Anda di halaman 1dari 21

OSNE 15/04/22

CRSS Modul OSNE

Pencabutan
Gigi
dengan Anastesi
Infiltrasi
Khumaera Prastiwi (20194020001)
Preceptor: drg. Erwin Setyawan, Sp. RKG.
Subsp. Rad. D (K)
CRSS OSNE 15/04/22

01
Identitas Pasien
Nama : Nn. K
No. CP3DG : 77630
J.K : perempuan
Usia : 18 tahun
Alamat : Purwomartani
Kunjuangan 1 13/01/22

Pemeriksaan Subjektif
Keluhan Utama:
Pasien datang mengeluhkan gigi sebelah kanan atasnya tinggal tersisa akar
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasien mulai menyadari hal tersebut sejak kira-kira 5 tahun yang lalu. Menurut
pasien gigi tersebut pernah berlubang dan lama kelamaan patah dengan
sendirinya dan hingga tersisa akarnya. Saat ini pasien tidak mengeluhkan adanya
rasa sakit pada gigi tersebut.
Riwayat Kesehatan oral:
Pasien menyikat giginya setiap 2 kali sekali yaitu pada saat mandi pagi dan saat
sebelum tidur. Pasien terakhir kali melakukan perawatan gigi yaitu sekitar 2
tahun yang lalu untuk membersihkan karang gigi.
Kunjuangan 1 13/01/22

Pemeriksaan Subjektif
Riwayat Kesehatan keluarga:
Ibu pasien memeiliki riwayat penyakit asma
Ayah pasien memiliki Riwayat penyakit hipertensi
Riwayat kehidupan sosial/pribadi:
Pasien merupakan seorang lulusan SMA yang sedang mengikuti tahapan seleksi
masuk perguruan tinggi
Riwayat Kesehatan umum:
Pasien memiliki riwayat penyakit asma dan pernah dirawat di RS karena DBD.
Pasien alergi terhadap antibiotic amoxicillin.
Kunjungan 1 13/01/22

Pemeriksaan Objektif

01 Kesan Umum 02 Vital sign


Pasien tampak sehat jasmani, Berat badan : 45 kg
rohani, kooperatif & Tinggi badan: 156 cm
komunikatif IMT : 18,5 (normal)
TD: 110 / 77 mmHg (Normal)
Nadi : 90 x/menit (Normal)
Pernapasan : 18 x/menit (Normal)
Pemeriksaan Radiograf 13/01/22
Kunjungan 1 13/01/22

Pemeriksaan Objektif
Terdapat sisa akar gigi 55
Palpasi: -

Assessment
Dx: radix 55

Planning
1. KIE
2. Pencabutan radix 55
3. Kontrol dan evaluasi
Alat Bahan
1. Diagnostic set 1. Larutan anastesi
2. Bein pehacain
3. Tang radix 2. Benzocain gel
4. Spuit irigasi 3. Kapas
5. Spuit injeksi 4. Salin
6. Bone file 5. Povidone iodine
7. kuret
Jalannya perawatan
1. Operator memakai APD dan menyiapkan alat dan bahan
2. Operator melakukan anamnesis dan pemeriksaan objektif
3. Asepsis permukan yang akan dilakukan anastesi
4. Mengoleskan benzocaine dengan cotton pellet area yang akan diinjeksi, tunggu
hingga mukosa terasa kebas
5. Melakukan injeksi infiltrasi larutan anastesi pehacaine pada sisi bukal dan palatal,
aspirasi dan deponirkan
6. Stelah pasien menkonfirmasi rasa kebas, maka melakukan pengungkitan dengan bein
7. Setelah akar terungkit, gunakan tang radix untuk mencabut gigi.
8. Megambil jaringan granulasi dengan kuret
9. Menghaluskan tulang dengan bone file
10. Irigasi dengan saline dan povidone iodine menggunakan spuit irigasi
11. dep dengan menggunakan kapas
12. Edukasi pasien agar tidak makan/minum yang panas, tidak memainkan area bekas
pencabutan, tidak menyikat gigi terlalu keras di bekas pencabutan
13. Meresepkan obat antibiotic dan pereda nyeri
14. Instruksi untuk kontrol 1 minggu kemudian
Kunjungan 1 13/01/22

Obat:
R/Cefadroxil tab 500mg No.X
s. 2dd tab 1 (sampai habis)
R/Asam mefenamat tab 500mg No.X
S.prn.3dd tab 1 a.c.
Kunjuangan 2 20/01/22

Pemeriksaan Subjektif
S:
Pasien datang untuk melakukan kontrol pasca pencabutan gigi yang sebelumnya
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2022. pasien tidak merasakan adanya keluhan
setelah dilakukan pencabutan. Pasien minum obat yang diberikan secara teratur
O:
Terdapat area edentulous bekas pencabutan radix 55
Palpasi: -
A: edentulus
P:
1. KIE
2. Spooling povidone iodine dan saline
3. Evaluasi
CRSS OSNE 2022

Telaah Jurnal
Telaah Jurnal 2022

Prosedur perawatan tanpa rasa sakit bukan hanya


keuntungan bagi pasien saja, namun juga agar pasien dapat
dirawat dengan nyaman dan tidak terburu-buru. Injeksi
palatal menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat injeksi,
sensasi tertekan dan kebas. Injeksi palatal disebut sebagai
injeksi yang paling sakit diantara inejksi lainnya. Hal ini
disebabkan karena mukosa palatal melekat erat dengan
tulang. Sehingga banyak prosedur yang direkomendasikan
untuk mengurangi rasa sakit dalam prosedur tersebut.
Prosedur yang paling umum adalah Eutectic Mixture of
Local Anesthetics (EMLA) yaitu penggunaan anastesi
topical sebelum dilakukan injeksi. Penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan Articaine dapat mengeliminasi
Pendahuluan kebutuhan injeksi palatal karena difusinya ke jaringan
keras dan lunak lebih baik disbanding bahan anastesi local
lainnya.
Telaah jurnal 2022

Pasien
Metode 200 orang dewasa yang dirujuk ke
Randomized double blind untuk Department of Oral and Maxillofacial
membandingkan efektivitas Articaine Surgery faculty of dental medicine for
HCl (4%) dengan 1:100.000 epinefrin Boys Al-Azhar University untuk
yang dilakukan pada injeksi pencabutan gigi molar permanen maksila,
pencabutan gigi molar permanen pasien berusia 15-50 tahun dengan kondisi
maksila dengan infiltrasi bukal saja kesehatan baik dan tanpa alergi terhadap
vs injeksi bukal dan palatal. obat atau Articaine. Kemudian dibagi
menjadi grup penelitian (grup 1) dan grup
ontrol (grup 2) masing masing 100 orang.
Telaah jurnal 2022

Prosedur penelitian
• Pasien dibagi sama rata ke dalam 2 grup secara random.
• Grup 1 terdiri dari 66 laki-laki dan 34 perempuan dengan rata-rata usia 36,4 tahun.
Pada grup ini dilakukan injeksi 1.8 mL 4% Articaine HCL dengan 1:100.000
epinephrine yang diinjeksikan hanya pada sisi bukal tana injeksi palatal.
• Grup 2 terdiri dari 58 laki-laki dan 42 perempuan dengan rata-rata usia 34,6 tahun.
Pada grup ini dilakukan injeksi bukal 1.5 mL 4% Articaine HCL dengan 1:100.000
epinephrine dan 0,3 mL injeksi infiltrasi palatal.
• Pasien setelah dilakukan pencabutan kemudian diminta mendemonstrasikan level
rasa sakit yang dirasakan dengan 100-mm visual analogue scale (VAS) dan facial
pain scale (FPS) dengan skala 0-10 yang mewakili rasa sakit dari ‘tidak sakit’ sampai
‘sakit terburuk yang bisa dibayangkan’
• Semua anastesi dilakukan oleh 1 orang operator
• Gigi diekstraksi dengan manuver biasa dengan minimal manipulasi jaringan paltal
• Statistik analisis dilakukan untuk melihat perbedaan grup 1 dan grup 2 menggunakan
tes Welch, signifikansi 0,05 dengan aplikasi IBM SPSS versi 23.0
Telaah jurnal 2022

Hasil
● Semua pasien di kedua grup mendeskripsikan
prosedur pencabutan yang dilakukan tidak sakit
atau sedikit tidak nyaman.
● Perbedaan antara variable kedua grup dilakukan
dnegan tes Welch dan hasilnya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada kedua grup baik
untuk Facial Pain Score dan Visual Analog Scale.
Telaah jurnal 2022

Hasil
● Skor rasa sakit juga disajikan dalam bentuk rata-
rata, standar deviasi dan standar eror, tes Welch
dilakukan utuk variable kedua grup
● Perbedaan VAS dan FPS antara grup 1 dan grup
2 tidak signifikan
Telaah jurnal 2022

Pembahasan
• Banyak teknik yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada saat injeksi palatal seperti
anastesi topical, topical cooling, tekanan topical, dan anastesi palatal pendekatan papillary.
Namun, ha tersebut belum diterima klinisi secara universal, memakan waktu, mahal, dan pasien
memiliki toleransi relative buruk injeksi palatal. Selain itu, selain banyaknya pasokan saraf,
mukosa palatal kompak, tebal, dan tegas untuk periosteum esensialnya, sehingga suntikan ke
langit-langit sering sangat menyakitkan.
• Beberapa peneliti nulis baru-baru ini melaporkan bahwa molar permanen dapat diekstraksi
hanya dengan infiltrasi anestesi bukal. Articaine dilaporkan memiliki kemampuan untuk
mnyebar ke jaringan dengan baik dibandingkan anestesi lokal lainnya, memungkinkan injeksi
palatal untuk dihindari selama ekstraksi gigi maksila. Hal ini disebabkan oleh struktur kimia
Articaine yang, berbeda dari ester dan amida anestesi lokal lainnya karena adanya cincin
thiophenic bukan cincin aromatik, dan juga kehadiran dari cincin ester tambahan. Ini
memberikan Articaine Kemampuan pengikatan protein plasma yang lebih besar, potensi
intrinsic serta peningkatan liposolubility. Sebuah klarifikasi lebih lanjut menyatakan bahwa, sifat
porus dari maxilla memungkinkan anestesi lokal untuk berdifusi dari sisi bukal ke sisi palatal.
Telaah jurnal 2022

Pembahasan
• Hasil dari penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa injeksi palatal tidak wajib
untuk ekstraksi molar maksila. Studi lain pada tahun 2009, juga memberikan hasil
yang sama. Telah terbukti bahwa injeksi bukal 1,7 ml dari 4% Articaine
hydrochloride dengan 1:100,000 epinefrin memberikan efektivitas klinis yang sama
dengan injeksi bukal dan palatal untuk pencabutan gigi maksila. Pada penelitian
lainnya juga menyatakan hal serua namun studi tersebut memiliki sampel penelitian
yang kecil dan distribusi yang tidak merata antara kelompok kontrol dan
eksperimental. Teknik ini memerlukan latensi yang lebih lama untuk memungkinkan
larutan anastesi menyebar ke palatum. Pada sebuah penelitian, delay diamati , selama
8 menit setelah infiltrasi bukal. Sebagian besar pasien dalam penelitian ini
menunjukkan ekstraksi sama sekali tidak menyakitkan atau dengan sangat sedikit
rasa sakit yang samar.
Telaah Jurnal 2022

Kesimpulan
Injeksi infiltrasi tunggal dari 1.8 mL dari 4% Articaine
Hydrochloride (1:100.000 epinefrin) ke sisi bukal akan
memungkinkan ekstraksi gigi molar maksila permanen
tanpa injeksi palatal.
CRSS OSNE 2022

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai