Nim : 181471
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian saya dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Gatroenteritis Akut Dengan Masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti
Waluya Malang”, telah disetujui untuk dipublikasikan di Jurnal Keperawatan Malang dan Website
Lembaga Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat STIKes Panti Waluya Malang dengan
NIM : 181471
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GATROENTERITIS AKUT DENGAN
Email : arimbipangli@gmail.com
ABSTRAK
Gatroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil, dan usus besar dengan berbagai
kondisi patologis dari saluran gastrointestinal atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen. Tujuan penulisan adalah untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami Gatroenteritis Akut dengan masalah nyeri akut. Desain penelitian yang digunakan
adalah metode kasus dengan 2 pasien sebagai responden yang dilaksanakan pada pasien 1 tanggal
26- 28 Maret 2021 di ruang St. Maria Paviliun dan pasien 2 tanggal 09 – 12 April 2021 di ruang
St. Maria Paviliun Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil
pada kedua pasien mengalami nyeri akut karena mengalami Gatroenteritis Akut sehingga
dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 hari dan hasil penelitian yang didapatkan pada
pasien 1 dan pasien 2 dapat teratsi dibuktikan dengan memenuhi semua kriteria hasil yang
ditetapkan. Oleh karena itu, bertujuan untuk mengindari kambuhnya Gatroenteritis Akut dan
komplikasi yang terjadi dengan memberikan tindakan keperawatan guna mengatasi nyeri akut.
Gatroenteritis is inflammation of the stomach, small intestine, and large intestine with various
pathological conditions from the gastrointestinal tract or without vomiting and abdominal
discomfort. The purpose of writing is to provide nursing care to patients who experience acute
gastroenteritis with acute pain problems. The research design used is the case method with 2
patients as respondents which was carried out on patient 1 on 26-28 March 2021 in the St. Maria
Pavilion and patient 2 April 09 – 12, 2021 in the St. Maria Pavilion of Panti Waluya Hospital,
Malang. Based on the research, it was found that both patients experienced acute pain due to acute
gastroenteritis so that nursing care was carried out for 3 days and the results of the study obtained
in patient 1 and patient 2 could be resolved as evidenced by meeting all the established outcome
criteria. Therefore, it aims to avoid the recurrence of acute gastroenteritis and complications that
Gatroenteritis adalah peradangan pada dengan frekuensi lebih dari 3x dalam sehari),
lambung, usus kecil, dan usus besar dengan kram perut, dan terkadang demam (Anwari,
infeksi usus yang ditandai dengan diare ( Bakteri dan virus tersebut invasi kedalam
usus menginfeksi sel-sel, serta memproduksi Kesehatan sebanyak 28.979 orang atau
enterotoksin atau Cytotoksin yang dapat sekitar 58,7% (Kemenkes RI, 2016).
merusak dan melekat pada dinding sel usus Berdasarkan data departemen kesehatan
penyakit gastroenteritis diderita sekitar lebih atau sekitar 22,73% (Kemenkes RI, 2018).
penyakit yang keberadaanya masih menjadi gasteroenteritis mencapai 13.770 pada tahun
masalah kesehatan di dunia, termasuk di 2018. Pada tahun 2019 meningkat menjadi
Berdasarkan data di Asia Tenggara dengan 2019). Berdasarkan data dari Rekam Medik
Proportional Mortality Ration (PMR) di Rumah Sakit Panti Waluya Malang kasus
pasien gasteroenteritis akut pada tahun 2018 bulan terakhir sejak bulan Januari sampai Juli
masih menduduki peringkat pertama di 2019 dengan rentang usia 0-17 tahun
Indonesia yaitu sebanyak 1.637.708 atau sebanyak 145 klien, 18-65 tahun sebanyak 43
40,90% kasus (Riskesdas, 2018). Angka klien, 66-79 tahun sebanyak 18 klien, 80-99
kejadian kasus gasteroenteritis akut di tahun sebanyak 3 klien, lebih dari 100 tahun
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 di 0 klien ( Data Rekam Medis Rumah Sakit
menemukan ketika praktik klinik pada bulan minum untuk mengganti cairan tubuh yang
Juni 2019 di Rumah Sakit Panti Waluya hilang dan mengatasi nyeri perut pasien
Malang, penulis menemukan pasien wanita dengan melatih pasien untuk melakukan
oleh anaknya karena BAB terus menerus 5-6 optimal dapat menimbulkan dampak
x/hari dengan konsistensi cair, mual, dan terhadap fungsi fisiologis, gangguan kognitif,
sempat muntah 1 kali. Keadaan umum pasien mental dan fisik. Pasien dengan nyeri yang
yaitu Composmetis, tidak ada tanda-tanda tidak tertangani juga bisa menyebabkan
dehidrasi, kulit pasien teraba hangat, dan peningkatan tekanan intra kranial ( Ayasrah,
turor kulit kembali kurang dari 2 detik. Pasien 2014). Nyeri yang tidak segera tertangani
merasakan nyeri pada abdomen, klien merasa juga akan menimbulkan rasa cemas,
kesakitan pada perutnya sudah 2 hari, wajah ketakutan, depresi dan bahkan paranoid. Oleh
meringsis kesakitan, nyeri hilang timbul, karena itu, nyeri perlu diatasi agar tidak
nyeri hilang saat setelah BAB, lokasi nyeri terjadi komplikasi lebih lanjut serta dapat
pada sekitar umbilikalis dengan skala nyeri 5. menganggu pasien dan dapat membantu
memberikan klien obat antidiare yang telah Gasteroenteritis Akut (GEA). Asuhan
keperawatan yang dapat diberikan adalah 1. Pasien dengan diagnose medis
keluarnya cairan dalam tubuh secara 2. Pasien dewasa usia 18-65 Tahun
berlebih, selain itu perawat dapat 3. Pasien memiliki tanda dan gejala yaitu :
dan relaksasi yang bertujuan meningkatkan (GEA) yang mengeluh nyeri pada
karena itu penulis menulis studi kasus yang c. Skala nyeri 2 sampai 6
berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien 4. Pasien memiliki tanda dan gejala minor
Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti Waluya a. Memiliki perubahan BAB yaitu
masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti terlungkap atau memegangi area
meringis kesakitan )
d. Pasien mengalami penurunan nafsu 1. Pengkajian
pernafasan cepat dan dalam pasien pertama didapatkan data pada tanggal
g. Pasien mengalami gangguan tidur 26 Maret 2021. Pada tanggal 25 Maret 2021
Penelitian ini dilakukan selama 3 hari klien dating ke IGD Rumah Sakit Panti
terhadap masing-masing pasien dengan Waluya Malang dengan keluhan diare lebih
menggunakan data sekunder dari rekam dari 10 kali. Dengan konsistensi cair,
medis pasien dan data melalui pembimbing berwarna coklat kehitaman dan bau khas
klinik karena mengingat bahwa masih adanya BAB. Klien mengatakan mengalami diare
covid-19. Dicantuman etika yang mendasari dikarenakan setelah memakan makanan yang
penyusunan studi kasus, terdiri dari : dibeli di pinggir jalan pada tanggal 25 Maret
1. Informed Consent ( persetujuan menjadi 2021 pukul 10.00 WIB. Setelah itu pada
2. Anonymity ( tanpa nama ) setelah dirasa diare tidak dapat diobati secara
Pada studi kasus ini didapatkan hasil sebagai Saat di IGD didapatkan data : TD : 120/ 70
abdomen terdengar bising usus sebanyak dengan nyeri yang dirasakan, setelah itu oleh
50x/menit. Didapatkan juga data pengkajian biarawati lainnya dibawa ke UGD Rumah
pedas pada tanggal 08 April 2021 sekitar Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien 1
pukul 08.00 WIB. Setelah itu klien ditegakkan diagnose Nyeri Akut
merasakan perutnya mulas setelah itu klien berhubungan dengan Inflamasi dibuktikan
diare sekitar 4-5 kali. Klien mengatakan dengan sikap proktektif (gelisah) dan pada
sudah minum enterostop. Akan tetapi pada pasien 2 ditegakkan diagnose Nyeri Akut
berhubungan dengan Inflamasi dibuktikan 2 dikarenakan usia klien yang sudah
Pada pasien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana Pada evaluasi hari perawatan pertama, kedua
keperawatan yang bersifat mandiri dan klien masih mengeluhkan nyeri pada area
kolaboratif. Tindakan keperawatan yang abdomen. Klien 1 dan klien 2 mengeluh nyeri
dilakukan mengacu pada kondisi klien saat masih hilang timbul. Pada evaluasi hari
ini. Klien mengalami gastroenteritis akut kedua perawatan klien 1 dan 2 masih
yang mengakibatkan nyeri akut. mengeluh nyeri sedikit berkurang akan tetapi
Pada klien 1 dan 2 dilakukan 9 implementasi, ketiga perawatan, klien 1 dan 2 sudah tidak
yang dilakukan semua sesuai rencana ada keluhan, dikarenakan nyeri sudah tidak
keperawatan. Implementasi yang dilakukan lagi dirasakan dan keluhan nyeri pada area
sesuai dengan masalah klien dengan nyeri abdomen dengan skala nyeri 0.
mengajarkan nafas dalam kepada klien. Berdasarkan data yang diperoleh dari
tambahan yaitu pemberian aroma terapi gastroenteritis akut diakibatkan klien makan
untuk pengalihan rasa nyeri. Pemberian makanan pinggir jalan dan sebelum makan
teknik aroma terapi sangat efektif kepada klien tidak mencuci tangan yang membuat
klien 1 akan tetapi kurang efektif pada klien klien diare dan merasa nyeri pada area
usus sebanyak 55x/menit, saat perkusi Menurut penulis, pada klien 1 ditegakkan
terdengar hipertimpani dan saat palpasi klien diagnosa keperawatan yaitu diagnose Nyeri
mengatakan adanya nyeri tekan pada Akut berhubungan dengan inflamasi terbukti
abdomen. Sedangkan pada pasien 2 dengan klien 1 mengatakan nyeri tekan pada
berdasarkan data yang diperoleh dari perawat area abdomen, skala nyeri 5, saat auskultasi
bahwa klien 2 mengalami gastroenteritis akut terdengar bising usus sebanyak 55x/menit,
diakibatkan klien habis makan makanan yang saat perkusi terdengar hipertimpani dan saat
pedas sehingga menyebabkan diare dan nyeri palpasi abdomen terasa kaku. Sedangkan
pada area hypogastric. Pada saat pemeriksaan pada klien 2 ditegakkan diagnose yaitu Nyeri
fisik pada abdomen saat auskultasi terdengar Akut berhubungan dengan inflamasi terbukti
bising usus sebanyak 45x/menit, saat perkusi klien mengatakan habis makan makanan
terdengar hipertimpani dan saat palpasi klien pedas, nyeri pada area abdomen, skala nyeri
mengatakan adanya nyeri tekan pada 5, saat auskultasi terdengar bising usus
Hal tersebut sesuai dengan teori ( Mutaqin, hipertimpani dan saat palpasi abdomen terasa
2010) yang menyatakan bahwa nyeri yang Menurut penulis, pada klien 1 dan 2 telah
disebabkan oleh infeksi virus masuk kedalam ditetapkan rencana keperawatan yang bersifat
merusak mukosa usus terjadi iritasi mukosa keperawatan yang dilakukan mengacu pada
usus sehingga menyebabkan sensasi tidak kondisi klien saat ini. Klien mengalami
nyaman pada abdomen atau nyeri pada gastroenteritis akut yang mengakibatkan
2014 ) yang menyatakan bahwa Nyeri, kram mengurangi nyeri (Mis. Kompres
dan borborigmus dapat terjadi karena dingin, teknik dikstraksi dan relaksasi)
pelepasan gas dari makanan yang tidak 6. Berikan posisi yang nyaman bagi klien
keperawatan yang bersifat mandiri dan 8. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
dilakukan mengacu pada kondisi klien saat 9. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
ini. Klien mengalami gastroenteritis akut memberikan diit makanan halus dan
Hal ini sesuai dengan teori Tim Pokja SIKI 4. Implementasi Keperawatan
3. Identifikasi respons nyeri non verbal dilakukan sesuai dengan masalah klien
4. Identifikasi factor yang memberatkan dengan nyeri akut, sesuai kondisi dan
terapi untuk pengalihan rasa nyeri. Menurut penulis, klien 1 dan 2 mengalami
Pemberian teknik aroma terapi sangat nyeri akut. Pada evaluasi hari perawatan
efektif kepada klien 1 akan tetapi kurang pertama, kedua klien masih mengeluhkan
efektif pada klien 2 dikarenakan usia klien nyeri pada area abdomen. Klien 1 dan klien
yang sudah memasuki usia lansia. 2 mengeluh nyeri masih hilang timbul. Pada
Hal di atas sesuai dengan teori (Martinench, evaluasi hari kedua perawatan klien 1 dan 2
Implementasi adalah pelaksanaan dari akan tetapi masih sering dirasakan. Pada
rencana intervensi untuk mencapai tujuan evaluasi hari ketiga perawatan, klien 1 dan 2
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai sudah tidak ada keluhan, dikarenakan nyeri
setelah rencana intervensi disusun dan sudah tidak lagi dirasakan dan keluhan nyeri
ditujukan pada nursing orders untuk pada area abdomen dengan skala nyeri 0.
membantu klien mencapai tujuan yang Hal tersebut sesuai teori Mitayani (2012)
intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk merupakan hasil dari perkembangan ibu
mempengaruhi masalah kesehatan klien. dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
Tujuan dari implementasi adalah membantu 1. Klien melaporkan bahwa nyeri pada