ENAMEL: FORMATION,

STRUCTURE,
COMPOSITION
Drg. RIZKI AMALINA MSi
Department of Oral Biology
Faculty of Dentistry UNISSULA
• Terbentuk sempurna sebelum erupsi.
• Acellular –sel pembentuk sudah hilang
seiring erupsi
• Embriologis berasal dari ektoderm
(epitel)
 AMELOGENESIS
• two-step process.
• Ketika pertama terbentuk, mineralisasi hanya berlangsung sebagian ±30% 
organic matrix luruh & hilang kristal tumbuh semakin lebar & tebal  ±96%
mineral content.
• Ameloblasts  sekresi matrix proteins & bertanggung jawab untuk
membentuk & mempertahankan lingkungan ekstrasel yang baik untuk
deposisi mineral.
• Amelogenesis secara general dibagi menjadi 3 main functional stages :
• 1. presecretory stage
• - morphogenetic phasepada bell stage--> inner enamel epithel
pembelahan mitotik
• - differentiation phase differensiasi cells of the inner enamel epithelium
ameloblasts, mengubah polaritas, mengembangkan an extensive protein
synthetic apparatus, & bersiap untuk sekresi organic matrix enamel.
• 2. secretory stage / formative stage ameloblasts elaborate and organize
the entire enamel thickness, resulting in the formation of a highly ordered
tissue.
• 3. maturation stage  enamel mengeras karena kristal bertambah lebar &
tebal, kandungan air menurun.
• - transistional phase reduction in height of the ameloblasts and a decrease
in their volume and organelle content occurs  ameloblasts undergo
programmed cell death (apoptosis)
• - maturation proper ameloblasts modulate (pH) & and transport specific
ions required for the concurrent accretion of mineral
• - The final phase is protection of the newly formed enamel surface until the
time of tooth eruption.
 SIFAT FISIK
• Paling tebal pada cusp & insisal (2,5mm), Paling tipis pada margin servikal
• Deform - , mampu bertahan dari fraktur selama stres mastikasi
• Tahanan tarik 100kg/cm2
• Brittle/getas
• Enamel  jaringan keras gigi yang porusnya paling sedikit ±5% of the
volume.
• Putih keabuan/kekuningan, sedikit translusen.
• tahan terhadap beban mastikasi ± 20 - 30 pounds per gigi/ tahanan
kompresi 2100-3500 kg/cm2.
• Konduksi difusi untuk rangsang thermal
• non piezo dan pyro elektrik
• Konduktor transmisi
 KOMPOSISI
• 96% berat (88–90% volume) utamanya tdd dari kristal hydroxyapatite,
Ca10(PO4)6(OH)2. selain itu terdapat bruhitte, whitlokitte, Ca,Mg, K dll
• Sisanya  komponen Nonmineral yaitu 3% air (berada diantara kristal &
material organik & 1% material organic (protein± 90% yaitu non-
amelogenins seperti misalnya tuftelin), & 10% amelogenins).
• Adanya enamelin diantara & di dalam kristal  memungkinkan adanya
permeabilitas enamel
 CRYSTAL HYDROXYAPATITE
• Struktur regular hexagonal/silinder jika dilihat pada potongan
melintang dengan inti lebih solubel daripada perifer
• Lebar 70 nm & ketebalan 25 nm, lebih besar & panjang dari kristal
hydroxyapatite di jaringan lain (bone, dentin, and cementum) 
paling keras
• Tiap unit sel kristalin tdd atas gugus hidroksil dikelilingi oleh 3 ion
kalsium. Ion ini dikelilingi oleh 3 ion fosfat membentuk hexagon
 PRISMA EMAIL/ENAMEL ROD

• basic structural unit of enamel  enamel prism (rod)

• Tiap batang terbentuk dari 4 ameloblasts. 1 ameloblast membentuk rod
head; 2 ameloblasts membentuk neck; & 4 ameloblas membentuk tail
• Enamel rods interlock  mencegah fraktur & perubahan bentuk
• Head berdiameter 5–6 μm. Tail lebar 1 mm.
• rod, termasuk head & tail panjangnya 9 mm. Kurang lebih seukuran dengan
sel darah merah
 ARAH PRISMA

