Anda di halaman 1dari 19

1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


BELANJA JASA KONSULTANSI PENELITIAN
KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
Uraian Pendahuluan1

1. Latar Sesuai dengan amanat Undang-undang


Belakang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945, pelayanan kesehatan
merupakan hak dasar setiap orang yang
dijamin dan harus diwujudkan dengan
upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, salah satunya dijamin
melalui pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang membutuhkan.
Pelayanan kesehatan adalah sebuah
konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat. Depkes RI (2009)
mengatakan bahwa pelayanan kesehatan
adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.
Dalam Pasal 1 Undang-undang No.36
tahun 2009 tentang Kesehatan,
pelayanan kesehatan terbagi menjadi
pelayanan kesehatan promotif, pelayanan
kesehatan preventif, pelayanan kesehatan

1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2

kuratif, pelayanan kesehatan rehabilitatif


dan pelayanan kesehatan tradisional.
Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan
pada fasilitas kesehatan, yang terbagi
menjadi fasilitas kesehatan tingkat
pertama dan tingkat lanjutan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu sarana berupa alat dan tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
atau masyarakat. Untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang baik,
diperlukan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat menyediakan pelayanan
kesehatan yang terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat dalam rangka
peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan. Penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan
tanggung jawab pemerintah pusat dan
pemerintah daerah sesuai ketentuan
dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan yang
menyatakan bahwa Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Selanjutnya Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 menyatakan bahwa
pemerintah daerah dapat menentukan
jumlah dan jenis fasilitas pelayanan
kesehatan serta pemberian izin
beroperasi di daerahnya dengan
3

mempertimbangkan luas wilayah,


pemanfaatannya, fungsi sosial, dan
kemampuan dalam memanfaatkan
teknologi.
Dengan pemberlakuan Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem
jaminan sosial nasional, yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan, pemerintah
berupaya melakukan peningkatan mutu
dan akses sekaligus meningkatkan
efisiensi biaya pelayanan kesehatan. Di
era jaminan kesehatan nasional (JKN)
pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat
di rumah sakit atau fasilitas kesehatan
(FASKES) tingkat lanjutan, namun
pelayanan kesehatan harus dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan
kebutuhan medisnya. Dalam
implementasi sistem kesehatan nasional,
pelayanan kesehatan akan difokuskan
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) seperti Puskesmas, klinik atau
dokter praktek perseorangan yang akan
menjadi gerbang utama peserta BPJS
Kesehatan dalam mengakses pelayanan
kesehatan.
Peran FKTP dalam era sistem jaminan
kesehatan nasional, tidak hanya sebagai
pintu gerbang untuk memperoleh
pelayanan kesehatan, namun sekaligus
berfungsi sebagai gate keeper pengendali
biaya kesehatan pertama. Hal ini
dimungkinkan dengan penerapan prinsip
managed care, dimana terdapat 4
(empat) pilar pelayanan kesehatan yaitu
promotif, preventif, kuratif dan
4

rehabilitatif yang harus dilaksanakan di


FKTP. Dengan pemberlakuan prinsip
tersebut, FKTP tidak hanya berperan
untuk mengobati atau menyembuhkan
gangguan kesehatan masyarakat yang
terdaftar sebagai peserta kapitasi di unit
pelayanan kesehatan, namun sekaligus
harus mempertahankan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya
promotif dan preventif. Dengan demikian,
FKTP dapat menjalankan peran
pengendali biaya kesehatan di tingkat
primer, sekaligus pengendali
pemanfaatan pelayanan kesehatan di
tingkat lanjutan. Karena peran penting
FKTP dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, maka
pemerintah harus berkomitmen untuk
menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu
serta meningkatkan akses pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
Hingga awal tahun 2019, pemerintah Kota
Batu telah memiliki lima unit Puskesmas
yang berkedudukan sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Pemerintah Kota Batu, yang menjalankan
peran selaku FKTP. Namun, FKTP yang ada
di Kota Batu tentunya tidak terbatas
hanya pada Puskesmas. Selain
puskesmas, saat ini terdapat klinik,
praktek dokter dan dokter gigi praktek
swasta yang juga menyediakan pelayanan
kesehatan sebagai FKTP. Seluruh FKTP
yang beroperasi di Kota Batu bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Seharusnya seluruh FKTP
5

tersebut juga berada di bawah pembinaan


Dinas Kesehatan, namun sejak
pemberlakuan sistem Jaminan Kesehatan
Nasional pada tahun 2014 hingga tahun
2019, belum pernah diadakan suatu
kajian yang memetakan kondisi eksisting
FKTP yang ada di Kota Batu serta
kebutuhan pengembangannya. Hal ini
dikhawatirkan akan membuat arah
pengembangan pelayanan kesehatan
tidak terarah dengan baik dan
memunculkan permasalahan dalam akses
serta mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat.
Dengan latar belakang tersebut, maka
untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu, perlu dilakukan pengembangan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar di
Kota Batu. Sebagai pra syarat upaya
pengembangan tersebut, perlu adanya
kajian yang akan memberikan gambaran
mengenai kondisi eksisting fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama
sekaligus menganalisis sejauh mana
kebutuhan pengembangan FKTP di
wilayah Kota Batu termasuk melalui
pembangunan Puskesmas baru di wilayah
Kota Batu.

2. Maksud dan Berdasarkan latar belakang di atas,


Tujuan maksud dan tujuan pelaksanaan Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer adalah:
a. a. Maksud
Menyusun dokumen pedoman bagi
pengembangan fasilitas pelayanan
kesehatan primer di Kota Batu.
6

b. b. Tujuan
Kegiatan penyusunan dokumen Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu Tahun
2019 bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui
pengembangan fasilitas pelayanan
kesehatan primer di Kota Batu

3. Sasaran 1. Mengidentifikasi urgensitas terhadap


kebutuhan pengembangan fasilitas
pelayanan kesehatan primer di
masyarakat secara spesifik di Kota
Batu;
2. Menyusun rekomendasi upaya
pengembangan fasilitas pelayanan
kesehatan primer di Kota Batu;
3. Menyusun tahapan pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan pengembangan
fasilitas pelayanan kesehatan primer di
Kota Batu.

4. Lokasi Kegiatan Kajian Pengembangan Fasilitas


Kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer di Kota Batu
Tahun 2019 berlokasi di wilayah Kota
Batu.

5. Sumber Kegiatan Kajian Pengembangan Fasilitas


Pendanaan Pelayanan Kesehatan Primer di Kota Batu
Tahun 2019 ini dibiayai APBD Pemerintah
Kota Batu Tahun Anggaran 2019 sejumlah
Rp 85.000.000,00 (Delapan Puluh Lima
Juta Rupiah)

6. Nama dan - Nama Pejabat Pembuat Komitmen:


Organisasi Rizaldi, ST, M.Sc, M.Eng
Pejabat - Proyek/Satuan Kerja: Pemerintah Kota
Pembuat Batu, Badan Perencanaan
Komitmen Pembangunan, Penelitian dan
7

Pengembangan Daerah

Data Penunjang2
7. Data Dasar Wilayah administrasi Kota Batu meliputi
Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan
Kecamatan Bumiaji yang memiliki luas
wilayah 19.908,7 Ha. dengan batas
administrasi sebagai berikut:
a) Sebelah utara : Kabupaten Mojokerto
dan Kabupaten Pasuruan
b) Sebelah selatan : Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang
c) Sebelah barat : Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang
d) Sebelah timur : Kecamatan
Karangploso dan Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang.
Guna mewujudkan misi kedua
pembangunan Kota Batu yang tertera
dalam dokumen RPJMD Kota Batu, yaitu
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
sumber daya manusia di Kota Batu,
Pemerintah daerah menjamin akses
warga masyarakat terhadap pelayanan
dasar, salah satunya adalah pelayanan
kesehatan. Akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan salah satunya
tercermin dari rasio Puskesmas terhadap
jumlah penduduk. Apabila dihitung dari
rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk, pada tahun 2014, rasio
Puskesmas terhadap penduduk di Kota
Batu adalah sebesar 0,2. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 199.092 jiwa, hal ini
berarti satu Puskesmas di Kota Batu rata-
rata melayani 39.818 penduduk. Jika
dicermati hingga tingkat kecamatan,

2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
8

kecamatan Bumiaji merupakan wilayah


yang rasio Puskesmas terhadap
penduduknya paling rendah, yaitu
sebesar 0,1. Hal tersebut berarti satu unit
Puskesmas di kecamatan Bumiaji
melayani hingga 58 ribu jiwa.
Pada tahun 2018, dengan jumlah
penduduk yang meningkat mencapai
203.997 jiwa (profilkes, 2017), jumlah
Puskesmas di wilayah Kota Batu tidak
mengalami peningkatan. Dengan
demikian, maka rasio Puskesmas
terhadap penduduk masih jauh dari
kondisi ideal, dimana menurut standar
Indonesia Sehat, satu Puskesmas idealnya
melayani 30.000 jiwa penduduk. Hal ini
sekaligus menandakan masih terbatasnya
akses terhadap pelayanan kesehatan
dasar di Kota Batu.

8. Standar Standart teknis dalam Kajian


Teknis Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu mengacu
pada:
a. Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batu
b. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu
c. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Batu Tahun 2010 – 2030
d. Produk-produk perencanaan lainnya
yang berkaitan
e. Didukung dengan metodologi
perencanaan baik secara ilmiah
maupun terapan, sesuai dengan
kebutuhan dan disesuaikan dengan
kondisi daerah Kota Batu

9. Studi-Studi Studi-studi atau produk-produk


Terdahulu perencanaan yang
9

dapat dimanfaatkan sebagai bahan


penyusunan Kajian Pengembangan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
antara lain:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Batu Tahun 2010 – 2030
b. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu
c. Dan produk-produk perencanaan
lainnya yang terkait langsung maupun
tidak langsung dengan Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer

10. Referensi Pelaksanaan kegiatan Kajian


Hukum Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu mengacu
pada dasar hukum di bawah ini:
1. Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi;
2. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Undang Undang Nomor 18 tahun 2012
tentang Pangan
4. Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012
tentang Air Susu Ibu Eksklusif
5. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
6. Peraturan Presiden (Perpres) No.
42/2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
23 Tahun 2014 tentang Upaya
10

Perbaikan Gizi
9. Permenkes No.15/2013 tentang Tata
Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan/atau Memerah Air Susu
Ibu
10. Permenkes No.3/2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM)
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2016 tentang Pedoman Penelitian dan
Pengembangan di Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;
12. Kepmenkes No. 450/Menkes/SK/IV/
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Secara Eksklusif Pada Bayi di
Indonesia
13. RPJMN 2015-2019 (target penurunan
prevalensi stunting pada 2019 adalah
menjadi 28% pada 2019)
14. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
2011-2015, Bappenas, 2011
15. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional
Percepatan Gizi Dalam Rangka Seribu
Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK), 2013
16. Pedoman Perencanaan Program
Gerakan Nasional Percepatan Gizi
Dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan (Gerakan 1000 HPK), 2013
17. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah;
18. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 10
Tahun 2018 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Batu Tahun Anggaran 2019;
19. Peraturan Walikota Batu Nomor 89
Tahun 2016 tentang Kedudukan,
11

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi


serta Tata Kerja Bappelitbangda;
20. Peraturan Walikota Batu Nomor 96
Tahun 2018 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Batu Tahun Anggaran
2019.

Ruang Lingkup
11. Lingkup Lingkup pekerjaan kegiatan Kajian Pengembangan Fasilitas
Kegiata Pelayanan Kesehatan Primer di Kota Batu meliputi:
n 1. Melakukan survey / pengumpulan data di masyarakat
terkait fakta dan kondisi empiris persebaran fasilitas
pelayanan kesehatan primer;
2. Melakukan analisis terhadap Studi-studi atau produk-
produk perencanaan yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan penyusunan Kajian Pengembangan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer antara lain:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu Tahun
2010 – 2030
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Batu
c. Dan produk-produk perencanaan lainnya yang terkait
langsung maupun tidak langsung dengan Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Melaksanakan analisis dan telaah kajian teoritik dan
regulasi didasarkan hasil identifikasi pengumpulan data
dan fakta empiris di masyarakat mengenai persebaran
fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk menentukan
cara menemukan suatu penafsiran secara objektif;
4. Menguji hasil telaah melalui forum grup diskusi untuk
mendapatkan masukan dan informasi yang akurat untuk
dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer di
masyarakat;

12. Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan berdasarkan


Kerangka Acuan Kerja adalah Dokumen Rekomendasi
Keluara
tentang Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
12

n3 Primer di Kota Batu

13. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai kewajiban :


1. Menyiapkan bahan/data di lingkungan Satuan Kerjanya
Peralata
sesuai yang dibutuhkan.
n,
2. Menyediakan surat pengantar survey ke SKPD terkait
Material
untuk inventarisasi data sekunder dan data lapangan.
,
3. Menyediakan fasilitas ruang rapat untuk diskusi
Personil
pembahasan laporan hasil kegiatan perencanaan.
dan
Fasilitas
dari
Pejabat
Pembua
t
Komitm
en

14. Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyediakan segala


keperluan peralatan dan material yang dibutuhkan dalam
Peralata
pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun peralatan yang perlu
n dan
disiapkan minimal: computer (2 unit), printer (2 unit),
Material
kamera(1 unit), scanner (1 unit), GPS (1 buah), kendaraan
dari
roda dua (2 unit).
Penyedi
a Jasa
Konsult
ansi

15. Lingkup Lingkup kewenangan Penyedia Jasa akan diatur dalam


Kewena Kontrak Kerja. Penyedia jasa memiliki surat izin usaha
ngan Perdagangan Jasa Konsultan; dan SBU Jasa Konsultansi Non-
Penyedi Kontruksi dengan Layanan Jasa Studi, Penelitian dan Bantuan
a Jasa Teknik Sub Bidang Studi Perencanaan Umum (1.S1.03),
NPWP Perusahaan, dan SPT Tahun 2018.

16. Jangka Pekerjaan Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan


Waktu Kesehatan Primer di Kota Batu secara teknis harus
Penyele diselesaikan dalam waktu 2,5 (dua koma lima) bulan dengan
3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.
13

saian perhitungan hari 75 (tujuh puluh lima) hari kalender dengan


Kegiata perhitungan 1 (satu) bulan waktu efektif kerja 22 (dua puluh
n dua) hari dan 1 (satu) hari sama dengan 8 (delapan) jam
kerja.

17. Personil a. Tenaga Ahli


Juml
Output ah
Uraian
Posisi Kualifikasi Orang
Tugas
/
Bulan
Team Minimal a) Penanggungjawab a) Timeline 1
Leader/ Sarjana S2 teknis pekerjaan pelaksanaan orang
Ahli Kesehatan b) Memberikan pekerjaan /
Kesehatan Masyarakat koordinasi, arahan b) Hasil analisis 2,5
Masyarakat sebagai dan bimbingan yang bulan
Ketua Tim dalam hal mengintegrasi
(Team substantif dan non kan hasil
Leader) substantif dalam kajian dan
dengan penyusunan Kajian analisa dari
pengalama Pengembangan segi kebijakan
n minimal Fasilitas Pelayanan kesehatan
5 (lima) Kesehatan Primer masyarakat
tahun. di Kota Batu dan kebijakan
c) Menganalisis pembangunan
konsep makro c) Dokumen laporan
pengembangan hasil kajian
fasilitas kesehatan pengembangan
primer di Kota Batu fasilitas
d) Bertindak sebagai pelayanan
editor utama dalam kesehatan primer
setiap penyusunan yang sudah siap
laporan kemajuan untuk digunakan
pekerjaan. (telah melalui
proses edit/revisi)
Ahli Minimal S2 a) Mengidentifikasi a) Hasil 1
Kebijakan Kesehatan dan identifikasi dan orang
Kesehatan Masyarakat menginventrisasi inventarisasi /
Masyarakat , dengan potensi dan potensi dan 2
pengalama permasalahan permasalahan bulan
n minimal kesehatan kesehatan
4 (empat) masyarakat masyarakat
tahun. b) Mengkaji potensi (softcopy
dan permasalahan untuk
kesehatan dianalisa)
masyarakat b) Usulan
c) Membantu ketua program,
tim dalam kegiatan, dan
penyusunan dan indikator
penyelesaian kegiatan
pekerjaan serta terkait
pelaporan kesehatan
masyarakat
c) Dokumen
laporan yang
memuat hal-
hal terkait
kebijakan
kesehatan
masyarakat
Ahli Minimal S2 a) Mengidentifikasi a) Hasil 1
Kebijakan Kebijakan dan identifikasi dan orang
Pembangu Publik/ menginventrisasi inventarisasi /
nan Perencanaa potensi dan potensi dan 2
n permasalahan permasalahan bulan
Pembangu pembangunan pembangunan
nan wilayah wilayah
dengan b) Mengkaji potensi (softcopy
pengalama dan permasalahan untuk
n minimal pembangunan dianalisa)
14

4 (empat) wilayah b) Usulan


tahun. c) Membantu ketua program,
tim dalam kegiatan, dan
penyusunan dan indikator
penyelesaian kegiatan
pekerjaan serta (terkait air dan
pelaporan sanitas,
energy,
industri dan
infratruktur,
pemukiman,
penganganan
perubahan
iklim, dan
ekosistem)
c) Dokumen
laporan yang
memuat hal-
hal terkait
kebijakan
pembangunan

b. Tenaga Pendukung
Jumlah
Kualifik
Posisi Uraian Tugas Output Orang/Bu
asi
lan
1. Minimal a) Melakukan Dokumen 1 orang /
Administrat SMA/SMK seleksi atau penawaran 2,5 Bulan
or sederajat perekrutan dan
pekerja untuk Dokumen
pegawai keuangan
bulanan
sampai
dengan
pekerja harian
b) Pembuatan
laporan
keuangan/lap
oran kas bank
proyek,
laporan bobot
prestasi
proyek, dan
lain-lain
c) Membuat dan
melakukan
verifikasi
bukti-bukti
pekerjaan
yang akan
dibayar
d) Membuat
laporan
akutansi
proyek dan
menyelesaika
n perpajakan
serta retribusi
e) Mengurus
tagihan
f) Membantu
project
manager
dalam hal
keuangan dan
sumber daya
manusia
g) Mencatat
aktiva proyek
meliputi
inventaris,
kendaraan,
15

alat-alat
proyek dan
sejenisnya
3. Surveyor Minimal a) Membantu Rekap data 3 orang/
SMA/SMK Kegiatan hasil survey 1 bulan
sederajat survey dan
pengukuran
lapangan dan
melakukan
penyusunan
dan
penggambara
n data-data
lapangan
b) Mencatat dan
mengevaluasi
hasil
pengukuran
yang telah
dilakukan
c) Melakukan
pelaksanaan
survei
lapangan dan
pengukuran

18. Jadwal Proses Penyusunan Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan


Tahapan
Kesehatan Primer di Kota Batu dilakukan melalui tahap-tahap
Pelaksa
naan sebagai berikut:
Kegiata
n
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer di Kota Batu

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


Uraian pekerjaan I II III IV I II III IV I II III IV
a. Penyusunan draft
laporan pendahuluan
b. FGD pembahasan
laporan pendahuluan
c. Revisi Laporan
Pendahuluan
d. Pengumpulan Laporan
Pendahuluan
e. Penyusunan draft
laporan antara
f. Pengumpulan draft
Laporan Antara
g. Pembahasan internal
(tim teknis internal)
melihat kelengkapan isi
laporan (uji substansi)
h. FGD pembahasan draft
laporan antara dengan
SKPD dan stakeholder
terkait
i. Revisi laporan antara
j. Penyusunan dokumen
laporan antara final
k. Penyusunan pra
laporan akhir
16

l. Pengumpulan dan
analisis bahan dan
data draft laporan akhir
m. Pembahasan/diskusi
internal melihat
kelengkapan isi draft
laporan (uji substansi)
untuk mendapatkan
pendapat, masukan
dan saran
n. FGD pembahasan draft
laporan akhir dengan
SKPD dan stakeholder
terkait
o. Revisi laporan akhir
p. Penyusunan
dokumen laporan
akhir final

Laporan
19. Laporan Laporan Pendahuluan memuat deskripsi, latar belakang,
Pendah maksud dan tujuan, metodologi, perencanaan personil,
uluan jadwal rencana yang terinci, alat analisis yang digunakan
misalnya studi kepustakaan/literatur dan survei lapangan
yang akan dilaksanakan dan dipresentasikan. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya: 4 (empat) minggu sejak
Perjanjian Kerja diterbitkan dengan ketentuan:
• Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
• Judul Buku “Laporan Pendahuluan Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer di Kota Batu”.
• Disajikan dalam kertas A4.
• Sebanyak 5 (lima) buku laporan.

20. Draft Draft Laporan Antara memuat hasil survey dan


Laporan pengumpulan data, pelaksanaan studi, arah kebijakan dan
Antara analisis. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 6
(enam) minggu sejak Surat Perintah Kerja ditandatangani
dengan ketentuan:
 Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
 Judul Buku “ Draft Laporan Antara Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer di Kota Batu”.
17

 Disajikan dalam kertas A4.


 Sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Ringkasan Eksekutive Draft Laporan Antara merupakan


Ringkas ringkasan dari hasil Draft Laporan Antara sebagai bahan
an untuk diskusi. Ringkasan Eksekutive ini diserahkan
Eksekut
bersamaan dengan Draft Laporan Antara selambat-
ive
lambatnya: 6 (enam) minggu sejak Surat Perintah Kerja
Draft
Laporan ditandatangani dengan ketentuan:
Antara  Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
 Judul Buku “Ringkasan Eksekutive Draft Laporan
Antara Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu”.
 Disajikan dalam kertas A4.
 Sebanyak 5 (lima) buku diserahkan sebelum acara
diskusi/pembahasan laporan.

22. Laporan Laporan Antara merupakan hasil perbaikan Draft Laporan


Antara antara sesuai dengan hasil pembahasan. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) minggu kalender
sejak Perjanjian Kerja diterbitkan dengan ketentuan:
 Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
 Judul Buku “Laporan Antara Kajian Pengembangan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer di Kota Batu”.
 Disajikan dalam kertas A4.
 Sebanyak 5 (lima) buku laporan.

23. Draft Draft Laporan Akhir memuat laporan atas seluruh tahapan
Laporan yang dilakukan, hasil analisis keseluruhan aspek yang terkait
Akhir serta kesimpulan dan rekomendasi bagi kebutuhan
pengembangan fasilitas kesehatan primer di Kota Batu.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 9 (sembilan)
minggu kalender sejak Perjanjian Kerja diterbitkan dengan
ketentuan:
 Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
 Judul Buku “Draft Laporan Akhir Kajian
18

Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer di Kota Batu”.
 Disajikan dalam kertas A4.
 Sebanyak 5 (lima) buku laporan.

24. Ringkasan Eksekutif Draft Laporan Akhir merupakan


Ringkas ringkasan dari hasil Draft Laporan Akhir sebagai bahan untuk
an diskusi. Laporan ini diserahkan bersamaan dengan Draft
Eksekut Laporan Akhir selambat-lambatnya 9 (sembilan) minggu
if Draft kalender sejak Perjanjian Kerja dengan ketentuan:
Laporan  Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
Akhir HVS putih polos.
 Judul Buku “Ringkasan Eksekutive Draft Laporan Akhir
Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu ”.
 Disajikan dalam kertas A4.
 Sebanyak 30 (tiga puluh) buku diserahkan sebelum acara
diskusi/pembahasan laporan.

25. Laporan Laporan Akhir merupakan hasil perbaikan draft laporan


Akhir akhir. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 10
(sepuluh) minggu kalender sejak Perjanjian Kerja diterbitkan
dengan ketentuan:
 Pengetikan menggunakan 1,5 atau 2 spasi dengan kertas
HVS putih polos.
 Judul Buku “Kajian Pengembangan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer di Kota Batu”.
 Disajikan dalam kertas A4.
 Sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan. Diserahkan setelah
seminar hasil serta telah dilakukan perbaikan.

26. Lain- -
Lain
Hal-Hal Lain
27. Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia
Produks
kecuali ditetapkan lain dalam dengan pertimbangan
i
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
dalam
Negeri
19

28. Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


Persyar diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini
atan maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
Kerjasa a. Kerjasama usaha antara penyedia barang/jasa nasional
ma maupun dengan asing yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang
jelas berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan
dalam perjanjian tertulis.
b. Kerjasama usaha tersebut dapat dinamakan konsorsium
atau joint venture atau sebutan lainnya sepanjang
tidak dimaksudkan untuk membentuk suatu badan hukum
baru dan mengalihkan tanggung jawab masing-masing
anggota kerjasama usaha kepada badan hukum tersebut.
c. Ketentuan Kemitraan antara penyedia barang/jasa
untuk pelaksanaan paket pekerjaan jasa konsultansi ini
hanya berlaku untuk Pengadaan Jasa Konsultansi oleh
Badan Usaha.
d. Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan
dan teruji kebenarannya agar hasil analisis dan rencana
yang dilakukan lebih akurat.
e. Pelaksana berkewajiban menyusun rencana sesuai dengan
ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai