Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG
KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA


PUSKESMAS CILEMBANG
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PROVINSI
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi,
diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan
yang merata, terjangkau dan berkualitas.
Pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan
kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan
bertanggungjawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk;
1. Meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang
mandiri, maju dan sejahtera;
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelaksanaan program Indonesia
Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan kebijakan pembiayaan pembangunan
kesehatan yang komprehensif antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan
kesehatan.
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat, bertanggungjawab pada wilayah kerjanya. Dalam era JKN, fungsi
Puskesmas seolah bergeser menjadi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Dalam upaya mendorong dan lebih mengaktifkan kembali fungsi UKM
Puskesmas, terutama dalam kegiatan luar gedung, serta agar dapat menjangkau
pelayanan secara merata dan berkisanambungan, dibutuhkan dukungan biaya
operasional, dan dukungan pembiayaan lainnya. Dana Bantuan Operasional
Kesehatan merupakan salah satu sumber pendanaan untuk menunjang
operasional pelayanan di Puskesmas.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis


Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021;
2. Surat Edaran Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
: PR.01.01/I/18370/2021 tentang Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 46 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Walikota Tasikmalaya nomor 34 tahun 2018 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinkes Kota Tasikmalaya.
6. Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 50 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Walikota Tasikmalaya nomor 94 tahun 2016 tentang Penetapan
Kategori dan Jaringan Kerja Unit pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinkes Kota Tasikmalaya.

2. Gambaran Umum

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan merupakan hak


asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu perlu
diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat
yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak yang salah satunya diwujudkan dengan pembangunan Puskesmas dan
jaringannya.
Puskesmas dan jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang
bertanggung jawab di wilayah kerjanya, masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi
oleh Puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya, antara lain adalah keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan
kesehatan.
Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan baik oleh pemerintah agar peran
dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar semakin meningkat.
Dukungan pemerintah bertambah lagi dengan diluncurkannya Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya
seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampersal).
Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam
pembangunan kesehatan bagi masyarakat di pedesaan/kelurahan khususnya dalam
meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, sebagai tolok ukur urusan kewenangan wajib
bidang kesehatan yang telah dilimpahkan oleh pemerintah kepada pemerintah daerah.
Puskesmas sebagai salah satu pelaksana pelayanan bidang kesehatan juga mengemban
amanat untuk mencapai target tersebut sehingga masyarakat akan mendapat pelayanan
kesehatan yang semakin merata, berkualitas dan berkeadilan.
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas
nasional bidang kesehatan, khususnya kegiatan promotif dan preventif sebagai bagian dari
upaya kesehatan masyarakat. Tahun 2018, Kementerian Kesehatan menetapkan target
prevalensi stunting turun menjadi 28%. Untuk itu dilakukan upaya kesehatan terintegrasi
dalam rangka penurunan prevalensi stunting dengan lokus di 100 Kabupaten/kota melalui
intervensi gizi sensitif dan spesifik. BOK diarahkan untuk mendekatkan petugas kesehatan
kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat melalui mobilisasi kader kesehatan
untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan yang dilakukan melalui pendekatan
keluarga.:
No Rincian Menu / Komponen Uraian
1 UKM Esensial Primer  
Merupakan pertemuan /kunjungan lapangan Tingkat
kota untuk memberikan informasi terkait upaya
penurunan AKI-AKB dana melakukan vertifikasi
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan
  terhadap laporan AKI-AKB. Harapannya kapasitas dan
Perbaikan Gizi Masyarakat
pengetahuan petugas meningkat dengan
penyampaian informasi terkini terkait upaya
penurunan AKI-AKB

B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,
kader posyandu, tokoh masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain.

No Rincian Menu / Komponen Jumlah Penerima Manfaat


1 UKM Esensial Primer    
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi
     
Masyarakat
Seluruh
  Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 78 Orang
Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Seluruh
  390 Orang
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS) Masyarakat
Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Seluruh
  330 Orang
Balita) Masyarakat
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Seluruh
  50 Orang
Komplikasi (P4K) Masyarakat
Seluruh
  Pemantauan Tumbuh Kembang Balita 330 Orang
Masyarakat
Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Seluruh
  78 Orang
Anak Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Seluruh
  26 Sekolah
Remaja Masyarakat
Pendampingan di shelter penampungan pada
  - -
daerah rawan bencana /bencana
C. STRATEGI PENCAPAIAN KEGIATAN
Output Metode
No Rincian Menu / Komponen Tahapan Pelaksana
Satuan Volume Pelaksana
1 UKM Esensial Primer        
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan
         
Gizi Masyarakat
  Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA        

Pelacakan dan pelaporan kematian dan


dokumen Perjalanan adanya kematian,
  1 pelaksanaan otopsi verbal kematian Ibu dan 2 kali
laporan dinas kunjungan rumah
Bayi/balita

dokumen melaksanakan
  2 rapat validasi dan evaluasi data Gikia 2 kali sosialisasi
laporan sosialisasi
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
         
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)

Rapat Koordinasi/sosialisasi Program bagi


kantor urusan agama
  1        
(KUA)/Lembaga/organisasi Agama/tokoh
Agama di Kecamatan
Pelaksanaan edukasi bimbingan
perkawinan/konseling pranikah di KUA atau
  2        
lembaga agama dan skrining calon
pengantin

Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan KB,


melakukan
praktik P2GP dan kesehatan reproduksi, dokumen Penyuluha
  3 39 kali Penyuluhan dan
pencegahan kekerasan pada perempuan dan laporan n
Sosialiasi
anak dan kesehatan penyandang disabilitas

Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu


         
Balita)
  1 Pelaksanaan Kelas ibu hamil        
  2 Pelaksanaan Kelas ibu balita        
Program Perencanaan Persalinan dan
         
Pencegahan Komplikasi (P4K)

Rapat Koordinasi dengan OPD/perangkat


Mengumpulkan
desa dan Masyarakat terkait Perencanaan
dokumen Perjalanan ibu hamil dan
  1 Persalinan dan Pencegahan Komplikasi 11 kali
laporan dinas Pelaksanaan
(P4K), termasuk pemantauan ibu hamil risiko
Posyandu
tinggi

Biaya Transport calon pendonor darah untuk dokumen melaksanakan


  2 1 kali sosialisasi
mendukung P4K dari dan/ke UTD laporan sosialisasi

  Pemantauan Tumbuh Kembang Balita        


Pendampingan rujukan balita stunting/gizi dokumen Perjalanan
  1 11 kali kunjungan rumah
buruk laporan dinas
Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita
dengan masalah gizi dan tumbuh kembang: dokumen melaksanakan
  2 1 kali sosialisasi
weight faltering, gizi kurang, gizi buruk, laporan pertemuan
stunting termasuk rujukan

Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu


         
dan Anak

Kunjungan Pembinaan Pelayanan ANC,


dokumen Perjalanan kunjungan rumah
  1 Persalinan, PNC bagi Posyandu Prima, 11 kali
laporan dinas dan posyandu
Praktik Mandiri, dan Posyandu

Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi


dokumen Perjalanan kunjungan rumah
  2 Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir 11 kali
laporan dinas dan posyandu
rendah, dan Bayi Balita dengan masalah Gizi

Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah


         
dan Remaja
Pelaksanaan skrining Kesehatan (termasuk dokumen Perjalanan Pelayanan ke
  1 11 kali
jiwa) pada Anak usia sekolah dan Remaja laporan dinas Sekolah
Pendampingan di shelter penampungan pada
         
daerah rawan bencana /bencana
Pendampingan di shelter penampungan
  1        
pada daerah rawan bencana /bencana

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Rencana Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 1 tahun.
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Provinsi
sebesar Rp 134.888.000,- (Seratus Tiga Puluh Empat Juta Delapan Ratus Delapan Puluh
Delapan Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu / Komponen Uraian


1 UKM Esensial Primer Rp 134.888.000
Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi
 
Masyarakat Rp 134.888.000
Rincian Anggaran Belanja (RAB) Terlampir.

Kepala UPTD Puskesmas Cilembang

Wawan Setiawan, SKM


NIP. 19700215 198912 1 002

Anda mungkin juga menyukai