Anda di halaman 1dari 15

MODUL PANDUAN SOSIALISASI PENYAKIT GASTRITIS DAN PENGOBATAN

SECARA TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DENGAN PENYAKIT


GASTRITIS

OLEH:

KOMANG PANDE DEWI AYUNI P07120216001

EKA WAHYU RIFANI MEILIADEWI P07120216004

KOMANGSRIARDINA P07120216005

NI LUH PUTU INTAN SARI P07120216007

SEMESTER V

PRODI D-IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyusun Modul Panduan Sosialisasi Penyakit Gastritis Dan PengobatanSecara
Tradisional Pada Masyarakat Dengan Penyakit Gastritis
Modul ini disusun sebagai panduan bagi para masyarakat dengan penyakit gastritis
dalam mempraktikkan pengobatan secara tradisional. Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan memberi dukungan kepada kami
selama proses teknis penyusunan modul ini.
Kami berharap modul ini dapat digunakan oleh masyarakat pdengan keluhan gastritis
sebagai panduan latihan dalam mempraktikkan pengobatan tradisional.

Denpasar, 7 Desember 2018

Penyusun

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHLUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Tujuan ........................................................................................................................4
BAB II ISI...............................................................................................................................6
A. Pengertian Gastritis...................................................................................................6
B. Etiologi Gastritis.........................................................................................................6
C. Gejala Klinis Gastritis...............................................................................................8
D. Komplikasi Gastritis..................................................................................................9
E. Cara Pengobatan Gastritis.......................................................................................9
F. Cara Pencegahan Gastritis........................................................................................12
G. Langkah – Langkah Pembuatan Obat Tradisional................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
A. Simpulan....................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Kesmas Sukawati 1 selama 3 bulan
terakhir gastritis menduduki peringkat ke 5 dari 10 penyakit terbanyak , kasus gastritis
berjumlah 21 orang dan kasus paling banyak terdapat di Banjar Buluh, Desa Guwang,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada
peradangan lambung yang merupakan akibat dari infeksi bakteri yaitu Helicobacter
Pylory (Santoso, 2015).Gastritis merupakansuatuproses peradanganpada lapisan mukosa
dan sub-mukosa lambung.Ditandai dengan nyeri pada daerah perut dan kadang disertai
dengan mual dan muntah, yang dapat berujung pada perdarahan saluran cerna yang
berupa ulkus peptikum bahkan dapat menyebabkan perforasi pada lambung apabila tidak
segera dilakukan tindakan keperawatan(Syam, 2014). Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang
dapat menyusahkan kita.Sementara itu angka kejadian penyakit gastritis di Indonesia
adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952jiwa penduduk.Penyakit gastritis
sering dianggap ringan oleh sebagian masyarakat namun sebenarnya jika dibiarkan
begitu saja bisa memperburuk kedaan penerita.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2013, gastritis merupakan salah satu
penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di
Indonesia dengan jumlah penderita penyakit gastritis 30.154 kasus (4,9%)..Badan
penelitian kesehatan dunia WHO (2012), mengadakan tinjauan terhadap beberapa
Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di
dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi
melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial

4
lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat
asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita
(Zhaoshen, 2014). Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia didapatkan
mencapai angka 40,8%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009,
gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)
(Zhaoshen, 2014).Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia
cukup tinggidenganprevalensi274,396kasusdari238,452,952 jiwa penduduk.
Didapatkan data bahwa di kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar
91,6% (Maulidiyah, 2006). Dari data yang diperoleh di IGD tahun 2014 di RSUD
Soegiri Lamongan pasien gastritis tercatat sebnyak 303 kasus menempati urutan ke
9 dalam 10 penyakit terbanyak, hal ini berbeda di tahun 2015 dari bulan Januari
sampai Oktober 2015 pasien gastritis tercatat sebanyak 345 kasus dan menempati
urutan ke 4 penyakit terbesar di IGD RSUD SoegiriLamongan.

Penyakit gastritis dapat diobati tidak hanya dengan menggunakan obat dari dokter
atau apotek saja, gastritis dapat diobati dengan menggunakan pengobatan tradisional
seperti membuat ramuan dan rebiusan dari bahan- bahan yang ada di alam dan tentunya
mudah dicari contohnya kunyit. Kunyit secara tradisional sudah digunakan masyarakat
untuk mengobati segala macam penyakit termasuk nyeri lambung.Salah satu kandungan
yang termasuk dalam kunyit yaitu kurkumin. Kurkumin telah didefinisikan sebagai
komponen yang paling aktif pada kunyit dan memiliki efek gastroprotektis dan
antiulcerogenik. Penelitian mengenai pengaruh ekstrak kunyit terhadap gambaran
mikkroskopik mukosa lambung mencit yang diberi paracetamol dari Fakultas
Kedokteran Universits Diponegoro Semarang mneyimpulkan bahwa ekstrak kunyit
berpengaruh dalam melindungi mukosa lambung mencit yang mengalami iritasi akibat
paracetamol terutama pada dosis 12 mg/hari.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan modul ini diharapkan peserta mampu
memahami mengenai penyakit gastritis dan pengobatan secara tradisional

5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Gastritis merupakan suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-
mukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel radang pada daerah tersebut(Syam, 2014). Gastritis merupakan suatu
peradangan mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman helicobakteri
pylori yang dapat bersifat akut, kronik difus atau lokal (Hirlan,2009).

Gastritis merupakan radang lambung terutama mukosa, submukosa dan


muskularis bisa akut dan menahun. Orang awam sering menyebutnya dengan
penyakit maag. Maag sendiri merupakan kosakata Belanda yang berarti lambung.
Gastritis disebabkan oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan
mucus (produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai benteng
bagi lapisan mukosa lambung). Karena lambung terletak di rongga perut bagian
atas agak ke kiri (ulu hati), maka penderita biasanya mengeluh sakit di bagian itu
(Lucie Widowati.2003).

2. ETIOLOGI
a. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok, jenis obat,
alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi 12 atau intoksitasi dari bahan
makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung (Muttaqin,
2011). Faktor obat-obatan yang menyebabkan gastritis seperti OAINS (Indomestasin,
Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen kemoterapi
(Mitomisin, 5-fluoro-2- deoxyuridine), Salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung (Sagal, 2006).
Hal tersebut menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Hal tersebut terjadi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan
sehingga dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer (Jackson, 2006).
Faktor-faktor penyebab gastritis lainnya yaitu minuman beralkohol, seperti
whisky, vodka dan gin.Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam

6
lambung walaupun pada kondisi normal sehingga, dapat menyebabkan perdarahan
(Wibowo, 2007).
Penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stres fisik dan makanan,
minuman. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus-lambung.Hal
ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada saluran pencernaan
sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus dan fungsi sel epitel lambung
(Price dan Wilson, 2005; Wibowo, 2007).
Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada lambung akibat stres adalah
melalui penurunan produksi mukus pada dinding lambung. Mukus yang diproduksi di
dinding lambung merupakan lapisan pelindung dinding lambung dari faktor yang
dapat merusak dinding 14 lambung antara lain asam lambung, pepsin, asam empedu,
enzim pankreas, infeksi Helicobacter pylori, OAINS, alkohol dan radikal bebas
(Greenberg, 2002).

b. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi
dan non infeksi (Muttaqin, 2011).
a. Gastritis infeksi
Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).Infeksi Helicobacter
pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup
jika tidak dilakukan perawatan. Saat ini Infeksi Helicobacter pylori diketahui
sebagai penyebab tersering terjadinya gastritis (Wibowo, 2007; Price dan Wilson,
2005). Infeksi lain yang dapat menyebabkan gastritis kronis yaitu Helycobacter
heilmannii, Mycobacteriosis, Syphilis,infeksi parasit dan infeksi virus (Wehbi,
2008).
b. Gastritis non-infeksi
1. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung
15 menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat yang membantu tubuh

7
mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-12 akhirnya dapat
mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius yang jika tidak
dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmue
atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua (Jackson, 2006).
2. Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam empedu
kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin (Mukherjee, 2009).
3. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan ureum
terlalu banyak beredar pada mukosa lambung dan gastritis sekunder dari terapi
obat-obatan (Wehbi, 2008).
4. Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan berbagai
penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener granulomatus,
penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis, penyakit granulomatus
kronik pada masa anak-anak, Eosinophilic granuloma, Allergic
granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell granulomas, Rheumatoid nodules,
Tumor amyloidosis, dan granulomas yang berhubungan dengan kanker
lambung (Wibowo,2007).
5. Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan injuri
radiasi pada lambung (Sepulveda, 2004).
Penelitian menunjukkkan bahwa banyak gastritis disebabkan oleh infeksi
bacterial mukosa lambung yang kronis seperti infeksi Helicobacter pylori yang
menyerbu lapisan submukosa lambung.hal ini dapat diobati dengan sempurna
dengan satu rangkaian pengobatan antibiotic yang intensif. Kepada penderita
dianjurkan pula untuk makan dalam jumlah sedikit tapi sering (Guyton & Hall et
al.1996)

3. GEJALA KLINIS

Manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik (Mansjoer, 2001):
1. Gastritis akut Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul
dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis
lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.

8
2. Gastritis kronik Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala
apapun (Jackson, 2006). Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. Gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap biasanya menimbulkan gejala seperti sakit yang
tumpul atau ringan (dull pain) pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera setelah makan beberapa gigitan.

4. KOMPLIKASI

Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas
berupa hematemesis dan melena.Komplikasi ini dapat berakhir syok hemoragik.
Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,
perforasi dan anemia (Mansjoer, 2001)

5. CARA PENGOBATAN GASTRITIS


Berdasarkan penyebab di atas, penyembuhannya dilakukan dengan
menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam lambung, mengobati
infeksi pada selaput lender lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi
selaput lender atau kekejangan otot dinding lambung. Pengobatan tersebut dapat
melalui cara sebagai berikut (Lucie Widowati.2003).

a. Pengobatan Secara Farmasi


Pengobatan secara farmasi dapat dilakukan dengan memberi obat antacid,
antihistamin, antikolinergik, demulcent yang dapat mengurangi iritasi lokal
pada tukak lambung, dan secara fisik melindungi sel-sel di bawahnya
terhadap kontak dengan iritan dari luar (Lucie Widowati.2003)
b. Pengobatan Tradisional
Selain dengan pengobatan menggunakan obat farmasi, penyembuhan
gastritis juga bisa dengan menggunakan tanaman obat. Dengan
mencampur tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan
astringent, maka akan dapat diperoleh sediaan paling baik untuk
pengobatan luka(tukak) (Lucie widowati.2003). Beberapa tanaman yang
telah banyak diteliti untuk penyembuhan gastritis adalah kunyit, lidah
buaya, selasih, dan kamomila.Selain itu ada beberapa tanaman yang secara

9
empiris digunakan sebagi obat gastritis, walaupun data ilmiahnya masih
belum ada.Diantaranya kencur, cincau, dan meniran. Dari semua tanaman
obat itu, kunyit termasuk yang paling dikenal dan paling sering digunakan
(Lucie Widowati.2003)
1. Kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang
disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin
dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kunyit
memiliki kandungan zat antara lain; Kurkumin: R1=R2=OCH3 10%,
Demetoksikurkumin :R1=OCH3,R2=H1-5%,
Bisdemetoksikurkumin:R1=R2 =H, Sisanya minyak asiri/Volatil oil
(keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%,
felandren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat 3%,
protein 30%, pati8%, vitamin C 45-55%, garam-garam mineral (zat
besi, fosfor, dan kalsium) (www.iptek.net.id).
Khasiat anti inflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison
asetat yang menyembuhkan inflamasi akibat induksi karagenin.
Ekstrak air(hasil ekstraksi menggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat
sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat inflamasi
ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat
gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit. Bahan ini dikupas dan
dibersihkan, diparut, dan ditambah air matang. Setelah itu, diperas
melalui kain bersih. Hasilnya didiamkan dan diambil air beningnya.
Dalam sehari diminum 2 kali, masing-masing satu ramuan.
Meminumnya pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur (Lucie
Widowati.2003).
2. Lidah Buaya
Tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan tukak lambung adalah lidah buaya (Aloe vera).
Tanaman yang menyukai tempat panas ini berdaun tebal dengan
“duri” di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah yang biasanya
dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati gastritis (Lucie
Widowati.2003).

10
Penelitian menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2
ml 2 kali sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin
(100mg/kg)berhasil disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung
ini berasal dari Aloenin dan Magnesium laktat dalam daun lidah
buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA dan Aloctin B. Aloctin A
menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara
intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin
dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin.
Selain itu,lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah
buaya mengandung bradykinase,yaitu suatu enzim pemecah sumber
inflamasi, bardykinin. Untuk menjadikan lidah buaya sebagai obat
gastritis diperlukan gel segar dari sekitar ½ lembar daun lidah buaya.
Gel sebanyak itu diminum untuk sekali minum. Dalam sehari perlu
meminumnya sebanyak 2 kali.Untuk memperbaiki rasa gel bisa diberi
madu secukupnya.Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan
alami ini (Lucie Widowati.2003).
3. Kemangi Hutan
Kemangi hutan atau lampes (Ocimum sanctum) pun berkhasiat
dalam penyembuhan gastritis. Di seluruh Jawa dari dataran rendah
hingga pada ketinggian 600 m dari permukaan laut, terutama di
daerah dengan kemarau panjang, bisa dijumpai tanaman ini.Biasanya
pada lapangan kering atau semak-semak terbuka. Sosoknya berupa
terna atau perdu bercabang banyak setinggi 0,30-1,50 m (Lucie
Widowati.2003).
Hasil penelitian terhadap tanaman ini menunjukkan, pemberian
70% ekstrak alcohol lampes dosis 100 mg/kg bobot badan pada tikus
putih, yang diinduksi dengan aspirin, menunjukkan aktivitas
penyembuhan tukak lambung. Untuk menggunakannya sebagai obat
tukak lambung dianjurkan untuk mengkonsumsi daun segar kemangi
hutan (lampes) sebagai lalap setiap hari (Lucie Widowati. 2003).

a. Terapi
Untuk memulihkan kondisi badan seperti semula maka selama fase
akut, perlu mendapat istirahat mutlak selama 1-2 hari.Lalu pada hari

11
pertama, sebaiknya jangan diberi makan, dapat dicoba dengan memberi
cairan misalny air teh hangat dengan gula dan mineral. Kemudian pada hari
kedua diberi sup susu, bovillon dengan garam, terutama setelah banyak
muntah. Pada hari ketiga, diperbolehkan makan bubur, telur ½ matang dan
lain-lain makanan lembek. Makanan ini dipertahankan selama seminggu
setelah keluhan hilang (Lisady et al.2007).

6. CARA PENCEGAHAN GASTRITIS


Cara pencegahan gastritis akut dapat dilakukan yaitu dengan :
1. Menghindari alkohol, merokok, minum-minuman keras, kafein.
2. Makan secara teratur.
3. Usahakan agar tidak terlambat makan atau tidak membiarkan lambung
kosong.
4. Diet makanan/mengurangi makanan yang mengganggu dan merusak
mucosa gastric seperti makanan pedas, asam maupun panas.
5. Selalu berpikiran positif untuk menghindari stress berlebihan
6. Tinggalah di lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih
karena hal itu akan memperkecil terkena infeksi Helicobacter pylori.
7. Lakukan disinfektan lengkap terhadap alat-alat gastrokopi, elektroda pH
dan alat–alat medis lainnya yang pengoperasiannya dimasukkan ke dalam
perut (Lisady et al.2007).

7. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL


1. Kunyit
Kunyit ternyata mengandung zat aktif berupa kurkumin dan minyak atsiri yang
dapat menyembuhkan sakit maag akut. Prelovers hanya cukup membuat obat
dengan langkah-langkah dibawah ini:
1. Siapkan kunyit sebanyak 50 gram.
2. Cuci kunyit tersebut hingga bersih.
3. Iris kunyit tersebut menjadi bagian yang lebih kecil lalu parut.
4. Campurkan parutan kunyit dengan air panas
5. Kemudian peras air kunyit tersebut.
6. Minum perasan air kunyit sebanyak 2x/hari hingga sakit maag mereda.

12
2. Campuran Madu dan Lidah Buaya
Lidah buaya memiliki kandungan minyak atsiri dan aloemoedin yang mampu
melancarkan sistem pencernaan. Cara pembuatan berikut:
1. Siapkan 500 gram lidah buaya.
2. Cuci hingga bersih lidah buaya tersebut sehingga lendirnya hilang dan
kemudian potong menjadi bagian kecil.
3. Siapkan blender untuk menghaluskan lidah buaya untuk dijadikan jus.
4. Tambahkan madu secukupnya.
5. Minum campuran madu dan lidah biaya ini sebanyak 2x sehari.

3. Kemangi hutan
1. Siapkan kemangi hutan dengan bentuk apa saja, perdu boleh, terna pun
bisa asalkan banyak cabangnya.
2. Pastikan yang diambil adalah yang setinggi 0,3 sampai 1,5 meter.
Tanaman ini tidak sulit untuk ditemukan karena tersebar di banyak
dataran rendah.
3. Tidak perlu mengolahnya susah-susah dan tidak ada bahan tambahan lain
untuk menyembuhkan maag. Cukup dengan memakannya sebagai lalapan
secara teratur setiap hari, maag akan sembuh lebih cepat.
4. Untuk menjadikan lalapan, orang Indonesia banyak yang salah kaprah.
Lalapan tidak boleh berupa sayur mentah sehingga anda harus merebus
daun kemangi terlebih dahulu agar bakterinya hilang. Merebusnya cukup
satu menit saja setelah air mendidih.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Demikianlah modul “Panduan PengobatanSecara Tradisional Pada Masyarakat
Dengan Penyakit Gastritis”yang kami susun, kami harap modul ini bermanfaat bagi
pembaca terutama para masyarakat yang memiliki penyakit gastritis, sehingga materi
yang disajikan di modul ini dapat diterapkan secara mandiri guna menyembuhkan
penyakit gastritis. Adapun tujuan dari pembuatan modul ini diharapkan peserta
mampu memahami mengenai penyakit gastritis dan pengobatan secara tradisional.
Dari pembuatan modul ini kami dapat menyimpulkan bahwa penyakit
gastritisdapat diobati dengan pengobatan tradisionalseperti dengan menggunakan
kunyit, lidah buaya dan kemangi hutan. Ketiga bahan tersebut mempunyai kandungan
zat yang dapat mengobati penyakit gastritis.
Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritk dan saran pembaca guna sebagai bahan evaluasi kami dalam
pembuatan modul berikutnya.Akhir dari penyusunan modul ini kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam
menyusun modul ini.

B. Saran
Agar penderita gastritis terhindar dari komplikasi gastritis, kami memiliki
beberpa saran, antara lain :makan secara teratur, hindari mengkonsumsi alkohol,
rokok dan kafein, hindari mengkonsumsi makanan yang merusak mukosa lambung,
rajin mengkonsumsi ramuan tradisional secara teratur

14
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer,dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Balai Pustaka.

Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan Indonesia 2007.Departemen Kesehatan


Indonesia

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.http://www.fkuii.org

Fakultas Kedokteran Universitas Unair.2004.Gastritis.www.magic.or.id

Gayton&Hall.1996.Fisiologi Kedokteran.Bandung:Balai Pustaka.

Hirlan.(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamGastritis. Dalam: Sudoyo AW.

Ikawati, Z. (2010). Resep hidup Sehat.http://books.google.co.id/

I Ketut Adnyana & Sumiati,A.2004.Kunyit,Si Kuning yang Kaya Manfaat


http:/www.pikiran_rakyat.com

Noer HMS,Waspadji S,Rahman AM,dkk.1995.Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam.Jakarta:Balai Pustaka.

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson.(2006). Patofisiologi.Jakarta: EGC.

Rahman R. Intisari KUNYIT. Yogyakarta: Penerbit Knisius. 1995.p.9-16

15

Anda mungkin juga menyukai