianyarTahun 2018” tepat waktu dan sesuai dengan

harapan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan D-III di Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan

Keperawatan.

Karya Tulis Ilmiahini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha

peneliti sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH, selaku Direktur Poltekkes

Denpasar yang telah memberikan kesempatan menempuh program pendidikan

D-III keperawatan Poltekkes Denpasar.

2. Ibu V. M Endang S. P Rahayu,SKp.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar, yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung

selama pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar

serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.

3. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III yang

telah memberikan bimbingan secara tidak langsung selama pendidikan di

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan

moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.

ix
4. Bapak I Ketut Gama, SKM.,M.Kes, selaku pembimbing utama yang telah

banyak memberikan masukan, pengetahuan dan koreksi penelitian dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Ketut Sudiantara. S.Kep.Ns.,M.Kes, selaku pembimbing pendamping

yang telah banyak memberikan masukan, pengetahuan dan bimbingan serta

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Mahasiswa angkatan XXX DIII Keperawatan Poltekkes Denpasar yang

banyak memberikan masukkan dan dorongan kepada peneliti.

7. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik

secara moral maupun material.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan usulan peneliti ini.

Denpasar, Mei 2018

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................iv
ABSTRAK ……………………………………..………….……….……………. v
RINGKASAN …………………………………………….……………………. vii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI …………………………………………….……………………… xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………..……………… xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................5

C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................8


A. Konsep Nyeri Akut............................................................................................8

xi
1. Pengertian Nyeri Akut.................................................................................8

2. Klasifikasi Nyeri Akut.................................................................................9

3. Tanda dan Gejala Nyeri Akut....................................................................10

4. Penyebab Nyeri Akut pada Gastritis..........................................................10

5. Mekanisme Nyeri Akut............................................................................12

6. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Akut...................................................13

8. Penilaian Nyeri...........................................................................................17

9. Manajemen Penatalaksanaan Nyeri Akut pada Gastritis...........................19

B. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut.....................21

1. Pengkajian...........................................................................................................21

2. Diagnosa Keperawatan..............................................................................24

3. Intervensi Keperawatan..............................................................................24

5. Implementasi Keperawatan........................................................................31

6. Evaluasi Keperawatan................................................................................31

BAB III KERANGKA KONSEP.......................................................................32


A. Kerangka Konsep....................................................................................................32

1. Pohon Masalah...........................................................................................33

2. Alur Penelitian...........................................................................................34

B. Definisi Operasional Variabel...............................................................................35

BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................37


A. Jenis Penelitian........................................................................................................37

B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................38

C. Subyek Studi Kasus................................................................................................38

D. Fokus Studi Kasus...................................................................................................39

xii
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................39

F. Metode Analisis Data.............................................................................................42

G. Etika Studi Kasus....................................................................................................43

BAB V HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Studi Kasus …………………………………………………………….45
B. Pembahasan …………………………………………………………………. 58
C. Keterbatasan ………………………………………………………………… 74
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………………………..75
B. Saran ………………………………………………………………………….68
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................78
LAMPIRAN……......…………………………………………………………… 81

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Intervensi Pada Diagnosa Keperawatan.........................................................25

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel.........................................................................35

Tabel 3 Hasil Studi Kasus …………………………….…………………………45

xiv
xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skala Nyeri Deskriptif.....................................................................................18


Gambar 2 Skala Nyeri Numerical Rating Scale...............................................................18
Gambar 3 Wong Baker Faces Scale.................................................................................19
Gambar 4 Kerangka Konsep............................................................................................33
Gambar 5 Alur Penelitian.................................................................................................34

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian.......................................................................81

Lampiran 2 Realisasi Anggaran Penelitian..................................................................82

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden..............................................83

Lampiran 4 Persetujuan Setelah Penjelasan.................................................................85

Lampiran 5 Informed Consent …………………………………………………..90


Lampiran 6 Lembar Observasi......................................................................................93

Lampiran 7 Asuhan Keperawatan ……………………………………………….97

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini indonesia telah menghadapi masalah dengan semakin modernnya

zaman mengakibatkan semakin banyak penyakit yang muncul dari perubahan

gaya hidup manusia. Disamping itu peningkatan usia harapan hidup sejalan

dengan perbaikan sosio-ekonomi dan pelayanan kesehatan , juga ikut berperan

melalui peningkatan pravelensi penyakit degenerative. Gastritis merupakan salah

satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin,

2011).

Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan bagi

makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi lambung bagi

tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan dan bekerja sebagai

penampung untuk jangka waktu pendek, semua makanan dicairkan dan

dicampurkan dengan asam lambung dan dengan cara ini disiapkan untuk dicerna

oleh usus(Perry & Potter, 2009).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang

dapat bersifat akut dan kronik (Price & Wilson, 2006). Gastritis akut adalah suatu

peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian

superfisial. Penyebabnya dari infeksi Helicobacter Pylori, bakteri yang masuk

akan memproteksi dirinya dengan lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan

menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau

daya tembus bakteri ke lapisan mukosa menyebabkan terjadinya perlengketan

sehingga menghasilkan respon peradangan. Sedangkan gastritis kronik merupakan


suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun (Muttaqin

& Sari, 2011). Penyebab Gastritis tidak jelas. Reaksi imonologik dengan

terbentuknya antibodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik. Faktor

lingkungan, kebiasaan mengonsumsi alcohol, merokok, serta pemakaian OAINS

(obat anti inflamasi non steroid) secara kronik diduga berperan sebagai penyebab.

Tanda dan gejala dari gastritis adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa asam di

mulut, dan anoreksia (Rahayuningsih, 2010).

Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada penderita

gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman yang

sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut.Nyeri di bagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri

kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis

berlangsung lebih dari 3 bulan.(Mubarak et al., 2015) .Nyeri pada gastritis timbul

karena pengikisan mukosa yang dapat menyebabkan kenaikan mediator kimia

seperti prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut berperan dalam

merangsang reseptor nyeri (Sukarmin, 2012).

Prevelensi awal penyakit ini menurut World Health Organization(WHO)

(2014) tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil

persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China

31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis

sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis

di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka

kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan

2
prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Data Gastritis di

Indonesia menunjukan angka pravelensi di Bali 46% (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 2013). Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal

yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat

menyusahkan kita (Gustin, 2011). Menurut data penderita gastritis di daerah UPT

Kesmas Sukawati I menunjukan bahwa terjadi peningkatan angka penderita

Gastritis dengan jumlah 312 penderita pada tahun 2016, jumlah laki – laki

sebanyak 162 penderita dan perempuan sebanyak 168 penderita. Jumlah ini

meningkat ke tahun 2017 dengan total dari bulan Januari – September sebanyak

415 penderita, laki – laki sebanyak 199 penderita dan perempuan sebanyak 216

penderita (Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2016).

Peningkatan penderita gastritis ini biasanya di keluhkan dengan nyeri ulu

hati. Data penderita Gastritis di dapatkan 100% mengeluh nyeri ulu hati pada

penelitian yang dilakukan oleh Alini (2015) yang dilaksanakan di Desa Sibiruang

pada tanggal 09 juni 2015–16 juni 2015. Dari 55 responden didapatkan data

bahwa yang mengalami nyeri ringan sebanyak 26,93%, nyeri sedang 57,69%, dan

nyeri berat 15,38%. Menurut Wulansari & Apriyani(2016) menyatakan pada

pasien dengan gastritis sebanyak 3 responden yang mengalami nyeri akut

sebanyak 33,33% pada pasien yang dirawat di ruang penyakit dalam RSD HM

Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada bulan juni – juli 2015.

Selama kadar asam lambung dalam tubuh sesuai kadar normal tidak akan

menyebabkan suatu gangguan atau penyakit, tetapi jika kadar asam lambung

dalam tubuh berlebih maka akan berdampak pada keadaan fisik pasien seperti

denyut jantung, tekanan darah, frekuensi nafas meningkat, sedangkan dalam

3
perilaku pasien akan fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri, gelisah,

imobilisasi sehingga akan menghindari percakapan atau kontak sosial, serta

pengaruh pada aktivitas sehari –hari yang kurang mampu dalam aktivitas rutin

(Mubarak et al., 2015).

Memperhatikan efek yang ditimbulkan dari nyeri yang dirasakan maka

terapi untuk menurunkan nyeri merupakan kebutuhan pasien. Penatalaksanaan

nyeri dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu secara farmakologis dan non

farmakologis. Penatalaksanaan dengan farmakologis dengan pemberian obat

penghilang rasa nyeri, sedangkan secara non farmakologis merupakan tindakan

tertentu tanpa menggunakan obat (Potter & Perry, 2009). Dalam penilitian terapi

farmakologi yang dilakukan oleh Wardaniati & Dahlan(2016)SMF penyakit

dalam RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai

Mei 2011 didapatkan data dari 10 kasus gastritis yang mengalami keluhan nyeri

akut sebanyak 100% dan setelah di berikan terapi farmakologi sebanyak 90%

keluhan nyeri akut menghilag, dan 10% keluhan nyeri akut berkurang. Dan lama

perbaikan penyakit didapatkan data setelah pemberian terapi farmakologi bahwa

30% kurang dari seminggu, 40% mengalami perbaikan selama satu minggu, dan

30% selama dua minggu.

Program pemerintah yang telah dilakukan untuk mengendalikan Penyakit

Tidak Menular (PTM) dimana salah satunya mencakup penyakit gastritis yang

terjadi akibat berbagai factor resiko seperti merokok, diet tidak sehat, kurang

aktivitas fisik, dan konsumsi minuman alcohol, dilaksanakan mulai dari

pencegahan, deteksi dini, pengobatan, dan rehabilitasi. Kegiatan pencegahan dan

deteksi dini dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat melalui

4
Posbindu PTM, sedangkan pengobatan dan rehabititasi di fasilitas pelayanan

kesehatan, baik fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas

kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). Sesuai dengan Permenkes No 45 tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan, Kementerian Kesehatan,

Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, instansi kesehatan

pemerintah lainnya, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan

Surveilans Kesehatan sesuai kewenangannya, termasuk penyelenggaraan

surveilans faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). Surveilans faktor risiko

PTM merupakan bagian penting dalam upaya pengendalian PTM di Indonesia

guna menghasilkan data dan informasi yang valid sebagai bahan perencanaan,

monitoring, dan evaluasi program (Dirjen PP & PL, 2015)

Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan di Banjar Manyar, Ketewel ,

Sukawati setelah mewawancarai masyarakat di dapatkan 6 responden yang

mengalami Gastritis dengan waktu yang lama bahkan menahun. Dan dari 6

responden tersebut mengatakan 100% mengeluh nyeri ulu hati yang akut dengan

nyeri kurang dari 1 minggu.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas peneliti hendak

mengetahui bagaimana gambaranasuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam

pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas 1 Sukawati.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian

Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis dalam

Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut di Wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1

Gianyar?

5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada

pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Mampu mengidentifikasi pengkajian pada pasien gastritisdalam pemenuhan

gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

b. Mengidentifikasi rumusan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan pada

pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada pasien gastritis dalam

pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1

Gianyar.

d. Mengobservasi tindakan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan

gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

e. Menganalisis evaluasi pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri

akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian khususnya

mahasiswa Jurusan Keperawatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan

6
pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja

UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang keperawatan khususnya pada pengembangan perawatan dalam

meningkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam

pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1

Gianyar.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi

peneliti tentang asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan

gangguan nyeri akut di wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar. Selain

itu penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu cara peneliti dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari institusi pendidikan.

c. Bagi masyarakat

Dapat dijadikan masukan dalam pelayanan kesehatan di sekitar subjek

penelitian pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah

Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nyeri Akut

1. Pengertian Nyeri Akut

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan

yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu

merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya

asuhan keperawatan pada seorang pasien di rumah sakit(Perry & Potter, 2009).

Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada

persepsinya.Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri.

Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak

menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan

adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa

tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis,

dan lain-lain (Perry & Potter, 2009).

Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau

emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,

dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan.

Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera

akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn

intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang
dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan

pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang

mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut

jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al., 2015).

2. Klasifikasi Nyeri Akut

Penting bagi seorang perawat untuk mengetahui tentang macam-macam

tipe nyeri. Dengan mengetahui macam-macam tipe nyeri diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan membantu perawat ketika memberikan asuhan

keperawatan pada pasien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk memulai

mendiskusikan tentang tipe-tipe nyeri, antara lain melihat nyeri dari segi durasi

nyeri, tingkat keparahan dan intensitas, model transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif

dari penyebab nyeri itu sendiri (Perry & Potter, 2009).

Nyeri Akut Dibagi Menjadi 2 bagian

a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,

sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.

Terminologi nyeri muskuloskeletal diartikan sebagai nyeri somatik.

Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika

terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti

pada kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik

umumnya tajam dan lokalisasinya jelas, sehingga dapat ditunjuk dengan

telunjuk. Jika kita menyentuh atau menggerakanbagian yang cedera, nyerinya

akan bertambah berat (Perry & Potter, 2009).

b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam

9
yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus,

limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan

kandungan). Berbeda dengan organ somatik, yang nyeri kalau diinsisi,

digunting atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa

sakit kalau mengalami inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri

viseral umumnya terasa tumpul, lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa

mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit.

(Perry & Potter, 2009).

3. Tanda dan Gejala Nyeri Akut

Gejala dan tanda menurut PPNI(2016) adalah sebagai berikut:

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : mengeluh nyeri

Objektif : tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari

nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif : tidak tersedia

Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah,

proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan

diaphoresis.

4. Penyebab Nyeri Akut pada Gastritis

Nyeri ulu hati bukanlah merupakan suatu diagnosis medis, tapi merupakan

10
gejala dari suatu penyakit. Nyeri ulu hati dapat terjadi akibat adanya peradangan

pada mukosa lambung.Keluhan nyeri ulu hati adalah keluhan fisik subjektif

yang dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium. Epigastrium adalah bagian

abdomen tengah atas. Nyeri pada daerah epigastrium adalah nyeri yang

berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang

pada daerah tengah atas perut(Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata K, &

Setiadi, 2010).Banyak faktor yang menyebabkan peradangan pada mukosa

lambung sehingga menimbulkan rasa nyeri yang meliputi:

a. Faktor obat-obatan yang menyebabkan gastritis seperti OAINS (Indomestasin,

Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, Salisilat dan

digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung. Hal tersebut menyebabkan

peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang

bertugas melindungi dinding lambung. Hal tersebut terjadi jika pemakaiannya

dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan sehingga

dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer(Sudoyo et al., 2010).

b. Faktor-faktor penyebab gastritis lainnya yaitu minuman beralkohol, seperti

whisky, vodka dan gin. Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan

terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal sehingga, dapat

menyebabkan peradangan sampai perdarahan (Perry & Potter, 2009).

c. Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H. Pylori, namun

dapat pula diakibatkan oleh bakteri lain seperti H. heilmanii, Streptococci,

Staphylococci, Protecus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis dan

11
Secondary syphilis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh infeksivirus seperti

Sitomegalovirus. Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan

Phycomycosis juga termasuk penyebab dari peradangan pada gastritis. Gatritis

dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting alkali

untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa

lambung sehingga menimbulkan respons peradangan mukosa.Terjadinya

iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung

lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme

pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan

respons peradangan pada mukosa lambung(Sudoyo et al., 2010).

d. Mekanisme terjadinya peradangan pada lambung akibat stres adalah

penurunan efektifitas system imunitas tubuh melalui efek hormon kortisol

yang diproduksi oleh bagian korteks kelenjar adrenal. Kortisol menurunkan

produksi limfosit dari kelenjar timus dan kelenjar limfe. Penurunan produksi

limfosit menyebabkan respon imunitas individu dalam melawan bakteri

pathogen menurun sehingga individu rentan untuk mengalami infeksi(Sudoyo

et al., 2010).

5. Mekanisme Nyeri Akut

Antara suatu rangsang sampai dirasakannya sebagai persepsi nyeri terdapat

5 proses elektrofisiologik yang jelas, dimulai dengan proses transduksi, konduksi,

modulasi, transmisi dan persepsi. Keseluruhan proses ini disebut nosisepsi

(
nociception) (Perry & Potter, 2009). Mekanisme Nyeri Akut melalui proses

12
nosisepsis adalah sebagai berikut :

a. Transduksi adalah proses di mana suatu stimulus kuat dubah menjadi aktivitas

listrik yang biasa disebut potensial aksi. Dalam hal nyeri akut yang disebabkan

oleh adanya kerusakan jaringan akan melepaskan mediator kimia, seperti

prostaglandin, bradikinin, serotonin, substasi P, dan histamin. Zat-zat kimia

inilah yang mengsensitasi dan mengaktivasi nosiseptor mengasilkan suatu

potensial aksi (impuls listrik). Perubahan zat-zat kimia menjadi impuls listrik

inilah yang disebut proses transduksi.

b. Konduksi adalah proses perambatan dan amplifikasi dari potensial aksi atau

impuls listrik tersebut dari nosiseptor sampai pada kornu posterior medula

spinalis pada tulang belakang.

c. Modulasi adalah proses inhibisi terhadap impuls listrik yang masuk ke dalam

kornu posterior, yang terjadi secara spontan yang kekuatanya berbeda- beda

setiap orang, (dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kepercayaan atau

budaya). Kekuatan modulasi inilah yang membedakan persepsi nyeri orang

per orang terhadap suatu stimlus yang sama.

d. Transmisi adalah proses perpindahan impuls listrik dari neuron pertama ke

neuron kedua terjadi dikornu posterior medula spinalis, dari mana ia naik

melalui traktus spinotalamikus ke talamus dan otak tengah. Akhirnya, dari

talamus, impuls mengirim pesan nosiseptif ke korteks somatosensoris, dan

sistem limbik.

e. Persepsi adalah proses yang sangat kompleks yang sampai saat ini belum

diketahui secara jelas. Namun, yang dapat disimpulkan di sini bahwa persepsi

nyeri merupakan pengalaman sadar dari penggabungan antara aktivitas

13
sensoris di korteks somatosensoris dengan aktivitas emosional dari sistim

limbik, yang akhirnya dirasakan sebagai persepsi nyeri berupa “unpleasant

sensory and emotional experience”(Perry & Potter, 2009).

6. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Akut

Nyeri merupakan suatu keadaan yang kompleks yang dipengaruhi oleh

fisiologi, spiritual, psikologis, dan budaya.Setiap individu mempunyai

pengalaman yang berbeda tentang nyeri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

nyeri adalah sebagaiberikut:

a. Tahap perkembangan

Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variable penting yang

akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak – anak

cenderung kurang mampu mengugkapkan nyeri yang mereka rasakan

dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri

untuk mereka. Di sisi lain, prevalensi nyeri ada individu lansia lebih tinggi karena

penyakit akut atau kronis dan degenerative yang diderita. Walaupun ambang batas

nyeri tidak berubah karena penuaan, efek analgesik yang diberikan menurun

karena perubahan fisiologis yang terjadi (Mubarak et al., 2015).

b. Jenis kelamin

Beberapa kebudayaan yang memengaruhi jenis kelamin misalnya

menganggap bahwa seorang anak laki – laki harus berani dan tidak boleh

menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.

Namun, secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam

14
berespon terhadap nyeri (Mubarak et al., 2015).

c. Keletihan

Keletihan atau kelelahan dapat meningkatkan persepsi nyeri.Rasa kelelahan

menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan

koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita

penyakit dalam jangka waktu lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur,

maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri seringkali lebih

berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap

diabandingkan pada akhir hari yang melelahkan (Perry & Potter, 2009).

d. Lingkungan dan dukungan keluarga

Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan dan

aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut dapat memerberat nyeri.Selain itu,

dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang

memengaruhi persepsi nyeri individu. Sebagai contoh, individu yang sendiriaan,

tanpa keluarga atau teman – temang yang mendukungnya, cenderung merasakan

nyeri yang lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari

keluarga dan orang – orang terdekat (Mubarak et al., 2015)

e. Gaya koping

Koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperlakukan

nyeri..Seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus internal merasa bahwa diri

mereka sendiri mempunyai kemampuan untuk mengatasi nyeri.Sebaliknya,

15
seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus eksternal lebih merasa bahwa

faktor-faktor lain di dalam hidupnya seperti perawat merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap nyeri yang dirasakanya. Oleh karena itu, koping

pasien sangat penting untuk diperhatikan (Perry & Potter, 2009).

f. Makna nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman

nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara

dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut. Individu akan

mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberi

kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan. Derajat dan kualitas

nyeri yang dipersepsikan pasien berhubungan dengan makna nyeri (Perry &

Potter, 2009).

g. Ansietas

Individu yang sehat secara emosional, biasanya lebih mampu mentoleransi

nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang

kurang stabil.Pasien yang mengalami cedera atau menderita penyakit kritis,

seringkali mengalami kesulitan mengontrol lingkungan perawatan diri dapat

menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering

kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian (Perry & Potter, 2009).

h. Etnik dan nilai budaya

Beberapa kebudayaan uakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah sesuatu

yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup.

Sosialisasi nudaya menentukan perilaku psikologis seseorang.Dengan demikian,

16
hal ini dapat memngaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga

terjadilah persepsi nyeri.Latar belakang etnik dan budaya merupakan factor yang

memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Sebagai contoh, individu

dari budaya tertentu cenderung ekspresif dalam mengunngkapkan nyeri,

sedangkan indiviidu dari budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan

mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain (Mubarak et al., 2015)

7. Dampak nyeri akut pada gastritis

Nyeri merupakan salah satu khas tanda dan gejala dari gastritis.Respon

fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keadaan dan sifat nyeri serta

ancaman yang potensial terhadap kesejahteraan pasien. Saat awitan nyeri akut,

denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi nafas akan mengalami peningkatan.

Selain itu pasien yang mengalami nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan

tubuh yang khas dan berespon secara vocal serta mengalami kerusakan dalam

interaksi sosial.Pasien akan sering meringis, mengernyitkan dahi, menggigit bibir,

gelisah, imobilisasi, mengalami ketegangan otot, melakukan gerakan melindungi

bagian tubuh sampai dengan menghindari percakapan, menghindari kontak social,

dan hanya fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri yang akan menurunkan

rentang perhatian. Serta pasien akan kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas

rutin, seperti mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan kebersihan normal

serta dapat mengganggu aktivitas social dan hubungan social (Perry & Potter,

2009)

8. Penilaian Nyeri

Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi

nyeri yang efektif.Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk

17
menilai derajat nyeri.Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien

dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan.Penilaian

terhadap intensitas nyeri dapat menggunakan beberapa skala yaitu (Mubarak et

al., 2015):

a. Skala Nyeri Deskriptif

Skala nyeri deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri

yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala pendeskripsian verbal /Verbal

Descriptor Scale (VDS) merupakan garis yang terdiri tiga sampai lima kata

pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama disepanjang garis.

Pendeskripsian ini mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”,

dan pasien diminta untuk menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan

nyeri saat ini (Mubarak et al., 2015).

Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Gambar 1Skala Nyeri Deskriptif

b. Numerical Rating Scale (NRS) (Skala numerik angka)

Pasien menyebutkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 – 10.Titik 0

berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak

tertahankan.NRS digunakan jika ingin menentukan berbagai perubahan pada skala

18
nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang

diberikan(Mubarak et al., 2015).

Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Gambar 2Skala NyeriNumerical Rating Scale

c. Faces Scale (Skala Wajah)

Pasien disuruh melihat skala gambar wajah.Gambar pertama tidak nyeri

(anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling

akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat berat.Setelah itu, pasien

disuruh menunjuk gambar yang cocok dengan nyerinya.Metode ini digunakan

untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan pada geriatri dengan gangguan

kognitif (Mubarak et al., 2015).

Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Gambar 3Wong Baker Faces Scale

9. Manajemen Penatalaksanaan Nyeri Akut pada Gastritis

Terapi Farmakologi menurut ISO(2016) meliputi :

a. Antasida Doen

19
Idikasi : mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan

asam lambung, tukak lambung, gastritis, dengan gejala-gejala

seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh

pada lambung.

Kontra indikasi : penderita gangguan fungsi ginjal.

Efek samping : sembelit, diare, mual, muntah, dan gejala – gejala tersebut akan

hilang bila pemakaian obat dihentikan.

Dosis : Anak 6-12 tahun ½ - 1 tablet, 3-4 kali sehari.

Dewasa 1-2 tablet, 3-4 kali sehari .

Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur,

sebaiknya tablet dikunyah.

Perhatian : tidak dianjurkan digunakan terus – menerus lebih dari dua

minggu, kecuali atas petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan

obat tukak lambung lain seperti simetidin atau antibiotik

tetrasiklin, harap diberikan selang waktu 1-2 jam. Tidak

dianjurkan pemberian pada anak dibawah 6 tahun, kecuali atas

petunjuk dokter. Hati – hati pemberian pada penderita diet

fosfor rendah dan pemakaian lama, karena dapat mengurangi

kadar fosfor dalam darah.

b. Ranitidine

20
Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak

usus 12 jari, pengobatan keadaan hiperekskresi patologis.

Kontra indikasi : penderita hipersensitif terhadap obat ini.

Perhatian : pada penderita yang memberikan respon simptomatik

terhadap ranitidine. Dosis ranitidin harus disesuaikan dengan

penderita gangguan fungsi ginjal. Hati – hati pemberian pada

gangguan fungsi hati, pada wanita menyusui.Pemberian pada

wanita hamil hanya jika benar – benar sangat dibutuhkan.

Efek samping : sakit kepala, gangguan kardiovaskular, gangguan

gastrointestinal, gangguan musculoskeletal, gangguan

hematologik, gangguan endokrin

Dosis : tukak lambung, gastritis : sehari 2 x 150 mg

c. Omeprazole

Indikasi : pengobatan jangka pedek tukak duodenum, tukak lambung,

refluks esophagus, gastritis.

Kontra indikasi: hipersensitifitas terhadap obat ini.

Efek samping : nausea, sakit kepala, diare, dan konstipasi.

Dosis : dewasa sehari 1 x 20-40 mg.

d. Lanzoprazol

Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak

usus.

Kontra indikasi: -

Efek samping : hipersensitifitas terhadap obat ini.

Dosis : dewasa sehari 1 x 30 mg.

21
B. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Nyeri Akut

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian

adalah proses pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk

menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara

komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual

pasien (Kozier et al., 2010). Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya

penatlakasanaan nyeri yang efektif. Oleh karena nyeri merupakan pengalaman

yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing – masing individu, maka

perawat perlu mengkaji semua faktor yang memengaruhi nyeri seperti faktor

fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri

terdiri atas dua komponen utama, yakni riwayat nyeri untuk mendapatkan data

dari pasien dan observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis

pasien.Tujuan pengkajian adalah untk mendapatkan pemahaman objektif terhadap

pengalaman subjektif.(Mubarak et al., 2015).

Data perawatan yang dikaji dan mesti didapatkan pada pasien mencakup

hal sebagai berikut :

a. Alasan masuk rumah sakit (MRS) : keluhan utama pasien saat MRS dan saat

dikaji. Pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang,

dan kesehatan sebelumnya. (Mubarak et al., 2015). Riwayat kesehatan

menurut Suratun & Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu

makan berkurang, rasa penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati),

22
dan mual.

a. Kebutuhan rasa nyaman (nyeri). Data didapatkan dengan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Anamnesis untuk mengkaji karakteristik nyeri yang

diungkapkan oleh pasien dengan pendekatan PQRST (Provokatif/Paliatif,

yaitu factor yang memngaruhi gawat atau ringannya nyeri; quality, kualitas

dari nyeri seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat; region yaitu daerah

perjalaran nyeri; severity adalah keparahan atau intensitas nyeri; dan time

adalah lama atau waktu serangan atau frekuensi nyeri) (Mubarak et al., 2015).

b. Riwayat nyeri

Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi pasien kesempatan

untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi

tersebut dengan kata – kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu

perawat memahami makna nyeri bagi pasien dan bagaimana koping terhadap

situasi tersebut. Secara umum, pengkajian riwayat nyeri meliputi beberapa

aspek, anatara lain: (Mubarak et al., 2015)

1) Lokasi. Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta pasien

menunjukkan area nyerinya. Pengkajian ini bias dilakukan dengan bantuan

gambar tubuh. Pasien bias menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Ini

sangat bermanfaat, terutama untuk pasien yang memiliki lebih dari satu

sumber nyeri (Mubarak et al., 2015).

2) Intensitas nyeri. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah

dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang

paling sering digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0” menandakan

23
tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang

dirasakan pasien(Mubarak et al., 2015).

3) Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bias terasa seperti “dipukul-pukul” atau

“ditusuk-tusuk”. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan pasien

untuk menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat dapat

berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologic nyeri serta pilihan tindakan

yang diambil (Mubarak et al., 2015).

4) Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval

nyeri. Oleh karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa

lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang , dankapan nyeri terakhir kali

muncul (Mubarak et al., 2015).

5) Faktor presipitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya

nyeri. Sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri.

Selain itu, faktor lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau panas )

serta stressor fisik dan emosional juga dapat memicu munculnya nyeri

(Mubarak et al., 2015).

6) Pola Nurtisi –Metabolik Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan

elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah,

makanan kesukaan.

7) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari dan istirahat tidur. Dengan mengetahui

sejauh mana nyeri memengaruhi aktivitas harian pasien akan membantu

perawat memahami perspektif pasien tentang nyeri. Beberapa aspek

kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah sulit tidur dan kelemahan

(Mubarak et al., 2015).

24
8) Pola Kognitif menjelaskan pengkajian Penyuluhan dan pembelajaran sudah

sesuai antara teori kurangnya mengetahui tentang penyakitnya atau kondisi

kesehatannya(Mubarak et al., 2015).

9) Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping berbeda dalam

menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri

sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya (Mubarak et al., 2015).

10) Respons afektif. Respons afektif pasien terhadap nyeri bervariasi, bergantung

pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, serta banyak

faktor lainnya. (Mubarak et al., 2015).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase

ini, perawat menggunakan ketrampilan berpikir kritis untuk menginterpretasi data

pengkajian dan mengidentifikasi kekuatan serta masalah pasien(Kozier et al.,

2010)

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim Pokja (2016) pada pasien

dengan Gastritis terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang kemungkinan

muncul, yaitu :

1. Defisit nutrisi

2. Kekurangan volume cairan

3. Nyeri akut

4. Defisit pengetahuan

25
3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan fase proses keperawatan yang penuh

pertimbangan dan sistematis dan mencangkup pembuatan keputusan dan

penyelesaian masalah, perencanaan merujuk pada data pengkajian pasien dan

pernyataan diagnose sebagai petunjuk dalam merumuskan tujuan pasien dan

merancang intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah, mengurangi,

atau mengilangkan masalah pasien(Kozier et al., 2010).

Tujuan (NOC) dan Intervensi (NIC) menurut Nurarif &Kusuma (2015)

pada beberapa diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit

gastritis, meliputi :

Tabel 1

Intervensi pada diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada pasien


gastritis

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


keperawatan

1 2 3 4

1 Defisit nutrisi Nutritional Status : Nutrition management


nutrient intake
1. Kaji adanya alergi
Kriteria hasil : makanan
2. Kolaborasikan dengan
1. Mampu
ahli gizi untuk
mengidentifikasi
menentukan jumlah
kebutuhan nutrisi
kalori dan nutrisi yang
2. Tidak ada tanda –
dibutuhkan pasien
tanda malnutrisi
3. Anjurkan pasien untuk
3. Tidak terjadi
meningkatkan protein

26
penurunan berat dan vitamin C
badan yang berarti 4. Berikan substansi gula
5. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
6. Berikan makanan yang
4

1 2

terpilih
7. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
8. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
9. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian

2 Kekurangan Fluid balance Fluid management


volume cairan
Nutritional status : food 1. Pertahankan catatan
and fluid intake intake dan output yang

27
Kriteria hasil : akurat
2. Monitor status hidrasi
1. Tidak ada tanda –
(kelembapan membrane
tanda dehidrasi
mukosa, nadi adekuat,
2. Elastisitas turgor
tekanan darah
kulit baik,
ortostatik), jika
membrane mukosa
diperlukan
lembab, tidak ada
3. Monitor vital sign
rasa haus yang
4. Monitor masukan
berlebihan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
5. Monitor status nutrisi
6. Dorong masukan oral
7. Dorong keluarga untuk
bantu pasien makan
8. Tawarkan

1 2 3 4

3 Nyeri akut Pain control Pain management

Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian


nyeri komprehensif
1. Mampu mengontrol
yang meliputi lokasi,
nyeri (tahu
karakteristik,
penyebab nyeri,
onset/durasi, frekuensi,
mampu
kualitas, intensitas atau
menggunakan
beratnya nyeri dan
tekhnik
faktor presipitasi.
nonfarmakologi
2. Observasi adanya
untuk mengurangi
petunjuk nonverbal
nyeri, mencari
mengenai
bantuan)
ketidaknyamanan.

28
2. Melaporkan bahwa 3. Gunakan teknik
nyeri berkurang komunikasi terapeutik
dengan untuk mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri
manajemen nyeri pasien.
3. Mampu mengenali 4. Kaji pengetahuan dan
nyeri (skala, kepercayaan pasien
intensitas, frekuensi mengenai nyeri.
dan tanda nyeri) 5. Pertimbangkan
4. Menyatakan rasa pengaruh budaya
nyaman setelah terhadap respon nyeri.
nyeri berkurang 6. Kaji bersama pasien
mengenai factor – factor
yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri.
7. Evaluasi bersama
pasien dan tim
4

29
1 2

kesehatan lain tentang


ketidakefektifan control
nyeri masa lampau.
8. Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan.
9. Berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
dirasakan.
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
11. Tingkatkan
istirahat/tidur yang
adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri.

Manajemen Obat

1. Tentukan obat apa yang


diperlukan, dan kelola
menurut resep dan/atau

30
protokol.
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang
sesuai.
3. Monitor efek samping
obat.
4

1 2 3

4. Kaji ulang pasien


dan/atau keluarga
secara berkala
mengenai jenis dan
jumlah obat yang
dikonsumsi.
5. Kaji pengetahuan

31
pasien mengenai obat –
obatan.
6. Pantau kepatuhan
mengenai regimen obat.
7. Ajarkan pasien dan/atau
keluarga mengenai
metode pemberian obat
yang sesuai.
8. Ajarkan pasien dan/atau
anggota keluarga
mengenai tindakan dan
efek samping yang
diharapkan dari obat.

4 Defisit Knowledge : disease Teaching : disease process


pengetahuan process
1) Berikan penilaian
Kriteria hasil : tentang tingkat
pengetahuan pasien
1) Pasien dan keluarga
tentang proses penyakit
menyatakan
yang spesifik
pemahaman tentang
2) Jelaskan patofisiologi
penyakit, kondisi,
dari penyakit dan
prognosis dan
bagaimana hal ini
program pengobatan
berhubungan dengan
2) Pasien dan keluarga
4
3

2
1

3) mampu antomi dan fisiologi,

32
melaksanakan dengan cara yang tepat
prosedur yang 3) Gambarkan tanda dan
dijelaskan secara gejala yang biasa
benar muncul pada penyakit,
4) Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan 4) Gambarkan proses
kembali apa yang penyakit, dengan cara
dijelaskan perawat , yang tepat
tim kesehatan 5) Identifikasi
lainnya. kemungkinan
penyebab, dengan cara
yang tepat
6) Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7) Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan dating dan
atau proses
pengontrolan penyakit

Diskusikan pilihan terapi


atau penanganan

5) Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu

33
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan atau

mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap

perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat

tindakan keperawatan dan respons pasien terhadap tindakan tersebut (Kozier et

al., 2010).

6) Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam

konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika pasien

dan professional kesehatan menentukan kemajuan kemajuan pasien menuju

pencapaian tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan (Kozier et

al., 2010). Evaluasi nyeri merupakan salah satu dari berbagai tanggung jawab

keperawatan yang membutuhkan pemikiran kritis yang efektif.Perawat harus

melakukan observasi dengan penuh perhatian dan mengetahui respon apa yang

akan diantisipasi berdasarkan jenis terapi nyeri, waktu pemberian terapi, sifat

fisiologis setiap cedera atau penyakit dan respon pasien terdahulu (Perry & Potter,

2009).

34
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Gastritis dalam Pemenuhan GangguanNyeri Akut

1. Pohon Masalah

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau ikatan antara

konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,

2013).

Gastritis merupakan suatu peradangan pada bagian mukosa lambung.

Penyebab munculnya gastritis yaitu masuknya Infeksi helicobacter pylori ke

dalam, penggunaan oains yang terus menerus, mengonsumsi alkohol, serta stress

yang berlebihan dapat menimbulkan terjadinya pengikisan sampai peradangan

mukosa lambung sehingga menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti

prostaglandin dan histamine pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang

reseptor nyeri dan akan timbul sensasi nyeri pada bagian epigastrium atau ulu

hati(Sukarmin, 2012). Nyeri secara umum merupakan perasaan tidak nyaman

yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat menjelaskan dan

mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarak et al., 2015). Apabila nyeri pada pasien

gastritis tidak ditangani maka akan berdampak pada tekanan darah, denyut

jantung, dan frekuensi pernafasan meningkat, hambatan dalam interaksi sosial,

serta berkurangnya kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas rutin.

Berdasarkan teori dan kajian pustaka, dapat disusun sebuah kerangka

pemikiran dari penelitian ini dalam bentuk pohon masalah sebagai berikut.
OAINS H. Pylori Alkohol Stres

Mengganggu Melekat pada Menurunkan Menurunkan


pembentukan epitel lambung kemampuan produksi mukus
sawat mukosa proteksi terhadap lambung
lambung asam
Menghancurkan
lapisan mukosa
lambung

Menurunkan barrier
lambung terhadap
asam lambung

Inflamasi

Nyeri epigastrium

Nyeri Akut

Kurang mampu Hambatan Tekanan darah,


berpartisipasi dalam denyut nadi dan
dalam aktivitas interaksi frekuensi nafas
rutin sosial meningkat

Gambar 4 Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien


Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut di WilayahKerja
UPT Kesmas Sukawati I Gianyar

36
2. Alur Penelitian

Proses Keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu tahap pertama pengkajian

merupakan proses pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan

untuk menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan

secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun

spiritual pasien (Kozier et al., 2010). Tahap kedua diagnosa keperawatan adalah

ketrampilan berpikir kritis untuk menginterpretasi data pengkajian dan

mengidentifikasi kekuatan serta masalah pasien (Kozier et al., 2010). Tahap

ketiga perencanaan merupakan fase proses keperawatan yang penuh pertimbangan

dan sistematis dan mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah,

perencanaan merujuk pada data pengkajian pasien dan pernyataan diagnosa

sebagai petunjuk dalam merumuskan tujuan pasien dan merancang intervensi

keperawatan yang diperlukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengilangkan

masalah pasien (Kozier et al., 2010). Tahap keempat implementasi merupakan

pelaksanakan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap

perencanaan (Kozier et al., 2010). Dan tahap kelima evaluasi adalah aktivitas

yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika pasien dan professional

kesehatan menentukan kemajuan pasien menuju pencapaian tujuan/hasil dan

keefektifan rencana asuhan keperawatan (Kozier et al., 2010).Penelitian ini akan

mengobservasi dari pengkajian hingga evaluasi keperawatan.

Pengkajian Diagnosa Intervensi implementasi

Evaluasi

37
Gambar 5 Alur Penelitian Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis
dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut
B. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014) .Dalam penelitian ini akan diteliti satu variabel

yaitu, Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan

Gangguan Nyeri Akut di Wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati I Gianyar.

2. Definisi operasional

Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan

dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur dan mempermudah dalam

mengartikan makna penelitian (Sugiyono, 2014). Untuk menghindari perbedaan

persepsi maka perlu disusun definisi operasional yang merupakan penjelasan dari

variabel sebagai berikut:

Adapun penjelasan definisi operasional dalam penelitian ini, dicantumkan

dalam tabel 1 berikut.

Tabel 2

Definisi Operasional Variable Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Gastritis dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur

1 2 3 4 5

38
1 Pemenuhan Dalam memenuhi Lembar Nominal
Gangguan gangguan nyeri akut Observasi
1. Ya (sesuai
Nyeri Akut pada pasien gastritis
dengan
Pada Pasien dilakukan upaya untuk
anturan)
Gastritis mengurangi nyeri akut
dengan memberikan 2. Tidak (tidak
health education, sesuai dengan
penanganan aturan)
farmakologi, serta
mengukur karakteristik
nyeri.

39
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.Deskripsi peristiwa

dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada

penyimpulan (Nursalam, 2013).

Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Menurut Setiadi

(2013) penelitian studi kasus merupakan penelitian dengan cara meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini

dapat berarti satu orang , kelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Unit

yang menjadi masalah tersebut secara mendalamdianalisa baik dari segi yang

berhubungan dengan kasusnya sendiri , faktor resiko , yang mempengaruhi ,

kejadian yang berhubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi dari kasus

terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu , meskipun yang diteliti dalam

kasus teresbut hanya berebntuk unit tunggal , namun dianalisa secara mendalam.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan

Prospektif. Menurut Setiadi (2013) pendekatan prospektif yaitu pendekatan

dengan mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi. Penelitian

ini menggunakan rancangan studi kasus yaitu gambaran asuhan keperawatan pada

pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut di wilayah

KerjaPuskermas Sukawati I Gianyar.


B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah Kerja UPT Kesmas 1 Sukawati

Gianyar dilakukan pada tanggal 20-22 Mei 2018 dan 26-28 Mei 2018.

C. Subyek Studi Kasus

Penelitian pada studi kasus mengenal populasi dan sampel, namun lebih

mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek

studi kasus sejumlah 2 pasien yang diamati secara mendalam. Peneliti dalam hal

ini akan membahas masalah-masalah yang muncul pada 2 orang pasien dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan

gangguan nyeri akutdan informan lain seperti perawat, dokter,

1. Kriteria Subyek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gastritis. Kien yang dijadikan

sampel adalah pasien yang memenuhi kriteria berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien gastritis dengan umur yang sama

2) Pasien gastritis dengan jenis kelamin yang sama

3) Pasien gastritis bersedia menjadi responden

b. Kriteria Ekslusi

1) Pasien gastritis dengan komplikasi (seperti kanker lambung, gastritis

pendarahan)

2) Pasien gastritis yang tidak kooperatif

38
D. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah dijadikan acuan

studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pemberian asuhan

keperawatan pada pasiengastritis dalam pemenuhan gangguan nyeri akut.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Prosedur pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data

yang digunakan dalam studi kasus diuraikan pada bagian ini yang terdiri dari

penyusunan bagian awal instrumen dituliskan karakteristik, responden, nama,

jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa

yang dipergunakan, pekerjaan dan alamat. Metode pengumpulan dalam karya tulis

ini merupakan perpaduan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Metode wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara

peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab

kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang dilakukan untuk memperoleh

data subyektif tentang masalah keperawatan yang dihadapi pasien. Pada penelitian

ini peneliti menggunakan metode wawancara tak berstruktur, sebab pertanyaan-

pertanyaan dapat dijawab secara bebas sesuai dengan keluhan pasein (Gulo,

2002).

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti

atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana mengamati secara langsung

perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang kesehatan dan

perawatan.Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indera

39
lainnya seperi sentuhan, pendengaran dan penciuman. Dalam penelitian ini,

peneliti memilih jenis observasi partisipasif yaitu observasi yang dilakukan

dengan cara masuk kedalam kehidupan partisipan atau subjek penelitian kemudian

mengamati apa yang dilakukan oleh subjek untuk mengidentifikasi suatu variable.

Observer secara aktif mengikuti aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh partisipan,

kemudian mengobservasi perilaku dan interaksi-interaksi sosial yang terjadi

(Gulo, 2002).

Metode Dokumentasi yaitu suatu catatan asli yang dapat dijadikan bukti

hokum, jika suatu saat ditemukan suatu masalah yang berhubungan dengan

kejadian yang terdapat didalam catatan tersebut. (Hutahaean, 2010)

Adapun alur pengumpulan data yaitu :

a. tahap persiapan.

1) Melaksanakan seminar prosposal dan melakukan perbaikan sesuai dengan

arahan dari pembimbing.

2) Mendapat persetujuan dari pembimbing untuk melaksanakan pengambilan

data.

3) Mengajukan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Denpasar melalui bidang pendidikan Poltekkes

Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.

4) Mengajukan izin penelitian kepada Direktur Politeknik Kesehatan Denpasar

secara kolektif.

5) Mengajukan izin penelitian kepada Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Provinsi Bali.

6) Mengajukan izin penelitian kepada Badan Kesbanglinmas Kabupaten Gianyar.

40
7) Membawa tembusan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten

Gianyar.

8) Membawa tembusan izin penelitian kepada UPT Kesmas Sukawati I.

9) Membawa tembusan surat izin penelitian kepada Kelian Dinas di Wilayah

Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

10) Menetapkan peneliti pendamping (enumerator) yakni Kelian Dinas di

Wilayah Kerja UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar.

11) Mahasiswa mencari kasus melalui buku register di UPT Kesmas Sukawati I

gianyar, masing-masing mahasiswa mencari 2 pasien dengan masalah yang

sama untuk dijadikan pasien.

b. Tahap pelaksanaan

1) Melakukan pendekatan secara informal kepada pasien yang akan diteliti.

2) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan memberikan informasi

bahwa semua data pribadi akan dirahasiakan.

3) Memberikan lembar persetujuan kepada responden, apabila responden

bersedia untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika pasien tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan

menghormati hak pasien.

4) Setelah pasien menandatangani lembar persetujuan, maka peneliti akan

melakukan indentifikasi terhadap proses keperawatan (pengkajian, rumusan

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan

dan evaluasi) pada responden yang telah dijadikan pasien.

c. Tahap akhir

41
1) Mahasiswa memeriksa kesenjangan yang muncul dilapangan selama

pelaksanaan studi kasus dan menyusun pembahasan dengan teknik reduksi

data dan triangulasi data.

2) Mahasiswa wajib memberikan kesimpulan dan saran serta rekomendasi yang

aplikatif sesuai hasil pembahasan.

3) Setelah proses hasil pembimbing selesai mahasiswa mendaftarkan diri pada

Kordinator KTI untuk dapat melaksanakan ujian KTI.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

analisis data kualitatif. Metode ini merupakan proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

pengukuran melalui cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit (Lapau, 2012). Adapun tiga komponen dalam

analisis kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Reduksi data yaitu memilih dan memusatkan perhatian peneliti dalam hal ini

adalah keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien dengan gastritis,

karakteristik nyeri ulu hati, serta jalannya terapi farmakologis sebagai bentuk

asuhan keperawatan untuk mengatasi nyeri akut yang diperoleh pasien dari

tim medis.

2. Penyajian data yaitu menguraikan seluruh data yang dikaji oleh peneliti

secara naratif dan rinci mengenai karakteristik nyeri, serta bagaimana

jalannya asuhan keperawatan yang diperoleh pasien terkait dengan nyeri ulu

hati yang dirasakan sebagai dampak dari gastritis.

42
3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan dilakukan setelah data direduksi dan

disajikan. Kesimpulan penelitian ini berupa bagaimana intensitas nyeri yang

dialami pasien dengan gastritis sebelum dan setelah diberikan asuhan

keperawatan serta bagaimana gambaran jalannya asuhan keperawatan yang

diperoleh pasien untuk mengatasi keluhan nyeri ulu hati akibat gastritis di

wilayah Kerja UPT Kesmas 1 Sukawati.

G. Etika Studi Kasus

Pada bagian ini, dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi

kasus, yang terdiri dari informed consent, anonymity, confidentially dan etical

clearance.

1. Informed consent (persetujuan menjadi pasien)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden yang

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut

diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed concent adalah lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent merupakan

subyek mengerti dengan maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampak

dari penelitian tersebut.Jika subyek bersedia maka subyek dapat menandatangani

hak responden.

2. Anonymity

Merupakan masalah yang memberikan jaminan pada subyek penelitian

dengan tidak memberikan atau mencantumkan nama pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Peneliti hanya menulis kode pada

lembar pengumpulan data tersebut.

43
3. Confidentiality

Merupakan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah

– masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti , hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil peneliti.

44
BAB V

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

Hasil studi kasus merupakan pencarian, pemahaman tentang informasi

kegiatan berdasarkan fakta dalam mengolah dan menganalisa obyek atau topik

penelitian secara sistematis dan objektif . (Dharma, 2011).

Pada penelitian studi kasus ini menetapkan dua pasien untuk menjadi

responden yang sebelumnya mendapatkan pengobatan dari UPT Kesmas

Sukawati 1. Peneliti sempat mengalami hambatan dalam mencari responden

penelitian dikarenakan kesibukan pasien. Program UPT Kesmas Sukawati I

meliputi program penyakit tidak menular dengan ke masyarakat memberikan

pendidikan kesehatan (UPT Kesmas Sukawati ,2017). Penelitian pada pasien

pertama dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 20-22 April 2018. Penelitian

pada pasien kedua dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 26-28 April 2018,

seperti dibawah ini:

Tabel 3
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan
Nyeri Akut di Wilayah Kerja UPT. Kesmas Sukawati 1 Gianyar

Hasil
Ny WR Ny KE
Teori
1 2 3
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
1) Nyeri epigastrium Terdapat nyeri Terdapat nyeri
epigastrium epigastrium
2) Kembung Terdapat kembung Terdapat rasa penuh di

1 2 3
perut / kembung
3) Mual / muntah Ditemukan rasa mual Ditemukan rasa mual
4) Nafsu makan Ditemukan nafsu Ditemukan nafsu
menurun makan menurun makan menurun

b. Data Fisiologis
Psikologis-
Perilaku-
Relasional-
Lingkungan
1) Kebutuhan rasa Pasien mengatakan Pasien mengatakan
nyaman (nyeri). karakteristik nyeri karakteristik nyeri
a) Karakteristik yang dialami: yang dialami:
nyeri dengan
pendekatan
PQRST
Provokatif/Paliatif, Ditemukan faktor Ditemukan faktor
yaitu faktor stress dan pola makan stress dan pola makan
OAINS, alkohol, tidak teratur akibat tidak teratur akibat
infeksi virus, kambuhnya gejala kambuhnya gejala
infeksi bakteri, gastritis gastritis
infeksi jamur,
makanan dan ‘
minuman bersifat
iritan, pola makan
tidak teratur, stress.
quality, kualitas Ditemukan rasa perih Ditemukan rasa perih
dari nyeri seperti
rasa terbakar/perih
1 2 3
region yaitu Terdapat nyeri Terdapat nyeri
daerah yang epigastrium epigastrium

46
dirasakan nyeri
muncul seperti
epigastrum atau
ulu hati
severity adalah Ditemukan nyeri Ditemukan nyeri
intensitas nyeri sedang dengan skala sedang dengan skala
0: tidak nyeri nyeri 5 nyeri 6
1-3: nyeri ringan
4-6: nyeri sedang
7-9: nyeri berat
terkontrol
10: nyeri berat
tidak terkontrol
time adalah lama T: nyeri yang T: nyeri yang
atau waktu dirasakan hilang dirasakan hilang
frekuensi nyeri timbul tapi sering. timbul tapi sering.

b) Tanda dan gejala


nyeri akut Terdapat mengeluh
Mengeluh nyeri nyeri Terdapat mengeluh
Ditemukan tampak nyeri
Tampak meringis meringis Ditemukan tampak
meringis
Ditemukan posisi
Bersikap protektif menghindari nyeri Ditemukan posisi
(posisi menghindari nyeri
menghindari
nyeri)

2
Ditemukan gelisah
1 Ditemukan sulit tidur 3
Gelisah Terdapat nafsu makan Ditemukan gelisah

47
Sulit tidur berubah
Nafsu makan
Tidak ditemukan Ditemukan sulit tidur
berubah
proses berfikir Terdapat nafsu makan
terganggu berubah
Proses berfikir
terganggu
Tidak ditemukan Tidak ditemukan
berfokus pada diri proses berfikir
sendiri terganggu
Berfokus pada
diri sediri Terdapat diaphoresis
Tidak ditemukan
berfokus pada diri
sendiri
Diaphoresis

Terdapat diaphoresis
2) Pola metabolik-
nutrisi Ditemukan mual
a) mual / muntah Ditemukan mual Ditemukan makan
b) makan tidak Ditemukan makan tidak teratur
teratur tidak teratur Ditemukan nafsu
makan berkurang
c) nafsu makan Ditemukan nafsu
berkurang makan berkurang
3) Pola
aktivitas/istirahat
a) kelemahan / Ditemukan lemah Ditemukan lemah
kelelahan
b) sulit tidur
Ditemukan sulit tidur Ditemukan sulit tidur
1
2 3
4) Integritas ego
a) faktor stress Terdapat faktor stres Terdapat faktor stress
5) Penyuluhan dan
pembelajaran
a) Kurang Ditemukan kurang Ditemukan kurang

48
mengetahui paham tentang mengetahui penyakit
tentang penyakitnya yang dialami
penyakit atau
kondisi
kesehatannya
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang
kemungkinan muncul, yaitu :
1) Defisit nutrisi
2) Kekurangan volume Tidak ditemukan Tidak ditemukan
cairan Tidak ditemukan Tidak ditemukan
3) Nyeri akut
4) Defisit pengetahuan Ada Ada
Ada Ada
3. Intervensi
keperawatan
a. Nyeri akut Nyeri akut Nyeri akut
Tujuan (NOC) dan kriteria Tujuan (NOC) dan Tujuan (NOC) dan
hasil : kriteria hasil : kriteria hasil :
Pain control Pain control Pain control
Kriteria hasil : Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol 1) Mampu mengontrol 1) Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab nyeri (tahu penyebab nyeri (tahu penyebab
1 2 3
nyeri) nyeri) nyeri)
2) Melaporkan bahwa 2) Melaporkan bahwa 2) Melaporkan bahwa
nyeri berkurang nyeri berkurang nyeri berkurang
dengan menggunakan dengan menggunakan dengan menggunakan
manajemen nyeri manajemen nyeri manajemen nyeri
3) Mampu mengenali 3) Mampu mengenali 3) Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, nyeri (skala, intensitas, nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda frekuensi dan tanda frekuensi dan tanda
nyeri) nyeri) nyeri)

49
4) Menyatakan rasa 4) Menyatakan rasa 4) Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri nyaman setelah nyeri nyaman setelah nyeri
berkurang berkurang berkurang
Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan
(NIC) : (NIC) : (NIC) :
Pain management Pain management Pain management
1) Lakukan 1) Lakukan pengkajian 1) Lakukan pengkajian
pengkajian nyeri nyeri komprehensif nyeri komprehensif
komprehensif yang yang meliputi lokasi, yang meliputi lokasi,
meliputi lokasi, karakteristik, karakteristik,
karakteristik, onset/durasi, onset/durasi, frekuensi,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas atau
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi.
beratnya nyeri dan faktor presipitasi.
faktor presipitasi. 2) Kurangi bersama
2) Kurangi bersama 2) Kurangi bersama pasien mengenai
pasien mengenai factor pasien mengenai factor–factor
– factor presipitasi factor – factor presipitasi nyeri.
nyeri. presipitasi nyeri. 3) Bantu pasien dan
3) Bantu pasien dan 3) Bantu pasien dan 3
1 2 keluarga untuk
keluarga untuk keluarga untuk mencari ;dan
mencari dan mencari dan menemukan
menemukan menemukan dukungan.
dukungan. dukungan. 4) Berikan informasi
4) Berikan informasi 4) Berikan informasi mengenai nyeri,
mengenai nyeri, mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
seperti penyebab seperti penyebab berapa lama nyeri akan
nyeri, berapa lama nyeri, berapa lama dirasakan.
nyeri akan dirasakan. nyeri akan dirasakan. 5) Pilih dan lakukan
5) Pilih dan lakukan 5) Pilih dan lakukan penanganan nyeri

50
penanganan nyeri penanganan nyeri (farmakologi , non
(farmakologi , non (farmakologi , non farmakologi dan
farmakologi dan farmakologi dan iterpersonal)
interpersonal) nterpersonal)
b. Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan
Tujuan NOC : Tujuan NOC : Tujuan NOC :
Knowledge : disese Knowledge : disease Knowledge : disease
process process process
Kriteria hasil : Kriteria hasil : Kriteria hasil
1) Pasien dan keluarga 1) Pasien dan 1) Pasien dan
menyatakan keluarga menyatakan keluarga menyatakan
pemahaman tentang pemahaman tentang pemahaman tentang
penyakit, kondisi, penyakit, kondisi, penyakit, kondisi,
prognosis dan program prognosis dan program prognosis dan program
pengobatan pengobatan pengobatan
2) Pasien dan keluarga 2) Pasien dan 2) Pasien dan
mampu melaksanakan keluarga mampu keluarga mampu
prosedur yang melaksanakan prosedur melaksanakan prosedur
dijelaskan secara benar yang dijelaskan secara yang dijelaskan secara
benar benar
1 2 3
3) Pasien dan keluarga 3) Pasien dan 3) Pasien dan
mampu menjelaskan keluarga mampu keluarga mampu
kembali apa yang menjelaskan kembali menjelaskan kembali
dijelaskan perawat , apa yang dijelaskan apa yang dijelaskan
tim kesehatan lainnya. perawat , tim kesehatan perawat , tim kesehatan
lainnya. lainnya.
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan
(NIC) : (NIC) : (NIC) :
1) Gambarkan tanda dan 1) Gambarkan tanda dan 1) Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa gejala yang biasa gejala yang biasa
muncul pada penyakit, muncul pada muncul pada
dengan cara yang tepat penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara

51
yang tepat yang tepat
2) Gambarkan proses 2) Gambarkan proses 2) Gambarkan proses
penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara penyakit, dengan cara
yang tepat yang tepat yang tepat
3) Identifikasi 3) Identifikasi 3) Identifikasi
kemungkinan kemungkinan kemungkinan
penyebab, dengan cara penyebab, dengan penyebab, dengan
yang tepat cara yang tepat cara yang tepat
4) Diskusikan perubahan 4) Diskusikan 4) Diskusikan
gaya hidup yang perubahan gaya perubahan gaya hidup
mungkin diperlukan hidup yang mungkin yang mungkin
untuk mencegah diperlukan untuk diperlukan untuk
komplikasi di masa mencegah mencegah komplikasi
yang akan datang dan komplikasi di masa di masa yang akan
atau proses yang akan datang dan datang dan atau
pengontrolan atau proses proses pengontrolan
penyakit pengontrolan penyakit
penyakit
1 2 3
4) Implementasi
keperawatan
Kunjungan pertama 20 April 2018 / 11.00 26 April 2018 / 12.10 wita
1. Melakukan pengkajian wita
Melakukan pengkajian nyeri
nyeri komprehensif
Melakukan komprehensif
yang meliputi lokasi,
pengkajian nyeri
karakteristik,
komprehensif
onset/durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan
12.25 wita
faktor presipitasi.
11.20 wita Melakukan mengurangi
Melakukan engan pasien mengenai
2. Mengurangi bersama

52
pasien mengenai factor mengurangi dengan faktor
– factor presipitasi pasien mengenai
nyeri. faktor
12.35 wita
11.35 wita Melakukan mencari
3. Membantu pasien dan Melakukan mencari dukungan untuk pasien dan
keluarga untuk dukungan untuk keluarga
mencari dan pasien dan keluarga
menemukan
12.40 wita
dukungan.
11.40 wita
Memberikan informasi
4. Memberikan informasi
Memberikan
mengenai nyeri,
informasi
seperti penyebab
nyeri, berapa lama 3
2
nyeri akan dirasakan.
11.45 wita
12.45 wita
Memberikan terapi
1 Memberikan terapi
farmakologi
5. Memilih dan lakukan
Antasida doen 400 farmakologi
penanganan nyeri Antasida doen 400 mg
mg
(farmakologi , non
farmakologi dan
21 April 2018/ 10.05
interpersonal) 27 April 2018/ 10.05 wita
wita
Melakukan Melakukan pengkajian nyeri
Kunjungan kedua
pengkajian nyeri komprehensif
1. Melakukan pengkajian
komprehensif
nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristik,
10.20 wita
onset/durasi, 10.20 wita
Melakukan
frekuensi, kualitas,
pengkajian mengenai Melakukan pengkajian
intensitas atau mengenai faktor
faktor
beratnya nyeri dan

53
factor

2. Mengurangi bersama 10.32 wita 10.32 wita


pasien mengenai factor Melakukan Melakukan membantu
– factor presipitasi membantu dukungan dukungan pasien dan
nyeri. pasien dan keluarga keluarga

10.44 wita 10.44 wita


3. Membantu pasien dan
Memberikan Memberikan informasi
keluarga untuk
2 3
mencari dan
Informasi
menemukan
dukungan.

10.54 wita 10.54 wita


4. Memberikan informasi
Memberikan terapi Memberikan terapi
mengenai nyeri,
farmakologi antasida farmakologi antasida doen
seperti penyebab
doen 450 mg 450 mg
1
nyeri, berapa lama
nyeri akan
dirasakan. 22 April 2018/ 15.25 28 April 2018/ 15.25 wita
wita Melakukan pengkajian nyeri
5. Memilih dan lakukan
Melakukan
penanganan nyeri
pengkajian nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)

Kunjungan ketiga 15.33 wita


1. Melakukan pengkajian Melakukan kaji dan 15.33 wita Melakukan kaji
nyeri komprehensif mengurangi bersama dan mengurangi bersama
yang meliputi lokasi, pasien mengenai pasien mengenai faktor
karakteristik, faktor presipitasi presipitasi
onset/durasi,

54
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri dan 15.44 wita
factor 15.44 wita
2
2. Mengkaji serta Tidak melakukan 3
mengurangi bersama membantu pasien dan Tidak melakukan membantu
pasien mengenai factor keluarga mencari pasien dan keluarga mencari
– factor yang dapat dukungan dukungan
menurunkan atau
memperberat nyeri.
15.52 wita
15.52 wita
Tidak memberikan Tidak memberikan informasi
3. Membantu pasien dan
informasi
keluarga untuk
1
mencari dan
16.00 wita 16.00 wita
menemukan
Memberikan terapi Memberikan terapi
dukungan.
farmakologi antasida farmakologi antasida doen
doen 450 mg 450 mg

4. Memberikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan.

5. Memilih dan lakukan


penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal

55
5.Evaluasi keperawatan Minggu, 22 April 2018 / Sabtu, 28 April 2018 /
S: 16.00 wita 16.00 wita
- Mampu mengontrol S: S:
nyeri (tahu penyebab - pasien mengatakan - Pasien mengatakan
nyeri) nyeri yang sudah nyeri yang
- Melaporkan bahwa berkurang, nyeri diarasakan sudah
nyeri berkurang dirasakan di daerah berkurang, nyeri
dengan menggunakan perut kiri dengan skala dirasakan di daerah
manajemen nyeri nyeri 2 dari 0-10 skala perut kiri dan
- Mampu mengenali nyeri, nyeri yang menjalar ke ulu hati,
nyeri (skala, intensitas, dirasakan hilang dengan skala nyeri 2
1 timbul dari 0-10 skala nyeri,
frekuensi dan tanda 2 3
nyeri) - Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
- Menyatakan rasa sudah mengerti hilang timbul.
nyaman setelah nyeri mengenai penyebab - Pasien mengatakan
berkurang nyeri yaitu karena sudah mengerti
O: stress dan kurang mengenai penyebab
- Tidak tampak mengatur jadwal nyeri yaitu stress dan
meringis makan serta akan jadwal makan serta
- Tidak bersikap mengurangi stress dan akan mengurangi
protektif mengatur jadwal stress dan mengatur
- Tidak tampak gelisah, makan. jadwal makan.
menarik diri dan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
berfokus pada diri rasa nyeri yang rasa nyeri yang
sendiri. dirasakan sudah dirasakan sudah
A: masalah keperawatan berkurang walaupun berkurang walaupun
P: rencana selanjutnya pasien sedang berjalan- pasien sedang
jalan berjallan-jalan
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
penanganan nyeri penanganan nyeri
farmakologi farmakologi

56
menurunkan rasa nyeri menurunkan rasa
yang dirasakan jika nyeri yang dirasakan
pasien rutin jika pasien rutin
mengonsumsi obat. mengonsumsi obat.
- Pasien dan keluarga - Pasien dan keluarga
mengatakan akan mengatakan akan
mencoba untuk makan mencoba untuk
1 bersama, dan makan bersama, dan
membawa bekal membawa bekal
apabila ada anggota apabila ada anggota
keluarga yang akan keluarga yang akan
bekerja maupun yang bekerja maupun yang
2 3
menghabiskan waktu menghabiskan waktu
lebih banyak diluar lebih banyak diluar
agar waktu makan agar waktu makan
tidak terlewatkan. tidak terlewatkan.
O: pasien tampak tidak O: pasien tampak tidak
menahan nyeri , tampak menahan nyeri, tampak
tidak meringis, tampak tidak meringis, tampak
tidak berfokus pada diri tdak berfokus pada diri
sendiri dan kooperatif. sendiri, tampak tidak
bersikap protekstif dan
kooperatif.
A: masalah nyeri akut A: masalah nyeri akut
teratasi teratasi
P: pertahankan kondisi P: pertahankan kondisi

B. Pembahasan

Pembahasan merupakan interpretasi peneliti dengan makna dari hasil

penelitian, menganalisa berbagai teori dan hasil penelitian lain untuk menjelaskan

57
interpretasi hasil penelitian (Dharma, 2011). Peneliti mengalami kesulitan dalam

mencari responden yang berobat ke UPT Kesmas Sukawati I dikarenakan

kesibukan responden dalam bekerja. Pengumpulan data pada kasus ini meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Berdasarkan

hasil penelitian diperoleh yaitu Ny WR dan Ny KE dengan Gastritis dilakukan

pengkajian data fokus sesuai teori yang ada. Pengkajian riwayat kesehatan antara

teori tanda gejala gastritis dengan data pada Ny WR maupun Ny KE sudah sesuai.

Menurut Suratun & Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu

makan berkurang, rasa penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan

mual. Ny WR mengatakan merasa nyeri pada epigastrium, perut terasa penuh

dan tidak nyaman, nafsu makan berkurang, serta merasa mual. Dan Ny KE

mengatakan merasa nyeri pada perut bagian kiri dan menjalar ke ulu hati, merasa

perut lebih membesar dari biasanya dan tidak nyaman, mual, dan nafsu makan

menurun.

Peningkatan asam lambung mengakibatkan peradangan pada dinding

lambung. Akibat adanya peradangan, dinding lambung akan melepaskan mediator

kimia prostaglandin dan bradikinin yang akan mengaktivasi nosisepstor untuk

menghasilkan suatu impuls dan dihantarkan ke kornu posterior medulla spinalis

pada tulang belakang kemudian sampai di korteks somatosensori sehingga timbul

persepsi nyeri. Nyeri akan diartikan muncul pada daerah epigastrium. Selain itu,

impuls aferen yang berasal dari lambung akan dihantarkan ke pusat muntah.

58
Apabila terjadi reflek muntah di pusat muntah, maka akan dihantarkan melalui

beberapa aktivitas saraf kranialis ke nervus vagus yang terletak di wajah dan

kerongkongan serta neuron motorik spinalis ke otot abdomen dan diafragma.

Gejala yang akan terjadi sebelum muntah adalah mual (Corwin, 2009).

Peningkatan jumlah asam lambung yang berlebih akan menimbulkan rasa penuh

atau kembung (rasa tidak nyaman) di perut sehingga menyebabkan selera atau

nafsu makan menurun (Sudoyo et al., 2010). Sesuai dengan penilitian yang

dilakukan oleh Wardaniati & Dahlan (2016) di SMF penyakit dalam RSUD

Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai Mei 2011

menyatakan bahwa dari 10 responden yang mengalami gastritis memiliki

beberapa keluhan klinis seperti nyeri epigastrium sebanyak 100%, mual sebanyak

80%, perut terasa kembung sebanyak 30%, dan nafsu makan menurun sebanyak

40%. Maka data pengkajian riwayat kesehatan tanda gejala gastritis kedua pasien

dapat sesuai dengan teori.

Data pada kebutuhan rasa nyaman melliputi karakteristik nyeri dengan

pendekatan PQRST. Pada pengkajian P (provokatif/paliatif) yang merupakan

faktor yang kemungkinan menimbulkan nyeri pada gastritis. Pada data lapangan

Ny WR dan Ny KE sudah sesuai dengan teori yaitu mengatakan muncul atau

kambuh karena adanya faktor stress dan pola makan yang tidak teratur. Pasien

mengatakan sering mengalami stress akibat tuntutan pekerjaan. Faktor stress

merupakan salah satu faktor yang kemungkinan penyebab muncul atau

kambuhnya keluhan gastritis. Stress dapat menurunkan sekresi mukus lambung,

yang disebabkan oleh efek hormon norepinephrine dan pengaruh sistem saraf

simpatis yang diproduksi pada saat stress. Norepinephrine dan sistem saraf

59
simpatis yang diproduksi menyebabkan kapiler-kapiler di dinding lambung

mengalami kontriksi sehingga menyebabkan produksi mukus menurun maka

menghilangnya lapisan pelindung dinding lambung. Tanpa lapisan pelindung

lambung (mukus) maka asam lambung akan mengiritasi dinding lambung

(Sudoyo et al., 2010). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniyawan

& Kosasih (2014) pada bulan Mei 2014 dengan lokasi penelitian di UPTD

Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri yang mengatakan dari 28 responden

dengan gastritis mendapatkan hasil bahwa kekambuhan karena faktor stress

78,57%. Serta pasien mengatakan keluhan pasien akan muncul/kambuh apabila

pola makan pasien yang tidak teratur. Menurut Sudoyo et al. (2010) pola makan

yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila asam lambung

meningkat. Produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan

pada dinding lambung, sehingga timbul rasa nyeri pada epigastrium. Gesekan

akan lebih parah apabila lambung dalam keadaan kosong akibat makan yang tidak

teratur. Pasien mengatakan kurang dapat menjaga pola makan karena kesibukan

pasien di rumah dan di tempat kerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sulastri, Siregar, & Siagian (2012) di wilayah kerja puskesmas Kampar Kiri

Hulu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke

Puskesmas Kampar Kiri Hulu pada kurun waktu tertentu yaitu pada bulan

Desember 2011 -Januari 2012 yang berjumlah 53 orang. Hasil penelitian didapat

hasil bahwa jadwal makan untuk penderita gastritis dikategorikan untuk jadwal

makan teratur dengan pola makan teratur 3x sehari dengan selingan diantara

makan pagi dan siang sedangkan untuk jadwal makan tidak teratur adalah jadwal

makan yang tidak sesuai dengan jadwal. Frekuensi responden dengan waktu

60
makan tidak teratut di dapatkan data 71,7% mengalami keluhan gastritis

muncul/kambuh.

Pada pengkajian q (kualitas) merupakan kualitas dari nyeri seperti rasa

terbakar atau perih. Data dari lapangan pada Ny WR dan Ny KE menunjukkan

sudah sesuai dengan teori yang mengatakan kualitas dari nyeri terasa perih. Nyeri

seperti perih pada daerah epigastrium merupakan respon subjektif yang dirasakan

oleh pasien gastritis. Saat terjadi peningkatan asam lambung hingga menimbulkan

peradangan dinding lambung maka nyeri akan muncul. Persepsi nyeri setiap orang

berbeda (Mubarak et al., 2015). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hamid et al., (2013) di Apotek “X” Surabaya pada bulan Oktober 2013 yang

mengatakan bahwa dari 31 responden pasien gastritis didapatkan data 100%

mengalami nyeri dengan kualitas nyeri yang dirasakan seperti perih.

Pengkajian R (region) merupakan daerah perjalaran nyeri. Ny WR

mengatakan merasa nyeri pada epigastrium, dan Ny KE mengatakan merasa nyeri

pada epigastrium. Menurut Sudoyo et al. (2010) keluhan nyeri ulu hati merupakan

keluhan fisik subjektif yang dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium. nyeri

epigastrium atau nyeri ulu hati dapat terjadi akibat dari peradangan mukosa

lambung pada pasien gastritis. Maka keluhan nyeri epigastrium pada Ny WR dan

Ny KE sudah sesuai dengan teori.

Severity/scale merupakan intensitas nyeri. Nyeri dapat dapat di ukur dengan

numeric rating scale yang menggunakan angka 0-10. Penilaian nyeri merupakan

elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri yang efektif.Skala penilaian

nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. Nyeri

dikategorikan menjadi lima tingkat nyeri yaitu tidak nyeri dengan skala nyeri 0,

61
nyeri ringan dengan skala 1-3, nyeri sedang dengan skala 4-6, nyeri berat

terkontrol dengan skala 7-9 dan nyeri berat tidak terkontrol skala 10 (Mubarak et

al., 2015). Pada data di lapangan, Ny WR mengalami nyeri sedang dengan skala

nyeri 5 dan Ny KE mengalami nyeri sedang dengan skala 6. Maka data pada Ny

WR maupun Ny KE sudah sesuai ditemukan pada teori. Dan terealisasikan pada

penelitian yang dilakukan oleh Hernita, Nurhanifah, & Rahmawati (2017) di

Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin berjumlah 15 orang pada bulan

April 2017. Hasil dari penelitian didapatkan data bahwa pada penderita gastritis

dengan nyeri epigastrium yang mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6

sebanyak 60%.

Pengkajian T (time) merupakan lama atau waktu frekuensi nyeri. Data dari

lapangan pada Ny WR dan Ny KE menunjukkan sudah sesuai dengan teori yang

mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dan sering. Hal ini dipengaruhi

oleh persepsi nyeri yaitu nyeri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang,

juga untuk orang yang sama di saat yang berbeda, makna nyeri juga dipengaruhi

oleh latar belakang sosial budaya dan lingkungan serta pengalaman nyeri masa

lalu (Mubarak et al., 2015).

Pada pengkajian tanda gejala nyeri kedua pasien tidak ditemukannya keluhan

mengalami proses berfikir terganggu dan berfokus pada diri sendiri. Ini

dikarenakan pada pengkajian karakteristik nyeri kedua pasien mengalami nyeri

sedang, menurut teori Mubarak et al. (2015) nyeri sedang memiliki karakteristik

secara objektif yaitu tampak dapat mendeskripsikan tentang nyeri yang dirasakan,

serta dapat mengikuti perintah dengan baik. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hernita et al. (2017) di wilayah kerja puskesmas pekauman

62
Banjarmasin pada bulan april 2017 didapatkan data dari 15 responden nyeri pada

gastritis bahwa 60% mengalami nyeri sedang dengan karakteristik responden

tampak dapat mendeskripsikan nyeri, dan masih dapat mengikuti perintah dengan

baik.

Pada pengkajian metabolik-nutrisi kedua pasien mengataka mengalami mual,

makan tidak teratur, dan nafsu makan berubah. Menurut Sudoyo et al., (2010)

akibat peradangan pada mukosa lambung menyebabkan timbulnya gejala-gejala

seperti mual, serta nafsu makan berubah/menurun. Makan/pola makan yang tidak

teratur dapat menimbulkan sensitifitas pada lambung, sehingga mempengaruhi

gesekan pada lambung. Apabila lambung dalam keadaan kosong maka akan

memperparah gesekan lambung, sehingga menyebabkan terjadinya peradangan

pada lambung (gastritis).

Pengkajian aktivitas/istirahat sesuai antara teori dan data dilapangan pada Ny

WR dan Ny KE yaitu mengalami kelemahan dan sulit tidur. Menurut Sudoyo et

al. (2010) jam tidur pada pasien gastritis akan terganggu dan cenderung sulit tidur

karena pasien akan menahan rasa sakit pada epigastrium. Pasien akan cepat

merasa lelah karena tidak memiliki kualitas istirahat yang cukup. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wulansari & Apriyani (2016) di ruang penyakit

dalam RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung pada bulan juni-juli 2015. Data

yang dihasilkan dari 12 pasien gastritis didapatkan data yang mengalami

gangguan pola tidur sebanyak 53,333% dan yang mengalami kelemahan sebanyak

33,33%. Maka keluhan sulit tidur dan lemah dari kedua pasien sudah sesuai

dengan teori.

63
Pengkajian integritas ego sudah sesuai antara teori dengan data dilapangan

yaitu pada Ny WR dan Ny KE memiliki faktor stress yang mempengaruhi

kambuhnya gejala gastritis. Sesuai dengan teori menurut (Warianto , 2012) Stres

baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan peningkatan produksi asam

lambung dan gerakan peristaltik lambung. Penyakit maag (gastritis) dapat

ditimbulkan oleh berbagai keadaan yang pelik sehingga mengaktifkan

rangsangan/iritasi mukosa lambung semakin meningkat pengeluarannya, terutama

pada saat keadaan emosi, ketegangan pikiran dan tidak teraturnya jam makan.

Sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Kurniyawan, C. B., & Kosasih, M.

I. (2014) mendapatkan data bahwa 78,57% mengalami kekambuhan akibat faktor

stress.

Pada pengkajian Penyuluhan dan pembelajaran sudah sesuai antara teori

kurangnya mengetahui tentang penyakitnya atau kondisi kesehatannya dengan

data di lapangan, pada Ny WR mengatakan kurang paham tentang penyakitnya

hanya mengetahui gejala umum saja karena kurang mendapat informasi

sedangkan pada Ny KE mengatakan kurang mengetahui penyakit yang dialami

hanya mengetahui penyebab penyakit yang dialami karena pasien mengatakan

kurang mencari informasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zuliandana & Fatmawati, (2016) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada 22-30

Mei 2015 yang mengatakan dari 20 responden pasien gastritis didapatkan data

bahwa 45,5% mempunyai tingkat pengetahuan tentang penyakit gastritris rendah

akan mengalami kekambuhan gejala gastritis lebih sering.

2. Diagnosa Keperawatan

64
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim Pokja (2016) pada pasien

dengan Gastritis terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang kemungkinan

muncul, yaitu : defisit nutrisi, kekurangan volume cairan, nyeri akut, dan defisit

pengetahuan.

Menurut Tim Pokja (2016) diagnosa keperawatan defisit nutrisi merupakan

asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Tanda gejala

mayor dan minor pada defisit nutrisi yaitu : mayor (berat badan menurun minimal

10% di bawah rentang ideal) ; minor (cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri

abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah,

otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun,

rambut rontok berlebihan, diare). Dalam menegakkan diagnosa keperawatan

actual yaitu tanda gejala mayor ditemukan sekitar 80%-100%, dan tanda gejala

minor tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan

diagnosa. Pada Ny WR dan Ny KE tidak ditemukan tanda gejala mayor, hanya

ditemukan tanda gejala minor diantaranya : cepat kenyang setelah makan,

kram/nyeri abdomen, dan nafsu makan menurun. Menurut Carpenito (2013);

Potter & Perry (2009) menjabarkan penegakan diagnosa keperawatan aktual

adalah menggambarkan respons pasien terhadap kondisi kesehatan atau proses

kehidupannya yang menyebabkan pasien mengalami masalah kesehatan. Tanda

dan gejala dapat ditemukan dan divalidasi pada pasien. Sehingga diagnosa

keperawatan defisit nutrisi tidak ditemukan pada kedua pasien.

Menurut Tim Pokja (2016) diagnosa keperawatan nyeri akut merupakan

pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas

65
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Keluhan pada Ny WR

dan Ny KE ditemukan pada gejala tanda mayor dan gejala tanda minor pada nyeri

akut. Data Ny WR mengatakan saat ini lebih dominan pada nyeri ulu hati, tampak

meringis bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu makan

menurun, sulit tidur dan diaphoresis. Ny KE mengatakan merasa nyeri ulu hati,

tampak meringis bila bagian peurt kiri di tekan, bersikap menghindari nyeri,

gelisah, nafsu makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis. Menurut Muttaqin &

Sari, (2011) keluhan nyeri dari pasien sering menjadi keluhan utama dari pasien

untuk meminta pertolongan kesehatan yang bersumber dari masalah

gastrointestinal termasuk gastritis. Sehingga diagnosa keperawatan Nyeri Akut

ditemukan pada Ny WR dan Ny KE.

Diagnosa keperawatan Kekurangan Volume Cairan menurut Tim Pokja

(2016) merupakan penurunan volume cairan intravaskular; interstisial, dan/atau

intraseluler. Penyebab pada diagnosa kekurangan volume cairan diantaranya:

kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas

kepiler, kekurangan intake cairan dan evaporasi. Gejala dan tanda pada

kekurangan volume cairan meliputi : gejala tanda mayor (frekuensi nadi

meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,

turgir kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun,hematokrit

meningkat) dan gejala tanda minor (merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena

menurun, status mental berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urin

meningkat, berat badan tubuh turun tiba-tiba). Perumusan diagnosa kekurangan

volume cairan tidak dapat ditemukan data gejala tanda mayor dan gejala tanda

minor pada Ny WR dan Ny KE. Menurut Tim Pokja (2016) penegakan diagnosa

66
dapat ditemukannya gejala tanda mayor maupun minor pada data pasien.

Sehingga diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan tidak ditemukan pada

kedua pasien.

Diagnosa keperawatan defisit pengetahuan menurut Tim Pokja (2016)

merupakan ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan

topik tertentu. Pada data Ny WR dan Ny KE ditemukan kesamaan pada gejala

tanda defisit pengetahuan meluputi: menanyakan masalah yang dihadapi,

menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru

terhadap masalah. Kemudian beberapa penyebab defisit pengetahuan yang

memiliki kesamaan dengan data kedua pasien yaitu : kurang terpapar informasi,

ketidaktahuan menemukan sumber informasi. Penegakan diagnosa keperawatan

defisit pengetahuan ditemukan pada Ny WR dan Ny KE.

Namun sesuai dengan fokus studi kasus yaitu memfokuskan pada

pemberian asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan

nyeri akut. Sehingga diagnose keperawatan yang diangkat pada Ny WR dan Ny

KE adalah nyeir akut.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny WR dan Ny KE menurut

yaitu berdasarkan teori menurut Nursing Interventions Classification (NIC)

menurut Bulecheck, Butcher, Dochterman, & Wagner, (2016). Adapun intervensi

keperawatan yang diberikan pada diagnosa keperawatan nyeri akut dengan tujuan

(NOC) dan kriteria hasil pada diagnosa keperawatan nyeri akut : Pain control

yang meliputi :mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri), melaporkan

bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu

67
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), dan menyatakan

rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Dan intervensi keperawatan (NIC) pada

nyeri akut meliputi : Pain management yaitu : lakukan pengkajian nyeri

komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. Sudah sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wulandari & Prihatono, (2001) di Laboratorium

Klinik Akupunktur selama bulan April-Juni 2015 yang mengatakan dari 30

responden dilakukan pengkajian nyeri yang meliputi pengukuran intensitas tingkat

nyeri menggunakan skala nyeri numerik.

Kemudian Kurangi bersama pasien mengenai faktor – faktor presipitasi

nyeri. Pada data di lapangan Ny WR maupun Ny KE mengatakan akan mengalami

nyeri epigastrium apabila kedua pasien mengalami stress atau banyak pikiran

karena tuntutan pekerjaan serta kurang dapat mengatur pola makan karena

kesibukan kegiatan di rumah maupun d tempat kerja. Sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gustin, (2011) di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi

dari bulan Januari-Juli 2011 yang mengatakan bahwa tingkat stress seseorang

dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan gastritis pada penderita gastritis.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, Supono, & Hidayah, (2015) di

Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang pada tanggal 13- 18 Mei 2013 yang

mengatakan bahwa pola makan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi munculnya kekambuhan gastritis pada penderita gastritis.

Intervensi keperawatan selanjutnya Bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Siska Dwi Handayani, Cecep Eli Kokasih, (2012) di daerah cakupan puskesmas

68
Jatinagor yang mengatakan bahwa adanya pengaruh dukungan keluarga dalam

upaya pengobatan dan perawatan pasien gastritis. Berikutnya intervensi

keperawatan berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa

lama nyeri akan dirasakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono

& Meilani, (2016) di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri pada bulan Mei 2014

yang mengatakan adanya pengaruh tingkat pengetahuan dalam melakukan

pencegahan kekambuhan gastritis kembali. Intervensi berikutnya Pilih dan

lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non farmakologi dan interpersonal).

Data pada di lapangan Ny WR maupun Ny KE mendapat terapi famakologi obat

antasida doen 400 mg 10 butir tablet dengan aturan minum 3x1 hari. Menurut

ISO(2016) Antasida Doen dapat mengurangi gejala-gejala yang berhubungan

dengan kelebihan asam lambung, yang salah satunya adalah nyeri epigastrium.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamid et al., (2013) di

swamedikasi Apotek “X” Surabaya pada bulan Oktober 2013 yang mengatakan

bahwa obat antasida doen tablet diindikasikan untuk mengatasi gastritis karena

kelebihan asam lambung.

Pada tujuan NOC pada diagnosa keperawatan Defisit Pengetahuan yaitu

knowledge : disease process dengan kriteria hasil yang meliputi :pasien dan

keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan

program pengobatan, pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar, dan pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa

yang dijelaskan perawat , tim kesehatan lainnya. Dan Intervensi Keperawatan

(NIC) meliputi :gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat, gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat,

69
identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat, dan diskusikan

perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di

masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tamsuri & Setiawan, (2014) di Pondok Pesantren

Trisula Al-Mustamar. Populasi bulan Oktober Tahun 2012 yang mengatakan

bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kambuhnya gejala

gastritis seperti mengetahui makanan yang perlu dihindari pada penderita

gastritis.

Namun sesuai dengan fokus studi kasus yang memfokuskan pada

pemberian asuhan keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan gangguan

nyeri akut. Maka pada implementasi keperawatan dilakukan intervensi

keperawatan pada diagnosa keperawatan nyeri akut.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan.

Implementasi keperawatan selama penelitian dapat sesuai dengan intervensi

keperawatan dikarenakan kedua responden beserta keluarga sangat kooperatif

selama penelitian. Implementasi keperawatan pada kedua responden tidak dapat

dilakukan secara bersamaan karena perbedaan tanggal pasien mengalami keluhan

gastritis.

Pada pelaksanaan implementasi keperawatan Ny WR dilakukan kunjungan

pertama pada tanggal 20 april 2018 pada jam 11.00 wita dilakukan pengkajian

nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi, sedangkan pada Ny

KE dilakukan kunjungan pertama pada tanggal 26 april 2018 jam 12.10 wita

70
dilakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,

onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor

presipitasi. Perbedaan tanggal ini dikarenakan keluhan yang dirasakan Ny WR

dirasakan muncul dan memeriksakan ke puskesmas tanggal 20 april 2018

sedangkan Ny KE memeriksakan keluhan yang muncul ke puskesmas tanggal 26

april 2018. Pada jam 11.20 Ny WR dilakukan mengurangi bersama pasien

mengenai factor – factor presipitasi nyeri, sedangkan Ny KE jam 12.25 wita

dilakukan mengurangi bersama pasien mengenai factor – factor presipitasi nyeri.

Pada jam 11.35 wita Ny WR membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan

menemukan dukungan, dan Ny KE jam 12.35 bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan. Pada jam 11.40 wita Ny WR memberikan

informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan

dirasakan, sedangkan pada Ny KE jam 12.40 wita memberikan informasi

mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan

pada Ny WR jam 11.45 wita melakukan pemilihan dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi , non farmakologi dan interpersonal), sedangkan Ny KE jam 12.45

wita melakukan pemilihan dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non

farmakologi dan interpersonal)

Dan pada kunjungan kedua, kedua pasien dilakukan setiap tindakan pada

jam yang sama hanya berbeda tanggal. Ny WR dilakukan tanggal 21 april 2018

dan Ny KE dilakukan tanggal 27 april 2018. Jam 10.05 wita dilakukan pengkajian

nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor presipitasi. Jam 10.20 wita

dilakukan mengurangi bersama pasien mengenai faktor-faktor presipitasi nyeri.

71
Jam 10.32 wita dilakukan , membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan

menemukan dukungan. Jam 10.44 wita dilakukan memberikan informasi

mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan. Jam

10.54 wita dilakukan memilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non

farmakologi dan interpersonal)

Pada kunjungan ketiga Ny WR dilakukan tanggal 22 april 2018 dan Ny

KE dilakukan tanggal 28 april 2018. Kedua pasien dilakukan tindakan

keperawatan pada jam yang sama. Jam 15.25 wita dilakukan pengkajian nyeri

komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. Jam 15.33 wita mengurangi

bersama pasien mengenai factor – factor presipitasi nyeri. Jam 15.44 wita

dilakukan membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

dukungan. Jam 15.52 wita tidak memberikan informasi mengenai nyeri, seperti

penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan. Hal ini dikarenakan kedua

pasien mengatakan sudah paham dan mengerti mengenai penyakitnya tentang

gejala-gejala, pencegahan kambuhnya gastritis, serta penanganan apabila terjadi

kambuhnya gejlaa gastritis. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zuliandana & Fatmawati, (2016) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada 22-30

Mei 2015 dengan 20 responden yang mengatakan bahwa dari 45,5% dengan

pengetahuan tentang gastritis rendah setelah diberikan pendidikan kesehatan

mengenai gastritis meningkat menjadi 54,5%. Kemudian jam 16.00 wita

dilakukan memilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi , non

farmakologi dan interpersonal).

5. Evaluasi Keperawatan

72
Evaluasi pada kedua pasien menggunakan pendekatan SOAP (Subjektive,

Objektive, Assessment, Planning) dengan menilai dari tujuan (NOC) yaitu pain

control yang memiliki kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab

nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen

nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), dan

menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Evaluasi keperawatan pada Ny

WR mengalami penurunan skala nyeri pada awal pengkajian tanggal 20 April

2018 yaitu 5 menjadi skala 2 dari 0-10 skala nyeri, sedangkan Ny KE mengatakan

skala nyeri 2 mengalami penurunana yang awal skala nyeri 6 dari 0-10 skala

nyeri. Kedua pasien mengatakan bahwa rasa nyeri sudah berkurang karena

manajemen nyeri yang meliputi pengaturan jadwal makan dengan dukungan

keluarga, mengurangi stress atau banyak pikiran, serta rutin mengonsumsi obat

antasida doen. Penanganan farmakologi dengan antasida sudah sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wardaniati & Dahlan, (2016) di SMF penyakit

dalam RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai

Mei 2011 yang mengatakan bahwa dari 5 responden gastritis yang melakukan

terapi penangan farmakologi dengan antasida didapatkan 80% melaporkan

keluhan gastriti menghilang dan 20% melaporkan keluhan gastritis berkurang.

Dan kedua pasien mengatakan merasa nyaman dari pada sebelumnya saat masih

merasakan keluhan gastritis. Kedua pasien tampak tidak menahan nyeri , tampak

tidak meringis, tampak tidak berfokus pada diri sendiri dan kooperatif. Sudah

sesuai dengan tujuan dari definisi operasional peneliti dalam pemenuhan

gangguan nyeri akut pada pasien gastritis. Masalah keperawatan nyeri akut pada

73
kedua pasien teratasi, dan perencanaan selanjutnya yaitu tetap mempertahankan

kondisi saat ini.

C. Keterbatasan

Saat pengumpulan data peneliti menemukan hambatan yaitu sulitnya

menemukan responden untuk menjadi subjek peneliti dikarenakan kesibukan

kegiatan pasien.

74
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan asuhan keperawatan diperoleh hasil

pengkajian yang didapatkan Ny WR mengatakan nyeri ulu hati, tampak meringis

bila pindah posisi, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu makan menurun,

sulit tidur dan diaphoresis. Ny KE mengatakan merasa nyeri ke ulu hati, tampak

meringis bila bagian perut kiri di tekan, bersikap menghindari nyeri, gelisah, nafsu

makan menurun, sulit tidur dan diaphoresis.

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kedua pasien sesuai dengan

tanda gejala yaitu nyeri akut berhubungan dengan inflamasi, dan defisit

pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit.

Rencana tindakan kedua pasien dengan nyeri akut didasarkan pada

Nursing Interventions Classification (NIC) antara lain : lakukan pengkajian nyeri

komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi, kurangi bersama

pasien mengenai factor–factor presipitasi nyeri, bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan, berikan informasi mengenai nyeri, seperti

penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan pilih dan lakukan

penanganan nyeri (farmakologi , non farmakologi dan interpersonal)

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kedua pasien telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun. Hanya pada kunjungan ketiga

tidak diberikan intervensi keperawatan berikan informasi mengenai nyeri, seperti


penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, hal ini dikarenakan pasien

mengatakan sudah paham dan mengerti mengenai penyebab nyeri.

Evaluasi pada Ny WR mengalami penurunan skala nyeri pada awal

pengkajian tanggal 20 April 2018 yaitu 5 menjadi skala 2, dan Ny KE mengalami

penurunana yang awal skala nyeri 6 menjadi 2. Kedua pasien mengatakan bahwa

rasa nyeri sudah berkurang tidak tampak gelisah, dan tidak tampak meringis.

B. Saran

1. Kepada puskesmas

Dengan adanya studi kasus ini yang dilakukan di Wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati I, disarankan untuk meningkatkan memberikan pengetahuan

kepada masyarakat di lingkungan kerja mengenai penyakit tidak menular

termasuk gastritis.

2. Kepada keluarga dan klien

Keluarga Ny.WR dan keluarga Ny.KE diharapkan untuk saling

memperhatikan kesehatan anggota keluarga serta memberikan motivasi untuk

selalu melakukan pola hidup sehat.

3. Kepada pembaca

Peneliti menyadari dalam penyusunan karya tulis ini memiliki banyak

kekurangan sehingga sangat diharapkan apabila pembaca ingin menyempurnakan

karya tulis ini.

76
DAFTAR PUSTAKA

Alini. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan


Skala Nyeri Pada Lansia dengan Gastritis di Desa Siribuang Wilayah Kerja
Puskesmas Koto Kampar Hulu, 20, 1–10.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1
Desember 2013

Bulecheck, G. M., Butcher, H. k., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).


Nursing Interventions Clasisification (NIC). (I. Nurjannah & R. D.
Tumanggor, Eds.) (6th ed.). Indonesia: Elsevier Singapore Pte Ltd.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan (revisi tah). Jakarta


Timur: CV. Trans Info Media.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten


Gianyar Tahun 2016, 1–187. Retrieved from
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Juni 2017/Profil
Kesehatan Gianyar 2016.pdf

Dirjen PP & PL. (2015). Petunjuk teknis surveilans penyakit tidak menular.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiarsana


Indonesia.

Gustin, R. K. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kota


Bukittinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian, 1–12.

Hamid, R., Hamid, R., A, G. N. V, Wijaya, I. N., Yuda, A., Farmasi, J., & Vol, K.
(2013). SECARA SWAMEDIKASI ( STUDI PADA PASIEN APOTEK “ X
” SURABAYA ), 1(2), 49–52.
Hernita, N., Nurhanifah, D., & Rahmawati. (2017). Pengaruh Tirah Baring
Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium pada Klien Gatsritis di Pelayanan
Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin, 1–10.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (7th ed.). Jakarta: EGC.

Kurniyawan, C. B., & Kosasih, M. I. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Kekambuhan Gastritis Jurnal Akp Jurnal Akp, 6(2), 36–41.

Lapau, B. (2012). Metode Penelitian Kesehatan Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,


Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, & Sari. (2011). gangguan gastrointestinal aplikasi asuhan keperawatan


medikal bedah. jakarta: salemba medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (1st ed.). Yogyakarta: Mediaction.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis


(3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Perry, & Potter. (2009). fundamental of nurshing : concepts , process and


practice. (R. Komalasari, Ed.). jakarta: EGC.

Pokja, T. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. (H. Fadhillah, Ed.)


(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

76
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Price, & Wilson. (2006). patofisiologi : konsep klinis proses - proses penyakit (6th
ed.). jakarta: EGC.

Rahayuningsih. (2010). keperawatan medikal bedah sistem pencernaan. jakarta:


EGC.

Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (Edisi 2).
Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Siska Dwi Handayani, Cecep Eli Kokasih, A. P. (2012). Hubungan Dukungan


Keluarga Dengan Kekambuhan Pasien Gastritis Di Puskesmas Jatinangor, 1–
15.

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiadi, S. (Eds.).
(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (5th ed.). jakarta: Internal
Publishing.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukarmin. (2012). keperawatan pada sistem pencernaan. yogyakarta: pelajar.

Sulastri, Siregar, M. A., & Siagian, A. (2012). Gambaran Pola Makan Penderita
Gatsritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kiri Hulu, 2012, 1–9.

Suratun, & Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

77
Suryono, & Meilani, R. D. (2016). J urnal AKP, 7(2), 36–41.

Tamsuri, A., & Setiawan, A. (2014). Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis


Dengan Sikap Diet Pada Penderita Gastritis, 5(1), 31–38.

UPT Kesmas Sukawati 1.2017.Profil UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar

Wahyu, D., Supono, & Hidayah, N. (2015). Pola Makan Sehari-hari Penderita
Gastritis. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), 1(77), 17–24.

Wardaniati, I., & Dahlan, A. (2016). Gambaran Terapi Kombinasi Ranitidin


Dengan Sukralfat Dan Ranitidin Dengan Antasida Dalam Pengobatan
Gastritis Di Smf Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Ahmad
Mochtar Bukittinggi. Jurnal Farmasi Higea, 8(1), 65–74.

World Health Organization. (2014). World Health statistics 2014. World Health
Organization. https://doi.org/978 92 4 156458 8

Wulandari, M., & Prihatono, A. (2001). PENGARUH AKUPUNKTUR PADA


TITIK PC 6, CV 12, DAN ST 36 PADA NYERI LAMBUNG DI
LABORATORIUM KLINIK AKUPUNKTUR POLITEKNIK
KESEHATAN RS DR. SOEPRAOEN MALANG Mayang Wulandari, Amal
Prihatono.

Wulansari, P., & Apriyani, H. (2016). Diagnosis Keperawatan Pada Pasien


Dengan Gangguan Pencernaan. Jurnal Keperawatan, XII(1), 40–45.

Zuliandana, A., & Fatmawati, T. Y. (2016). TENTANG PENCEGAHAN


KAMBUH ULANG GASTRITIS PADA, 5(1), 19–24.

78
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DALAM PEMENUHAN
GANGGUAN NYERI AKUT DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS
SUKAWATI I GIANYAR TAHUN 2018
No Kegiatan Waktu
Feb Mar Apr Mei Juni
2018 2018 2018 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
4 Pengurusan izin
penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
9 Sidang hasil
penelitian
10 Revisi laporan
11 Pengumpulan KTI

81
Lampiran 2
REALISASI ANGGARAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DALAM
PEMENUHAN GANGGUAN NYERI AKUT
DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS
SUKAWATI I GIANYAR

Alokasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

No Kegiatan Rencana Biaya


1 Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal Rp 50.000,00
b. Penggandaan proposal Rp 100.000,00
c. Revisi proposal Rp 100.000,00
2 Tahap Pelaksanaan
a. Penggandaan lembar pengumpulan data Rp 100.000,00
b. Transportasi dan akomodasi untuk peneliti Rp 300.000,00
c. Pengolahan dan analisa data Rp 100.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penyusunan laporan Rp 50.000,00
b. Penggandaan laporan Rp 300.000,00
c. Revisi Laporan Rp 100.000,00
Jumlah Rp 1.200.000,00

82
83
84
Lampiran 3
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak/ Ibu/Saudara/Adik, Kami meminta kesediannya untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.Keikuteertaan dari penelitian ini bersifat

sukarela/tidak memaksa.Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan seksama

dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam

Judul Pemenuhan Gangguan Nyeri Akutdi Wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar Tahun 2018

Peneliti
Kadek Dwi Anggarini
Utama
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar

Peneliti Lain -

Lokasi
UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Penelitian
Sumber
Swadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
pendanaan

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar Tahun 2018, Jumlah responden sebanyak 2 orang

dengan syaratnya yaitu pasien gastritis dengan umur yang sama, pasien gastritis

85
dengan jenis kelamin yang sama, pasien gastritis bersedia menjadi respondenyaitu

telah menandatangani persetujuan menjadi responden. Responden akan observasi

dalam waktu 3 hari, baik dalam perawatan dan pemberian asuhan

keperawatannya.

Peneliti menjamin kerahasiaan semua data peserta penelitian ini dengan

menyimpannya dengan baik dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Kepesertaan Bapak/Ibu/Saudara/Adik pada penelitian ini bersifat

sukarela.Bapak/Ibu/Saudara/Adik dapat menolak untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian

kapan saja tanpa ada sanksi. Keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk berhenti

sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan

pengobatan yang akan diberikan.

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Bapak/Ibu/Saudara/Adik

diminta untuk menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent) Sebagai *Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah

Bapak/Ibu/Saudara/Adik benar-benar memahami tentang penelitian ini.

Bapak/Ibu/Saudara/Adik akan diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda

tangani ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang

dapat mempengaruhi keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk kelanjutan

kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada

Bapak/Ibu/Saudara/Adik

86
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

87
(INFORMED CONSENT)
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak/ Ibu/Saudara/Adik, Kami meminta kesediannya untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.Keikuteertaan dari penelitian ini bersifat

sukarela/tidak memaksa.Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan seksama

dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dalam

Judul Pemenuhan Gangguan Nyeri Akutdi Wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar Tahun 2018

Peneliti
Kadek Dwi Anggarini
Utama
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar

Peneliti Lain -

Lokasi
UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Penelitian
Sumber
Swadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
pendanaan

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT

Kesmas Sukawati 1 Gianyar Tahun 2018, Jumlah responden sebanyak 2 orang

dengan syaratnya yaitu pasien gastritis dengan umur yang sama, pasien gastritis

dengan jenis kelamin yang sama, pasien gastritis bersedia menjadi respondenyaitu

telah menandatangani persetujuan menjadi responden. Responden akan observasi

88
dalam waktu 3 hari, baik dalam perawatan dan pemberian asuhan

keperawatannya.

Peneliti menjamin kerahasiaan semua data peserta penelitian ini dengan

menyimpannya dengan baik dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Kepesertaan Bapak/Ibu/Saudara/Adik pada penelitian ini bersifat

sukarela.Bapak/Ibu/Saudara/Adik dapat menolak untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian

kapan saja tanpa ada sanksi. Keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk berhenti

sebagai peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan

pengobatan yang akan diberikan.

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Bapak/Ibu/Saudara/Adik

diminta untuk menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent) Sebagai *Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah

Bapak/Ibu/Saudara/Adik benar-benar memahami tentang penelitian ini.

Bapak/Ibu/Saudara/Adik akan diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda

tangani ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang

dapat mempengaruhi keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk kelanjutan

kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada

Bapak/Ibu/Saudara/Adik

89
90
91
Lampiran 6
Lembar Observasi
Nama Responden : Ny WR

No. Indikator Observasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Ya Tidak Ya Tida Ya Tidak
k
1 Pasien mengeluh nyeri V V V

2 Pasien tampak meringis V V V


3 Pasien tampak bersikap protektif (mis. waspada, posisi V V V
menghindari nyeri)
4 Pasien tampak gelisah V V V
5 Pasien tampak menarik diri V V V
6 Pasien tampak berfokus pada diri sendiri V V V
7 Keluarga dan pasien mengetahui penyebab nyeri pada gastritis V V V
8 Keluarga dan pasien mengetahui pencegahan nyeri pada V V V
gastritis
9 Keluarga dan pasien mengetahui penanganan nyeri pada V V V
gastritis
10 Keluarga membantu pasien mengurangi faktor presipitasi V V V
munculnya gejala gastritis
11 Pasien meminum obat sesuai anjuran dari petugas kesehatan V V V

92
Lembar Observasi
Nama Responden : Ny KE

No. Indikator Observasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Ya Tidak Ya Tida Ya Tidak

93
k
1 Pasien mengeluh nyeri V V V

2 Pasien tampak meringis V V V


3 Pasien tampak bersikap protektif (mis. waspada, posisi V V V
menghindari nyeri)
4 Pasien tampak gelisah V V V
5 Pasien tampak menarik diri V V V
6 Pasien tampak berfokus pada diri sendiri V V V
7 Keluarga dan pasien mengetahui penyebab nyeri pada gastritis V V V
8 Keluarga dan pasien mengetahui pencegahan nyeri pada V V V
gastritis
9 Keluarga dan pasien mengetahui penanganan nyeri pada V V V
gastritis
10 Keluarga membantu pasien mengurangi faktor presipitasi V V V
munculnya gejala gastritis
11 Pasien meminum obat sesuai anjuran dari petugas kesehatan V V V

94
95
Lampiran 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny WR DENGAN DIAGNOSIS MEDIS

GASTRITIS DI BANJAR TENGAH, DESA KETEWEL, KEC SUKAWATI

GIANYAR TANGGAL 20-22 APRIL 2018

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Ny. WR

Umur : 22 tahun

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Swasta

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Br. Tengah, Ds. Ketewel, Kec. Sukawati,Kab.

Gianyar

Sumber asuransi kesehatan : BPJS

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. W

Umur : 45 tahun

Hubungan dengan pasien : Ayah

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Br. Tengah, Ds. Ketewel, Kec. Sukawati,Kab. Gianyar

96
c. Status kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

a) Keluhan utama

Pasien mengatakan nyeri yang diarasakan seperti perih, nyeri dirasakan

di daerah ke ulu hati, dengan skala nyeri 7 dari 0-10 skala nyeri, nyeri

yang dirasakan hilang timbul tapi sering.

b) Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini

Pasien mengatakan merasa nyeri dari kemarin malam, pasien pulang

kerja jam 22.00 wita, sudah merasa enek dan mual. Keesokan pagi

pasien masih merasa nyeri di ulu hati. Nyeri akan semakin bertambah

saat pasien sarapan, kemudian jam 09.20 wita pasien dibawa ke

puskesmas untuk di periksa.

c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Pasien mengatakan hanya makan seperti biasa.

d) Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan pernah mengalami pusing, batuk dan pilek.

e) Pernah dirawat

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat, dan apabila

pasien mengalami pusing, batuk dan pilek, pasien hanya minum air

hangat dan istirahat saja.

f) Riwayat alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan maupun

obat-obatan.

g) Riwayat pekerjaan dan kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dan lain-lain)

97
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, alkohol,

kopi/teh dan lain – lain.

h) Status perkawinan dan kondisi kehidupan

Pasien mengatakan belum menikah, dan pasien tinggal dengan

keluarga besar di rumahnya.

2) Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan hanya kakek pasien saja yang memiliki penyakit

hipertensi, anggota lainnya tidak memiliki penyakit diabetes, hipertensi,

maupun penyakit menular lainnya.

d. Diagnosis medis dan terapi

Gastritis

Antasida doen 400 mg 3x1 400 mg

e. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosial-kultural)

1) Pola persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Pasien mengatakan jika pasien mengalami pusing, batuk dan pilek pasien

hanya minum air hangat dan istirahat saja. Jika pasien mengalami nyeri saat

maag pasien hanya memaksa untuk tetap makan seperti biasa, namun jika

nyeri yang dirasakan sudah tidak bisa di tahan, maka pasien akan di antar

keluarga ke puskesmas untuk di periksa. Pasien mengatakan akan sering

mengalami nyeri apabila pasien mengalami stress berlebih dan telat makan.

2) Pola metabolik-nutrisi

Pasien mengatakan sejak kemarin malam, pasien makan tetapi pelan

dan sedikit-sedikit karena pasien akan merasa semakin nyeri saat pasien

98
makan sesuatu. Pasien hanya dapat memakan makanan lunak seperti

bubur.

3) Pola eliminasi

a) BAB

Pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari, setiap pagi dengan

konsistensi padat, bau khas feses, warna kuning.

b) BAK

Pasien mengatakan 4-5 kali sehari dengan jumlah urin ±750 ml sehari,

warna kuning, bau khas urine.

4) Pola aktivitas dan olahraga

a) Aktivitas

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri; 1: alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang lain dan

alat; 4: tergantung total

b) Olahraga

Pasien mengatakan jarang olahraga, dan hanya banyak istirahat.

5) Pola istirahat tidur

99
Pasien mengatakan akan sulit tidur nyenyak karena menahan rasa nyeri

pada epigastrium, pasien kemarin malam tidur sekitar jam 23.30 wita dan

bangun jam 06.00 wita.

6) Pola persepsi dan kognitif

pasien mengatakan tidak ada masalah dengan indra perabaan, pendengaran,

penglihatan, pengecapan dan perasaan

7) Pola persepsi- konsep diri

Pasien mengatakan selama sakit merasa kurang nyaman akibat rasa nyeri

yang dirasakan. Pasien mengatakan rasa sakit muncul akibat pasien kurang

dapat menajaga kesehatan karena terlalu banyak bekerja.

8) Pola hubungan peran

Pasien mengatakan tidak ada masalah terhadap perannya sebagai anak

pertama dari dua bersaudara.

9) Pola reproduksi- seksualitas

Pasien mengatakan belum menikah.

10) Pola koping-toleransi stress

Pasien mengatakan lebih sering mengalami stress karena kesibukan

pekerjaan pasien yang menuntut untuk banyak berfikir, pasien mengatakan

apabila tidak mendapat jalan keluar dalam pemecahan masalah pasien akan

meminta bantuan ke teman kerja maupun ke keluarga. Pasien mengatakan

saat stress rasa nyeri pada maag lebih sering kambuh. Pasien mengatakan

bersedia menjadi responden selama penelitian.

11) Pola nilai- kepercayaan

100
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan persembahyangan ke pura hanya

berdoa saja. Pasien mengatakan sakitnya muncul karena kurang

memperhatikan kesehatan.

f. Pengkajian fisik

1) Keadaan umum:

a) Tingkat kesadaran : komposmentis

b) GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)

2) Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 98X/menit

S : 37oC

RR : 20X/menit

3) Keadaan fisik:

a) Kepala dan leher :

Inspeksi

Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, kulit kepala kurang bersih.

Palpasi

Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesarana kelenjar

jugularis dan typoid pada leher.

b) Abdomen:

Inspeksi

Bentuk simetris

Auskultasi

Terdengar bising usus 12 kali/menit

101
Perkusi

Terdengar suara timpani

Palpasi

Terdapat nyeri tekan pada daerah kuadran II , tidak ada pembesaran

hati/lever.

c) Genetalia :

Inspeksi

Tidak terkaji

Palpasi

Tidak terkaji

d) Integument :

Inspeksi

Tidak ada kemerahan, tidak ada edema

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

e) Ekstremitas :

Inspeksi

Atas

Pergerakan normal, tidak adafraktur tidak ada edema dan tidak ada lesi

Bawah

Pergerakan normal, tidak ada fraktur, tidak ada edema dan tidak ada lesi.

Palpasi

Atas

102
Tidak ada nyeri tekan, dan edema.

Bawah

Tidak ada nyeri tekan dan edema.

Kekuatan otot

555 555

555 555

103
B. Diagnosis Keperawatan

1. Analisa data

Data Fokus Analisis Masalah Keperawatan


DS: pasien mengatakan nyeri Stress Nyeri akut

yang diarasakan seperti perih,

nyeri dirasakan di perut kiri Menurunkan produksi

menjalar ke ulu hati, dengan mukus di lambung

skala nyeri 5 dari 0-10 skala

nyeri, nyeri yang dirasakan

hilang timbul tapi sering. Menurunkan barrier

DO: pasien tampak menahan lambung terhadap asam

nyeri, pasien tampak dan pepsin

meringis, pasien tampak

gelisah, menarik diri dan

berfokus pada diri sendiri. Inflamasi

Vital sign :

TD : 100/60 mmHg

N : 98X/menit Nyeri epigastrium

S : 37oC

RR : 20X/menit

Nyeri akut

2. Diagnosis keperawatan

104
No Tgl/ jam Diagnosis keperawatan Tgl teratasi Ttd

ditemukan
1 20 April 2018/ Nyeri akut b.d inflamasi 22 April

11.00 wita yang d.d Pasien 2018

mengatakan nyeri yang

diarasakan seperti perih,

nyeri dirasakan di daerah

hulu hati, dengan skala

nyeri 5 dari 0-10 skala

nyeri, nyeri yang dirasakan

hilang timbul tapi sering.

C. Perencanaan keperawatan

Hari/ No Rencana Perawatan tt


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
tgl D

X
Jumat / 1 Pain control Pain management

20 Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri

April 1. Mampu komprehensif yang meliputi

2018 mengontrol nyeri lokasi, karakteristik,

(tahu penyebab onset/durasi, frekuensi,

nyeri, mampu kualitas, intensitas atau

menggunakan beratnya nyeri dan faktor

tekhnik presipitasi.

105
nonfarmakologi 2. Kurangi bersama pasien

untuk mengenai factor – factor

mengurangi presipitasi nyeri.

nyeri, mencari 3. Bantu pasien dan keluarga

bantuan) untuk mencari dan

2. Melaporkan bahwa menemukan dukungan.

nyeri berkurang 4. Berikan informasi mengenai

dengan nyeri, seperti penyebab

menggunakan nyeri, berapa lama nyeri

manajemen nyeri akan dirasakan.

3. Mampu mengenali 5. Pilih dan lakukan

nyeri (skala, penanganan nyeri

intensitas, frekuensi (farmakologi , non

dan tanda nyeri) farmakologi dan

4. Menyatakan rasa interpersonal)

nyaman setelah nyeri

berkurang

D. Implementasi Keperawatan

Hari/tgl No Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif TT


/jam DX
20 1 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien

106
April komprehensif yang meliputi mengatakan nyeri
2018 / lokasi, karakteristik, yang diarasakan
11.00 onset/durasi, frekuensi, seperti perih, nyeri
wita kualitas, intensitas atau dirasakan di daerah
beratnya nyeri dan faktor hulu hati,, dengan
presipitasi. skala nyeri 5 dari 0-10
skala nyeri, nyeri yang
dirasakan hilang
timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
menahan nyeri, pasien
1 tampak meringis,
pasien tampak gelisah,
11.20
Mengurangi bersama pasien
wita
mengenai factor – factor
presipitasi nyeri. DS: pasien mengatakan
akan mencoba
mengurangi stress
1 DO: Pasien tampak
mengerti dan akan
11.35
mengikuti yang
wita
Membantu pasien dan keluarga disarankan
untuk mencari dan menemukan
dukungan. DS: keluarga
mengatakan akan lebih
memperhatikan anggita
1 keluarga agar tidak
mengalami
kekambuhan kembali
11.40
DO: keluarga tampak
wita
Memberikan informasi mengerti dan akan
mengenai nyeri, seperti melakukan yang

107
penyebab nyeri, berapa lama disarankan
1 nyeri akan dirasakan.
DS: pasien mengatakan
11.45 sudah sedikit mengerti
wita mengenai nyeri yang
dialami.
Memilih dan lakukan DO: pasien tampak
penanganan nyeri bertanya mengenai
(farmakologi , non penyebab nyeri
farmakologi dan interpersonal)
1 DS: pasien mengatakan
21 hanya minum obat
April yang diberikan
2018/ puskesmas seperti
10.05 kekambuhan
wita Melakukan pengkajian nyeri sebelumnya.
komprehensif yang meliputi DO: pasien mendapat
lokasi, karakteristik, obat antasida doen 400
onset/durasi, frekuensi, mg dengan aturan
kualitas, intensitas atau minum 3x1 hari
beratnya nyeri dan faktor
1 presipitasi. DS: pasien
mengatakan nyeri
yang diarasakan
seperti perih, nyeri
10.20 dirasakan di daerah
wita hulu hati,, dengan
skala nyeri 3 dari 0-10
skala nyeri, nyeri yang
Mengurangi bersama pasien dirasakan hilang
mengenai factor – factor timbul tapi sering.
presipitasi nyeri. DO: pasien tampak

108
1 sedikit menahan nyeri,
pasien tidak tampak
meringis,

10.32 DS: pasien mengatakan


wita sudah mencoba
mengurangi stress dan
merasa nyeri
Membantu pasien dan keluarga berkurang. Pasien akan
untuk mencari dan menemukan mencoba kembali
dukungan. sampai nyeri tidak
1 dirasakan
DO: Pasien tampak
mengerti dan akan
mengikuti yang
10.44 disarankan
wita
1
DS: keluarga
mengatakan akan
Memberikan informasi mencoba melakukan
mengenai nyeri, seperti makan bersama dengan
10.54 penyebab nyeri, berapa lama anggota keluarga,
wita nyeri akan dirasakan. saling mengingatka
anggota keluarga agar
tidak ada yang
terlambat makan
Memilih dan lakukan DO: keluarga tampak
penanganan nyeri mengerti dan akan
1 (farmakologi , non melakukan yang
farmakologi dan interpersonal) disarankan

109
DS: pasien mengatakan
22 mengerti mengenai
April nyeri yang dialami.
2018/ DO: pasien tampak
15.25 sudah dapat mengulang
wita apa yang diberikan

DS: pasien mengatakan


1 Melakukan pengkajian nyeri sudah minum obat yang
komprehensif yang meliputi diberikan oleh
lokasi, karakteristik, puskesmas. Pasien
onset/durasi, frekuensi, mengatakan nyeri
kualitas, intensitas atau sudah mulai berkurang,
beratnya nyeri dan faktor dan akan teratur minum
15.33 presipitasi. sampai nyeri yang
wita dirasakan menghilang.
1 DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari

Mengurangi bersama pasien


mengenai factor – factor DS: pasien
15.44 presipitasi nyeri. mengatakan nyeri
wita yang diarasakan sudah
berkurang, nyeri
dirasakan di daerah
1 ulu hati, dengan skala
nyeri 2 dari 0-10 skala
nyeri, nyeri yang
Membantu pasien dan keluarga dirasakan hilang
untuk mencari dan menemukan timbul tapi sering.

110
dukungan. DO: pasien tidak
tampak menahan nyeri,
16.00 pasien tidak tampak
wita meringis, pasien tidak
tampak gelisah,

DS: pasien mengatakan


sudah melakukan
mengurangi stress.
Pasien mengatakan
Memilih dan lakukan nyeri mulai berkurang.
penanganan nyeri DO: Pasien tampak
(farmakologi , non mengerti dan akan
farmakologi dan interpersonal) mengikuti yang
disarankan
DS: keluarga dan
pasien mengatakan
sudah melakukan
jadwal makan bersama
dan saling
memperhatikan
anggota keluarga untuk
menjaga pola makan
teratur.
DO: keluarga tampak
mengerti dan akan
melakukan yang
disarankan

DS: pasien mengatakan


hanya minum obat
yang diberikan

111
puskesmas, nyeri sudah
berkurang, serta akan
teratur minum obat
sampai nyeri yang
dirasakan menghilang.
DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari

E. Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl/ No Evaluasi tt
jam DX
Minggu, 1 S:
22 April
2018 / - pasien mengatakan nyeri yang sudah berkurang,
16.00 wita
nyeri dirasakan di daerah ulu hati dengan skala

nyeri 2 dari 0-10 skala nyeri, nyeri yang dirasakan

hilang timbul

- Pasien mengatakan sudah mengerti mengenai

penyebab nyeri.

- Pasien mengatakan akan mengurangi stress agar

tidak terjadi kekambuhan kembali

- Pasien mengatakan penanganan nyeri farmakologi

menurunkan rasa nyeri yang dirasakan jika pasien

rutin mengonsumsi obat.

- Pasien dan keluarga mengatakan akan mencoba

untuk makan bersama, dan membawa bekal apabila

112
ada anggota keluarga yang akan bekerja maupun

yang menghabiskan waktu lebih banyak diluar agar

waktu makan tidak terlewatkan.

O: pasien tampak tidak menahan nyeri , tampak

tidak meringis, tampak tidak gelisah

A: masalah nyeri akut teratasi

P: pertahankan kondisi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY KE DENGAN DIAGNOSIS MEDIS

GASTRITIS DI BANJAR TENGAH, DESA KETEWEL, KEC SUKAWATI

GIANYAR TANGGAL26-28 APRIL 2018

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Ny. KE

Umur : 22 tahun

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Swasta

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Br. Tengah, Ds. Ketewel, Kec. Sukawati,Kab.

Gianyar

Sumber asuransi kesehatan : BPJS

b. Identitas penanggung jawab

113
Nama : Tn. K

Umur :55 tahun

Hubungan dengan pasien :Ayah

Pekerjaan :Swasta

Alamat : Br. Tengah, Ds. Ketewel, Kec. Sukawati,Kab. Gianyar

c. Status kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

a) Keluhan utama

Pasien mengatakan nyeri yang diarasakan seperti perih, nyeri dirasakan

di daerah ulu hati, dengan skala nyeri 6 dari 0-10 skala nyeri, nyeri

yang dirasakan hilang timbul tapi sering.

b) Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini

Pasien mengatakan merasa nyeri dari tadi pagi, pasien jarang sarapan

saat pagi hari. Pasien mengatakan sejak kemarin memiliki banyak

pikiran, pasien bekerja malam berangkat kerja dari jam 18.00 wita

kemudian pulang kerja jam 23.00 wita, dan jarang makan malam,

keesokan paginya pasien merasa nyeri di epigastrium. Pasien

mengatakan nyeri yang dirasakan tidak hilang sampai jam 10.00 wita,

karena biasanya nyeri akan hilang dengan sendirinya. Pasien

mengatakan kemudian pergi ke puskesmas untuk memeriksakan diri

jam 10.15 wita.

c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

114
Pasien mengatakan tidak melakukan upaya untuk menghilangkan

nyeri.

d) Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan pernah mengalami batuk dan pilek.

e) Pernah dirawat

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat, dan apabila

pasien mengalami batuk dan pilek, pasien hanya perbanyak minum

air.

f) Riwayat alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan maupun

obat-obatan.

g) Riwayat pekerjaan dan kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dan lain-lain)

Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, alkohol,

kopi/teh dan lain – lain.

h) Status perkawinan dan kondisi kehidupan

Pasien mengatakan belum menikah, dan pasien tinggal dengan

keluarga di rumahnya.

2) Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit

diabetes, hipertensi, maupun penyakit menular lainnya.

d. Diagnosis medis dan terapi

Gastritis

Antasida doen 400 mg 3x1 400 mg

115
e. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosial-kultural)

1) Pola persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Pasien mengatakan jika pasien mengalami batuk dan pilek pasien hanya

memperbanak minum air. Jika pasien mengalami nyeri saat maag pasien

hanya membiarkan saja karena biasanya nyeri akan hilang dengan

sendirinya, namun jika nyeri yang dirasakan sudah tidak bisa di tahan,

maka pasien akan pergi ke puskesmas untuk memeriksakan diri. Pasien

mengatakan akan sering mengalami nyeri apabila pasien mengalami stress

berlebih dan telat makan.

2) Pola metabolik-nutrisi

Pasien mengatakan sejak kemarin, pasien hanya makan 2 kali sehari. Pasien

mengatakan apabila nyeri sudah tidak bisa ditahan pasien akan

mengonsumsi makanan lunak seperti bubur.

3) Pola eliminasi

a) BAB

Pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari, setiap pagi dengan

konsistensi padat, bau khas feses, warna kuning.

b) BAK

Pasien mengatakan 4-5 kali sehari dengan jumlah urin ±800 ml sehari,

warna kuning, bau khas urine.

4) Pola aktivitas dan olahraga

a) Aktivitas

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 

116
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri; 1: alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang lain dan

alat; 4: tergantung total

b) Olahraga

Pasien mengatakan hanya istirahat di rumah.

5) Pola istirahat tidur

Pasien mengatakan akan sulit tidur nyenyak karena menahan rasa nyeri

pada epigastrium. Pasien mengatakan sejak kemarin pasien tidak tidur siang

karena mengurus suatu hal, dan malamnya pasien tidur ±4 jam dari jam

01.00 wita dan akan bangun jam 06.00 wita,

6) Pola persepsi dan kognitif

pasien mengatakan tidak ada masalah dengan indra perabaan, pendengaran,

penglihatan, pengecapan dan perasaan. Pasien mengatakan kurang

mengetahui tentang penyakit yang dialami.

7) Pola persepsi- konsep diri

Pasien mengatakan selama sakit merasa kurang nyaman akibat rasa nyeri

yang dirasakan. Pasien mengatakan rasa sakit muncul akibat pasien kurang

dapat menajaga kesehatan karena terlalu banyak pikiran.

8) Pola hubungan peran

Pasien mengatakan tidak ada masalah terhadap perannya sebagai anak

ketiga dari tiga bersaudara.

9) Pola reproduksi- seksualitas

Pasien mengatakan belum menikah.

117
10) Pola koping-toleransi stress

Pasien mengatakan dalam pemecahan masalah pasien sering berfikir

sendiri apabila sudah tidak ada jalan keluar pasien dibantu keluarga, pasien

mengatakan rasa nyeri di ulu hati akan sering muncul apabila pasien sering

banyak pikiran. pasien mengatakan bersedia menjadi responden selama

penelitian.

11) Pola nilai- kepercayaan

Pasien mengatakan tidak bisa melakukan persembahyangan ke pura hanya

berdoa saja. Pasien mengatakan sakitnya muncul karena terlalu banyak

pikiran dan kurang menjaga kesehatan.

f. Pengkajian fisik

1) Keadaan umum:

a) Tingkat kesadaran : komposmentis

b) GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)

2) Tanda-tanda vital :

TD : 110/70 mmHg

N : 97X/menit

S : 37,2oC

RR : 19X/menit

3) Keadaan fisik:

a) Kepala dan leher :

Inspeksi

Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, kulit kepala kurang bersih.

Palpasi

118
Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesarana kelenjar

jugularis dan typoid pada leher.

b) Abdomen:

Inspeksi

Bentuk simetris

Auskultasi

Terdengar bising usus 12 kali/menit

Perkusi

Terdengar suara timpani

Palpasi

Terdapat nyeri tekan pada daerah kuadran II , tidak ada pembesaran

hati/lever.

c) Genetalia :

Inspeksi

Tidak terkaji

Palpasi

Tidak terkaji

d) Integument :

Inspeksi

Tidak ada kemerahan, tidak ada edema

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

e) Ekstremitas :

Inspeksi

119
Atas

Pergerakan normal, tidak adafraktur tidak ada edema dan tidak ada lesi

Bawah

Pergerakan normal, tidak ada fraktur, tidak ada edema dan tidak ada lesi.

Palpasi

Atas

Tidak ada nyeri tekan, dan edema.

Bawah

Tidak ada nyeri tekan dan edema.

Kekuatan otot

555 555

555 555

120
B. Diagnosis Keperawatan

1. Analisa data

Data Fokus Analisis Masalah Keperawatan

121
DS: Pasien mengatakan nyeri Stress Nyeri akut

yang diarasakan seperti perih,

nyeri dirasakan di daerah perut Menurunkan produksi

kiri dan menjalar ke ulu hati, mukus di lambung

dengan skala nyeri 6 dari 0-10

skala nyeri, nyeri yang

dirasakan hilang timbul tapi Menurunkan barrier

sering. lambung terhadap asam

DO: pasien tampak menahan dan pepsin

nyeri, pasien tampak

meringis, pasien tampak

gelisah,. Inflamasi

Vital sign :

TD : 110/70 mmHg

N : 97X/menit Nyeri epigastrium

S : 37,2oC

RR : 19X/menit

Nyeri akut

2. Diagnosis keperawatan

No Tgl/ jam Diagnosis keperawatan Tgl teratasi Ttd

ditemukan

122
1 26 April 2018/ Nyeri akut b.d inflamasi 28 April

13.10 wita yang d.d Pasien 2018

mengatakan nyeri yang

diarasakan seperti teriris-

iris, nyeri dirasakan di

daerah ulu hati, dengan

skala nyeri 6 dari 0-10

skala nyeri, nyeri yang

dirasakan hilang timbul

tapi sering.

C. Perencanaan keperawatan

Hari/ No Rencana Perawatan tt


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
tgl DX

123
Jumat / 1 Pain control Pain management

20 Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri

April 1. Mampu mengontrol nyeri komprehensif yang meliputi

2018 (tahu penyebab nyeri, lokasi, karakteristik,

mampu menggunakan onset/durasi, frekuensi,

tekhnik nonfarmakologi kualitas, intensitas atau

untuk mengurangi nyeri, beratnya nyeri dan faktor

mencari bantuan) presipitasi.

2. Melaporkan bahwa nyeri 2. Kurangi bersama pasien

berkurang dengan mengenai factor – factor

menggunakan manajemen presipitasi nyeri.

nyeri 3. Bantu pasien dan keluarga

3. Mampu mengenali nyeri untuk mencari dan menemukan

(skala, intensitas, frekuensi dukungan.

dan tanda nyeri) 4. Berikan informasi mengenai

4. Menyatakan rasa nyaman nyeri, seperti penyebab nyeri,

setelah nyeri berkurang berapa lama nyeri akan

dirasakan.

5. Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi , non

farmakologi dan interpersonal)


D. Implementasi Keperawatan

Hari/tgl No Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif TT


/jam DX
26April 1 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien
2018 / komprehensif yang meliputi mengatakan nyeri

124
12.10 lokasi, karakteristik, yang diarasakan
wita onset/durasi, frekuensi, seperti perih, nyeri
kualitas, intensitas atau dirasakan di daerah
beratnya nyeri dan faktor ulu hati, dengan skala
presipitasi. nyeri 6 dari 0-10 skala
nyeri, nyeri yang
dirasakan hilang
timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
menahan nyeri, pasien
1 tampak meringis,
pasien tampak gelisah,
12.25
Mengurangi bersama pasien
wita
mengenai faktor – faktor
presipitasi nyeri. DS: pasien mengatakan
akan mencoba
mengurangi stress
1 DO: Pasien tampak
mengerti dan akan
12.35
mengikuti yang
wita
Membantu pasien dan keluarga disarankan
untuk mencari dan menemukan
dukungan. DS: keluarga
mengatakan akan lebih
memperhatikan anggita
1 keluarga agar tidak
mengalami
12.40
kekambuhan kembali
wita
DO: keluarga tampak
Memberikan informasi mengerti dan akan
mengenai nyeri, seperti melakukan yang
penyebab nyeri, berapa lama disarankan

125
1 nyeri akan dirasakan.
12.45 DS: pasien mengatakan
wita sudah sedikit mengerti
mengenai nyeri yang
dialami.
Memilih dan lakukan DO: pasien tampak
penanganan nyeri bertanya mengenai
(farmakologi , non tanda gejala nyeri
1 farmakologi dan interpersonal)
27 DS: pasien mengatakan
April hanya minum obat
2018/ yang diberikan
10.05 puskesmas seperti
wita kekambuhan
Melakukan pengkajian nyeri sebelumnya.
komprehensif yang meliputi DO: pasien mendapat
lokasi, karakteristik, obat antasida doen 400
onset/durasi, frekuensi, mg dengan aturan
kualitas, intensitas atau minum 3x1 hari
1 beratnya nyeri dan faktor
presipitasi. DS: pasien
10.20 mengatakan nyeri
wita yang diarasakan
seperti perih, nyeri
dirasakan di daerah
ulu hati, dengan skala
nyeri 4 dari 0-10 skala
Mengurangi bersama pasien nyeri, nyeri yang
mengenai factor – factor dirasakan hilang
1 presipitasi nyeri. timbul tapi sering.
DO: pasien tampak
sedikit menahan nyeri,

126
10.32 pasien tidak tampak
wita meringis,

DS: pasien mengatakan


sudah mencoba
mengurangi stress dan
Membantu pasien dan keluarga merasa nyeri
untuk mencari dan menemukan berkurang. Pasien akan
1 dukungan. mencoba kembali
sampai nyeri tidak
dirasakan
10.44 DO: Pasien tampak
wita mengerti dan akan
mengikuti yang
1 disarankan

DS: keluarga
mengatakan akan
10.54 Memberikan informasi mencoba melakukan
wita mengenai nyeri, seperti makan bersama dengan
penyebab nyeri, berapa lama anggota keluarga,
nyeri akan dirasakan. saling mengingatka
anggota keluarga agar
tidak ada yang
terlambat makan
1 Memilih dan lakukan DO: keluarga tampak
penanganan nyeri mengerti dan akan
(farmakologi , non melakukan yang
farmakologi dan interpersonal) disarankan
22
April DS: pasien mengatakan
2018/ mengerti mengenai

127
15.25 nyeri yang dialami.
wita DO: pasien tampak
sudah dapat mengulang
apa yang diberikan

1 Melakukan pengkajian nyeri DS: pasien mengatakan


komprehensif yang meliputi sudah minum obat yang
lokasi, karakteristik, diberikan oleh
onset/durasi, frekuensi, puskesmas. Pasien
kualitas, intensitas atau mengatakan nyeri
15.33 beratnya nyeri dan faktor sudah mulai berkurang,
wita presipitasi. dan akan teratur minum
sampai nyeri yang
1 dirasakan menghilang.
DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari

15.44 Mengurangi bersama pasien DS: pasien


wita mengenai factor – factor mengatakan nyeri
presipitasi nyeri. yang diarasakan sudah
berkurang, nyeri
dirasakan di daerah
1 ulu hati, dengan skala
nyeri 2 dari 0-10 skala
nyeri, nyeri yang
dirasakan hilang
Membantu pasien dan keluarga timbul tapi sering.
untuk mencari dan menemukan DO: pasien tidak
16.00 dukungan. tampak menahan nyeri,
wita pasien tidak tampak

128
meringis, pasien tidak
tampak gelisah,

DS: pasien mengatakan


sudah melakukan
mengurangi stress.
Pasien mengatakan
nyeri mulai berkurang.
Memilih dan lakukan DO: Pasien tampak
penanganan nyeri mengerti dan akan
(farmakologi , non mengikuti yang
farmakologi dan interpersonal) disarankan

DS: keluarga dan


pasien mengatakan
sudah melakukan
jadwal makan bersama
dan saling
memperhatikan
anggota keluarga untuk
menjaga pola makan
teratur.
DO: keluarga tampak
mengerti dan akan
melakukan yang
disarankan

DS: pasien mengatakan


hanya minum obat
yang diberikan
puskesmas, nyeri sudah
berkurang, serta akan

129
teratur minum obat
sampai nyeri yang
dirasakan menghilang.
DO: pasien mendapat
obat antasida doen 400
mg dengan aturan
minum 3x1 hari

E. Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl/ No Evaluasi tt
jam DX
Sabtu, 28 1 S:
April 2018
/ 16.00 - Pasien mengatakan nyeri yang diarasakan sudah
wita
berkurang, nyeri dirasakan di daerah ulu hati,

dengan skala nyeri 2 dari 0-10 skala nyeri, nyeri

yang dirasakan hilang timbul.

- Pasien mengatakan sudah mengerti mengenai

penyebab nyeri.

- Pasien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan

sudah berkurang walaupun pasien sedang

berjallan-jalan

- Pasien mengatakan penanganan nyeri

farmakologi menurunkan rasa nyeri yang

dirasakan jika pasien rutin mengonsumsi obat.

- Pasien dan keluarga mengatakan akan mencoba

130
untuk makan bersama, dan membawa bekal

apabila ada anggota keluarga yang akan bekerja

maupun yang menghabiskan waktu lebih banyak

diluar agar waktu makan tidak terlewatkan.

O: pasien tampak tidak menahan nyeri , tidak tampak

meringis, tidak tampak gelisah

A: masalah nyeri akut teratasi

P: pertahankan kondisi

131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141

Anda mungkin juga menyukai