• Lapisan permukaan enamel gigi permanen yang baru erupsi non-

prismatic. Kristalnya terletak paralel satu sama lain. Non-prismatic enamel
terjadi akibat degradasi hingga hilangnya Tomes processes dari ameloblasts
pada tahap akhir deposisi enamel.
• Arah prisma pada mahkota secara normal perpendicular terhadap
permukaan incisal  additional support untuk mencegah fracture.
 INCREMENTAL LINES/STRIAE OF
RETZIUS
• Selama perkembangan,enamel dibentuk secara ritmis, dan diantaranya
terdapat periode istirahat (terisi udara)  sedikit perbedaan tampilan
enamel  incremental lines/growth line/striae of Retzius. Mineralisasi enamel
matrix mengikuti pola deposisi yang telah ada  line semakin jelas terlihat
kehitaman
• Terdapat 2 type incremental line
• 1. short period (cross-striations)
• 2. Long period (enamel striae). (Perikymata grooves and ridges)
 SURFACE ENAMEL
CHARACTERISTICS
• Permukaan enamel lebih keras, tebal & porus lebih sedikit daripada sub
permukaan.
• Kaya akan trace elements (especially fluoride) namun sedikit carbonate.
• Mempunyai banyak variasi tampilan : aprismatic enamel, perikymata, prism-
end markings, cracks, pits and elevations
 ENAMEL–DENTINE JUNCTION
• Batas antara between enamel and dentine  DEJ
• Berbentuk scallop.
• Gambaran khas DEJ:
• 1. enamel spindles (narrow, club-shaped structures extending up to 25 μm
into the enamel; they may represent odontoblast processes that, during the
early stages of enamel development. Enamel spindles are most commonly
seen beneath cusps and, due to their alignment, are best viewed in
longitudinal sections of enamel.
• Merupakan batas/terminasi tubuli dentin pada enamel
• 2. enamel tufts
• Resembling tufts of grass, they appear to travel in the same direction as the
prisms. The prism boundaries in the tufts are hypomineralized and contain
more enamel protein. They recur at approximately 100 μm intervals along
the enamel–dentine junction and, owing to their alignment, are best
visualized in transverse sections of enamel.
• Merupakan hypocalcified zones caused by the bending of adjacent groups
of rods
• 3. enamel lamellae
• Tipis seperti kertas. run through
the entire thickness of the
enamel. hypomineralized and
best visualized in transverse
sections of enamel. Ada 2
enamel lamella:
• • terbentuk saat
perkembangan would be
filled with enamel proteins
• • setelah erupsi  as cracks
akibat menahan beban
kunyah, in which case they
would be filled with saliva and
oral debris.
 AGE CHANGES
• Atrisi akibat pemakaian
• Permeabilitas menurun
• Diskolorisasi  bertambah gelap (dentin menebal)
 REFERENSI
• B. K. B. Berkovitz. B. J. Moxham. R. W. A. Linden. A. J. Sloan. 2011. Master
Dentistry; Oral Biology; Volume 3. Elsevier Ltd. China
• Essentials of Oral Hystology and Embryology. 4th ed
• Arthur Hand, Marion Frank. 2014. Fundamental Oral Hystology and
Physiology. Wiley Blackwell
• Antonio Nanci. Ten Cate’s Oral Histology. 8th ed. 2015
 TUGAS KELOMPOK
• SGD 1-4  DENTIN (struktur, sifat kimia, komposisi, tubuli dentin, sensitifitas
dentin, developmental, dentin sekunder, tersier)  PRESENTASI SELASA 12.30
• SGD 5-9  PULPA (komposisi,blood supply, limfe, saraf, nyeri, dental pulp
complex  PRESENTASI RABU 08.10

• PRESENTASI DAPAT BERUPA PPT.POSTER,PREZI, NARASI, VIDEO, DLL

• URUTAN PRESENTASI BERDASARKAN UNDIAN
• MINIMAL SUMBER 2 JURNAL & 2 BUKU TEKS
• SUMBER DITULIS LENGKAP DI BAGIAN AKHIR PRESENTASI
• SEMUA PPT DIMASUKKAN DALAM 1 FLASDISK & DIKUMPULKAN SELASA 12.30
 TUGAS KELOMPOK
• SGD 1&2  jurnal A
• SGD 3&4  jurnal B
• SGD 5&6  jurnal C
• SGD 7-9  jurnal D
• JURNAL DIBERIKAN KAMIS 6 APRIL KE KOMTING

• PRESENTASI RABU 09.50, DAPAT BERUPA PPT.POSTER,PREZI, NARASI, VIDEO, DLL

• URUTAN PRESENTASI BERDASARKAN UNDIAN
• MINIMAL SUMBER 2 JURNAL & 2 BUKU TEKS
• SUMBER DITULIS LENGKAP DI BAGIAN AKHIR PRESENTASI
• SEMUA MATERI PRESENTASI DIMASUKKAN DALAM 1 FLASDISK & DIKUMPULKAN RABU
09.50