A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi,
diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan
yang merata, terjangkau dan berkualitas.
Pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan
kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan
bertanggungjawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk;
1. Meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang
mandiri, maju dan sejahtera;
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelaksanaan program Indonesia
Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan kebijakan pembiayaan pembangunan
kesehatan yang komprehensif antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan
kesehatan.
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat, bertanggungjawab pada wilayah kerjanya. Dalam era JKN, fungsi Puskesmas
seolah bergeser menjadi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dalam upaya mendorong
dan lebih mengaktifkan kembali fungsi UKM Puskesmas, terutama dalam kegiatan luar
gedung, serta agar dapat menjangkau pelayanan secara merata dan berkisanambungan,
dibutuhkan dukungan biaya operasional, dan dukungan pembiayaan lainnya. Dana Bantuan
Operasional Kesehatan merupakan salah satu sumber pendanaan untuk menunjang
operasional pelayanan di Puskesmas.
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa, Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen puskesmas.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021;
6. Surat Edaran Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : PR.01.01/I/18370/2021 tentang Penyampaian Rincian Kegiatan DAK
Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022;
7. Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru
Lahir, Bayi Dan Anak Balita Di Kota Tasikmalaya
2. Gambaran Umum
No Rincian Menu / Komponen Uraian
1 UKM Esensial Primer
Merupakan pertemuan /kunjungan lapangan Tingkat
kota untuk memberikan informasi terkait upaya
penurunan AKI-AKB dana melakukan vertifikasi
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan
terhadap laporan AKI-AKB. Harapannya kapasitas dan
Perbaikan Gizi Masyarakat
pengetahuan petugas meningkat dengan
penyampaian informasi terkini terkait upaya
penurunan AKI-AKB
B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,
kader posyandu, tokoh masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain.
No Rincian Menu / Komponen Jumlah Penerima Manfaat
1 UKM Esensial Primer
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
Seluruh
Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 2
Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Seluruh
4
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS) Masyarakat
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Seluruh
2
Balita) Masyarakat
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Seluruh
2
Komplikasi (P4K) Masyarakat
Seluruh
Pemantauan Tumbuh Kembang Balita 2
Masyarakat
Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Seluruh
2
Anak Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Seluruh
9
Remaja Masyarakat
Pendampingan di shelter penampungan pada
- -
daerah rawan bencana /bencana
dokumen melaksanakan
2 rapat validasi dan evaluasi data Gikia 2 kali sosialisasi
laporan sosialisasi
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
melaksanakan
sosialisasi
Biaya Transport calon pendonor darah untuk dokumen
2 1 kali sosialisasi
mendukung P4K dari dan/ke UTD laporan