Nama : Halisa
Nim : 181141013
Program studi : S1 Ilmu Keperawatan
Hari/Tanggal : Minggu, 17 Mei 2022
(Halisa)
Mengetahui,
Pembimbing akademik
(Alpian Jayadi, S,Kep., (Ariska Putri.H.,S.Kep., (Alpian Jayadi, S,Kep (Putri Pamungkas.
Ns,M.Imun) Ns.,M.Epid) Ns,M.Imun) S.kep.,Ns.,M.KMM)
BAB I
Pendahulan
A. Latar Belakarang
Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai
dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh (Suratun,2010). Sedangkan menurut Suharyono, 2003 GEA
didefinisikan sebagai buang air besar dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah
lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Menurut WHO (1980)
gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Gastroenteritis dapat dibagi dalam gastroenteritis akut dan kronis (Setiawan,
2006;Talley,1998). Gastroenteritis Akut (GEA) atau diare sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan, yang mengancam nyawa di negara berkembang ataupun
negara maju.
Menurut Word Health Organization (WHO), walaupun di Negara maju sudah
terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden GEA tetap tinggi dan
masih menjadi masalah kesehatan. GEA juga merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena sering menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan disertai dengan kematian yang tinggi, terutama di
Indonesia Bagian Barat (Phetisya, 2019). GEA didefinisikan sebagai buang air besar
dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari (Suharyono,2003).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah “bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gastreonteritis (GEA) diruang edewies RS
Bhayangkara Surabaya?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gastroenteritis
(GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara Surabaya
1
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien terkait penyakit yaitu gastroenteritis
(GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara Surabaya
b. Dapat merumuskan diagnisa keperawatan pada pasien terkait penyakit yaitu
gatreonteritis (GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara Surabaya
c. Dapat melakukan perencaan tindakan keperawatan pada pasien terkait
penyakit yaitu gatreonteritis (GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara
Surabaya
d. Dapat mengimplemetasikan tindakan keperawatan pada pasien terkait
penyakit yaitu gatreonteritis (GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara
Surabaya
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada pasien terkait
penyakit yaitu gatreonteritis (GEA) diruang edelweiss RS Bhayangkara
Surabaya
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan diharapkan dapat
bermaaf dalam dunia pendidikan khusunya dibidang keperawatan mengenai asuhan
keperawatan medical bedah dengan gastroenteritis (GEA).
2. Manfaat praktis
a. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan dengan adanya tugas ini perawat dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan lebih
baik lagi khusunya dalam masalah gastroenteritis (GEA) serta diharapkan mampu
melakukan asuhan dengan standar oprasional prosedur (SOP).
b. Bagi rumah sakit
Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin,
mampu menyediakan sarana dan prasana yang emmadai dalam pemeberian
asuhan keperawatan pada pasien khusunya pada pasien dengan penyakit
gastroenteritis (gea).
2
BAB II
Tinjauan Teori
A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000). Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang
di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit (Cecyly, Betz, 2002).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair),dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir (Sudaryat, 2017). Menurut
Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh.
jika tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan
gangguan keseimbangan elektrolit sehingga dapat menyebabkan kematian terutama pada
anak. Kebanyakan kasus gastroenteritis bersifat infeksius, namun dapat juga terjadi akibat
konsumsi obat-obatan dan bahan-bahan toksik. Penularan gastroenteritis dapat melalui
rute fekal-oral dari orang ke orang atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi.
B. Etiologi
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari World
Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa menyebabkan terjadinya
gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non-infeksi. Lebih dari 90 % diare akut
disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10 % karena sebab lain. Untuk
penyebabnya yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Virus
Di negara berkembang dan industrial penyebab tersering dari gastroenteritis akut
adalah virus, beberapa virus penyebabnya antara lain :
- Rotavirus
Merupakan salah satu terbanyak penyebab dari kasus rawat inap di rumah
sakit dan mengakibatkan 500.000 kematian di dunia tiap tahunnya, biasanya
3
diare akibat rotavirus derat keparahannya diatas rerata diare pada umumnya
dan menyebabkan dehidrasi. Pada anak-anak sering tidak terdapat gejala dan
umur 3 – 5 tahun adalah umur tersering dari infeksi virus ini.
- Human Caliciviruses (HuCVs)
Termasuk famili Calciviridae, dua bentuk umumnya yaitu Norwalk-like
viruses (NLVs) dan Sapporo-like viruses (SLVs) yang sekarang disebut
Norovirus dan sapovirus. Norovirus merupakan penyebab utama terbanyak
diare pada pasien dewasa dan menyebabkan 21 juta kasus per tahun.
Norovirius merupakan penyebab tersering gastroenteritis pada orang dewasa
dan sering menimbulkan wabah dan menginfeksi semua umur. Sapoviruses
umumnya menginfeksi anak – anak dan merupakan infeksi virus tersering
kedua selain Rotavirus.
- Adenovirus
Umumnya menyerang anak – anak dan menyebabkan penyakit pada system
respiratori. adenovirus merupakan family dari Adenoviridae dan merupakan
virus DNA tanpa kapsul, diameter 70 nm, dan bentuk icosahedral simetris.
Ada 4 genus yaitu Mastadenovirus, Aviadenovirus, Atadenovirus, dan
Siadenovirus.
b. Bakteri
Infeksi bakteri juga menjadi penyebab dari kasus gastroenteritis akut bakteri yang
sering menjadi penyebabnya adalah Diarrheagenic Escherichia coli, Shigella
species, Vibrio cholera, Salmonella. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan
gastroenteritis akut adalah :
1. Diarrheagenic Escherichia- coli
Penyebarannya berbeda – beda di setiap negara dan paling sering terdapat di
Negara yang masih berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak
menimbulkan bahaya jenis dari bakterinya adalah:
-Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
-Enteropathogenic E. coli (EPEC)
-Enteroinvasive E. coli (EIEC)
-Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
4
2. Campylobacter
Bakteri jenis ini umumnya banyak pada orang yang sering berhubungan
dengan perternakan selain itu bisa menginfeksi akibat masakan yang tidak
matang dan dapat menimbulkan gejala diare yang sangat cair dan
menimbulkan disentri.
3. Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa hipoglikemia dan tingkat
kematiannya sangatlah tinggi.
4. Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa menjadi pathogen pada
manusia. Hanya serogrup cholera O1 dan O139 yang dapat menyebabkan
wabah besar dan epidemic. Gejalanya yang paling sering adalah muntah tidak
dengan panas dan feses yang konsistensinya sangat berair. Bila pasien tidak
terhidrasi dengan baik bisa menyebabkan syok hipovolemik dalam 12 – 18
jam dari timbulnya gejala awal.
5. Salmonella
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa mekanisme. Beberapa toksin
telah diidentifikasi dan prostaglandin yang menstimulasi sekresi aktif cairan
dan elektrolit mungkin dihasilkan. Pada onset akut gejalanya dapat berupa
mual, muntah dan diare berair dan terkadang disentri pada beberapa kasus.
c. Parasitic agents
Cryptosporidium parvum, Giardia L, Entamoeba histolytica, and Cyclospora
cayetanensis infeksi beberapa jenis protozoa tersebut sangatlah jarang terjadi
namun sering dihubungkan dengan traveler dan gejalanya sering tak tampak.
Dalam beberapa kasus juga dinyatakan infeksi dari cacing seperti Stongiloide
stecoralis, Angiostrongylus C., Schisotoma Mansoni, S. Japonicum juga bisa
menyebabkan gastroenteritis akut.
2. Non –Infeksi
a. Malabsorpsi/ maldigesti Kurangnya penyerapan seperti :
1. Karbohidrat : Monosakrida (glukosa), disakarida (sakarosa)
5
2. Lemak : Rantai panjang trigliserida
3. Asam amino
4. Protein
5. Vitamin dan mineral
b. Imunodefisiensi
Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu hipogamaglobulinemia,
panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi
IgA dan imunodefisiensi IgA heavycombination.
c. Terapi Obat
Orang yang mengonsumsi obat- obatan antibiotic, antasida dan masih kemoterapi
juga bisa menyebabkan gastroenteritis akut.
d. Lain-lain
Tindakan gastrektomi, terapi radiasi dosis tinggi, sindrom Zollinger-Ellison,
neuropati diabetes sampai kondisi psikis juga dapat menimbulkan gastroenteritis
akut.
C. Patofisiologi
penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,Salmonella, Escherihia Coli,
Yersinia dan lainnya, parasite (biardia lambia, Cryptosporidium) Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau lytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut.penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke
klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan
dan minuman yang terkontaminasi.mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ).
selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
6
(asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi(intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
7
D. Manifestasi klinis
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. membran mukosa mulut dan bibir kering
6. kehilangan berat badan
7. tidak nafsu makan
8. Badan terasa lemah
E. Pemeriksaan penunjang
Menurut Sudoyo (2009), pemeriksaan penunjang untuk penyakit GEA ada dua yaitu
pemeriksaan darah dan pemeriksaan feses pasien, sebagai berikut :
1. Darah
Pada pemeriksaan darah yang perlu diperiksa adalah dara perifer lengkap, serum
elektrolit berupa Na+, K+, Cl-, analisa gas darah apabila didapatkan tandatanda
gangguan keseimbangan asam basa, immunoassay untuk mengetahui organisme yang
menginfeksi mukosa gastrointestinal seperti toksin bakteri (C. difficile), antigen virus
(rotavirus), antigen protozoa (Giardia, E. histolytica).
2. Feses
Pemeriksaan feses yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan feses lengkap, pada
pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui peningkatan
jumlah leukosit di feses pada inflammatory diarrhea, parasit, amoeba bentuk trpozit,
dan hypa pada jamur. Selain pemeriksaan feses lengkap dilakukan biakan dan
resistensi feses atau colok dubur.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas: rehidrasi
sebagai prioritas utama pengobatan, memberikan terapi simptomatik, dan memberikan
terapi definitif.
a. Terapi rehidrasi
8
Langkah pertama dalam menterapi diare adalah dengan rehidrasi, dimana lebih
disarankan dengan rehidrasi oral. Akumulasi kehilangan cairan (dengan penghitungan
secara kasar dengan perhitungan berat badan normal pasien dan berat badan saat
pasien diare) harus ditangani pertama. Selanjutnya, tangani kehilangan cairan dan
cairan untuk pemeliharaan. Hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan
rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
- Jenis cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah bila
dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja. Apabila tidak tersedia cairan
ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonik. Sebaiknya ditambahkan satu ampul
Nabikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap satu liter infus NaCl isotonik. Asidosis
akan dapat diatasi dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan,
tersedia di pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha
awal agar tidak terjadi dehidrasi dengan berbagai akibatnya. Rehidrasi oral
(oralit) harus mengandung garam dan glukosa yang dikombinasikan dengan
air (Barr, 2017).
- Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam 1-2 jam
untuk mencapai kondisi rehidrasi (Amin, 2015)
- Jalur Pemberian Cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan intravena.
Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar
antara 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na bikarbonat dan 1,5g KCI setiap
liternya. Cairan peroral juga digunakan untuk memperlahankan hidrasi setelah
rehidrasi inisial (Sudoyo,2009)
b. Terapi simtomatik
Pemberian terapi simtomatik haruslah berhati-hati dan setelah benar-benar
dipertimbangkan karena lebih banyak kerugian daripada keuntungannya. Hal yang
harus sangat diperhatikan pada pemberian antiemetik, karena Metoklopropamid
9
misalnya dapat memberikan kejang pada anak dan remaja akibat rangsangan
ekstrapiramidal. Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi peroral, bila tak ada
kontraindikasi dapat dipertimbangkan pemberian Bismuth subsalisilat maupun
loperamid dalam waktu singkat. Pada diare yang berat obat-obat tersebut dapat
dipertimbang dalam waktu pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian
obat antimicrobial (Sudoyo, 2009).
c. Terapi antibiotic
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik.
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti
demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada
pelancong dan pasien immunocompromised. Pemberian antibiotic dapat secara
empiris, tetapi antibiotic spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman
(Amin, 2015).
G. Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan benar, gastroenteritis bisa menyebabkan komplikasi berupa:
1. Dehidrasi
2. Kekurangan nutrisi
3. Tubuh lemah
4. Otot lemah
H. Pengobatan
Cara mengobati gastroenteritis umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan
penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa cara
mengobati gastroenteritis yang biasanya disarankan dokter, yaitu:
1. Konsumsi banyak air putih.
2. Minuman rehidrasi oral atau oralit yang tersedia di apotik.
3. Jika gastroenteritis yang Anda rasakan disebabkan oleh bakteri, maka Anda bisa
mengonsumsi Antibiotik.
4. Konsumsi obat untuk membunuh parasit, jika gastroenteritis disebabkan oleh parasit.
10
5. Menghindari obat antimuntah atau antidiare kecuali jika diresepkan atau
direkomendasikan oleh dokter Anda, karena obat-obatan tersebut akan menyebabkan
infeksi menjadi sulit sembuh.
I. Pencegahan
Cara mencegah gastroenteritis yang bisa dilakukan meliputi:
1. Rajin mencuci tangan, terutama setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum
menyiapkan makanan.
2. Jangan berbagi peralatan dapur, piring, atau handuk jika ada anggota keluarga Anda
yang sakit.
3. Jangan mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang.
4. Cuci buah dan sayuran secara menyeluruh.
5. Lakukan tindakan pencegahan khusus untuk menghindari air dan makanan yang
terkontaminasi saat bepergian. Seperti hindari es batu dan gunakan air kemasan bila
memungkinkan.
6. Vaksin untuk mencegah rotavirus.
11
A. Konsep Asuhan Keperawatan
Dalam proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berurutan dan saling
berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
(Iyer, etc,dalam Nursalam, 2009).
1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, psikal
assesment. Kaji data menurut Ambarwati Fitri Respati dan Nasution Nita (2012)
adalah :
a. Identitas
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,tempat lahir,
asal suku bangsa, nama orang tua,pekerjaan dan No telpon,no RM,tanggal
masuk,tanggal pengkajian dan ruang tempat klien dirawat.
b. Riwayat Kesehatan Klien
Riwayat kesehtan klien dengan gastroenteritis sebagai berikut :
a) Keluhan Utama
Px mengalami diare 4x konsistensi cair, disertai demam hari ke4,mual muntah
b) Riwayat Kesehatan sekarang
menurut suharyono (1999:59)
Keadaan umum klien. suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
menurun atau tidak ada.
Tinja makin cair seperti ampas terjadi berkali-kali
Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
sifatnya makin lama makin asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GEA.
Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi
Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi
c) Riwayat Kesehatan yang lalu
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, tidak
pernah mengalami diare akut.
12
d) Riwayat kesehatan keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit gastroenteritis,
px mengatakan tidak ada.
c. Data biologis dan fisiologis
Meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pola nutrisi
Diawali dengan mual,muntah membuat klien menjadi lemas
2. Pola eliminasi
Pada pasien gea pola BAB yang tidak normal yaitu 4x sehari dengan kosistensi cair,
BAK sedikit atau jarang.
3. Pola istirahat dan tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.
4. Pola aktivitas
Mengalami gangguan karena kelemahan akibat banyaknya keluar cairan serta
demam yang dirasakan membuat aktivitas terganggu.
d. Pemeriksaan fisik
- kepala : tidak ada tanda-tanda
- mata : tampak cekung
- mulut dan lidah : kering
- telingan : pasien dengan gea tidak ada gangguan pada telinga
- hidung : pasien dengan gea tidak memiliki gangguan pendengaran
- leher : pasien dengangea tidak mengalami pembengkakan pada leher
- Thorak
Paru- paru
-Inspeksi :Klien dengan gea dadanya simetris kiri kanan.
-Palpasi : Pada klien dengan gea saat dilakuan palpasi tidak teraba massa.
-Perkusi : Pada klien dengan gea saat diperkusi di atas lapang paru bunyinya
normal.
-Auskultasi : klien dengan gea suara nafasnya normal.
13
Jantung
-Inspeksi : Klien dengan batu ginjal ictus cordis tidak terlihat.
-Palpasi : Klien dengan batu ginjal ictus cordis tidak teraba.
-Perkusi : Suara jantung dengan kasus batu ginjal berbunyi normal.
-Auskultasi : Reguler, apakah ada bunyi tambahan atau tidak.
- Abdomen kemungkinan mengalami distensi kram dan bising usus yaitu :
Inspeksi : melihat permukaan abdomen simetris atau tidak dan tanda lain
Auskultasi : Terdengar bising usus meningkat > 30 x/ menit
Perkusi : biasanya Terdengar bunyi tympani / kembung
Palasi :Ada tidak nyeri tekan epigastrium kadang juga terjadi distensi perut
- Ekternitas
Klien dengan gea biasanya ekstremitasnya dalam keadaan normal.
- Genitalia
Pada klien dengan gea klien tidak ada mengalami gangguan pada genitalia.
e. Data Psikologis
Konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :
Citra tubuh
Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai
dan tidak disukai.
Ideal diri
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan
terhadap penyakitnya.
Harga diri
Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain.
Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status dan
posisinya.
Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan
klien dalam melaksanakan tugas.
14
f. Data Sosial dan Budaya
Dikaji mengenai hubungan atau komunikasi klien dengan keluarga, tetangga,
masyarakat dan tim kesehatan termasuk gaya hidup, faktor sosial kultural dan support
sistem.
g. Stresor
Setiap faktor yang menentukan stress atau menganggu keseimbangan. Seseorang yang
mempunyai stresor akan mempersulit dalam proses suatu penyembuhan penyakit.
h. Koping Mekanisme
Suatu cara bagaimana seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang
dihadapi.
i. Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan Perlu dikaji agar tim
kesehatan dapat memberikan bantuan dengan efisien.
j. Data Spiritual
Pada data spiritual ini menyangkut masalah keyakinan terhadap tuhan Yang Maha Esa,
sumber kekuatan, sumber kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan dan kegiatan
keagamaan yang ingin dilakukan selama sakit serta harapan klien akan kesembuhan
penyakitnya.
k. Data Penunjang
Farmakoterapi : Dikaji obat yang diprogramkan serta jadwal pemberian obat.
Prosedur Diagnostik Medik.
Pemeriksaan Laboratorium : berupa tes darah
Pemeriksaan tinja, untuk memeriksa bakteri atau parasite apa yg menyebabkan
gea
l. Analisa Data
Proses analisa merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan
pengumpulan data dan validasi data dengan mengidentivikasi pola atau masalah yang
mengalami gangguan yang dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan (Hidayat,
2008:104).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan data objektif
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir komplek tentang data yang
15
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi layanan pelayanan
kesehatan yang lain. Adapun tahapannya, yaitu :
a. Menganalisis dan menginterpretasi data.
b. Mengidentifikasi masalah klien.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan.
d. Mendokumentasikan diagnosa keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada pasien gea antara lain :
a. Kekurangan volume cairan b.d mual muntah
b. Diare b.d factor infeksi, makanan,psikologis
c. Resiko kerusakan integritas kulit b.d defekasi yang sering
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntal, tujuan :asupan cairan
terpenuhi, dengan kriterial hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan pasien :
a) asupan cairan meningkat
b) dehidrasi menurun
c) membrane mukosa membaik
d) mata cekung membaik
e) berat badan membaik
Diagnosa 2 :
Diare berhubungan denganfaktor infeksi, makanan, psikologis. Tujuan : Diare dapat
teratasi, Kriteria Hasil :setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3x24 jam diharapkan
pasien :
16
a) control pengeluaran feses
b) mengejan saat defekasi
c) konsistensi fekal membaik
d) peristaltic usus membaik (5)
Diagnosa 2 :
a) Mengidentifikasi penyebab diare
b) Berikan asupan cairan oral
c) Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa
d) Mengkolaborasi memberian obat antimotilitas
5. Evaluasi
Menurut (Craven & Hirlne, 2011) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan
17
c. keperawatan yang telah diberikan.
d. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
e. Mendapatkan umpan balik.
f. Sebagai tangguang jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan
g. pelayanan keperawatan.
18
Daftar Isi
Dennis L., Anthony S., Stephen H., Dan L., Larry J., Joseph L. 2016. Harrison's
Gastroenterology and Hepatology. 3rd Edition. Philadelphia: McGraw Hill.
How, C. (2010). Acute gastroenteritis: from guidelines to real life. Clinical and Experimental
Gastroenterology, p.97.
Smeltzer and Bare C, 2000, Buku Ajar medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi8, Volume 2,
EGC, Jakarta
19
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama:
Mual muntah 4x/hari, diare 5x/hari
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Px masuk IGD senin 9 mei 2022 jam 20.32 wib dengan keluhan panas naik turun sudah 4
hari disertai mual muntah 4x/hari dengan mukosa kering, wajah tampak pucat,mata cekung.
Diare 5x/hari dengan konsistensi cair berampas dengan ttv di IGD 09 mei 2022 TD: 102/80
N : 120 S: 38,6 RR: 20 SPO : 98 diserahkan keruangan jam 22.12 wib dengan TTV TD :
137/90 N : 90 S : 37,4 RR: 20 SPO : 96.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak kapan: diagnosa:
2. Riwayat penyakit kronik dan menular: ya tidak jenis: ........
Riwayat kontrol : tidak ada
Riwayat penggunaan obat : tidak ada
3. Riwayat alergi : tidak ada
Obat ya tidak jenis : ..........
Makanan ya tidak jenis : ..........
Lain-lain ya tidak jenis : ..........
4. Riwayat Operasi : ya tidak
- Kapan : tidak ada.............................
- Jenis Operasi : tidak ada.............................
5. Lain-lain :
Tidakada.............................................................................................................................................
...................
- Genogram :
keterangan :
: pria
: wanita
: Meninggal
: pasien
g. Produksi urine:
Warna : agak kekuningan
Bau : khas
h. Kandung kemih: Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral: 600 cc/hari parental : 1500/24 jam
k. Balance cairan: -100
Input :2100 cc = infus ,obat oral, minuman/24 jam
Output : 2200 cc = urine , muntal,diare/24 jam
l. Lain-lain :
8. Sistem penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior Masalah Keperawatan:
OD OS
Tidak ada masalah
Normal Aurcicula Normal
keperawatan
Normal MAE Normal
Normal Membran Normal
Normal Tymphani Normal
Normal Rinne Normal
Normal Weber Normal
Normal Swabach Normal
b. tes Audiometri
tidak ada
Masalah Keperawatan:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap peyakitnya: Tidak ada masalah
Px mengatakana cemas karena sering BAB dan muntah mual takut keperawatan
Penyakitnya bertatapi px menerima dan sabar
PENGKAJIANSPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
b. Batuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:
Px beribadah dengan cara duduk
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Masalah Keperawatan:
Jelaskan :
Px mengatakan sebelum sakit ibadahnya lancer setelah sakit jadi jarang Tidak ada masalah
Dan kadang-kadang saja keperawatan
TERAPI
- Infus asering 500 cc kcl 12,5 meg/6 jam diulang 4x
- inf. Ciprofloxacin 2x400 mg
- inj. Omz 2x1
- inj. Ondan 3x8 mg
- p.o lodia 1x6 tiap diare
rdw-cv 14,3
trombosit 363
leukosit H 10.10
limposil L 15,1
mosiosil 7,4
NLR H 5.0
Jumlah limfosit 1,53
Kimia darah
Gula darah acak stik 91,0
Gpt (alt) 13
Kreatinin darah L 0,60
ECG :
Sinus takikardi 123/menit
Surabaya, 2022
(............................................)
B. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: px mengatakan mual muntah BAB sering Kekurangan
4x/hari konsistensi encer volume cairan
3.
DS : px mengatakan anus perih dan BAB sering Resiko kerusakan
dengan integritas kulit dan
gatal
jaringan
DO : konsisitensi encer
-kemerahan didaerah parineal Kulit disekitar
-turgor kulit jelek anaus lecet dan
Infeksi
Kemerahan dan
gatal
Resiko kerusakan
integritas kulit
dan jaringan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah ditandai dengan
wajah tampak pucat, mukosa kering, mata cekung
2. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikilogis ditandai dengan badan
tampak lemas
3. Resiko kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan kemerahan
didaerah parineal ditandani dengan panas disekitar daerah anus
C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Kekurangan volume Setelah dialkukan 1.monitor status
cairan b.d mual muntah tindakan keperawatan dehidrasi
d.d wajah tampak pucat , selama 3x24 jam 2.monitoring berat
mukosa kering, mata diharapkan asupan cairan badan
cekung terpenuhi dengan kriteria 3.catat intek output
hasil : input dan hitung
1.asupan cairan balance cairan 24 jam
mneingkat (5) 4. berikan asupan cairan
2.dehidrasi menurun (5) sesuai kebutuhan
3.membran mukosa 5.berika cairan iv jika
membaik (5) perlu
4.mata cekung membaik 6.anjurkan makan
(5) sedikit tapi sering
5. ttv :
Td : 37/90, N: 123, S;
37,4 , RR: 20, SPO: 96