pelayanan
medis,
yaitu
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
medik yang invasif dan beresiko yang sering dihadapi oleh dokter bedah86,
namun pengetahuan tentang Persetujuan Tindakan Medis perlu juga diketahui
oleh kalangan kesehatan yang lain. Dalam persetujuan tindakan medis juga
terdapat tiga unsur yaitu (1) Adanya informasi dari tenaga kesehatan/
dokter/dokter gigi, (2) Adanya persetujuan dan (3) Adanya tindakan medis.
Dilihat dari bentuknya menurut Salim HS, persetujuan tindakan medis
dapat dibagi dalam 2 (dua), yaitu :
1) Implied consent (dianggap diberikan)
Umumnya diberikan dalam keadaan normal, artinya dokter dapat
menangkap persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang
dilakukan/ diberikan pasien.
2) Express consent (dinyatakan)
Dapat dinyatakan secara lisan dan dapat pula dinyatakan secara tertulis.
Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, disebutkan bahwa bentuk persetujuan yang diberikan pasien
terhadap tenaga kesehatan/dokter/dokter gigidapat diberikan secara tertulis
maupun lisan.
kepada pasien.
Dengan demikian, pasien mempunyai kedudukan yang sama dengan
medis, sehingga sebelum upaya penyembuhan dilakukan, tenaga medis harus
melaksanakan informed consent sebagai perwujudan dari hak atas persetujuan dan
hak atas informasi pasiennya.
2.7 Komponen Informed Consent
2.7.1 Threshold elements
Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh karena
sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang
kompeten (cakap). Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat
keputusan medis. Kompetensi manusia untuk membuat keputusan sebenarnya
merupakan suatu kontinum, dari sama sekali tidak memiliki kompetensi hingga
memiliki kompetensi yang penuh diantaranya terdapat berbagai tingkat
kompetensi membuat keputusan tertentu.
Secara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah dewasa,
sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di bawah pengampuan.
Dewasa diartikan sebagai usia telah mencapai 21 tahun atau telah pernah
menikah. Sedangkan keadaan mental yang dianggap tidak kompeten adalah
apabila mempunyai penyakit mental sedemikian rupa sehingga kemampuan
membuat keputusan menjadi terganggu.
2.7.2 Information elements
Terdiri
dari
dua
bagian
yaitu,
disclosure
(pengungkapan)
dan
Dalam standar ini ada kemungkinan kebiasaan tersebut di atas tidak sesuai dengan
membuat
keputusan.
Kesulitannya
adalah
mustahil
(dalam
hal
Consent elements
Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan,