Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk


diperhatikan dan diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga
profesional di bidang kesehatan. Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai
makhluk biopsikososial, baik yang telah didiagnosis menderita gangguan fisik
maupun mental-psikologis, perlu mendapatkan respon yang proporsional dan
adekuat dari semua tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan konsep sehat
WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu kesehatan fisik-biologis,
mental-psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai secara terintegrrasi
(WHO, 2015). Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009, bahkan
menambahkan aspek spiritual sebagai komponen yang harus ada melengkapi
konsep sehat seutuhnya (UU Kesehatan RI, 2009).

Faktanya, mengutip hasil Survey Kesehatan Jiwa Rumah Tangga


(SKJRT) di 11 kota di Indonesia pada tahun 1995, prevalensi masalah
kesehatan jiwa adalah 185 per 1.000 populasi orang dewasa, atau paling sedikit
satu dari empat orang pernah mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan
pelayanan kesehatan jiwa. Berdasarkan data SUSENAS dan BPS pada tahun
1996 hingga 2000 mengenai gangguan jiwa di 16 kota di Indonesia, sebesar
44,0% penduduk mengalami adiksi; 34,0% mengalami defisit kapasitas mental;
16,2% mengalami disfungsi mental dan 5,8% mengalami disintegrasi mental.
Hasil temuan tersebut juga memberikan gambaran gangguan jiwa pada anak-
anak, yaitu 104/1.000 dan dewasa 140/1.000. Seiring dengan perubahan
zaman, perubahan ekonomi, faktor sosial dan budaya, maka terjadi peningkatan
prevalensi masalah kesehatan jiwa. Data terkini menunjukkan bahwa prevalensi
gangguan jiwa di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 1,7 per mil
atau 1-2 orang dari 1.000 warga di Indonesia (Riskesdas, Departemen
Kesehatan RI, 2013). Indikator kesehatan jiwa yang digunakan antara lain:
gangguan jiwa berat, gangguan mental emosional beserta cakupan
pengobatannya.
Data pasien dengan masalah kesehatan jiwa di Puskesmas Rangkah sendiri
sepanjang tahun 2021 batasan usia 0-14 tahun; pasien usia 15-44 tahun; pasien
usia 15-44 tahun; pasien usia 45-55 tahun dan ≥60 tahun. (Laporan Kesehatan
Jiwa Puskesmas Rangkah, 2021). Kasus yang paling sering dijumpai pada balita

1
adalah masalah tumbuh kembang yang meliputi keterlambatan komunikasi,
keterlambatan motorik kasar dan halus serta masalah psikologis pada anak lainnya.
Kasus yang sering dijumpai pada anak adalah keterlambatan baca tulis, kosentrasi
dan tingkah laku serta beberapa masalah psikologis lainnya. Sedangkan
permasalahan yang dialami oleh remaja sampai dewasa dan lansia paling banyak
adalah gangguan psikotik, gangguan somatoform, depresi, insomnia, panic attack,
bipolar dan kecemasan serta masalah psikologis lainnya. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah
kesehatan yang nyata di masyarakat.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan


adanya kepedulian dan partisipasi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian
yang utuh dari kualitas hidup seseorang (Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 406, 2009). Program kesehatan jiwa meliputi kegiatan kunjungan rumah
masyarakat terkait isu-isu permasalahan kesehatan jiwa sehingga masyarakat
menjadi lebih sadar untuk menjaga kesehatan jiwa, mampu memahami masalah
kesehatan jiwa yang dialami diri sendiri ataupun lingkungan sekitar dan memiliki
pengetahuan untuk menanggulangi masalah kesehatan jiwa.

Sesuai dengan tujuan dari program kesehatan jiwa, maka perlu adanya
pedoman yang mengatur pelaksanaan program kesehatan jiwa di Puskesmas
Rangkah agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan sesuai dengan
standar. Pedoman penyelenggaraan program kesehatan jiwa ini merupakan
usaha untuk menciptakan peningkatan kualitas pelayanan dan status kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rangkah.

B. Tujuan Pedoman

a. Tujuan Umum

Sebagai dasar pelaksanaan upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas Rangkah


Kota Surabaya

b. Tujuan Khusus
1). Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan
kesehatan dasar.
2). Memepermudah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan karena sudah
ada panduan dasar.
3). Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan

2
C. Sasaran Pedoman
a.Seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rangkah Surabaya.
b. Penanggung jawab dan pelaksana program kesehatan jiwa di Puskesmas
Rangkah.

D. Ruang Lingkup Pedoman

. Masalah kesehatan jiwa meliputi :

1. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas


hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan siklus
kehidupan, mulai dari anak dalam kandungan sampai usia lanjut.

2. Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik


yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbale
balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab
terjadinya gannguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau
sebaiknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan
social, misalnya: tawuran, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA,
masalah seksual, tindak kekerasan, stress pasca trauma,
pengungsian/migrasi, usia lanjut yang terisolir, masalah kesehatan jiwa di
tempat kerja, penurunan produktivitas; gelandangan psikotik, pemasungan,
anak jalanan.

3. Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
E. Batasan Operasional
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Batasan
operasional kunjungan rumah Program Kesehatan Jiwa adalah penggalian dan
penyampaian informasi kepada masyarakat (pasien/ klien jiwa dan keluarga
khususnya) mulai dari anak hingga lanjut usia dengan merujuk pada petunjuk
teknis community home nursing. Tujuan kunjungan rumah Program Kesehatan
Jiwa adalah meningkatkan pemahaman sebagai usaha pencegahan dan
penanganan pada pasien jiwa dan keluarganya.
Orang yang sehat jiwa mempunyai ciri :
1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
2. Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar
3. Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup

3
5. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya
6. Merasa nyaman bersama dengan orang lain.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Kualifikasi ketenagaan dan SDM Program Kesehatan Jiwa adalah Dokter,
perawat, bidan dan Psikolog Klinis yang bekerja di pelayanan kesehatan dasar dan
yang sudah mendapat pelatihan dan sertifikat kesehatan jiwa.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pada Program Kesehatan Jiwa, kegiatan dilakukan dengan cara kunjungan
rumah pada pasien jiwa. Saat melakukan kunjungan rumah petugas
melaksanakan penggalian informasi keadaan pasien dan keluarga beserta
lingkungannya, serta memberi informasi (edukasi) kepada pasien dan keluarga
seputar kesehatan jiwa dan penanganannya.

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dalam Program Kesehatan Jiwa disusun berdasarkan
kesepakatan dengan Pelaksana Kegiatan di Puskesmas.

JADWAL KEGIATAN TAHUN 2022


Jenis Waktu Tempat Sumber Penanggung
No Pelaksana
Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Dana Jawab
Posyandu
Sosialisasi Januari s/d Balita, Lansia,
1 Kesehatan Desember Remaja, BOK Psikolog Psikolog
jiwa 2022 Masyarakat
dan Sekolah
Kunjungan
Januari s/d
Rumah Rumah Pasien
2 Desember Puskesmas Psikolog Psikolog
Pasien ODGJ berat
2022
ODGJ berat
Juli s/d Sekolah di
Skrining
3 Desember wilayah kerja BOK Psikolog Psikolog
Jirona
2022 puskesmas
Konseling Januari s/d
Puskesmas
4 Kesehatan Desember Puskesmas Psikolog Psikolog
Rangkah
Jiwa 2022

BAB III
STANDAR FASILITAS

5
A. Denah Ruang
1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rangkah.

B. STANDART FASILITAS
I. Fasilitas dan Sarana
Program Kesehatan Jiwa di Puskesmas Rangkah adalah melakukan
kunjungan rumah pada pasien jiwa dan keluarganya, maka untuk fasilitas dan
sarana mengikuti keadaan rumah dan lingkungan tempat tinggal pasien jiwa dan
keluarganya
II. Peralatan
Peralatan yang digunakan petugas saat melaksanakan kegiatan Program
Kesehatan Jiwa, terdiri dari:
a. Stetoskop
b. Senter medis
c. Tensi meter
d. Ballpoint
e. Buku catatan
f. Kamera untuk dokumentasi

III. Lahan

6
a. Luas bangunan bertingkat 2 kali luas bangunan lantai dasar.
b. Kontur lahan datar tidak ada kemiringan
IV. Ketentuan umum bangunan :
a. Konstruksi sesuai standart puskesmas
b. Lantai sesuai standart puskesmas
c. Dinding standart puskesmas
d. Ventilasi standart puskesmas
e. Atap standart puskesmas
f. Langit-langit standart puskesmas
g. Pintu standart puskesmas
h. Jendela standart puskesmas
V. Persyaratan ruangan :
a. Fasilitas ruangan lengkap
b. Ventilasi, penerangan dan pencahayaan cukup
c. Bersih, bebas debu, kotoran, sampah atau limbah, tersedia tempat
sampah.
d. Denah tata ruang mengacu pada pedoman tata ruang

