Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUGIH WARAS
Jl. Raya Sugih Waras Desa Sugih Waras Barat
Kec. Rambang Kode Pos 31385
Email : sugihwaraspuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PROGRAM KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014,


kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang
mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan,
serta kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
sebagai manusia.

B. LATAR BELAKANG

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,


diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau
mereka mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Diskriminasi dan
marginalisasi dapat mengakibatkan resiko kekerasan pada hak-hak
individu, hak politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tersebut.
Bentuk pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan
dan/atau kaki dengan rantai atau seutas tali, atau menguncinya pada
sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang
sempit. Pembatasan gerak ini sering kali disertai dengan penelantaran
termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan.
Kebutuhan makan, minum, buang air besar dan buang air kecil, kebersihan
diri dan berpakaian yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada
kondisi ini sebenarnya pasien gangguan jiwa yang dipasung adalah individu
terlantar dan miskin, yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan
surat Menteri Dalam Negeri Nomor PEM 29/6/15 tanggal 11 Nopember
1977. Surat ini ditujukan kepada Gubernur seluruh Indonesia yang meminta
kepada masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap penderita
gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar
diinstruksikan kepada para Camat dan Kepala Desa agar secara aktif
mengambil prakarsa dan langkah-langkah dalam hal penangggulangan
pasien yang ada di daerah masing-masing
Presentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar pada tahun 2020 adalah sebesar 67,27%, untuk itu perlu
dilakukan upaya kesehatan jiwa sehingga dapat mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan oleh
pemerintah daerah, petugas kesehatan, dan masyarakat.

C. TATA NILAI PUSKESMAS

UPTD Puskesmas Sugih Waras memiliki tata nilai dalam pengelolaan


dan pelaksanaan kegiatan program. Tata nilai di UPTD Puskesmas Sugih
Waras yaitu :
− Beretika
− Ramah
− Jujur

D. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa sebagai upaya
pencegahan sekunder melalui follow up pasien gangguan jiwa;
b. Meningkatkan keteraturan pengobatan melalui kunjungan rumah
pasien jiwa putus minum obat;
c. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung melalui kunjungan
rumah pasien jiwa dipasung;
d. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan jiwa
melalui kegiatan konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa;
e. Meningkatkan kemampuan siswa melalui penyuluhan tentang
kesehatan jiwa dan NAPZA di sekolah.
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

KEBUTUHAN
UPAYA PENANGGUNG MITRA
KEGIATAN TUJUAN SASARAN SUMBER
KESEHATAN JAWAB KERJA
DAYA
Follow up Melakukan Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
pasien follow up keluarga program kamera kesehatan,
gangguan pelayanan kesehatan jiwa tokoh
jiwa kesehatan dan NAPZA masyarakat,
jiwa sebagai aparat desa
upaya
pencegahan
sekunder
Kunjungan Meningkatkan Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
rumah pasien keteraturan keluarga program kamera kesehatan,
jiwa putus minum obat kesehatan jiwa tokoh
minum obat dan kontrol, dan NAPZA masyarakat,
meningkatkan aparat desa
kualitas
hidup, mampu
berinteraksi
sosial dengan
baik
Kunjungan Berkurangnya Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
rumah pasien dampak keluarga program kamera kesehatan,
jiwa dipasung sosial akibat kesehatan jiwa tokoh
penyakit dan NAPZA masyarakat,
gangguan aparat desa
jiwa seperti
menurunnya
stigma,
diskriminasi,
isolasi dan
tertanganinya
JIWA kasus pasung
Konseling dan Memberikan Remaja usia Pemegang Alat tulis, Kepala
deteksi dini informasi 11-18 tahun program kuesioner, sekolah,
masalah jiwa kesehatan (SMP dan kesehatan jiwa kamera guru dan
dan NAPZA jiwa, deteksi SMA atau dan NAPZA staf
dini masalah sederajat) pengajar,
jiwa dan orang tua
NAPZA murid
terhadap
remaja
Pelaksanaan Memberikan Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
dukungan dukuangn keluarga program kamera kesehatan,
kesehatan kesehatan kesehatan jiwa tokoh
jiwa dan jiwa dan dan NAPZA masyarakat,
psikososial psikososial aparat desa
bencana
Penemuan Menindaklanj Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
kasus uti temuan keluarga program kamera kesehatan,
gangguan kasus baru kesehatan jiwa tokoh
kesehatan dan edukasi dan NAPZA masyarakat,
jiwa terapi aparat desa
Validasi Melakukan Pasien dan Pemegang Alat tulis, Kader
sasaran, hasil validasi data keluarga program kamera kesehatan,
cakupan dan kesehatan jiwa tokoh
GME, menentukan dan NAPZA masyarakat,
depresi, tindak lanjut aparat desa
ODGJ berat, masalah
penyalahguna kesehatan
an NAPZA jiwa dan
dan bunuh diri NAPZA
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Kerja sama lintas sektor dan bidan dalam kunjungan rumah pasien di
desa binaan dengan menitik beratkan pada sektor kesehatan jiwa.
2. Melaksanakan konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
NAPZA di SMP dan SMA atau sederajat dengan melibatkan kepala
sekolah, guru dan staf pengajar, serta orang tua murid.
3. Melaksanakan deteksi dini dengan SRQ 29 (Self Reporting
Questionnaire 29) dan metode klarifikasi jenis gangguan jiwa dengan
kode ICD 10.
4. Meningkatkan penyuluhan kesehatan ke seluruh desa binaan.
5. Melaksanakan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial bencana.
6. Menindaklanjuti penemuan kasus gangguan kesehatan jiwa.
7. Melakukan validasi sasaran, hasil cakupan GME, depresi, ODGJ berat,
penyalahgunaan NAPZA dan bunuh diri

G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL TERKAIT

1. Peran Lintas Program Terkait


NO LINTAS PROGRAM PERAN/URAIAN TUGAS
.
1. Promkes Melaksanakan konseling bersama
2. Bidan Desa Mendampingi pemegang program melakukan
kunjungan rumah pasien

2. Peran Lintas Sektor Terkait


NO LINTAS SEKTOR PERAN/URAIAN TUGAS
.
1. Kepala Desa Menghimbau keluarga pasien yang dipasung
agar melepas pasung
Menghimbau pasien dan keluarga pasien untuk
minum obat secara teratur
2. Kepala Sekolah Menghimbau siswa agar mengikuti konseling dan
deteksi dini dengan baik

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2022
NO. KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1. Follow up pasien gangguan
jiwa
2. Kunjungan rumah pasien jiwa
dipasung
3. Kunjungan rumah pasien jiwa
putus minum obat
4. Konseling dan deteksi dini
masalah jiwa dan NAPZA
5. Pelaksanaan dukungan
kesehatan jiwa dan psikososial
bencana
6. Penemuan kasus gangguan
kesehatan jiwa
7. Validasi sasaran, hasil
cakupan GME, depresi, ODGJ
berat, penyalahgunaan
NAPZA dan bunuh diri
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan


jadwal kegiatan dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan terhadap hasil kegiatan dilakukan setiap bulan oleh
penanggung jawab program yang selanjutnya dilaporkan kepada kepala UPTD
Puskesmas Sugih Waras. Hasil laporan capaian program dianalisa setiap tiga
bulan, dilaporkan kepada kepala UPTD Puskesmas Sugih Waras dan
didistribusikan kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti. Evaluasi capaian
kinerja dilakukan sekali setahun pada akhir tahun.

Sugih Waras, Januari 2022


Mengetahui, Penanggung Jawab
Kepala UPTD Puskesmas Sugih Waras Program Kesehatan Jiwa dan
NAPZA

Sri Rahayu, SKM


NIP. 19690103 199403 2 005 dr. Ira Dwi Novriyanti
NIP. 19921117 202012 2 004

Anda mungkin juga menyukai