Anda di halaman 1dari 6

RESUME

JURNAL TENTANG PROMOTIF DAN PREVENTIF KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


PSIKOLOGI
Dosen Pengampu : Linda Ernawati,M.Psi

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7
 Mida Ekawati P17325123471
 Ertih Aryantie P17325123463
 Felisia Nova P17325123464
 Pande Ayu Septi Susanti P17325123479

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KELAS ALIH JENJANG TERAPIS GIGI DAN MULUT
JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2023
RESUME JURNAL TENTANG PREVENTIF DAN PROMOTIF KESEHATAN
RESUME 1
1.  NAMA PENULIS  Herti Windya Puspasari1*), Rozana Ika Agustiya2)
 JUDUL JURNAL  Upaya Preventif Dan Promotif Kesehatan Jiwa Di Kota
Denpasar
 TAHUN TERBIT  Tahun 2022
2. KONSEP/PENGERTIAN Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kesehatan jiwa merupakan target dari Sustainable
Development Goals (SDGs) sebagai lanjutan dari MDGs.
Pendekatan preventif dan promotif merupakan bagian dari
upaya
kesehatan jiwa yang berperan penting dalam peningkatan
kesehatan jiwa

Upaya preventif menurut Undang-Undang No. 18 Tahun


2014 adala suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah
kejiwaan dan gangguan jiwa. Dengan tujuan mencegah
terjadinya masalah kejiwaan, mencegah timbulnya atau
kambuhnya gangguan
jiwa, mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada
masyarakat secara umum atau perorangan, dan mencegah
timbulnya dampak masalah psikososial.
upaya promotif sebagaimana dimaksud dalam merupakan
suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan Jiwa yang bersifat promosi Kesehatan
Jiwa.
3. KARAKTERISTIK  Memiliki kualitas hidup yang baik,
 menikmati kehidupan
 kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan
gangguan lain yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa
4. LANGKAH-LANGKAH 1. Penyuluhan kesehatan jiwa
TENTANG PREVENTIF 2. Skrining Kesehatan Jiwa dengan metode Self-Reporting
DAN PROMOSI Questionnaire (SRQ)
KESEHATAN 3. Pelatihan Kader kesehatan Jiwa
4. Deteksi dini kesehatan jiwa oleh Puskesmas
5. Pelayanan Home Visit Kepada keluarga ODGJ
6. Kolaborasi dengan Komunitas Untuk sosialisasi kesehatan
Jiwa
7. Penggunaan Media social sebagai Media Promosi
Kesehatan Jiwa
8. Kolaborasi Puskesmas dengan Psikiater dan Psikolog
dalam penyuluhan Kesehatan Jiwa di Masyarakat

5. HAL-JAL YANG HARUS  Mengupayakan akses pelayanan kesehatan jiwa yang


DIPERHATIKAN/ sesuai kebutuhan ,bermutu, merata dan terjangkau melalui
LANGKAH/CARA puskesmas.
DALAM MELAKUKAN  Melakukan Koordinasi/kerjasama lintas sektor diantaranya
UPAYA PREVENTIF dengan kader jiwa dengan yang sudah dibentuk dengan
MAUPUN PROMOSI melibatkan masyarakat dan melibatkan aparat desa, kaling,
KESEHATAN kadusnya
 Memfokuskan perawatan berbasis keluarga dan komunitas
dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
memberikan dukungan pada pasien jiwa
 Penyuluhan kesehatan jiwa dilakukan dengan mengundang
tim dari narasumber psikiater dan psikolog untuk
memberikan informasi seputar penanganan kesehatan jiwa
kepada masyarakat dalam pemberian penyuluhan
dibutuhkan persiapan, penguasaan materi, penampilan,
penyampaian penyuluhan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan dipahami. Kemudian faktor
sasaran dilihat dari tingkat pendidikan,lingkungan sosial,
kebiasaan adat istiadat kebiasaan dan kepercayaan.
Berikutnya proses dalam penyuluhan, waktu, tempat,
jumlah sasaran perlu disesuaikan dengan
kegiatanpenyuluhan agar proses dalam penyuluhan
berjalan dengan baik ( Effendi, 2003)
 menyediakanberbagai sarana dan prasarana terkait
kesehatan jiwa yang memadai dan mendukung
penyelenggaraan program kesehatan jiwa di setiap daerah
kabupaten kota
 Membuat Rencana anggaran kesehatan jiwa yang berasal
dari APBD dan kapitasi JKN serta Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan No. 220 tahun 2002 tentang TPKJM disebutkan
bahwa Otonomi Daerah , masalah kesehatan jiwa ikut
mewarnai penyelenggaraan pemerintahan daerah.

RESUME 2
1.  NAMA PENULIS  Sanly Rambu Kuba1, Arwyn Weynand Nusawakan2*,
 JUDUL JURNAL Kukuh Pambuka Putra 3
 Upaya Promotif Preventif Dan Pengendalian Hipertensi
 TAHUN TERBIT Oleh Puskesmas Tegalrejo Kota Salatiga
 Tahun 2021
2. KONSEP/PENGERTIAN Hipertensi adalah penyakit tidak menular (PTM) yang dapat
menyebabkan kematian. Hipertensi disebut juga penyakit
silent killer, hal ini karena hipertensi tidak mempunyai gejala
yang khas sampai terjadi komplikasi pada penyakit lain,
seperti gagal jantung, gagal ginjal stoke, dan AMI (acute
miocard infark) yang dapat menyebabkan terjadinya kematian
dini akibat terjadinya masalah
pada kardiovaskular (Siyad, 2011).
3. KARAKTERISTIK  Memiliki Faktor resiko seperti :
- Riwayat keluarga dengan hipertensi,
- perokok,
- obesitas,
- alkoholik dan
- Dislipedemia (kondisi di mana kadar kolesterol, yaitu
LDL, HDL, dan trigliserida, tidak normal)
4. LANGKAH-LANGKAH 1. Penyuluhan /KIE ( Komunikasi,Informasi dan Edukasi)
TENTANG PREVENTIF di Lingkungan Puskesmas didalam gedung maupun
DAN PROMOSI luar gedung dengan tujuan untuk memberikan
KESEHATAN pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian
hipertensi kepada masyarakat
2. Penyuluhan Melalui media social
3. Melakukan Deteksi dini pada kelompok beresiko dan
tidak beresiko melalui wawancara dan pengukuran
tekanan darah pada kegiatan-kegiatan seperti Posbindu
PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular), Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis)
4. Melakukan Kemitraan yang dilakukan berkerja sama
dengan lintas sektor mulai dari Dinas Kesehatan,
Dinas Sosial, Kecamatan, sekolah-sekolah di wilayah
kerja Puskesmas Tegalrejo, Kelurahan, Ketua RW dan
RT, PKK, dan organisasi Karang Taruna. Hal ini agar
setiap program yang dilakukan dapat berjalan dengan
adanya dukungan dari berbagai sektor sehingga dapat
di masyarakat.
5. Pemberdayaan masyarakat
Melakukan pendekatan-pendekatan dengan tokoh
masyarakat mulai dari Camat, Lurah, Ketua RW/RT
dan juga organisasi masyarakat seperti PKK, Dasa
Wisma, dan juga Karang Taruna dalam bentuk
sosialisasi program-program yang dilakukan oleh
Puskesmas untuk melakukan pencegahan dan
pengendalian hipertensi dengan jargon Cerdik
5. HAL-JAL YANG HARUS 1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap
DIPERHATIKAN/ program
LANGKAH/CARA pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dilakukan
DALAM MELAKUKAN Puskesmas Tegalrejo.
UPAYA PREVENTIF 2. Gaya hidup Masyarakat di Kelurahan Tegalrejo meliputi :
MAUPUN PROMOSI  Diet rendah garam,
KESEHATAN  Istirahat Cukup,
 kelola Stres
 Cek Kesehatan
 Tidak Merokok
 Rajin AKtivitas Fisik

RESUME 3
1.  NAMA PENULIS  Siti Rusdiana Puspa Dewi 1*, Sri Wahyuningsih Rais 2,
 JUDUL JURNAL Arya Prasetya Beumaputra 3, Maya Hudiyati 4
 Edukasi Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pesantren Ki
 TAHUN TERBIT Merogan Palembang
 Tahun 2021
2. KONSEP/PENGERTIAN Edukasi merupakan proses belajar dari sesuatu yang tidak
dipahami, menjadi paham. Edukasi kesehatan gigi dan mulut
bertujuan membantu meningkatkan kualitas hidup seiring
dengan meningkatknya kesehatan masyarakat.
Edukasi mempengaruhi perilaku dan sikap seharihari. Edukasi
yang baik akan memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku
hidup sehat.

3. KARAKTERISTIK Karakteristik Edukasi :


 Sebuah proses belajar dari sesuatu yang tidak
dipahami, menjadi paham
 meningkatkan kualitas hidup
 mempengaruhi perilaku dan sikap sehari-hari
 memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku hidup
sehat

Edukasi Kesehatan Gigi Dan Mulut meliputi:


- cara menyikat gigi,
- waktu menyikat gigi yang tepat,
- jenis makanan yang dikonsumsi,
- pola makan dan hidup sehat

4. LANGKAH-LANGKAH 1. Melakukan tes (Pra test dan post test) untuk


TENTANG PREVENTIF mengetahui seberapa besar pengetahuan para santri dan
DAN PROMOSI melihat peningkatanya setelah dilakukan penyuluhan.
KESEHATAN 2. Penyuluhan Kesehatan mengenai cara menjaga
kesehatan gigi dan cara menyikat gigi yang benar

5. HAL-JAL YANG HARUS 1. Melakukan tes dengan mengajukan beberapa


DIPERHATIKAN/ pertanyaan yang dituangkan kedalam kuesioner
LANGKAH/CARA sebelum melakukan penyuluhan untuk mengetahui
DALAM MELAKUKAN tingkat pengetahuan para santri
UPAYA PREVENTIF 2. Mempersiapkan peserta tes
MAUPUN PROMOSI 3. Mempersiapkan materi survey/tes
KESEHATAN 4. Melaksanakan post tes untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan santri setelah dilakukan penyuluhan

RESUME 4
1.  NAMA PENULIS  Yuke Luthfiyani Putri*, Mujiyati, Tri Syahniati2
 JUDUL JURNAL  Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Media
Menempel Gambar (Dental Story Sticker) terhadap
 TAHUN TERBIT Pengetahuan Anak dalam Menjaga Kebersihan Gigi dan
Mulut
 Tahun 2021
2. KONSEP/PENGERTIAN Kegiatan promosi kesehatan merupakan salah satu upaya
peningkatan pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan
mulut.
Keberhasilan dalam kegiatan ini tidak terlepas dari metode
pendidikan dan pentingnya peran sebuah media. Media
menempel gambar (dental story sticker) adalah media
kesehatan gigi dan mulut yang dalam penyajiannya
menggunakan sticker yang dapat dilepas dan dipasang kembali
serta menerapkan metode bercerita sebagai metode
penyuluhan dimana penyuluh bercerita mengenai materi
penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.

3. KARAKTERISTIK Karakteristik promosi kesehatan :


- Kegiatan promosi kesehatan haruslah disesuaikan dengan
usia audien baik materi maupun alat peraga
- Menggunakan alat peraga yang menarik agar tidak bosan
Kegiatan belajar untuk anak-anak haruslah menyenangkan
(fun learning) karena belajar dalam suasana yang
menyenangkan
akan menumbuhkan emosi positif pada anak sehingga
timbulah kesan positif bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan
yang menyenangkan.

4. LANGKAH-LANGKAH 1. Menentukan metode pendidikan dalam penyuluhan


TENTANG PREVENTIF dalam hal ini metodenya adalah bercerita
DAN PROMOSI 2. Mentukan media penyuluhan,dalam hal ini media
KESEHATAN penyuluhan nya adalah stiker dengan cara menempel
gambar (dental story sticker)
3. Melakukan evaluasi

5. HAL-JAL YANG HARUS  Kegiatan belajar untuk anak-anak haruslah


DIPERHATIKAN/ menyenangkan (fun learning) karena belajar dalam
LANGKAH/CARA suasana yang menyenangkan akan menumbuhkan
DALAM MELAKUKAN emosi positif pada anak sehingga timbulah kesan
UPAYA PREVENTIF positif bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang
MAUPUN PROMOSI menyenangkan.
KESEHATAN
RESUME 5
1.  NAMA PENULIS  Dian Septyana Tri Astuti1*
 JUDUL JURNAL  Pengaruh Pendidikan Pencegahan Stunting Terhadap
Pengetahuan Kader Posyandu
 TAHUN TERBIT  Tahun 2022
2. KONSEP/PENGERTIAN Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan
tubuh pendek (kerdil). Stunting merupakan gangguan
pertumbuh kembangan anak akibat gizi kurang, penyakit
infeksi, dan gangguan stimulasi psikososial.
Pendidikan kesehatan dilakukan sebagai upaya pembelajaran
guna meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang
pencegahan stunting. Peran kader posyandu sangat penting
sebagai upaya pencegahan stunting secara dini. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kader posyandu
tentang pencegahan stunting di Kelurahan Keniten Ponorogo

3. KARAKTERISTIK Terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak


akibat gizi kurang, penyakit infeksi, dan gangguan stimulasi
psikososial ditandai dengan tubuh kerdil.
Permasalahan stunting berkaitan dengan peningkatan risiko
angka kesakitan dan kematian, gangguan
perkembangan motorik karena perkembangan otak
yang tidak optimal, penurunan kemampuan berpikir
dan perilaku pasif anak, kerentanan terhadap penyakit,
dan produktivitas yang terganggu

4. LANGKAH-LANGKAH  penyelenggaraan & pemberdayaan masyarakat pada


TENTANG PREVENTIF kegiatan promosi kesehatan dan gerakan masyarakat hidup
DAN PROMOSI bersih dan sehat
KESEHATAN  Melibatkan kader posyandu guna meningkatkan kesehatan
masyarakat.
 Melakukan kegiatan pelatihan kader
 Petugas kesehatan melakukan kerja sama dengan Kader
posyandu dan lintas sektor dalam melakukan pencegahan
Stunting melalui kegiatan posyandu, penyuluhan dan
meningkatkan kunjungan kepada masyarakat.

5. HAL-JAL YANG HARUS  Adanya Kerjasama dengan beberapa pihak terkait


DIPERHATIKAN/ dalam pencegahan stunting, kader maupun lurah atau
LANGKAH/CARA camat sebagai upaya koodinasi lintas sektor
DALAM MELAKUKAN  Peningkatan pengetahuan kader melalui kegiatan
UPAYA PREVENTIF pelatihan
MAUPUN PROMOSI
KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai