Anda di halaman 1dari 23

Bruxisme dan

Parafungsi Oral lainnya


 Parafungsi  aktifitas sistem mastikasi yg tdk
ada keuntungan fungsionalnya
 Clenching & Grinding Gigi, keduanya ini
disebut BRUXISME
 Termasuk parafungsi :
- gigit bibir, pipi, lidah
- tongue thrust tekan  tekan gigi ke
lidah
- thumb/finger sucking  dpt menetap
sampai usia tua
 Meskipun umum dilakukan tapi tdk ada akibat
parah pd struktur mulut  membuat frustasi
dokter & pasien.
Jika ada tooth wear yg meluas  sakit di
muskulus, problem TMJ, sakit kepala pagi
hari.
 Pembagian:

Bruxisme saat tidur=Nocturnal Bruxisme


di luar waktu tidur=diurnal
parafungsi/bruxisme
 Prevalensi:

Epidemiologis sampel  10-20% sadar


bruxisme, nilai yg tinggi pd clenching oleh
karena diurnal parafungsi
 Jika didptkan tanda & gejala lain, bruxisme
baru terlihat, prevalensi 100%
 50% anak umur 12th, menunjukkan faset2
pd gigi kemungkinan indikasi bruxisme
 Usia tua, hampir seluruhnya ada bruxisme.
Faset, sukar dibedakan o.k. aus ketuaan
 Pd remaja: nail biting  20-30%
studi longitudinal dr umur 15-25th 
parafungsi menurun pd periode lebih 10th-
an, meski demikian prevalensi masih tetap
50%. Antara umur 25th  16%nya mrp
habit yg sering dilakukan, tp tdk ada bukti
adanya hub dekat dg TMD
 Hanya 1 pasien dg kerusakan jari yg
parah o.k. nail biting  tetap tdk ada
pengaruh ke TMJ
 Pd pasien dg hipermobilitas sendi 
hub didptkan antara oral parafungsi &
kenaikkan tanda2 & gejala TMD
FAKTOR PENYEBAB
1. Nocturnal Bruxisme
> Berbagai teori:
- occlusal interference
- fenomena system syaraf sentral yg
dihub dg stress emosional
- gabungan occlusal interference &
stress.
Banyak riset difokuskan pd hub tidur &
bruxisme
 Peneliti I: kebanyakan brux terjadi pd
REM (Rapid Eye Movement),
dimana sebagian besar mimpi
terjadi
 Peneliti II: kebalikannya, brux terjadi pd
perubahan dr tidur dlm ke ringan
- Jg terdpt perbedaan hasil studi dlm hal
jumlah, durasi dan intensitas brux
x= 5-9 detik, tpi dpt jg sampai 3-67’
- Jika dibandingkan dg kel non bruxisme:
Kel brux  durasi 40 menit dlm 8 jam tidur
Non  5-6’ dlm 8 jam tidur
Peneliti2 lain :
- sebagian kecil bruxis  pd nocturnal
bruxis mengeluarkan kekuatan melebihi
kekuatan clenching mastikasi
- 2/3 dri bruxis  menggunakan
kekuatan > besar pd nocturnal
dibandingkan gerakan mengunyah atau
mastikasi
> Peneliti lain mengemukakan faktor
psychologic. Jika hasil negatif maka tdk
ada masalah ttg psychopathologis
2. Diurnal Parafungsi
 selain habit yg telah disebut di atas, terdpt
jg:
- Bracing mandibula saat kerja keras
- Menempatkan mandibula pd posisi
spesifik
- posisi eksentrik selama aktifitas pekerjaan
- mengunyah unilateral
- menggerakkan mandibula saat main
musik
 Jika habit jdi kronis dan dg intensitas
besar  sakit & disfungsi system
mastikasi
- Beberapa individu tdk sadar dg parafungsi
oral  tdk bisa jawab pertanyaan saat
wawancara
- Beberapa habit 
> dipelajari & dipertahankan dg
penguatan
> beberapa dipercaya takhayul
> beberapa dihub dg habit o.k. pekerjaan
mis: penyelam, pemusik  TMD yg
dihub dg posisi mandibula yg ekstrem
 Diagnosis:
- kelelahan rahang
- rasa sakit di daerah fasial
- sakit kepala saat bangun tidur
- keausan gigi  tapi faktor lain jg bisa
tersangkut
- meningkatnya mobilitas gigi
- restorasi gigi yg patah
 Pada pemakai GTL:
rasa sakit & ulserasi di jaringan
pendukung gigi  akibat clenching
(>> di siang hari )
 Bruxisme jangka waktu lama 
hipertrofi otot, t.u. di otot masseter
atau kadang2 temporalis
 Parafungsi oral sangat umum 
biasanya tdk menimbulkan masalah
klinis yg serius
 Perawatan:
- dental klasik: penyesuaian oklusi
& pemakaian alat interoklusal
 hasil <
- paling efektif  kesadaran bahwa
parafungsi bisa merusak
BIO FEEDBACK
( UMPAN BALIK BIOLOGIS )
Prinsip :
 Pasien harus tahu adanya tegangan
otot sebelum bisa mengendalikan &
merubahnya
 Aktifitas EMG diambil oleh permukaan
elektrode yg ditempatkan di m.
masseter atau otot yg lain
- Aktifitas otot  dikonversi mjd suara-
suara ditampilkan pd meter
- Indikator suara/meter berubah tingkat dr
tingkat aktivitas EMG  pasien tahu
ketegangan ototnya  sering meningkat
dibawah sadar  diberikan instruksi cara
menguranginya
- Metode standar=
> pasien berlatih merelaksasi otot-otot
mastikatornya hingga tingkat EMG yg
sangat rendah selama 6-8 sesi
(setiap sesi 20’)
> Kebiasaan ini diteruskan pd kebiasaan
sehari-hari
 Kesimpulan:
Alat biofeedback portable  bisa
digunakan utk memperingatkan pasien
ttg adanya parafungsi baik tidur atau
tidak
- Digunakan di lingkungan alamat
pasien
- Alat tsb menghasilkan suara jk
mendeteksi adanya peningkatan
aktifitas EMG di otot masseter atau
temporalis yg disebabkan o.k.
clenching, grinding & biting
 Metode lain utk modifikasi parafungsi
oral:
1. Secara psikologis  merubah tingkah
laku
2. Memantau diri sendiri  metode
sederhana  menulis catatan harian
ttg parafungsi mis:
- seberapa sering dilakukan
- pd keadaan2 apa (beberapa penelitian
menunjukkan hasil yg bagus)
3. Aversi, latihan berat & tingkah laku
pengganti
- Aversi  latihan dg ada sangsi
setiap melakukan grinding  mis:
dg menyemprot asam sitrat
-Tingkah laku pengganti  dg
mengunyah permen karet

4. Relaksasi menyeluruh  relaksasi


Jacobson  bekerja sama dg fisio
terapis
 Gejala Klinis Parafungsi Oral
1. Kelelahan & rasa sakit pd otot2
mastikatori
2. Sakit kepala tipe tekanan saat
bangun tidur
3. Keausan gigi, restorasi gigi yg
patah
4. Sakit pd pulpa gigi, o.k. muatan
oklusal yg berlebihan akibat
clenching & grinding
TOOTH WEAR
( KEAUSAN GIGI )

- Keausan dpt bermula dr permukaan


kecil mengkilap pd email (=wear fracet)
 kehilangan struktur gigi
- Dpt mengenai gigi, restorasi, gigi tiruan
 Peristilahan:
- beberapa peneliti menggunakan istilah
atrisi  keausan gigi o.k. gesekan atau
o.k. adanya kontak fisiologis antar gigi
- abrasi: kehilangan struktur gigi scr
abnormal o.k. proses mekanis spt
menyikat gigi yg patah, penggunaan
tusuk gigi dsb
- abfraksi: lesi servical yg berbentuk
“wedge shaped”  aetiologi tdk dikenal
- erosi  kerusakan gigi o.k. zat kimia
 istilah umum yg disarankan = keausan
gigi
 Penyebab:
- Diet  keras & lunak
- Multifaktorial; pd pasien yg parah
ditemukan faktor penyebab kimia &
mekanik
 Akibat:
tergantung pd relasi oklusi, tekanan
pd oklusi, durasi kontak antar gigi
geligi antagonis, adanya substansi
abrasi & erosi dlm mulut
 Beberapa faktor
1. Umur  proses fisiologi  sesuai
usia
2. Diet  blm makan mjd blm abrasif
 sekarang tdk populer
 saat ini jus buah & soft drink, t.u.
cola & yg mjd PH rendah  lesi
erosi pd gigi
3. Anorexia & bulimia  erosi sebelah
palatal gigi
4. Parafungsi
5. Kekerasan gigi
 restorasi dg derajat kekerasan yg
berbeda2 pd ketahanan abrasif yg
dimiliki email  keausan gigi
antagonis
6. Jumlah gigi yg beroklusi
- kehilangan gigi  keausan
7. Faktor saliva
- saliva <<  keausan
- kandungan kalsium yg rendah pd
saliva
8. Keausan industri
o.k. pekerjaan  menghirup partikel
abrasi/erosi yg masuk ke dalam gigi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai