Preeklamsia dan
HELLP syndrome
Learning Objective : (-)
Skenario :
o Wanita, 17 tahun dibawa dengan
ambulan akibat nyeri kepala berat
dan penurunan gerak janin. Ini
merupakan kehamilan pertamanya.
Kehamilan sekarang berusia 37
minggu
o Ia tidak tahu ia hamil hingga sangat
telat sehingga dideteksi USG saat itu
BP 120/68 mmHg dan protein urin (-)
o BP 1 minggu lalu 132/74 mmHg dan
protein urin masih (-)
o Pagi ini ia terbangun dengan nyeri
kepala frontal yang tidak reda
dengan parasetamol.
Pengelihatannya sedikit kabur dan
juga mengeluh mual dan rasa tidak
nyaman di perut
o Pemeriksaan fisik:
BMI ibu hamilnya 28,133 kg/m2, BP
180/110 mmHg, RR 24x/m, muka,
kaki, dan jari sedikit bengkak,
refleks tungkai bawah sangat
meningkat dengan klonus
o Pemeriksaan obstetri:
Taksiran berat janin (32-11) x 155 =
3255 mg,
tidak ada kontraksi uteri
o Pemeriksaan laboratorium:
Packed cell volume , White cell
count , Platelet , Sodium ,
Creatinin , SGOT , Lactat
dehidrogenase , Albumin , Uric
acid , Protein urin +++
Hubungan Usia Ibu, Usia Kehamilan,
dan Kehamilan Pertama dengan Gejala
Insiden preeklamsia meningkat pada
wanita dengan umur yang ekstrim,
yakni kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun.
kerusakan
endotel
pembuluh
darah
iskemi
a ginjal
peningkata
n
permeabilit
as vaskular
protein
banyak
dikeluarka
n
penurunan
tekanan
cairan
osmotik
intravaskular
darah
berpindah
ke
cairan
edema pada
jaringan
hipoksia
jaringan
nekrosis
sel-sel hati
(hemoragi
k periforta)
nyeri
kepal
a
berat
pengeli
hatan
blur
pereganga
n kapsula
fibrosa
hati
epigastri
c
discomfo
penuruna
n sirkulasi
uteroplas
enta
hipoksia
janin
mual
penuruna
n
pergeraka
n janin
o
o
o
o
Hepatitis
HELLP syndrome
Hipertensi Esensial
Preeklamsia
Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis preeklamsia
Kriteria minimal:
BP > 140/90 mmHg setelah gestasi 20
minggu
Proteinuria > 300 mg/24 jam atau >
dipstick 1 +
Meningkatkan kepastian preeklamsia:
TD > 160/110 mmHg
Proteinuria 2,0 g/24 jam atau > 2 +
Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali
jika diketahui sebelumnya sudah
meningkat
Trombosit < 100.000/mm3
Hemolisis mikroangiopati (peningkatan
LDH)
Peningkatan ALT atau AST
Nyeri kepala menetap atau gangguan
otak atau pengelihatan lainnya
Nyeri epigastrium menetap
Membedakan preeklamsia ringan dan
berat:
Sindroma HELLP
Kriteria sindrom HELLP menurut
klasifikasi Missisipi:
Kelas I:
Trombosit <50.000
LDH >600 IU
AST/ALT >40 IU
Kelas II:
Trombosit >50.000 <100.000
LDH >600 IU
AST/ALT >40 IU
Kelas III:
Trombosit >100.000<150.000
LDH >600 IU
AST/ALT >40 IU
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi pre-eklampsia masih berupa
teori-teori :
o Peran prostaglandin dan tromboxan
Kerusakan endotel vaskular
sekresi vasodilator prostasiklin selsel endotelial plasenta sedikit
penurunan perfusi plasenta
sebanyak 50%, hipertensi dan
penurunan volume plasma
o Faktor imunologis
Pre-eklampsia sering terjadi pada
kehamilan pertama, karena terjadi
pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen plasenta yang
tidak sempurna.
Pada pre-eklampsia terjadi kompleks
imun humoral dan aktivasi
komplemen disertai proteinuria.
o Faktor genetik
o Iskemik uterus
o Defisiensi kalsium
Kalsium membantu
mempertahankan vasodilatasi
pembuluh darah.
o Disfungsi dan aktivasi endotelial
o Kerusakan sel endotel vaskuler
maternal fibronektin dilepaskan
oleh sel endotel yang rusak dan
meningkat pada wanita hamil
dengan pre-eklampsia.
o Kelainan vaskularisasi plasenta
o Iskemia plasenta ,radikal bebas,dan
disfungsi endotel
o Intoleransi imunologik ibu dan janin
o Adaptasi kardiovaskular genetik
o Defisiensi gizi
Inflamasi
Faktor Risiko
o Primigravida, primipaternitas
o Hiperplasentosis
o Usia ekstrim ( <20 tahun dan >35
tahun)
o Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
o Penyakit-penyakit ginjal dan
hipertensi yang sudah ada sebelum
kehamilan
o Obesitas
o Kehamilan ganda, mola hidatidosa,
alloimun, autoimun, dan defisiensi
gizi
Patogenesis
Pada kehamilan normal, trofoblas akan
migrasi sampai ke arteri spiralis hingga
menjadi plasenta. Proses ini akan
terjadi pada dua tahap. Awalnya
trofoblas kan bermigrasi ke segmen
desidua basalis kemudian ke segmen
miometrium. Pada sebagian besar
kasus preklamsia, hilangnya HLA-G
(Human Leucocyte antigen Protein G)
menyebabkan inhibisi trofoblas ke
miometrium, umumnya terjadi pada
usia gestasi 16 minggu, sehingga
a.spiralis akan mengalami
vasokonstriksi dan remodeling arteri
spiralis pun gagal. Kegagalan
remodeling arteri spiralis ini akan
menyebabkan aliran darah plasenta
manurun dan terjadilah iskemia
plasenta. Saat iskemia plasenta terjadi,
akan keluar oksidan-oksidan seperti
peroksida lemak, yang bersifat toksik.
Peroksida lemak akan merusak
membran sel nukleus sel endotel
sehingga lama kelamaan akan terjadi
disfungsi endotel. Disfungsi endotel ini
akan menyebabkan gangguan
metabolism prostaglandin dan agregasi
platelet ke tempat difungsi endotel
tersebut. Migrasi tromboksan yang
merupakan vasokonstriktor kuat ini
akan menyebabkan
ketidakseimbangan antara produksi
prostasiklin dan tromboksan pada ibu
hamil. Ketidakseimbangan ini dapat
mengakibatkan hiprtensi pada ibu dan
Komplikasi
o Edem pulmonum
o Dekompensasi kordis
o Gagal ginjal
o Hematoma hepar subkapsuler:
ditemukan iritasi peritoneal dan
hepatomegali dan nyeri alih dari
nervus frenikus, nyeri epikardium,
peritoneum, pleura, bahu, kendung
empedu
o Solutio plasenta
o Asites
o Kemungkinan ruptur liver
o Asfiksi intrauterin berat
o Intrauterine growth retardation
o Persalinan prematuritas
o Eklamsia
o Kematian
Prognosis
Dubia at bonam apabila di tatalaksana
dengan baik, kehamilan berikut nya
20% akan mengalami pre-eklampsia
juga.
Kompetensi Dokter Umum
2
Mampu membuat diagnosis klinik
berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan
yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana
atau X-ray). Dokter mampu merujuk
pasien secepatnya ke spesialis yang
relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.