Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL READING IKGMP

“The effect of hypnosis on pain relief due to injection of dental infiltration


anesthesia”

Oleh :
Daniella Lunetta Sekar Maheswari

Pembimbing :
drg. Yully Endang Hernani M., MS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i

INFORMASI JURNAL .............................................................................................. 1

1. Abstrak ................................................................................................................. 1

2. Pendahuluan ......................................................................................................... 1

3. Bahan dan metode ............................................................................................... 2

4. Hasil....................................................................................................................... 5

5. Pembahasan .......................................................................................................... 6

6. Kesimpulan ........................................................................................................... 8

i
INFORMASI JURNAL
Judul : The effect of hypnosis on pain relief due to injection of dental
infiltration anesthesia
Penulis : Soma Arabzade Moghadam, Fayegh Yousefi, Sahand Saa
Penerbit : Clinical and Experimental Dental Research
Tahun : 2019
Journal rank : Q2
DOI : 10.1002/cre2.356

1. Abstrak
Pasien yang akan menjalani perawatan gigi sering mengalami ketakutan akan
rasa sakit yang disebabkan oleh prosedur anestesi menggunakan suntikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnosis dalam mengurangi rasa sakit saat
dilakukan tindakan anestesi infiltrasi. Uji klinis single-blind ini dilakukan pada 32
sukarelawan sehat untuk menilai persepsi nyeri pada injeksi mukosa. Skala Visual
Analog Scale (VAS) digunakan untuk mengukur intensitas nyeri pada satu sisi rahang
atas yang dilakukan injeksi tanpa hipnosis. Ketika hipnosis diterapkan, prosedur yang
sama dilakukan di sisi lain rahang atas dalam satu sesi. Hasil penelitian menunjukkan
penerapan hipnosis secara signifikan menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan
sebelum injeksi anestesi (p = 0,05). Hipnosis sebelum penyuntikan anestesi infiltrasi
gigi dapat menurunkan intensitas nyeri akibat penyuntikan. Oleh karena itu, terapi
hipnosis direkomendasikan sebagai pendekatan yang efektif untuk mengontrol nyeri
pada injeksi anestesi.

2. Pendahuluan
Injeksi anestesi lokal merupakan salah satu jenis tindakan yang menyebabkan
kecemasan pada pasien saat perawatan gigi. Sehingga diperlukan manajemen yang
efektif dari kecemasan dan rasa sakit yang disebabkan oleh segala bentuk injeksi.
Manajemen yang tidak tepat dapat menyebabkan peningkatan rasa sakit dan

1
ketidaknyamanan setelah injeksi. Salah satu konsekuensinya adalah fobia jarum, yang
dapat menghambat pencegahan penyakit dan diagnosis medis yang efektif di kemudian
hari. Injeksi anestesi dapat menyebabkan rasa sakit yang intensitasnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu seperti ukuran jarum, jenis dan suhu anestesi, serta kondisi pH
pada tempat injeksi.
Manajemen kecemasan dapat dilakukan dengan teknik medis dan non-medis,
salah satunya adalah hipnosis. Kecemasan dental merupakan respon spesifik pasien
terhadap stres yang ditimbulkan oleh kesehatan giginya. Menurut statistik, sepertujuh
dari populasi sangat cemas tentang perawatan gigi, sehingga dokter gigi diharapkan
dapat menentukan manajemen yang tepat untuk pasien dengan kecemasan, salah satu
yang terbukti efektif adalah manajemen perilaku farmakologis dan non farmakologis.
Hipnoterapi adalah salah satu aspek dari psikologi yang telah terbukti bermanfaat
dalam perawatan psikologis manusia. Manajemen kecemasan dalam praktik
kedokteran gigi klinis juga telah banyak berkembang, namun rasa sakit dan kecemasan,
terkait dengan prosedur gigi terus mempengaruhi pasien. Hipnosis telah terbukti efektif
dalam memecahkan masalah medis dan kejiwaan dari berbagai pasien. Hipnosis
mengacu pada keadaan psikologis yang melibatkan perhatian terfokus untuk benar-
benar mengurangi kesadaran lingkungan yang dirasakan, sehingga dapat bertindak
sebagai penghilang rasa sakit dan kecemasan pada pasien. Ambang rasa sakit pasien
dapat meningkat dengan intervensi psikologis. Sebagai intervensi psikologis yang
teruji, hipnosis secara efektif mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang
disebabkan oleh jarum suntik pada pasien yang menjalani perawatan gigi. Intervensi
hipnoterapi juga telah dilaporkan dapat mengurangi fobia jarum berlebihan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnosis terhadap
pengurangan rasa nyeri akibat injeksi anestesi infiltrasi pada gigi dan membandingkan
rerata perbedaan intensitas nyeri antara kelompok perlakuan dan kontrol.
3. Bahan dan metode
Uji klinis single-blind ini dilakukan pada 32 pasien berusia 18-25 tahun yang
menjalani perawatan restoratif pada gigi rahang atas anterior, rahang atas kiri dan
kanan simetris, dan dilakukan pemilihan secara acak. Induksi hipnosis dilakukan dalam

2
bentuk pretreatment lipatan mukobukal pada saat penyuntikan di atas gigi premolar
pertama rahang atas. Tujuan penelitian dijelaskan kepada peserta, dan persetujuan
tertulis telah diperoleh sebelum pendaftaran. Berdasarkan proposisi Huet et al. (2011),
digunakan nilai rata-rata 1,07 ± 1,05 dan 2,16 ± 2,80 untuk kelompok perlakuan dan
kontrol, masing-masing pada interval kepercayaan 95% dan kekuatan uji 80%, dan
rumus besar sampel adalah sebagai berikut :

Besar sampel minimal untuk setiap kelompok adalah 16 pasien, dengan besar
sampel total adalah 32 pasien.
Setelah pemilihan peserta dengan sampling acak, 32 pasien secara acak dibagi
menjadi dua kelompok (n = 16) :
- Kelompok A
Sesi 1 : injeksi infiltrasi tanpa hipnosis
Sesi 2 : hipnosis dilanjutkan dengan injeksi infiltrasi
- Kelompok B
Sesi 1 : hipnosis dilanjutkan dengan injeksi infiltrasi
Sesi 2 : injeksi infiltrasi tanpa hipnosis
Kriteria inklusi adalah pasien berusia >18 tahun, membutuhkan restorasi dua sisi pada
gigi premolar pertama di rahang atas, dan bersedia menjalani hipnosis. Peneliti
membahas kekhawatiran subjek tentang pengetahuan hipnosis yang tidak memadai,
serta kemungkinan kesalahpahaman yang terjadi. Setelah informed consent diperoleh,
status sistemik subyek diperiksa menggunakan formulir khusus. Namun, status
kecemasan perioperatif pasien tidak dievaluasi karena parameternya tidak terkait
dengan tujuan penelitian. Tidak ada komplikasi yang terjadi disebabkan oleh
intervensi.
Sesuai rekomendasi American Society of Anesthesiologists (ASA),
kontraindikasi pengobatan (misalnya, gangguan jantung, epilepsi yang tidak diobati,
gangguan kejiwaan yang parah) dan IQ rendah (didiagnosis oleh psikolog berdasarkan
kecurigaan klinis) menjadi kriteria eksklusi dari penelitian ini. Pasien dalam penelitian

3
ini termasuk dalam kategori ASA I. Setelah konfirmasi status pasien, hipnoterapi
dilaksanakan untuk menilai sugestibilitas pasien dengan cara mengunci tangan, yang
merupakan pendekatan umum untuk hipnosis. Jika pasien tidak dapat berkonsentrasi
atau menerima hipnosis, pasien menjadi eksklusi dalam penelitian.
3.1 Alat dan bahan
Injeksi dilakukan dengan menggunakan jarum 27 gauge (ukuran 25 mm) dan
lidokain 2% (xylocaine) untuk anestesi dengan kandungan epinefrin (1:80.000).
Kedalaman titik jarum, arah bevel jarum, suhu cairan carpule, dan kecepatan injeksi
disamakan.
3.2 Pengumpulan data
Setelah penyuntikan, ukuran nyeri diukur dengan menggunakan visual analog
scale (VAS) yang terdiri dari garis horizontal (panjang: 10 cm) yang ditandai dengan
kalimat “Tidak sakit” di sebelah kiri dan “Sangat sakit” di sebelah kanan. Responden
menandai tingkat rasa sakit yang mereka rasakan pada skala linier. Untuk
melakukannya, responden meletakkan tangan di tempat yang sesuai dengan intensitas
rasa sakit mereka, memilih angka dalam kisaran 1-10 untuk menunjukkan intensitas
rasa sakit yang dirasakan.
3.3 Prosedur
Pemilihan pasien didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi, dan jumlah sesi
pengobatan ditentukan sesuai dengan protokol. Keuntungan dan kerugian potensial
dari proyek penelitian dijelaskan sepenuhnya kepada subjek karena proyek tersebut
melibatkan model manusia. Subyek yang bersedia menjadi peserta memberikan
persetujuan tertulis mereka dan diizinkan untuk menarik diri dari penelitian pada waktu
tertentu. Hipnosis dilakukan dalam satu sesi pengobatan untuk mengurangi rasa sakit
pasien dengan menggunakan teknik hipnosis tidak langsung, transfer nyeri, disosiasi,
teleskop, dan teknik distraksi melalui beberapa tahap, seperti persiapan pasien untuk
hipnosis, hipnosis, teknik pendalaman, terapi hipnosis, dan terminasi. Pada tahap
pendalaman, penelitian ini menggunakan teknik seperti visualisasi dan penghitungan
tangga, dan anestesi lokal injeksi diimplementasikan setelah itu ke tangan pasien.
Konsentrasi epinefrin dan lidokain yang dapat disuntikkan benar-benar dikumpulkan

4
untuk setiap sisi rahang atas (1,8 cc larutan lidokain anestesi 2%, epinefrin 0,18).
Setelah prosedur yang disebutkan, data laporan diri dikumpulkan dari pasien mengenai
mati rasa tangan mereka (merespon dalam mode trance dengan menunjuk jari tangan
yang lain). Anestesi yang disuntikkan menargetkan daerah gigi yang diinginkan,
sehingga pasien dapat menyentuh gigi dan jaringan lunak dengan jari mereka.
Setelah itu, anestesi infiltrasi disuntikkan ke daerah yang membutuhkan restorasi
(premolar rahang atas di kedua sisi), kemudian pasien diberikan empati pasca-hipnosis
yang tepat. Restorasi berlanjut hingga mencapai keadaan pre-hipnosis. Pada sesi lain
pada sisi rahang yang simetris, injeksi dilakukan tanpa hipnosis.
3.4 Analisis statistik
Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 20, variabel demografis
dinyatakan sebagai mean, standar deviasi, frekuensi, dan persentase. Uji T-Test
Independen juga diterapkan untuk menjawab tujuan analisis penelitian dengan tingkat
signifikansi 0,05.
3.5 Kelayakan etik
Proyek penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Universitas Ilmu
Kedokteran Kurdistan, Iran (IRB No. REC.IR. MUK 1397/18). Para pasien memiliki
pendamping selama semua tahapan di departemen medis, seorang psikolog klinis
melakukan sesi hipnosis, seorang dokter gigi bertanggung jawab untuk melakukan
injeksi dan perawatan, seorang supervisor (dokter gigi anak) bertanggung jawab atas
pencatatan data, dan seorang konsultan statistik melakukan analisis data. Penelitian ini
telah terdaftar di Iranian Registry for Clinical Trials (IRCT20141756401756N3;
http://irct.ir/).
4. Hasil
Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 wanita dan 16 pria (43,8% dan
56,3% pria dalam kelompok A dan B, serta 56,3% dan 43,8% perempuan dalam
kelompok A dan B). Temuan pada Tabel 1 menunjukkan tidak ada korelasi yang
signifikan antara variabel demografis dari subyek dalam kelompok (p = 0,05).
Berdasarkan VAS, kontrol nyeri rata-rata dengan dan tanpa hipnoterapi masing-masing
adalah 1,81 ± 1,39 dan 5,03 ± 1,93 (Gambar 2 dan 3).

5
Tabel 1.Persebaran injeksi dengan atau tanpa hipnoterapi berdasarkan variabel demografis

Berdasarkan informasi pada Tabel 1, tiga subjek di kelompok A (60%) dan dua
subjek di grup B (40%) memiliki pekerjaan, sedangkan 14 subjek di grup A (50%) dan
14 subjek di grup B (50%) tidak memiliki pekerjaan. Kelompok A dan B berbeda
secara signifikan mengenai anestesi injeksi dengan dan tanpa hipnoterapi (t = -2,12; p
= 0,04) (Tabel 2).

Tabel 2. Perbedaan rata-rata grup injeksi dengan atau tanpa anestesi

5. Pembahasan
Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata intensitas nyeri setelah injeksi anestesi
tanpa hipnosis sebesar 5,03. Hasil ini sejalan dengan temuan Armfield et al. yang
menemukan bahwa rata-rata nyeri yang dirasakan tanpa hipnosis pada kelompok A dan
B adalah 4,34 dan 5,71, sedangkan intensitas menurun menjadi 1,50 dan 2,12 setelah
intervensi, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,05). Hal ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa intensitas nyeri
berdasarkan VAS dapat berkurang secara signifikan dari 7,1 menjadi 4 setelah
hipnoterapi (Arons, 2014; Wolf et al., 2016). Penelitian serupa (Abdeshahi et al., 2013)

6
difokuskan pada dampak hipnosis pada rasa nyeri akibat injeksi anestesi lokal dan
selama ekstraksi molar ketiga menggunakan hipnosis. Menurut temuan, hanya
setengah dari pasien dalam kelompok hipnoterapi yang membutuhkan analgesik paska
operasi, menunjukkan efektivitas hipnosis untuk menghilangkan rasa sakit dalam
kedokteran gigi. Literatur saat ini menunjukkan dampak positif dan signifikan dari
hipnosis sebagai penghilang rasa sakit pada prosedur kedokteran gigi, dan sejalan
dengan temuan penelitian ini (Abdeshahi et al., 2013; Bidar et al., 2009; evaluasi M.
S., 2017; Glaesmer et al. , 2015; Huet et al., 2011; Kekecs et al., 2016).
Hipnosis efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada pasien yang
disebabkan oleh injeksi. Menurut penelitian Bidar et al. (2009), hipnosis dan anestesi
lokal dalam perawatan saluran akar efektif pada 76,2% pasien, tidak berhasil pada
23,8%, dan perbedaan tingkat keberhasilannya signifikan. Hipnosis adalah pilihan
terapi yang layak untuk ahli anestesi, ahli bedah, dan dokter gigi, serta
direkomendasikan sebagai alternatif untuk berbagai terapi.
Hasil yang diperoleh Schwebel et al. (2002) mengenai pengaruh hipnoterapi pada
nyeri dada yang bukan berasal dari jantung menunjukkan bahwa setelah 12 sesi,
intensitas nyeri dan asupan obat menurun secara signifikan. Hasil penelitian oleh Tan
et al. (2015) menunjukkan penurunan yang signifikan dalam intensitas nyeri pasien
yang menerima hipnosis. Dalam penelitian lain, hipnosis ditemukan sangat efektif
dalam mengontrol nyeri pada pasien anak dengan kanker dan nyeri kronis (Tomé- Pires
& Miró, 2012). Dalam investigasi ini, hipnoterapi secara signifikan dapat menurunkan
kecemasan pasien yang dirawat di klinik swasta di Teheran (Iran) sebesar 43,3% pada
kelompok eksperimen setelah hipnosis. Mirzamani (2012) juga telah melaporkan
efektivitas hipnoterapi dalam pengobatan penyakit. Temuan kami menunjukkan tidak
ada korelasi yang signifikan antara penghilang rasa sakit setelah hipnosis dan variabel
usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Menurut literatur, hipnosis cenderung
mempengaruhi perempuan lebih signifikan dibandingkan dengan laki-laki dan tingkat
keberhasilannya dapat dikaitkan dengan kemauan perempuan untuk memasuki
keadaan psikologis untuk tujuan terapeutik. Dalam penelitian ini, ukuran sampel yang
kecil dan kesalahan dalam analisis data menyebabkan tingkat signifikansi atau tidak

7
signifikannya dampak hipnoterapi berdasarkan status pekerjaan tidak dapat ditentukan
secara akurat.
Individu dengan kecemasan yang parah memiliki ambang batas rasa sakit yang
rendah, sehingga pasien ini memiliki tingkat stres psikologis yang tinggi dalam
prosedur perawatan gigi. Hipnoterapi meningkatkan ambang nyeri dan mengurangi
rasa sakit yang disebabkan oleh anestesi lokal pada pasien ini, dan toleransi nyeri
meningkat dalam kasus anestesi lokal. Di klinik gigi, pasien jelas memiliki tingkat stres
yang tinggi dan ambang rasa sakit yang rendah. Dalam beberapa kasus, hubungan
empatik antara pasien dan terapis dapat bertindak sebagai solusi langsung untuk
kecemasan pasien.
Hipnoterapi sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit dan dapat
mengurangi kecemasan jika dilakukan oleh dokter gigi dan spesialis yang terampil.
Hipnosis mengacu pada keadaan kesadaran yang berubah terkait dengan sugestibilitas
hipnosis yang tinggi, yang berkontribusi pada pengurangan rasa sakit pada berbagai
pasien melalui penurunan persepsi rasa sakit. Selain itu, induksi ilusi positif oleh
hipnosis meningkatkan kognisi melalui membayangkan daerah yang terkena, sehingga
mengurangi rasa sakit yang dirasakan.
Penelitian ini adalah penyelidikan pertama dalam bidang ini di Iran. Salah satu
keterbatasan penelitian adalah bahwa beberapa pasien takut hipnosis, yang diselesaikan
dengan memberikan informasi yang diperlukan oleh psikolog klinis.
Mempertimbangkan materi yang diberikan, batasan lain adalah ukuran sampel yang
kecil karena banyak pasien tidak mau mengambil bagian dalam intervensi. Terdapat
bias yang mempengaruhi hasil yang diperoleh, yang diselesaikan dengan pemilihan
peserta secara acak.
6. Kesimpulan
Hipnosis dapat secara efektif mengurangi rasa sakit yang dirasakan karena injeksi
anestesi ke dalam mukosa bukal rahang atas, dan hipnoterapi direkomendasikan
sebagai tindakan yang andal dan bermanfaat dalam kedokteran gigi. Tingkat
keberhasilan hipnoterapi sangat tergantung pada tingkat hipnosis pasien.

Anda mungkin juga menyukai