Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN MENTAL MATERNAL DAN NEONATAL

PENINGKATAN LAYANAN KESEHATAN MENTAL PERINATAL DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

NAMA : FILLA ALFAZRIANI DARSONO


NIM : 2210102028
DOSEN : Cesa Septiana Pratiwi, Ph,D

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2023
A. PENDAHULUAN
Kesehatan mental perinatal merupakan hal yang sangat penting untuk
kesejahteraan mental ibu baik selama kehamilan sampai dengan persalinan. Kesehatan
mental yang baik dapat mempengaruhi ibu maupun bayi dalam kandungannya. Di
negara Indonesia sendiri, Kesehatan mental perinatal ini masih menjadi permasalahan
yang belum tertangani dengan begitu baik. Hal ini dipengaruhi karena adanya
keterbatasan akses, stigma social, dan kurangnya pemahaman serta kesadaran yang luas
mengenai pentingnya Kesehatan mental ini. (Mahendru, et al., 2019)
Masalah kesehatan mental masih menjadi isu global yang dapat mempengaruhi
jutaan orang di seluruh dunia. Menurut (WHO., 2021) terdapat 1 miliar orang di dunia
yang menderita gangguan mental, 260 juta orang mengalami gangguan kecemasan, 264
juta orang yang mengalami depresi. Serta terdapat 800.000 orang meninggal akibat
bunuh diri setiap tahunya karena gangguan mental. Gangguan mental merupakan
penyebab utama ketiga kecatatan di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri kejadian Kesehatan mental meliputi gangguan kecemasan,
gangguan depresi, gangguan bipolar, skinzofrenia serta gangguan penyalahgunaan zat.
( Institute for Health Metrics., 2019). Dampak masalah Kesehatan mental ini sangat
begitu berdampak pada Kesehatan ibu. Apabila ibu mengalami Kesehatan mental maka
dapat beresiko mengalami kelahiran premature dan beresiko dalam masalah
pekembangan social emosional pada anak di kemudian hari. Selain itu Kesehatan
mental ibu yang buruk dapat mempengaruhi terhadap tingkat kecemasa, depresi dan
stress yang tinggi dimana hal ini dapat mempengaruhi ikatan antara ibu dan bayi serta
mempengaruhi emosi bayi dan mempengaruhi keberlangsungan pemberian ASI (Ayers
et al., 2019)
Maka dari itu untuk meningkatkan layanan Kesehatan mental perinatal di
Indoensia maka membutuhkan pendekatan komprehensif kepada ibu. Serta melibatkan
upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi non pemerintah, Lembaga Kesehatan
untuk meningkatkan pemahaman serta mengurangi stigma dan meningkatkan
aksebilitas terhadap layanan Kesehatan mental perinatal. (Fitriana,N. 2021)
B. TUJUAN
Tujuan dari project ini adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kesehatan mental
perinatal.
b. Mengurangi stigma social terkait dengan masalah Kesehatan mental perinatal.
c. Meningkatkan aksebilitas dan ketersediaan layanan Kesehatan mental perinatal di
Indonesia.
d. Meningkatkan kualitas layanan Kesehatan mental perinatal melalui pelatihan dan
peningkatan kompetensi tenaga medis terkait.
C. PEMBAHASAN
No Aktivitas Kegiatan Urgensi Target
1 Penyusunan materi edukasi mengenai Tinggi Ibu hamil,
Kesehatan mental perinatal dan penyuluhan pasangan dan
kepada masyarakat keluarga
2 Mengakses dalam media social untuk Tinggi Masyarakat umum
mengurangi stigma social terhadap Kesehatan dan pihak
mental perinatal berkepentingan
3 Pelatihan bagi tenaga medis khususnya tenaga Tinggi Dokter, bidan,
medis yang memberikan pelayanan langsung perawat dan tenaga
kepada pasien mengenai identifikasi dan medis terikat
manajemen Kesehatan mental perinatal
4 Peningkatan aksebilitas layanan melalui Tinggi Ibu hamil dan ibu
pembukaan klinik Kesehatan mental perinatal pasca bersalin
dengan inovasi baru
5 Melakukan kolaborasi dengan pemerintah Sedang Pemerintah dan
untuk memperkuat regulasi dan kebijakan Lembaga
yang dapat mendukung terhadap layanan ini kebijakan terkait
6 Melakukan evaluasi serta pemantauan Sedang Tim proyek dan
program secara berkala untuk memastikan Lembaga terkait
keberlanjutan dan efektivitasnya
KURIKULUM MENGENAI KESEHATAN MENTAL PERINATAL
Kurikulum terkait layanan Kesehatan mental di Indonesia dapat mencangkyp
berbagai aspek yang diperlukan untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan dan
kompetensi dalam bidang Kesehatan mental. (Kemenkes., 2020)
Berikut ini adalah beberapa topik yang termasuk dalam kurikulum mengenai
layanan Kesehatan mental perinatal :
NO TOPIK
1 Dasar-dasar Kesehatan mental;
- Pengenalan konsep kesehatan mental dan pentingnya kesehatan
mental perinatal
- Faktor risiko dan faktor pelindung dalam kesehatan mental perinatal
- Identifikasi tanda dan gejala gangguan kesehatan mental perinatal
2 Gangguan Kesehatan mental perinatal :
- Depresi perinatal
- Gangguan kecemasan perinatal
- Gangguan bipolar perinatal
- Psikosis perinatal
- Gangguan stres pasca trauma perinatal
3 Penilaian dan diagnosis
- Metode penilaian dan skrining kesehatan mental perinatal
- Penggunaan instrumen dan skala untuk mengukur tingkat keparahan
dan dampak gangguan kesehatan mental
- Diagnosis banding dan pengenalan comorbidity dalam kesehatan
mental perinatal
4 Intervensi dan pengobatan:
- Pendekatan terapeutik dalam penanganan gangguan kesehatan mental
perinatal
- Psikoterapi individu dan kelompok untuk ibu hamil dan pasca
persalinan
- Peran dukungan sosial dan keluarga dalam pemulihan kesehatan
mental perinatal
- Farmakoterapi yang aman dan efektif dalam kesehatan mental
perinatal
5 Pencegahan dan promosi kesehatan mental
- Strategi pencegahan dan pengelolaan stres selama kehamilan dan
pasca persalinan
- Peran nutrisi, olahraga, dan pola tidur dalam menjaga kesehatan
mental perinatal
- Membangun dukungan dan jaringan sosial untuk ibu hamil dan pasca
persalinan
6 Etika dan hukum dalam layanan kesehatan mental perinatal
- Prinsip-prinsip etika dalam memberikan layanan kesehatan mental
perinatal
- Hak-hak pasien dan rahasia medis
- Perspektif budaya dan sosial dalam penanganan kesehatan mental
perinatal

PENERAPAN LAYANAN KESEHATAN MENTAL DI INDONESIA


1. Program Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas (PKJK) oleh Kementrian Kesehatan
PKJK yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan mental di tingkat komunitas . program ini melibatkan
pelatihan dan oembentukan tenaga Kesehatan jiwa komunitas serta penyediaan
pelayanan yang terintegrasi dengan puskesmas dan rumah sakit.
2. Jaringan Rumah sakit Jiwa di Indoensia :
Jaringan rumah sakit jiwa di Indonesia telah dikembangkan untuk menyediakan
pelayanan Kesehatan mental yang lebih khusus dan terpadu. Rumah sakit jiwa ini
mencangkup layanan diagnostic, terapi, rehabilitasi, dan pencegahan penyakit
mental
3. Pusat Krisis Kesehatan Jiwa :
Pusat Krisis Kesehatan Jiwa merupakan layanan darurat yang tersedia di
beberapa rumah sakit untuk memberikan bantuan bagi individu yang mengalami
krisis kesehatan mental. Layanan ini mencakup evaluasi, penanganan krisis, dan
rujukan ke layanan lebih lanjut.
4. Layanan Telepsikiatri :
Layanan telepsikiatri memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh untuk
memberikan konsultasi dan terapi psikiatri kepada individu yang sulit mengakses
layanan langsung. Beberapa rumah sakit atau organisasi kesehatan mental di
Indonesia menyediakan layanan telepsikiatri sebagai upaya meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan mental
5. Kolaborasi dengan Organisasi Non-Pemerintah (LSM) dan Komunitas :
Banyak LSM dan komunitas di Indonesia yang berfokus pada kesehatan mental dan
menyediakan layanan, dukungan, dan advokasi. Kerjasama dengan LSM dan
komunitas ini dapat memperluas jangkauan layanan kesehatan mental dan
membantu memenuhi kebutuhan yang spesifik.

D. ANGGARAN YANG DIPERLUKAN :


NO Aktivitas/Kegiatan Biaya
1 Penyusunan materi edukasi dan penyuluhan
kepada masyarakat :
- Biaya penelitian dan pengembangan 50.000.000
materi 40.000.000
- Biaya Produksi materi edukasi (pamphlet,
brosur, poster) 25.000.000
- Biaya pelatian tenaga penyuluhan
2 Kampanye Media social :
- Biaya pengembangan konten digital 25.000.000
- Biaya promosi dan iklan 20.000.000
3 Pelatihan bagi tenaga medis
- Biaya pelatihan (lokakarya, seminar) 80.000.000
- Biaya bahan pelatihan (materi, sertifikat) 25.000.000
4 Peningkatan Aksebilitas layanan :
- Biaya pendirian klinik Kesehatan mental 200.000.000
perinatal baru
- Biaya peralatan medis dan fasilitas 110.000.000
5 Kolaborasi dengan pemerintah :
32.000.000
- Biaya pertemuan dan koordinasi dengan
pihak berwenang 40.000.000
- Biaya Advokasi dan Advokasi kebijakan
6 Evaluasi dan pemantauan program :
- Biaya evaluasi program 55.000.000
- Biaya pemantauan dan pengumpulan data 35.000.000
JUMLAH 727.000.000

Pada project proposal ini anggaran yang dibutuhkan untuk layanan Kesehatan
mental perinatal yaitu Rp. 727.000.000.,

E. PENUTUP
Dalam menghadapi tantangan mengenai Kesehatan mental perinatal di
Indonesia, project proposal ini akan berfokus pada peningkatan kesadaran, mengurangi
stigma, dan meningkatkan aksebilitas serta kualitas layanan Kesehatan mental perinatal
dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam project ini. Diharapkan project
proposal ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi Kesehatan ibu, bayi dan
masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, kami mengundang untuk partisipasinya serta dukungan dari pihak-
pihak terjait untuk dapat mewujudkan project proposal mengenai peningktana layanan
Kesehatan mental perinatal di inonesia ini. Dengan Kerjasama yang kuat, sehingga kita
dapat meningkatkan Kesehatan mental perinatal di Indonesia yang baik dan dapat
memberikan masa depan yang lebih baik bagi ibu dan bayi mereka.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Ayers, S., Bond, R., Webb, R., Miller, P., & Bateson, K. (2019). Perinatal mental
health and risk of child maltreatment: A Systematic review and meta-analysis. Child
Abuse & Neglect, 98, 104172.
2. Fitriana, N.(2021). Challenges in maternal mental heath care services in Indonesia.
The Indonesian Journal of Health Psychology, 2(2),98-100.
3. Institute for Health Metrics and Evaluation. (2019). GBD Compare Data
Visualitation. Diakses pada 25 mei 2023 dari https://vizhub.healthdata.org/gbd-
compare/
4. Mahendru, R., & Mahmood, S. (2019). Perinatal mental health care in Indonesia: A
scoping review. Asian Journal of Psychiatry, 41, 16-23.
5. Kemenkes RI. (2020). Pedoman penyelenggaraan Kesehatan jiwa di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama. Diakses pada 25 mei 2023 dari
file:///Users/fillaalfazriani/Downloads/files1241Pedoman_Pelayanan_Kesehatan_J
iwa%20di%20FKTP%20[1].pdf
6. World Health Organization. (2021). Mental Health: Strengthening our response.
Diakses pada 18 Mei 2023 dari https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

Anda mungkin juga menyukai