Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
perawatan gigi dari berhasilnya penyelesaian tahap klinis kritis. Setelah pasien
mereka bisa menjadi fobia, memperlambat atau menunda perawatan gigi mereka.
Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau pilihan pengobatan yang tersedia dan
PENDAHULUAN
untuk melindungi faring dan tenggorokan (palatum lunak, faring dan bagian
faring lidah) dari benda asing. Refleks muntah dirangsang dan dikendalikan oleh
ujung saraf yang terletak di langit-langit lunak, faring, dan bagian faring lidah.
Lima area intraoral yang dikenal sebagai "zona pemicu" adalah lipatan
Muntah adalah masalah umum selama perawatan gigi dan dapat membuat
dilakukan, dengan insiden yang lebih tinggi pada pasien wanita. Refleks muntah
yang berlebihan dapat menyebabkan masalah selama tahap klinis pembuatan dan
selama pemakaian prostesis lengkap dan parsial yang dapat dilepas. Sebuah
refleks muntah yang luar biasa aktif dapat mengganggu pasien dan akibatnya
1
2
penyebabnya.
lunak yang lemah, sensitivitas yang tidak semestinya dari palatum lunak, uvula,
ke faring), dinding faring posterior, dan lidah. Faktor medis yang mempengaruhi
refleks muntah adalah sumbatan hidung, sinusitis, polip hidung, dan kongesti
mukosa mulut, hidung, dan faring. Faktor iatrogenik dan gigi yang dapat
ruang lidah yang terbatas pada gigi tiruan, dan batas gigi tiruan yang terlalu
meluas.
rahang bawah, pemetaan garis getar posterior untuk gigi tiruan lengkap, preparasi
pada gigi posterior, ekstraksi gigi molar ketiga, perawatan endodontik gigi
dan penciuman. Bagi banyak pasien, diferensiasi yang tepat antara refleks muntah
Banyak cara dan teknik dapat dengan mudah dikuasai oleh dokter dan
dapat membantu dokter gigi dan pasien untuk menangani refleks muntah. Teknik
dapat bertindak secara perifer atau terpusat, dan dapat berupa anestesi lokal atau
anestesi topikal untuk membius palatum lunak, penyuntikan pada palatum lunak,
atau penggunaan berbagai obat seperti barbiturate (obat bius tidur) untuk menekan
sistem saraf pusat, sedatif, antihistamin untuk mengurangi rasa sakit, depresan
air liur, anti-mual, telah disarankan untuk mengurangi refleks muntah. Anestesi
dan premedikasi ini memiliki kelemahan dan efek samping dan dapat membuat
pasien gelisah.
Potensi sedasi intravena (IV) sebagai cara untuk mengatasi refleks muntah
pemulihan yang lama dan terkadang membutuhkan untuk masuk rumah sakit.
meletakkan garam di ujung lidah. Garam yang diletakkan selama 5 detik di ujung
lidah akan menghilangkan refleks gag yang bekerja pada cabang chorda tympani
di dua pertiga lidah. Teknik desensitisasi seperti teknik marble, pelatihan gigi
palsu, soft vacuuform splints, dan teknik slow swallowing adalah beberapa contoh
registration, complete denture wax try-in, complete denture delivery, dan selama
tahap recall.
sebagai prosedur gigi yang paling menakutkan dan menegangkan bagi pasien
dengan refleks muntah yang berat. Beberapa teknik telah digunakan untuk
mengurangi refleks muntah selama prosedur mencetak rahang. Ekstensi tray dan
mengurangi persepsi negatif dan kondisi yang terkait dengan gagging sehingga
mereka.
LAPORAN KASUS
makanan karena gigi bagian posteriornya hilang dan ingin dibuatkan gigi tiruan,
pasien takut ke dokter gigi dan merasa tidak nyaman jika ada benda berukuran
besar seperti sikat gigi atau kaca mulut di dalam rongga mulutnya, karena akan
memicu refleks muntah. Karena itu, pasien jarang ke dokter gigi dan hanya
sistemik pada pasien disangkal, dan pasien tidak sedang dalam pengobatan.
pengunyahan pada bagian posterior karena hilangnya gigi posterior pasien pada
kedua sisi rahang, kesehatan gigi yang buruk, dan tingginya tingkat karies. Pasien
Gigi yang tidak bisa direstorasi kemudian diekstraksi, terapi periodontal awal, dan
manajemen karies. Setelah fase perawatan awal, gigi yang tersisa adalah kaninus
rahang atas, premolar kiri rahang bawah, kaninus kiri rahang bawah, premolar 1
kanan rahang bawah dan kaninus rahang bawah. Tidak ada tanda-tanda klinis dari
6
Gambar 2.1. Gambaran klinis gigi rahang atas dan rahang bawah pada pasien
perbatasan dari palatum keras dan lunak, dan ketika kaca mulut maupun jari
menyentuh lidah. Penggunaan garam dapur (NaCl) dilakukan sebagai upaya untuk
mengeluarkan lidahnya dan garam diaplikasikan pada ujung lidah pasien selama
lima detik.
7
Gambar 2.2. Aplikasi garam (NaCl) pada pasien
kontak dengan daerah yang memicu refleks muntah dihindari. Cetakan diagnostik
tipis untuk menghindari adanya aliran ke area posterior. Model diagnostik dibuat
guiding plane, dan preparasi rest pada gigi. Sendok cetak pribadi dibuat dengan
dengan menggunakan kompon cetak (Green stick) dan cetakan poly (PVS),
cetakan akhir dibuat dengan menggunakan aquasil ultra monophase. Model studi
8
Gambar 2.3. Model kerja rahang atas dan rahang bawah
dengan menggunakan kawat pada kaninus rahang bawah, dan rest oklusal pada
kaninus rahang atas. GTSL rahang bawah dibuat dengan landasan major
connector, direct retainer dengan menggunakan kawat pada premolar 2 kiri dan
premolar 1 kanan, dengan rest di mesial untuk meminimalisir tekanan pada gigi
Gambar 2.4. Protesa pada rahang atas, rahang bawah, dan tampak frontal dari
protesa
9
BAB III
DISKUSI
kecemasan pada kunjungan ke dokter gigi. Prioritas utama dari tata laksana pasien
dengan refleks muntah adalah mengurangi tingkat stress pasien, sehingga timbul
tidak hanya dapat membuat pasien lebih nyaman, tetapi juga membantu dalam
akibat adanya refleks muntah lebih tinggi daripada laki-laki, ini disebabkan
karena perempuan memiliki bentuk rahang yang irelatif lebih kecil darpada laki-
akibat refleks muntah, karena letak gigi-gigi posterior dekat dengan daerah yang
dapat memicu adanya refleks muntah, sehingga pasien dengan kelainan pada
gigi. Upaya restorasi pada pada gigi posterior yang dekat dengan daerah pemicu
akan memicu adanya refleks muntah sehingga pasien merasa enggan untuk
melanjutkan perawatan.
10
11
menginervasi 1/3 posterior lidah dan faring adalah nervus yang secara umum
berperan dalam refleks muntah. Refleks muntah pada pasien dapat dikurangi
dengan pemberian stimulan secara simultan pada putik kecap lidah. Metode
pemberian garam pada lidah memiliki efek terhadap pasien dengan refleks muntah
kerja operator menjadi lebih panjang, dan operator dapat melakukan prosedur
memiliki flow yang rendah sehingga meningkatkan kenyamanan pasien pada saat
prosedur. Tidak dilakukan pengunaan GTSL sementara pada prosedur ini karena
akan menyebabkan makin panjangnya proses perawatan, dan pada GTSL telah
secara berkala diperlukan pada perawatan ini untuk mengawasi resorpsi dari
linggir alveolar.
12
BAB IV
KESIMPULAN
muntah sangat simpel, cepat, dan praktis tanpa menggunakan prosedur invasif
menjalankan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Desain dari gigi tiruan
DAFTAR PUSTAKA
Prashanti E, Sumanth KN, Renjith GP, et al: Management of gag reflex for patients
restoration tolerance according to the patient section of the short form of the
Faigenblum MJ: Retching, its causes and management in prosthetic practice. Br Dent J
1968;125:485-490
2011;31:1-3
Farrier S, Pretty IA, Lynch CD, et al: Gagging during impression making: techniques for
Hotta H: Case report of difficult dental prosthesis insertion due to severe gag reflex. Bull
Bassi GS, Humphris GM, Longman LP: The etiology and management of gagging: a
Akarslan ZZ, Bicer AZ: Influence of gag reflex on dental attendance, dental anxiety, self-
14
2013;40:932-939
Laverty DP, Walmsley DA: Training plates: a solution for patients unable to tolerate a
378
Chidiac JJ, Chamseddine L, Bellos G: Gagging prevention using nitrous oxide or table
Yadav S, Sheorain AK, Puneet, et al: Use of training dentures in management of gagging.
Am 1988;2:613-623
Krol AJ: A new approach to the gagging problem. J Prosthet Dent 1963;13:611-616
Singer IL: The marble technique: methods for treating the hopeless gagger for complete
Borkin DN: Impression technique for patients that gag. J Prosthet Dent 1959;9:386-387
1970;24:126-131
Milind L, Naveen HC, Aditi S: The gag reflex-Etiology and management. Int J
Prosthodont 2010;1:10-14
15
Farmer JB, Connelly ME: Palateless dentures: help for the gagging patient. J Prosthet
Dent 1984;52:691-4
Fiske J, Dickinson C: The role of acupuncture in controlling the gagging reflex using a
Scarborough D, Bailey-Van Kuren M, Hughes M: Altering the gag reflex via a palm
Featherstone JD, Singh S, Curtis DA: Caries risk assessment and management for the