KERANGKA ACUAN
PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR
UPTD PUSKESMAS RANGKAH
A. PENDAHULUAN
Puskesmas Rangkah adalah salah satu puskesmas di kota Surabaya yang senantiasa
meningkatkan dan menyempurnakan upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan
kesehatan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat pula.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk menjamin setiap warga negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggungjawab
untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya,
sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah
tanggung jawab setiap warga negara (Permenkes No.4, 2019).
Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan akan menambah
beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak
sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi. Kasus PTM memang tidak ditularkan namun
mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif, namun PTM
dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini (Pedoman Manajemen
PTM, 2019).
B. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan
dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki durasi panjang dan umumnya berkembang lambat.
Empat jenis utama penyakit tidak menular adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan
jantung, hipertensi dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru
obstruktif kronis dan asma) dan diabetes melitus (DM). Penyakit Tidak Menular (PTM)
merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang (Profil Kesehatan Kota
Surabaya, 2017).
Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan akan menambah
beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang lama,
biaya yang besar dan teknologi yang tinggi. Kasus PTM memang tidak ditularkan namun
mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif namun PTM
dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resiko melalui deteksi dini. Dalam upaya
pencegahan dan pengendalian PTM maka diperlukan deteksi dini faktor resiko PTM melalui
Posbindu dan Pandu PTM dalam upaya menurunkan morbiditas, mortalitas dan disabilitas
PTM melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian melalui Indonesia Sehat.
Sesuai Visi Puskesmas Rangkah adalah gotong royong menuju masyarakat yang
sehat di wilayah UPTD Puskesmas Rangkah serta Misi Puskesmas Rangkah adalah
mewujudkan masyarakat sehat jasmani dan rohani dengan meningkatkan kerjasama,
mewujudkan SDM professional dengan memberikan kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan melaksanakan
pelayanan sesuai standar operasional, maka perlu diadakan kegiatan pencegahan dini deteksi
penyakit tidak menular dengan menerapkan tata nilai Puskesmas Rangkah yakni Kerjasama,
Profesional dan Bermutu.
Pencegahan
1 dan pengendalian PTM dan UKBM melalui posbindu PTM
faktor risikonya Promosi Kesehatan tentang pentingnya
pencegahan dan pengendalian PTM
Deteksi dini kanker (payudara dan leher
Rahim)
Deteksi dini indra
Penyelenggaraan pelayanan penyakit
hipertensi, DM, dan penyakit
katastropik lainnya
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) dan Upaya Berhenti Merokok
(UBM)
Peningkatan kapasitas SDM
Puskesmas dalam penanganan kasus
PTM
E.1.4 Petugas mempersilahkan pasien tidur di bed ginekologi dan menutupi bagian
kemaluan dengan selimut
E.1.5 Petugas mempersilahkan pasien tidur di bed ginekologi dan menutupi bagian
kemaluan dengan selimut
E.1.7 Petugas membersihkan serviks dengan kasa steril apabila ada erosi atau
tidak;
E.1.8 Bila tidak ada, Petugas mengolesi serviks dengan asam asetat secara
memutar searah jarum jam dan menunggu hasilnya selama 1 menit
E.1.9 Petugas mengamati adakah perubahan warna serviks. Apabila terdapat bercak
putih setelah pengolesan asam asetat berarti hasil IVA positif (pada jam
berapa) bila ada Erosi sedikit maka dilakukan treat
E.1.11 Petugas memberi nasehat pasca pemeriksaan yaitu apabila hasil positif maka
dilakukan rujukan untuk cryo terapi. Apabila negatif maka pasien disuruh
kontrol 6 bulan lagi
E. 2. Pemeriksaan SADANIS
E.2.1 Petugas memanggil klien sesuai urutan
E.2.2 Petugas melakukan anamnesa pada klien
E.2.3 Petugas memberikan Informed consent kepada klien
E.2.4 Petugas mempersilahkan pasien tidur duduk diatas bed/tempat tidur;
E.2.5 Petugas melihat bentuk dan ukuran payudara klien
E.2.6 Petugas melihat puting susu, memperhatikan ukuran dan bentuknya dan arah
jatuhnya
E.2.7 Petugas meminta klien mengangkat kedua tangan ke atas kepala kemudian
menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya
E.2.8 Petugas mempersilahkan pasien tidur di tempat tidur
E.2.9 Petugas melakukan palpasi payudara dengan menggunakan teknik spiral,
Mulai pada sisi terluar payudara pada payudara kanan dan kiri
E.2.10 Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan dan mencatat hasil kunjungan.
F. SASARAN
Wanita usia 30-50 tahun yang telah aktif berhubungan seksual
Bulan ke
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan SADANIS
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu di Ruang KIA/KB Puskesmas Rangkah.