Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN

PROGRAM KESEHATAN JIWA

UPT PUSKESMAS KUPANG

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,

hidayah dan inayah-Nya sehingga pembuatan pedoman internal “Program Kesehatan Jiwa”

ini dapat terselesaikan.

Penyusunan pedoman internal Puskesmas Kupang tahun 2023 ini merupakan

tanggung jawab kami yang akan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan

program di kecamatan Jetis

Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan pedoman ini, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan pedoman ini, masih banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan
pedoman selanjutnya.
Akhir kata, semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

11 Februari 2023

Mengetahui Penanggung Jawab


Kepala Puskesmas, Jiwa

Imam Ajib Ispurnawan, S.Kep.Ners Suwarto, A.Md.Kep


NIP. 197002031995031002 NIP. 196801061991031009

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan dan kesibukan manusia sehari-hari tidak jarang membuat individu
cenderung untuk menitikberatkan pentimgnya kesibukan/kegiatan itu. Malah mungkin
ia agak mengalami obsesif-relatif dengan program hariannya. Oleh sebab itu, sering
pula dianjurkan agar manusia menoleh kesejarah dan meninjau ke masa depan. Ini agar
dy dapat meyakinkan diri bahwa relativitas dari problematik yang dihadapinya perlu
diprioritaskan, sehingga ia dapat mengembangkan sense of evolution, progress and
contribution dari kegiatan tersebut.
Memasuki bidang psikiatri untuk kemudian bergiat dipelayanan kesehatan
jiwa, seorang dokter sering merasa dirinya dirinya didorong oleh stimulasi intelektual;
luasnya materi subjek, termasuk berbagai tantangan dan tuntutan manusiawi dan
ilmiah;serta undangan untuk melaksanakan dengan para sejawatnya yang menguji
sensitivitas interpersonal, toleransi dan fleksibilitas.
Psikiatri jelas bukanlah merupakan suatu pancea untuk penderitaan manusia,
tetapi yang penting disadari adalah bahwa kesehatan jiwa yaitu pengetrapan dari
prinsip-prinsip psikiatri secara individual didalam kelompok maupun masyarakat dapat
membantu meringankan dan memecahkan permasalahan manusiawi yang delikat. Oleh
sebab itu bertentangan pendapat sebagian orang, psikiatri merupakan salah satu seni
daya sentral dari ilmu kedokteran.ini sudah disari oleh rakyat dan bangsa Indonesia,
yaitu sejak permulaan ditegaskan pelayanan kesehatan dan kesehatan jiwa secara
sistematis dan integratif. Ditetapkan melalui undang-undang pokok kesehatan (nomor
9/1960); undang-undang kesehatan jiwa (nomor3/1966); dan lebih jelasnya lagi dalam
undang-undang Narkotik (nomor.9/1976).
B. Tujuan
Tujuan umum pedoman
Pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa dibuat agar menjadi pedoman
bagi Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya dan pelaksana upaya kesehatan
jiwa dalam menyelenggarakan kegiatan sehingga dapat melaksanankan kegiatan
secara baik dan benar sesuai target kinerja yang ditetapkan.
Tujuan khusus :

3
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa seperti
yang tercantum dalam undang-undang kesehatan jiwa No.3 tahun 1966.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang berbagai gangguan dan penyakit
jiwa dalam masyarakat.
3. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
program kesehatan jiwa.
4. Mendorong masyarkat agar bergotong royong dalam perencanaan dan pelaksanaan
program kesehatan jiwa
5. Menciptakan nilai dan norma social yang menunjang upaya untuk meningkatkan
kondisi dan kegiatan kesehatan jiwa.
6. Mendapat dukungan dan kerja sama dari kelompok penentu dalam melaksanakan
berbagai peraturan pemerintah yang menyangkut usaha-usaha kesehatan jiwa
C. Sasaran pelayanan
Penderita Psikiatri
D. Ruang lingkup pelayanan
Pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan Puskesmas Tinombo yaitu pendataan
penderita psikiatri.
E. Batasan operasional
Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Batasan operasional untuk UKM kesehatan jiwa yaitu Masyarakat.

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Struktur organisasi upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Kupang
1. Penanggung jawab : Suwarto, A.Md.Kep
2. Koordinator : Iva Agustina, A.Md.Kep
3. Pelaksana pelayanan KESWA : dr Indra Karno
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pada dasarnya pelayanan kesehatan jiwa harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta
memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan dibidang yang
menjadi tugas atau tanggung jawabna.
Setiap pelayanan kesehatan jiwa harus menetapkan seorang atau sekelompok orang
yang berrtanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja.
Tenaga yang ada di pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas Kupang :
1. Koordinator : Iva Agustina, A.Md.Kep
2. Pelaksana pelayanan KESWA : dr Indra Karno
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM kesehatan jiwa di Puskesmas Kupang disusun
dan disepakati dengan pihak-pihak yang terkait saat pertemuan lintas sektoral maupun
lintas program.

5
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANG
Di Puskesmas Kupang Tidak tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien jiwa,
semua tergabung pada klinik Umum

6
B. STANDART FASILITAS/PERALATAN
1. Bangunan
Tidak ada
2. Peralatan

• Buku register

• Ballpoint

7
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Kupang meliputi pelayanan :
1. Promotif

• Pengadaan media informasi

• Pendataan sasaran penderita psikiatri.

• Pertemuan lintas sektor membahas analisa penderita psikiatri.


2. Preventif

• Tidak melakukan pelayanan


3. Kuratif

• Rujukan kasus penderita psikiatri


4. Rehabilitatif

• Upaya medis

• Psikososial

• edukatif
a. Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa diluar gedung yaitu masyarakat yang menderita psikiatri.
1. Pencatatan
Mencatat penderita psikiatri.
b. Pelayanan kesehatan jiwa dalam gedung
1. Ruang Pendaftaran dan rekam medis
Semua kunjungan diawali dengan mendaftar dengan pengambilan nomor urut
berdasarkan nomor antrian.
2. Ruang poli umum
Pelayanan pemeriksaan penderita psikiatri dilaksanakan diruang poli umum.
3. Pencatatan pelaporan dan evaluasi
Dilakukan pencatatan kunjungan setiap hari, dilaporkan dan dievaluasi setiap
bulan.
c. Tata laksana pelayanan
Pemeriksaan penderita psikiatri

8
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKM kesehatan jiwa di
Puskesmas Kupang di dalam pertemuan loka karya mini Puskesmas dalam bentuk RUK dan
RPK.

9
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Untuk menjamin keselamatan pasien maka dilakukan penerapan manajemen resiko.


Manajemen resiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan : penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi resiko.
Manajemen resiko dapat memberikan manfaat optimal jika ditetapkan sejak awal
kegiatan. Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri : penentuan konteks kegiatan yang
akan dikelola resikonya, identifiksai resiko, analisa diresiko, evaluasi resiko, pengendalian
resiko, pemantauan dan kaji ulang. Koordinasi dan komunikasi.
Hasil manajemen resiko:
No Indetifikasi resiko Analisis resiko Pencegahan resiko RTL
1 Hypertensi Bisa menyebabkan Diet rendah garam, Control dan
stroke jaga pola makan dan minum obat
gaya hidup teratur
2 Informasi Kesehatan persepsi dan Sarana poster dan Pengadaan leaflet
pengertian leaflet tentang
3 Penangan medis Keselamatan dalam informasi kesehatan
tindakan pengaman pendampingan oleh
medis tenaga kesehatan
Penanganan medis Membuat SOP
sesuai SOP untuk semua
tindakan medis

Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien


Merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal dan ekst.
KRITERIA:
a. Tersedia proses untuk memproleh informasi tentang hal terkait dengan keselamatan
pasien dalam perencanaan anggaran.
b. Tersedia mekanisme identifikasi kendala komunikasi hal terkait manajemen informasi
yang ada.

10
BAB VII

KESELAMATAN

KERJA

Keselamatan kerja merupakan program pelayanan lansia yang ditujukan untuk semua
sasaran pelayanan kesehatan jiwa dan lingkungannyauntyk pencengahan dan pemberantasan
penyakit yang terjadi saat pemberian pelayanan maupun setelah pemberian pelayanan. Hal
tersebut dapat dilakukan pemeriksaan secara berkala oleh tenaga kesehatan. Indicator
penyebab keselamatan kerja yaitu keadaan tempat lingkungan kerja dan pemakaian peralatan
kerja.

No identifikasi penyebab akibat Pencegahan


1 terpleset Lantai licin Memar ringan Pakai sepatu anti selip.
Pemeliharaan lantai
dan tangga, jangan
pakai sepatu hak
tinggi, hati-hati
berjalan dilantai basah
atau tidak rata.
2 Mengangkat beban Beban berat misal : Cedera pada Pakaian penggotong
pasien mengangkat punggung pasien jangan terlalu
beban dengan posisi ketat
membungkuk sehingga menghambat
pergerakan, sehingga
menganggkat beban
dengan
posisi mengbungkuk
tapi
pergunakan tungkai
bawah sambil
berjongkok.
3 Penularan infeksi Kuman, bakteri dan Jatuh sakit Kebersihan diri
virus petugas
4 Terpapar bahan Alergi, iritasi, kerusakan jaringan
kimia keracunan, Material safety data

11
sheet, penggunaan alat
pelindung diri,
menggunakan alat

12
pelindung pernafasan
dengan benar
5 Pendekatan Tata letak peralatan Kelelahan Penempatan peralatan
ergonomis tidak sesuai pekerjaan tidak yang disesuaikan
efisien dengan tenaga
kesehatan.

Tindakan yang perlu dilakukan bagi petugas untuk keselamatan kerja adalah :

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai SOP
3. Melakukan pencegahan infeksi sesuai SOP
4. Melakukan pemeriksaan berkala dan khusus sesuai dengan perjalan di Puskesmas
a. Setiap petugas wajib mendapat pemeriksaan berkala minimal setahun sekali
b. Sedangkan untuk pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jelas dan besar panjanan
serta umur dari petugas tersebut.
c. Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain sbb :
1) Pemeriksaan audiometri
2) Pemeriksaan gamaran darah tepi
3) melakukan upaya preventif
4) pemeriksaan fungsi paru
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik petugas
kesehatan :
a. Olahraga, senam kesehatan dan rekreasi
b. Pembinaan mental

13
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Program pengendalian mutu adalah suatu proses yang dilaksanakan secara


berkesinambungan, sistematis, obyektif dan berpadudalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan ,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu oelayanan kesehatan,

A. Tujuan pengendalian mutu dibedakan atas 2 macam yaitu :

1. Tujuan umum untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang


diselenggarakan

2. Tujuan khusus :
1) Diketahuinya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
2) Diketahuinya penyebab munculnya masalah mutu pelayanan kesehatan
3) Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan yang ditemukan
4) Terselenggaranya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
5) Tersusunnya saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
B. Sasaran pengendalian mutu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Terdapat 4 unsur yang bersifat pokok yaitu :
1) Unsur masukan
Adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggranya suatu pelayanan
kesehatan. Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.
Apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka sulit diharapkannbermutunya pelayanan kesehatan.
2) Unsur lingkungan
Adalah keadaan sekitar yang mempengarungi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan unsure lingkungan yang terpenting adalah kebijakan, organisasi dan
manajemen. Apabila kebijakan, organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai

14
dengan standart atau tidak mendukung, maka sulit diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
3) Unsur proses
Adalah semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tindakan tersebut dibedakan atas 2 macam yaitu medis dan non medis.
Sehingga apabila kedua tindakan tidak sesuai standart maka sulit diharapkan
bermutunya pelayanan kesehatan.
4) Unsur keluaran
Adalah yang merujuk pada masalah penampilan pelayanan kesehatan, yang
dibagikan atas 2 macam yaitu : penampilan aspek medis dan non medis pelayanan
kesehatan. Untuk dapat menyenggarakan pengendalian mutu perlu dipahami apa
yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah kepatuhan
terhadap standart yang ditetapkan. Perbedaan pemahaman berdasarkan penelitian
oleh Robert dan prevorst tentang mutu pelayanan terbagi atas :
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu lebih terkait padahal
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi
petugas denga pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam
melayani pasien dana atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh
pasien.
2. Bagi penyelenggra kegiatan pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan
lebih terkait pada hal kesesuaian pelayan kesehatan yang diselenggrakan
perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir atau otonomi profesi dalam
menyelenggrakan pelayanan kesehatan sesuai keluhan pasien
3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan
lebih terkait pada hal efesiensi pemakaian sumber daya, kewajaran
pembiayaan dan kemampuan menekan biaya penyandang dana.
Kegiatan pengendalian mutu dapat dibedakan atas 6 macam kegiatan yaitu :
1) Menetapkan masalah dan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan.
Masalah mutu adalah kesenjangan antara penampilan pelayanan
kesehatan dengan standar yang telah ditetapkan. Langkah pokok yang
harus dilakukan untuk menetapkan maslalah dan perioritas masalah
antara lain :

• Menyusun daftar masalah mengg unakan tehnik curah


pendapat dan kelompok nominal

15
• Melakukan konfirmasi daftar masalah melakukan kajian
mutu dengan melakukan survey sederhana sehingga dapat
tersusun daftar sebenarnya, dapat juga dilakukan dengan kajian
data yang berasal dari laporan bulanan atau catatan medis.

• Menetapkan masalah prioritas maslah mutu

• Merumuskan pernyataan masalah mutu dapat menjawab 5


pertanyaan pokok yaitu ; apa masalahnya, siapa yang terkena
masalah, berapa besar masalahnya, dimasalah terjadi serta solusi
bila masalah terjadi.

• Menetapkan sumber masalah menggunakan alat bantu


bagan waktu
2) Melakukan analisis masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
3) Melakukan kajian masalah mutu pelayanan kesehatan secara
mendalam
4) Menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah dengan
siklus PDCA(plan = rencanakan, Do = laksanankan, check =
nilai/periksa, action = perbaikin/bertindak)
5) Melaksanakan upaya penyelsaian masalah
6) Melakukan pemantauan dan penilaian kembali masalah mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggrakan.
C. Manfaat dari pengendalian mutu antara lain :

• Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan


Dapat mengatasi masalah kesehatan secara tepat

• Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

• Dapat mencegah pelayanan kesehatan dibawah stabdar ataupun yang berlebihan,


sehingga biaya tambahan dan pemakaian sumber daya yang berlebihan dapat
dicegah

• Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadapa pelayanan kesehatan

• Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan


timbulnya gugatan hokum

16
BAB IX
PENUTUP

Demikian pencapaian ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam menentukan langkah-
langkah suatu kegiatan dalam penyelenggaraan UKM kesehatan jiwa di Puskesmas Kupang,
sehingga penyelenggaraan dapat berjalan baik tanpa menyimpang dari apa yang seharusnya
dan dapat mencapa target kinerja yang diharapkan.

17

Anda mungkin juga menyukai