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

7
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan Luar Gedung
i. Sosialisasi Kesehatan Jiwa adalah suatu kegiatan yang diberikan oleh
psikolog/konselor/petugas untuk memberikan informasi, pengetahuan
kepada masyarakat atau pasien agar lebih peduli terhadap masalah
kesehatan jiwa yang sedang dialami atau melanjutkan informasi tersebut
kepada orang lain dan lingkungan sekitar.
ii. Kunjungan rumah pasien ODGJ berat adalah kunjungan yang ditujukan
untuk pasien jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rangkah dengan
tujuan untuk memantau kondisi pasien di rumah serta untuk mengetahui
kondisi lingkungan sosial dan keluarga pasien. 
iii. Skrining Jirona adalah skrining jiwa rokok dan napza untuk mendeteksi
lebih dini masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang atau
penyalahgunaan napza. Skrining kesehatan jiwa adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk menduga ciri-ciri suatu penyakit atau kelainan yang belum
diketahui dengan cara menguji, memeriksa atau prosedur lainnya yang
dapat dilakukan dengan cepat.

2. Pelayanan Dalam Gedung


i. Konsultasi Psikologi merupakan kegiatan konseling yang dilakukan
kepada pasien ataupun klien yang berkunjung ke konsultasi psikologi
sebagai upaya penyelesaian masalah kesehatan jiwa yang berhubungan
dengan kesehatan jiwa. Kegiatan ini meliputi: Tanya jawab dengan pasien/
klien, pemberian solusi untuk masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan jiwa dan, kunjungan rumah pasien.

3. Metode
i. Kegiatan sosialisasi kesehatan jiwa sasarannya adalah warga atau
masyarakat yang ada di wilayah sekitar puskesmas rangkah. Sosialisasi
dengan menggunakan metode ceramah menggunakan lembar balik,
leaflet dan tanya jawab kepada warga.
ii. Kunjungan rumah pasien ODGJ berat oleh kader dan petugas
puskesmas. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi dengan lintas
sektor terkait kunjungan rumah tersebut.
iii. Skrining Jirona sasarannya adalah sekolah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Rangkah dengan menggunakan form skrining Jirona.

8
iv. Konseling Kesehatan Jiwa merupakan metode dalam psikologi yang
dilakukan oleh psikolog/konselor sebagai upaya membantu seseorang
menyelesaikan masalah kesehatan jiwanya. Sasarannya adalah
masyarakat wilayah kerja puskesmas yang memiliki masalah kesehatan
jiwa.

4. LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa
meliputi langkah-langkah berupa rangkaian tahap-tahap yang ada di SOP
(Standar Operasional Prosedur), seperti :
1) Sosialisasi Kesehatan Jiwa, Langkah-Langkah Kegiatannya meliputi:
a. Petugas menentukan kelompok sasaran
b. Petugas menentukan materi dan menyiapkan leaflet
c. Petugas memperkenalkan diri.
d. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan sosialisasi
e. Petugas melakukan sosialisasi Kesehatan Jiwa
f. Petugas memberikan waktu untuk Tanya jawab
2) Kunjungan Rumah Pasien ODGJ berat, langkah-langkah kegiatannya
adalah:
a. Petugas membuat jadwal pasien yang akan dikunjungi
b. Petugas memberikan jadwal kepada kader yang bertugas untuk
melakukan kunjungan rumah pasien ODGJ.
c. Petugas melakukan kunjungan rumah ke Pasien ODGJ berat yang
ada di wilayah Puskesmas Rangkah.
d. Petugas membuat catatan atau membuat laporan hasil kunjungan
e. Petugas membuat rencana kunjungan kembali.
3) Skrining Jirona adalah:
a. Petugas menetukan kelompok sasaran
b. Petugas melakukan skrining pada sekolah di wilayah kerja
Puskesmas Rangkah
c. Petugas melakukan skrining jirona
d. Petugas melakukan skoring jirona di aplikasi skoring jirona
e. Petugas menginformasikan kepada pihak sekolah terkait hasil
skrining Jirona.

BAB V
LOGISTIK

9
Peralatan Kesehatan Jiwa adalah peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan Kesehatan Jiwa. Peralatan berfungsi, bila dapat digunakan
untuk kegiatan, antara lain:
a. Form Kunjungan Jiwa
b. Lembar balik
c. Poster/Leaflet
d. Form Skrining Jirona

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

10
Keselamatan sasaran kegiatan program adalah segala upaya atau tindakan
yang harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan terhadap sasaran kegiatan
atau program.
Sasaran keselamatan pasien/program di Puskesmas Rangkah:
a. Ketepatan identifikasi pasien/program.

b. Peningkatan komunikasi yang efektif.

c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.

d. Ketepatan prosedur tindakan.

e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

f. Pengurangan resiko cedera karena jatuh.

BAB VII

11
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja Petugas
ataupun kelalaian/kesengajaan yang dapat menimbulkan kecelakaan / cedera
terhadap diri sendiri.

Keselamatan kerja untuk petugas :

1. Petugas menggunakan masker.

2. Petugas menggunakan handscoon.

BAB VIII

12
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengendalian Mutu Kesehatan Jiwa


Pengendalian Mutu Kesehatan Jiwa, meliputi ;
1) Koordinator Kesehatan Jiwa wajib menetapkan dan melaksanakan kegiatan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program Kesehatan Jiwa di
wilayah kerja Puskesmas Rangkah.
2) Koordinator Kesehatan Jiwa wajib menetapkan sasaran mutu pelayanan dan
dilakukan pemantauan, pengukuran serta monitoring dan evaluasi secara
berkala dan selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
3) Penilaian mutu pelayanan Kesehatan Jiwa dilakukan dalam bentuk kegiatan
audit internal yang dilaksanakan sekurang kurangnya 1 kali dalam setahun.

B. Pemberdayaan kelompok masyarakat terkait program kesehatan jiwa.


Cara perhitungan :
Jumlah kelmpok pemberdayaan masy yang sudah mendapat sosialisasi
tentang kesehatan jiwa
x 100 %
jumlah kelompok pemberdayaan masyarakat

Target :
Tahun 2022 2023
Target 50% 50%

C. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapat pelayanan


kesehatan sesuai standar

Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja Puskesmas yg mendapat pelayanan


kesehatan jiwa
sesuai standar dalam waktu satu tahun
x 100 %
estimasi jumlah ODGJ berat yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Target :
Tahun 2021 2022 2023
Target 100% 100% 100%

D. Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan ke RS/Spesialis adalah


jumlah kasus kesehatan jiwa yang dirujuk ke RS/SPesialis dibandingkan
dengan jumlah seluruh kasus kesehatan jiwa di wilayah kerjanya.

13
Jumlah kasus kesehatan jiwa yang dirujuk ke RS/Spesialis
x 100 %
Jmlh seluruh kasus kesehatan jiwa
Target :
Tahun 2021 2022 2023
Target 25% 30% 30%

E. Kunjungan rumah pasien jiwa.


Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ringan atau gangguan mental
emotional (GME) mendapatkan layanan sesuai standart.
Jumlah ODGJ ringan/GME yang mendapat pelayanan kesehatan di
puskesmas
x 100%
Estimasi ODGJ/GME

Target
Tahun 2021 2022 2023
Target 2% 3% 4%

BAB IX

14
PENUTUP

Penyusunan Pedoman Program Kesehatan Jiwa tahun 2022 diharapkan dapat

digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan perencanaan kegiatan Puskesmas

Rangkah pada tahun 2022. Dalam Pedoman Kesehatan Lingkungan ini dijabarkan

panduan dan pedoman serta standart mengenai analisis Program Kesehatan Jiwa

Puskesmas Rangkah. Dari panduan maupun pedoman tersebut bisa ditarik kesimpulan

masalah-masalah apa saja yang dihadapi Program Kesehatan Jiwa Puskesmas selama

ini, sehingga bisa dicari alternatif solusinya untuk memberikan pelayanan sepenuh hati.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam Pedoman Program Kesehatan

Jiwa tahun 2022 ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga dengan adanya

Pedoman Program Kesehatan Jiwa yang telah disusun dapat bermanfaat dalam

penyusunan program-program kesehatan pada tahun-tahun mendatang khususnya

diwilayah Puskesmas Rangkah.

REFERENSI

15
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 406/Menkes/SK/VI/2009
Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik: Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa.
3. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar. (2010).
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik: Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai