Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

PROMOSI KESEHATAN
MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D
DENGAN MASALAH KESEHATAN GASTRITIS

Dosen Pembimbing : Dinarti SKp, MAP

Dosen Koordinator  :
Ii Solihah, Skp, MKM 
Ns. Tri Agustin Chaemar, S.Kep

DISUSUN OLEH :
ALIVIA AZZAHRA SALSABILLA
P17120019003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN JAKARTA 1


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penugasan penyuluhan kesehatan
tentang “ Gastritis pada Ny. D “ 

Pembuatan penugasan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Promosi
kesehatan . Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan  untuk
itu dengan kerendahan hati dan sikap terbuka , penulis mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun.
     
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu  dalam pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
pembaca pada umumnya.

Jakarta,  November  2014

Penulis 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu faktor utama yang menjadi masalah kesehatan
pada masyarakat. Hal ini menjadi masalah kesehatan pada saluran unit gawat darurat
pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya rasa nyeri tekan pada daerah epigastrium
(bagian daerah lambung) dengan mengarah pada diagnosa gastritis, dimana untuk
memastikan di butuhkan suatu pemeriksaan fisik dan penunjang-penunjang lainnya
seperti endoskopi. (Selviana BY, 2015). Menurut data dari World Health
Organization (WHO) angka kejadian gastritis di dunia dari beberapa negara yaitu
Inggris dengan angka persentase 22%, China dengan angka persentase 31%, Jepang
dengan angka persentase 14,5%, Kanada dengan angka persentase 35% dan Perancis
dengan angka persentase 29,5%. Di dunia, Kejadian penyakit gastritis sekitar 1,8-2,1
juta penduduk dari setiap tahunnya, Kejadian penyakit gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. (Tussakinah W, Burhan IR,
2018).
Menurut data dari Departemen Kesehatan RI Angka persentase dari kejadian
penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia itu sendiri cukup tinggi dengan prevalensi persentase 274.396
kasus dari 238.452.952 penduduk. Sedangkan pada Profil Kesehatan Indonesia Kota
Samarinda tahun 2011 gastritis termasuk dalam salah satu dari 10 penyakit terbanyak
pada pasien rawat inap di rumah sakit yang ada di indonesia sebanyak (4,9%) atau
30.154 kasus (Takdir Khaerunnisa R, Sety Muhamad Ode L, dan Tina L, 2018).
Angka kejadian gastritis pada pada beberapa daerah Indonesia cukup
tinggi dengan dengan prevalensi 274,369 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.
Didapatkan bahwa di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%
Denpasar 46%. Sedangkan di Jawa tengah angka kejadian cukup tinggi
sebesar 79,6% (Riskesdes, 2013). Dokter Spesialis Penyakit dalam konsultan
penyakit Lambung dan pencernaan Dr Ari Fahrial Syam mengatakan angka
kejadian sakit maag pada masyarakat, khusunya penduduk Jakarta memang
cukup tinggi mencaai 58,1 %. Penelitian dilakukan pada 1.645 responden
penduduk Jakarta yang berasal dari 5 wilayah kota Jakarta (Fahrial Syam, 2014).
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita .Gastritis
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktifitas sehari – hari yang bisa
mengakibatkan kualitas hidup menurun,tidak produktif dan bila tidak ditangani
dengan baik akan berakibat fatal.Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan
sekresi lambung semakin meningkat dan ahkirnya membuat lambung luka-luka
(ulkus) juga dapat menimbulkan peradangan saluran cernah bagian atas berupah
hematemesis (muntah darah) ,melena, perforasi, dan anemia karena gangguan
absorpsivitamin B12 bahkan dapat menimbulkan kanker lambung.
Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien, menjaga kebersihan lingkungan, perawat juga berkolaborasi
dengan dokter dalam memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang
penting.

1.2 Tujuan Penulisan


A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gastritis diharapkan “Ny. D” dapat
memahami tentang konsep gastritis.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, Ny. D diharapkan
dapat:
a) Menjelaskan pengertian gastritis dengan bahasanya sendiri dengan benar
b) Menyebutkan faktor penyebab terkena gastritis
c) Menyebutkan gejala dan tanda terkena gastritis
d) Menjelaskan bahaya terkena gastritis
e) Menyebutkan penatalaksanaan gastritis
f) Mampu melakukan teknik relaksasi
BAB II
GAMBARAN KASUS
2.1 Pengkajian
Seorang perawat melakukan pengkajian terhadap seorang Ibu penderita dengan keluhan
mual, muntah dan nyeri pada bagian ulu hati. Ny. D sudah 5 sering mengeluh dengan gejala
yang sama. Di bawah ini disajikan sebagai data hasil pengkajian yang didapatkan. Hasil
pengkajian itu mendukung adanya masalah tentang perilaku klien.
Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Riwayat Keperawatan
Ny. D  berumur 45  tahun saat ini mengalami gejala mual, muntah dan nyeri di ulu hati. Ny.
D tinggal bersama suami untuk konsultasi mengenai gejala mual, muntah dan nyeri yang
dialami Ny. D. Ia sudah sering dengan keluhan yang sama. Ny. D lulusan SLTA, ia sedikit
mengerti tentang penyakit yang sedang ia rasakan. 
Ny. D mempunyai persepsi tentang keluhannya yang dirasakannya karena suka makan-
makanan pedas, telat makan dan banyak pikiran. Dan gejala mual, muntah disertai nyeri
sangat merepotkan karena dirasakan tidak nyaman untuk beraktivitas.
Ny. D seorang penganut agama Islam dan tinggal di suatu wilayah masyarakatnya memiliki
kepercayaan bahwa keluhan mual, muntah dan nyeri yang dialami oleh Ny. D wajar dialami
karena gaya hidup
b. Keadaan Fisik
Berat badan Ny. D 65 kg dan tinggi 158 cm . Tanda-tanda vitalnya adalah : Tekanan Darah
110/70 mmHg Suhu tubuh 36.4O C, Nadi 80 kali/menit, RR 20 x/menit klien terlihat lemas
dan pucat , mukosa mulut kering dan bibir pecah-pecah, konjungtiva agak pucat serta klien
terlihat meringis.
c. Kesiapan Belajar
Ny. D mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari mengapa ia sering mengalami gejala
mual, muntah disertai nyeri dan ia mengatakan ingin sekali sembuh dari keadaannya.
Pengetahuan Ny. D tentang diare, sebelummya sudah pernah mendapatkan informasi tentang
hal tersebut tetapi belum paham sangat. Ia dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik.
d. Motivasi Belajar
Motivasi Ny.D untuk mempelajari kondisinya cukup kuat.Ia mengatakan apapun yang harus
dilakukan akan dilaksanakan agar ia cepat sembuh dan tidak timbul gejala yang sama
kembali.
e. Kemampuan Membaca
Ny. D mempunyai kemampuan membaca dan menulis dengan baik. Ketika diberikan sebuah
bahan bacaan “leaflet dan lembar balik" tentang gastritis dan di minta membacanya. Ny. D
dapat menjelaskan kembali inti dari isi “leaflet dan lembar balik”  tersebut. Ia mengatakan
lebih menyukai belajar dengan cara tanya jawab dengan bahasa yang mudah dipahami serta
menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah diingat. 
Pengkajian Faktor pemungkin
Di rumah klien, perawat yang memberikan pelayanan kesehatan kepada klien gastritis telah
memiliki keterampilan memberikan penyuluhan dengan baik karena telah sering kali
dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan lembar
balik. 
Rumah Ny.D dekat dengan klinik dan dapat di jangkau dengan angkutan umum. Pos
pelayanan kesehatan di RW 07 juga selalu memberikan penyuluhan kesehatan setiap bulan.
Pengkajian Faktor Penguat
Ny. D tinggal bersama suaminya yang berpendidikan SMA serta kedua anaknya yang masih
duduk dibangku sekolah. Suami klien mempunyai cara pandang yang berbeda tentang
keluhan yang di alami istrinya, mereka mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap
keluhan istrinya sehingga dapat memberikan dukungan moril kepada istrinya untuk
menayakan kondisinya ke tenaga kesehatan.
2.2 Diagnosis Keperawatan 
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan , perawat berusaha merumuskan diagnosa
keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
 Kesiapan Peningkatan Pengetahuan berhubungan dengan Peningkatan Kesehatan
Tentang Gastritis.
2.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan tersebut
adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditunjukkan kepada Ny. D dan suaminya . Sebelum
melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu RANCANGAN
PEMBELAJARAN (SATPEL) .Berikut adalah rancangan pembelajaran yang dikembangkan
oleh perawat untuk diagnosa keperawatan.

Rancangan Diagnosa
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Pengetahuan berhubungan dengan
Peningkatan Kesehatan Tentang Gastritis.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gastritis diharapkan “Ny. D” dapat
memahami tentang konsep gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, Ny. D diharapkan
dapat:
a) Menjelaskan pengertian gastritis dengan bahasanya sendiri dengan benar
b) Menyebutkan faktor penyebab terkena gastritis
c) Menyebutkan gejala dan tanda terkena gastritis
d) Menjelaskan bahaya terkena gastritis
e) Menyebutkan penatalaksanaan gastritis
f) Mampu melakukan teknik relaksasi
B. Materi Belajar
1. Pengertian Gastritis
2. Faktor Penyebab Gastritis
3. Gejala dan Tanda Gastritis
4. Bahaya Gastritis
5. Penatalaksanaan Gastritis
6. Teknik Relaksasi Untuk Meredakan Nyeri
C. Metode Belajar
 Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas.
D. Alat Bantu
Leaflet berisi gambar dan point-point tentang Gastritis.
E. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan di lakukan dengan mengajukan pertanyaan
dan peragaan tindakan.
1. Pertanyaan Lisan
 Jelaskan pengertian Gastritis !
 Apa saja faktor penyebab Gastritis ?
 Apa saja perilaku yang harus diubah ?
BAB III
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Pengetahuan berhubungan dengan
Peningkatan Kesehatan Tentang Gastritis.
Pokok bahasan : Gastritis
Sasaran : Ny. D
Tempat : Griya Mellina B4/6
Waktu : ± 30 Menit
Hari/Tanggal : Senin, 05 Oktober 2020
Pemberi Penkes : Alivia Azzahra Salsabilla
(Mahasiswi Tk 2A Jurusan Keperawatan Poltekkes Jakarta 1)

3.1 Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gastritis diharapkan “Ny. D” dapat
memahami tentang konsep gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, Ny. D diharapkan
dapat:
a) Menjelaskan pengertian gastritis dengan bahasanya sendiri dengan benar
b) Menyebutkan faktor penyebab terkena gastritis
c) Menyebutkan gejala dan tanda terkena gastritis
d) Menjelaskan bahaya terkena gastritis
e) Menyebutkan penatalaksanaan gastritis
f) Mampu melakukan teknik relaksasi
3.2 Materi Pembelajaran
1. Pengertian Gastritis
2. Faktor Penyebab Gastritis
3. Gejala dan Tanda Gastritis
4. Bahaya Gastritis
5. Penatalaksanaan Gastritis
6. Teknik Relaksasi Untuk Meredakan Nyeri
3.3 Metode Belajar
 Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas.
3.4 Alat Bantu
Leaflet berisi gambar dan point-point tentang Gastritis.
3.5 Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan di lakukan dengan mengajukan pertanyaan
dan peragaan tindakan.
1. Pertanyaan Lisan
• Jelaskan pengertian Gastritis !
• Apa saja faktor penyebab Gastritis ?
• Apa saja perilaku yang harus diubah ?
Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Waktu Kegiatan
Penyuluhan Audience
1. Fase Pra- 5 1. Mempersiapkan diri
Interaksi menit 2. Mempersiapka\n materi
yang akan disampaikan
3. Mempersiapkan media
& alat yang akan
digunakan
4. Mempersiapkan
ruangan
mempersiapkan klien 

2. Fase 5 a. Mengucapkan salam a.  Menjawab salam


Orientasi menit  b. Memperkenalkan diri b. Menyimak
c. Kontak waktu c. Menyepakati
d. Menyampaikan tujuan d. Menyimak
pertemuan e. Menyimak
e. Menyampaikan topik yang
penyuluhan 
3. Fase Kerja 25  Menyampaikan materi dengan  Menyimak
menit  klien dengan menjawab setiap dan
point materi mengikuti
1. Pengertian Gastritis  Menyimak
2. Faktor Penyebab Gastritis dan
3. Gejala dan Tanda Gastritis menjawab
4. Bahaya Gastritis
5. Penatalaksanaan Gastritis
6. Mendemonstrasikan Teknik
Relaksasi Untuk Meredakan
Nyeri
4. Fase 5 a. Menyimpulkan materi  Menyimak
Terminasi menit bersama   Menjawab
b. Memberi evaluasi secara lisan  Menyimak
c. Memberi rencana tindakan   Klien merasa
d. Memberi reward kepada klien senang
jika dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
e. Memberi salam penutup

f. Evaluasi 
1. Bentuk evaluasi : Lisan
2. Alat evaluasi       : Pertanyaan 
 Jelaskan pengertian gastritis ?
 Apa saja faktor penyebab diare ?
 Apa saja perilaku yang harus diubah ? 
3. Bentuk Soal : Lisan dan tanya jawab
4. Jumlah soal : 3 soal
BAB IV
MATERI PENYULUHAN
6.1 Pengertian
 Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering
terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi &
Huda Amin, 2015).
 Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan
ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa suferpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada
lambung (Sukarmin, 2011).
6.2 Faktor Penyebab Gastritis
1) Diet
 Alkohol
 Makanan Pedas
2) Mikroorganisme
 Helicobacter pylori
 Salmonella
3) Obat-obatan
 Aspirin
 Nonsteroid anti-inflamasi
 Kortikosteroid
 Kemoterapi
4) Stress
5) Trauma
6) Faktor lain :
 Merokok
 Radiasi
Penyebab lain dari gastritis adalah karena pola makan yang tidak teratur, terdapat
Helycobacter pylori, obat-obatan, atau sebab lain misalnya beban pikiran yang berat
yang menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001).
6.3 Proses Terjadinya
Dalam sebuah jurnal kedokteran, peneliti dari Unversitas Leeds,
mengungkapkan stres dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Saat
stres, orang cenderung makan lebih sedikit, stres juga menyebabkan perubahan
hormonal dalam tubuh dan merangsang produksi asam lambung dalam jumlah
berlebihan. Akibatnya, lambung terasa sakit, nyeri, mual, mulas, bahkan bisa luka
(O’Connor, 2007). Stres merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang
dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat
dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut (Potter, 2005).
Selanjutnya jenis makanan yang dikonsumsi harus tepat dan mengurangi
makan-makanan yang pedas, yang mengandung asam, gorengan (berminyak), dan
makanan yang tidak mudah dicerna. Karena makanan tersebut dapat menyebabkan
gastritis. Menurut Ramali (2005) jadwal makan harus teratur, lebih baik makan
dalam jumlah yang sedikit tapi sering, tepat waktu dan teratur yaitu 3 kali sehari
daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur. Pada gastritis akut yang
terjadi selain karena faktor stres dapat juga disebabkan oleh beberapa hal antara
lain:
 Iritasi yang disebabkan oleh obatobatan, aspirin, obat antiinflamasi
nonsteroid
 Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan
 Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau sering
makan berlebihan.
 Menurut penelitian yang dilakukan Herlan pada tahun 2001 sekitar
20% faktor etiologi dari gastritis akut yaitu terlalu banyak makanan
yang berbumbu.pada orang yang sering meminum Alkohol dan bahan
kimia lainya yang dapat menyebabkan peradangan dan perlukaan pada
lambung.
 Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar,
sepsis.
Secara makroskopik, terdapat erosi mukosa dengan lokasi berbeda , jika
disebabkan karena obat-obatan AINS, terutama ditemukan didaerah antrum,
namun dapat juga menjalar. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan
regenerasi epitel dan ditemukan reaksi sel inflamasi Neutrofil yang minimal
(Mansjoer, 2001). Penyebab lain dari gastritis adalah karena pola makan yang
tidak teratur, terdapat Helycobacter pylori, obat-obatan, atau sebab lain misalnya
beban pikiran yang berat yang menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001).
Kejadian Gastritis dapat disebabkan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Saat
ini telah terbukti bahwa infeksi yang disebabkan oleh Helicobacter pylori pada
lambung bisa menyebabkan peradangan mukosa lambung. Proses ini bisa
berlanjut hingga terjadi ulkus atau tukak, bahkan kanker lambung. Sedangkan
mengkonsumsi obat penghilang nyeri, seperti golongan Nonsteroidal
antiinflamatory drugs (NSAID) yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit
gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis.
Menurut (Yuliarti, 2009) kejadian gastritis juga dapat terjadi akibat
mengonsumsi alkhohol dapat mengiritasi (merangsang) dan mengikis permukaan
lambung sehingga asam lambung dengan mudah akan mengikis permukaan
lambung. Selanjutnya, gastritis akut pun terjadi. Demikian juga halnya dengan
kebiasaan merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan
asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
6.4 Gejala dan Tanda
Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada
lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati,
tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik,keringat dingin, pusing atau
bersendawa serta dapat juga terjadi perdarahan saluran cerna (Mans yoer, 2001).
Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa gejala, gejala ringan dengan manifestasi
tersering dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan nausea; hingga gejala
berat seperti tukak peptik, perdarahan dan perforasi. hal lain yang biasa dirasakan
pasien adalah mengalami gangguan saluran pencernaan atas, berupa nafsu makan
menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan
bersendawa. Jika telah terjadi pendarahan aktif dapat bermanifestasi hematemesis
dan melena (Vaanipriya, 2015)
6.5 Bahaya Gastritis
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan
( 2010) adalah:
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas
2) Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamain
B12
6.6 Penatalaksanaan Gastritis
Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah menghilangkan nyeri,
menghilangkan inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus peptikum dan
komplikasi. Berdasarkan patofisiologisnya terapi farmakologi gastritis ditujukan
untuk menekan faktor agresif (asam lambung) dan memperkuat faktor defensif
(ketahanan mukosa). Sampai saat ini pengobatan ditujukan untuk mengurangi
asam lambung yakni dengan cara menetralkan asam lambung dan mengurangi
sekresi asam lambung- Selain itu, pengobatan gastritis juga dilakukan dengan
memperkuat mekanisme defensif mukosa lambung dengan obat-obat sitoproteksi
(Rondonuwu, 2013).
6.7 Perilaku yang Harus Diubah
Yuliarti menyatakan bahwa, walaupun kita tidak bisa selalu menghilangkan
Helicobacter pylori tetapi timbulnya gastritis dapat dicegah dengan hal-hal
berikut:
1) Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tetapi sering serta
memperbanyak makan makanan, seperti nasi, jagung dan roti akan
menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan yang dapat
mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam, gorengan dan
lemak.
2) Hilangkan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi alkohol
dapat mengiritasi atau meransang lambung, bahkan menyebabkan
peradangan dan perdarahan di lambung.
3) Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh
karena itu, orang yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun
ulser. Merokok juga akan meningkatkan resiko kanker lambung.
4) Ganti obat penghilang rasa sakit. Jika memungkinkan, jangan gunakan
obat penghilang rasa sakit dari golongan NSAIDs, seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen. Obat-obatan tersebut dapat mengiritasi lambung.
5) Konsultasi dangan dokter. Jika anda menemui gejala sakit gastritis maka
sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan solusi
terbaik.
6) Peliharalah berat badan. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar
di lambung, kembung dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang
mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu, memelihara
berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya gastritis.
7) Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobik dapat meningkatkan detak
jantung yang dapat menstimulasi aktivitas otot. Pengobatan sehingga
mendorong isi perut dilepaskan dengan lebih cepat. Disarankan aerobik
dilakukan setidaknya selama 10 menit setiap hari.
6.8 Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Menurut Priharjo (2003) bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini
adalah pernapasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma
selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan
dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik
relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut:
1. Ciptakan lingkungan yang tenang,
2. Usahakan tetap rileks dan tenang,
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3,
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks,
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali,
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan,
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rilek. Usahakan agar tetap konsentrasi
/ mata sambil terpejam,
8. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri,
9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang,
10. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
11. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan
cepat. 

DAFTAR PUSTAKA

Futriani, Elfira Sri., Feva Tridiyawati., Devia Maulana Putri. (2020, April). Hubungan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Tingkat II Disekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakartatahun 2018. Jurnal Antara Keperawatan, Volume 3, No. 1.
Doi: https://doi.org/10.37063/antaraperawat.v3i1.173

Puri Anita, Suyanto. (2012). Hubungan Faktor Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang. Medan : Jurnal Keperawatan, Volume
VIII, No. 1.
doi : http://dx.doi.org/10.26630/jkep.v8i1.145

Rizky, Irfan Irianto., Billy J. Kepel., Maykel Killing. (2019, Mei). Hubungan Penanganan
Awal Gastritis Dengan Skala Nyeri Pasien UGD Rumah Sakit Gmim Bethesda Tomohon. E-
journal Keperawatan, Volume 7, No. 1. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/24335/24003

WILLIAMS, Linda S., Paula D. HOPPER. 2007. Understanding Medical Surgical Nursing.
Philadelphia: F.A. Davis Company

Puri, Anita dan Suyanto.(2012, April). HUBUNGAN FAKTOR STRES DENGAN


KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES TANJUNG
KARANG. Lampung: Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1. Retrieved From :
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/145/136

Bidayatul Hidayah. 2017. PENANGANAN GASTRITIS MENGGUNAKAN KOMBINASI


TERAPI AKUPUNTUR PADA TITIK ZUSANLI(ST36), NEUGAN(PC6), NEITING(ST44)
DENGAN HERBAL KUNYIT(CURCUMA DOMESTICA VAL.)[Karya Tulis Ilmiah].
Surabaya(ID): Universitas Airlangga.

Rika. 2016. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN


GASTRITIS PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN[Skripsi]. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin.

https://www.kajianpustaka.com/2016/04/relaksasi-nafas-dalam.html diakses tanggal 02


Oktober 2020 jam 22.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai